Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
5- Ternyata Mamaku

POV: Edisen

Tidak terasa liburan akan berakhir. Besok aku hari pertamaku masuk sekolah kelas 3 SMP. Dulu aku bersekolah di sekolah swasta, sekarang aku pindah ke sekolah negeri yang tidak jauh dari rumah. Siang ini Papa mengantar ci Evelyn atau Fei-fei pulang dari rumah "Akong-Amah" (panggilan Tionghoa kakek-nenek). Selama liburan ci velyn nginap di sana supaya lebih mudah ketemu teman2nya yang ada di kota. Ci Velyn juga pindah ke sekolah, satu sekolah denganku di kelas 2 SMA. Seharusnya Aku sudh kelas 1 SMA dan Ci Velyn sudah kelas 3 SMA tapi kami gagal naik kelas, akibat Papa bangkrut tidak mampu melunasi uang sekolah serta semua administrasi. Dulu kami sekolah di sekolah favorit sehingga uang sekolahnya sangat mahal. Aturan juga sangat ketat.

Seminggu berlalu....



Setiap hari aku berangkat ke sekolah bersama ci Velyn dengan seperda motor metik yang biasa kupakai mengantar mama ke toko. Menurut pengamatanku, hanya aku dan ci Velyn yang dari keturunan Tionghoa. Sudah seminggu masuk sekolah tapi aku sendiri masih agak kesulitan menemukan teman. Semoga berjalannya waktu aku bisa menemukan teman. Tapi berbeda dengan ci Velyn. Sejak hari pertama masuk sekolah, ci Velyn sudah punya beberapa teman. Kulihat banyak cowo2 yang juga berusaha untuk mendekatinya. Ci Velyn ini orangnya memang supel dan mudah bergaul, tapi kadang ada jutek2nya juga kalau ketemu orang baru.

Sejak aku masuk sekolah maka aku tidak bisa lagi membantu menjaga toko. Tapi mama bilang nanti ada orang yang akan bantu di toko. Mama bilang orang itu adalah anak laki2 Pak Imron. Usianya 31 tahun, sudah tamat sekolah tapi belum dapat kerja. Pak Imron minta anaknya dipekerjakan di toko dengan gaji harian. Rencananya pagi2 Mama tidak perlu lagi ke toko karena Papa sudah dibantu oleh anak Pak Imron. Di rumah Mama bisa mengurus pekerjaan rumah tangga dan memasak agar aku dan ci Velyn bisa makan siang kalau pulang sekolah.

Keesokan harinya aku pulang sekolah lebih awal dua jam dari biasanya karena guru kelas tidak masuk. Murid2 diizinkan untuk pulang lebih awal. Dalam perjalanan pulang ke rumah aku melewat toko. Memang kulihat ada seorang laki2 yang sedang membantu Papa mengangkat barang. Sudah pasti itu adalah anak Pak Imron karena dari wajah dan postornya agak mirip dengan Pak Imron ayahnya.

Sesampai aku di rumah, aku melihat ada sebuah sepeda motor sedang terparkir di dalam pagar rumah, tepatnya didepan pintu rumahku. Kukenal motor ini adalah milik Pak Imron, untuk apa dia datang ke rumah?

Kubuka pintu rumah langsung berhadapan dengan ruang tamu. Kenapa suasana rumah begitu sepi ?!

Diatas meja ruang tamu kulihat ada sebatang rokok yang belum padam apinya tersangkut di asbak rokok, sepertinya barusan duduk di ruang tamu. Anehnya, kulihat sekeliling tapi tidak kelihatan Pak Imron maupun Mama.

Tiba2 aku mendengar suara tertawa Mama. Suara itu datangnya dari kamar tidur tamu. Kucoba dekati kamar tamu lalu menempelkan telingaku ke pintunya. Ternyata Mama sedang bersama Pak Imron di dalam kamar itu.

Kucoba mengintip dari luar rumah, ada sebuah jendela ayun yang tertutup tirai tapi menyisakan cela karena tidak rapat. Di atas jendela ada lubang ventilasi sehingga kedengaran jelas suara dari dalam.

Terlihat Mama sedang bercumbu dengan Pak Imron duduk diatas ranjang. Sesekali Pak Imron berhenti lalu godain Mama sambil tangannya meraba kemana2. Perbuatan Pak Imron membuat Mama sampai tertawa2 kuat tanpa sadar kedengaran sampai luar.

Disana Mama sedang mengenakan tanktop warna pink gak pake BH dan hotpant bahan katun warna putih. Memang dari dulu kebiasaan Mama kalau di rumah sering gak pake BH. Bukan pemandangan yang jarang di rumah kelihatan Mama berpakaian terlihat putingnya yang tercetak seperti yang sekarang juga. Celana hotpant yang pendek memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

Mama dan Pak Imron sedang bercumbu sambil ngobrol dan tangan Pak Imron terus menggerayangi tubuh Mama.

"Cuuupppp....ccuuuppp...."

Pak Imron: "Andai Aling ini istri Bapak...pasti Bapak cumbu tiap hari...cuuuuppp...."

Mama: "Hahahaha...Masih siang udah mimpi Bapak ini..."

Pak Imron:"Lohh...bapak ini serius lo Lingg..."

Mama: "Gomballl... ngomong aja pinter...hahahahaha..." tertawa lepas Mama.

Pak Imron: "Oh ya Ling...terimakasih ya udah kasi anak Bapak kerja di toko..."

Mama: " Iya, trus kenapa.....?"

Pak Imron: "Bapak mau kasi hadiah terimakasih ke Aling..."

Mama: "Beneran Pakk... mana hadiahnya..?"

Pak Imron: "Aling udah siap nerima hadiah Bapak...?"

Mana: "Siap donggg...mana coba..."

Pak Imron:" Ok sekarang Aling tidur dulu baru tutup mata pake kedua tangannya..."

Mama pun mengikuti perintah Pak Imron tidur di ranjang lalu menutup mata dengan kedua tangannya. Kedua betis Mama mengarah ke bawah merapat ke tepi ranjang sehingga membentuk posisi L.

Pak Imron pun turun dari ranjang lalu langsung menarik celana hotpant Mama berserta celana dalamnya. Dalam sekejap memek Mama yang berbulu itu kelihatan.

Mama: "Aduhh Pak...apa2an sihh..?! Mama terkejut.

Pak Imron langsung melebarkan kedua paha Mama, lalu kepalanya turun ke bawah selangkangannya. Rupanya Pak Imron ingin menjilat memek Mama.

Mama: "AAAAAAAHHHHHH.HHH......" Mama mendesah kuat. "Geli Pakkk...." Mama merasa geli mungkin memeknya disentuh oleh kumisnya Pak Imron. yang lumayan lebat

Pak Imron: "Hmmmm...sruuuppp... nikmati sayangg..." sambil terus menjilat memek Mama.

Mama: "Udah Pak hentikan... jorok tahu... aaaahhhh.....aaaahhhh.....!!!"

Pak Imron: Tidak sayanggg.. Bapak paling suka memek amoy... sruuuppp....srrruuppp..."

Mama: "Benerkahhh... aaaaahhhh....aahhhhh....aaaahhhh...."

Pak Imron: " Benarrrr.... hmmm...srrruuupp..."

Mama: "Apa gak bau... haaaahhh...hhaaaahhh...."

Pak Imron: "Bau nya enak Linggg...hmmmm....hhmmm..."

Mama: " Masa sihh...apa gak jorokk Pakkk...??""

Pak Imron: "Buaat Alingg gak ada yangg jorok syangg....srruupppppp....hhmmmmm...ssssrrruuppp...!!!"

Mama: AAAAAAHHHHHH...AAAAAHHHHH....ENAKKK PAAAKKK....!!!!! OOOOHHHH PAAAAAKKK...." Kedua tangan Mama menjambak rambut Pak Imron dengan keras.

Pak Imron: "Nikmati sayanggg... srruuppp....srrruuppp..."

Memek Mama dijilat Pak Imron dengan begitu lahapnya.

Pak Imron: "Bapakk suka memek cina Alinggg... hhhmmmm... "

Mama: " TRUSSS PAAKKK.....OOOHHHH....BAAAPAAK HEBAATTT...OOHHHH....!!! AAAAAHHHH.....AAAAAHHHH....AAAAHHH....

Pantat Mama diangkat supaya muka Pak Imron lebih tenggelam ke memek Mama. Satu tangan mama menahan ranjang, satu tangannya menjambak rambut Pak Imron.

Mama: "PAAAAAAKKKK...!!!! AKU MAU KELUARRRR...!!!

Pak Imron: "Keluarin syangg..!!"

Mama: AAAAAAAAAHHHHH.......AAAAAAAAAHHHHHH.... AKU KELUAARRR!!!!!

Mama mencapai orgasme hebat. Muka Pak Imron penuh dengan cairan cinta Mama tapi dia tidak merasa jorok. Pak Imron mengusap wajahnya dengan lengan bajunya lalu bermain2 dengan memek Mama yang basah itu dengan jarinya.

Pak Imron: Gimana hadiah Bapak Ling...??

Mama: "Enakk Pakk.. enakkk..." Mama masih mengatur nafasnya setalah orgasme hebat.

Pak Imron: Aling suka hadiah bapak..?

Mama: "Sukaaaa Pakk.."

Setelah nafas mama sudah cukup normal, mama pun bangun melepaskan tanktopnya sehingga memperlihatkan payudaranya yang mulus.

Setelah itu Pak Imron berdiri menghadap mama yang duduk telanjang dengan paha yang terbuka lebar. Lalu tanpa diperintah, Mama langsung membuka tali pinggang Pak Imron lalu menurunkan celananya. Tangan Mama mencari k*ntol Pak Imron yang bersembunyi di balik celana dalamnya. Dikeluarkan senjata Pak Imron yang besar itu lalu dikocok Mama. Karena merasa celana dalam Pak Imron cukup mengganggu Mama, maka celana dalamnya pun diturunkan Mama. Pak Imron pun melepaskan pakaian kaos oblongnya sendiri. Kini mereka berdua sudah dalam keadaaan bugil.

Pemandangan ini mirip seperti video bokep yang pernah aku tonton. Dimana seorang wanita jepang sedang menjilat k*ntol lelaki negro.

"Besar banget Pakk..." kata Mama sambil menjilat k*ntol Pak Imron dari buah zakar sampai kepalanya.

"Alingg suka..??" tanya Pak Imron sambil menikmati jilatan Mama.

"Suka banget Pakk..hmmm...srruuppp..." Mama menjilat k*ontol Pak Imron seperti makan es lilin.

"Beneran suka ?! kemaren itu lu pernah bilang k*ntol Bapak bau..." ledek Pak Imron.

"sekarang juga bau koq Pak..." jawab Mama.

"Tapi koq mau jilatin k*ntol Bapak yang bau ini...?" tanya Pak Imron.

"Abis Bapak gak merasa jorok ama memek aku... apa salah aku melakukan ini demi bapak..?! jawab Mama.

Keliatan Mama udah gak merasa jijik dengan kontol pribumi Pak Imron. Mama seperti sedang mengisap batang coklat dengan begitu lahap.

"Pak, bole nanya ga Pak..?" tanya Mama

"Enakk saynggg.. lu mau nanya apa Linggg...?" jawab Pak Imron.

"Kenapa ujung penis Pak Imron beda dengan punya ko Afuk..?" tanya Mama

"K*ntol sayang sebutnnya syang..." kata Pak Imron.

"Ehh.. iya k*ntol..." Mama perbaiki sebutannya.

"K*ntol suami lu itu gak disunat Lingg.. makanya ga enak punya dia kalo masuk ke memek lu..." jawab Pak Imron.

"ohh ya..?! Emang punya laki pribumi semua sunat ya Pak...? tanya Mama lagi.

"Iya syang...k*ntol pribumi rata2 disunat biar enak wanitanya kalo kena entot kayak Aling..." jawab Pak Imron.

"..... hhhmmmm.... iyaa Pakkk sruuppp..." jawab Mama sambil menikmati k*ntol pribumi Pak Imron yang sudah berdiri tegak dengan gagahnya. Tangan kanan Mama mengenggam k*ntol Pak Imron sambil mengulum, tangan kirinya mengusap2 memeknya sendiri.

"Paakkk... ayo cepatan masukinn kesini..." kata Mama sambil mengusap2 bibir kemaluannya.

"Kenapa harus cepat2 sayangg..?" tanya Pak Imron.

"Nanti anakku udah mau pulang sekolah loohh..." kata Mama.

"Biarin aja kan anak laki lu kan pernah liat lu kena entot sama Bapak..." jawab Pak Imron

"Gak Pak... Aku ga nyaman juga kalo diliatin sama anakku sendiri..." kata Mama.

Mendengar pernyataan Mama itu membuatku bertanya dalam hati. Apa maksud perkataan Mama itu? Apa yang gak nyaman? Emangnya kenapa kalau aku lihat ?

"Gak nyaman gimana Ling...?" tanya Pak Imron.

"Aku ga bebas jadi diri aku sendiri Pakk..." kata Mama.

"Sekarang anak lagi gak ada, jadi lu mau bebas gimana coba..?" tanya Pak Imron.

Mama berdiri berhadapan dengan Pak Imron dengan tatapan penuh gairah. Lalu Mama memeluk dan mencium bibir Pak Imron sambil jinjit karena tubuhnya yang lebih pendek. Mereka sedang beradu lidah dengan penuh nafsu. Sepertinya Mama semakin bernafsu.

Sambil berciuman mereka bergerak memutar posisi 180 derajat sehingga Pak Imron yang membelakangi ranjang. Tiba2 Mama menghentikan ciumannya lalu mendorong Pak Imron dengan lambat untuk duduk di ranjang.

Lalu Mama menaiki Pak Imron lalu berusaha memasukkan sendiri kontol Pak Imron ke memeknya dengan perlahan2. Pak Imron hanya santai menyaksikan apa yang akan Mama lakukan terhadapnya.

"Aaaaaaaahhhhhhhh......." Mama mendesah ketika kontol Pak Imron yang besar tenggelam dalam memeknya.

Mama lalu mulai bergoyang diatas pangkuan sambil memeluk kepala Pak Imron. Kini mereka saling berpelukan kuat sambil menikmati goyangan yang semakin lama semakin kencang. Tubuh Mama yang putih mulus kini telah menyatu dengan tubuh Pak Imron yang gelap.

"Aaaaaahhhh...aaaaahhhh.....aaaahhhh....aaaahhhhh...." suara desahan Mama dan Pak Imron terdengar sangat serasi. Seakan mereka saling bersahut2an dalam bahasa desahan.

"Ooooohhh...aaaaahhhh....ooooohhhh...aaaaahhhh...." mereka tidak berbicara lagi dengan kata2, keduanya hanya saling desah desahan karena larut dalam lautan kenikmatan.

"Aaaaaaahhhhh...aaahhhh....hhhmmm...srurruppp cuuppp...cuuuppp...." Mama mendesah tetapi Pak Imron menyumbat mulut Mama dengan ciumannya. Mereka saling berciuman panas sambil bergoyang dengan irama yang stabil.

"AAAAAAAHHHHH.....AAAAAAHHHHH......AAAAAHHHHH....." Mama melepaskan cium lalu mendesah kuat, sepertinya Mama sudah keluar. Goyangan Mama pelan2 melambat tapi pelukan nya semakin kuat sambil menjambak rambut Pak Imron.

"Betul2 kayak amoy lonte elu Lingggg...." kata Pak Imron tapi Mama tidak menjawab karena sedang menikmati klimaksnya sambil mengambil nafas.

"Anak lu gak ada elu bebas berubah jadi lonte...hehe..." kata Pak Imron.

"Emang Pak Imron gak suka Aling bgitu..?" tanya Mama.

"Hahahaha...Bapak suka sekali Ling... Bapak memang suka bikin amoy jadi lonte Linggg... hahahaha..." kata Pak Imron.

"Biarinnnn... kan gak ada yang liat cuma Bapak yang tahu Ling jadi lonte.. wekkksss..." ledek Mama.

"Lagi ya Pakkk.. Aku belum mau lagii....." tambah Mama.

"Anjinggg...betul2 amoy lonte... hahahaha...sini Moy gantian Bapak yang puasin lu..." kata Pak Imron.

Pak Imron berdiri sambil mengangkat Mama yang masih memeluknya. Kontolnya masi tertancam di memek mama. Lalu menidurkan Mama ke atas ranjang lalu mulai genjot Mama dari pelan sampai kencang.

"Aaaaaahhh.....aaaahhhh.....aaahhhhh...." Mama kembali mendesah. Payudara Mama bergoncang naik turun akibat di genjot.

"Iyaaaaahhh Paaakk...puasssin akuuu....aaahhhh...aaaaahhhh..." ucap Mama.

"Beresss amoyy lonteee...." kata Pak Imron.

Sepertinya Mama tidak tersinggung dibilang lonte sama Pak Imron. Sebaliknya Mama semakin bernafsu walaupun direndahkan.

"Aaaaahhhh...aaaaahhhh....ooohhhh enaaakkkk....." ucap Mama.

"Apaaaa yang bikinn enakkk Lingggg.." ucap Pak Imron.

"Punyaaa Bapakkk...!!!" ucap Mama

"Bapaak punyaaa apaaaa Lingggg..." ucap Pak Imron

"Kontollll...!!!! jerit Mama.

"PAAAKKK AKU MAU KELUARRRR....!!!" ucap Mama

"Iyaaaa sama2 ya Linggg...aaahh aaaahh aaaahhh..." kata Pak Imron.

"AKUUU KELUAAARRRR...!!! jerit Mama.

"Bapaaakk jugaaa mauuu...." ucap Pak Imron lalu mau melepaskan kontolnya dari memek Mama.

"Jangggaannn Pakkk...dalammm aajjjjaaa... aaahhhhh....aaahhh...." ucap Mama.

"Iyaaaa sayanngggg.... AAAAAHHHHH.....AAAAHHHHH.....AAAAHHHH... ANNNJINGGG...." Pak Imron nembak ke memek Mama. Aaaaaahhhh.....aaaaahhhhh....aaaaahhh...." Mama juga mendesah.

Lalu Pak Imron membaringkan dirinya di samping mama lalu mama tidur di atas dada Pak Imron lalu tangan Pak Imron juga memeluk Mama seakan istrinya.

"Hebat kamu Pakkk.." kata Mama.

"Lu juga hebat Ling... Bapak puas sama pelayanan lu..." kata Pak Imron.

"PELAYANAN...?! Emang aku lonte...?! bales Mama

"Lohh tadi Aling bilang sendiri mau jadi lonte..." bales Pak Imron.

"Iyaaa sih tapi aku kan jadi malu dibilang gitu Pakk..." jawab Mama.

"Gapapa Ling...elu itu cuma lontenya Bapak yang paling cantikk..." goda Pak Imron.

"HAHAHA... bisa aja kamu ini Pakkk..." Mama tertawa lalu kembali tidur dalam pelukan Imron.

"Ehhh... Udahan yuk Pak... anakku udah mau pulang nihh..." kata Mama.

Lalu mereka sibuk mengenakan pakaian mereka sendiri lalu keluar dari ruang itu. Akupun dengan cepat kembali masuk dari pintu depan seakan2 baru sampai ke rumah.

"Lohh..Sen, kamu baru nyampe..? " tanya Mama dengan wajah terkejut melihat ku tapi berusaha merapikan pakaiannya yang kelihatan kusut. Suaranya dibuat tegas seakan tidak terjadi apa2.

"Iya Maa...baru pulang..." jawabku. "Siang Om...tumben om mampir ke rumah." aku menyapa Pak Imron sambil basa basi.

"Iya Nakk... Om lagi pengen entot lu punya mamak..." jawab Pak Imron dengan ketus. Lalu mama mencubit lengan Pak Imron dan Pak Imron pura2 sakit.

"Apa2an sih bilang2 gitu ke anakku..." kata Mama.

"Biarin saja.. dia udah mulai besar udah paham juga suka ngentot.. hahaha..." kata Pak Imron.

Abis bilang gitu Pak Imron pamit minta pulang.

Setelah Pak Imron pulang aku coba bertanya ke mama.

Aku: "Ma..beneran Ma, emang tadi Mama main sama Pak Imron..?

Mama: "Iya sih Sen... biasa deh tadi Mama juga dipaksa..."

Aku: "Masa sihh...?!"

Mama: "Iya Sennn...udahlah kalau kamu ga percaya..mama mau mandi dulu..." Mama menjawab tanpa berani menatapku karena sebenarnya dia berbohong padaku.

Setelah Mama pergi mandi, aku coba masuk ke ruang tempat Mama dan Pak Imron bersetubuh. Ranjangnya sudah cukup rapi tetapi masih kutemukan sisa2 pertempuran. Masih ada noda2 lendir di sprei dan terlihat kusut, aromanya kamar itu juga terasa agak bau keringat.

Kulihat di meja Mama meninggalkan Hp nya lalu kucoba buka. Diam2 aku tahu password pattern Mama karena cukup mudah terbaca. Mataku lihai melihat gerakan jari mama ketika dia buka hpnya. Lalu aku buka WA Mama dan melihat record percakapan Mama dengan Pak Imron.

Isinya benar2 vulgar. Terakhir aku buka WA itu, mama masih belum begitu merespon chat nakal Pak Imron. Tapi kali ini aku lihat kalau mama juga membalas dengan kata2 yang jorok. Dari chat itu juga terlampir foto2 seksi Mama yang kelihatan memek dan payudaranya. Pak Imron juga sering mengirimkan foto kontolnya. Percakapan terakhirnya, ternyata Mama yang pertama kali bilang ke Pak Imron kalau di rumah sedang aman jadi boleh datang.

Mama benar2 munafik, ngomong aja terpaksa padahal Mama tadi benar2 seperti lonte. Sekarang aku tahu kalau Mama sudah jadi lonte Pak Imron. Di depanku Mama menunjukkan wibawanya tapi kalau di ranjang ternyata mamaku seperti wanita jalang.

.......

Gak seberapa lama, tiba2 ada sepeda motor sampe di depan pagar.

Oh tidakkk!!! Aku lupa menjemput ci Velyn pulang dari sekolah.

Rupanya ci Velyn diantar pulang oleh seorang cowok teman sekolahnya dan sepertinya aku kenal. Mereka sempat ngobrol2 sambil bercanda di depan pagar lalu cowok itu pergi.

Apakah cowok itu mau mengejar ci Velyn ?

Sudah sejauh mana hubungan mereka?​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd