Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
7 - Demi Cici-Ku



Setelah kejadian Ci Velyn diperkosa aku tidak berani melapor tanpa persetujuan ci Velyn sendiri. Biarlah ci Velyn yang memutuskan apakah akan melapor atau tidak. Aku takut setelah melapor akan semakin memperumit masalah buat ci Velyn. Bisa2 ci Velin akan dipermalukan kalau berita ini sampai tersebar.

Tapi satu hal yang kedapatan oleh Mama adalah mukaku sedikit bengkak bercak kehitaman akibat ditinju oleh teman Rizki. Maka keesokan harinya mama pergi ke sekolah untuk melapor kejadian aku dipukul oleh teman Rizki.

Respon dari laporan mama ini, dalam beberapa hari sekolah akan mempertemukan mama dengan orangtua Rizki dan teman2nya agar masalah diselesaikan dengan damai. Nantinya yang hadir adalah aku, Rizki dan temannya beserta orangtua masing-masing.

Pertemuan dimulai setelah seluruh kelas berakhir dan murid2 diizinkan pulang. Dalam pertemuan itu, Rizki datang ke sekolah bersama papanya, sedangkan tiga temannya datang bersama mama mereka. Kami ditanya tentang penyebab aku dipukul oleh mereka. Rizki dan teman2nya sudah mengarang cerita yang bohong yang menyudutkanku. Aku tidak bisa menyebutkan alasan sebenarnya demi melindungi privasi ci Velyn. Cerita Rizki dan teman2 memberi kesan bahwa mereka tidak bermaksud memukulku tapi gara2 aku yang memancing amarah mereka.

Mama tetap ngotot menyalahkan mereka kalau memukul itu tindakan yang harus dipersalahkan. Sedangkan mama dari teman2 Rizki membela anak mereka sampai terjadi adu mulut yang memicu pertengkaran. Mama terus disudutkan dan guru2 gak ada satupun yang membela Mama. Guru2 sempat kewalahan mengatasi situasi ini.

Sampai Papa Rizki bicara dengan suara yang tegas: "Tenang semuanya..!!! Biarkan saya bicara dulu..."

Suasana mendadak menjadi hening dan semua orang melihat ke Papa Rizki. Lalu dia melihat mengalihkan pandangannya ke Mama lalu bicara:

"Begini Ci... kita semua juga tidak berharap anak2 kita sampai berantam... masing2 anak kita juga ada salahnya.. anak cici sudah melukai perasaan anak saya... dan anak saya melukai muka anak cici... jadi nanti luka anak cici yang ditimbulkan oleh anak saya akan saya tangani... saya akan bawa dia ke puskesmas... saya harap anak kita bisa saling minta maaf..."

"Rizki!!! kamu kesini..." perintah papanya. Si Rizki dengan ekspresi tidak senang berjalan ke tengah2 ruangan.

"Ci...tolong panggil anak anda ke tengah..." kata Papa Rizki, lalu Mama mendorongku untuk mengikuti apa yang disuruhnya. Di tengah2 ruang itu kami disuruh Papa Rizki untuk berjabatan tangan dan kami ikuti dengan rasa terpaksa, begitu pula dengan teman2 Rizki. Kemudian Papa Rizki memberikan beberapa nasehat kepada kami lalu berakhir sudah pertemuan tersebut.

Rizki dan teman2nya segera meninggalkan ruangan itu sedangkan aku dan mama menyusul keluar dari sana. Dalam perjalanan menuju tempat parkir motor, Papa Rizki menghampiri kami lalu kami jalan bertiga.

"Maafkan anak saya ya Ci..." kata Papa Rizki sambil tersenyum kepada Mama.

"Iya Pak...makasih juga sudah bela anak saya..." kata Mama dengan kepala tertunduk karena sungkan.

"Kalau anak saya bikin ulah boleh beritahu saya..." kata Papa Rizki

"iya Pak... anak saya juga ada salah...maaf kan dia juga ya Pak..." kata Mama

"Baik ci..tanggungjawab sebagai orangtua memang ga mudah ya terutama menjadi seorang mama..." kata Papa Rizki.

"Bener Pak...anak2 sudah dibilangin gak mau nurut.... tapi Bapak hebat ya.. anaknya mau nurut kalau Bapak perintah..." kata Mama

"Gak juga koq...saya memeng orangnya tegas...termasuk mendidik anak... maklum Mama sudah tidak ada jadi saya harus ekstra keras mengajar anak saya...." kata Papa Rizki

"Ohhh sorry Pak...kalo bole tahu mama nya kemana..?" tanya Mama.

"Istri saya sudah tiada 10 tahun karena sakit keras..." kata Papa Rizki.

"Gak cari pengantinya Pak...." kata Mama.

"Belum nemu yang pas...saya maunya punya istri yang seperti cici ini..." kata Papa Rizki sambil menatap Mama.

"Lohh kenapa harus seperti aku Pak..?! tanya Mama sambil senyum tersipu2.

"Saya lihat cici ini benar2 bisa mengurus anak dan bisa merawat tubuh..." kata Papa Rizki

Mama tersenyum " Tahu dari mana Pak.....emang Bapak kerjaanya dukun ya..?" Mama bercanda

"Gak koq ci... Saya usaha bengkel truk besar ci..."

"Dari penampilan cici ini kelihatan cantik walaupun sibuk mengurus rumah tangga..." kata Papa Rizki

"Wanita harus pinter merawat diri meski sudah punya suami..."tegas Mama.

"Trus... saya tertarik sekali dengan wanita keturunan cina seperti cici ini..." kata Papa Rizki

"Emang kenapa dengan saya ini.....?" tanya Mama.

"Nanti lain kali saya beritahu kenapa... saya harus kembali ke bengkel...sampai ketemu lagi" kata Papa Rizki.

Tidak terasa kami sudah sampai di parkiran sepeda motor, lalu Papa Rizki naik ke mobil innova hitam nya kemudian membuka jendela melambaikan tangannya pada kami dan dibalas oleh Mama. Secara penampilan memang Papa Rizki ini sangat berkarisma. Postur tubuhnya yang sangat gagah terkesan sangat maskulin. Mama sampai kesemsem ketika berbicara dengannya. Sepanjang perjalanan aku memulai pembicaraan dengan Mama, tapi respon Mama selalu lelet dan jawab seadanya. Sepertinya Mama sedang melamun.

......

Sesampai di rumah, aku teringat dengan ci Velyn. Entah bagaimana keadaannya. Ternyata aia sedang berada di dalam kamarnya. Kuketuk pintu kamarnya lalu dia membuka sedikit pintunya.

"Ada apa sen..?" Wajahnya masih terlihat sedih tapi sudah jauh lebih baik.

"Gak cie, gue cuma mau tahu gimana kondisi lu.." kataku.

"Gue baik2 aja koq...cuma capek aja pengen bobok..." kata ci Velyn

"Ya udah lu bobo aja..." kataku lalu kembali ke kamarku.

........

Malam ini kami makan malam bersama di ruang makan. Di atas meja makan ada Papa, Mama, aku dan ci Velyn. Sedangkan ci Elena dan ci Erika masih di kota.

Sewaktu kami makan Papa bilang 2 hari lagi dia mau berangkat ke luar kota bersama temannya untuk mencari peluang bisnis bidang oli drum. Papa menjelaskan kalau ada seorang temannya yang mengimport 10 conteiner oli drum ke Indo. Papa diminta untuk mencari pangsa pasar bagaimana menyalurkan ke toko2. Setiap penjualan Papa akan mendapat untung sekian persen. Lumayan juga untuk menunjung ekonomi keluarga, di sampaing usaha toko kelontong. Sementara Papa di keluar kota, toko akan diurus Mama dan dibantu oleh anak Pak Imron. Sesekali aku atau ci Velyn juga harus ikut membantu.

Setelah makan malam kami semua bubar, papa nonton TV di ruang tamu, mama dan ci Velyn masuk ke kamar mereka.



Kira2 pukul 10 malam aku kebelet mau pipis. Akupun keluar dari kamarku menuju kamar mandi. Setelah selesai dari kamar mandi ternyata Ci Velyn sedang duduk sendiri di ruang makan. Sedangkan Papa masih nonton bole di ruang tamu.

"Loh cie...belum tidur ??" tanyaku

"Gak bisa bobo Sen.." jawabnya.

"Lu kenapa cie... mungkin aku gak bisa nolong, tapi klo cie cerita setidaknya sedikit melegakan..." kataku

"Gue udah baik2 koq..." jawabnya.

"Cie...makasih ya udah nolongin aku sampe cie2 jadi korban.." kataku

"Shhhtttt... jangan bilang2 di sini... nanti kedengaran papa... ngomong di kamarku aja...." katanya dengan suara pelan.

Lalu Ci Velin mengajakku ke kamarnya untuk bicara.

"Sebenarnya gue juga mau bilang terimakasih soalnya lu duluan nolongin gue..." katanya. "Jadi tadi gimana pertemuannya...?" tanyanya.

"Gue gak bisa jujur cie...kalo jujur semua akan ketahuan... jadinya gue dipersalahkan..." kataku.

"Sorry ya Sen...semua gara2 aku..." katanya sambil tertunduk.

"Gapapa cie... lu emang cie2 ku yang baik..." kataku.

"Apanya yang baik ??!! sekarang cie2 lu ini udah gak perawan lagi..." katanya.

"Lu bisa gak perawan kan gara2 nolongin adik lu ini... makanya gue bilang lu ini cie2 yang baik banget..." jelasku.

"Sen... lu ini adikku satu2nya.. sebagai cici sudah wajib menjaga adik loo..." katanya.

"Kalo gitu sebagai balasnya gue duduk sini jagain lu ampe tidur deh baru gue balik ke kamar gue..." kataku

"Ya udah gue coba bobok ya..." katanya lalu ci Velyn berbaring dan menutup matanya. Aku matikan lampu kamarnya lalu aku duduk main hp di lantai samping ranjangnya.



Beberapa saat kemudian,

"Bobok samping gue dong... gak baek buat mata gelap2 lihat hp..." kata ci Velyn

Akupun berbaring disamping ranjangnya. Rasanya cukup sempit karena ranjang ci Velyn itu single bed.

Dalam suasana kamar yang gelap itu membuatku merasa ngantuk sampe terlelap.

............

Lagi enak2 tidur rasanya ada tangan masuk dalam celanaku lalu kontolku digenggam sambil dikocok.

Ternyata ini tangan ci Velin. Duh, lembut sekali tangannya sedang mengelus kontolku sampai mengeras. Aku hanya bisa pasrah merasakan sensasi nikmat yang diberikan ci Velin dengan jemarinya.

Kuberanikan diri untuk mulai meraba ciciku ini. Tanganku pelan2 mulai menyelinap ke dalam bajunya lalu berhenti di payudaranya.

Kuraba-raba payudara ci Velin yang lembut ternyata tidak ada perlawanan darinya. Akupun mulai berani meremas payudaranya yang kenyal.

Kusentuh putingnya dengan jariku lalu kumain2kan membuat ci Velin merasa geli sampai dia melenguh dengan suara yang pelan dan menaikkan punggungnya.

Dalam suasana gelap tanpa bicara, kami seakan saling mengerti kalau kami sudah sama2 terangsang.

Kunaikkan baju ci Velin lalu kuisap sambil kujilat puting susunya yang mungil. Ci Velin merangkul kuat kepalaku dengan kedua tangannya. Terasa gerakan kepalanya yang berputar sebentar ke kiri sebentar ke kanan.

Kuberanikan diri untuk mencari dalam kegelapan celananya lalu kuturunkan sekaligus celana dalamnya.

Pelan2 ku meraba2 sampai tanganku merasakan bulu2 lembut memeknya, terus kutelusuri kebawah sampai jariku menemukan liang memeknya yang ternyata sudah becek.

Setelah jari tengahku kutusukkan sedikit ke dalam liang memeknya, kedua pahanya terangkat lalu mengapit tanganku. Kedua tangannya menyentuh tangan kananku yang sedang tersangkut diantara pahanya.

Kontolku sudah keras dan ingin disalurkan. Tangan kiriku kugunakan untuk menurunkan celana ku sendiri sampai kontolku bebas. Ternyata ci Velin juga sadar kalau kontolku sudah bebas. Tangannya langsung menyambut kontolku dengan mengosok2kan jemarinya.

Aku mulai memposisikan diri diatas ci Velin lalu kedua pahanya terbuka lebar menyambutku. Kedua tangannya masih asik bermain dengan kontolku.

"Cie...boleh ku masukin ?" tanyaku dengan suara yang pelan.

Ci Velin memberikan jawabnya dengan menganggukkan kepalanya artinya dia perbolehkan.

Kucoba mengarahkan kontolku ke memek ci Velin. Karena suasana gelap, aku agak kesulitan memasang kontolku ke memeknya.

Lalu tangan ci Velin membantuku dengan menarik kontolku ke arah memeknya. Pelan2 kontolku masuk kedalam memek ci Velin yang sudah basah itu.

"Aaaahhhh...." ini kah rasanya ngentot ?! Inikah yang dirasakan Pak Imron pada saat ngentot dengan Mama ?!

Kumulai goyangkan pinggulku untuk merasakan gesekan kontolku di liang memek ci Velin.

"Shittt... rasanya benar2 enak"

Aku tidak bisa melihat apa2 dalam kamar ci Velin, tapi kontolku terasa nikmat sekali.

Ci Velin menutup mulutnya dengan kedua tangannya, mungkin takut desahannya terdengar keluar.

"Hhhhmmm..hhhmmm...hhhmmmm...haaaaahh..."

Suara nafas kami saling kejar-kejaran di dalam kegelapan. Suara per dari ranjang ikut berbunyi membuat malam ini terasa nikmat.

...........

Lama kelamaan rasanya aku mau nembak, tapi aku teringat kalau nembak ke dalam bisa bikin cewek hamil. Cepat2 aku tarik keluar kontolku lalu ku keluarkan begitu saja.

Ohhhh...enak sekali, selama ini aku hanya bisa coli. Tapi malam ini aku bisa tuntaskan nafsuku bersama ciciku.

Kami tidak berbicara sepatah katapun kecuali tadi minta izin sebelum aku melakukan penetrasi pada Ci Velin.

Ci Velin lalu berbalik badan dariku lalu memeluk gulingnya dalam keadaan tanpa celana.

Akupun segera memakai celana ku kembali lalu meninggalkan kamar Ci Velin agar tidak ketahuan.

Setelah sampai di kamarku ternyata jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi. Untung masih sempat, biasanya mama bangun pukul 5 pagi untuk masak sarapan dan makan siang untuk dibawa papa ke toko.

Tidakku sangka, cewek pertama yang kusetubuhi adalah ciciku sendiri. Sejujurnya aku juga merasa menyesal atas perbuatanku ini. Semoga saja tidak terulang kembali.

Apakah perbuatanku ini salah ?

Apakah ci Velin akan mempersalahkan aku ?​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd