Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
4 - Selesai atau Berlanjut ?



Di dalam kamar,

Papa: "Udah selesai urusan lu sama itu preman ?! Pokoknya besok aku gak mau liat itu preman masuk2 ke toko. Kalau sempat dia injak kaki ke toko langsung aku usir..!!!"

Mama: "Ya gak tahu laa.. kaki kan kaki dia, mana bisa aku atur2.."

Papa: "Liat aja besok...awas kalau datang lagi...mentang2 kita penghuni baru mau minta2 aja..."

......

Besok nya di toko, semua dalam keadaan aman2 saja. Dari pagi sampai sore menjelang malam hanya ada beberapa pembeli. Pak Imron pun tidak lagi mampir ke toko.

Beberapa hari kemudian,

Siangnya Pak Imron mampir ke toko bersama 5 orang anak buahnya. Aku terkejut ngapain dia bawa orang rame2 ke toko, apakah dia mau menjarah toko kami.

Papa langsung berdiri mau berhadapan dengan Pak Imron yang berjalan di depan.

"Ada apa nih bawa2 orang ke sini?!" kata Papa.

"Tenang dulu ko.. jangan salah paham.." kata Pak Imron. "Ini saya kesini bawa kawan2 mau beli rokok... masa gak bole belanja di sini ko..?! kata Pak Imron.

"Tapi jangan harap saya mau bayar2 yang kemaren2 itu yaa...!!!" tegas Papa.

"Ohh soal itu ko?! Sudah beres itu!!! Semalam saya sudah bicara baik2 sama cici.. iya cik ?! kata Pak Imron sambil melihat ke mama.

Mama hanya tersenyum habis itu kembali sibuk dengan hpnya.

"Asal setiap bulan ko Afuk bayar seiklasnya saja sudah... berapapun saya terima, dapat sedikit asal bisa makan bisa beli rokok...hahaha..."begitu kata Pak Imron tapi tidak terlalu di respon Papa. Mungkin papa masih sulit percaya dengan perkataan Pak Imron.

Lalu Pak Imron beli rokok sebungkus lalu bagi2 ke yang lain.

"Oiiii.. nanti kalian kalau ada perlu belanja ke sini aja ya..bantu koko dan cici ini biar rame tokonya..." kata Pak Imron ke kawan2nya. Lalu kawan2nya pada jawab:" Beres bos..."

"Satu lagi... tolong kalian jangan ganggu ini toko... bilang sama kawan2 yang lain...paham?! tegas Pak Imron lalu semua pada ngangguk2.

"Ko Afuk, semua sudah beres pokoknya... kalau ada apa2 boleh cari saya.. biasa saya suka duduk di kedai tuak depan bengkel truk pengangkutan itu. Sana banyak kawan2 yang bisa bantu bongkar muat barang..." jelas Pak Imron.

Dari tadi Pak Imron terus melirik ke mama tapi mama pura2 sibuk dengan hp nya. "Saya pamit dulu.. permisi..." kata Pak Imron lalu berjalan meninggalkan toko, tapi beberapa kali masi menoleh ke arah mama.

Setelah Pak Imron meninggalkan toko, dengan muka heran Papa bilang: "Aneh, kenapa bisa tiba2 jadi baik begitu.. emang kemaren lu bilang apa ke tuh preman...?"

"Semua bisa dibicarakan baik2 Fuk.. lu sendiri yang ngurus apa2 suka pake emosi.." jawab Mama.

"Aku punya caraku sendiri buat ngurus masalahku... lu gak perlu ngajari aku..." kata Papa dengan kesal. dan mama tidak membalas lagi.

Sekitar pukul 3 sore, Papa mau pergi bertemu teman2nya. Papa bilang temannya ada peluang bisnis yang mau dibagi ke Papa. Jadi di toko tinggal aku dan mama sampai sore.

..............

Pada saat kami menutup toko sampai menyisakan pintu ruko terakhir. Tiba2 Pak Imron sendiri kembali lagi lalu masuk ke dalam toko dan menutup pintu itu. Aku dan Mama yang tadinya mau pulang melalui pintu terakhir itu menjadi tidak bisa keluar.

"Ada apa yang Pakkk..!?" tanya Mama.

"Halooo Aling sayangg...!!! Bapak udah rindu sama lu..." jawab Pak Imron.

"Maksud Bapak apaaa?!" Mama nanya lagi.

"Malam ini ayok kita bersenang2 lagi sama Bapak....hehehehe..." jawab Pak Imron dengan suara yang mesum.

Lalu Pak Imron berkata padaku: "Oi Nakk.. elu kalau mau pulang duluan aja... Sekarang Bapak mau bersenang2 sama mamak lu nih...."

Aku terbawa emosi lalu mendorong Pak Imron tapi tidak jatuh. Pak Imron membalas aku dengan menarik bajuku lalu mendorongku hingga aku terpental ke lantai.

"STOP PAKK..JANGAN SAKITI ANAKKU......"jerit Mama.

Lalu Pak Imron menarik lengan mama ke dalam pelukannya. Mama berusaha keluar dari pelukannya tapi tak berdaya.

Kembali aku berdiri mau melawan Pak Imron. Tiba2 salah satu tangan Pak Imron mengeluarkan sebuah pisau lipat lalu diarahkan kepadaku. Akupun berhenti melangkah karena takut.

"Nak...Bapak tidak mau ada yang terluka...kalau lu gak mau pulang lu diam2 di sana liat mama lu Bapak entot..." tegas Pak Imron.

Aku gak bisa bertindak apa2, jika aku gegabah bukan hanya aku yang terluka, tapi Mama juga bisa terluka.

Mama masih dalam rangkulan Pak Imron dan terus berusaha untuk melepaskan diri namun tak berdaya. Pak Imron melipat kembali menyimpan pisaunya ke saku celananya, lalu membopong mama seperti mengangkat karung beras dengan paksa dibawa masuk ke dalam kamar. Aku tidak bisa pasrah di sini, aku pun mengikuti mereka dari belakang sampai berdiri di pintu kamar. Kelihatan Pak Imron sudah sangat bernafsu.

Pak Imron melemparkan mama ke atas ranjang lalu menerkam mama seperti singa kelaparan.Posisi Mama berada di antara kedua paha Pak Imron. Mama berusaha mau bangun lalu mendorong Pak Imron, tapi tubuh Pak Imron terlalu besar buat Mama.

Melihat Mama yang tidak ingin diperkosa, aku pun berusaha untuk kembali melangkah ke arah Pak Imron untuk membebaskan Mama. Kembali Pisaunya diarahkan padaku dan langkahku terhenti. Melihat itu Mama juga takut aku terluka.

"Senn.. sudah Sen.. kamu disitu saja...tunggu Mama..." kata Mama. Akupun mundur dan hanya duduk di lantai menyandarkan diri ke dinding sambil melihat aksi Mama ku dengan preman ini. Berharap semoga mama tidak disakti.

Melihat keadaan mama dan aku sudah mulai tenang dan masih dalam posisi yang sama. Pak Imron meletakkan pisaunya di meja tepat di samping ranjang. Mama pun hanya pasrah dan tidak berusaha untuk bangun.

"Linggg... tadi siang lu kok sombong kali Bapak liat.. Bapak panggil tapi gak ditanggapi..." kata Pak Imron.

"Ada suamiku Pakkk..." jawab Mama.

"Persetan sama suami luu...taik sama dia....Awak paling benci sama orang kayak suami lu itu.... orang baru di sini tapi sombong nya bukan main...." kata Pak Imron.

Mama hanya diam, lalu lanjut Pak Imron:" Untung istrinya baik dan cantik... malam ini Bapak bakal puasin lu Ling..." Tangan Pak Imron nyelip ke dalam celana shortpant mama yang berwarna Gray.

"Aaaaahhhh..." Mama mendesah menahan geli. Sepertinya tangan Pak Imron langsung menembus celana dalam mama, sampai jarinya masuk ke lubang memek mama.

"Bapak paling doyan sama amoy2 kayak lu ini...enak dientot..hehehehe..." kata Pak Imron sambil menatap wajah mama yang sedang menahan geli akibat permainan tangannya di memek mama.

Mama memaling2kan wajahnya sambil menutup mata menahan rangsangan yang diberikan Pak Imron.

"Aaaaahhhh....aaaahhhh...hhhmmmm..." Mama mendesah.

........

Beberapa saat kemudian, tangan Pak Imron keluar dari celana mama. Jari2nya penuh dengan cairan cinta mama.

Pak Imron yakin kalau Mama sudah terangsang. Diapun turun dari ranjang berdiri tepat disamping mama lalu melepaskan pakaian dan celana nya menyisahkan celana dalam putihnya yang kumuh dan longgar.

Mama hanya menunggu dengan pasrah lalu Pak Imron menarik tangan Mama hingga Mama duduk di ranjang berhadapan dengan tubuh Pak Imron.

Pak Imron menarik ke atas kaos T-Shirt mama yang berwarna kuning muda sampai melewat kepala lalu. Lalu celana Mama diturunkan dari pantatnya lalu ditarik ke belakang hingga terlapas. Tidak ada perlawanan dari mama. Baju dan celana Mama dibuang Pak Imron ke lantai. Kini mama hanya mengenakan BH dan CD seperti berbikini.

Mama keliatan begitu putih bening bengan BH dan CD hitamnya dihadapan lelaki yang berkulit gelap yang siap mencicipi tubuhnya.

"Linggg...!!! Buka kutang lu...!!!" perintah Pak Imron. Kedua tangan mama pun melapaskan pengait bra lalu melepaskan sendiri. Tapi mama menutup teteknya dengan kedua lengannya karena merasa malu.

"Tetek yang cantikk jangan ditutup..hehehe..." kata Pak Imron dengan mesumnya.

Memang mama mempunyai payudara yang bagus. Dari dulu mama tidak menyusui kami dengan ASI, jadi tetap kelihatan kencang.

Pak Imron membelai2 kepala mama dengan lembut lalu memberi perintah: "Turunkan kolor Bapak Ling...!!" Mama dengan mudah menurunkan celana dalam Pak Imron yang memang sudah longgar.

Keluarlah batang Pak Imron yang hitam perkasa di depan wajah Mama. Terlihat ekspresi Mama sedikit terkejut lalu menoleh ke arah lain.

Kini Mama dan Pak Imron telah talanjang bulat. Mama duduk di ranjang berhadapan dengan Pak Imron yang berdiri di tepi ranjang.

Kedua tangan Pak Imron mengarahkan kepala mama ke k*ntolnya yang masih setengah berdiri lalu memberi perintah: "Isap k*ntol Bapak Linggg...!!!"

Tapi kepala Mama berusaha untuk menoleh ke arah lain petanda Mama menolak. "Ayokk sayangg...!!!" kata Pak Imron, tapi Mama masih menolak.

"Kenapa sayangg..?" tanya Pak Imron.

"Gak mau Pakk.." jawab Mama

"Kenapa gak mau sayang...?" Pak Imron kembali bertanya tapi Mama tidak bisa menjawab.

"Lu belum pernah nyoba k*ntol lain selain punya suami lu bukan.." kata Pak Imron dan Mama merespon dengan anggukan.

"Sini lu cobain punya Bapak.. punya suami lu yang cina itu payahh... sini cobain k*ntol pribumi Bapak..." kata Pak Imron. Tapi jawab Mama: "Gak mau Pakk.."

"Kenapa gak mau sayang...? Bapak paling gak suka kalau ada wanita yang menolak k*ntol Bapak...ayo bilang kenapa ga mau....!!!" kata Pak Imron.

"Bau Pakk..." jawab Mama.

"HAHAHAHAHAHAHA...." Pak Imron ketawa dengan keras.

"Ini aroma khas lelaki pribumi Lingg...lama2 lu akan terbiasa.. k*ntol Bapak bakal bikin lu keenakan kayak kemaren2 itu...." kata Pak Imron.

Pak Imron mulai mengarahkan kepala Mama ke k*ntolnya lagi. Mama masih ragu2 tapi Pak Imron agak memaksakan dengan menahan kepala mama yang ingin menoleh sambil mengarahkan k*ntolnya ke mulut Mama.

"Buka mulutmu sayang..." perintah Pak Imron tapi Mama masih ragu2 membuka mulutnya.

"BAPAK BILANG BUKA MULUTMU....!!!" Pak Imron perntah dengan suara yang lebih tegas.

Mama pun akhirnya membuka mulutnya lalu k*ntol Pak Imron masuk ke mulut Mama.

"Hmmmmm.... hhhhmmmm... hhhmmmm...." terdengar suara hidung Mama yang sedang mengulum k*ntol Pak Imron.

"Baguss...baggusss.. lagiii Linggg..." puji Pak Imron.

"Amoyy memang betul2 pintar isep k*ntoll..." kata Pak Imron.

K*ntol Pak Imron semakin memanjang sampai mulut Mama gak muat. Kedua tangan Pak Imron terus mendorong kepala Mama untuk mengisap k*ntolnya.

Beberapa saat kemudian tangan Pak Imron lepas dari kepala Mama lalu bergerak ke belakang mengelus punggung mama yang halus. Tapi kepala Mama terus bergerak mengisap k*ntol Pak Imron. Sepertinya Mama sudah mahir mengisap k*ntol.

"Enakkk sekali Linggg... lu emang pintar...." puji Pak Imron.

"Beruntung sekali Ko Afuk punya binik kayak elu Lingg..." lanjutnya.

.........

"Cukupp Ling.....!!! Sini Bapak mau entot memek lu..." perintah Pak Imron

Pak Imron menidurkan Mama lalu melebarkan selangkangan Mama selebar-lebarnya. Kedua tangan mama menutupi memeknya mungkin malu terlihat olehku.

"Awas tangan lu Lingg.." kata Pak Imron. Lalu kedua tangan dicengkram satu tangan Pak Imron lalu mengarahkan k*ntolnya ke dalam memek Mama.

"Pelan2 Pakkk..." kata Mama.

"Bapak udah ga tahan Ling.***k bisa pelan.." kata Pak Imron.

"Punya Bapak besarr......"kata Mama.

"Lama2 juga enak lu..." kata Pak Imron yang lagi masukin k*ntolnya di memek Mama.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh....sakittt Pakk..." jerit Mama saat k*ntol Pak Imron tenggelam ke memeknya.

Pak Imron melakukan penetrasi ke Mama dengan kencang.

"Aahhhh... aaahhh... aaahhhh... aaahhhh.. pelan2 paakkkk... aaahhhh...aaahhh...."

Sepertinya kecepatan Pak Imron gak berkurang justru makin kencang.

"AAAAHHHHHHHH.....AAAAHHHHH....AAAAAHHHHH.....AAAAHHHH..."

"OOOOOHHHHH......AAAAHHHHH.....AAAHHHH...AAHHHH...AAAAHHH..."

"PAAAAKKK...." panggil Mama.

"Appaaa sayannggg...??!?!" tanya Pak Imron.

"Apaaa sayannggg...??!?!" Pak Imron. tanya lagi. Sepertinya Mama mau bilang sesuatu tapi gak bisa terucapkan. Tiba2 Pak Imron melambatkan genjotannya, tapi pantat mama bergerak sendiri diangkat2 seakan tidak mau melambat.

"Kenapa sayanggg..?!" Pak Imron nanya lagi lalu menghentikan gerakan sambil mengatur nafas.

"Kenapa berhanti Pak..?! Mama juga berhenti lalu bertanya mama

"Tadi Aling kenapa panggil Bapak? Bapak nanya berkali2 tapi Aling ga jawab.." kata Pak Imron.

Mama menoleh ke arah lain lalu menjawab: "Gak pa pa Pak..."

"Beneran gak apa..?! kalo gak pa pa Bapak berhenti ya..."kata Pak Imron.

"Janngaann Pakk... " kata Mama sambil merangkul pinggul Pak Imron tidak mau k*ntolnya terlepas dari memeknya.

"Jawab yang jujur.." kata Pak Imron.

"Enak Pak..." jawab Mama tanpa berani menatap mata Pak Imron.

"Apa nya enak?! kata Pak Imron.

"Punya Bapak enak.." kata Mama

"Bapak punya apa enak..? tanyanya lagi.

"Bapak punya penis enak..." kata Mama.

"Punya Bapak ini nama nya bukan penis Ling..tapi K*ntoll..." kata Pak Imron.

"Iyaa Pak.. Kontol Pak Imron enakkk..." tagas Mama.

"Enakkan mana sama punya ko Afuk..Jujur?! tanya Pak Imron.

"Kontol Pak Imron lebih enak dari punya ko Afukk Pakk..."tegas Mama.

"Jadi memek Aling mau Bapak entot lagi pake k*ntol bapak...?! goda Pak Imron

"Mau Pakkk...mauu..." kata Mama lalu mengangkat sendiri pantatnya.

Pak Imron mulai mengenjot mama dengan kecepatan tinggi. Goyangan mama dan Pak Imron semakin seirama.

"Aaaaahhh... aaaaahhh...aaahh...." Desahann Mama

"AAAHHHH....AAAAHHH....AAAAHHH..." Desahan mama semakin kuat.

"PAAAAAKKK..." ucap Mama

"Appaa Syanggg...?!" tanya Pak Imron.

"ENNAAKKK PAAAKKK ENAAAKKK....." kata Mama.

PAAAAKKK...AKUU KELUARRR....!!!

"Baaappaakk jugaaa udah mauuu..."

"LUARRR YA PAAAKKK..."

"Baaapakk mau dalaammm..."

"JANNGAAAN PAAAKKK..."

"Dalaaamm mulutt mu ajjjaaa..."

Pak Imron mengeluarkan k*ntolnya lalu berdiri di samping ranjang menembakkan spermanya ke wajah mama. "ANNNJINNGG....ENNAAAKKK KALII...!!!!" jerit Pak Imron dalam ejakulasi.

"Makasih Lingg...Bapak puas malam ini..." kata Pak Imron tapi Mama hanya diam dan melamun dengan tatapan kosong.

Pak Imron memakai pakaian nya sendiri lalu pamit pergi meninggalkan kami.

Sejenak aku hanya diam menahan nafsuku yang belum bisa tersalurkan melihat aksi Mama dan Pak Imron. Sampai mama yang sudah tersadar dari lamunannya lalu membersihkan wajahnya dari sprema.

"Yuk pulangg... maafin Mama sudah bikin kamu nunggu lama Sen..." kata Mama.

Akupun mengantar mama pulang. Sesampai di rumah sudah pukul 9 bilang malam tapi kami masih belum makan. Aku dan Mama sempat mampir di warung untuk beli nasi goreng lalu makan bersama di rumah. Papa masi belum pulang ke rumah. Mama berterus terang kepadaku kalau Papa jarang bisa memuaskan mama secara seksual. Akupun mengerti kenapa Mama bisa sampai rela dientot oleh Pak Imron.

Setelah selesai makan malam, Mama cuci piring dan meninggalkan Hpnya di meja makan. Kulihat ada pesan WA yang masuk dan itu dari Pak Imron. Kugeser ke atas pesan Pak Imron berisi rayuan2 vulgar ke mama tapi mama tidak terlalu banyak membalas. Tidak sedikut juga video2 bokep yang dikirim Pak Imron tapi tidak dihapus oleh Mama.



Mungkinkah hubungan Pak Imron dengan Mama bisa berlanjut lebih jauh?

Kalau mama memang tidak berniat lebih jauh dengan Pak Imron kenapa mama tidak memblokir saja no Pak Imron ?​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd