Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
3 - Tak Habis Pikir

MEKWJBO_t.jpg

Mama: Linda

POV Edisen

Dengan kepada tertunduk pelan-pelan aku berjalan mendekati kamar dimana Mama sedang dientot Pak Imron.

Jantungku deg2degan mendekati suara desahan Mama. Dari suara yang terdengar diluar sebenarnya sudah bikin aku terangsang. Suara mama seperti artis2 bokep jepang yang kutonton lewat hp.

"Aahhh...aahhh...aahhh..." Desahan mama semakin lama semakin kencang. Semakin kudekati suara desahan Mama semakin terdengar jelas di telingaku.

Dengan tertunduk perlahan2 langkahku masuki pintu kamar.

"Shiittt..." Aku gak percaya dengan apa yang kulihat.

Pakaian kemeja dan celana hotpants mama sudah berserakan di lantai begitu pula dengan punya Pak Imron. Bra dan celana dalam mama yang berwarna merah tepat di lantai dekat ranjang.

Kulihat Mama sedang digenjot Pak Imron dengan kencang. Mereka berdua sama2 sudah terlanjang bulat.

"Aaaaahhhh.....aaaahhhh...ooohhh...aaaahhhh.." desahan mama semakin kencang diikuti irama suara pegas dari ranjang springbed. Mata mama tertutup dan mengangkat dagunya sambil mengigit bibirnya .

Melihat pemandangan ini secara langsung semakin membuat aku sange. Aku tidak melihat mama menolak perbuatan Pak Imron, justru mama menikmati genjotannya. Wajah mama terlihat sedang merasakan kenikmatan yang diberikan Pak Imron.

Sebenarnya aku masih tak percaya dengan apa yang kulihat. Dari dulu mama jarang mau berbaur dengan orang pribumi apalagi lelaki. Mama sangat membatasi pergaulannya hanya dengan sesama etnis. Tapi malam ini kulihat justru mama sedang berbaur kelamin dengan lelaki pribumi yang adalah seorang preman kampung. Mama yang kulitnya putih mulus layaknya wanita Tionghoa sedang digenjot oleh seorang lelaki berkulit gelap dengan beberapa gambar tato seperti tengkorak di tubuhnya.

"Sini Nak.. liat mamak lu Bapak bikin keenakan... hahaha..." kata Pak Imron.

mendengar itu Mama baru sadar kalau aku ada dalam kamar sedang melihat perbuatan mereka.

"Paaakkk berhenti pakkk....berhenti sebentarr..." pinta Mama.

Pak Imron pun menghentikan goyangannya sambil mengambil nafas.

"Sudahh Pakkk cukup sampai sinii.." kata Mama.

"Gak bisa Lingg...Bapak sudah nanggung..." kata Pak Imron lalu kembali mengoyangkan pinggulnya kembali melakukan penetrasi.

"Udahh Pakkk...anakku ada disini.." ucap Mama tapi tidak ditanggapi Pak Imron yang terus mengesek k*ntolnya di memek Mama.

"aaaaahhh....aaaahhh....aaahhh...." Mama mulai mendesah lagi dalam posisi dibawah Pak Imron sambil melihat ke arahku

"Sennn aaahhh... maafin Mama aaahhh, kamu jangan di sini yahhhh.." kata Mama kepada ku sambil mendesah dan aku hanya bisa tertunduk.

"Tunggu Mama diluar.....aaahhh...aaahhh... biar Mama selesaikan dengan Pak Imron dulu ya Sennn... aaahh...aaahh..." kata Mama.

Langkahku berat untuk meninggalkan ruangan itu. Aku sudah sange melihat pemandangan itu. Mama semakin merasakan kenikmatan sampai tidak peduli lagi dengan keberadaanku.

"Ayooo Pakkk... cepetaann...aaahh ... aaahhh..." pinta Mama.

Pak Imron pun semakin cepat mengenjot mama sampai mama menjerit tapi bukan kesakitan, melainkan keenakan.

"AAAAHHHH..... AAAHHHH.... AAAHHHH... AAAHHH.... "

"PAAAKKK AKUUU MAUUU KELUAARR LAAGIII...." kata Mama. Mendengar Mama bilang begitu berarti dari tadi Mama sudah sempat klimaks beberapa kali.

"Baaapak juga sudah mau Lingg..." kata Pak Imron

"PAAAKK JANGANN DI DALAAMM..." kata Mama

"Baaapakk mau di daalaamm..." kata Pak Imron

"TOLONGGG PAKK JANNGGANN..." pinta Mama.

"Tapii jannjii samaa Bapaaak duluu..." kata Pak Imron.

"Apaa Pakkk aahhh..aaahh.. cepetaaan...." tanya Mama

"Lain kalii Bapakk masih boleh entot Alingg lagi yaaa..." kata Pak Imron

"JANJIII...?!" Pak Imron tegaskan lagi.

"IYAAA PAAAKKK... AALLINNGG JANJII... AAHHH.. AAHHH..." kata Mama.

"PAAAKKK AKUUU KELUAARRR....AAAAAAAAAHHHHHHHH.....HHAAAAHHHH...." Mama mencapai klimaks sampai menjerit menahan nikmat.

Tidak lama sesudah itu Pak Imron menarik k*ntolnya lalu menyemburkan spermanya ke payudara Mama.

Aku terkejut melihat k*ntol Pak Imron yang begitu besar. Punyaku tidak ada apa2nya dibanding punya dia. Pantesan tadi diawal Mama menjerit kesakitan ternyata kontol besar itu menembus memek mama yang rasanya kecil.

Ini pertama kali aku melihat memek Mamaku sendiri yang sedang basah. Bulu2 jembut mama belepotan dipenuhi dengan cairan wanita yang mama keluarkan.

"AAAAHHHH ANNJIINGG... ENAAAKKK BEEETUULL...." Pak Imron melepaskan hasratnya.

Tetak Mama belepotan dengan sperma Pak Imron. Setelah Pak Imron menyemburkan spermanya lalu duduk menyadarkan diri ke dinding yang menempel dengan ranjang. Sedangkan Mama masih berusaha mengatur nafasnya setelah mencapai klimaks.
Dengan nafas tersengal-sengal Mama melirik padaku tanpa bisa berkata apa2.

Selama aksi Mama dan Pak Imron berlangsung ternyata dibelakang ku ada Om Zul yang sedang mengosokkan k*ntolnya sendiri.

"Bang Imron...aku mau nembak Bang.." kata Om Zul sambil menegang k*ntolnya di balik celana.

"Mau nembak dimana kau..?" tanya Pak Imron.

"Di cici ini boleh ga bang...?! tanya Om Zul

"Sini kau keluarin, jangan bilang awak gak bagi2 enak pulak, tapi jangan lu sentuh... amoy ini milikku.. paham?!" kata Pak Imron.

Lalu om Zul mendekati mama terus mengocok k*ntolnya. Tapi mama berbalik tidak mau berhadapan dengan om Zul. Tidak seberapa lama, om Zul menyemburkan spermanya di punggung mama.

Aku juga pengen keluarin punyaku tapi aku tidak berani bilang, terpaksa kutahan sendiri.

......

Setelah Mama membersihkan diri maka kami semua berangkat bersama meninggalkan toko. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Malam2 aku membonceng mama dengan sepeda motor. Selama perjalanan mama hanya diam dan rasanya kaku. Akupun tidak berani memulai pembicaraan.

Setelah mendekati rumah, mama memintaku untuk berhenti sebentar karena dia mau bicara.

"Sen..maafin mama ya.." kata Mama.

"Tolong rahasiakan ini dari semua orang rumah terutama papamu... Mama juga tidak mau ini terjadi, mama terpaksa melakukan ini Sen...." tambah Mama.

"Bohongg... Mama bohongg..." kataku.

"Bohong gimana Senn...?" tanya Mama

"Mama tidak terpaksa...mama menikmati perbuatan Pak Imron...!!!" tegasku.

"Padahal Pak Imron itu kan lelaki pribumi, bukannya Mama bilang Mama jarang mau bergaul dengan lelaki pribumi, tapi kenapa mama rela diperkosa sampe justru menikmati..? tanyaku lagi.

Mama terdiam sambil menutup mata lalu bilang: "Iya betul Senn.. Awalnya mama terpaksa, tapi jujur lama2 Mama memang menikmati semua itu..."

"Maa.. Aku bole nanya ga?" kataku.

"Bole Sen, mo nanya apa..? lanjut Mama.

"Lebih nikmat mana? Sama Papa atau Pak Imron..jujur Maa...?" tanyaku.
"Iyaaa Mama jujur sama kamu... sama Pak Imron lebih nikmat Sen..." jawab Mama.

"Kenapa gitu Ma...? tanya ku.

"Pak Imron lebih kuat Sen.... Mama ga menyangka kalau lelaki pribumi seperti Pak Imron itu begitu perkasa..." kata Mama.

"Sudahlah.. mama sudah jujur sama kamu, tolong jaga rahasia mama ya... kamu sudah dewasa, mama harap kamu sudah bisa mengerti tentang persoalan kebutuhan wanita..." tegas Mama.

" Iya Ma.. aku akan rahasiakan.. asal Mama harus jujur dan terbuka sama aku...ok Ma?!" tegasku.

Setelah pembicaraan ini, kamipun pulang ke rumah. Sesampai di rumah suasana sudah sepi. Mama kembali ke kamarnya dan akupun bermaksud kembali ke kamarku. Sepertinya Papa belum tidur karena terjadi pembicaraan serius antara Papa dan Mama.

Apa yang mereka bicarakan?

Mungkinkah Papa curiga terhadap Mama?​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd