Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
53 - Arti Sebuah Tatapan
POV :Ai Ling

MEKRNGF_t.jpg

Velin


MEKWJBP_t.jpg

Ai Ling


MEN1RTE_t.jpg

Didit

Pagi sekali suamiku sudah bangun untuk bergegas berangkat ke gudang. Biasanya Elena tidak sepagi itu berangkat ke gudang. Namun karena sedang ada suamiku, dengan terpaksa dia harus ikut berangkat ke gudang lebih awal bersama papanya. Asen yang sedang liburan sekolah juga disuruh ikut ke gudang untuk belajar menjalankan bisnis. Memang kelebihan suamiku adalah sangat gigih dalam menjalankan usaha. Kegagalan yang terakhir ini mungkin sudah menjadi pelajaran yang berharga baginya untuk segera bangkit dari keterpurukan ekonomi.

"Maaa... pagi-pagi koq udah sepi.....pada kemana semua...? tanya Velin sedang duduk di ruang tamu.

"Semua udah berangkat ke gudang Linnn..." jawabku sambil bersih-bersih rumah dan mengepel lantai di ruang tamu.

"Koq cepat banget berangkatnya....? tanya Velin.

"Tahu sendiri deh Papa lu gimana.... dari dulu papa itu orangnya gigih kalau menjalankan usaha.... kalau buka toko selalu lebih awal dari toko2 lain...." jelasku.

"Huh....gigih tapi kenyataannya koq bisa bangkrut..." Velin mengerutu

"Papa bukan orang sempurna Linnn.... dia terjebak hutang gara-gara judi... jadi dimaklumi saja Linnn... moga usaha papa kali ini bisa berhasil....biar kita bisa pindah lagi ke kota...." kataku menyemangati Velin.

"Terserah papa dehhh.... Velin ikut sajaaaa....lagipula Velin udah mulai terbiasa tinggal di kampung...." katanya.

"Lohh... lu mau ke mana Lin...? Lagi nunggu siapa..? kataku begitu karena dari penampilan Velin tampaknya dia hendak keluar rumah.
"Velin mau ke rumah teman mengerjakan tugas liburan..." katanya.

"Wah... lu bener-benar mirip sama karakter papa yang rajin dalam usaha... kalau Velin rajin kalau dalam pelajaran sekolah..." kataku.

"Oh y...?! Velin gak suka menunda-nunda tugas sekolah... bisa cepat kenapa harus lama Maaa...." tegasnya. Tanpa sadar Velin mewarisi kegigihan papanya.

"Jadi nanti perginya sama siapa...? tanyaku

"Nanti Didit yang datang jemput aku... tapi lama banget datangnya... padahal udah telat...." katanya agak kesal.

"Oh ya Maaaa... aq minta pembalut softex nya donggg.... punya aq udah abis nih...." katanya.

"Udah berapa hari datang bulan nya...? Ada tuh... ambil aja di lemari kamar Mama..." kataku.

"Udah tiga hari "mens" nya... bentar ya Maaaa... aq ambil dulu ke kamar Mama....." kata Velin lalu beranjak dari sofa menuju ke kamarku.

Tidak seberapa lama, ada suara sepeda motor yang mendekati lalu berhenti di luar rumah.

"Tok...tok...tokk....." permisi...!!! itu suara Didit sambil mengetuk pintu. Dengan segera aku membukakan pintu sambil memegang alat pel.

"Selamat Pagi tanteeee....!!! sapa Didit

"Ehhh... Didit rupanya....mari silakan masuk Dittt...."

"LINNNN....!!!! DIDIT SUDAH NYAMPE NIHH...!!! dari ruang tamu aku memanggil Velin.

"Iyaaaa Maaaa.... bentar yaaa... gak tahu pembalutnya taruh di lemari yang mana....!!!! Dari dalam kamarku Velin menjawab, tampaknya sedang kesulitan menemukan pembalut yang kusimpan di kamar.

"Lagi sibuk ya tante....?! ucapnya basa basi.

"Namanya juga ibu rumah tangga ya begitu Ditt... duduk dulu Dit sambil nunggu Velin.... tante sambil ngepel lantai ya... kamu tunggu Velin sebentar...." kataku sambil sibuk mengepel lantai.

"Apa yang bisa Didit bantu tante....?? tanya Didit.

"Gak apa Dittt...tante bisa kerjai sendiri koq..." jawabku. Naluriku sebagai wanita bisa merasakan kalau Didit sedang melirik ke bagian tubuhku. Aku sedang mengenakan kaos tanktop model longgar yang tali nya kecil berwarna putih. Karena sedang mengepel lantai, beberapa bagian baju tampak basah sehingga keliatan belahan payudara yang masih tertutup bra hitam. Apalagi saat membungkuk, payudaraku yang menggantung tertopang bra akan kelihatan. Pahaku yang putih mulus juga terekspose karena aku memakai celana hotpants sedikit ketat tapi nyaman. Kusadari bentuk celana dalamku tercetak jelas pada bokongku ketika aku sedang posisi agak nungging saat mengosok lantai.

Didit sedang mengamati bentuk tubuhku sehingga dia tidak banyak ngomong. Dia menikmati tubuhku yang sedang berlenggak-lenggok layaknya ibu rumah tangga yang sedang mengepel lantai. Akupun berpura-pura tidak tahu dengan membelakangi dia dan menyibukkan diri mengepel. Sebagai wanita, diperhatikan seperti itu tentu membuatku agak canggung tapi juga senang. Rasanya tubuhku sedang menantikan sentuhan dari seorang lelaki. Aku yakin ini karena semalam aku belum mendapatkan kepuasan saat berhubungan intim dengan suamiku.

Kucoba mendekati dia dengan mengepel area tempat Didit sedang duduk, padahal sebenarnya area itu sudah bersih.

"Permisi ya Ditt...tante ngepel dulu..." kataku.

"Gak apa tante..." katanya singkat.

Kubungkukkan tubuhku dihadapannya agar mempertontonkan buah dadaku padanya. Aku yakin dia sedang menelan ludah sambil matanya melototi tubuhku. Saat kubelakangi dia, tiba-tiba tangannya menyentuh pantatku.

"Nakal kamu Ditttt....!!! kataku sambil menatapnya dengan tatapan sinis.

"Abis tante pagi ini seksi sekali....he he he...." katanya mesum.

"Awas keliatan Velin looo..." bisikku.

"Dia kan belum turun tann..." katanya.

"Tuhhh... Velin udah turun..." kataku. Wajah Didit tampak kecewa.

"Ditttt...!!! Yukk kita berangkat... udah telat nihh.....!!! seru Velin dari dalam.

"Oke Linnn....!!! yuk kita jalan..." balas Didit dengan agak terpaksa.

Merekapun segera bergegas untuk berangkat. Namun mata Didit terus tertuju padaku. Beberapa kali kami sempat saling bertemu pandang penuh arti. Semoga dia mengerti arti dari tatapanku.

.............

Siang harinya pekerjaan rumahku selesai juga. Barusan Asen mengambil kotak bekal makan siang masakanku untuk dibawa ke gudang. Kata Asen mereka hari ini bakalan lembur untuk membereskan laporan penjualan yang sedang selisih antara keluar dan masuk barang.

Kini waktunya untuk membersihkan diri lalu beristirahat. Baru saja aku mau masuk ke kamar mandi, ada suara klakson dari luar. Itu pasti Asen yang kembali ingin mengambil sesuatu yang kelupaan.

"Tok...tok...tokkk....." tapi rasanya bukan Asen. Saat kubuka pintu rupanya itu si Didit.

"Lohhh Dittt....Mana Velin...?? tanyaku.

"Velin masih di rumah temannya... tugas liburannya masih banyak... daripada nunggunya lama, mending Didit nunggu di sini..." jelasnya.

"Ya sudah... sini Didit masuk dulu...." kupersilakan Didit masuk. Aku ambilkan segelas air dingin dari kulkas, karena dia tampak kepanasan berkeringat karena siang ini cuaca agak panas.

"Minum dulu Dittt... tante mau mandi dulu...soalnya udaranya panas hari ini...." kataku sambil meletakkan segelas air di meja tamu. Dari tadi aku bicara padanya, anehnya Didit tidak terlalu menanggapi aku.

Aku segera masuk ke kamar mandi. Saat pintu kamar mandi kututup, kulirik ke Didit yang sedang minum air yang kusuguhkan tapi matanya menatap padaku. "Biarin saja, mungkin dia sudah mengerti arti dari tatapanku tadi", kata hatiku.

Di dalam kamar mandi, kutanggalkan pakaianku dan bra hitamku lalu kugantungkan ke gantungan. Belum sempat kuturunkan celana dalamku, tiba-tiba.....

"Tokk...tok...tokkk.. " suara ketukan pada pintu kamar mandiku.

"Tanteeee...!!! panggil Didit dari luar. Kubuka sedikit pintu kamar mandinya. Kelihatan Didit sedang berdiri di belakang pintu kamar mandi.

"Ada apa Dittt.... tante baru aja mau mandi..." kataku mengintip dari dalam kamar mandi.

"Tanteee.. Didit juga mau ikut mandi..." katanya.

"Apa sih kamu ini...?! kataku aneh. Tanpa menjawabku Didit langsung mendorong pintu kamar mandi memaksa untuk masuk ke dalam. Aku tidak kuasa menahan kekuatan dorongannya. Akhirnya dengan mudah dia berhasil masuk kedalam kamar mandi lalu menutup pintunya.

"Didittt...!!! Kamu mau apa ke sini..?! bentakku sambil kedua tanganku menutupi payudaraku.

"Didit kan udah bilang kalau Didit juga mau ikut mandi..." jawab Didit dengan muka mesumnya. Dengan cepat dia melepaskan pakaiannya hingga telanjang dihadapanku. Karena merasa malu, akupun membelakangi dia.

Dari belakang Didit memelukku. Rambutku disibak ke depan agar dengan dia leluasa menciumi leher dan pundakku. Terasa penisnya yang keras sedang menempel di pantatku. Bahkan penisnya itu digesek naik turun ke belahan pantatku. Dalam seketika birahiku terbakar oleh perbuatan Didit.

Didit membalikkan badanku lalu mendorongku ke dinding kamar mandi. Kedua pergelangan tanganku digenggam dan ditekan ke dinding dengan posisi di atas kepala oleh kedua tangannya disusul ciumannya mendarat pada bibirku. Lidahnya berusaha menerobos bibirku mengincar lidahku. Kusambut lidahnya hingga lidah kami saling berpagut-pagutan. "Srrrruuuupppp....ccccuuuuupppp.....sssrrrruuuuuppppp....hhhmmmm...."

Perlahan kedua tangannya melepaskan tanganku lalu tangannya meremas buah dadaku dengan kasar tapi nikmat rasanya. Ciumannya mulai menjalar ke pipi dan menjilati leherku. Jilatannya semakin membangkitkan birahilku karena itu salah satu area yang sangat merangsangku.

"Ditttt... badan tante masih bau...belum mandi...." bisikku.

"Biarin tante...biar belum mandi buat Didit tetap wangi tann....hmmmm...mmmmhh...cuuuppp...." katanya sambari menjilati leherku. Tangannya masih asik meremas dengan kedua buah dadaku. Kedua tanganku pun memeluk kepala Didit meskipun badan Didit tercium kurang nyaman karena bau keringat. Tapi apalah artinya dibanding dengan sensasi yang sedang diberikannya padaku.

Kepala Didit kini semakin turun ke payudaraku. Putingku diemut secara bergantian sambil di remas-remas. Rasanya sungguh bercampur aduk antara geli bercampur sakit karena isapannya pada putingku sangat kuat.

Salah satu tangannya kini mulai mengincar vaginaku. Tangannya masuk kedalam celana dalamku dan jarinya dicelupkan kedalam lubang kemaluanku. "Aaaaarrrhhhh...!!!! Jarinya menyentuh klitorisku membuatku seperti tersengat listrik. Vaginaku terus dipermainkan oleh jari hingga cairan wanitaku membanjiri tangannya.

"Lihat tannn... lendirnya banyaaakkkk...hehehe...." ledekan menunjukkkan telapak tangannya yang mengkilap oleh cairan cintaku.

"Dasar nakal lu Dittt....berani sekali mengerjai tante...." balasku sambil menyentuh wajahnya dengan lembut.

Didit kemudian jongkok didepanku lalu menurunkan celana dalamku dan kubiarkan saja dia melakukannya.

Wajahnya dicelupkan kelipatan vaginaku dan dijilat-jilat dari bawah ke atas.

"Awas bau Ditttt....tante belum cebok memek looo..."kataku.

"Bau memek memang begitu Tannn... kalo Didit sih suka bau begini....sssrrrruuupppp....srrrruuuupppp.....hmmmm.... enak baunya tannnn...." ucapnya.

"Dasar jorokkk.... bau gitu dibilang wangi..." kataku.

"Benerannn Tannnn.... sini Didit buktikannn......" katanya lalu menjulurkan lidahnya kedalam lubang vaginaku lebih dalam lagi. Lagi-lagi klitorisku disentuh-sentuh oleh lidahnya.

"OOOOOOOUUUUUHHHH...!!! Diiiiiitttt...!!!! Geli bangetttt Dittttt....oooohhhh...sssshhhhh.....ssshhh.."

Didit terus memakinkan lidahnya dalam vaginaku. Salah satu kakiku kuangkat ke atas dan kuletakkan ke bahunya agar vaginaku lebih terbuka lebar. Oooohhhh....sssshhhh....." sungguh sensasi yang luar biasa nikmat sampai seluruh tubuhku bergetar. Tanganku menahan kepalanya pada selangkanganku. Karena menahan geli yang amat sangat, rambutnya kujambak dengan kuat.

"Aaaaahhhh.....Diittttt....aaaahhhhh....tantteee maaauu keluarrrr Ditttt....!!! Awasssss...!!! kuperingati Didit tapi gak dipedulikan.

"AAAAAAARRRRRRRHHHHH....!!! AAAAAHHHH....AAAAAAAHHHH.....OOooohhh Diittttt.....!!!! Tante keluarr Ditttt....!!!

Setelah aku orgasme Didit pun menghentikan permainan lidahnya pada vaginaku. Kepalanya keluar dari selangkanganku dengan wajah berlumuran cairan cintaku.

"Astagaaaa Ditttt.... lihat wajah muuu..... tante kan udah bilang kalau tante udah mau keluarrr... koq lu terusin aja sihhhh....!!!! kataku sambil kedua tanganku mengangkat kepalanya.

Kupandang wajah polosnya dan lidahnya menjilati bibirnya. "Iiihhh Dittt... koq dijilati...?!

Karena merasa bersalah aku menarik tangannya ke tepi bak mandi lalu dengan gayung mengambil air kemudian menyirami wajahnya agar bersih. Akan tetapi malah dia mencipratkan air dalam bak mandi itu ke arahku seakan membalas perbuatanku Aku pun berteriak karena Didit terus menerus menciprat air padaku hingga dia sendiri kebasahan. Beberapa saat aku membalas perbuatannya hingga menyerah dan minta ampun padanya. Setelah berhenti kulihat wajahnya dan ternyata sudah bersih dari cairan vaginaku.

Kami saling bertatapan beberapa saat,

"Ditttt... makasih ya kamu sudah paham kemauan tante...." kataku lalu memercikkan sedikit air ke wajahnya.

"Sama sama tante....tapi tante yang belum paham maunya Didit...." balasnya tersenyum.

Gantian sekarang aku yang langsung berlutut didepannya, kemudian kujilati batang kejantanan Didit yang hitam panjang itu. Bahkan buah zakarnya gak kulewatkan. Sesekali kulirik ke atas melihat wajahnya dengan harapan jilatanku memenuhi kemauannya.Ternyata Didit juga sedang melihat aksiku di bawah.

"Bagus tanteeee... Didit sukaaaa... tante pinter jilat kontol....!!! pujiannya membuatku semakin percaya diri.

Beberapa saat kemudia aku masukkan penisnya yang hitam besar itu kedalam mulutku.

"Aaaaaahhhh....terusss tanteeee....terussss....!!! ucapnya dan semakin cepat pula aku menyepong penisnya.

"Srrrrrupppp...sssrrrruuuuppppp....mmmmmhhhh...mmmhhhh...srrrrruuuuppp...."

"Enakkkkk tanteeee.... isapan tanteee memang yahutttt... terussss tannn...!!! Kepalaku ditekan kedalam agar penisnya masuk seluruhnya ke dalam mulutku. Namun apa boleh buat kalau mulutku terlalu kecil untuk ukuran penisnya yang panjang. Akibatnya aku sampai tersedak karena penisnya yang panjang menyentuh kerongkanganku. "Uuuhhuukk....uuuhhhuuukkk....!!! suara batukku.

"Maaaapp tanteeee.... kontollku rupanya kepanjangan yaaaa... maaaappp...maaaaappp tanteee...." kata Didit merasa bersalah karena terlalu memaksakan diri.

"Uuuuuhhhuuukkk....uuuuhhhuuukkk...." Beberapa kali aku batuk karena tersedak membuat suasana terasa agak canggung



"Uuuuhhhuuukkk... iyaaa Ditttt.... gak apaaa... uuuuhhhhuukkk....!!!

"Kita mandi yuukkk...." ajakku untuk mencairkan suasana. Kuambil sabun cair kemudian kuusapkan pada setiap bagian tubuhnya yang berkulit gelap layaknya lelaki pribumi.

"Gantian dongggg... Didit yang sabuni tante..." ajakku. Kubiarkan Didit mengosok seluruh bagian tubuhku termasuk bagian kemaluanku hingga seluruhnya dipenuhi busa sabun. Didit menyirami tubuhku dengan gayung berisi air sedangkan aku dengan tanganku mencipratkan air dari bak mandi ketubuhnya. Hingga akhirnya tubuh kami bersih dari busa sabun. Karena handuk cuma ada satu akhirnya kami berbagi handuk untuk mengeringkan tubuh.

Didit tampak agak terdiam, seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Kubalut tubuhku dengan handuk sedangkan Didit mengenakan kembali pakaiannya.

"Ditttt... lu udah pernah masuk ke kamar tante belom...? tanyaku

"Belom Tannn...." jawabnya singkat.

"Kekamar tante yukkk...." ajakku. Setelah keluar dari kamar mandi, Didit mengikutiku dari belakang menuju ke kamarku.

Kupersilakan Didit masuk ke kamarku lalu kukunci pintu. Didit melihat lihat sekeliling kamar tidurku.

"Duduk aja dulu di ranjang... sorry kamar tante gak ada kursi..." kataku. Aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan rambutku dengan hair dryer.

"Dittt... pukul berapa Velin dijemput sama kamu....? tanyaku

"Gak tahu Tannn... nanti dia akan telepon aku kalau minta dijemput..." jelasnya.

"Ditttt.... lu koq tiba-tiba jadi pendiam...?? Ada apa sihhh....?! tanyaku

"Ohh gak apa koq tanteee...." balasnya

Kuselesaikan aktivitas pengeringan rambutku dan kumatikan hair-dryerku. Kuberjalan kehadapan Didit yang duduk di tepi ranjang.

"Ditttt... tadi pagi Didit ada nanya ke tante...Didit bilang "Apa yang Didit bisa bantu".... masih ingat kan?! tanyaku.

"Ingat tante..." jawabnya.

"Hm....Tante mau minta tolong Didit untuk puaskan tante boleh....?! " tantangku sambil melepaskan handuk yang menutupi tubuhku. Kutarik keatas kaos oblong Didit dan dia menurunkan sendiri celananya. Setelah kami berdua sama-sama telanjang, aku dorong Didit ke ranjang lalu aku naik ke tubuhnya.

Penisnya masih berdiri dengan kokoh dan kugenggam penisnya lalu kumasukan sendiri ke dalam kemaluanku. Ohh, ini yang telah kunantikan sepanjang hari ini. Aku sedang membutuhkan kelamin seorang lelaki untuk memuaskan birahiku yang sudah tertunda sejak dari semalam. Dengan cepat aku bergoyang diatasnya. Aku tidak peduli lagi walaupun lelaki ini pacar putriku. Maafin mama Linnn... seruku dalam hati.

"Aaaaaahhhh....ssssshhh....aaaahhhh.....sssshhhh.......Dittttt....!!!

"Aaaaappaaa Taaaannnn....?!

"Enakkkkkk Ditttttt.... ssssssshhhh....aaaaahhhh....!!!

"Apaaaanyaaa enakkkk Tannnnn....??

"Kontollll lu Dittttt.....enaaaakkkk...aaaaahhhh....aaaahhh....!!! kuberanikan diri untuk memakai kata yang lebih tidak sopan karena diriku sudah terbawa nafsu.

"Enak mana sama punya Om Afukk..??? tanyanya

"Enakkk punya lu Dittttt.....ooouuuhhh...Dittttt...ooohhh....!!! aku semakin merancau gak jelas. Tubuhku berguncang diatas Didit tanpa rasa malu. Dulu Didit adalah buruh kerjaku di toko kelontong, aku ini seharusnya seorang nyonya yang masih punya wibawa. Tapi saat ini aku sudah tidak peduli soal status demi kenikmatan yang membuatku terbang ke awang-awang.

"Aaaahhhhh.... aaaaahhh....tante sampeee Dittttt....!!!

"Didit belum Tannn..." kami berbalik posisi. Sekarang Didit berada diatasku tidak memberikan aku jeda untuk beristirahat. Dengan cepat dia mulai mengenjotku.

"Aaaaahhh Ditttt... lebihhh cepatttt.... memek tantee masi gatalll...!!!

"Iyaaaa tannnn.... memek tanteee enakkk bangetttt... aaahhh....aaaahhhh...."

"Kontollll Didit juga enaaaaakkkkk....!!! pujiku. Sembari aku digenjot olehnya, tanganku meremas payudaraku sendiri.

"Tetek tante bagusssss......aaahhh...aaaahhh....!!! puji Didit.

"Isap tetek tante sayangggg...." kucondongkan buah dadaku padanya dan mulut Didit berusaha meraih puting susuku untuk dimainkan dengan lidahnya. Sensasinya sungguh nikmat. Benar-benar hebat Didit ini, masih muda sudah mahir memberikan kenikmatan pada wanita. Velin benar-benar beruntung punya pacar seperti ini.

Lagi ditengah persetubuhan kami, ada suara dering hape Didit masuk. Itu pasti panggilan dari Velin yang minta dijemput.

"Ohhh Ditttt... sudah dipanggil Velinn..." kataku sembari digenjot olehnya.

"Biarkan dulu si Velinnn... Didit mau puasin mamanya dulu...." katanya.

"Kalo gitu cepatannn... mungkin om juga sudah mau pulangg...." kataku.

"Iyaaa Taaaaannn.... Didit cepatinnn yaaa...."

"Ploookkk...plokkk...plokkkk...." suara pertemuan kelamin kami saat Didit mempercepat genjotannya.

"Aaaaaahhhh.....aaahhhhh.....uuuuuhhh...uuuhhhh... Didit masukin ke dalam yaaaa....!!!

"Dalam ajaaa Dittttt....aaaahhh....aaaahhh....aaaahhh.....!!! Goyangan Didit semakin cepat hingga ejakulasi ke dalam rahimku.

"Tanteee udahhh puassss...haahhh...haaah...? tanya Didit ngos-ngosan.

"Puasss Dittttt....tante puasss....." balasku dalam kelelahan.

Beberapa saat kemudian,

MENKYZH_t.jpg


"Ditttt... kenapa lu mainnya koq bernafsu banget sih...? tanyaku sambil bersandar dalam dekapan Didit.

"Soalnya sudah lama gak ngentot Tan..." jawabnya

"Emang belum pernah main sama Velin...? tanyaku.

"Sering Tann... cuma Velin kan lagi datang bulan... jadi gak bisa diajak ngentot..." katanya.

"Awas ya kalau Velin sampai hamil... lu harus jadi menantu tante looo...." tegasku.

"Dengan senang hari Tannn... biar Didit bisa ngentot sama Velin sama Mamanya sekalian... hehehe..." katanya.

"Dasar nakal lu Dittt.... pokoknya tolong jaga Velin baik-baik... cepat pergi jemput dia... kasian dia nunggu kelamaan..." desakku.

"Oh iyaaa... gara-gara tante sampe Didit kelupaan sama Velin yang perlu dijemput..." katanya. Bergegas Didit memakai kembali bajunya dan segera berangkat menjemput Velin. Tidak terasa kami bersetubuh selama kurang lebih 3 jam. Aku harus bergegas mempersiapkan makan malam. Sebentar lagi suami dan anak-anakku akan pulang dari gudang.



Apakah malam ini kesempatan baik untuk menyampaikan permintaan liburan pada suamiku ?

Apa yang harus kulakukan lagi agar suamiku mengabulkan permintaanku ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd