Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
51 - Malam Minggu yang Melelahkan - 2b
POV : Edisen

MEPNX4W_t.jpg

Rizal/ Edisen

MEMBQQJ_t.jpg

Om Faiz

MEKF5SQ_t.jpg

Bang Maman / Zulman

MEPZNL2_t.jpg

Ci Elena (Wei Na) dan Ci Ayen

Kutatap raut muka bang Maman tampaknya murung. Rasanya ada sesuatu yang janggal dengan dirinya. Apakah mungkin karena dia baru saja dimarahi oleh om Faiz.

"Bang Maman kenapa...? koq murung gitu...? tanyaku

Sejenak dia tidak menjawab pertanyaanku.

"Gak apa-apa Zaall... cuma abang kesal aja sama cici lu itu..." jawab bang Maman

"Kenapa kesal bang...? Emang cici aku ada buat salah apa....? tanyaku

"Dia gak bikin salah... cuma abang kesal sama pilihannya..." jawabnya

"Pilihan apa maksudnya bang...? tanyaku

"Jujur abang itu suka sama Elena... tapi ya itu... dia gak mau sama abang...." jawabnya sedih.

"Emangnya abang sudah bilang ke cici kalo abang suka sama dia...?? tanyaku

"Udah beberapa kali Zalll... tapi ditolak terus sama dia..." jawabnya

"Tapi abang sadar kalau abang ini bukan siapa-siapa... cuma lelaki kampung yang gak menarik di matanya.... terus yang paling bikin abang kesal sama cici lu adalah dia lebih milih sama sesama cewek dari pada sama abang...." jelasnya.

"Itu pilihan cici sih banggg...." kataku

"Itu dia maksud abang tadi... abang kesal sama pilihannya... dia bilang semua cowok itu cuma mau manfaatin cewek... padahal abang gak berniat begitu..." katanya.

"Siapa bilang banggg... bukannya abang sering main sama cici... berarti itu termasuk manfaatin dong bangg...?! kataku.

"Hmmm... mungkin awalnya begitu... tapi akhir-akhir ini hati abang makin cinta sama dia Zal..." katanya.

Sembari gw ngobrol sama bang Maman, kuperhatikan ke ci Elena sedang curhat ke ci Ayen. Sekilas kudengar pembicaraan mereka, tampaknya ci Elena takut kalau om Faiz lapor masalah ini ke papa. Kalau sampai papa tahu kejadian ini maka ci Elena bakalan dimarahi bahkan dipukuli papa habis-habisan karena bikin malu keluarga.

"Abang coba yakinkan cici sekali lagi... jangan menyerah banggg..." kataku memberi semangat pada bang Maman.

"Loh...emang lu setuju kalau abang dekat sama cici lu...??? tanyanya

"Kenapa ngak bang.... aku setuju aja..." tegasku.

"Emang lu setuju kalau cici lu didekati sama orang pribumi kampung kayak abang ini...?! tanyanya

"Apa salahnya bang...?! mau orang mana juga sama bang... sama-sama manusia... justru aku lebih suka cici sama laki pribumi biar berbaur bang...." tegasku.

"Oh ya?! Jarang ada orang cina yang bisa mikir kayak elu Zall...." katanya heran.

"Biar abang tahu aja... aku ini anak hasil pembauran banggg... aku ada darah pribumi nya... tapi jangan bilang-bilang cici ya... ini rahasia keluarga aku....hehehe..." kataku.

"Pantesan Zall... lu gak mirip-mirip amat sama orang cina... kalau orang lain gak kenal liat elu pasti mikir lu orang lokal..." kata bang Maman.

"Biarin aja banggg... biar aku bisa dukung pembauran juga... hahahaha..." candaku.

"Mantap Zalll... nanti abang dukung... hahahaha..." katanya.

..........

"Eh banggg... liat tuh..." kataku.

Keliatan obat perangsang sudah bereaksi dalam tubuh ci Ayen. Dia mengajak ci Elana untuk berciuman layaknya pasangan sejenis yang saling mencintai. Suasana hati ci Elena sebenarnya masih sangat takut dan kuatir, tapi reaksi obat perangsang lebih kuat mendominasi. Perlahan keduanya mulai dikuasai nafsu, terutama ci Ayen yang lebih aktif mencumbui ci Elena.

"Zall... lu liat sendiri kan... cici lu maunya main sama yang sesama jenis..." kata bang Maman

"Iya bang... aku pun bingung harus gimana nih..." kataku

"Payah cici lu Zalll... anah-aneh cewek kota zaman sekarang...." keluh bang Maman.

"Jadi ?! Abang gak mau ikutan gabung sama mereka..!? tanyaku.

"Biarin aja dulu... kali ini abang mau mencoba menahan diri... biar mereka puas ngentot sesama jenis...." tegas bang Maman. Terus terang aku agak meragukan perkataannya, sebagai cowok normal pasti bisa terangsang biarpun melihat percumbuan sesama jenis. Apalagi kini sekarang mereka udah saling menelanjangi sampai akhirnya keduanya tanpa busana saling menjilati kelamin dengan posisi 69.

"Yakin bang gak mau ikutan gabung sama mereka...?! tanyaku lagi.

"Lagi berusaha Zalll.... soalnya kontol abang udah keras...."katanya.

"Nanti dulu... abang penasaran, apa sesama cewek tanpa cowok bisa saling memuaskan..." tambahnya.

"Mungkin juga bisa bang... soalnya aku sering ngintip mereka beginian kalo di rumah....hehehe..." kataku.

"Kalo gitu abang mau buktikan dulu... tapi rasanya susah Zalll... kontol abang ngencang..." katanya menyaksikan sambil mengusap kontolnya dari luar celana.

"Ok bang... bentar aku mau ke pergi pipis dulu ke toilet..." kataku.

"Jangan lama Zal... abang udah mau gerak nih..." pesannya.

Aku keluar dari kamar itu menuju ke kamar mandi melepaskan kencingku yang sudah kutahan dari tadi. Setelah lega teringat aku pada om Faiz dan temannya Pak Samsul. Kudekati kamar om Faiz yang agak jauh masuk lagi kedalam rumah untuk menyaksikan apa yang sedang mereka lakukan.

Benar-benar gila, tante MeiCen dihimpit oleh dua lelaki sekaligus. Pak Samsul di posisi paling bawah memasukkan kontolnya ke memek tante Meicen, sedangkan Om Faiz di atas menyodok kontolnya ke lubang anusnya. Tante Meicen menjerit-jerit kesakitan kemasukan dua kontol yang gede banget di kedua lubang selangkangannya.

"Shhhhttt...ssshhhtt......aaaaahhh.....sakitttt banggg....ssssshhhttt..." erang tante MeiCen sambil mendesis menahan perih.

"Ayo banggg... sodok terus boolnya...!!! seru Pak Samsul.

"Kalau sakittt jerittt aja Ciiikkk....abang suka dengar jeritan cik Meicennn....aaaaarrhhh...aaarrrhhh...." ucap Om Faiz.

"Aaaaarrrrhhhh.....!!! Aaaaarrrhhhh....aaaaaahhhhh.....AAAAAHHHHHH.....AAAAAHHH.....!!! jeritan tante Meicen semakin kencang. Gesekan kedua kontol di bool dan memeknya juga semakin cepat. Benar-benar persetubuhan yang panas banget. Benar-benar gak tahan menyaksikan persenggamaan mereka. Kontolku kerasnya bukan main menuntut pelampiasan.

Akupun kembali ke kamar semula mencari kesempatan untuk menuntaskan nafsuku. Sesampai di kamar itu, ternyata bang Maman sudah bergabung dengan mereka. Bang Maman sedang mengenjot ci Elena di ranjang, sedangkan ci Ayen menunggu giliran untuk digenjot. Kasian ci Ayen tampak merana menyentuh punggung bang Maman menanti giliran.

Bergegas aku melepaskan pakaianku sendiri hingga kontolku yang sudah keras menyembul keluar dari sarangnya. Sejak kontolku diobati oleh Ki Jarwo, ukurannya sudah jauh lebih besar layaknya kontol para pejantan pribumi. Sampai ci Ayen pun melirik ke arah kontolku yang siap digunakan.

Aku duduk dekat mereka tepatnya disamping ci Ayen. Tanpa diperintah ci Ayen langsung naik ke atas pangkuanku, memasukkan sendiri kontolku ke dalam liang memeknya yang sudah basah.
"Aaaaaaahhhhh..... kontol lu besar juga Sennnn...." ucap ci Ayen. Akhirnya kontolku dilahap habis oleh memeknya.

"Cici suka sama kontolku...?? tanyaku.

"Sukaaa bangettt Sennnn.....ooooohhhh....yesssss....yesssss...." ci Ayen mulai bergerak menunggangiku. Terasa kontolku keluar masuk memeknya.

"Aaaaaahhh....aaaaaahhhh....bangggg terussss bangggg.... terussss masukin Nanaaaaa...." desah ci Elena. Sejak kapan ci Elena semanja gitu sama bang Maman.

Mendengar suara manja ci Elena membuat ci Ayen terbawa emosi. Ci Ayen semakin kencang bergoyang di atas pangkuanku. Oh, enak sekali goyangan ci Ayen yang terbawa nafsu bercampur emosi. Suara desahan ci Ayen dan ci Elena seperti bersaing mendapatkan kepuasan dari kami para lelaki.

Kupeluk erat tubuh mulus ci Ayen sambil menjilati payudaranya. Malah ci Ayen semakin menyodorkan kedua bukit kembarnya hingga wajahku masuk di antara kedua bukit mulus kenyal itu. Nafsunya makin mengebu-gebu, untung aku masih kuat meladaninya.

Ci Ayen memang tipe wanita yang mendominasi dalam permainan ranjang. Berbeda dengan ci Elena yang lebih pasrah, sehingga dia mengikuti kemauan bang Maman yang ingin menyetubuhinya dengan gaya yang berbeda.

Karena ci Ayen itu tipe yang tidak mau didominasi, akibatnya dia hanya menuntutku bersetubuh dengan durasi yang lama. Setelah merasa lelah bergoyang di pangkuanku, dia memintaku untuk mengenjotnya dari atas. Sempat beberapa kali dia mengalami orgasme, sampai akhirnya aku menumpahkan pejuku ke dalam memeknya. Sungguh ini malam minggu yang sangat melelahkan karena persetubuhan kami berakhir sampai pukul 3 subuh. Sangkin lelahnya, kami berempat ketiduran dalam satu ranjang sampai pagi.

Keesokan hari sekitar pukul 7 pagi, aku keluar dari kamar itu. Ci Ayen dan bang Maman masih tertidur sedangkan ci Elena sudah tidak ada di ranjang. Ternyata ci Elena duduk di kursi teras sedang ngobrol dengan tante MeiCen mama kandungnya.

MeiCen: Pokok lu tenang aja... masalah ini gak akan ketahuan papa lu..."

Elena: Tapi gimana mama bisa yakin...? Bisa aja nanti om Faiz bakal laporin ke papa..."

MeiCen: Nanti mama bilangin ke bang Samsul... mama suruh sampaikan ke bang Faiz supaya jangan lapor ke papa lu..."

Elena: Beneran ya Maaaa..."

MeiCen: Iya Naaaa... serahin ke mama aja.."

Elena: " Ngomong2 koq Mama mau sama orang kayak Pak Samsul gitu sih....??

MeiCen: (terdiam sejenak) Mama juga gak tahu kenapa... yang jelas Mama merasa nyaman aja..."

Elena: "Emang Mama udah resmi pacaran ama dia...?

MeiCen: "Belum Naaaa...."

Elena: "Terus semalam Mama diajak ke mana sama Pak Samsul...?

MeiCen: "Ada aja dehh... "

Elena: " Apa sih Maaaa.... kenapa Mama gak mau jawab pertanyaan aq...?

MeiCen: "Ini privasi Mama Naaaa....Mama gak mau jawab..."

Elena: " Koq gitu sih Maaa....???

...............

"Zaaaalll.....!!! panggil om Faiz dari dalam ruang tamu. Sesampai di sana om Faiz sedang duduk ngobrol bersama Pak Samsul.

"Ada apa bapakk....?? jawabku lalu duduk mengisi kursi yang kosong.

"Barusan bapak bicara dengan Pak Samsul, kalau minggu depan kita akan berangkat liburan ke Bali selama 10 hari... benar begitu bang Sam...?

"Betul Zalll... om ini seorang pengusaha developer perumahan... liburan ini dalam rangka memberikan apresiasi untuk tim marketing om yang sudah capai target penjualan proyek perumahan om... salah satu anggota tim marketing nya ya itu cik MeiCen...." jelas Pak Samsul

"Jadi berhubung Pak Samsul ini kawan baik bapak... kita ikut diajak juga... lagipula kamu kan lagi masa liburan sekolah bukan....?! nanti bapak juga akan ajak mama kamu sekalian..." kata om Faiz

Setelah pembicaraan ini selesai, aku bergegas untuk pulang ke rumah untuk memberitahukan kabar ini ke Mama.

Sesampai di rumah pintu pagarnya tadi terkunci, tetapi pintu rumah gak terkunci. Aku langsung masuk ke dalam rumah melihat ruang tamu agak berantakan, tidak seperti biasanya selalu rapi. Beberapa puntung rokok jatuh ke lantai. Semalam pasti ada tamu yang datang ke rumah.

Kudekati kamar tamu yang pintunya tidak tertutup rapat. Setalah buka pintu, rupanya Mama dan ci Velin sedang terbarung di ranjang dalam keadaan tanpa pakaian sedang tidur kelelahan. Semalam pasti ada pertempuran panas di ruang ini, aroma baunya yang bercampur aduk rokok dan peju masih terasa.

Biarlah mereka tidur dengan nyenyak dan aku kembali ke kamarku untuk tidur kembali setelah melalui malam minggu yang melelahkan.

Apakah Mama mau ikut dalam liburan ke Bali ?

Mungkinkan Papa mengizinkan Mama untuk pergi liburan ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd