Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
The update is superb. Me like it for sure. :bacol:
Aling memang paling binal kalo digangbang. haha
Hatur thankyou suhu @Nurdinperkasa
prepare for next Gb hu.. thnks hu

Mantap mind walau nunggu agak lama, terobati dengan updatenya
Suwun hu udh ngikuti biar agak lama, yg brikut udh mulai ditulis lebih stengah.


Hu kasik ilustrasi dong pas di ekse biar tambah sagne
Ini dia hu blm keburu nyari ilustrasi yg pas dgn imajinasi ane.. trus kalo nyari2 lg makin lama, tp mksih buat input nya, kalo lg ga byk kerja ane coba2 nambh ilustrasi di crita slanjut nya. Suwun huu
 
49 - Malam Minggu yang Melelahkan - 1
Pov: Ai Ling

MEKWJBN_t.jpg

Ai Ling


MEKWJBM_t.jpg

Velyn


MERBXED_t.jpg

Pak Ucok


MEK2W7D_t.jpg

Preman Kampung teman Pak Ucok


Telah satu jam lebih para preman nongkrong di depan pagar rumahku masih juga belum bubar. Padahal ini sudah hampir pukul 11 malam. Aku berusaha menyimak setiap pembicaraan para preman kampung dari depan jendela kamarku yang menghadap ke luar pagar. Berbagai permbicaraan mesum dan rasis terhadap aku dan keluargaku terus menerus diperbincangkan. Semakin kuikuti semakin hatiku tersinggung oleh ucapan mereka yang sangat merendahkan kami sebagai kaum minoritas di kampung ini. Aku tak mampu berbuat apa-apa selain menyembunyikan diri di balik tirai jendela kamarku.

Ketika mereka membahas rencana jahat mereka, aku kesulitan mendengar karena mereka mengecilkan suara pembicaraan mereka. Kuhitung-hitung jumlah mereka ada 5 orang. Tidak tahu apa yang akan mereka rencanakan. Seingatku seluruh pintu rumahku sudah terkunci dengan baik jadi sudah aman, yang penting jangan membuka pintu seakan tidak tahu apapun.

Setelah mereka membahas, salah seorang dari mereka melompati pagar rumah kami lalu diikuti yang lainnya termasuk Pak Ucok. Mereka berjalan kearah pintu utama yang seingatku memang sudah terkunci rapat.

Tiba-tiba rumah kami menjadi gelap karena mati listrik. Aku yakin itu pasti ulah para preman itu. Meteran listrik kami memang terpasang di dekat pintu utama. Aku harus tetap tenang bertahan dan tidak boleh bersuara apalagi keluar rumah. Dalam kegelapan aku terus memperhatikan gelagat mereka berdiri di depan pintu meskipun agak sulit terlihat. Merekapun tidak lagi mengeluarkan suara apapun, hanya berdiri seakan menunggu sesuatu.

"Tolongggg.....hhhhmmm.....tooolll....mmmhhh.......mmmhhhh...."

"Halooo adek manisss....!!! Mana Mamak kau itu....? " terdengar suara Pak Ucok. Astaga, ternyata si Velin membuka pintu sehingga mereka memaksa masuk ke dalam. Sempat terdengar untuk sekejap suara jeritan minta tolong Velin. Pasti Velin sudah dibekap oleh para preman itu. Mendadak rumah menjadi terang karena mereka menghidupkan meteran listriknya kembali.

Bergegas aku keluar dari kamarku menuju ke ruang tamu. Para preman semua sudah masuk sedang berada di ruang tamu.

"Maaaaaa...mmmmhhh....tooolllnggg....mmmhhh....." Velin berusaha menjerit minta tolong.

"Ini pasti pacar anak si ketua... ternyata cantik juga ternyata, mirip mamanya...." kata Pak Ucok membelai rambut Velin.

"Amoy memang cantik2 banggg.... hehehehe...." ucap salah satu dari mereka.

"Mana mamak kau Moyyy...??? tanya Pak Ucok.

"Siaaapppa kaliannn....?! jerit Velin.

"Lepaskannn anakkuuu...!!! Mau apa kaliaaannnnn....?! bentakku.

"Maaaaa...tolongggg Velinnnn...!!! rengek Velin ketakutan minta tolong padaku. Dia sedang ditahan oleh seorang pria yang duduk di sofa. Posisi Velin sedang duduk dipangkuan seorang pria, salah satu lengan pria itu sedang melingkari perutnya, sehingga Velin tidak bisa berdiri. Sedangkan tangannya yang lain sedang meraba-raba payudaranya.

Kehadiranku menarik perhatian mereka, kecuali pria yang sedang sibuk meraba tubuh Velin.

"Cuittt...cuittt....cantik sekali lu malam ini cikkk..." kata Pak Ucok tersenyum mesum padaku.

"Waaaww.... rasanya yang malam ini lebih cantik daripada waktu di warung kemaren bang...." kata salah seorang pria yang belum kukenal.

"Betul kali kata kau itu... lebih seksi kuliat banggg.... hahahahaa....!!! kata pria yang lain.

Buatku pakaian tidur bukan soal seksi aja, tapi nyaman dipakai adalah yang paling utama. Tidak peduli aku mau dipandang apa yang penting aku suka. Baju tidur model lingerie gaun berenda sebatas paha berwarna ungu tua tanpa bra. Keliatan jelas hampir setengah bentuk payudaraku karena bajunya memang model yang tali tipis longgar ke bawah. Celana dalamku juga model g-string satu style dengan lingerienya.

Demi anakku Velin, kuberanikan diri mendekati mereka dengan tujuan mengusir mereka keluar dari rumahku.

"KELUAR KALIAN DARI RUMAHKU....atau aku akan jerit minta tolongggg...!!!! bentakku.

Para preman itu tampak terpesona dengan tubuhku, beberapa dari mereka tanpa sadar menjulurkan lidah mereka saat menatap payudaraku. Menyadari pandangan para preman sedang melirik ke area dadaku, maka kututupi payudaraku dengan kedua lenganku.

"Cikkk... dasarnya sudah pelacur gak usah sok suci...." kata Pak Ucok ketika kututupi dadaku dengan tanganku.

"Mau apa kaliannn...?! Lepaskan anakku....!!! desakku mendekat berhadapan dengan Pak Ucok. Tiga pria yang lain bergerak mengelilingi aku di samping dan belakangku.

"Mau apa kata lu..?! Hahahaha... urusan kita yang kemaren belum selesai sayanggg..." kata Pak Ucok dengan santainya.

"Kita gak ada urusan apapun... CEPAT KELUAR DARI RUMAHKU SEKARANGGG...!!!! bentakku.

Dengan kesal Pak Ucok menarik lenganku yang menutupi dadaku, lalu mendorongku hingga jatuh ke sofa panjang. Aku hendak berdiri lagi dari sofa, tapi dengan cepat dia mendorongku terbaring kembali ke sofa lalu naik keatasku. Seorang pria menahan kedua lenganku dari atas sehingga ketiakku yang tanpa bulu terpampang jelas di depan Pak Ucok.

"Banggg... ini amoy siap dipakai, dalamnya udah gak pake kutang coy....!!! kata pria yang menahan tanganku. HAHAHAHAHA...!! pria-pria lain pada tertawa.

"Bangggg... katanya masih ada dua amoy lagi di rumah ini... biar kami periksa seluruh rumah ini ya.." kata seorang orang pria.

"Udah banggg.... kita geledah saja kedalam semua kamar rumah ini pasti ketemu... dua amoy itu udah jadi jatahnya kita...." kata yang seorang lagi, lalu mereka masuk ke dalam pasti ingin mengincar Elena dan Ayen.

"Sreeeettttt....sssssrrreeeetttt.....!!!! suara robekan baju. Astaga ternyata baju Velin yang dirobek.

"Yang ini juga sama banggg.... gak ada BH nyaaaa.... tinggal dikeyot nenennya oi....!!! ucap pria yang menangkap Velin.

"Tolongggg Maaaaa....mmmhhhh...Maaaa......hhhmmm....." seru Velin menahan sensasi buah dadanya diisap oleh seorang lelaki. Aku tak berdaya untuk menolongnya, diriku sendiri sedang terdesak menghadapi dua lelaki. Yang satu masih menggenggam pergelangan tanganku sambil mencium lenganku hingga turun ke ketiak dan leherku.

Sedangkan dibawahku Pak Ucok berusaha menyentuh area sensitifku. Tidak sulit baginya menyentuh vaginaku tanpa harus melepaskan celana dalamku, karena celana dalamku model g-string yang penutup selangkangannya sangat tipis. Hanya dengan mengeser sedikit, jarinya sudah menyentuh bibir vaginaku.

Kedua lelaki preman ini sudah membuatku geli hingga kewalahan tanpa mampu melawan, tidak mungkin lagi aku bisa menolong putriku yang sedang diperkosa tanpa ampun.

"Srrrruuuppp....cuuuppp..... hhhhmmmmm......srrrruuuupppp......" telingaku mendengar suara ludah lelaki yang sedang mengisap buah dada Velin.

"Ohhhh bangggg... ssshhh....sakittt.... janggaaannn gigit putingggg ku..... aaaaarrrhhh....!!! seru Velin. Kupaksakan pandanganku ke arah Velin, ternyata Velin sudah ditelanjangi.

"Hehehehehe... iya nonnnn.... abanggg gak gigit lagiii... cuma isap isappp aja yaaaa.... srrrrruuuupppp.....sssrrruuuupppp....."

"Aaaaahhh bangggg....pelaaaannn pelaaaannnn..... aaaaaahhhhh....." ucap Velin saat buah dadanya diisap sekaligus diremas oleh pria itu.

"Aaaaaaahhh....aaaahhhh....hhhhmmmmm....hhhmmmm......" ternyata Velin mendesah.

"Memek non udah basahhh nihhh... pastii non keenakan teteknya abang isappp... betulkann ?! kata pria itu. Lama kelamaan Velint tampaknya sudah bisa menerima tubuhnya disetubuhi pria preman itu.

Begitu pula dengan diriku. Tanpa sadar celana dalamku sudah dipelorotkan oleh Pak Ucok. Kepalanya menyerbu selangkanganku, lidahnya menjilati vaginaku dari bawah ke atas. Sensasinya nikmat sekali dijilat seperti itu. Mereka mungkin tahu kalau aku sudah menyerah sehingga tanganku dilepaskan. Pria yang di atas hendak menurunkan tali lingerieku dan tidak tahu kenapa akupun mengizinkan bahkan bekerjasama dengannya. Baju lingerieku kini hanya menutupi bagian perutku saja. Payudaraku terbuka lebar, kini bebas dinikmati pria itu.

Tangan kiriku menyentuh kepala pria yang di atas sedang menjilati buah dadaku, dan tangan kiriku menyentuh kepala Pak Ucok yang diantara kedua pahaku. Kedua pria preman ini sedang membangkitkan gairah kewanitaanku. Walaupun tercium bau menyengat keringat pada tubuh kedua lelaki preman ini , tapi aku sudah tidak peduli karena kenikmatan yang mereka berikan padaku.

"Ohhhhhh....ooooohhhh....emmmm.....ooouuuhhh...." sangkin nikmatnya aku tidak lagi mampu menahan desahan dari mulutku.

"Tetak cina memang beda bangggg.... bening mulus... srrrruuuppp....cuuuppp..." kata pria yang di atas.

"Pepek cina juga beda.... merah mudaaa agak becekk... shhhmm...mmmhhh...." kata Pak Ucok.

"Ini pertama kali cicip punya cina bangggg...."

"Sama kita... aku juga baru pertama... pokoknya malam ini kita perkosa sampe puas ini amoyyyy...!!! kata Pak Ucok.

Gak tahu kenapa mendengar pembicaraan mereka justru membuatku semakin penasaran dengan mereka. Gairahku bahkan semakin terpancing setelah obrolan ini.

"Bangggg..!!! gak ketemu dua amoy yang abang bilang itu...!!! muncul dua pria yang tadi mengincar Elena dan Ayen.

"Udah semua kalian geledah kamar rumah ini....?! tanya Pak Ucok.

"Sudah semua bangggg....!!! jawab mereka kecewa.

"Oiii cikkk....!!! Mana anak lu yang dua lagii...??? tanya Pak Ucok padaku.

"Mereka belum pulang kali... kan ini malam minggu..." jawabku, sebenarnya aku sendiri juga tidak sadar kalau Elena dan Ayen belum pulang. Si Asen juga tidak kelihatan, mungkin juga belum pulang. Aku sedikit lebih tenang karena mereka belum pulang, berharap mereka jangan pulang dulu sampai semua preman itu pergi dari rumahku.

"Kalau begitu... biar nyawa encik selamat, encik harus layani kami semua sampai kami puas... tapi lu tenang cik.., sini masih ada satu putri lu yang cantik juga bakal ikut bantu puaskan kami.... hehehehehehe...!!! tegas Pak Ucok. Dalam situasi ini, tidak lagi mungkin aku dan Velin bisa melarikan diri dari kumpulan preman ini.

Pak Ucok hendak kembali melanjutkan persetubuhan denganku. Dia ingin mencium pahaku yang terkangkang lebar.

"Hentikan sebantar Pakkk....!!! serukan mendesak agar Pak Ucok menghentikan perbuatannya.

"Lu mau melarikan diri kemana sayangggg...? tanya Pak Ucok. Awalnya dia gak mau berhenti, tapi akhirnya dia membiarkan ku berdiri.

"Hentikan sebenar dulu... gak mungkin aku melarikan diri..sedangkan anakku masih di sini...." jelasku. Pernyataanku cukup menyakinkan, maka dia berani melepaskan aku.

Kubenarkan kembali pakaian tidurku lalu menuju ke dapur, mengambil segelas air dan mengambil dua butir pil anti hamil dari salah satu rak. Kuteguk satu pil itu dengan segelas air. Kemudian aku membawa pil dan segelas air minum buat Velin.

Sewaktu aku kembali ke ruang tamu, pria itu hendak melakukan penetrasi pada Velin dan Velin sendiri membuka lebar-lebar pahanya untuk dimasuki pria itu.

"Hentikan banggg...!!! seruku mencegah pria itu. Melihat pria-pria lain berdiri menungguku maka pria yang hendak menyetubuhi Velin pun menghentikan perbuatannya. Aku duduk di samping Velin lalu kuberikan pil anti hamil dan segelas air buat Velin. Dia pun meneguk pil yang kuberikan tanpa banyak bertanya karena dia sudah tahu itu pil anti hamil.

"Makasih Maaaa...." kata Velin tertunduk.

"Iya Linnn... Mama gak mau Velin sampai hamil...." kataku.

"Hahahaha... ternyata kalian sudah bersiap buat dientot ya....!!! kata Pak Ucok bersemangat. Akupun ditarik dari sofa tempat Velin disetubuhi pria itu. Aku duduk dipangkuan Pak Ucok menghadap ke Velin. Pria itu menidurkan Velin di sofa, lalu di bawah kembali bersiap ingin memasukkan penisnya yang besar ke dalam vagina putriku ini.

Velinpun pasrah terhadap pria itu saat pahanya dilebarkan kembali. Kutahu bahwa Velin sudah amat bernafsu sama sepertiku.

"Jadi malam ini kita semua boleh tanam benih banyak-banyak dalam rahim cicik ini... lagipula gak bakalan hamil lagi...hahahahaha....!!! seru Pak Ucok.

"Siappp Banggg.... kontol aku udah gak sabar pengen entot memek cina... !!! ucap salah satu pria yang tadi mengincar ke dalam rumah.

"Aaaaaarrrrrhhh...!!! Velin mengerang saat penis pria pribumi yang besar itu menerobos ke vaginanya yang mungil dengan bulu yang halus.

Saat peneterasi bersama pria pribumi itu, tubuh Velin yang jauh lebih kecil berguncang hebat. Buah dada putriku ikut terguncang. Kini buah dadanya semakin membesar seiring dia bertumbuh menjadi gadis yang lebih matang dan dewasa. Melihat wajah Velin yang begitu liar ketika disetubuhi si preman pribumi ini, memuatku menyadari bahwa dalam tubuh Velin menyimpan nafsu yang sangat besar sepertiku.

Pria pribumi itu menarik tangan Velin hingga mereka saling berpelukan sambil melakukan penetrasi di atas sofa. Dua orang pria berdiri di dekat mereka menyaksikan persetubuhan mereka. Tubuh Velin yang lebih kecil dan putih, masuk dalam dekapan pria pribumi yang hitam dekil. Mata Velin terpejam dan mengigit bibirnya sendiri sangkin menikmati persetubuhan ini.

Tapi tiba-tiba Velin membuka matanya dan melihatku:

"Maaaaa...maafin Velinnnn....Velin bukannn anak baiikkkkk....hhmmm...hhhmmmm...." ucap Velin sambil berguncang dalam pelukan pria pribumi itu.

"Gak apa sayangggg..... nikmati sajaaaaa.... mama juga minta maaf.... aku juga bukan Mama yang baikkkk....!!! kataku pada Velin dan diapun hanya mengangguk lalu kembali menikmati enaknya disetubuhi.

Dari tadi aku memperhatikan putriku, tubuhku terus digerayangi dari belakang oleh Pak Ucok. Kedua tangannya sudah menjalar masuk ke dalam pakaian tidurku. Payudaraku diremas oleh satu tangannya dan tangannya yang lain menyusup ke balik celana dalamku. Akupun kembali menikmati perlakukan Pak Ucok padaku. Sepertinya Velin, aku juga memejamkan mataku sampai kepalaku mendongak keatas.

"Ohhhh...Paaaakkk....!!! sahutku.

"Apa sayangggg...?? jawabnya sambil mengerayangi tubuhku dibalik pakaian tidurku.

"Katanya bapak belum pernah main sama wanita cina kan...? tanyaku

"Iyaaa sayangggg.... lu wanita cina pertama yang bakal kuentot....cuuuppp...cuuuppp...." kata Pak Ucok sambil mencium leher belakang terus ke bahuku.

Mendadak aku berdiri dari pangkuan Pak Ucok lalu berbalik menghadapnya. Tindakanku mengundang perhatian pria-pria lain. Dihadapan Pak Ucok, jemariku mengeser kedua tali lingerie ku yang tersangkut di bahuku lalu kubiarkan jatuh sendiri kelantai.

Kemudian aku berbalik menghadapkan pantatku ke hadapan Pak Ucok lalu pelan-pelan kuturunkan celana dalamku sampai membungkuk. Kurasakan telapak tangan Pak Ucok meraba bongkahan pantatku yang mulus. Kini aku menghadap Pak Ucok kembali dalam keadaan tanpa penutup. Pria-pria lain juga tersenyum mesum menatapi tubuh bugilku.

Tidak tahu kenapa sisi liarku mendadak muncul. Akhirnya aku bisa memamerkan tubuhku dihadapan para pria-pria pribumi. Hatiku penasaran apa yang bakal preman-preman ini lakukan terhadap diriku yang sudah bugil dihadapan mereka.

"Pakkk...tolong lakukan kayak waktu di warung kemaren malam itu..." tantangku.

"Oiii... lonte cina minta diperkosa rame-rame nih.....!!! HAHAHAHAHA...!!!

"Ayoooo kita perkosa aja sekalian...!!!

"Aku baru tahu kalo wanita cina senang diperkosa sama laki pribumi kayak kita ini.... hehehehe...." kata Pak Ucok.

"Tapi waktu di warung munafik kali di depan si ketua... pura-pura gak mau, tapi diam-diam suka diperkosa.... dasar lonte cina munafikkk...!!!

"Tenang banggg...!!! Justru awak suka kali sama amoy amoy munafik begini... enak kalau diperkosa rame-rame sama kita biar kapok... ayo perkosa ini amoy sama anaknya saja sekalian di kamar itu.....!!!! " ajak Pak Ucok.

Tubuhku diangkat Pak Ucok dengan cara memikul, begitu pula disusul Velin juga dipikul tapi bukan pria yang tadi. Pria yang pertama tadi rupanya sudah selesai mengenjot Velin, sekarang giliran pria yang satu lagi yang bakal menyetubuhinya. Mereka mengangkat tubuh kami ke kamar tamu karena paling dekat dengan ruang tamu.

Sesampai di kamar tamu, tubuhku dan putriku dilemparkan ke ranjang bagaikan karung beras. Pintu kamar ditutup oleh pria yang lebih dulu telanjang karena tadi menyetubuhi Velin. Sedangkan pria lainnya semua dengan cepat melepaskan pakaian mereka semua lalu bersama-sama naik ke ranjang mengelilingi aku dan putriku yang terbaring sejajar. Aku agak terkejut melihat tubuh para preman yang dipenuhi banyak tato.

"Malam minggu ini kita garap lonte-lonte cina ini sampai puas... hahahahaha......!!!!

"Abang mau sikat yang mana dulu ini ?! Mamaknya atau anaknya...?!

"Bebas banggg... dua-duanya bakal kita entot...!!

Tangan-tangan mereka yang kasar dan hitam seperti warna tubuh mereka, saling berebutan meremas buah dada kami. Tidak lagi bisa kubedakan tangan siapa yang menyentuh tubuhku. Beberapa tangan juga memasukkan jarinya kedalam lubang vaginaku dan Velin. Kurasakan juga ada yang menjilati vaginaku yang sudah basah. Lidahnya bergerak-gerak dalam lubang kemaluanku.

"Memek cina koq baunya wangi ya..??! kata salah seorang pria.

"Kencing juga wangi kalii... hahahaha...!!! ledek yang lain.

"Tar kita bikin sampe memeknya terkencing-kencing pake kontol kampunggg...." kata Pak Ucok

"Oi kalian ingat kalau ini amoy pernah hina kita waktu di warung...?!

"Ingat kali aku itu... makanya malam ini kita kasi pelajaran... biar tahu rasa sama kontol orang kampungan yang pernah dihinanya...hahahaha..!!! seru Pak Ucok

Ada saja pria yang bercoba ingin mencium bibirku, tapi aku tidak mau berciuman dengan pria yang tidak kukenal. Namun apa boleh buat juga mereka memaksa. Terus terang aku bukan mau menghina, tapi mereka semua memang bau sekali, baik mulutnya maupun badannya. Beberapa dari mereka menyodorkan penis hitam berbulu mereka ke mulut dan menyentuh hidungku. Bau penis mereka benar-benar bau pesing, sungguh menjijikan baunya. Tapi kuakui kalau ukuran penis mereka rata-rata berukuran besar-besar.

Pak Ucok kini bersiap memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.

"Buka paha kau lebar-lebar Moyyy... biar kau rasain dulu kontol lakik kampung....uuuuhhh...uuuhhh....!!!! Pak Ucok dengan kasar langsung menusukkan penisnya kedalam vaginaku.

"Uuuughhh....babiii enak kali memek kau... kontol aku dijepit pula.....uuuuuggghhh.....!!! ucap Pak Ucok. Memang saat penis Pak Ucok menerobos rongga vaginaku, aku sempat ngedan menahan rasanya kemasukan kelamin lelaki. Jadi mungkin saja dinding rongga vaginaku jadi mengencang seakan menjepit penisnya.

"Aaaaaarrrrhhhgggg....!!! erang Velin menyusul kemaluaannya kemasukan penis.

"Aaaaaahhh..aaaahhhh...jangannn kasarrr-kasarrrr Paaaakkk....!!!! kataku.

"Aaaaahhh..***kkkk bisaaaa...kita orang memeng orang kasarrr.... yang kasarrr yang enakkkk Moyyyyy....!!!! AAAAHHH...Anjinggggg.....enaaaakk memek cinaaaaa..!!!! Pak Ucok udah dibilangin malah makin kasar dan genjotannya semakin cepat.

"Maaaaa....aaaahhh...aaaaahhhh....!!!! panggil Velin, desahannya juga semakin keras karena pria yang mengenjotnya juga tidak kalah kasar dengan Pak Ucok. Belum lagi payudara kami terus diremas dan dijilati oleh beberapa pria lainnya.

"Apaaaa Linnnnn....?!! Ooohh....aaaahhh.....aaaaahhh.....!!! kujawab dengan bahasa dialek kami. Aku kesulitan menjawab sembari tubuhku berguncang hebat.

"Velin takutttt...aaahh...aaahhh....!!!

"Gak apaaa sayangggg... nikmati sajaaaa....aaaahhh...aaaahhh..... vagina lu kesakitannnn Linnn....???? tanyaku

"Gak Maaaaa..... enaaaakkkk bangettt Maaaaaa...aaaahhh.....aaaaahhh...enaaakkk....!!!! Kalooo punya Mamaaaa....???

"Enakkk Linnnnn.... kontol "Fankui" memang besarrr besaarrrr... jadiii enakkk...aaaaahhh....aaaahhhh...." jawabku

"Heiii...heiii... cakap bahasa apa kaliannn....?! Lagi bilangin orang kami pribumi ya...?! salah seorang dari mereka memotong pembicaraanku dengan Velin.

"Gak koq bangggg... aaaaahh....aaahhh...." jawabku.

"Bohong lu cikkk... lu pasti lagi bilangin orang kami pake bahasa cina kan..... jujur lu babi...!!! bentaknya.

"Gakkk Ommm....!!! Mama bilanggg kontol laki pribumi enakkkk...!!! kata Velin

"Betulkah kata anak lu itu cikkk...??? tanyanya padaku.

"Betulll Bangggg.... enakkkkk..... aaaahhhh.....aaaahhhh....!!! jawabku.

"Hahahaha...dasar keturunan pelacurrr.... memang encik sama anaknya doyan sama kontol kampung...!!!

"Aaaahhh....aaaahhh....iyaaaa bangggg... entot kamiii sampe puassss..... tapi jangannn sakiti kamiii....aaaahhh....aaahhh...." kataku.

"Itu sudah pastiiii... memek lu sama putri lu bakal digilir sama kontol kita orang... hehehhehe.... sekarang lu jilatin dulu kontol abang ini...." pria ini menyodorkan penisnya yang bau ke mulutku sembari dibawah Pak Ucok masih mengenjot vaginaku. Dengan terpaksa kuikuti maunya.

Hawa ruang tamu semakin panas karena tujuh orang terasa sempit dalam satu ruangan. Keringat para preman terus bercucuran membanjiri tubuhku. Bau badan menyengat semakin tercium.

Suara desahanku dan Velin saling bersahutan ikut memanaskan suasana di kamar. Cercaan dan ucapan kasar para preman yang menghina dan merendahkan harga diri kami terus terdengar. Hatiku setuju dengan perkataan mereka, bahwa aku dan putriku memang bagaikan pelacur yang dipakai bebas oleh para lelaki. Tanganku mencoba meraih tangan Velin putriku dan kugenggam erat telapak tangannya. Jemari tangan Velin menggengam kuat tanganku karana merasakan serangan nikmat yang diberikan lelaki yang sedang menyetubuhinya.

AAAARRRRHHHH....!!!! Erangan Pak Ucok saat menuntahkan spermanya yang banyak kedalam vaginaku.

"Kontolku udah puassss.... sekarang gantian kalian entot ini memek...!!! ucap Pak Ucok.

Datang lagi seorang pria yang tanpa basa basi langsung menusuk penisnya ke dalam lubang vaginaku. Pria ini terus memandangi wajahku saat dia mengenjot tubuhku.

"Banggggg... kenapa liatin aku trussss....aaaahhh...aaaahhh...." tanyaku

"Baru kali ini abangg ngentot sama cewek cina baru bisa lihat sedekat ini cikkk...." jawabnya.

"Terusss gimana banggg aaaahh...aaahhh...."

"Sukkkaaaa....abangggg sukaaaa kaliii....!!! Ahhhh...aaaahhh...!!! katanya.

"Sukaaa apaaanya bangggg.....?!!?! tanyaku lagi

"semuaaaanyaaaa cikkkk....aaaaahhh....enakkkk kalo dientotttt....aaaahhh....!! katanya.

"terussssinnnn kalooo gituuu....aaaahhh....aaaahhh....trussss....!!!

Preman ini jelas terlihat lebih muda dari Pak Ucok. Tubuhnya lebih lentur saat mengenjotkan, sayangnya durasinya tidak sepanjang Pak Ucok. Buat aku ini masih lebih baik dari suamiku.

"Aaaaaaahhhh....cicikkk sayannnngggg..... andai kau mau jadi pacarrr kuuu....aaaahhh....!!! katanya sambil ejakulasi mengeluarkan spermanya.

"Gila lu banggggg... aku udah bersuami..." kataku.

Tidak terlalu lama, datang lagi seorang pria ingin menyetubuhi aku. Waktu semakin malam, aku dan Velin semakin tenggelam dalam lautan nafsu bejat para preman pribumi. Desahan kami yang tak karuan membuktikan kami menikmati semua perlakuan mereka. Malam ini kami pasrah vagina kami kemasukan berapa penis secara bergilir. Cara bersetubuh mereka masih tergolong monoton tidak banyak posisi. Tapi kelebihan mereka itu tahan lama. Mungkin lelaki kampung terbiasa kerja keras sehingga fisiknya kuat.

Tidak tahu lagi berapa lama kami disetubuhi dan sampai pukul berapa. Yang jelas kami kelelahan melayani para pria preman itu sampai kami ketiduran. Sungguh malam minggu yang melelahkan buat aku dan putriku.

Keesokan paginya, aku terbangun ternyata sudah pukul 9 pagi. Velin masih tertidur dengan tubuh tanpa pakaian. Kuselimuti tubuhnya dengan selimut yang sudah kusut dan berbau tidak jelas. Ranjang yang kami tiduri sangat berantakan dan bau bercampur rokok. Banyak noda sperma sudah mengering tapi beberapa masih tampak basah tampak pada sprei dan selimut. Hari ini aku harus membersihkan kamar tamu ini.

Mengingat kejadian semalam, banyak perasaan berkecambuk dalam hatiku. Sebagai wanita, martabatku telah dilucuti para preman itu. Sempat kutetesan air mata karena sejujurnya aku merasa malu terhadap diriku sendiri maupun terhadap putriku. Apa daya semua telah terjadi, di samping rasa malu ada kepuasan yang amat sangat yang tidak bisa kupungkiri. Semoga ini bisa mengobati perasaan malu dalam diriku. dan perasaan bersalah terhadap putriku.


Teringat ke mana Asen, Elena dan Ayen semalam. Apakah semalam mereka bersembunyi atau tidak pulang ?

Kalau semalam tidak pulang, apakah pagi ini mereka sudah pulang ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd