Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
57 - Hari Imlek: Kisah Kelahiran Anak Naga
POV Edisen

MES3ZQ8_t.jpg

Tante LieFen dan anaknya.

MES23HY_t.jpg

Mama/ Ai Ling

MEPNX4V_t.jpg

Bang Anwar


Sudah tradisi setiap tahun kalau hari pertama imlek kami harus bersilaturahmi ke rumah kakek dan nenek. Sesampai di sana kami mengucapkan Gong Xi ke kakek nenek. Rupanya kami bukan orang pertama yang sampai di sana. Ada tante LieFen yang merupakan adik sepupu dari papa bersama anak laki-lakinya yang masih berumur 5 tahun bernama Tino. Padahal usianya hanya sedikit lebih muda dari Mama tapi anaknya masih kecil gara-gara lambat menikah. Katanya sih tante LieFen banyak milih hingga akhirnya menikah dengan seorang lelaki tua tapi cukup mapan.

Kami semua kumpul di ruang tamu rumah kakek nenek untuk ngobrol dan saling menanyakan kabar. Setelah ngobrol aku baru tahu keadaan dari tante LieFen ini. Ternyata tante LieFen memiliki banyak masalah hidup. Tahun lalu suaminya meninggal dunia, untungnya meninggalkan harta yang cukup banyak.

Sudah sebulan tante LieFen tinggal di rumah kakek nenek karena rumah peninggalan suaminya sudah dijual karena mendapat tawaran harga yang tinggi. Oleh sebab itulah dia dan anaknya untuk sementara tinggal di rumah kakek nenek. Ada baiknya juga karena ada orang yang bisa menjaga kakek nenek yang sudah tua. Sejak dia berstatus janda dia harus kembali berkarir untuk menjamin kelangsunghidupnya dan anaknya. Saat ini tante LieFen baru saja bekerja sebagai tenaga pemasaran di sebuah perusahaan.

Setelah ngobrol cukup panjang lebar, kakek nenek memberikan angpao kepada kami semua yang belum menikah. Setengah hari lamanya kami bercengkrama di rumah kakek nenek dan akhirnya kamipun beranjak pulang. Dalam perjalanan aku penasaran dengan berapa isi angpao yang diberikan kakek nenek.Waw...ternyata isinya cukup banyak sampai sejuta, pantas saja angpaonya terasa tebal saat dipegang. Kami semua yang menerima angpao membandingkan isinya, dan ternyata isi angpao yang diberikan kakek nenek kepadaku jauh lebih banyak dari yang lain. Ci Velin sampai ngambek karena merasa kakek nenek tidak adil.

Sepulang di rumah hari sudah sore menjelang malam. Kembali kami sekeluarga makan malam bersama. Setelah makan malam, mereka semua kembali ke kamar untuk beristirahat karena lelah perjalanan kecuali Mama yang harus membereskan meja makan dan dapur. Kutunggu Mama sampai selesai karena ada sesuatu yang ingin kutanyakan padanya.

"Maaaa... tahu gak kalau angpao yang diberikan kakek nenek buat aku isinya banyak looo...." kataku.

"Bagus dong Sennn.... kalau dapat banyak..." balas Mama

"Iya sih Maaa... tapi kenapa cuma aku yang dapatnya sebanyak itu...? Ci Velin koq dapatnya sedikit...? tanyaku penasaran. Mendengar pertanyaanku mama berpikir sejenak.

"Mama tahu kenapa Sennn.... karena tahun ini tahun naga dan lu itu "shio"nya atau zodiak cinanya naga juga..." jelas Mama.

"Emang kenapa dengan shio naga..? tanyaku.

"Masa lu gak tahu sih...?! Shio yang paling besar itu adalah shio naga Senn... makanya lu itu yang paling disayang sama kakek nenek termasuk papa lu karena anak yang shio naga itu dianggap pembawa keberuntungan dalam keluarga..." jelas Mama

"Emang Mama dan Papa shio nya apa...? tanyaku

"Kalo Mama itu shio kuda... kalo Papa itu shio Harimau... katanya shio kuda dan harimau itu adalah yang paling cocok... tapi Mama gak merasa itu benar sih..." jawab Mama mengeluh.

"Menurut Mama yang benernya apa...?! tanyaku lagi

"Kata orang shio Kuda cocok dengan shio Harimau.... tapi menurut Mama malah shio kuda lebih cocok dengan shio ular... padahal kata orang itu gak cocok...." tegas Mama

"Lohhh... emang siap yang shio ular....? tanyaku. Kembali lagi Mama terdiam sejenak.

"Papa kandung lu Sennnn...." bisik Mama takut kedengaran Papa.

"Hahh..?! Tapi Mama kan bilang papa kandungku itu pribumi... koq bisa ada shionya...?! tanyaku heran.

"Betul senn... papa kandung lu itu pribumi.... hmmm.... ok de Mama ceritain...." Mama mulai bercerita.

Dulu Mama itu sempat tidak diancam sama kakek nenek sewaktu lu masih belum lahir. Waktu itu imleknya juga tahun naga. Mama diancam supaya tahun itu harus melahirkan anak laki-laki supaya nanti shionya naga agar bisa membawa rezeki berlimpah. Kalau Mama mengandung anak 9 bulan, berarti dalam 3 bulan Mama sudah harus hamil. Selama 3 bulan itu Mama dan Papa terus berusaha untuk punya anak tapi tidak berhasil.

Saat waktu yang tersisa tinggal 1 bulan, Mama semakin kuatir karena tidak bisa melahirkan anak lelaki shio naga sesuai harapan mertua buat keluarga ini. Mama stress dan curhat kepada bang Anwar papa kandung lu. Mama tidak tahu harus curhat ke siapa lagi, waktu itu Mama dan bang Anwar menang sudah dekat. Hanya saja kami gak punya banyak kesempatan untuk bertemu karena bahaya kalau ketahuan orang. Terakhirnya Mama bertemu dengan bang Anwar waktu Papa sakit tipes di rumah sakit selama seminggu. Bang Anwar sempat nginap di rumah Mama tanpa ketahuan siapapun. Velin mungkin tahu tapi dia pasti sudah lupa karena cici lu waktu itu masih kecil, belum tahu apa-apa.

Waktu bang Anwar nginap di rumah, mama enggan cerita ke dia tentang persoalan ini. Lagipula bang Anwar itu orang pribumi pasti gak mengerti soal kepercayaan orang Tionghoa begini. Waktu terus berjalan, hari terus berganti maka mama pun semakin tertekan. Dalam keadaan ini begini kuungkapkan saja perasaanku pada bang Anwar. Pelan-pelan kujelaskan ternyata dia mencoba memahami dan mengerti keadaanku.

Beberapa hari setelah Mama curhat pada bang Anwar, siang harinya pada saat mama lihat Whtapp ada panggilan tak terjawab dan ada pesan dari Bang Anwar yang katanya dia sudah di depan pintu. Mama terkejut karena dia nekad datang ke rumah. Mama terkejut kalau nanti dilihat orang atau tetangga. Atau jangan-jangan nanti papa mendadak pulang. Mama buktikan apakah benar bang Anwar sudah didepan pintu atau iseng saja, tapi ternyata benar.

"Siang Lingggg.....!!!" sapanya setelah mama membuka pintu.

"Apa sih abang ini siang bolong begini datang ke rumahku...." kataku dengan perasaan bercampur aduk antara takut tapi senang juga.

"Abiss abang kuatir sama Aling.... jadi abang harus pastiin Aling baik2 saja...." jelasnya dengan tulus.

"Udah cepat masuk ke dalam... kelamaan di pintu tar keliatan sama tetangga...."kataku menarik tangannya masuk ke dalam sebelum ada orang yang lewat.

"Kamu sedang ngapain sayanggg....??!! " tanya bang Anwar merangkulku sambil kami duduk sejajar di sofa empuk di ruang tamu.

"Aku lagi nemani anakku main di ruang bermain banggg...." jawabku.

"Gimana perasaanmu sekarang sayanggg....? Abang kuatir ama kamu loo...." katanya sambil merangkul Mama lebih masuk dalam dekapannya. Ditanya begitu Mama merasa terharu karena ada seorang lelaki yang begitu perhatian dengan keadaan Mama.

"Haizz....Begitu deh bangg... aku pasrah saja karena kita gak bisa mengubah keadaan...." kataku sambil menghela nafas.

"Siapa bilang kita gak bisa mengubah keadaan... lu jangan pasrah Linggg.... justru abang di sini untuk mengubah keadaan Aling....." tegasnya.

"Mengubah keadaan ?! Emang bisa?! gimana caranya...? tanyaku heran. Tanpa menjawab Mama, dengan mendadak bang Anwar langsung mencium bibir Mama dengan paksa sambil tubuhnya mendesak Mama terbaring di sofa. Kami sempat bercumbu beberapa saat.

"Plakk..!!! Mama kaget saat mendengar suara mainan terjatuh dari kamar bermain.

"Bangggg.....jangaaan bangggg....." kataku sembari bang Anwar terus mencumbi Mama.

"Kenapaaa sayangggg....?! ciuman demi ciuman terus dilancarkan di pipi dan turun ke leher Mama. Rasanya geli nikmat dicium sama bang Anwar, tapi pikiran sehat Mama masih aktif.

"Jangannn sekarangg banggg.... nanti suamiku pulang bangggg....." Mama menolak dengan perkataan tapi tubuh Mama menikmati cumbuan bang Anwar. Tangannya pun sudah menjalar kemana-mana.

"Tenang saja Linggg.... tadi sebelum kesini abang sudah mampir ke toko suami lu.... dia lagi sibuk hitung stok barang yang baru masukkk... jadi gak mungkin dia bisa pulang secepat itu..." jelasnya.

"Oh yaaahh...?! penjelasannya memberiku sedikit rasa aman berada dalam nikmat cumbuannya. Waktu itu Mama mengenakan daster rumahan satu tali sepanjang paha. Bagian dada sedikit menampakkan belahan payudara Mama karena sejak bang Anwar masuk kerumah, mata nya terus melirik situ. Tangannya meremas payudaraku yang dari tadi diliriknya tapi masih tertutup pakaian dan bra. Tangan bang Anwar mengeser salah satu tali dasaterku dan tali bra lalu tangannya mencoba masuk ke dalam pakaian dan mengincar isi dalamnya.

"Maaamiii....!!!! jerit Velin dalam kamar bermain mengagetkan Mama.

"Banggg udah dulu yaaaa...anakku sedang mencariku...." kusudahi perbuatan bang Anwar dengan perasaan terpaksa. Sebagai seorang ibu pasti akan lebih mementingkan anaknya. Kudorong tubuh bang Anwar agar posisinya duduk kembali dan aku bisa berdiri kemudian membetulkan kembali tali bra dan dasterku ke posisi semula. Segera ku masuk ke dalam kamar bermain untuk melihat keadaaan Velin yang sedang bermain sendiri di lantai yang beralas karpet.

Mama duduk di lantai di samping Velin yang asyik bermain bonekanya yang banyak dengan ukuran yang beranekaragam.

Menyusul bang Anwar ikut masuk ke dalam kamar bermain. Kamar bermain ini tidak terlalu lebar tetapi tidak sempit juga. Di dalamnya hanya ada rak mainann dan sebuah sofa panjang yang sengaja ditaruh di sana agar bisa duduk sambil memperhatikan anak bermain. Bang Anwar duduk di sofa itu memperhatikan Mama menemani Velin bermain.

"Anak kamu cantik Linggg.....namanya siapa...? tanya bang Anwar

"Namanya Evelyn banggg... biasa di rumah dipanggil Velin...." jelas Mama.

"Velinnnn... cepat panggil ommm...." Mama mengajak Velin menyapa bang Anwar.

"Ommm...!!! sapa Velin dengan polosnya.

"Pinter kamu Velinn...!!! balas bang Anwar

"Velin shionya apa Linggg...? tanya bang Anwar.

"Dia ini shionya Macan sama kayak papanya..." jelas Mama

"Kalau shio kamu Linggg...?! tanyanya lagi

"Aku shio nya kuda banggg...." jawab Mama

"Kalau abang gak tahu shio nya apa....hehehe...." kata bang Anwar.

"Setiap orang ada shio nya banggg.... coba aku lihat shionya abang berdasarkan tahun kelahirannya...." jelas Mama. Kebetulan di dinding kamar bermain itu tergantung sebuah kalender cina di atas sofa. Letaknya pas diatas kepala bang Anwar yang duduk di sofa tersebut. Bang Anwarpun mengeser posisi duduknya agar Mama bisa naik berdiri di atas sofa untuk menjangkau kalender itu. Setelah Mama lihat ternyata papa kandung kamu itu shio nya Ular.

"Oh begitu ya... ternyata abang zodiak cina nya ular... hahahaha...." kata bang Anwar antara percaya gak percaya.

Pada saat mama turun dari sofa dan menginjak lantai, mendadak tangan bang Anwar melingkari perut Mama lalu mendudukan Mama ke atas pangkuannya. Dari belakang rambut Mama disingkapkan ke depan, lalu menciumi leher belakang Mama. Sekali lagi ciuman bang Anwar membangkitkan birahi Mama, nafasnya mengenai kulit leher sungguh membuat Mama sensasi yang cukup merangsang. Namun Mama masih punya kesadaran kalau di ruang bermain ini bukan tempat tepat untuk menikmati ini karena ada Velin.

"Kamu wangi sekali Lingggg....." puji bang Anwar. Kurasakan nafas hidungnya sedang mengendus leher dan pundakku.

"Janggaaannn bangggg....ada anakku....." kata Mama

"Kalau gak sekarang lu sudah gak punya waktu sayangggg....." kata bang Anwar sembari menjilati leher dan punggungku. Sungguh birahi Mama amat terpancing.

"Maksudnya apa banggg..***k punya waktu....?! tanya Mama

"Gak punya waktu lahirin anak naga Linggg...." katanya

"Haaaahh...?! jadi maksud abanggg...?! tanyaku kaget

"Iyaaa sayanggg.... kita akan mengubah keadaaan....abang sekarang mau kasi anak naga ke Alinggg...." tegasnya.

"Gilaaa kamu banggg....!!! Mama kaget

"Kenapa sayanggg.... kita kan bisa mengulang masa-masa indah kemaren malam itu... lagipula abang sudah rindu sama Alinggg.... " katanya.

"Iya sih bangggg.... tapi kemaren itu kan malam... sekarang ini kan siang lagi pula ada anakku di sini... jangan lakukan itu sekaranggg....!!! tegasku.

Namun apa yang kukatakan tidak menghentikan perbuatannya. Salah satu tangannya masuk ke dalam pakaian Mama, jarinya diselipkan ke dalam bra mengincar puting susu Mama. Dan tangan satu lagi dengan gencar menyusup ke balik rok Mama mengelus selangkangan Mama yang masih tertutup celana dalam. Walaupun masih tertutup celana dalam, tapi sensasi elusan tangan bang Anwar menembus ke dalam vaginaku. Sungguh, lelaki pribumi ini memang pintar memancing gairah Mama.

"Lihat... anak lu sedang asik bermain... dia tidak akan ganggu kita bersenang-senang sayang.... ayo kita bermain cepat saja... abang sudah gak tahan...." bisiknya. Memang kurasakan ada sesuatu yang keras dan besar yang sedang Mama duduki. Mama yakin itu kemaluan bang Anwar di balik celana panjangnya. Mama tidak bisa berkata-kata, karena birahi Mama terus naik memuncak. Sangkin gak tahannya, mama menyandarkan kepala Mama ke bahu bang Anwar yang ada di belakang sambil pejamkan mata menikmati sentuhan demi sentuhan lelaki pribumi ini.

Kaki Mama mengangkang supaya tangan bang Anwar bebas mengelus selangkangan Mama. Bang Anwar semakin berani karena dia tahu kalau Mama sudah pasrah dengan perbuatannya. Jemarinya masuk kedalam celana dalam, Mama merasakan kalau jarinya dicelupkan ke dalam lubang vagina Mama yang sudah berlendir. Jari bang Anwar yang besar menjangkau klitoris Mama membuat Mama benar-benar hanyut dalam gelora birahi ini.

Bang Anwar hendak melepaskan pakaian mama dengan menaikkan gaun yang mama kenakan melewati kepala. Tapi Mama menahan perbuatan Bang Anwar karena gak mau terlihat telanjang di depan Velin.

"Banggg... aku gak mau kelihatan gak berpakaian di depan anakku..." bisikku.

"Kalau gitu kita pindah ke kamar lain aja Linggg...." saran bang Anwar.

"Kan sudah ku bilang jangan sekarang... aku harus jagain anakku...." kata Mama

"Ya sudah kita di sini saja... gak usah buka semua...." katanya.

"Buka pengait beha aku banggg....." pinta Mama

"Emang bisa buka Beha tanpa lepas pakaian...?? tanyanya

"Bisa banggg... ada caranya....pokoknya abang lepasin pengaitnya dulu...." kata Mama, setelah itu Mama lepaskan bra sehingga telapak tangan bang Anwar bebas meremas payudara Mama serta memainkan putingnya di balik dasterku. Dengan begini Velin tidak bisa melihat payudara Mama sedang dipermainkan bang Anwar.

"Putingnya keras sayanggg...." bisik bang Anwar dan aku hanya terdiam semakin membusungkan dada menikmati puting susuku dipelintir olehnya. Sementara itu, pinggul Mama juga terangkat karena jari tangannya mencolek vagina Mama.

"Memek lu udah basah sayanggg...." bisik bang Anwar. Sensasi kenikmatan ganda dari atas dan bawah membuat Mama gak peduli lagi dengan keberadaan Velin.

"Abang mau lepasin baju aku....??? tanya Mama kembali karena Mama udah rela ditelanjangi.

"Gak usah sayang... abang lepasin aja kolor lu ini ya..." bisiknya dan aku hanya menjawab dengan anggukan kepala dan aku berdiri agar dia tidak kesulitan mempelorotkan celana dalamku.

Mama berbalik dan berlutut di depan bang Anwar. Ikat pinggangnya Mama buka dan bang Anwar berdiri. Dalam posisi Mama berlutut, Mamapun menurunkan celananya sampai sebatas lututnya. Bang Anwar menurunkan celana dalamnya sendiri kebawah dan kusambut dengan menurunkan celana dalamnya sebatas lutut pula.

Kelihatan oleh Mama batang kemaluan lelaki pribumi yang besar panjang dan berwarna hitam pula. Kemaluan ini sempat membuat Mama terhanyut dalam kenikmatan sepanjang malam, dan sebentar lagi rasa itu akan terulang.

"Mamiii...!!! panggil Velin. Mama terkaget karena takut Velin melihat penis bang Anwar. Mama berdiri menutupi penis bang Anwar dengan tubuh Mama.

"Kamu main dulu ya sayanggg... nanti Mama temani..." bujuk Mama. Untung Velin mau nurut apa kata Mama.

Dari belakang bang Anwar menyingkap rok Mama kemudian mengarahkan penisnya kedalam vagina Mama. Supaya tidak berlama-lama, Mama mencari batang penisnya dan Mama masukkan sendiri ke dalam kemaluan Mama.

Penis papa kandungmu amat besar, jadi vagina Mama terasa agak sesak saat penisnya melasak masuk kedalam.

"Aling nakal yaaa... ternyata lu berani nangkap ular abang ya... hehehe...." ledeknya.

"Koq ular bang...? tanyaku manja.

"Loh tapi katanya abang ini zodiaknya ular... jadi ular abang ini sudah lu tangkap terus lu masukin pula ke dalam lubang yang sempit dan becek...hehehe..." ledeknya.

"Dasarrrr... suka banget ledekin Alinggg....huh...Tar ularnya Aling siksa looo....."" balasku.

"Siksa aja Lingggg... pokoknya sekarang abang mau bikin Aling hamil... yuk kita sama-sama merubah keadaan ini..." ajaknya.

"Tapi kan abang bukan suami aq..." kataku manja.

"Koh Afuk suami lu sudah gak bisa diharap Lingggg.... buktinya sampe sekarang lu belum bunting dibikinnya....waktu lu udah gak banyak... secepat mungkin lu harus abang bikin buntung... biar dapat anak naga seperti harapan mertua luu...." kata bang Anwar dengan yakin. Bener juga apa kata bang Anwar, aku harus nunggu sampai berapa lama lagi. Kalau dalam bulan ini Mama belum hamil, maka tahun depan gak keburu lahirin anak shio naga. Mama bisa dibenci sama Nenek atau kakak.

"Tunggu apa lagi sayangggg....cepat siksa ular abang yang udah masuk ke lubang lu..." ujarnya. Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan sambil menutup mulut agar tidak terdengar kalau desah. Rongga vagina Mama terlalu sesak oleh kemaluannya.

"Aaaarrrhhhh....!!! bang Anwar mengerang nikmat.

"Shhhttt.... jangan bersuara banggg... nanti anakku terusik...." bisikku.

"Memek lu enak kali sayang.... abang suka sama memek cina kayak punya Aling ini.... " katanya.

"Suka sih suka tapi jangan berisik banggg... nanti anakku lihatin kita...." kataku.

"Iyaaa sayanggg....ayo terusin goyangnya....kontol abang sudah gak sabar nih...." desaknya sambil tanganya memegangi pinggangku. Kulanjutkan apa maunya. Kugoyangkan pinggulku agar penisnya yang besar keluar masuk dalam vagina Mama sambil melihat Velin bermain sendiri. Velin tidak bisa melihat kelamin kami yang sedang beradu karena tertutupi rok dasterku.

"Aaaaahhhhhh.....aaaaahhhh....!!! tanpa sadar aku sendiri yang mendesah.

"Mamiii...!!! Velin memanggilku karena desahanku telah menarik perhatian Velin. Kuhentikan sebentar goyanganku.

"Kenapa Mama duduk di kaki om...?? tanya Velin polos.

"Iya Linn... kaki om lebih empuk sayanggg....kamu main lagi ya nanti setelah ini Mama ikut main..... " jawabku dengan canggung.

"Setelah apa Linggg... hehehe...." bisik bang Anwar.

"Uhh.. dasar abang nakalll..." kucubut paha bang Anwar karena meledekku.

"Berdiri dulu Linggg... lu hadap ke abang saja... biar lu gak fokus sama anak lu..." ajak bang Anwar membalikkan badan Mama lalu Mama naik keatas pangkuannya tetapi dalam posisi saling berhadapan. Kali ini penis nya tidak lagi terlalu sulit untuk masuk kedalam otot vagina Mama udah lebih lentur karena adaptasi.

"Goyang sayangggg....biar kamu bunting anak abang..." katanya.

"Ada apa-apa abang tanggung jawab yaaa...." balasku,

"Iya sayanggg... kalau lu dibuang sama suami lu... abang siap gantikan posisinya...." katanya tegas tapi sangat menenangkan hatiku. Tubuh Mama kembali berguncang dan kali ini jauh lebih hebat. Tanganku memeluk kepala bang Anwar, kusandarkan kepalanya pada dadaku sambil bergoyang.

"Aaaaaahhh....aaaahhhh...hamili Aling banggg....oooohhhh....Alinggg mau anakkkk....aaahhhh...!!! desahku.

"Horeeee....!!! Mami naik kudaaa....!!! tiba-tiba Velin bersorak girang melihat Mama bergoyang.

"Aaaahhh Linnn... kami main di sana dulu yaaahhh.... !!! ku suruh Velin jangan melihat Mama tapi dia gak mau dengar kali ini.

"Velin mau liat mama main kuda-kudaan Maaaa...!!! kata Velin polos.

"Biarin saja Lingggg.... kan dia gak keliatan apa-apa...semua kan tertutupi...." kata bang Anwar

"Tapii aku gak nyaman diliatin begini banggg...." kata Mama menghentikan goyangan.

"Maaa terusin naik kudanya....!!! kata Velin.

"Mami lu udah capek Velin... sekarang gantian Mami lu jadi kuda dan om yang nunggangi mami kau yaaa....!!! kata bang Anwar. Dengan paksa bang Anwar menidurkan Mama ke sofa lalu mengenjot Mama dengan kecepatan tinggi.

"Horeeee... terus om terus tunggangi Mamiii....!!! kata Velin dengan girang.

"Udah bangggg... hentikannn...!!! kata Mama tapi om Anwar gak peduli terus saja mengenjot Mama di dekat Velin. Mama terus diberikan kenikmatan oleh bang Anwar dengan penisnya. Nafsu Mama sudah menguasai seluruh tubuh Mama, dan Mama tidak lagi peduli diperhatikan Velin.

"Aaaaahhh....aaaaahhhh...oooohhh bangggg.... lebihhh kencanngggg....!!! kali ini desahanku gak bisa kutahan. Bang Anwar semakin cepat memompa vagina Mama dan Velin semakin bersemangat hingga meloncat-loncat ikut bersemarak.

"Linnn... Mama lu ini kuda binall... om suka kuda binal kayak mami lu ini.... uuughhh....uughhh...!!! ledek bang Anwar dan Velin mendengar apa katanya dengan muka bengong.

"Velin mau ga liat kuda binalll....?! tanya bang Anwar pada Velin

"Mauuu Ommmm mauuu.....!!! jawab Velin spontan.

Bang Anwar dengan agak memaksa berganti posisi dimana aku yang di atas dan dia yang dibawah. Vagina Mama disentak penis bang Anwar dari bawah. Mama berusaha mengimbangi sentakannya dan akhirnya goyangan kami seirama, semakin lama semakin kencang. Bahkan Mama yang semakin bersemangat bergoyang di atas tubuh bang Anwar. Tali dasterku sampai tergeser ke samping nyaris turun ke bawah.

"Ahhhh....ahhh....aaahhh.....oouhhhh....ooouhhhh....aaahhh...aaaahhhh....!!!

"Velin... liat Mami lu udah jadi kuda binalll... hehehe..." ujar bang Anwar. Velin tertawa sambil bertepuk tangan senang melihat Mama berguncang hebat di atas bang Anwar.

"Betul-betul kuda binal lu Lingggg... hahahahahaa...." ledeknya

"Plaaaakkk....plaaaakkk...!!! Ayooo lebih kencanggg lagggiii...!!! Anak lu senang liat Mama nya binal.. jangan kecewakan anak lu....." kata bang Anwar sambil menepuk pantat Mama dengan keras. Tidak tahu kenapa Mama makin terpacu dibikin bang Anwa sampai "Aaaaaarrrhhh !!!! AAAARRRHHH..!!! Mama orgasme. Tubuh Mama kelelahan menimpah tubuh bang Anwar, kedua tangannya yang kekar memelukku erat.

"Abang belum sampe sayangggg..... " kata Bang Anwar belum mau melepaskan penisnya dari vagina Mama.

"Sebentar ya banggg...." kataku.

Setelah Mama mendapatkan tenaga Mama kembali, Mama memutar lagu anak-anak kesukaan Velin dari DVD player yang ada di ruang bermain tersebut, agar perhatian Velin teralihkan ke layar televisi.

"Banggg... kita pindah ke kamar sebelah yukkk...." ajak Mama. Tangan bang Anwar Mama tarik ke kamar sebelah tanpa menutup pintu agar Velin tetap terpantau. Di kamar itu kami berdiri saling berhadapan. Bang Anwar memperhatikan Mama mengeser kedua tali daster ke samping hingga dasternya terjatuh ke lantai. Mama melangkah mundur ke ranjang dan duduk manis menanti bang Anwar kembali menjamah tubuh Mama yang sudah siap disetubuhi.

Seperti yang kuduga, kalau bang Anwar memang bernafsu besar. Tanpa basa basi dia menelanjangi dirinya langsung menerkam Mama dengan buas.

"Sini bang...hamili Aling sekarang bangggg....." kata Mama dengan nakalnya.

"Sejak pertama ketemu lu abang sudah pengen bikin lu hamil sayanggggg....." katanya.

"Masukin lagi bangggg... aq masih pengennnn...." ajak Mama

"Buka lebar memek lu sayanggg.... biar kontol abang enak masuknyaaa... hehehe..." kata bang Anwar mengarahkan penis gedenya ke vagina Mama.

"Cepetan bangggg.... nanti suami keburu pulangggg.... cepat genjot Alingggg sampai hamilll......!!! desak Mama. Bang Anwar mengenjot Mama dengan kasarnya tapi Mama suka banget. Hentakan bang Anwar begitu kuat menghantam vagina Mama. Tenaganya begitu meluap-luap mengagahi Mama hingga dia berhasil mengeluarkan spermanya dalam rahim Mama.

"Terimaaaa peju abangggg sayangggg.... ini buattt Alinggggg.... aaaaaahhhh.....aaaaaahhhhh....!!!! erang bang Anwar.

"Makasih bangggg.... moga Aling cepat hamil anak abang...." bisikku di telinganya.

Kami tidak boleh berlama-lama di kamar sebelah, karena Velin sendirian di kamar bermain. Kami segera mengenakan kembali pakaian kami dan bergegas pulang ke rumahnya. Mama pun segera merapikan ranjang sebelah agar tidak ketahuan Papa. Sekitar satu jam setelahnya Papa pun pulang kerumah. Untungnya Velin tidak mengungkit apa yang dilihatnya tadi, karena dia masih kecil.

Di hari berikutnya, hampir setiap hari bang Anwar menyempatkan diri mampir ke rumah untuk menghamili Mama. Kami bersetubuh dengan cepat yang penting spermanya masuk ke dalam rahimku. Seminggu kemudian, Mama membeli alat test kehamilan ternyata hasilnya bergaris dua artinya positif hamil. Kuberitahukan kepada bang Anwar dan dia mengucapkan selamat kepada Mama.

Kuberitahukan juga kepada Papa dan ternyata Papa begitu senang. Papa berharap janin yang Mama kandung ini anak laki-laki. Setelah Mama hamil 5 bulan, dokter berkata anak dalam kandungan ini laki-laki. Kakek dan nenek ikut senang dan akhirnya Mama lebih disayang dalam keluarga Papa karena akan melahirnya anak laki-laki shio naga, yang diberi nama Asen.

"Sennn... jadi lu sudah tahu kan kenapa lu itu diistimewakan dalam keluarga..." kata Mama.

"Iya Maaa... ternyata gara-gara aku shio naga... berarti Mama harus berterimakasih sama Papa kandungku donggg...." kataku

"Mama memang sangat berterimakasih kepada papa kandung lu karena sudah menghamili Mama....bang Anwar pasti bangga karena anaknya udah mulai dewasa...." kata Mama tersenyum manis.

"Kenapa tersenyum Maaa...? tanyaku.

"Mama lihat wajah lu bener-bener mirip dengan papa kandung lu Senn....bikin Mama rindu sama dia...." jawab Mama.

"Shhhtt....Jangan keras-keras Maaa.... nanti kedengaran Papa...." kataku.

"Opsss... hehehhe...iya Seeenn... lu cepat pigi bobok... besok kemungkinan banyak tamu yang datang ke rumah...." ujar Mama. "Ok de Maaaa....aku bobo dulu...." balasku.


Di kamar aku merenungkan tentang kisah hidupku. Mungkin aku seorang yang beruntung terlahir di tahun naga. Tapi aku juga bisa celaka kalau keluarga besar Papa tahu bahwa aku bukan darah daging Papa. Hanya aku dan Mama yang tahu rahasia ini dan selamanya akan menjadi rahasia antara kami berdua. Kepercayaan keluargaku membuatku menjadi anak yang beruntung karena sangat disayang dan dilindungi karena aku dianggap pembawa rezeki. Sudah sejak kecil aku selalu diistimewakan dan terlalu disayang.

Teringat pertama sekali aku merasa iri hati dengan ci Velin karena dia punya kamar sendiri sedangkan aku masih tidur dengan orangtua. Waktu itu aku masih berumur 10 tahun dan sampai sekarang baru aku mengerti mengapa ci Velin diberikan kamar sendiri sedangkan aku tidak. Itu karena aku terlalu dijaga ketat oleh Papa dan Mama atas perintah kakek dan nenek. Terus setelah kupikir panjang sebenarnya aku sangat beruntung tidur sekamar dengan Papa dan Mama, karena aku punya kesempatan bisa mengintip mereka bersetubuh dikala mereka berpikir aku sedang tertidur.

Pertama sekali aku menyaksikan lelaki dana wanita bersetubuh dari orangtuaku. Memang aku tidur sekamar dengan orangtuaku tapi diranjang yang berbeda. Ranjang orangtuaku di tengah sedangkan aku menempel ke dinding sehingga ada jarak. Suatu malamnya aku terbangun di saat itu Papa dan Mama sedang hubungan suami istri.

Awalnya aku bingung menyaksikan apa yang terjadi. Aku merasa aneh dengan kelakuan Papa dan Mama yang bersembunyi di dalam selimut besar. Pikiran anak-anakku bertanya apakah orangtua ku sedang bermain kemah-kemahan dalam selimut. Kadang kaki mereka keluar dari selimut kadang ada tangan mereka yang keluar. Aku sungguh tidak paham orangtuaku sedang apa. Mereka koq seperti sedang bergulat dalam selimut.

Apakah Papa sedang menyiksa Mama karena Mama bilang: "Sakittt Fukkk... pelan-pelannn...!!! " tapi seterusnya kenapa Mama berkata kepada Papa: "Terus Fukk...enakkk begitu......!!! "

Aku sungguh tidak mengerti waktu itu dan semakin lama jantungku semakin kencang berdetak diikuti rasa penasaran amat sangat.

"Pelan-pelan Fukkk... nanti Asen bangun..." bisik Mama membuatku semakin penasaran.

"Sssshhh....pelan-pelaaann.....!!" Mama koq mendesis kesakitan. Apa yang Papa lakukan terhadap Mama.

"Aaaaaarhhhh....aaarhhhh.....aaarrrhh...!!! Papa mengerang.

"Kecilin suaramu Fukkkk... awas Asen bangunnnn...." bisik Mama.

Tidak lama setelah Papa mengerang, mereka keluar dari selimut dan kembali ke posisi tidur semula. Yang membuatku terkejut adalah Papa dan Mama kenapa telanjang bulat dan menutupi tubuh mereka dengan selimut. Kenapa mereka sama-sama gak pakai baju?

Yang paling membuat jantungku berdekat adalah melihat Mama yang telanjang. Ini pertama sekali aku merasakan dorongan nafsuku. Kenapa aku tertarik sekali mengintip Mamaku yang telanjang. Semakin ditatap nafsuku semakin bangkit dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa uring-uringan merasakan gejolak nafsu dalam tubuh laki--lakiku yang tidak kumengerti pada saat itu. Apa apa dengan dengan diriku? Reaksi apa yang sedang terjadi dalam diriku?

Malam berganti malam aku selalu menunggu kesempatan lain untuk menyaksikan aksi orangtuaku di atas ranjang.

"Jangannnn Fuukkk.... Asen belum tidur.... jangann ahhh....!! Kata Mama

"Dia sudah tidur... ayo laaaa...' ajak Papa

"Gaaa Fukk... aku lagi gak mood...." tolak Mama

"Sialan lu... tadi alasannya Asen belum tidur... sekarang gak mood... sudah berani nolak suami lu yaaa.....!! Ucap Papa

"Ya sudahhhh... tapi tutup pake selimut yaa..." kata Mama

Orangtuaku kembali bergulat dalam selimut. Bedanya kali ini, selimut tidak sampai menutup seluruh kepala mereka. Mama sesekali melihat ke arahku tapi aku pura2 tidur menutup mata tapi tidak rapat agar bisa melihat aksi mereka.

"Ahhhh....aaaahhhh.....aaaahh.....uuuhhh....uuuhhh...aaahhh....!! Desah Papa dan Mama saling bersahutan. Mama ditimpah oleh Papa.

Kenapa mereka mendesah? Tanyaku polos dalam hati waktu itu. Kenapa tubuh mereka dalam selimut bergoyang-goyang sampai mereka mendesah. Ada apa di dalam selimut Papa dan Mama. Adakah mahkhuk aneh yang sedang mengelitik mereka dari bawah?? Bodohnya aku waktu itu gara-gara banyak nonton film kartun.

Makin disaksikan kenapa burungku koq makin mengeras. Kugenggam burungku rasanya koq enak. Tidak lama akhirnya mereka selesai bergulat.

"Koq cepat kali Fukk.... ?? Tanya Mama. Akupun bingung cepat apaan.

"Sudah laaa.... tadi katanya gak mood...." kata Papa kelelahan.

"Payah lu Fukkk.... huhh....!!! Mama ngambek lalu Mama tidur membelakangi Papa. Kupandang tubuh Mama yang tertutup selimut semakin membuatku penasaran dengan bentuk tubuh Mama yang membesarkan aku. Burungkupun semakin keras tapi tidak tahu harus berbuat apa waktu itu.

Hingga suatu kali aku makin mengerti saat aku hendak nonton film karton dari DVD, kutemukan sesuatu yang memberiku jawaban atas kebingunganku. Setumpuk CD Video Porno milik Papa dalam kantongan plastik hitam.

Kuputar saja salah satunya yang kuanggap menarik. Dalam video itu terdapat adegan seorang lelaki berkulit hitam sedang mengauli wanita asia yang putih cantik seperti Mamaku.

Kulihat kelamin pria negro itu amat besar dimasukkan dalam kemaluan wanita itu. Waktu itu aku menyaksikan bentuk kemaluan wanita yang berbeda dengan pria. Kalo punya lelaki itu panjang, kalo punya perempuan itu lubang. Kedua kelamin itu saling beradu dengan punya lelaki dimasukkan ke dalam punya perempuan. Oh begitu rupanya.

Wanita itu mendesah mirip Mama. Berarti ini yang terjadi dalam selimut. Kemaluan Papa pasti dimasukkan ke kemaluan Mama. Tapi koq lihat wajah dan suara perempuannya kayak sedang kesakitan tersiksa ya?!

Makin lama kulihat video itu, burungku semakin mengeras. Kupegang burungku benar2 enak rasanya. Timbul dalam perasaanku seakan menyuruh lelaki negro itu terus menyiksa perempuan asia yang mirip Mama dengan burung besarnya. Durasi film itu lumayan panjang. Adegan mereka sempat berganti beberapa posisi bahkan ada yang burungnya dimasukkan ke lubang anus.

Mataku tidak berkedip dan jantungku berdetak semakin kencang. Ada rasa takut tapi gak bisa lepas dari tontonan. Tanpa sadar kugenggam burungku dalam celana sambil ku gosok hingga keluar cairan putih putih yang membuatkan terkejut. Kupikir aku kencing di celana. Aku panik karena celanaku kebasahan. Segera kumatikan video itu lalu kembalikan ke posisi semula agar tidak ada yang tahu.

Sejak itulah aku semakin suka mengintip dan penasaran dengan aksi orangtuaku yang bersetubuh dalam selimut. Bahkan sering kulihat mereka berantem setelah selesai bersetubuh. Pertikaian mereka waktu itu sangat tidak kupahami karena itu masalah suami istri. Malah waktu itu aku menyalahkan Mama yang membuatku bingung sebenarnya dia maunya apa sih? Koq cerewet kali pikirku.

Kebiasaan mengintipku makin merajarela. Aku bahkan sering mengintip cici2 ku seperti ci Elena dan ci Erika. Kalo ci Velin aku belum tertarik karena masih anak2 sepertiku.

Kadang ci Elena dan ci Erika suka berpakaian seksi di rumah atau habis mandi hanya mengenakan handuk sampai handuknya nyaris terbuka. Mereka tidak peduli walau aku memperhatian tubuhnya karena aku ini adiknya.

Selain itu aku pernah beberapa kali mengintip mereka sedang bermesraan sampai berciuman di ruang tamu dengan cowo mereka. Tidak pasti apakah itu sudah pacar atau belum.

Yang pasti masa lalu dengan hari ini jelas berbeda. Ci Elena menjadi seorang lesbian dengan ci Ayen dan ci Erika menikah dengan ko Richard seorang anak dari keluarga kaya dan sudah punya anak bayi.



Kira-kira besok siapa yang akan datang ke rumah ya? Seharusnya ci Erika harus pulang mengunjungi Papa.
Apakah ci Erika dan ko Richard akan pulang ke rumah bersama anak bayinya ?
Terus Gimana kabar mas Saiful ? Apakah dia masih bekerja sebagai supir pribadi ci Erika ?
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd