Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
21 - Akibat Membalas Budi

MEK3KAD_t.jpg

Mama

MEKRNGF_t.jpg

Ci Velin

MEKQMRM_t.jpg

Om Zul

MEKQMRJ_t.jpg

Pak Imron

POV: Edisen

Aku berjalan keluar rumah lalu mengintip dari jendela kamar yang letaknya di sisi samping rumah. Ternyata Pak Imron dan om Zul sedang di kamar Mama bersama Mama dan ci Velin. Mereka semua sudah dalam keadaan yang telanjang di atas ranjang.

Mama sedang dicumbu Pak Imron sedangkan ci Velin dicumbu oleh Om Zul. Disela-sela percumbuan, mereka saling berbicara.

"Maaa...aku takut Maaa..." kata Ci Velin yang payudaranya sedang dijilat sambil diremas om Zul dengan penuh nafsu.

"Ngak apa sayang... nikmati saja... tadi om Zul itu sudah selamatin lu lohhh..." kata Mama.

"Tapi Maaa...aaahhh...aaaaahhh...ommm geli omm...!!! kata ci Velin yang payudaranya diemut oleh om Zul.

"Zul....pelan-pelan aja yang ngentot sama non Velin... jangan disakitin tapi dibikin enak...paham ga lu...?! kata Pak Imron.

"Maaf Pak...abis saya baru kali ini bisa mencicipi amoy kayak non Velin ini.. mmmm....putih mulus teteknya non..." kata Om Zul

"Aduhh Omm...pelan2 isep nya... aaahhh...ihhh...geli ommm..."kata ci Velin.

"Om kasi cupang ya di tetek non Velin...hmmm...sruuupppp......hmmm...."

"Aaaaaahhhh....aaadduhhh Ommm....sakittt Omm...jangan kuat-kuat...." kata ci Velin

"Kenyal teteknya non Velin.... putingnya juga masih merah muda... om suka tetek amoy...hmmm..." kata Om Zul sambil meremas tetek ci Velin. Remasan tangan om Zul yang besar menutupi sebagian besar payudara Ci Velin. Kalau dibanding dengan payudara Mama, punya ci Velin masih lebih kecil ukurannya Walaupun secara ukuran payudara ci Velin itu lebih kecil tapi lebih menonjol dan lebih kencang.

Tangan om Zul mulai menjalar ke selangkangan ci Velin. Tangannya yang besar berusaha mengobok-obok memek ci Velin yang mungil.

"Aaaaaahhhh... aduhhh omm...jangannn...." kata ci Velin mencoba merapatkan pahanya.

"Memeknya jangan ditutup non... dibuka biar nanti om bikin enak memeknya....." kata Om Zul, pelan-pelan Ci Velin melebarkan pahanya.

"Memek yang indah non.... tapi sayang sudah gak perawan... beruntung sekali cowo yang dapatin perawan non ini....om terlambat....."kata Om Zul sambil mengelus2 bulu-bulu memek ci Velin yang halus.

Kini jari om Zul pelan-pelan menerobos ke liang kemaluan ci Velin lalu mulai bergerak keluar masuk. Lama kelamaan jari om Zul menjadi berlendir sampai akhirnya memek ci Velin memuncratkan cairan kemaluannya.

"AAAAAAAHHHHH....AAAAAAHHHH...SORII OMM... Velin gak tahan mo pipis...." kata ci Velin.

"Pipis aja non... om suka cairan pipisnya...hmmm.. aroma punya amoy agak beda baunya...."kata Om Zul.

"Hmmm...Emang bedanya apa Zul....?" tiba-tiba Mama menceletuk perkataan om Zul.

"Gak tahu juga cik...kayak ada bau-bau babi nya...hahahaha..." ledek om Zul

"Dasar lu... berani ledekin putri aku ya....hmmm..." kata Mama yang tubuhnya dicumbu oleh Pak Imron.

"Banggg.... aku serahin putri aku pada abang malam ini...tolong nanti jangan dimasukin ke dalam ya....aku udah gak tahan nih, gak bisa perhatiin kalian lagi....aaaahhh...aaahhh...." kata Mama yang sudah sangat terangsang oleh cumbuan Pak Imron ke sekujur tubuhnya.

"Pakkk...ayo masukin sekarang...Aling udah gak tahan...aaaahhh..." pinta Mama

"Iya Aling sayanggg... kontol bapak juga sudah pengen genjot punya Aling...hahahaha..."kata Pak Imron.

"Cepat kontolnya masukin ke sini Pakkk..." Mama buka lebar selangkanganya. Tangannya merangkul pinggang Pak Imron supaya kontol Pak Imron dimasukkan ke memeknya.

"Betul-betul haus kontol bapak kamu Ling...hehehehe..." ledek Pak Imron.

"Biarinnn...aaaahhh...aaaahhhh....." Mama mendesah.

"Rindu kontol Bapak kamu Ling...??? tanya Pak Imron.

"Iyaaaa Pakkk...aaaahhh....aaaahhh...teruss Pakk...lebih cepat goyangggnya...aaaahhh...." pinta Mama

"Aling lama gak Bapak entot, kok kamu makin binal aja Ling...?" tanya Pak Imron

"Gakkk tauuu...pokoknyaaa terusinn Pakkk....aaahhhh...aaaahhh..." kata Mama yang sudah larut dalam birahinya.

Sementara itu memek ci Velin juga sudah siap untuk dientot oleh om Zul.

"Non Velin...sekarang om masukin kontol om ya...." kata Om Zul

"Ommm...Velin takuttt..." kata ci Velin.

"Takut apa non...om gak makan orang koq takut non...? kata om Zul

"Bukan...Velin takut sakittt...punya om besarrr...." kata ci Velin

"betul sayangg...kontol cowo pribumi memang besar-besar kayak punya om ini... tapi yang besar yang bikin non velin nanti keenakan..." jelas om Zul

"Beneran om...?! " kata ci Velin

"Bener Lin...om gak bohong...nanti pasti Velin bisa keenakan sama kontol om ini..." kata Om Zul

"Iya om, Velin percaya... tapi pelan-pelan ya masukinnya...." kata Velin

"Tenang aja non... memek Velin udah basah gini pasti udah gak terlalu sakit..." kata Om Zul

Perlahan namun pasti, kontol om Zul menembus kemaluan ci Velin yang mungil itu. "Arrraaahhhh..!!!! "

"Kenapa non... apakah memek non sakitt...? tanya Om Zul

"Sedikit..." kata Ci Velin

"Lama-lama nanti enakan..." kata Om Zul lalu mulai melakukan penetrasi pada ci Velin.

"Aaaaaaahhhh...aaaahhh....hhhmmmm....Pakkkkk...terusss Pakkk...."

"Ommmm...sakittt ommm...pelannn-pelaaaannnn....ooohhh...."

Suara desahan Mama dan ci Velin saling bersahutan memenuhi kamar tidur Mama malam ini. Mamaku dan Ciciku secara bersamaan digenjot oleh lelaki pribumi dalam satu ranjang. Mama dan cici menyerahkan tubuh mereka dinikmati oleh dua lelaki pribumi yang baru saja menyelamatkan mereka dari ancaman debt collector. Rasa sakit yang dirasakan ci Velin karena genjotan om Zul kini sudah berubah menjadi nikmat.

"AAAAAAHHHH...OMMMM...Velinnn keluarrrr ommm...!!!!

"Tahan dulu ya Non... om bentar lagii...aaahh...aaahhh....!!!!

Akhirnya om Zul menyemburkan spermanya ke payudara ci Velin karena itu pesan Mama agar jangan masukin ke dalam memek ci Velin.

"Paaaakkkk...paaaakkk...aku mau sampaii Pakkk...!!! kata Mama

"Tahan dulu Linggg...biar sama-sama keluarinnya...." kata Pak Imron

"Paaaaakkk... gak tahannn lagii...cepatannn Pakkk...." kata Mama

"AAAAAAAAAHHHHHH.....!!!! UHHHH...Aaaahhhh....!!!! Mama dan Pak Imron keluar bersamaan.

"Aduhhh..!!!. banyak benar sperma Ommmm...!!! kata Ci Velin yang payudaranya belepotan sperma Om Zul. Om Zul mengambil bajunya dari lantai lalu membersihkan payudara ci Velin.

"Maafin om ya... Peju om memang banyak buat kamu non...kalau tadi masuk ke memek non...bisa jadi adek bayi loo...." kata Om Zul.

"Ihhh..***k mau punya adek bayi..." kata ci Velin.

"Lohhh Mami koq bolein Pak Imron masukin spermanya ke memeknya Mi...? tanya Velin

"Ngak apa sayang...tadi Mami udah minum pil anti hamil... jadi sudah aman..." jelas Mama

"Pinter kamu Ling... sudah persiapan dientot sama Bapak rupanya..." kata Pak Imron.

"Iya Pak... Bapak dan Bang Imron memang pantas untuk ini semua...soalnya kalian sudah selamatkan kami... kalo gak kami udah disakiti sama lelaki penagih hutang itu tadi..." kata Mama

"Hehehehe... makasih ya buat malam ini Ling...tapi Bapak belum puas Ling..." kata Pak Imron

"Gak puas kenapa Pak...?! Kalo Pak Imron belum puas, Aling masi mau puasin Bapak...yukk..." kata Mama.

"Bapak pengen ganti suasana Ling...jadi Bapak pengen nyobain memek amoy si Velin... hehehe..."kata Pak Imron.

"Jangan donggg... kasian Velin udah lemas dia..." kata Mama

"Gak koq Mii.. Velin masi kuat koq..." kata Velin.

"Tuh liat... putri lu binalnya mirip lu Linggg..." ledek Pak Imron.

"Zull... lu cobain sekarang mamanya...bapak mau nikmati putrinya dulu..." kata Pak Imron

"hahaha... ini yang aku tunggu-tunggu Pakk... sudah lama aku pengen ngentot sama binor cina kayak cik Aling ini..." kata Om Zul.

Om Zul mendekati Mama yang sudah pasrah untuk disetubuhi, begitu juga dengan ci Velin.

"Sini non... Bapak pengen cicip memek non Velin...." kata Pak Imron.

Satu babak lagi mereka saling beradu kelamin sampai Mama dan ci Velin terkulai lemas di ranjang sampai tertidur.

Setelah Mama dan ci Velin tertidur, Pak Imron dan Om Zul keluar dari kamar Mama. Mereka duduk kembali di sofa ruang tamu sambil merokok untuk menjaga rumah, karena pintu rumah kami sudah rusak.

Keesokan harinya, Pak Imron memanggil anggotanya termasuk om Zul untuk memperbaiki pintu rumah kami.

Beberapa malam ini tante Vivi tidak pulang ke rumah sejak kemaren dibonceng oleh Rizki ke rumahnya. Kata Mama tante Vivi nginap di rumah om Faiz. Ci Velin minta aku bonceng dia pulang dari sekolah karena masih kesal dengan Rizki, katanya sedang minta diputusin. Aku kurang tahu pasti sampai di mana hubungan pacaran mereka.

Sesampai di rumah kami masuk ke rumah melewati pintu yang rusak itu, om Zul dan satu anggotanya sedang dalam proses memperbaiki pintu rumah kami. Karena waktu itu sedang jam istirahat mereka bertelanjang dada sedang duduk merokok setelah makan siang di teras rumah kami. Ci Velin yang baru pulang dari sekolah sempat digoda sama om Zul.

MEKRNCB_t.jpg

Bang Ardi (rekan om Zul)

"Permisi om...numpang lewat..." kataku tapi perhatian mereka tertuju pada ci Velin. Akupun gak mempersoalkan lalu berjalan ke arah kamarku di lantai atas sambil diam-diam memperhatikan kelakuan Om Zul dan rekannya terhadap ci Velin.

"Non Velin cantik...baru pulang sekolah kamu sayanggg...." goda Om Zul

"Iya Om..." ci Velin cuma jawab seadanya.

"Gimana bobok nya semalam... ada mimpin om gak...? kata Om Zul

"Gak Om.." jawab Ci Velin

"Masa ngak.. padahal non Velin semalam udah om bikin enak sampe non kejang-kejang...hahahaha.." kata Om Zul. Ci Velin gak bisa menjawab apa-apa lalu beranjak masuk ke kamarnya.

"Abang apain itu amoy semalam..." tanya rekan om Zul

"Apain lagi kalau bukan ngentot... amoy kan enaknya cuma buat dientot bang...." kata Om Zul

"Mantap kali banggg... jadi pengen entot itu amoy aku bangg..." kata rekan om Zul

"Memek amoy memang mantap bang... cuma sayang masi muda gitu udah gak perawan..." kata Om Zul

"Oh ya?! Semalam abang jebol perawan itu amoy..? tanya rekannya

"Gak bang... itu amoy memang sudah gak perawan...mungkin sudah dijebol duluan sama cowoknya..." kata Om Zul

"Telat abang... tapi masi lumayan bisa ngentot itu amoy... cantik juga...putih bening gitu pasti enak dientot...." kata rekannya.

"Memek amoy itu memang rasanya beda bang...apalagi kalo udah desah, bikin napsu naik sampe ubun-ubun bang...ahahaha..." kata Om Zul

"Jadi pengen coba aku banggg...." kata rekannya.

"Ayo kita entot aja sekarang bang..." kata Om Zul lalu mereka jalan ke kamar ci Velin yang bersebelahan dengan kamarku. Akupun mencari posisi aman agar tidak ketahuan sedang memperhatikan gerak-gerik mereka.

Mereka membuka pintu kamar ci Velin lalu keduanya masuk kedalam kamarnya.

"Ada apa Om...?! Aduh om apa-apaan ini... Jangan Om...!!! ucap ci Velin ketika kedua lelaki itu masuk ke kamarnya.

Setelah pintu nya terkunci aku coba mengintip dari lubang kunci pintu kamar. Suara mereka kedengaran sampai keluar walaupun agak samar-samar.

Om Zul duduk di ranjang lalu tangannya merangkul perut ci Velin sehingga duduk dipangkuannya. Ci Velin hendak berdiri tapi ditahan oleh Om Zul. Kedua tangan ci Velin digenggam kuat oleh Om Zul sampai payudara ci Velin yang masih tertutup seragam sekolah membusung ke depan.

"Di.. cepet lu buka kancing baju ini amoy...." perintah Om Zul sambil menahan tubuh ci Velin yang terus mengeliat.

Rekan om Zul langsung melepaskan kancing seragam ci Velin satu per satu sampai BH berwarna pink nya kelihatan. Seragam ci Velen di tarik Om Zul sampai terlepas.

"Jangan Om... lepasin Velin....tolong lepasin om..." pinta Ci Velin yang diabaikan oleh kedua lelaki pribumi yang sudah terbawa nafsu itu.

"Diii... sini lu lepasin pengait kutangnya, aku tahan tangannya... cepetan..." perintah Om Zul lalu diturut rekannya sampai buah dada ci Velin menyembul keluar.

"Wowww... bagus kali teteknya banggg..... ckckckck..." kata rekannya.

"Jangan om...Velin mohonn..." ucap ci Velin

"Jangan apanya Non... semalam kita udah bersenang-senang, kenapa hari ini non nolak Om...?" tanya Om Zul

"Semalam kan itu maunya Mami gara om selamatin kami... tapi yang semalam kan udah cukup om...jadi Velin gak mau lagii..." jelas ci Velin.

"Lohhh... gak bisa begitu non...sekali om selamatin Velin berarti seumur hidup non hutang nyawa sama om... berarti tubuh non ini udah punya om... ngerti ga kamu non..." tegas om Zul

"Ngak mau om... udah cukupp...cukuppp...!!!! " ucap ci Velin.

"Non amoyyy... lu gak berhak atur-atur om.. sekarang non Velin ini gak punya hak untuk menolak om sama Bang Ardi teman om ini... sekarang om sama teman om ini mau entot lu punya memek... jadi sebaiknya non ikuti maunya kami...." tegas om Zul

"gak om..***k mauu....aaaahhh...***aaakkk oommmm...aaaahhh...." buah dada ci Velin dilumat oleh bang Ardi.

"Srrruuuppp...hmmmm...enakkkk tetek amoy banggg...hmmm..." dengan penuh nafsu bang Ardi menjilat buah dada ci Velin.

"Baru kali ini aku bisa nyicip tetek amoy bangg....hmmmm...srrruuuppp...." ucap Bang Ardi

"Aaaaaahhh...geliii omm...aaaaaahhh...." ci Velin mendesah

"Nikmati sesuka lu Dii...ntar lagi lu cobain memek nya..."kata om Zul

"masih kenyal nenennya... putingnya udah keras ini banggg....." kata bang Ardi

"itu tandanya ini amoy sudah mulai sange...sekarang lu buka turunin roknya..." perintah Om Zul

"Jangannn om....jangann..." pinta ci Velin sambil rok abu-abunya dilepaskan bang Ardi

"Bang liat bangggg... udah basah celana dalamnya....hehehe..." kata bang Ardi

"Hahahaha...munafik lu non... bilangnya jangan tapi memek lu basah begini..." ledek om Zul sambil satu tangannya menyusup ke dalam celana dalamnya.

"Sekalian aja buka celana dalamnya biar langsung kita sikat memek cina yang udah basah...hehehe..." kata om Zul lalu celana dalam ci Velin diturunin bang Ardi. Kini ci Velin sudah telanjang di antara dua lelaki pribumi tukang pintu ini.

Bang Ardi melepaskan celananya sampai kontolnya teracung keatas dengan tegak.

"Lu rebah dulu di ranjangnya biar aku taruh ini amoy ke atas lu...." perintah Om Zul.

Bang Ardi baring di ranjang, lalu tubuh Ci Velin yang lebih kecul diangkat om Zul lalu di taruh ke atas tubuh bang Ardi yang gelap sambil penisnya di masukin ke memeknya.

"Aaaarrrhhhh....sakittt Om... " jerit ci Velin.

"Om kan semalam sudah bilang...lama-kelamaan baru enak non...kontol pribumi memang besar-besar..." jelas om Zul

"Goyangin badan lu moyy.. yang kencang goyangnya..." perintah om Zul

Ci Velin pun menurut perintah om Zul lalu mengoyangkan pantatnya hingga naik turun.

"Aaaaahhh...aaaahhh.... aaaaahhh..." ci Velin mendesah.

"Enak kali memek cina banggg... ngisap memeknya banggg..." kata bang Ardi sambil menikmati goyangan ci Velin. Sementara itu om Zul menurunkan celananya lalu mengeluarkan kontolnya yang sudah keras.

"Stop dulu bentar..." tiba-tiba om Zul minta berhenti. Om Zul naik ke atas ranjang lalu mengarahkan kontolnya ke anus ci Velin.

"Aku mau nyobaik lubang pantat amoy Dii..." kata om Zul

"JANGGANN OM...!!! TOLONGGG JANGANNNN...!!!! jerit ci Velin terkejut.

Om Zul pelan-pelan memasukkan kontolnya yang besar ke dalam anus ci Velin.

"Aaaaarrrhhh....Uhhh...uhhh....sempit kali ini lubang pantat....uhhh...uhhhh...." kata Om Zul yang mencoba menusuk lubang anus ci Velin yang sempit dengan kontol besarnya.

"AAAAARRRRRRHHHHHH....SAKITTTTTTT OMMM...!!!! Ci Velin mengerang sambil menjerit kesakitan.

"AAAAAAAAHHHH....SAKITTT OM... GAK BISAAAA MASUKKK.....!!!! jerit ci Velin. Om Zul meludah kontolnya sendiri lalu mengoles ludahnya kemudian mencoba memasukkan kontolnya ke lubang pantat ci Velin.

"Bisaaa non... ini abang usahakan biar masukk... UH...UHH...!!!! om Zul agak memaksakan kontolnya sampai kontolnya ditelan oleh anus ci Velin.

"AAAAAAAAARRRRRRHHHHH.....SAKITTTTTTTTT.....SAKITTTT OM...!!!!! sekali lagi ci Velin jerit mengerang.

"Gila ini anusss...rasanya masih perawan...sempit kali Dii... ayo digas Di..." kata om Zul lalu mereka bersama-sama mengenjot kedua lubang ci Velin dengan serentak. Ci Velin yang kulitnya putih bersih diapit oleh dua lelaki pribumi yang hitam kasar di ranjangnya sendiri. Aku pernah lihat di film bokep kalau ini disebut dengan threesome kalau tidak salah.

"AAAAHHHH...AAAAHHH....AAAAAAAHHHHH....SAKITTTTT,....!!!!

"HENTIKANNNN...SAKITTTTT....!!!!

"Aaaaahhhh....aaaaaahhhh.....hhhmmmm.....saaakkkk...kittttt...!!!!

"AAAAAAHHHHH....AAAAAHHHHHH....AAAAAHHH...aaaahhhh....aaaahhhh....!!!!

"Banggg kontol aku hangat banggg...rasanya udah muncrat ini amoy..."kata bang Ardi

"Genjot terus Diii....jangan kendorr..***s kann...!!!! kata om Zul

.......

"Izin tembakk di dalam ya moyyyy....!!!! kata bang Ardi

"Jangannn omm....jangannn...!!!! kata ci Velin

"Udah Dii... stop dulu, nembak luar aja...nanti kita repot kalo bunting ini amoy..." kata Om Zul. Bang Ardi mengeluarkan kontolnya lalu menyemburkan spermanya keluar.

Ci Velin masih dalam posisi nungging sambil pantatnya dihujam kontol om Zul.

"Ahhhh...aaaahhhh....aaahhh...."

"Hmmmm....hhhhmmm...aaaaahhhh...."

"Terima peji Om ya Non....aaaaaaaahhhhhhh.... enakk bool lu non....!!!! om Zul menembakkan spermanya ke lubang anus ci Velin.

"Betul puas bisa entot memek amoy bangg... ini pertama kali tapi mungkin bisa yang kedua...hehehe..." kata Bang Ardi.

"Nanti kita atur Dii... lu belom nyobain mamak nya... lebih binal lagi... semalam sempat aku entot juga tapi harus izin ketua dulu kalau mau entot mamaknya...." kata om Zul.

"Oh begitu...kenapa harus izin ketua...?! tanya bang Ardi

"Soalnya mamaknya itu jatah Pak Imron....tapi nanti kita coba cari akal buat entot mamaknya...ntar suruh mamaknya tutup mulut..." kata om Zul

"Gimana caranya...?!" tanya Ardii

"Oh iya...aku punya ide...sini hp lu..." kata Om Zul lalu menjebret beberapa foto telanjang ci Velin yang tergeletak di ranjang dengan hp bang Ardi.

"Beres ntar kita atur waktu buat entot mamaknya....sekarang kita balek kerja dulu...ntar kubilang rencana kita....yang pasti kita akan jalankan setelah pekerjaan kita selesai...." kata om Zul

Merekapun mengenakan celana kemudian meninggalkan ci Velin yang tertidur lemas di ranjang lalu kembali melanjutkan perbaikan pintu rumah.


Apa rencana om Zul bersama Bang Ardi itu?​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd