Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
25 - Kenikmatan di Apartemen -3 : Kesenangan di Sana Sini


MEM38Y5_t.jpg

Tante Vivi

MEM38XX_t.jpg

Ci Velyn

MEM7VZB_t.jpg

Ci Shierly

MEM38XR_t.jpg

Mama: Linda (AI Ling)

MEM38XN_t.jpg

Bang Said

MELZ5HH_t.jpg

Mr. Raul


Pov: Edisen

Kesal banget sama Mama. Bisa-bisanya dia membawa HP -ku terus tidak tahu pergi kemana. Setelah capek berkeliling akhirnya aku kembali ke kamar saja. Semoga Mama sudah kembali.

"Mama !!! lu kemana aja sih...?! Bawa HP aku gak bilang-bilang..." kataku waktu melihat Mama ternyata sedang di kamar apartemen Om Faiz. Lihat dari penampilan Mama sepertinya Mama dan ci Velin sudah siap-siap ingin pergi lagi. Kutanya Mama mau kemana, ternyata malam ini Om Faiz mengajak kami semua untuk pergi ke karaoke di ruang VIP hotel.



Sebelum masuk ke ruang karaoke, di sana ada lounge musik yang tidak terlalu banyak pengunjung. Tempat ini seharusnya hanya untuk orang yang lebih dewasa. Usia sekolah seperti aku ini sebenarnya tidak diperbolehkan untuk masuk. Tapi karena kami sebut nama om Faiz dan juga Pak Raul maka penjaga lounge pun mengizinkan aku dan ci Velin untuk masuk ke dalam.

Ini pertama kali aku masuk ke tempat ini. Suasananya di sini cukup remang-remang diiringi musik jazz. Banyak cowok yang sedang menikmati minuman alkohol sambil ditemani cewe-cewe yang berpakaian seksi.

Beberapa pengunjung melihat kami dengan tatapan aneh. Mungkin merasa aneh kenapa seorang enci2 seperti Mama bisa mengajak anaknya masuk ke tempat seperti ini. Apalagi tampang aku ini masih keliatan sekali anak sekolahan.

Sewaktu kami masuk kedalam ruangan karaoke, sepertinya kami sudah terlambat. Di sana sudah berkumpul para om-om dan tante-tante. Di atas meja sudah tertata banyak botol bir belum dibuka, beberapa di antaranya sudah terbuka.

Mama, aku dan ci Velin tadinya mau duduk di paling tepi deretan sofa yang berhadapan dengan televisi LED layar lebar. Om Faiz menyuruh kami untuk duduk di posisi yang lebih di tengah. Setelah didesak om Faiz akhirnya Mama sambil menarik ci Velin untuk pindah duduk di sebelah Om Faiz. Di sana tante Vivi sedang sibuk bernyanyi lagu mandarin di temani Mas Aji. Di sana juga sudah ada teman om Faiz yaitu om Syamsul dan om Dayat yang tadi siang datang ke kolam renang.

Tidak disangka di sana juga ada teman ci Erika yang bernama Shiery. Bagaimana dia bisa ada di sini ? Ci Sherly duduk di sebelah seorang om-om yang tubuhnya agak besar. Lagi om itu berdiri lalu pindah duduk di sebelah Mama.

"Halo ci... ketemu lagi..?!" kata om yang tadi duduk di sebelah ci Sherly.

"Eh, mau apa Bapak ke sini..?!" kata Mama dengan rasa terkejut.

"Oh ya... kenalin Ling, bapak ini kawan abang, biasa kami panggil Bang Said... " kata Om Faiz

"Begitu ya...?! tolong bilang ke teman abang ini kalo bicara sama wanita pake sopan santun..." tegas Mama.

"Hahahahaha.... tadi itu salah cici sendiri dong... siapa suruh lu keluar kamar cuma pake handuk kayak pelacur aja..." kata bang Said

"Hei...anda belum kenal jangan sesuka hati menghakimi orang ya...!!! tegas Mama

"Dasar enci2 pelacur lo... kalo lonte ngaku lonte aja, kagak usah sok jual mahal lu...!!!! ledek om Said sehingga membuat Mama semakin marah.

"CUKUPPP...!!!! Malam ini kita mau senang-senang.. jadi tolong jangan merusak suasana... " kata Om Faiz.

"Ya sudah... aku permisi dulu... maaf sudah merusak suasana kalian...!!! " kata Mama dengan penuh kekesalan lalu keluar dari ruang karaoke itu.



"Heiii...Linggg..!!!! Lu mau kemana...!!! panggil Om Faiz tapi tidak dipedulikan Mama.

"Ya sudah Om... aku yang pergi panggil Mama saja...." Akupun keluar dari ruang karaoke itu menyusul Mama.

Dalam suasana remang-remang begini, aku tidak tahu kemana tadi Mama pergi. Kucoba keliling lounge melihat pelan-pelan sepertinya Mama sudah tidak ada di sini lagi.

Setelah mencari kemana-mana, akhirnya kutemukan Mama sedang duduk santai tepi kolam bersama Mr. Raul. Aku sebut dia Mr Raul karena para pelayan sini memanggil dia begitu. Di tepi kolam renang hanya ada mereka berdua saja. Mereka duduk tegak di kursi yang sama. Sepertinya Mama sedang cerita apa yang barusan tadi terjadi kepada Mr.Raul.

Kucoba memperhatikan Mama yang sedang bersama Mr. Raul. Kalau melihat cara mereka ngobrol sepertinya Mama dan Mr Raul sudah cukup dekat. Mama juga berani sekali mencubit2 lengan Mr.Raul seperti seorang cewek sedang digombal oleh cowoknya. Mr.Raul pun memberanikan diri untuk merangkul Mama untuk bersandar di dadanya. Secara postur, tubuh Mr.Raul ini cukup tinggi besar apalagi dibandingkan dengan Mama yang tubuhnya standar wanita chindo. Sedangkan Mr. Raul itu orang India yang perawakannya jelas di atas rata-rata cowo Indonesia. Tinggi badan Mama hanya sampai di bahu Mr.Raul.

Pembicaraan Mama dan Mr.Raul semakin lama semakin mesra saja. Kini Mr. Raul terus menatap wajah Mama yang terus bicara dengannya. Menyadari tatapan tajam Mr.Raul membuat Mama menjadi salah tingkah. Ternyata Mr.Raul ingin mencium bibir Mama. Ciuman Mr.Raul sempat mendarat di bibir Mama, tapi Mama masih menolak ciuman Mr.Raul dengan mendorong dadanya.

Mr.Raul tidak menyerah, dia langsung memeluk Mama lalu kembali mencium bibirnya. Mama kini tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Mr.Raul. Cukup satu tangan Mr.Raul merangkul tubuh Mama, sedangkan satu tangannya menahan kepala Mama agar ciumannya tidak lepas.

Setelah beberapa saat, Mama tidak lagi menolak apalagi melawan perlakuan Mr.Raul. Mama pasrah dengan ciuman Mr.Raul, bahkan menutup matanya karena menikmati ciuman itu. Lalu Mama memutar badannya lalu memeluk tubuh Mr.Raul yang terus mencium bibirnya. Pertemuan bibir ini kini menjadi semakin panas. Tangan Mr. Raul sudah mengerayangi punggung Mama bahkan kedua tangannya sudah meremas pantat Mama yang montok itu.

Kurang lebih 10 menit mereka berciuman panas kemudian menyudahinya.

Mama berjalan mendekati kolam renang lalu jongkok menyentuh airnya. Mr.Raul pun mengikuti Mama berdiri di sampingnya. Mereka masih ngobrol mesra beberapa menit. Setelah itu Mr.Raul mengajak Mama berdiri lalu berjalan bersama. Aku mencoba terus mengikuti mereka sambil menjaga jarak aman. Mereka berjalan menjauh dari kolam renang, namun tidak jauh dari sana mereka masuk ke dalam sebuah pintu. Setelah mereka sudah masuk beberapa saat, akupun mau masuk kedalam untuk menyusul mereka. Tapi ternyata pintu tidak bisa dibuka, tadi Mr.Raul buka pintu itu memakai kartu khusus. Ruangan apa di balik pintu ini ?

Beberapa kali kucoba membuka pintu itu namun gagal. Lebih baik aku kembali saja ke ruang karaoke menemani ci Velin.

Sesampai di ruang karaoke suasananya menjadi berbeda. Lagu yang sedang diputar adalah lagu disco dengan volume cukup keras di telingaku.Botol-botol bir banyak yang sudah dibuka dan habis diminum.

Di sana tante Vivi dengan berjoget ria bersama mas Aji, om Syamsul dan om Dayat. Goyangan tante Vivi begitu sensual. Payudara tante kadang diremas-remas mereka. Tubuhnya bebas diraba oleh para om-om itu sambil sesekali tante disuruh minum bir langusng dari botolnya.

Di sofa ci Sherly sedang dirayu oleh om Faiz dan kelihatannya sudah berhasil. Ci Sherly sedang dicumbu oleh om Faiz dari posisi duduk sampai sama-sama berbaring di sofa. Tubuh ci Sherly ditimpah oleh tubuh om Faiz sambil cium-ciuman.

Berbeda dengan ci Velin yang juga duduk di sofa masih malu-malu ketika dirayu oleh Bang Said. Kepalanya hanya tunduk mendengar rayuan bang Said sambil mengelus pahanya yang mulus.

(irama musik remix terus berputar dengan keras)

Tante Vivi pelan-pelan ditelanjangi oleh om-om itu sambil berjoget sambil tertawa ria. Gaunnya sudah dipelorotkan om Dayat dari depan, lalu om Syamsul melepaskan kait BH nya dari belakang. Mas Aji tidak mau kalah lalu menurunkan celana tante hingga tante Vivi benar-benar telanjang bulat. Lalu semua om-om itu melepaskan pakaian mereka sendiri sehingga meraka semua telanjang dada.

Payudara tante kiri kanan diisap oleh om Dayat dan mas Aji, sedangkan om Syamsul jongkok dibawah selangkangan tante menjilat memeknya. Tante sampai menjerit sambil tertawa namun tidak terlalu kedengaran jelas karena musik yang keras.

Sementara tali baju ci Sherly diturunkan oleh om Faiz hingga keliatan BHnya. Dengan cepat om Faiz menyelipkan kedua tangannya ke punggung ci Sherly untuk melepaskan pengait BH lalu menarik kedepan hingga payudaranya menyembul keluar. BH ci Sherly dibuang aja ke lantai. Kembali om Faiz mencium bibir ci Sherly sambil kedua tangannya meremas payudaranya.

Ci Sherly sudah benar-benar bernafsu. Dia tidak pasrah dengan nafsnya, dia menarik baju om Faiz yang masih terselip di celana, tandanya dia ingin om Faiz melepaskan bajunya. Om Faizpun bangkit lalu melepaskan bajunya sendiri. Begitu pula dengan Ci Sherly yang juga bangun, lalu menjilat puting om Faiz. Tangannya mengelus kontol om Faiz dari luar celana lalu mencoba melepaskan pengait celana om Faiz. Ci Sherly keliatannya sudah banyak pengalaman dalam bercinta.

Om Faiz menyuruh ci Sherly untuk jongkok di lantai lalu dia melepaskan celananya sendiri sampai kontolnya yang sudah tegang itu keluar. Tanpa diperintah lagi, ci Sherly langsung mengenggam kontol om Faiz lalu mencium ujung kepala kontol om Faiz, pelan-pelan masuk ke mulutnya. Ci Sherly tidak perlu diarahkan lagi sudah mahir menghisap kontol. Om Faiz hanya duduk santai melihat seorang amoy seperti ci Shelty sedang menyepong kontolnya.

Bang Said terus berusaha merayu ci Velin sambil berusaha merangkul sambil meremas pahanya. Ci Velin selain malu, dia masih kelihatan cangung dalam rangkulan bang Said. Om Said mencoba untuk menyentuh dagu ci Velin lalu mencoba mencium bibirnya, tapi masih ditolak ci Velin. Kemungkinan ci Velin belum terlalu mengenal bang Said jadi dia masih takut-takut. Apalagi barusan gara-gara bang Said, Mama marah sampai pergi dari ruangan karaoke ini.

Tiba-tiba ci Velin berdiri mau ke toilet. Kebetulan dalam ruang karaoke itu ada fasilitas toilet. Ci Velin pun melepaskan diri dari rangkulan om Said lalu berjalan menuju toilet ruang karaoke itu. Rupanya tanpa disadari ci Velin, bang Said menyusulnya dari belakang. Sebelum ci Velin menutup rapat pintu toilet, dengan cepat om Said mendorong pintunya kemudian memaksa masuk kedalam lalu pintunya dikunci olehnya. Aku sudah tidak bisa melihat mereka lagi. Apa yang akan dilakukan om Said terhadap ci Velin di dalam kamar mandi itu ?

(Musik remix tidak berhenti berputar dan semakin kencang)
Sementara om Faiz dan ci Sherly mengenakan pakaian mereka lagi lalu beranjak meninggalkan ruang karaoke ini. Sepertinya mereka akan lanjutkan di kamar.

Sedangkan tante Vivi yang sudah telanjang dibaringkan di sofa dengan selangkangan yang terbuka lebar. Om Syamsul pertama sekali menusukkan kontolnya ke memek tante Vivi. Sedangkan Mas Aji menusukkan kontolnya di mulut tante Vivi. Sambil menunggu om Dayat mengisap sambil menjilat payudara tante kiri kanan secara bergantian. Kedengaran sedikit suara tante kuat mendesah tapi suaranya masih kalah dengan suara musik yang keras. Setelah om Syamsul puas, kini om Dayat yang menusukkan kontolnya ke memek tante Vivi sampai dia puas.

Kemudian mas Aji menyuruh tante Vivi untuk nungging. Berbeda dengan yang di ruang ganti, mas Aji menusuk penisnya ke anus tante. Kedua om sepertinya sudah puas, hanya duduk menyaksikan tante Vivi tusuk anusnya sambil tertawa. Tante kayaknya kesakitan karena dia tangannya menutup mulut seperti menahan sakit. Mas Aji dengan tempo cepat menhujamkan kontolnya ke anus tante Vivi. Tante menjerit keras : ARRRHHHH...!!!!! tetapi om Syamsul dan om Dayat malah tertawa kegirangan.

Sudah setengah jam lebih ci Velin dan bang Said di toilet, tapi kenapa mereka belum keluar ?!

Tidak berapa lama Mas Aji menyemburkan spermanya di anus tante Vivi. Tidak lama setelah itu akhirnya ci Velin keluar dari toilet bersama Bang Said yang telanjang dada. Pakaian ci Velinpun belum dipakai dengan benar. Mereka berdua sama-sama duduk di sofa. Berbeda dengan sebelum masuk ke toilet, ci Velin keliatan agak manja dengan bang Said. Dia duduk bengong dalam pelukan bang Said yang sedang meneguk bir dalam botol.

Setelah bang Said minum, lalu dia kasih ci Velin minum langsung pakai mulutnya. Ci Velin kira bang Said cuma ingin berciuman dengannya, tapi rupanya ci Velin tidak sadar ada bir dalam mulut bang Said. Ci Velin sampai terbatuk-batuk setelah minum dari mulut bang Said. Setahu aku ci Velin memang tidak bisa minum minuman beralkohol seperti itu.

Akibat perbuatan bang Said itu, ci Velin ngambek gak mau dipeluk oleh bang Said lagi. Dengan paksa Bang Said merangkul ci Velin ke dalam pelukannya lalu menyadarkan ci Velin ke sofa. Bang Said mendaratan ciumannya ke bibir ci Velin sambil tangan besarnya meremas payudaranya yang imut membuat ci Velin menjadi tidak berkutik melawan. Gejolak nafsu ci Velin telah menakluknya rasa ngambeknya terhadap bang Said.

Lalu bang Said bersama ci Velin juga meninggalkan ruang karaoke itu. Sebelum meninggalkan ruangan itu, Ci Velin pesan ke aku kalau malam ini dia akan tidur di kamar bang Said. Di ruangan ini tinggal tante Vivi bersama tiga om yang terus menikmati tubuhnya sampai puas. Aku tinggalkan saja mereka dalam ruang karaoke itu lalu kembali ke ruangan apartemen om Faiz, karena kuncinya ada padaku.





...................



Sesampai di kamar, rupanya om Faiz sedang mengadu kelamin dengan ci Sherly di ranjang dengan posisi duduk. Ci Sherly duduk dipangkuan sambil membelakangi om Faiz di tepi ranjang sambil mengoyangkan tubuhnya dengan kencang. Sedangkan om Faiz deri belakang meremas buah dada ci Sherly dengan kedua tangannya.

"Aaahhhh....aaaahhh...enggggg....hhhmmmm..." desah ci Sherly.

"Hebat goyangan lu non... bapakk sukaaa..." kata om Faiz

"Yaaahhhh...kontollll bapakk juggaaa enakkkk.....aahhh...aaahh..." kata Ci Sherly

"Kalau begitu nikmati kontolll bapakk non.....terusinn... " kata om Faiz

Beberapa saat kemudian,
"AAAAAHHHHHHH.....aaahhhhhh.....aaaahhh...hhhhmmm.....ohhh Paaakkkk....!!! ci Sherly klimaks lalu memeluk kuat kepala om Faiz.

"Tubuhmu bergetar sayangggg.... keenakan ya sama kontol bapak...hehehee..." kata om Faiz.

"Aahhh...aahhh...iyaaahhh Pakkk...enakkkk...enakkk...hahhh...." kata ci Sherly dengan nafas yang belum stabil.

"TING TONG...!!!" tiba-tiba ada suara bel. Om Faiz membaringkan ci Sherly ke ranjang lalu keluar kamar untuk membuka pintu. Dengan cepat juga aku bergerak cepat duduk di sofa seakan pura-pura tidak tahu.

"Sen...lu kapan balik sini ? Udah lama...?" tanya Om Faiz sambil berjalan ke arah pintu dengan hanya mengenakan handuk menutup kemaluannya.

"Barusan om..." jawabku.

Om Faiz membuka pintu lalu masuklah kedua pelayan hotel ke dalam. Buat apa om menyuruh kedua pelayan hotel ini masuk ke dalam.

"Sini masuk... langsung aja ke kamar saya....itu amoy nya sudah siap dientot...hahaha..." kata om Faiz

"Beneran Pak...?!" kata salah satu pelayan sambil berjalan bersama om Faiz dan satu pelayan lainnya.

"Loh Pak... siapa mereka ? kenapa ke sini ? tanya ci Shierly dengan terkejut sambil menutup tubuhnya yang telanjang dengan selimut.

"Sudah non...lu gak udah banyak nanya... malam ini lu harus layani dua kawan Bapak ini....nanti bapak kasi lu duit... lu gak usah bilang ke bang Said..." kata om Faiz

"Tapi Pakkk..." belum selesai ci Shierly ngomong om Faiz potong, "Gak usah pake tapi tapi... pokoknya ikuti apa maunya saya....mengerti..."

"Beneran Pak...boleh kami cicip ini amoy....?!" kata salah satu pelayan.

"Silakan kalian perkosa juga boleh...." kata om Faiz lalu dengan kuat menarik selimut yang menutup tubuh ci Shierly. Terpampang jelas seluruh tubuh bugil ci Shiely di hadapan kedua pelayan hotel itu.

Ci Sherly langsung menutup tubuhnya dengan kedua lengannya, sambil duduk menekuk lututnya di sandaran ranjang.

"Jangan Pakkk... aku gak mauu.... !!! kata ci Sherly yang menolak tapi tidak berpengaruh niat kedua pelayan hotel ini untuk menjamah dirinya.

Kedua pelayan ini melepaskan pakaiannya sampai telanjang lalu keduanya bersamaan mendekati ci Shierly yang berusaha menutupi tubuhnya. Wajah kedua pelayan ini begitu bersemangat untuk menyetubuhi ci Shiely.

"Mimpi apa malam ini kita bro... bisa nikmati amoy cantik begini..."

"Ini bukan mimpi bro... tunggu apa lagi broo....."

Aku dan om Faiz duduk di sofa kamar menyaksikan kedua pelayan ini mendekati ci Sherly.

"Sini sayanggg... jangan takut sama abangg..." pelayan itu mencoba membujuk ci Sherly tapi tetap saja ditolak.

"Kenapa gak mau non...apakah muka abang jelek ya...?"

"Gak mau pokoknya gak mau..." kata ci Shierly

"Biarpun non gak mau tapi abang mau nih... gimana dong..***k tahan liat amoy cantik seperti non ini..."

"Sudahh... gak usah bertele-tele...kalian perkosa aja itu amoy ngak apa-apa..." kata om Faiz

"Beneran ya Pak...!!" kata salah satu pelayan.

"Bro... lu tahan tangannya biar aku buka memeknya..."

Salah satu pelayan memegang tangan ci Shiely. Dan satu lagi dengan paksa mereka menarik kaki ci Shierly turun lalu melebarkan selangkangannya. Ci Shierly meronta-ronta tidak berdaya melawan kedua lelaki pribumi yang akan memperkosa dirinya.

"Liat tuh memek cina... masih merah muda bro... kontolku gak tahan pengen kuentot sekarang..."

"Jangann banggg..... ampunn...!!! jerit ci Sherly

"Diam lu moyy... abang gak akan melepaskan lu..***k usah jerit-jerit..." kata pelayan sambil tangannya mengelus memek ci Sherly yang sudah basah.

"Udah basah ini memek bro... siap kita entot..." kata pelayan itu sambil mengarahkan kontolnya ke memek ci Sherly.

"Ahhh...enak ini memek...masih hangattt..."

"Cepatan lu entot...habis itu giliran aku brooo...."

Pelayan itu langsung mengagahi ci Sherly dengan penuh nafsu. Hantamannya begitu kuat membuah tubuh ci Sherly terguncang-guncang.

"Aaaahh...aaaahhh...aaaaahhhh...." desah ci Sherly

"Desahnya bikin nafsu brooo...aaahhh...aaahhh...."

"Sennn... om paling suka liat amoy kena entot begini..." kata om Faiz

"Kenapa gitu om...?" tanyaku

"Dulu om pernah kerja jadi kulinya orang cina di bengkelnya... om dulu sering dimaki-maki sama yang punya bengkel...Mau itu bosnya, istrinya atau anak putrinya...semua suka bentak ke om sama kawan-kawan om....Lama kelamaan om jadi kesal... "

"Pernah ada rekan kerja om yang pengen perkosa anak putrinya, pas bengkel tutup kawan om itu benar-benar perkosa putrinya sampai minta ampun... tapi ketahuan sama mama nya terus mau telepon lapor polisi, terpaksa om cegat lalu ikut perkosa nyonya om itu...setelah itu om melarikan diri tapi tertangkap polisi masuk penjara 5 tahun..."

"Setelah keluar dari penjara, teman om bang Said yang kerjanya Germo itu sering nawari amoy-amoy cantik kayak si Sherly itu untuk disetubuhi...kawan-kawan om banyak yang doyan ngentot sama amoy...lama-lama om jadi suka liat amoy-amoy dientot apalagi sama orang kami ini..."

"Oh begitu ceritanya om..." kataku.

"AAAAAAAAHHHHHH....AAAAAHHHH......" jerit ci Sherly

"Muncrat lu moyyy.... sini abang juga mau semprot peju ke memek lu...terima peju abanggg.......aaarrrhhhh..!!!!

Ci Sherly terkapar lemas setelah klimaks.

"Bro... lu bersihin dulu peju lu.. banyak bener nempel di memeknya...." Lalu pelayan yang baru saja ejakulasi itu mengambil tissue mengusap memek ci Sherly yang belepotan sperma. Ci Sherly pasrah saja ketika memeknya diusap oleh pelayan itu.

"Udah bro... sini lu entot ini memek cina... hehehe..."

Pelayan yang satu lagi kini melebarkan memek ci Sherly lalu mulai memasukkan kontolnya yang sudah lama tegak berdiri. Pelayan satu lagi mengisap buah dada ci Sherly tanpa perlu menahan tangannya, karena ci Sherly sudah tidak melawan lagi.

"Aaaaahhh...aaaahhh...hhhmmm..."ci Sherly kembali mendesah.

"Enak ini memek...dientot berapa kali gak bisa bosan...aaahhh...aaahhhh..." kata pelayan yang sedang menggenjot ci Sherly.

"Tetaknya juga masih kenceng bro...kenyall...sruuuppp...srrrruuppp...."

"Ooooohhh...aaaaahhhh....aaaahhhh...." ci Sherly menahan geli sambil mendesah merasakan kenikmatan yang diberikan kedua pelayan hotel ini.

........

"Om.. bole nanya ga? kenapa om ini bisa begitu kuat kalau ngentot...?" tanyaku

"Kamu nanya gitu emangnya lu mau kuat ngentot juga....?! om Faiz balik bertanya.

"Iya om... aku kagum dengan kehebatan om memuaskan cewek..." kataku

"Memuaskan Mama sama cicik lu ya...hahahahha..." canda om.

"Ya begitu lah.... nanti kelak aku juga akan punya istri...aku rasa kuat itu perlu om...betul ga? kataku

"Betul sekali Nak... si Rizki saja om ajari... nanti om juga ajari kamu nak... asal lu mau denger apa kata om aja..." kata om Faiz

"Siap om..." kataku

.......

"AAAAAAAAHHHH....!!!!! ci Sherly keluar lagi berbarengan dengan pelayan yang sedang menggenjot memeknya.

"Ahhhhhhhhh....enak tenannn kontol aku rekk...!!!!

"Udah puas kalian entot si amoy Sherly...??? kata Om Faiz

"Belum sebenarnya Pak... tapi kami gak bisa lama-lama...masih ada shift malam... jadi mau gak mau harus udahan..."

"Ya sudah...sekarang giliran saya...terserah kalian mau keluar atau tinggal di sini lihat saya bersenang-senang..." kata om Faiz

Om Faiz mendekati ci Shierly lalu menyuruh dia mengisap kontolnya yang besar.

"Ayo isap kontol bapak ini Non...."perintah om Faiz

"Hmmm....hhhmmmm... mmmm...." ci Sherly pun menurut perintah om.

"Bagusss...isap yang bener ya non...." kata om Faiz

Setelah kedua pelayan itu mengenakan kembali seragam mereka tapi seakan enggan meninggalkan kamar ini. Mereka masih menatap permainan om Faiz dengan ci Sherly.

"Pakk... kami permisi dulu ya... terimakasih buat amoy nya Pak...." kata salah satu pelayan.

"Sama-sama bang... lain kali saya ajak kalian lagi... " kata om Faiz

"Dengan senang hati Pak... ngentot amoy gak bisa bosan... sekarang aja kontol aku masih berdiri Pak..."

"Kalau mau lanjut ya tinggal aja dulu..." kata Om Faiz

"Gak bisa Pak.. bisa kena pecat kalo kami tinggal sini... ya sudah Pak..selamat bersenang-senang ya Pak...permisi..!! kedua pelayan itu meninggalkan ruang apartemen om Faiz.

"Pinter lu non... isapan nya makin enak saja...terusin sayang..." kata om Faiz

Beberapa saat kemudian,

"Non... siap-siap ya Non... bapak mau lu telan peju bapak..."

"Aaaaahhh....telann peju Bapakkkkk....ayooo....aaaahhh....."

Ci Sherly pun menelan sperma om Faiz namun tetap saja gak ada sisa sperma yang terciprat di wajahnya.

"Bagus sayanggg... bapak puas dengan layananmu malam ini...." puji om Faiz. Ci Sherly tergeletak lemas setelah melayani tiga lelaki malam ini.

Akupun keluar dari kamar om Faiz lalu masuk ke kamar sebelah untuk beristirahat.



Bagaimana keadaan ci Velin bersama Bang Said ?

Kemana perginya Mama dan Mr Raul ?

Sedang apa mereka saat ini?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd