Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Sori bos......Klo POV selain si anak, langsung aku skip...
Tp btw mksh msh konsisten lanjut ceritanya.... semangat bosku
Siap Bos... cerita ini mmg seharusnya lbh bnyak POV anak, tapi rasany aneh kalo si anak nempel trus dari Mamanya. Kdng Mama nya butuh ME TIME buat nyalurin hasrat nya..heheheh..
BTW thanks buat support ny hu
 
Kalo ngomong kayu ulin , orang Samarinda paling jago
ada lagi plesetannya 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤪🤪🤪🤪🤪 ada lagi yg keras lagi selain kayu Ulin batang kontol asen di minyaki nyiur Anum pasti ganal seganalnya kalah kalau big black cock Negro Africa di minyaki nyiur Anum
 
Terakhir diubah:
27 - Kenikmatan dalam Apartemen - 5: Selamat Tinggal

MEM7VZA_t.jpg

Raul

MEL39J9_t.jpg

Ai Ling

POV: Aling

Sungguh nyaman bersandar dalam pelukan Raul. Payudaraku menempel pada dadanya yang berotot ditumbuhi bulu-bulu yang agak lebat namun lembut. Lengannya yang juga berotot membelai punggungku sesekali turun meremas bokongku. Walaupun belaian tangannya agak terasa kasar dikulit, tapi inilah rasanya sentuhan seorang pria yang perkasa.

Tiba-tiba Raul bangkit dari kursi santai kolam, lalu dengan kekuatan tangannya mengendongku lalu berjalan masuk ke dalam kamar bagaikan pengantin baru. Tanganku pun merangkul lehernya bukan karena takut, tapi aku memang senang digendong olehnya. Lengannya sungguh kuat dan kokoh, buat Raul tubuhku terasa enteng untuk diangkat.

Tiada kata yang diucapkan Raul membuatku penasaran akan apa yang akan dilakukan padaku selanjutnya. Kutatap matanya yang tajam dengan langkah yang mantap menuju kamarnya.

Tubuhku dibaringkan ke ranjangnya yang luas. Kemudian Raul meninggalkan ku sendiri di ranjang. Aku berbaring di ranjang sambil berpangku tangan dengan tubuh menyamping menyaksikan lelaki berkulit gelap ini sedang melepaskan ikatan kelembu satu per satu, sampai semua sisi tertutup kain kelembu yang berwarna kunung. Dari balik kain kelembu dia menatapku sambil mengenggam penisnya yang sudah tegak berdiri siap untuk menyetubuhi aku.

Dari sisi bawah ranjang Raul menyibak kain kelembu lalu naik ke atas ranjang mendekati aku yang sedang menunggunya. Dia melebarkan kedua kaki ku hingga vaginaku terekspose di depannya. Kedua betisku diletakkan di bahunya lalu jarinya mengelus sambil mencolek vaginaku yang agak becek. Tanpa bicara dia langsung mengarahkan penisnya ke vaginaku.

"Aaaarrrhhhhh....!!!!! penis Raul melesak masuk lagi ke vaginaku. Semakin Raul menekan penisnya, bokongku semakin terangkat karena kedua kakiku diatas bahunya. Ini gaya bercinta yang baru buatku.

Raul mulai mengoyangkan pinggulnya memberiku sensasi yang agak berbeda dari sebelumnya. Dengan tatapan tajam dia melihat wajahku yang sedang menikmati genjotannya. Tubuh Raul memang besar, tapi goyangan pinggulnya begitu lentur. Goyangannya seakan memiliki irama yang teratur. Berbeda dengan lelaki yang pernah kutemui sebelumnya yang hanya mengandalkan kekuatan dan nafsu.

"Aaaaahhh...aaaahhh...Rauuulll...aaaahhh... kenapaaa menataappku seperti ittuuu...aaahhh...." tanyaku di sela desahanku.

"Saya suka melihat wajah oriental kamu yang sedang keenakan dengan kontol saya...." katanya.

Massaaa siiihhh.....? tanyaku

"Betuull... wanita chinese itu kalau sudah bernafsu beda dengan wanita Indi maupun Indo..." katanya.

"Aaaahhh..apa bedaaanyaaa Rauulll...." tanyaku.

"Buat saya wanita chinese seperti pelacurrr kalau sudah bernafsu..." jawabnya.

Anehnya diriku, perkataan Raul itu mirip dengan bang Said, tapi kenapa aku tidak marah dikatain begitu. Justru sebaliknya membuatku semakin bersemangat.

"Aaaaahhhh....aaaaahhhh...Rauuullll....puasinn Alinggg yaaaaahh...tolongggg....aaahhh....."

Raul tidak menjawabku, dia hanya tenang dan fokus pada genjotannya.

"Aaaahhhhh...aaaaahhhhh....Rauuuuullll.....aku sampee Rauulll...."

Raul melepaskan penisnya, sekarang dia menurunkan kakiku dari bahunya. Kedua kakiku dirapatkan lalu aku disuruh tidur menyamping menghadap ke arah kolam. Raul membaringkan dirinya dibelakangku lalu menusukkan penisnya kedalam vaginaku.

"Aaaahhh...hhhhmmmm....Rauuullll....apa iniiii...." kataku sambil berbalik menghadap wajahnya. Raulpun segera mencium bibirku sambil mengenjot vaginaku dari belakang.

"Hmmmm...Rauuulll...cuuuppp....cuuupppp....."

Gaya becinta apa lagi yang sedang kami lakukan. Dalam posisi begini vaginaku terasa begitu sesak oleh penis Raul.

"Aaaaaahhhh...aaaahhh...Raaaauullll...aaaahhh.... aku gakkk kuaattt lagiii....."

"AAAAAAAHHHHHHHH....!!!! Orgasmeku makin hebat dari yang tadi.

"Rauuullll...oooohhh...rauuullll..... aku capekkk bangettt....." kataku dengan nafas tersengal-sengal.

"Aaaarrrrhhhhhh...!!!!! Raul juga menyemburkan spermanya ke perut bahkan kena ke payudaraku.

Melihat aku yang udah lelah, Raul memberikan aku waktu untuk beristirahat.

.................

"Raulll....kamu sudah puas belum...? tanyaku

"Belum sayanggg... aku belum mau berhenti sebelum Aling benar-benar terpuaskan...birahi Aling belum semua tersalurkan..." kata Raul. Memang penisnya belum terlihat lemas sedikutpun. Benar-benar lelaki yang perkasa.

"Tapi aku udah sampai lohhh....." kataku.

"Saya tahu wanita chinese seperti Aling ini menyimpan libido yang sangat besar... tidak secepat itu dapat tersalurkan semua..." kata Raul.

"Emangnya masih sanggup...?! tantangku.

"Spermaku masih banyak buat puaskan Aling...." katanya.

Sejujurnya apa yang dikatakan Raul itu benar sekali. Sejak aku pindah ke kampung lalu bertemu dengan orang-orang seperti Pak Imron ataupun Bang Faiz, gairahku semakin tidak terkendali. Para lelaki pribumi telah membuatku melepaskan hasrat terpendamku. Semakin sering aku bercinta dengan mereka, semakin birahiku menjadi-jadi.

Kamu istirahat dulu, saya mau kencing dulu di toilet. Setelah Raul turun ke ranjang, aku melihat di nakas tempat tidurnya terdapat sebuah buku yang cukup besar tertulis "Kamasutra".

Penasaran dengan apa isinya, kulihat isi dalam buku itu. Buku itu berisi gambar-gambar posisi laki-laki dan perempuan yang sedang bercinta. Aku tidak mengerti isinya karena tulisnya dalam bahasa Hindi.

Posisi bercinta yang kami lakukan tadi di tepi kolam maupun di ranjang ini ternyata ada juga dalam gambar buku ini. Rupanya Raul sedang mempraktiknya ajaran buku ini.

"Hai Linggg..." Raul kembali naik ke atas ranjang lalu duduk bersandar di sandaran ranjang. Akupun duduk disebelahnya lalu bertanya tentang buku ini. Raul menjelaskan sekilas bahwa buku ini adalah kitab tentang seks. Hampir seluruh isi buku ini sudah dikuasainya. Dia berkata bahwa aku harus menjaga nafasku ketika sedang bercinta. Tidak boleh terlalu terbawa nafsu jika hendak memuaskan pasangan. Seks bukan hanya soal nafsu tetapi seni dalam melakukan seks itu.

"Linggg... kamu sudah siap? Yuk kita mulai lagi...." ajak Raul sambil mengambil buku itu dari tanganku lalu meletakkan kembali ke nakas.

"Sini Ling...duduk dipangkuanku..." kata Raul yang duduk di tepi ranjang, kakinya menginjak ke lantai. Dan dengan manja aku duduk dipangkuannya sambil memasukkan kembali penisnya ke dalam vaginaku. Kedua kakiku melingkari pinggangnya.

"Aaaaaaahhhh...hhhmmm...." aku mendesah ketika penisnya kembali bersarang di liang vaginaku. Tiba-tiba Raul berdiri mengenjot aku sambil berdiri. Tangannya yang kuat mengangkat pantatku lalu mengoyangkan tubuhku sehingga penisnya keluar masuk vaginaku. Gilaa... Raul kuat sekali, dia mengenjotku sambil berdiri. Tubuhku seakan seperti boneka baginya. Karena takut jatuh, akupun memeluk lehernya dengan sekuat tenagaku.

"Aaaaahhhh... aaaaahhh...aaaaaahhhhhhhhh....kuatttt sekaliii kamu.....hhmmmm....!!!

Aku suka gaya Raul bercinta. Ini hal yang baru buat aku, tapi aku benar-benar suka gaya seperti ini. Sensasinya beda tidak bisa kukatakan tapi aku suka banget.

"Ooouuuhhhh.....ennakkkk Rauuulll....enakkkkk....!!!!

"Kamu suka Linggggg...?!

"Sukaaa bangaettt Raulllll suukaaaaa bangetttt.....!!!!"

"Saya juga suka mempelakukan kamu seperti ini Linggggg...."

"Kenapaaa gituuu...?

"Alinggg seperti bonekaaaa sekssss akuuu...uuuhhh...uhhhh..."

"Yahhhh...perlakukan aku sesuka Raullll...aku relaaaa...akuuu relaaaa...oouhhhhhh....aaaahhhhh...enakkkk Raulll....lebihh kencangggg.....!!!!

Aku sampai beberapa kali dengan cara bercinta seperti ini. Lalu aku disandarkan di dinding, lalu kembali penisnya keluar masuk dari vaginaku.

"Aaaaaaahhhh....aaaaaahhhhh......hhhhhmmmm....Rauuulll hebattttt....AAAAAHHHHHHHHHHHH.......!!!

"Balik badan Linggggg.....nungginggg cepattt....!!! kata Raul. Tanganku menahan ke dinding, lalu dari belakang Raul menusukkan penisnya ke vaginaku.

"Oooohhh...ooooooo....aaaaaahhhhh...aaaaaahhhh......" kali ini Raul tidak memberiku kesempatan untuk istirahat. Terasa Raul semakin bernafsu sehingga tidak ingin berhenti menyalurkan nafsu nya yang tak tertahankan itu.

"AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH.....!!!!!

Kami masih bercinta dengan beberapa gaya yang bervariasi. Kadang kami melakukan di sofa kadang di kursi teras sampai cairan vaginaku terus terkuras oleh penis Raul. Begitu pula dengan sperma Raul yang terus disemburkan ke tubuhku seakan aku sedang lulur sperma.

Sampai yang akhir Raul mengangkat tubuhku lalu melemparkan aku ke ranjang dengan sedikit lebih kasar.

Tanpa diperintah lagi, kakiku kulebarkan tidak sabar menantikan penisnya mengisi lubang vaginaku. Raul mengenjot aku dengan posisi seperti biasa umumnya orang melakukan hubungan seks.

Raul kini mengeluarkan semua kekuatannya. Genjotannya semakin kencang dan hentakannya semakin kuat. Ranjang serta kelembunya bergoyang seperti akan roboh akibat gempa bumi.

Aaaaaahhhhh....aaaaaaahhhh.... Rauuullll... rauuulll aaarrrhhh... puasinnn akuuu... dengan kontol India kamuuuu Rauullll.....!!!!!

"Alinggg suka kontol Indiaaaaa....aaaahhhh..aaaahhhh...?!?

"Sukaaaa rauuullll...sukaaa sekaliiii....enakkkkk Rauuullll....!!!!

"Hahahahaaa....rasakannn ini kontolll...Uhhhhh...uuuhhhh....hhmmm...!!!!

Bulan purnama pun kini sudah tertutup awan. Begitu pula dengan kesadaran kami yang juga tertutup oleh nafsu birahi tak tertahankan.

Goyangkan kami semakin panas baik aku maupun Raul. Nafas Raul yang tadinya teratur kini menjadi berat. Suhu dalam kelembu ini rasanya panas. Keringat kami terus bercucuran sangkin bersemangat mengarungi lautan birahi. Aroma bau badan Raul tercium cukup menyengat di hidungku. Sebuah bau yang belum pernah kucium sebelumnya. Inilah bau khas lelaki India yang sedang mengenjot memekku.

Apa aritnya bau ini bila sudah terbawa nafsu. Bahkan keringat itu masuk ke mulutku terasa asin tapi siapa peduli.Derasnya keringat kami sudah bercambur baur menjadi satu. Tubuh yang hitam kini mendih tubuhku yang putih mulus. Tubuhnya yang besar juga hampir menutupi seluruh tubuhku yang lebih kecil, hanya kedua kakiku yang menjulur serta terangkat keluar di antara pinggulnya.

Goyangan kami semakin seirama. Begitu pula dengan desahan kami yang saling bersahut-sahutan membuat suasana malam ini tidak ingin berlalu dengan cepat. Kami seperti berada dalam kenikmatan surga dunia. Nafsu birahi telah menenggelamkan kami hingga kami lupa waktu dan siapa diri kami. Kami saling meraih kenikmatan yang setinggi-tingginya dari peraduan kelamin ini.

"Aaaaaaaaaaahhhhhh.......aaaaaaaaahhhh.....hhhhhh....hhhmmmm......"

"Rauuuuuulll aku mauuu sampaiiiii......"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH...........RAUUUULLLLL.....AAAAAAAAAAHHHHHHHH......... ohhhhh Rauuullll...!!!!!!! AAaaahhhh.....aaaaahhhhh..........!!!!!

Lingggg sayaaaa jugaaaa...AAAAARRRHHHHHHH...!!!! Raul akhirnya ejakulasi dalam vaginaku. Tubuh Raul menimpah tubuhku sejenak lalu dia berbalik tidur di sampingku. Nafas kami tersengal-sengal. Akupun menaruh kepalaku di dadanya, Raul berinisiatif merangkulku dalam pelukannya.

Tatapan ku menerawang ke langit-langit kamar sambil menghayal kalau malam ini sungguh malam yang indah. Rembulan pun kembali menunjukkan dirinya yang tadinya tertutup awan. Kami hanya diam membisu, yang kedengaran hanya nafas kami yang masih terputus-putus.

Jam dinding menunjukkan sudah pukul 3 subuh. Tidak terasa kami bercinta sampai berjam-jam mulai dari kolam renang hingga masuk ke kamar. Raul membelai kepalaku hingga tanpa sadar akupun tertidur lelap.

..........

Saat aku terbangun waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Raul masih tertidur sambil mendengkur. Kulihat penisnya sudah lemas namun tetap keliatan besar di mataku. Iseng aku ingin mengerjai penis India yang hitam besar ini.

Akupun merangkak turun ke bawah selangkangan Raul.Dengan posisi nungging kugenggam penis hitam itu lalu kukulum sambil dijilat. Penisnya mulai mengeras, dengkuran Raul pun berhenti, kutatap dia sambil mengulum penisnya ternyata dia tersenyum padaku. Dalam satu menit, penis Raul memanjang lalu berdiri dengan gagahnya.

Kubasahi penisnya dengan air liurku lalu kukocok hingga air liurku membasahi kepada sampai pangkal penisnya. Kuangkat tubuhku lalu kuarahkan kemaluanku ke penis Raul hingga tenggelam seluruhnya ke vaginaku.

"Enggggg.....hmmmmm...aaaaaaahhhhh...." penis Raul sekali lagi menembus kemaluanku.

Tanpa diperintah ku goyangkan pinggulkan sehingga penisnya keluar masuk liang vaginaku. Tanganku menekan dadanya yang berotot serta berbulu itu. Buah dadaku tergantung sambil bergoyang dihadapan Raul. Melihat payudaraku itu, Raul merasa gemes lalu meremas dengan sekuat tenaganya.

"Aaaaaaahhhh.... sakittt looooo.....pelan-pelannn dongggg...!!! jeritku. Tapi aku bisa maklum karena Raul sedang bernafsu.

"Aaaaaaahhh....aaaaaahhhh....sorrry aku membangunkan kamu Raulll... aku pengen lagiiii...!!! kataku.

"Iya sayangggg... saya selalu siap buat Alingggg... kamu ini benar-benar wanita yang istimewa Lingggg....!!! pujinya. Mendengar pujian itu membuatku semakin bergairah ingin menunjukkan kemampuan ku dalam muaskan seorang lelaki.

"Aaaaaaaahhhhhh...aaaaaahhh...aaaahhh...hhmmmm...." aku mendapatkan apa yang kuinginkan.

Penis Raul masih dalam vaginaku lalu dia bangun. Tangannya menekan ke ranjang, sedangkan pinggulnya diungkit keatas sehingga penisnya menusuk vaginaku dari bawah.

"Aaaaaahhh.... aaaahhhh...." hentakkannya cukup kuat meskipun posisi Raul di bawah.

Setelah beberapa saat dia berhenti lalu berbaring kembali ke ranjang. Raul menyuruhku untuk mengocok penisnya maka kulakukan. Tiba-tiba penisnya menyemburkan sperma ke wajahku.

"Iiiihhhh.... banyak sekali spermanyaaa....!!!! kataku.

"Hehehe... coba cicip sperma made in India Linggg..." katanya. Kucicip sedikit rasanya aneh banget. Rasa dan aroma nya juga sedikit berbeda dengan sperma yang pernah ku telan.

Tubuh kami sedikit banyak masih berbau dan lengket setelah pertempuran semalam. Perut dan payudara bahkan vaginaku benarnya penuh dengan bercak sperma Raul dan punggungku rasanya gerah oleh keringat.

Akupun duluan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Tidak berapa lama, Raul pun menyusul masuk kedalam kamar mandi.

Kamar mandi Raul ternyata cukup luas. Kami mandi bareng dalam sebuah bathtub.

Kami saling mengusap seluruh tubuh kami dengan sabun. Kuusap penisnya lalu vaginaku diusap olehnya. Tidak ada satu bagian dari tubuhku yang tidak disentuh oleh Raul. Sentuhan demi sentuhan bahkan permainan ciuman bibir dan lidah membuat gairah kami kembali bergelora.

Setelah kami mengeringkan tubuh kami dengan handuk. Raul menyuruhku untuk nungging dengan tangan menahan ranjang.

"Linggg siap yaaaa....." kata Raul

"Siap kenapa sihhh...? tanyaku. Tanpa memberi jawaban rupanya Raul menusuk penisnya yang besar ke lubang anusku.

"AAAAARRRRHHHHH....JANGGGAANNNN......SAKITTTTTT...!!!!! aku menjerit kesakitan ketika penis besar Raul melesak masuk ke lubang analku.

"PERIHHHHH RAUULLLLLL....JANGGANNNN..... AAADUHHHHH....!!!! aku menahan perih.

"Aku gak tahan lihat bongkahan pantat Aling yang mengoda sekali...hehehe...!! " kata Raul

"HENTIKANNNN....SAKITTTT RAULLL... Penis kamu terlalu besarrrr...jangannn...!!! pinta ku

"Tidak bisa kuhentikan sayangggg... terlalu sayang melewatkan lubang anus kamu...." katanya

"Aaaaahhhh...aaaaahhhh....ooouhhhhh....huaahh..." aku bahkan mendesis seperti kepedasan karena menahan rasa perih seperti terkoyak.

"Hmmmm....hhhhhmmm...oooouuuhhhhh....Rauuulll...pelann pelannnn...."

"Gimana Linggg...sudah enakan bukan..?! katanya.

"Iyaaaahhh, tapiii pelan pelann yaaaa...." pintaku

"Plokkk...plokkkkk...plokkkkk...." suara pertemuan kulit pantatku dengan pahanya.

Beberapa saat kemudian, "AAAAARRRRHHHHH...!!!! Raul mengeluarkan spermanya dalam anusku sampai tertumpah.

Puas dengan anusku diapun merebahkan diri di ranjang lalu menarikku untuk tidur dalam pelukannya.

"Lingggg... tinggallah di sini beberapa hari lagi..." kata Raul

"Gak bisa nih... aku harus pulang ke rumahku.... aku harus mengurus anak-anakku yang masih sekolah, belum lagi aku masih ada toko yang harus diurus...." jelasku

"Datanglah kesini kapan saja kamu mau... saya selalu siap memuaskan Aling..." katanya.

"Iya sayanggg...." kataku sambil memberinya sebuah ciuman di bibirnya.

Pantatku terasa lengket benget terkena sperma Raul, aku harus cebok lagi di kamar mandi.

"Addduhhhh..." perih banget saat aku berjalan setelah ditembus penis Raul.

Selesai dari kamar privasi Raul, kedua lubang pada selangkanganku terasa agak perih saat berjalan namun aku berusaha menutupinya. Biarlah ini menjadi souvenir yang harus kubawa pulang ke rumahku.

...........

Kami semua berkumpul di lobby apartemen untuk sarapan sebelum pulang. Kuperhatikan Bang Faiz sedang banyak ngobrol dengan A-Sen. Sepertinya Bang Faiz sedang memberikan banyak nasehat kepada Asen bagaikan ayah menasehati anak. Anehnya, biasa si Asen kalau ngobrol dengan papa kandungnya suka melawan, tapi dengan Bang Faiz koq anak ini jadi penurut.

Biarlah dia belajar dari orang dewasa, harapan aku sebagai ibu kelak anak laki-lakiku bisa menjadi semakin matang dari yang sekarang. A-Sen memang masih usia remaja yang membutuhkan banyak vigur orang dewasa. Papanya sibuk dengan pekerjaan dan sedang terkena masalah, bagus juga kalau Bang Faiz bisa menjadi figur lelaki dewasa bagi A-Sen.

Barusan aku menerima telpon dari Erika kalau dia akan pulang ke rumah hari ini bahkan sampai beberapa hari kedepan. Karena Erika akan datang kerumah maka kamipun harus segera sampai kerumah agar tidak keduluan Erika.
Vivi tidak lagi ikut lagi bersama kami. Dia langsung pulang ke rumahnya karena rumahnya memang di kota. Bang Faiz mengantar aku dan kedua anakku untuk pulang ke rumah kami. Akhirnya aku berangkat meninggalkan apartemen penuh kenangan bersama seorang lelaki India yang perkasa.

Kapan lagi aku bisa kembali ke apartemen ini ?

Tidak tahu kenapa mendadak Erika ingin pulang rumah. Ada apa dengan dia ?

Nasehat apa yang diberikan Bang Faiz kepada A-Sen ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd