Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Teman, tapi masuk (TTM)

4. Perjalanan kembali berlanjut

Pagi itu aku bangun, aku langsung memakai dulu pakaianku. Hanya pakai kaos dan celana pendek saja yg kemarin ku pakai.

Ada chat dari pak Bayu dia menanyakan aku sudah bangun apa belum, aku bales saja baru bangun.

Tak lama ada ketukan dari pintu

"Punten", ada suara lelaki yg tak ku kenal.

"Mangga", lalu aku membuka pintu.

Aku tidak mengenal lelaki itu namun aku tahu dia semacam penjaga hotel ini.

Dia ke kamarku dengan membawa satu nampan yg berisi nasi, teh, dan gorengan.

"Ini neng dari pak Bayu", kata dia.

"Owalah, makasih pak", kataku.

"Permisi neng mau nyimpen di dalem", kata dia lalu dia masuk ke kamarku dan menaruh semuanya di meja kamar.

"Makasih pak", kataku.

"Sama-sama neng, kalau ada apa2 panggil saja aja", katanya.

"Iya pak"

"Kalo gak puas sama si teguh juga boleh panggil saya aja neng", katanya sambil menyeringai

"Hah maksud bapak apa?", Kataku takut.

"Santai aja neng, kemarin yg nutup pintu kan saya neng lagi colok memeknya sama si teguh", katanya dengan posisi dekat pintu, aku sendiri sedikit mundur dari posisiku sekarang

"Jadi bapak liat?", Tanyaku.

"Sedikit neng, tapi denger neng keenakan lah", katanya.

Aku kikuk, bingung dan takut.

"Sepertinya neng lebih enak dari si dewi sih orang kantor neng oge", katanya lanjut.

"Hah bapak kenal teh dewi?", Tanyaku.

"Kenal neng, nanti deh bapak cerita lagi ya sambil bapak genjot neng", katanya lalu menghilang.

Aku takut, takut banget sama bapak itu.

Lalu ada chat dari pak Bayu.

B : sarapannya udah datang?

A : udah pak, makasih.

B : iya, habiskan. Kalo udah, langsung mandi nanti saya tunggu di parkiran ya

Aku bergegas mandi, disana aku menemukan bekas merah di leherku. Untung saja aku menggunakan jilbab nanti pikirku.

Hari ini perjalanan kami menuju daerah pantai pelabuhan ratu. Dan yg kesana hanya aku dan pak Bayu saja berdua.

Pak teguh dan pak anwar melanjutkan pengiriman barang ke daerah bogor.

Perjalanan menuju pelabuhan ratu dimulai jam 9 pagi, diperjalanan aku dan pak Bayu mengobrol banyak.

"Tadi malem nyenyak tidurnya?", Tanya dia.

"Nyenyak pak", katanya sedikit bingung untuk menjawab pertanyaan itu. Karena aku ditiduri bukan tidur hehe

"Bagus deh kalo nyenyak, kalo gak nyenyak bisa bahaya kayanya", jelasnya.

"Hah bahaya kenapa?", Tanyaku bingung

"Itu tuh pak Anwar biasa.. sampe suaranya kaya dari suara kamu. Deket banget saking kerasnya", katanya.

Aku pikir, suara yg pak Bayu dengar adalah memang suara desahanku. Namun aku pura-pura tidak mengerti apa yg dia bicarakan.

"Oh, iya pak istri bapak itu model ya?", Tanyaku mengalihkan pembicaraan

"Iya, sekarang dia bikin semacam agensi gitu lah sama temennya buat yg pengen jadi model dia cariin klien nya gitu", jelasnya.

"Wah hebat dong pak, udah cantik pinter lagi", kataku memuji istrinya.

"Yaa gitulah, udah dikasih jalannya jadi harus do the best aja sama yg dikerjakan. Kamu sendiri kayanya cocok deh jadi model", jelasnya.

"Ah, cocok apanya pak"

"Cocok koq.. kamu tinggi, cantik, dan fotogenik", jelasnya.

Aku sedikit tersipu dengan apa yg dia ungkapkan.

"Ah, masa sih pak", jawabku.

"Kalo kamu mau, nanti saya coba kasih tahu istri saya kalo kamu minat jadi model", katanya

"Gausah ngerepotin pak"

"Santai aja"

Lalu perjalanan menuju pantai pelabuhan ratu sampai sekitar jam 12 kurang.

Disana kami sedikit mengalami kesulitan saat menghadapi toko yg terkena masalah dengan pak riki, yg punya toko sedikit ngotot dengan apa yg terjadi.

Dia ingin kami membayar uang yg telah dia berikan kepada pak Riki, sedangkan kami saja tidak tahu uangnya kemana.

Proses negosiasi terlihat alot, aku hanya mendengarkan istri yg punya toko terus marah-marah kepada pak Bayu. Sampai suami nya datang, suaminya ramah tidak seperti istrinya.

Namun kata-kata nya sedikit mesum dia selalu memasukkan jokes mesum disaat berbicara, pandangan nya pun kepada ku sedikit tajam.

Sampai satu keputusan keluar dan kami menyetujui semuanya. Dia akan membayar 50% uang yg dibawa kabur oleh pak Riki, dia sendiri berani membayar karena memang dari awal dia ada sekongkol dengan pak Riki namun tidak bisa kami buktikan.

Kami sendiri baru beres dengan masalah itu sekitar jam 4 sore, dan bapak jajang yg mempunyai toko tadi itu menyarankan kami untuk menginap saja di daerah pelabuhan ratu. Karena riskan jika kembali ke kota Sukabumi kalau orang yg tidak terbiasa kesini.

Pak Bayu bertanya kepadaku untuk menginap disini saja atau mengambil resiko untuk ke kota Sukabumi.

Aku setuju saja untuk menginap disini, dan karena si pak jajang ini mempunyai semacam penginapan juga disana, dia menawarkan kami untuk menginap disana.

Pak Bayu setuju dan aku hanya ikut setuju saja.

Bentuk penginapan nya itu lebih mirip ke kostan, berada di dekat pantai bahkan laut terlihat dari penginapan karena kami masuk kawasan wisata. Kamarnya sendiri berjejer 10 kamar, namun kamarku dan kamar pak Bayu sedikit berjauhan karena kamar lain sudah ada yg menempati.
Aku ada dikamar no 3, pak bayu ada di ujung no 10.

Bentuk kamarnya itu ada kamar, semi dapur gitu dan toilet.

"Kalau kamu mau main dulu ke pantai, sok aja Nanda, asal hati-hati kalau ada apa2 atau perlu di temanin kasih tahu saya ya", kata pak Bayu.

Aku merasa terlindungi dengan sikap pak Bayu itu.

Sekitar jam 5 aku sudah masuk ke dalam kamar. Aku melepaskan baju yg ku pakai sehingga hanya menyisakan tanktop saja.



Panas banget disana, dan yg menyebalkan adalah tidak adanya AC di kamar ini.

Aku rebahan dikasur, dan membuka beberapa chat yg masuk. Tidak begitu penting namun ada satu yg menarik perhatian yaitu dari pak teguh.

Disana dia mengirim gambar yg ternyata isinya aku tadi malam saat tertidur, dalam pose itu aku tertidur dengan keadaan telanjang bulat dan dia sedang mengemut putingku.

Aku takut banget saat itu.

T : gak usah takut neng nanda, itu hanya kenang-kenangan saya aja

A : jangan sampe kesebar pak, please

T : gak bakal atuh, asal saya bisa ngewe lagi sama neng nanda aja.

Aku merasa berada dibawah ancaman, jadi aku terpaksa hanya membalas

"Iya pak, nanti kalo waktu memungkinkan ya", balasku didalam chat

Lalu aku menghela napas, sampai pintu di ketuk.

"Nanda", itu suaranya pak Bayu.

Lalu aku membuka pintu dan aku sedikit mematung.

Di hadapanku pak Bayu dengan hanya mengenakan celana pendek dan kaos kutang saja dengan otot yg dipamerkannya.

"Nanda", tanyanya lagi.

"Eh, iya pak kenapa?", Tanyaku.

"Ke pantai yuk, sebelum Maghrib, lumayan lah liat sunset", ajaknya.

"Eh, tapi pak saya belum ke toilet", kataku.

"Udah gitu aja, panas ini disini gapapa", ajak dia lalu aku setuju saya dengan dia.

Aku ke pantai hanya mengenakan celana panjang hitam dan tanktop hitam saja.

Saat kami berjalan menuju bibir pantai, pak Bayu menarik tanganku dan.. ahh

Aku kaget, aku senang, aku suka dengan segala perlakuannya.

Dia lalu menyuruhku ke ombak yg kecil dan dia mengarahkan kamera yg dia bawa kepadaku.

"Tuh kan kamu cocok jadi model", kata dia sesudah memotret ku.

Hatiku berdebar, apakah aku mempunyai rasa kepada dia?

Sampai waktu memperlihatkan matahari akan terbenam di ufuk barat, kami berada di pinggir pantai berdua duduk menikmatinya.

"Bagus ya pak", kataku.

"Iya, indah", katanya.

Lalu aku kaget, sangat kaget sangat tangannya berada di pundak ku dan seolah mengerti aku menempelkan kepadaku di pundaknya dengan tangan dia di pundak seberangnya.

Aku tidak bisa mendapatkan perlakuan seperti ini, aku meleleh waktu itu juga.

Pantai tidak terlalu ramai waktu itu.

"Kamu lapar?", Tanya pak Bayu dengan posisi masih seperti tadi.

"Lumayan pak", jawabku.

"Yaudah yuk makan", ajaknya.

"Nanti pak lagi nyaman", kataku entah dari mana aku mempunyai keberanian seperti itu.

"Aduh, manja ya kamu", katanya lalu memandangku.

"Pasti kamu berpikir saya kan menciummu kan?", Katanya.

Aku tersipu malu tanpa jawaban dari mulutku.

Lalu.

Cup

Dia menempelkan tangannya kepada bibirku, seolah mencium bibirku.

"Maafkan saya ya", katanya.

Aku masih belum berbicara sampai dia menarik tanganku dan mengajakku makan.

"Makasih ya pak", ucapku disela perjalanan menuju restoran yg dia tunjuk.

"Eh, jangan panggil saya bapak, emang keliatan udah tua banget saya", kata dia.

"Yaudah aku panggil mas deh, mas Bayu", kataku spontan.

"Saya bukan orang jawa btw, tapi senyamannya kamu saja", kata dia.

Lalu kami sampai disatu restoran, tidak begitu besar tempatnya namun nyaman dan lumayan penuh dengan pengunjung.

Aku perhatikan lumayan banyak mata yg tertuju kepadaku sampai pak Bayu sendiri notice.

"Banyak yg merhatiin kamu, karena kamu cantik", katanya setengah berbisik

Aku tersipu. Dan sekitar jam 7 aku kembali ke kamarku, pak Bayu sendiri mengantarku sampai depan kamar.

Sampai saat aku sudah masuk dan pintu masih terbuka aku memanggil dia lagi dengan pelan.

Saat dia masuk entah keberanian darimana aku langsung mendekati dia dan aku mencium bibirnya.

Bibir dia hanya diam saja, namun perlahan terbuka dan lidah kami saling memagut.

Hanya sebentar sampai dia melepaskan ciuman kami.

"Saya ke kamar dulu ya", katanya.

Aku mengangguk dan berkata.

"Nanda mau mandi dulu pak, nanti langsung masuk aja ya", kataku.

Saat mandi aku tidak fokus sama sekali, aku menunggu pintu kamar mandi dibuka oleh pak Bayu.

Sampai aku selesai dan sekarang hanya memakai daster saja dia tak kunjung datang.

Dalam hati aku berpikir mungkin dia gak suka sama aku, sungguh memalukan apa yg ku lakukan tadi.

Sampai tiba-tiba pintu kamar terbuka dan pak Bayu datang dengan membawa satu buah kelapa.

"Nih biar seger minumnya", katanya lalu meletakan itu di meja.

Aku yg lagi di meja rias hanya diam saja memandang dia dari cermin sampai dia mendekat dan memelukku dari belakang.

Dia mencium bagian tengkuk leher ku.

Ahhh.. mas

Lalu aku kaget saat dia menggendongku ke kasur dan bibir kami kembali bertemu.

Posisiku berada di pangkuannya dengan posisi masih berciuman.

Lidah kami saling memagut dan merangkul.

"Kita cuddle aja ya", katanya.

Lalu kami berpelukan dengan bibir terus menempel.

Harum parfume dan harum mint bibirnya membuatku terlena.

"Mas gak mau lebih?", Tanyaku.

"Gak sekarang ya, sekarang gini aja. Saya gak mau bkin kamu benci sama saya, saya mau bkin kamu nyaman bersama saya", katanya tegas.

Dan malam itu kami habiskan dengan berpelukan ria, sambil menonton film dan makan cemilan.

Ada sedikit momen yg lumayan merusak mood ku saat dia permisi untuk bertelepon dulu istrinya. Ada rasa cemburu yg ku rasakan. Namun siapa aku pikirku.

Sampai pagi-pagi aku terbangun masih berpelukan dengan dia. Saat terbangun aku mengecup kembali bibirnya.

"Selamat pagi non Nanda", pagi ini dia memanggilku non.

"Apaan sih mas, aneh aja manggil non", kataku tersipu malu.

"Hahahah, eh hari ini sebenarnya gak ada kerjaan, kerjaan terakhir yg kemarin jadi kita bisa check out siang jadi santai aja ya", jelasnya.

"Oke deh, biar kita bisa pelukan terus", kataku menggoda.

Sampai sekitar jam setengah 7 ada yg mengetuk pintu dan berkata "sarapan".

"Tadi saya pesen sarapan", jelas pak Bayu. Eh mas Bayu.

Dan setelah itu kami sarapan berdua disana.

"Enak juga ya mas disini sarapannya, terus pemandangan nya bagus", kataku di sela-sela makan bubur ayam

"Iya lumayan kumplit, bahkan kemarin nanya mau di pijit aja aja terapis nya", katanya lagi.

"Wah enak dong kalo lagi sakit badan bisa di pijit"

"Iya, kamu mau? Kali aja badannya sakit dari kemarin perjalanan jauh", tanyanya.

"Lumayan sih pak, agak pegal-pegal"

"Yaudah, nanti saya pesenin terapis ya biar kamu di pijit", jelasnya

"Eh jangan pak, gausah ngerepotin. Lagian takut terapisnya cowok", kataku.

"Santai aja, nanti saya bilang harus cewek terapisnya ya", jelasnya.

Akhirnya aku hanya mengikuti perkataan dia saja. Dia memperlakukan ku layaknya ratu.

Sekitar jam 7 setelah sarapan, pak Bayu pamit untuk ke kamarnya terlebih dahulu, dan bilang kalau dia juga mau berangkat dulu ke pasar ikan untuk membeli oleh-oleh untuk istrinya.

Aku hanya beranjak ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi waktu itu.

Lalu saat dikamar mandi, aku mendengar pintu kamar diketuk.

Saat ku buka ternyata itu adalah seorang bapak-bapak yg tak ku kenal.

"Neng saya di pesenin sama pak Bayu untuk mijit neng", tuturnya.

Aku kaget karena tadi ku minta untuk seorang wanita yg memijatku.

"Loh, sama bapak ya?", Heranku.

"Iya neng, tadi pesennya harusnya wanit ya. Tapi kebetulan lagi pada libur, jadi sama saya. Gimana mau jadi pijatnya?", Tuturnya lagi

"Jadi pak, silahkan masuk", kataku. Sebenarnya aku sedikit ragu, namun karena badanku lumayan pegel juga yaudah lah keputuskan utk dipijat saja sama lelaki itu.

Lalu dia duduk di meja rias, dan membuka kantong yg dia bawa.

"Sebentar ya pak, saya ke toitel dulu", kataku.

"Loh mau apa neng?", Tanyanya.

"Ini aku tidak memakai daleman pak", kataku sedikit malu menjelaskan.

"Loh, sudah gapapa. Biar bapak gampang mijitnya, malah lebih bagus gapake apa-apa neng", jelasnya.

Deg, aku sedikit kaget mendengar penjelasan dia.

Namun aku masih positif thinking saja, ku pikir memang dipijat lebih mudah jika tidak memakai baju bukan.

"Silahkan tiduran aja neng, tengkurap", suruhnya.

Lalu aku tengkurap dan surata ranjang sedikit bergoyang saat dia juga naik ke ranjangku.

Jujur aku tidak bisa melihat yg dia lakukan seperti apa.

Lalu tangannya menyentuh punggungku dari luar dasterku. Pijatannya pelan, nyaman dan membuatku relaks.

Sekitar 15 menit, pijatannya masih disekitar tubuhku saja. Sampai dia bertanya.

"Boleh saya masuk ke dalem baju neng? Buat ngolesin minyak. Biar anginya keluar, ini masuk angin", jelasnya.

"Boleh pak", jawabku lalu aku mengambil hp ku karena ada telepon disana.

Sembari tengkurap aku sedikit mengadahhkan wajahku untuk melihat hp.

Disana pak Bayu meneleponku, lebih tepatnya video call.

Aku mengangkatnya dan dilayar terlihat aku sedang tengkurap dengan seorang lelaki sedang berada di belakangku memijatku.

"Gimana enak pijatannya non Nanda?", Jelasnya dan aku melihat dilayar dia sedang berada seperti disebuah kursi panjang seperti di pasar. Suara dia jelas karena dia menggunakan headset.

"Enak mas", jawabku.

Lalu dia menjelaskan bahwa tidak ada terapis wanita pagi itu, jadi terpaksa deh sama bapak itu.

Disela-sela pijatannya dia selalu mencuri kesempatan untuk memojat bagian bawah punggungku sampai pinggah dan terkadang paha.

Dan paha adalah salah satu bagian yg sensitif diriku. Hal itu terjadi berulang dan membuat nafsuku naik dan naik.

Sampai disatu momen dia ijin untuk mengurut didalam kaosku karena memakai minyak dan aku hanya mengangguk.

Tangan yg kasar itu berada di punggungku dan posisi bajuku disingkap ke atas bagian belakangnya dan bagian depan sedikit tersingkap sampai perut.

Dia oleskan minyak disana, aku gak tay minyak apa aja yg dia campir namun baunya enak.

Aku masih sambil video call sama mas Bayu dan disana dia bilang untuk buka saja bajuku biar lebih memudahkan bapak itu memijitnya namun aku menolaknya.

Sampai aku merasakan tangannya seperti memijat pantatku, pelan namun terasa seperti menyetrum sampai bagian vaginaku.

Aku sedikit mendesah pelan, vc ku akhiri dan aku hanya menikmati pijatan itu.

Sampai aku tidak sadar saat sekarang ku merasakan tangan kasarnya berada di pantatku yg ternyata sudah dia singkap kebawah, sampai ke paha.

"Santai aja neng, biar enakan", tuturnya.

Aku hanya mengikuti permainan dia, yg jelas membuat bagian vaginaku pasti terlihat oleh dia dari belakang.

Sampai dia sedikit menampar pantatku dan hanya ku balas dengan lengguhan.

Sekarang tangannya seperti membuka bagian anus sampai aku yakin lubang vaginaku terlihat jelas olehnya dan aku merasakan jarinya bermain disana.


"Ahhh.. bapak..", desahku pelan.

"Nikmatin aja ya neng, biar rileks", katanya lagi.

Aku tidak melihat posisi dia seperti apa. Aku hanya membenamkan kepalaku ke bantal dan aku merasakan jari itu berputar di vaginaku sampai aku sendiri yg sedikit membuka pahaku.

"Bapakk.. udahhh ahh", jari itu hanya memutar dari belakang ke depan, mencolek bagian klitoris ku dan seperti itu berulang.

Sampai aku merasakan sebuah benda tumpul seperti menggeseknya. Benda itu tidak asing bagiku walau aku tidak melihat aku tahu itu dan aku membiarkan nya.

"Bapak masukin ya neng", katanya tegas tanpa perlawanan terhadapku sampai.


Tok.. tok.. tok.

Pintu di ketok, dia sedikit loncat dan kaget. Begitu pula aku yg langsung membenarkan pakaianku.

Bapak itu langsung lari menuju toilet.

"Nanda", suara dari luar yg berasal dari pak Bayu.

"Sebentar mas", kataku lalu beranjak membuka pintu dengan kondisi berkeringat.

"Loh, keringetan gitu, enak dipijitnya?", Tanyanya membawa kresek banyak.

"Hehehe iya, enak mas"

"Udah pulang bapak nya?", Tanyanya.

"Oh belum mas lagi di toilet itu", kataku menjelaskan tanpa memberi tahu apa yg terjadi tadi.

"Oh lagi di toilet"

Lalu tak lama bapak itu keluar dengan keadaan sepertinya tidak terjadi apa-apa. Mas Bayu memberikan tips kepadanya dan dia berlalu pergi.

Aku sendiri langsung mandi dan sekitar jam 11 kami beranjak dari sana menuju Bandung untuk pulang.


Bersambung.. setelah part ini akan ada POV Bayu lagi ya
 
4. Perjalanan kembali berlanjut

Pagi itu aku bangun, aku langsung memakai dulu pakaianku. Hanya pakai kaos dan celana pendek saja yg kemarin ku pakai.

Ada chat dari pak Bayu dia menanyakan aku sudah bangun apa belum, aku bales saja baru bangun.

Tak lama ada ketukan dari pintu

"Punten", ada suara lelaki yg tak ku kenal.

"Mangga", lalu aku membuka pintu.

Aku tidak mengenal lelaki itu namun aku tahu dia semacam penjaga hotel ini.

Dia ke kamarku dengan membawa satu nampan yg berisi nasi, teh, dan gorengan.

"Ini neng dari pak Bayu", kata dia.

"Owalah, makasih pak", kataku.

"Permisi neng mau nyimpen di dalem", kata dia lalu dia masuk ke kamarku dan menaruh semuanya di meja kamar.

"Makasih pak", kataku.

"Sama-sama neng, kalau ada apa2 panggil saja aja", katanya.

"Iya pak"

"Kalo gak puas sama si teguh juga boleh panggil saya aja neng", katanya sambil menyeringai

"Hah maksud bapak apa?", Kataku takut.

"Santai aja neng, kemarin yg nutup pintu kan saya neng lagi colok memeknya sama si teguh", katanya dengan posisi dekat pintu, aku sendiri sedikit mundur dari posisiku sekarang

"Jadi bapak liat?", Tanyaku.

"Sedikit neng, tapi denger neng keenakan lah", katanya.

Aku kikuk, bingung dan takut.

"Sepertinya neng lebih enak dari si dewi sih orang kantor neng oge", katanya lanjut.

"Hah bapak kenal teh dewi?", Tanyaku.

"Kenal neng, nanti deh bapak cerita lagi ya sambil bapak genjot neng", katanya lalu menghilang.

Aku takut, takut banget sama bapak itu.

Lalu ada chat dari pak Bayu.

B : sarapannya udah datang?

A : udah pak, makasih.

B : iya, habiskan. Kalo udah, langsung mandi nanti saya tunggu di parkiran ya

Aku bergegas mandi, disana aku menemukan bekas merah di leherku. Untung saja aku menggunakan jilbab nanti pikirku.

Hari ini perjalanan kami menuju daerah pantai pelabuhan ratu. Dan yg kesana hanya aku dan pak Bayu saja berdua.

Pak teguh dan pak anwar melanjutkan pengiriman barang ke daerah bogor.

Perjalanan menuju pelabuhan ratu dimulai jam 9 pagi, diperjalanan aku dan pak Bayu mengobrol banyak.

"Tadi malem nyenyak tidurnya?", Tanya dia.

"Nyenyak pak", katanya sedikit bingung untuk menjawab pertanyaan itu. Karena aku ditiduri bukan tidur hehe

"Bagus deh kalo nyenyak, kalo gak nyenyak bisa bahaya kayanya", jelasnya.

"Hah bahaya kenapa?", Tanyaku bingung

"Itu tuh pak Anwar biasa.. sampe suaranya kaya dari suara kamu. Deket banget saking kerasnya", katanya.

Aku pikir, suara yg pak Bayu dengar adalah memang suara desahanku. Namun aku pura-pura tidak mengerti apa yg dia bicarakan.

"Oh, iya pak istri bapak itu model ya?", Tanyaku mengalihkan pembicaraan

"Iya, sekarang dia bikin semacam agensi gitu lah sama temennya buat yg pengen jadi model dia cariin klien nya gitu", jelasnya.

"Wah hebat dong pak, udah cantik pinter lagi", kataku memuji istrinya.

"Yaa gitulah, udah dikasih jalannya jadi harus do the best aja sama yg dikerjakan. Kamu sendiri kayanya cocok deh jadi model", jelasnya.

"Ah, cocok apanya pak"

"Cocok koq.. kamu tinggi, cantik, dan fotogenik", jelasnya.

Aku sedikit tersipu dengan apa yg dia ungkapkan.

"Ah, masa sih pak", jawabku.

"Kalo kamu mau, nanti saya coba kasih tahu istri saya kalo kamu minat jadi model", katanya

"Gausah ngerepotin pak"

"Santai aja"

Lalu perjalanan menuju pantai pelabuhan ratu sampai sekitar jam 12 kurang.

Disana kami sedikit mengalami kesulitan saat menghadapi toko yg terkena masalah dengan pak riki, yg punya toko sedikit ngotot dengan apa yg terjadi.

Dia ingin kami membayar uang yg telah dia berikan kepada pak Riki, sedangkan kami saja tidak tahu uangnya kemana.

Proses negosiasi terlihat alot, aku hanya mendengarkan istri yg punya toko terus marah-marah kepada pak Bayu. Sampai suami nya datang, suaminya ramah tidak seperti istrinya.

Namun kata-kata nya sedikit mesum dia selalu memasukkan jokes mesum disaat berbicara, pandangan nya pun kepada ku sedikit tajam.

Sampai satu keputusan keluar dan kami menyetujui semuanya. Dia akan membayar 50% uang yg dibawa kabur oleh pak Riki, dia sendiri berani membayar karena memang dari awal dia ada sekongkol dengan pak Riki namun tidak bisa kami buktikan.

Kami sendiri baru beres dengan masalah itu sekitar jam 4 sore, dan bapak jajang yg mempunyai toko tadi itu menyarankan kami untuk menginap saja di daerah pelabuhan ratu. Karena riskan jika kembali ke kota Sukabumi kalau orang yg tidak terbiasa kesini.

Pak Bayu bertanya kepadaku untuk menginap disini saja atau mengambil resiko untuk ke kota Sukabumi.

Aku setuju saja untuk menginap disini, dan karena si pak jajang ini mempunyai semacam penginapan juga disana, dia menawarkan kami untuk menginap disana.

Pak Bayu setuju dan aku hanya ikut setuju saja.

Bentuk penginapan nya itu lebih mirip ke kostan, berada di dekat pantai bahkan laut terlihat dari penginapan karena kami masuk kawasan wisata. Kamarnya sendiri berjejer 10 kamar, namun kamarku dan kamar pak Bayu sedikit berjauhan karena kamar lain sudah ada yg menempati.
Aku ada dikamar no 3, pak bayu ada di ujung no 10.

Bentuk kamarnya itu ada kamar, semi dapur gitu dan toilet.

"Kalau kamu mau main dulu ke pantai, sok aja Nanda, asal hati-hati kalau ada apa2 atau perlu di temanin kasih tahu saya ya", kata pak Bayu.

Aku merasa terlindungi dengan sikap pak Bayu itu.

Sekitar jam 5 aku sudah masuk ke dalam kamar. Aku melepaskan baju yg ku pakai sehingga hanya menyisakan tanktop saja.



Panas banget disana, dan yg menyebalkan adalah tidak adanya AC di kamar ini.

Aku rebahan dikasur, dan membuka beberapa chat yg masuk. Tidak begitu penting namun ada satu yg menarik perhatian yaitu dari pak teguh.

Disana dia mengirim gambar yg ternyata isinya aku tadi malam saat tertidur, dalam pose itu aku tertidur dengan keadaan telanjang bulat dan dia sedang mengemut putingku.

Aku takut banget saat itu.

T : gak usah takut neng nanda, itu hanya kenang-kenangan saya aja

A : jangan sampe kesebar pak, please

T : gak bakal atuh, asal saya bisa ngewe lagi sama neng nanda aja.

Aku merasa berada dibawah ancaman, jadi aku terpaksa hanya membalas

"Iya pak, nanti kalo waktu memungkinkan ya", balasku didalam chat

Lalu aku menghela napas, sampai pintu di ketuk.

"Nanda", itu suaranya pak Bayu.

Lalu aku membuka pintu dan aku sedikit mematung.

Di hadapanku pak Bayu dengan hanya mengenakan celana pendek dan kaos kutang saja dengan otot yg dipamerkannya.

"Nanda", tanyanya lagi.

"Eh, iya pak kenapa?", Tanyaku.

"Ke pantai yuk, sebelum Maghrib, lumayan lah liat sunset", ajaknya.

"Eh, tapi pak saya belum ke toilet", kataku.

"Udah gitu aja, panas ini disini gapapa", ajak dia lalu aku setuju saya dengan dia.

Aku ke pantai hanya mengenakan celana panjang hitam dan tanktop hitam saja.

Saat kami berjalan menuju bibir pantai, pak Bayu menarik tanganku dan.. ahh

Aku kaget, aku senang, aku suka dengan segala perlakuannya.

Dia lalu menyuruhku ke ombak yg kecil dan dia mengarahkan kamera yg dia bawa kepadaku.

"Tuh kan kamu cocok jadi model", kata dia sesudah memotret ku.

Hatiku berdebar, apakah aku mempunyai rasa kepada dia?

Sampai waktu memperlihatkan matahari akan terbenam di ufuk barat, kami berada di pinggir pantai berdua duduk menikmatinya.

"Bagus ya pak", kataku.

"Iya, indah", katanya.

Lalu aku kaget, sangat kaget sangat tangannya berada di pundak ku dan seolah mengerti aku menempelkan kepadaku di pundaknya dengan tangan dia di pundak seberangnya.

Aku tidak bisa mendapatkan perlakuan seperti ini, aku meleleh waktu itu juga.

Pantai tidak terlalu ramai waktu itu.

"Kamu lapar?", Tanya pak Bayu dengan posisi masih seperti tadi.

"Lumayan pak", jawabku.

"Yaudah yuk makan", ajaknya.

"Nanti pak lagi nyaman", kataku entah dari mana aku mempunyai keberanian seperti itu.

"Aduh, manja ya kamu", katanya lalu memandangku.

"Pasti kamu berpikir saya kan menciummu kan?", Katanya.

Aku tersipu malu tanpa jawaban dari mulutku.

Lalu.

Cup

Dia menempelkan tangannya kepada bibirku, seolah mencium bibirku.

"Maafkan saya ya", katanya.

Aku masih belum berbicara sampai dia menarik tanganku dan mengajakku makan.

"Makasih ya pak", ucapku disela perjalanan menuju restoran yg dia tunjuk.

"Eh, jangan panggil saya bapak, emang keliatan udah tua banget saya", kata dia.

"Yaudah aku panggil mas deh, mas Bayu", kataku spontan.

"Saya bukan orang jawa btw, tapi senyamannya kamu saja", kata dia.

Lalu kami sampai disatu restoran, tidak begitu besar tempatnya namun nyaman dan lumayan penuh dengan pengunjung.

Aku perhatikan lumayan banyak mata yg tertuju kepadaku sampai pak Bayu sendiri notice.

"Banyak yg merhatiin kamu, karena kamu cantik", katanya setengah berbisik

Aku tersipu. Dan sekitar jam 7 aku kembali ke kamarku, pak Bayu sendiri mengantarku sampai depan kamar.

Sampai saat aku sudah masuk dan pintu masih terbuka aku memanggil dia lagi dengan pelan.

Saat dia masuk entah keberanian darimana aku langsung mendekati dia dan aku mencium bibirnya.

Bibir dia hanya diam saja, namun perlahan terbuka dan lidah kami saling memagut.

Hanya sebentar sampai dia melepaskan ciuman kami.

"Saya ke kamar dulu ya", katanya.

Aku mengangguk dan berkata.

"Nanda mau mandi dulu pak, nanti langsung masuk aja ya", kataku.

Saat mandi aku tidak fokus sama sekali, aku menunggu pintu kamar mandi dibuka oleh pak Bayu.

Sampai aku selesai dan sekarang hanya memakai daster saja dia tak kunjung datang.

Dalam hati aku berpikir mungkin dia gak suka sama aku, sungguh memalukan apa yg ku lakukan tadi.

Sampai tiba-tiba pintu kamar terbuka dan pak Bayu datang dengan membawa satu buah kelapa.

"Nih biar seger minumnya", katanya lalu meletakan itu di meja.

Aku yg lagi di meja rias hanya diam saja memandang dia dari cermin sampai dia mendekat dan memelukku dari belakang.

Dia mencium bagian tengkuk leher ku.

Ahhh.. mas

Lalu aku kaget saat dia menggendongku ke kasur dan bibir kami kembali bertemu.

Posisiku berada di pangkuannya dengan posisi masih berciuman.

Lidah kami saling memagut dan merangkul.

"Kita cuddle aja ya", katanya.

Lalu kami berpelukan dengan bibir terus menempel.

Harum parfume dan harum mint bibirnya membuatku terlena.

"Mas gak mau lebih?", Tanyaku.

"Gak sekarang ya, sekarang gini aja. Saya gak mau bkin kamu benci sama saya, saya mau bkin kamu nyaman bersama saya", katanya tegas.

Dan malam itu kami habiskan dengan berpelukan ria, sambil menonton film dan makan cemilan.

Ada sedikit momen yg lumayan merusak mood ku saat dia permisi untuk bertelepon dulu istrinya. Ada rasa cemburu yg ku rasakan. Namun siapa aku pikirku.

Sampai pagi-pagi aku terbangun masih berpelukan dengan dia. Saat terbangun aku mengecup kembali bibirnya.

"Selamat pagi non Nanda", pagi ini dia memanggilku non.

"Apaan sih mas, aneh aja manggil non", kataku tersipu malu.

"Hahahah, eh hari ini sebenarnya gak ada kerjaan, kerjaan terakhir yg kemarin jadi kita bisa check out siang jadi santai aja ya", jelasnya.

"Oke deh, biar kita bisa pelukan terus", kataku menggoda.

Sampai sekitar jam setengah 7 ada yg mengetuk pintu dan berkata "sarapan".

"Tadi saya pesen sarapan", jelas pak Bayu. Eh mas Bayu.

Dan setelah itu kami sarapan berdua disana.

"Enak juga ya mas disini sarapannya, terus pemandangan nya bagus", kataku di sela-sela makan bubur ayam

"Iya lumayan kumplit, bahkan kemarin nanya mau di pijit aja aja terapis nya", katanya lagi.

"Wah enak dong kalo lagi sakit badan bisa di pijit"

"Iya, kamu mau? Kali aja badannya sakit dari kemarin perjalanan jauh", tanyanya.

"Lumayan sih pak, agak pegal-pegal"

"Yaudah, nanti saya pesenin terapis ya biar kamu di pijit", jelasnya

"Eh jangan pak, gausah ngerepotin. Lagian takut terapisnya cowok", kataku.

"Santai aja, nanti saya bilang harus cewek terapisnya ya", jelasnya.

Akhirnya aku hanya mengikuti perkataan dia saja. Dia memperlakukan ku layaknya ratu.

Sekitar jam 7 setelah sarapan, pak Bayu pamit untuk ke kamarnya terlebih dahulu, dan bilang kalau dia juga mau berangkat dulu ke pasar ikan untuk membeli oleh-oleh untuk istrinya.

Aku hanya beranjak ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi waktu itu.

Lalu saat dikamar mandi, aku mendengar pintu kamar diketuk.

Saat ku buka ternyata itu adalah seorang bapak-bapak yg tak ku kenal.

"Neng saya di pesenin sama pak Bayu untuk mijit neng", tuturnya.

Aku kaget karena tadi ku minta untuk seorang wanita yg memijatku.

"Loh, sama bapak ya?", Heranku.

"Iya neng, tadi pesennya harusnya wanit ya. Tapi kebetulan lagi pada libur, jadi sama saya. Gimana mau jadi pijatnya?", Tuturnya lagi

"Jadi pak, silahkan masuk", kataku. Sebenarnya aku sedikit ragu, namun karena badanku lumayan pegel juga yaudah lah keputuskan utk dipijat saja sama lelaki itu.

Lalu dia duduk di meja rias, dan membuka kantong yg dia bawa.

"Sebentar ya pak, saya ke toitel dulu", kataku.

"Loh mau apa neng?", Tanyanya.

"Ini aku tidak memakai daleman pak", kataku sedikit malu menjelaskan.

"Loh, sudah gapapa. Biar bapak gampang mijitnya, malah lebih bagus gapake apa-apa neng", jelasnya.

Deg, aku sedikit kaget mendengar penjelasan dia.

Namun aku masih positif thinking saja, ku pikir memang dipijat lebih mudah jika tidak memakai baju bukan.

"Silahkan tiduran aja neng, tengkurap", suruhnya.

Lalu aku tengkurap dan surata ranjang sedikit bergoyang saat dia juga naik ke ranjangku.

Jujur aku tidak bisa melihat yg dia lakukan seperti apa.

Lalu tangannya menyentuh punggungku dari luar dasterku. Pijatannya pelan, nyaman dan membuatku relaks.

Sekitar 15 menit, pijatannya masih disekitar tubuhku saja. Sampai dia bertanya.

"Boleh saya masuk ke dalem baju neng? Buat ngolesin minyak. Biar anginya keluar, ini masuk angin", jelasnya.

"Boleh pak", jawabku lalu aku mengambil hp ku karena ada telepon disana.

Sembari tengkurap aku sedikit mengadahhkan wajahku untuk melihat hp.

Disana pak Bayu meneleponku, lebih tepatnya video call.

Aku mengangkatnya dan dilayar terlihat aku sedang tengkurap dengan seorang lelaki sedang berada di belakangku memijatku.

"Gimana enak pijatannya non Nanda?", Jelasnya dan aku melihat dilayar dia sedang berada seperti disebuah kursi panjang seperti di pasar. Suara dia jelas karena dia menggunakan headset.

"Enak mas", jawabku.

Lalu dia menjelaskan bahwa tidak ada terapis wanita pagi itu, jadi terpaksa deh sama bapak itu.

Disela-sela pijatannya dia selalu mencuri kesempatan untuk memojat bagian bawah punggungku sampai pinggah dan terkadang paha.

Dan paha adalah salah satu bagian yg sensitif diriku. Hal itu terjadi berulang dan membuat nafsuku naik dan naik.

Sampai disatu momen dia ijin untuk mengurut didalam kaosku karena memakai minyak dan aku hanya mengangguk.

Tangan yg kasar itu berada di punggungku dan posisi bajuku disingkap ke atas bagian belakangnya dan bagian depan sedikit tersingkap sampai perut.

Dia oleskan minyak disana, aku gak tay minyak apa aja yg dia campir namun baunya enak.

Aku masih sambil video call sama mas Bayu dan disana dia bilang untuk buka saja bajuku biar lebih memudahkan bapak itu memijitnya namun aku menolaknya.

Sampai aku merasakan tangannya seperti memijat pantatku, pelan namun terasa seperti menyetrum sampai bagian vaginaku.

Aku sedikit mendesah pelan, vc ku akhiri dan aku hanya menikmati pijatan itu.

Sampai aku tidak sadar saat sekarang ku merasakan tangan kasarnya berada di pantatku yg ternyata sudah dia singkap kebawah, sampai ke paha.

"Santai aja neng, biar enakan", tuturnya.

Aku hanya mengikuti permainan dia, yg jelas membuat bagian vaginaku pasti terlihat oleh dia dari belakang.

Sampai dia sedikit menampar pantatku dan hanya ku balas dengan lengguhan.

Sekarang tangannya seperti membuka bagian anus sampai aku yakin lubang vaginaku terlihat jelas olehnya dan aku merasakan jarinya bermain disana.


"Ahhh.. bapak..", desahku pelan.

"Nikmatin aja ya neng, biar rileks", katanya lagi.

Aku tidak melihat posisi dia seperti apa. Aku hanya membenamkan kepalaku ke bantal dan aku merasakan jari itu berputar di vaginaku sampai aku sendiri yg sedikit membuka pahaku.

"Bapakk.. udahhh ahh", jari itu hanya memutar dari belakang ke depan, mencolek bagian klitoris ku dan seperti itu berulang.

Sampai aku merasakan sebuah benda tumpul seperti menggeseknya. Benda itu tidak asing bagiku walau aku tidak melihat aku tahu itu dan aku membiarkan nya.

"Bapak masukin ya neng", katanya tegas tanpa perlawanan terhadapku sampai.


Tok.. tok.. tok.

Pintu di ketok, dia sedikit loncat dan kaget. Begitu pula aku yg langsung membenarkan pakaianku.

Bapak itu langsung lari menuju toilet.

"Nanda", suara dari luar yg berasal dari pak Bayu.

"Sebentar mas", kataku lalu beranjak membuka pintu dengan kondisi berkeringat.

"Loh, keringetan gitu, enak dipijitnya?", Tanyanya membawa kresek banyak.

"Hehehe iya, enak mas"

"Udah pulang bapak nya?", Tanyanya.

"Oh belum mas lagi di toilet itu", kataku menjelaskan tanpa memberi tahu apa yg terjadi tadi.

"Oh lagi di toilet"

Lalu tak lama bapak itu keluar dengan keadaan sepertinya tidak terjadi apa-apa. Mas Bayu memberikan tips kepadanya dan dia berlalu pergi.

Aku sendiri langsung mandi dan sekitar jam 11 kami beranjak dari sana menuju Bandung untuk pulang.


Bersambung.. setelah part ini akan ada POV Bayu lagi ya
Jiakakakak

Kentang dah bapaknya

Bs bs coli pake batok kelapa🦅🦅🦅💦💦
 
Wkwkwk.. si bapak di buat kentang
 
Seru nih
Cuma sqran hu jangan kecepetan binalnya
Biar nanda tau dulu ingkungab kantornya yang binal baru dia ikut bjnal karena ga tahan🙏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd