Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TERBUAI GODAAN

BAB. 10

Dosa itu sudah terjadi, dan apa yang dilakukan Ridwan dengan Amira jelas adalah sesuatu yang salah. Ridwan mendua, melabuhkan hati ini lagi di satu hati yang baru datang, entah apa yang sebenarnya dia cari, mungkin hanya sebuah pembenaran dari apa yang sedang dan telah terjadi.

Amira, lambat laun berhasil menyita perhatian Ridwan, seorang gadis yang yang begitu periang. Begitu mudah akrab dengan orang dan begitu manja. Sementara Ridwan seorang laki-laki berumur tiga puluh enam tahun, telah menikah dengan Farah, istri yang telah menjadi pelipur laranya dan kini dengan mudahnya Ridwan melupakan segala kesucian cintanya bersama Farah yang telah lama dibangun di atas segala kemurnian rasa yang begitu indah hanya karena kehadiran Amira. Gadis yang baru beranjak dewasa umurnya baru dua puluh tiga tahun.

Kejadian dua malam lalu itu sungguh menyita banyak pikiran Ridwan, semalam bahkan dia tidak bisa tidur saat memikirkan tentang gadis itu, entahlah, teringat apa yang mereka perbuat. Mengejar kenikmatan yang penuh dengan sensasi. Semua begitu berarti bagi Ridwan. Padahal, Amira mungkin saja hanya sekedar mencari kesenangan semata.

Apakah aku jatuh cinta pada gadis itu? Batin Ridwan. Amira, Amira, Amira, nama itu terus terngiang seraya bayangannya menyeruak dan memberikan dia ingatan yang luar biasa tentang gadis itu, bahkan pagi ini, ketika Ridwan sedang bersiap ke kantor, bayang-bayang wajah gadis itu terus ada di benaknya.

****
Sungguh ironis, apa yang Ridwan lakukan bersama Amira benar-benar sudah tidak bisa dikatakan hanya main-main saja. Ada hati yang berharap di sana, bukan hanya sekadar untuk saling melepaskan hasrat biologis yang saling mendesak satu sama lainnya. Tetapi lebih dari itu, dalam hati Ridwan muncul sebuah rasa yaitu untuk mendapatkan cinta yang sepenuhnya dari diri Amira.

Lewat jam dua siang, Ridwan sudah berada di ruangan kerjanya lagi, masih saja terbayang semua yang terjadi antara dia bersama Amira semalam. Masih terbayang, ketika pertama kali dia menyentuh bagian terlarang Amira, dan masih terbayang betapa ranumnya payudara Amira yang dia sentuh malam itu. Tanpa sadar, dia sudah ada yang memiliki saat ini, dan semuanya bisa saja berakhir dengan hancurnya rumah tangga dia kalau dia tergelincir akibat rasa yang muncul di hatinya.

Hadirnya Amira membuat Ridwan melupakan obsesinya terhadap Nadya, Livy, Aisyah, Syifa bahkan Erika. Meski masih saling canda dengan rekan seruangan tapi dia melakukannnya sambil lalu saja dan pikirannya hanya tertuju kepada Amira. Demikian pula di rumah bila sebelumnya Ridwan setiap harinya penuh harap agar Erika bisa kembali bersikap ramah dengannya kini dia sudah tidak perduli lagi. Yang ada di otaknya adalah Amira.


Yang membuat Ridwan sedikit galau adalah hingga saat ini Amira tidak ada kabarnya lagi. Sebenarnya Ridwan sudah sangat kangen terhadap Amira ingin menghubungi gadis itu. Tapi dia menahan diri untuk kirim pesan WA atau menelpon. Dia berharap Amiralah yang akan menghubunginya. Tapi sampai seminggu sejak peristiwa indah bagi Ridwan itu berlalu Amira tidak menghubunginya. Ridwan tidak tahan lagi dan memutuskan untuk mengelpon Amira.


“Assalamualaikum kak!” Amira tidak butuh waktu lama mengangkat panggilan dari Ridwan dan langsung mengucap salam.
“Waalaikumsalam Amira. Aku kangen sekali sama kamu!”
“Hehehheheheh… btw kak. Amira mohon maaf ya kak. Amira haraf kakak tidak mengambil hati apa yang kita lakukan tempo hari!”
“Kenapa Amira?”
“Kakak kan punya istri dan aku juga punya pacar!”
“Iya terus kenapa?”
“Amira takut kakak sampai baper!”
“Terus terang aku jatuh hati sama kamu Amira!”
“Itulah yang Amira takutkan!”
“Kenapa takut sayang?”
“Takut kakak baper hehehehe… Amira takut kakak jadi menghianati keluarga kakak gara-gara Amira. Maunya Amira kita berteman saja kak!”
“ Tapi…..?”

Ridwan sangat kecewa dengan apa yang diucapkan Amira lewat telepon itu karena dia berharap bisa punya hubungan dengan Amira walau hanya sekedar selingkuhan. Sebab Amira telah membuat dia bergairah dan penuh semangat.

“Maaf ya kak!”
“Tapi kita masih bisa ngelakuin itu lagi kan Amira?”
“Amira gak bisa janji kak!”

Hati Ridwan langsung galau menerima kenyataan ini. Bagai seorang remaja yang patah hati karena ditolak cintanya oleh gadis pujaan. Kekecewaan ditolak oleh Erika dan Syifa terasa tidak ada apa-apanya ketimbang ditolak Amira yang sudah memberi dia kenikmatan sesaat. Ridwan ibarat sudah melambung sedemikian tinggi lalu tehempas ke tanah dengan keras. Sakit sekali,

*****
Sabtu waktu liburan. Seharian Ridwan memanfaatkan waktu itu bersama keluarga kecilnya, Dia benar-benar ingin melupakan segalanya tentang Amira, benar-benar ingin menikmati waktu bersama Farah dan Devan. Mereka pergi ke beberapa tempat wisata di seputaran Jakarta. Tempat pertama mereka tuju adalah Dufan.

Canda dan tawa begitu menggelora di antara riuhnya pengunjung tempat wisata itu pada hari ini, dan tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.30, Mereka memutuskan untuk jalan lagi ke tempat lain dan melewati salah satu restoran khas Sunda yang menyuguhkan ikan gurame bakar beserta nasi timbel dan sambal terasi yang begitu memanjakan lidah mereka.

“Sayang,” panggil Farah pelan, “makasih yah buat hari ini.”

“Sama-sama cantik,” ujar Ridwan pelan, dia tersenyum seraya membelai rambut istrinya yang begitu halus dan lembut.
“aku yang seneng bisa ngeliat tawa bahagia kalian.”

“Pokoknya makasih, aku seneng banget pah.”

“Iya sayang, sekali-kali lah biar kita lebih fresh,” ujar Ridwan lalu tertawa kecil.


Ridwan benar-benar menikmati kebersamaan bersama Farah dan Devan pada hari ini. Menyingkirkan segala perasaan tentang Amira. Juga perbuatannya melakukan hal-hal tidak terpuji bersama Amira.

Tidak sampai di sana, Ridwan mengarahkan kendaraan ini menuju ke Pantai Indah Kapuk, dan memarkirkan mobil ini di sana. Sesekali Ridwan berfoto bersama Farah dan Devan, saat itu wajah bahagia benar-benar terlihat dari tiap ekspresi Farah. Membuat Ridwan merasa sangat bersalah pada istrinya itu.


*****


Jam sepuluh malam, Ridwan dan anak istrinya tiba di rumah dengan segala penat yang tercipta karena jalan-jalan keeliling Jakarta hari ini, tetapi hal itu menyisakan bahagia untuk mereka. Erika yang sebenarnya di ajak untuk ikut tapi menolak dengan alasan kurang sehat. Tampaknya dia sudah tertidur bersama anaknya.

Devan yang memang sudah tertidur di mobil hanya bangun untuk masuk ke dalam rumah dan kembali tertidur dengan lelap di ranjangnya. Hanya tinggal Ridwan dan Farah yang masih terjaga dan kini mereka telah berada di dalam kamar mandi, tengah menikmati hangatnya air yang dimuntahkan oleh pancuran yang berada di atas kepala mereka. Dengan tubuh yang telah sama-sama telanjang bulat.

“Makasih yah pah buat hari ini,” ujarnya pelan, Farah lalu memeluk tubuh Ridwan dengan begitu erat,
“sama-sama sayang.”

“I love you so much,” ujar Farah, dan mereka memulai semuanya dengan pagutan manja penuh gairah. Lidah mereka saling membelit dan melumat.
“Sayang,” panggil Farah kepada Ridwan dengan manja, ia mendaratkan jemarinya yang begitu lentik itu di atas kontol Ridwan yang sudah mengeras., “Pah yuk!”.

“Ayuk,” ujar Ridwan merespon apa yang dilakukan Farah.
“Di sini aja sayang,” ujar Farah lalu dia berjongkok di depan Ridwan dan mulai mengulum kontol suaminya itu, mendulang rasa yang begitu nyata di dalam pikirannya.
“Gluk gluk gluk…”
Farah terus mengulum kontol Ridwan, wajahnya memerah saat Ridwan mulai bergerak memompa kontolnya dalam mulut istrinya.
“Amira, seandainya kamu yang ada di bawahku saat ini,” Guman Ridwan yang tak benar-benar bisa melupakan gadis bernama Amira.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd