Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TERBUAI GODAAN

BAB. 7

Ridwan menyadari bahwa berniat menduakan istri hanya membuat dia sial saja dan malah dibenci oleh orang yang dia sukai. Tapi kenyataan ini tidak membuat dia kapok dan malah berniat untuk mencoba mendekati teman seruangan. Melihat peluang yang paling mungkin bisa didapatkan dari ketiga rekan wanita yang paling dekat dengannya. Siapa tahu kali ini bisa sukses.

“Gimana kamu udah bicara ama Syifa?” tanya Ridwan Ke Aisyah.
“Udah dia kayaknya kesal banget ama mas Ridwan. Aku udah sampein ke dia bahwa mas minta maaf dan hanya bercanda. Dia bilang masih kesel!”
“Oh yaudah kalau dia udah gak kesel aku bisa baikan ama dia kan?”
“Gak tahu juga orangnya pendendam sih, emang mas Ridwan ngapain sih pake ngegoda dia?”
“Kan cuma bercanda doang!”
“Hayooo pasti mas Ridwan ngayal pengen jadiin Syifa selingkuhan ya?”
“Gak sampe kesana pikiran aku sih!”
“Terus apa dong tujuannnya.”
“Ya hanya bercanda!”
“Gak percaya!”
“Kalau menurut kamu tujuan aku apa sih?”
“Ya itu tadi mau selingkuh kan?”
“Enggak… tapi kalau dia mau aku senang sekali!”
“Maunya… Eh tapi tujuan lelaki beristri mau selingkuh itu apaan sih? Kan perempuan sama saja rasanya!”
“Gak tahu aku belum pernah ngerasain wanita lain. Tapi pengen ngerasain juga sih!”
“Dasar… semoga laki aku gak berpikir seperti itu!. Amit…amit!”
Ridwan tersenyum mendengar kata-kata terakhir Aisyah. Dia yakin pasti suami Aisyah juga punya keinginan seperti dia. Toh dia bukan malaikat.


“Nad coba dengar om kita ternyata emang punya niat selingkuh!” Ucap Aisyah dengan tertawa ringan kepada Nadya yang baru masuk ruangan.
“Hahay… sama siapa?” Nadya menatap Ridwan sambil senyum.
“Enggak… Fitnah jangan percaya!”
“Ngaku aja. Kan mas barusan curhat soal Syifa!”
“Oh jadi pengen selingkuh sama Syifa ya?”
“Enggak… bohong itu!”
“Kasihan mau selingkuh tapi malah bertepuk sebelah tangan!”
“Udah jangan diolok-olok kasihan suami orang hehehehhe!”


Ridwan pasrah saja dengan candaan mereka. Sapa tahu ada di antara mereka yang benar-benar kasihan sama dia dan mau berbaik hati untuk diajak selingkuh. Benar-benar khayalan Ridwan kayak film-film JAV saja.
“Ada apa ini kayaknya seru dan aku ketinggalan ya?” Livy yang baru datang tanpaknya penasaran melihat rekan-rekannya pada ketawa-ketawa.
“Ini mas Ridwan benar-benar serius pengen selingkuh ama Syifa. Tapi sayangnya Syifa gak mau. Kasihan kan?” Aisyah mengatakan itu sambil tertawa.
“Yeee yang begitu tidak patut dikasihani tapi harus dikasih pelajaran biar kapok!” ucap Livy dengan nada sok tegas.
“Pelajaran apa Liv? Aku mau deh dikasih pelajaran sama kamu.” Ridwan mulai nekad.
“Waduh makin berani aja om kita ini!”
Mereka semua tertawa-tawa sampai akhirnya pak Triadi pimpinan mereka masuk ruangan.

*****

Kelar ishoma pak Triadi tidak balik ke ruangan karena mau ikut meeting dengan pimpinan perusahaan. Ridwan merasa dirinya sudah terlanjur basah diketahui punya niat selingkuh tidak akan lagi pura-pura demi menjaga imej. Dia akan mengikuti candaan mereka dengan vulgar kalau bisa.

“Mas Ridwan aku nanya serius nih. Laki-laki yang sudah beristri itu maunya apa sih pake selingkuh segala. Kan perempuan itu sama saja. Mau cantik atau gak rasanya sama menurut aku ya!” Aisyah kembali membuka topik itu saat semua sudah ada diruangan minus pak Triadi.
“Iya aku juga suka heran!” timpal Nadya.
“Ya pengen ngerasain yang lain aja sih sebenarnya!” ucap Ridwan dengan enteng.
“Padahal kata orang rasanya sama!”
“Itu menurut siapa?ini aku mau jujur kalian jangan marah ya. Kalau menurut aku yang laki-laki semisal aku gak sengaja kesenggol ama pinggul kalian saja rasanya sudah beda.”
“Haaaaa?” ketiga teman seruangannya bengong.
“Lo pernah nyenggol pinggul aku ya?” tanya Livy
“Pernah tapi gak sengaja!”
“Bohong pasti sengaja itu Liv. Hayo kalau sama aku juga pernah nyenggol-nyenggol ya mas Ridwan?” Nadya bertanya dengan penasaran.
“Iya sama aku juga kayaknya pernah deh. Ternyata sengaja ya dasar!” Aisyah melotot ke arah Ridwan.
“Iya ngaku aku sengaja karena pengen tau bedanya. Tapi belum begitu jelas sih bedanya. Karena hanya nyuri-nyuri nyenggolnya!”
“Bener-bener deh mas Ridwan… Dasar mesum!”
“Kan kalian nanya jadi aku jawab jujur!”
“Gimana tadi kata mas belum begitu jelas bedanya? Jadi pengen jelas ya hayoo?” Nadya menggoda.
“Kalau ada yang kasih!” Ridwan tersenyum penuh harap.
“Maunya….”
“Dasar om-om mesum !”
“Gila mas… Pasti sering ngayalin kita-kita ya?”
“Iya kalian kan cantik dan sexy…!
”Ckckckckckk… dasar lelaki. Semoga suami aku gak kayak mas Ridwan.”
“Palingan juga sama saja hahahahah!”
“Enak saja gak dia beda.”
“Eh tapi aku sudah jujur ke kalian terus kalian jadi benci aku ya kayak Syifa!”
“Kita ini emak-emak yang sudah dewasa mas. Masak hanya becanda doang harus benci ke mas. Gak bakalan!”
“Kalau gitu boleh dong aku nyenggol pinggul kalian dengan sengaja dan terang-terangan!” Ujar Ridwan dengan nekad.
“Mas Ridwan….” Ketiga rekan seruangannya berteriak marah sambil rame-rame mencubit Ridwan.

Ridwan ingin sekali mengambil kesempatan itu buat meremas pantat rekan-rekannya yang bahenol itu. Tapi dia tidak mau mengambil resiko yang hanya akan membuat dia malah benar-benar dijauhi oleh rekan seruangannya itu.

******

“Pah bisa tolong jagain Haidar dong. Mamah mau mandi nih!” Pinta farah sambil menyerahkan Haidar untuk digendong Ridwan.
“Emang ibunya ke mana?”
“Lagi ke minimarket beli susu!”

Jadilah Ridwan bermain dengan anak Erika itu yang baru belajar merangkak. Devan juga ikut menemani bermain. Kedua Mertua Ridwan telah kembali tinggal di rumah mereka sejak seminggu lalu. Hanya Erika masih belum siap untuk kembali ke sana.

Erika mengucapkan salam dari balik pintu. Dia telah kembali dari minimarket. Ridwan membalas salam itu dan membuka pintu rumah sambil menggendong Haidar. Istri dari adik iparnya itu membuang muka setelah melihat bahwa yang membuka pintu rumah adalah Ridwan. Padahal anaknya ada dalam gendongan lelaki yang dia benci.

Wanita itu berlalu dan langsung masuk ke kamarnya. Ridwan hanya bisa menghela nafas sambil menurunkan Haidar ke karpet untuk kembali belajar merangkak sambil bermain mobil-mobilan bersama Devan. Ternyata Erika masih saja memusuhinya. Entah sampai kapan.

****

“Hallo mas Ridwan. Masih mesumkah otak mas!” Sapa Nadya sambil cekikikan di pagi hari saat baru masuk ke ruangan.
“Wah gak sopan amat sih nyapanya!” Keluh Ridwan.
“Kan sesuai dengan orangnya jadi dimana tidak sopannya?” tanya Nadya pura-pura heran.
“Iya deh… Tapi gimana boleh ya aku nyenggol pinggul kamu. Mumpung yang lain belum datang!”
“Ih dasar cabul. Mas Ridwan gak dapet jatah ya semalam?”
“Enggak. Makanya please!”
“Ih mas Ridwan makin aneh deh!”
“Iya makanya pengen ngerasain tekstur pinggul kamu itu kayak gimana. Cuma ngeremas dikit aja please!”
“Ih kasian banget sampe bermohon-mohon gitu. Tapi janji ya cuma sampai segitu!”
“Iya segitu doang aku sudah syukur!”
“Dasar cabul. Nih….Cepetan sebelum yang lain datang!” Nadya menyodorkan pinggulnya.

Padahal Ridwan memang hanya balas bercanda doang dan tidak terpikir bakal benar-benar dikasih. Tapi kenyataan ini membuat Ridwan kaget. Dengan gemetar dia mengarahkan tangannnya ke pinggul Nadya yang indah bentuknya. Segera dia meremas lembut buah pantat rekan kerjanya itu. Betapa sensasi yang luar biasa didapatkan Ridwan di pagi hari ini. Tekstur pantat itu begitu kenyal dan kencang membangkitkan rangsangan hebat bagi lelaki itu.


“Udah cepetan dong!” Ucap Nadya dengan berbisik.
“Dikit lagi Nad. Enak banget!”
“Ssssttttt… udah!”
“Makasih ya!”

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd