Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TERJEBAK HASRAT

Status
Please reply by conversation.

poligan24

Semprot Kecil
Daftar
20 Oct 2021
Post
95
Like diterima
3.389
Bimabet
Hi, Saya ingin share cerita pertama. Jika ada kata yang menyinggung nama, ras, suku, agama atau apapun tidak ada niat sedikit pun dari saya untuk menyinggung.
Selamat membaca
.

Prolog
Dingin dan sejuknya hawa kota bandung tidak menyurutkan semangat Lisa dalam mencari rezeki atau bisa dikatakan dosa. Malam ini pula hutang orang tuanya lunas terbayar, tak terhitung sudah berapa batang rokok yang Ia bakar untuk menghilangkan rasa jenuhnya menunggu Asep.

5 tahun lalu, kejadian yang sama terjadi. Hujan baru saja selesai mengguyur kota Bandung, Lisa menunggu di halte dekat kampus tercintanya, ditatapnya jam yang melingkari tangan indahnya.

Adzan magrib sudah terdengar namun bus yang ia tunggu tak kunjung datang hingga suara klakson mobil mengalihkan pandangannya. Logo biru putih yang tak asing menyita perhatiannya, ya dia Reza.
Kakak kelas yang sejak ospek sudah mencuri perhatiannya mulai turun dari mobil, semua terasa singkat ketika ia sudah berada di dalam mobil.
Harum kopi mulai menggelitik indera penciumannya saat pintu mobil tertutup, semua terasa terasa hangat ditambah lantunan band Mocca lebih terdengar romantis.

I remember

Begitu lirik yang dinyanyikan bersama ketika Reza mulai menggenggam wanita incarannya, tak ada hal spesial selain tatapan serius dan tingkah lucu Lisa. Saat itu pula mobil tepat berhenti di depan pagar yang Lisa tahu betul tidak ada variasi bendera kuning tadi pagi.

Sayup suara tahlil memenuhi ruang tamu dan pekarangan rumah di kawasan komplek rumah Lisa. Luruh sudah semua air mata yang ia punya. Kedua orang tuanya memilih pergi bersama dengan sejuta luka dan hutang yang membengkak.
Ia menyesal memilih kuliah, ia menyesal pulang telat dan ia menyesal akan dirinya yang tidak bisa berguna selama ini.
Dering telepon menghentikkan lamunannya akan masa lalu.

“Kamu pulang sendiri mulai malam ini, aku udah ga diperintah lagi sama si Mami.”
“Terus ini gimana, gak mungkin ada ojol jam segini.”
“Huft, yaudah aku jemput, gak kerasa ya udah 5 tahun aja.”
“iya, yaudah cepet.”

Malam ini akan menjadi sejarah bagi hidupnya, menjajakan tubuh bukan pilihan ke depan.
I remember.
 
Terakhir diubah:
SATU | KELABU

Sentuhan bedak menjadi penutup make up Lisa pagi ini, di tatapnya sekali lagi tubuh yang saat ini memakai kemeja putih ini. Masih tampak sama, hanya payudaranya yang sedikit mengendur dimakan usia dan ribuan tangan jail yang saling menggapai.
Hari ini Ia mencoba melamar pada salah satu toko klontong di daerah pasar Bandung. Minggu kemarin menjadi hari terakhirnya menjadi kupu-kupu malam, sekarang ia sudah menjadi kepompong dan akan menjadi ulat kemudian.

“Neng, ini kembaliannya.”
“Iya mang.” Angkot berwarna hijau mulai menjauh tergantikan panasnya kota Bandung.

CV.MAJU ENGGA

Lantunan lagu mandarin membisiki telinga Lisa. Toko dengan nuansa merah dan ornament naga terlihat memutari setiap sudut toko. Hanya bisa menunduk dan mulai memperkenalkan diri pada ko Atong.
“Jadi, dulu kamu pernah kerja di toko juga begitu?.”
“Iya ko, kemarin baru aja keluar karena udah tutup toko nya. Saya bisa komputer.”
“Hehe, iya saya tahu. Sebenernya toko ini mau tutup, tapi anak saya mau nerusin.”
“Jadi saya di terima ko?.” Tanya Lisa penuh harap

Pintu rauangan itu terbuka tanpa ada jeda diantaranya.

“Beh, itu ada om Andre di depan. Katanya pesenan 1 minggu lalu udah ada belum?.”
“Si Andre ngeganggu banget. Yan kamu ganti interview neng Lisa.” Ucap Ko Atong sembari meninggalkan Lisa.

Suasana hening pun terjadi. Lisa sudah biasa menghadapi situasi ini, kala permainan berakhir dan menunggu rupiah yang ia dapat.
Tatapan hina selalu memenuhi penglihatan nya. Tarikan resleting menyentuh indera pendengaran. Dan tak lupa ‘kamu enak, cuma saya kurang puas’.

Tapi tidak dengan hari ini, tatapan Ryan begitu berbeda. Tak ada meremehkan apalagi menghina.
Tatapan sewajaranya, tatapan yang pernah ia lihat sebelum menjadi sampah.
Air mata nya menetes perlahan.
Ryan mengambil tissue yang harusnya Babeh simpan di toilet.
Lisa tertawa melihat tingkah malu Ryan yang memberikan tissue toilet kepada dirinya.

Ryan hanya bisa menahan malu dan mulai mengalihkan pertanyaan.
“Kamu ngerokok?.”
“Iya, tapi udah jarang kalo sekarang”

“Aku Ryan anaknya Ko Atong. Kamu?”

“Lisa, kamu suka nonton film gak?.”

“Tergantung, kalo ada waktu sama yang nemenin. Tapi yang jelas bukan tissue wc.” gurau Lisa dengan senyum jahilnya.

“hehe, kamu cantik.” puji Ryan tanpa sadar.

Saling lempar canda dan rayuan mengisi toko klontong kala itu.

Andai Lisa bisa memutar waktu dan memlih untuk tidak dilahirkan mungkin ia memilih seperti itu. Rasa dosa dan jijik bercampur dan merasa tak pantas berdialog bersama Ryan.

Lisa diterima bekerja, mulai besok tak ada lagi menunggu jemputan-melayani-dan merasa berdosa.

04.00 WIB
Lisa tak kunjung tidur.
Begitu pun dengan Amelia yang masih asik dengan gawai di tangannya, terlihat notifikasi mengedip malu di ujung gawai nya.

“Kemarin Ryan bilang suka sama aku.”
“Terus?.”
“Aku bingung, harus jujur atau gimana. Kalo aku jujur kayaknya dia bakal nolak bahkan pecat aku. Apalagi kalo aku bohong pasti kedepannya bakal gak bener.”
Lisa menghela nafas. Ia bingung apakah Ryan sungguh-sungguh mendekati atau hanya takjub sesaat pada bentuk tubuhnya. Ia tak menyangkal jika banyak tatapan tak senonoh dengan jelas iya tangkap, tak ayal dengan Ko Atong selaku ayah Ryan.
“Kok diem Lis?”
Hanya terdengar helaan nafas. Amelia pun bingung harus menjawab apa, posisinya pun serba salah. Ia pun saat ini sedang bertelanjang dada bersama pelangganya. Jika ia menyuruh Lisa jujur sama saja dengan bunuh diri.

“Saran kamu gimana mel?”
“Kamu jujur aja. Itu lebih baik kedepannya.”
“Tapi iya juga si, eh udah adzan Mel. Aku tutup dulu teleponnya.”

Suara adzan shubuh mulai terdengar, Lisa pun beranjak dan memulai ruitinitasnya hari ini.
Mandi-Makan-Bekerja
Sudah 3 bulan rutinitas ini iya lakukan, dan tak ada yang salah hingga kemarin Ryan menyatakan perasaannya. Kemarin sore tepat diantara lemari yang menyimpan persedian toko

“Lisa bisa bantuin aku pegangin tangga gak?.”
“Bentar ko, ini dikit lagi.” Jawab Lisa yang sedang merapihkan uang hasil penjualan hari ini.

“Tahan sebentar Lis, ini aku mau ngambil tepung yang udah expired.” ucap Ryan yang sudah menaiki tangga.

“Iya Ko. Eh emang tepung nya kok cepet banget expired?.”
“Gatau nih si Ko Atong beli dari cewe kemarin, ditipu kayaknya.”

“Padahal spg nya cantik loh Ko, Aku aja kalah.” Helaan nafas Lisa terdengar merdu ditelinga Ryan.
Perlahan debu dan butiran tepung mulai berjatuhan dan membentuk hujan tepung yang sangat syahdu kala itu.
Ryan yang sudah turun dari tangga seketika takjub melihat Lisa yang sedang menutup hidung dan menepuk bajunya.

Tingkah lucu dan cantik membuat Ryan tak sadar dan mendekat ke arah Lisa.

Dengan perlahan tangan Ryan mulai menggapai pundak Lisa, dengan tangan bergetar dan suasana semakin sepi saat Joni, pegawai Ko Atong pamit pulang 10 menit lalu.

Hanya ada suara kipas angin dan denting jam dinding yang saling mengejar.

Ditatapnya lensa cokelat milik Lisa yang semakin mengecil, senyum penuh makna saling tergambar. Dingin yang Ryan rasakan saat menggigit bibir Lisa dengan penuh sukma.

Lisa tahu betul jika Ryan sedang dipengaruhi nafsu besar, tangan mungilnya mulai menggapai kejantanan Ryan yang mulai menegang.

Di tatapnya raut muka Ryan yang mulai menikmati permainan tangan Lisa, genggaman yang berubah menjadi gerakan konstan dan terus-menerus.

Lisa tahu ukuran kejantanan Ryan tak sebesar Ko Atong yang ia lihat saat diberi servis spg tepung beberapa hari lalu, namun perasaan cinta membuat nafsu Lisa memuncak dan sampailah orgasme Ryan yang pertama.

Cairan berwarna putih itu mengenai kemeja kerja Lisa, seketika hawa panas melingkupi keduanya. Suasana canggung mulai memenuhi ruangan yang dipenuhi bahan sembako itu.

Dengan tak sabar tangan Ryan membuka kemeja Lisa hingga salah satu kancing seragam Lisa terlepas.

Ryan terperangah akan ciptaan tuhan yang sempurna. Aerola berwarna merah muda dan terlihat mungil diantara gundukan lembut milik Lisa.

Sungguh kacau pikiran Ryan saat Lisa dengan perlahan membuka pengait celananya, waktu seakan berjalan lambat saat Lisa mulai mengoral penis Ryan dengan perlahan, sensasi pengapnya udara bercampur rasa geli membuat Ryan tersadar Lisa belum merasakn orgasmenya.

“Kamu kenapa gak bilang Lisa kalo belum nyampe?.”
“Hah?.” Baru pertama kali Lisa mendapat respon yang peduli akan kepuasan dirinya.

Hanya terpaku akan pesona Ryan yang semakin menjadi disaat mulai menurunkan rok span miliknya.

“Punya kamu harum Lisa, aku suka.” Lagi dan lagi rayuan Ryan membuat pipi putih Lisa merona dan kian panas.

“Ryan ih, kan aku malu kalo kamu gitu terus. Aku marah nih.” Namun Ryan tak menggubris Lisa dan dengan serius menjilati vagina Lisa. Tak ada satu inchi pun yang terlewat.

Tubuh Lisa mulai bergetar dan tanpa sadar tangan Lisa menjambak rambut Ryan.
“Asssshhh Ryannnn.”
"Hehehe" Ryan hanya bisa tertawa jahil melihat Lisa yang terus bergetar menikmati oral darinya. Vagina yang berwarna pink mulai basah dan semakin bajir saat lidah kasar Ryan mengcap dengan tempo cepat.

"Sshhhh Ryannssshhh". Lisa semakin gelagapan menikmati rasa yang begitu hebat. Vaginanya seperti dimasuki benda asing yang menggeliat begitu cepat.

Ryan tak menggubris jambakan Lisa yang mendekati orgasme nya.

Hingga.....

"Aaahhhhhh" Lisa pun squirt. Cairan vaginanya menyembur ke arah wajah Ryan yang sudah dipenuhi keringat.

Pacuan detak jantung keduanya kian bertabuh seirama dengan jatuhnya hujan di kota kembang sore itu.

Tubuh Lisa masih bergetar dan matanya memejam menahan rasa rindu terhadap besarnya kasih sayang.

“Lisa aku cinta sama kamu.” Ucap Ryan tanpa memperdulilkan muka Lisa yang semerah kepiting rebus.

Pandangan Lisa kabur dan hanya bisa memeluk dada tegap Ryan yang saat itu Lisa baru tahu ada tatto Naga di antara leher dan dada Ryan.

“Kamu gak usah jawab sekarang. Aku suka kamu lebih dari yang kamu tahu.”

Dengan perlahan Ryan kembali memakaikan kemeja Lisa dan saling membersihkan diri sebelum memilih pulang.
 
menarik ceritanya
 
2|RASA BERSALAH
Setelah menimbang akhirnya Lisa memilh untuk jujur dan berkata apadanya tentang masa lalu yang ia simpan rapat-rapat.

Sepulang bekerja, Ryan mengajaknya untuk menghangatkan badan di sebuah kedai bakso satelah hujan mengguyur kota Bandung sejak pagi hari.

“Mang yang satu gak pake bawang goreng.” Ucap Ryan final menyebutkan menu yang ia pesan bersama Lisa.

Semangkuk bakso di malam hari rasanya berhasil mencairkan suasana yang canggung sejak kemarin sore.
Make out yang tak disangka oleh Ryan membuat jantungnya bekerja dua kali lipat dari biasanya.

Mimpinya kini terasa nyata kala wajah cantik Lisa tersenyum kearahnya.
“Maaf ya, kalo kemarin sore aku buat kamu kaget, Lis.” ucap Ryan memecah keheningan.

“Aku juga minta maaf kalo lancang sama A Ryan.” Pergolakan dalam otak Lisa kian menjadi jika hubungan ini tak berawal dari kejujuran diawal.

Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkan rahasianya selama ini.
“A Ryan, Aku mau jujur.” Raut muka Ryan berubah kala bibir mungil favoritnya mengucap kalimat yang tak tepat saat makan.

“Aku mantan kupu-kupu malam A, kalo kamu gak suka masa lalu aku. Lisa mundur aja, A Ryan ganteng, masih banyak cewek yang mau sama AA kok.”

Bagai palu yang sudah menghantam kepala Ryan malam itu, Ia tak menyangka Lisa yang ia kira polos ternyata menyimpan masa lalu yang kelam. Rasa ingin melindungi kian membesar saat mata indah milik wanita dengan rambut bondol itu menitikan air mata yang tambah deras seiring kuatnya rangkulan Ryan.

Tempat bakso bukan tempat yang tepat untuk Lisa bercerita, Ryan tahu keputusannya sudah bulat untuk memilih Lisa sebagai pelabuhan hatinya, biar hatinya karam dan tertanam bersama cinta yang saling melengkapi.
----------
“Kamu yakin A Ryan boleh masuk kamar kost ini?.” Seling Ryan sembari membantu Lisa membuka pintu yang sudah ditempati Lisa semenjak memilih keluar dari pekerjaan lamanya itu.
“Iya A gapapa, Aku juga sebenernya kesepian. Apalagi udah gapunya saudara di Kota ini.” Prihatin dan rasa ingin memiliki Lisa semakin besar dan kuat. Ia yakin keputusannya tak akan salah.

“A Ryan duduk aja di kasur, maaf kamarnya sempit. Aku mandi dulu ya A.” putus Lisa sembari mengambil beberapa pakaian yang akan ia ganti.

Ditengah ritual Lisa di dalam kamar mandi, Ryan meneliksik setiap detail ruang tidur Lisa. Tak banyak barang yang ada di ruangan ini hanya ada satu lemari, kasur dan rak di samping tempat tidur.

Namun, ada yang sangat menarik minat pria yang tahun ini berusia 28 tahun itu. Ada foto usang yang diambil dengan latar rumah gaya minimalis namun terlihat elegan.

Hanya ada Lisa yang ia taksir masih SMA dan dua orang tua yang mungkin adalah kedua orang tua pujaan hatinya itu.
Senyum polos yang sama, kulit putih bersih dan rambut yang masih terurai panjang. Tak ada kesan nakal dan semua terasa benar jika ia tak langsung teringat pada pengakuan Lisa sesaat lalu.

Sentuhan tangan Lisa membuat lamunan Ryan buyar dan ia dikejutkan dengan penampilan Lisa sehabis mandi.

Rasa penasarannya tak hilang setelah kejadian di toko kemarin sore, Lisa yang polos tanpa make up dan hanya mengenakan hot pants dan kaos oversize berwarna putih.
Sekilas sport bra berawarna merah muda terlihat meski samar. Hanya bisa meneguk ludah sendiri Ryan kembali lupa akan tujuannya datang ke dalam kos Lisa.

“Kamu gak ada baju lagi, Lis.” Tanya Ryan sembari menahan gejolak nafsu yang kian memuncak.

“kebetulan dari kemarin…” ucapan Lisa terpotong saat Ryan dengan tak sabar menyingkap kaos Lisa.

Tatapannya bak predator yang siap memakan mangsanya. Namun, tak ada tatapan takut hanya ada penyatuan yang saling menyambut.
“A Ryan aww geli Ih, ahhhhh…” Ryan hanya menanggapi dengan senyuman saat Lisa merasa geli disekujur tubuhnya.

Bekas ciuman Ryan mulai memerah dan kontras dengan tubuh Lisa yang berkulit putih mulus.
Tubuh Lisa menggelinjang menahan rasa berlebih yang diberikan Ryan, vaginanya mulai basah dan ingin segera dihujami penis milik Ryan.

Namun keinginannya tak disambut oleh Ryan yang masih asyik menciumi dan mengigiti setiap jengkal tubuh Lisa.
“A Ryan gak jijik jilatin vagina Lisa?.” Lisa heran karena pengalaman seks nya selama ini berubah 180 derajat karena ia bagai tak diberi kesempatan untuk melayani Ryan.

Kendali dipegang penuh oleh Ryan, saat ini Ryan sedang memilin payudara Lisa sembari menjilati ketiak yang sebagian orang mungkin jijik dan menghindari.
Entah mengapa ada satu detik tatapan mereka bertemu, tak ada tatapan nafsu. Hanya ada senyum penuh ikhlas yang saling berpadu dalam renjana dan kasih yang ingin dilengkapi.

Dengan perlahan tangan Lisa mengapai penis Ryan dengan pelan.
“Kamu udah gak tahan Lis?. Buru-buru gitu hehe.” Canda Ryan sembari menyamankan posisi.

“A Ryan mah bikin Lisa malu terus ahhhhh….” Tanpa aba-aba Ryan langsung melakukan penetrasi yang terus bergulir hingga bulir keringat Lisa bermuculan.

Aura kecantikan khas gadis desa mulai terpancar, meski tanpa make up, pipi merona Lisa terlihat kontras dan terkesan penuh misteri.
“ssshhhhh ahhhh A Ryan lebih cepet dong genjotnya. Lisa udah gak tahan pengen keluar sssshhhh ahhhhhh.”

Suara kesakitan bercampur nikmat menambah semangat Ryan dalam menggenjot dan menikmati setiap sensasi yang di berikan vagina Lisa.

Puting Lisa yang berwarna merah menjadi santapan Ryan berikutnya setelah menggigiti daun teliang Lisa, lagi dan lagi Lisa tak berkutik diperlakukan lembut seperti sekarang ini.

Mungkin semua jengkal tubuhnya sudah di jamah mulut Ryan tanpa ada rasa jijik sedikitpun.
Tatapan lisa tiba-tba menghitam kala ledakan orgasmenya menjadi, squirt pun menjadi respon yang membuat Ryan terkejut.

Senyuman penuh cinta yang diberikan Lisa menjadi penutup malam itu. Rasa lelah setelah bekerja seharian membuat fisik Lisa tak siap menerima ledakan yang terjadi.
“Lis, kamu kenapa?.” Ryan terkejut saat Lisa ternyata pingsan setelah orgasme. Seketika keinginannya hilang dan menambah rasa ingin memiliki yang begitu besar dan akan terus bertambah setiap berjalannya waktu.

Rasa lelah pun menghinggapi Ryan, meski tak mencapai puncaknya sendiri Ryan tetap merasa senang saat Lisa berada di dekapannya.

Saling melindungi dan menguatkan, rasa hangat kembali menjalar dalam hati Ryan saat Lisa bergerak menyamankan posisi dan menggumamkan namanya dengan lirih.

“Makasih A Ryan, Lisa suka sama AA.” Hanya kalimat itu yang bisa membuat Lisa tak karuan menahan simpanan rasa yang ia simpan sejak dulu, rasa nyaman yang ibunya berikan terasa hampir sama bahkan berlebih.

Malam itu menjadi saksi cinta Lisa dan Ryan saling menguatkan.

Disisi lain Ko Atong masih terjaga dari tidurnya, bayangan bentuk payudara Lisa yang tak sengaja Ia lihat membuat waktu tidurnya teganggu selama ini.

Namun, pengakuan Ryan beberapa hari lalu menutup kemungkinan ia untuk mendekati Lisa. Akibatnya Ia membeli terigu cukup banyak tanpa memikirkan kualitas demi mendapatkan oral seks yang tidak lain untuk menuntaskan hasratnya selama ini.
 
Bimabet
menarik ceritanya
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd