Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Terjebak Hasrat (Lisa dan Labirin)

15 | MEMENDAM HASRAT

Tangan Ryan mencengkram erat pundak Lisa yang sejak tadi masih bergetar menahan tangis. 3 jam lagi pesawat yang akan ditumpangi Ryan akan berangkat menuju timur tengah. Rasa kehilangan tentu saja dirasakan Lisa setelah Minggu kemarin hingga tadi malam Ryan memperlakukannya seperti ratu bahkan tak ada malam tanpa jeritan kenikmatan.


Suaminya seperti berevolusi menjadi sosok pahlawan dan suami yang perkasa. Namun semua itu hanya sampai hari ini. Ia perlu menunggu selama 3 bulan untuk bertemu kembali dengan Ryan seperti yang direncanakan bersama suaminya itu.


Tangisan Lisa mulai reda saat tepukan di punggungnya semakin pelan dan berubah menjadi elusan. Lalu-lalang orang didepannya semakin cepat saat panggilan boarding berseru tanpa henti. Lisa hanya bisa menatap Ryan dari bawah tanpa melepaskan pelukan. Sedangkan Ryan fokus menatap sekitar untuk mencari teman yang mengajaknya kerja di timur tengah.


"Aa hati-hati ya kalo udah disana, jangan gatel !" Rajuk Lisa yang hanya ditanggapi senyuman dari Ryan.

"Gatel gimana?" Tanya Ryan asal.

Lisa pun dengan jahil menyentuh kemaluan Ryan yang entah mengapa sedang mengacung.


"Eeeehhh" Jawab Ryan reflek menepuk tangan mungil Lisa dari selangkangannya.

"Hehe, pokoknya ini Aa punya aku." Ancam Lisa yang bahkan tidak membuat Ryan takut, justru sebaliknya dia semakin berat untuk meninggalkan istri lucunya itu.


Tak lama pelukan Ryan lepas dan berganti dengan lambaian tangan menuju arah belakang tubuh Lisa yang saat itu masih saja memeluk dirinya.


"ANTON!" Teriak Ryan pada seorang pria jangkung dengan kacamata yang bertengger di hidung nya itu. Lisa pun seakan paham dan melepaskan pelukannya -- matanya seketika menoleh pada arah belakang dan matanya melotot bahkan akan lepas jika tak dihalangi oleh kelopak mata.


Bibir mungil itu dengan reflek mengucap lirih.


"Pak Anton" tubuh Lisa seketika meremang dan bergerak mundur seperti seorang penjahat yang ketahuan.


Berbeda dengan Lisa saat ini Anton hanya bisa menahan senyumannya antara senang, bingung juga sedih melihat sahabat nya menikah dengan seorang wanita penghibur yang dahulu menjadi langganannya tiap kali pulang ke Indonesia.


Memang tubuhnya tak bisa membohongi jika dahi nya mengeluarkan keringat dingin yang membulat dan siap jatuh jika tak dahulu ia seka.


"Anton apa kabar woi!" Ucap Ryan dengan antusias tanpa tahu jika saat ini Lisa dan sahabat nya saling tatap dengan pandangan canggung bahkan terlalu aneh jika pertemuan ini bisa terjadi.


"Ehhh sehat Yan, kamu gimana" jawab Anton yang berusaha memalingkan pandangan.

"Sama, saya sehat selalu hehe." Jawab Ryan yang masih saja tidak peka.


Dengan sedikit sentuhan dari Ryan, tangan Lisa segera diangkat.

"Aku Lisa istrinya Aa Ryan." Ucap Lisa yang dengan cepat disambut oleh Anton.


"Anton sahabat Ryan." Balas Anton yang sedikit meremas jari-jari Lisa."

Tak lama Ryan segera menyambut dengan rangkulan pada sahabat nya itu. Sedangkan Lisa masih saja bergeming ditempat dengan tatapan tak percaya.


Lisa pun berjalan menuju Ko Atong yang sejak tadi duduk tak jauh dari keduanya. Berbeda dengan Ryan yang tak peka terhadap suasana, Ko Atong justru sebaliknya--orang tua dengan rambut putih itu segera merangkul pundak Lisa tanpa bertanya apapun pada menantunya itu.


Kini Anton dan Ryan sedang tertawa melihat foto-foto masa lalu di gawai yang Anton pegang. Memang sejak awal Anton adalah anak dari pengusaha ternama maka tak heran jika saat sudah menjadi mahasiswa dirinya memiliki kamera yang terlalu mahal untuk dibeli oleh Ryan.


Keduanya seperti memutar piring hitam ke arah terbalik, menikmati kenangan dan saling melengkapi cerita yang dibumbui dengan tawa dan kerutan pada mata.


-----


Bussines class.


Kedua jari Anton masih saja mengetuk pegangan pada kursi miliknya. Perjalanan sudah mendekati bandara yang menjadi tujuan. Namun ia tak bisa memejamkan mata lebih dari lima menit.


Rasa harunya tertutupi dengan rasa tak percaya jika Lisa adalah istri dari sahabat sekaligus idolanya di kampus dahulu.


Tatapannya beralih pada sisi kanan dimana Ryan sedang memejamkan mata, jari Ryan bergerak menuju gawai nya.


Jarinya bergerak cepat menuju galeri dimana ia menyimpan semua foto yang berarti dihidupnya. Cukup lama Ia mencari sebuah folder album yang ia simpan di gawai nya itu.


Tatapan Anton sekali lagi memastikan jika Ryan masih terlelap. Dengan napas yang memberat Ryan mengklik folder itu dan terpampang sudah semua foto dirinya dengan Lisa diatas kasur yang ia ambil secara sembunyi. Bahkan ada video yang berdurasi tiga jam di akhir album yang ia buka.


Jari-jari itu dengan cepat menekan video yang berlatarkan salah satu hotel di ibukota.

Saat itu pula ingatanya tertarik pada ingatan malam dimana ia memesan salah satu wanita penghibur yang menjadi rahasia dikalangan dunia malam.


Bagaimana tidak ia sudah menulis waiting list sejak 6 bulan sebelum bisa bertemu Lisa, itupun ia harus melewati berbagai pertanyaan dan janji jika tidak akan menyebarkan semua yang terjadi saat hubungan seks.


Dalam video itu Anton duduk di pinggir ranjang berwarna putih dengan selimut cokelat muda. Video pada menit 15 itu seperti tak bergerak---wajar saja karena saat itu jantung nya berdegup cepat menunggu wanita yang ia pesan bahkan dirinya hampir lupa jika sudah memesan.


Harga fantastis yang ia kocek juga menambah rasa penasaran dirinya bertambah.


"Uy"


"Ehhh" Anton dengan reflek mematikan gawai nya. Ryan yang melihat itu hanya tertawa pelan dan mendorong pelan pundak Anton.

"Ngebokep ya lu?." Tanya Ryan pelan yang dijawab dengan senyum lebar dari Anton.


"Hehe tau aja lu." Jawab Anton serba salah bagaimana tidak karena tadi video itu menampilkan Istri dari sahabat nya.


Anton mengatur napas dan menyalakan kembali hp nya saat Ryan kembali memejam kan mata.


Ting


Suara dari pilot sudah menggema di seluruh isi pesawat, jari Anton pun menepuk pundak Ryan yang dibalas dengan anggukan.


Anton pun memasukkan gawai pada saku kemejanya, pikirannya melayang bahkan saat pramugari mulai muncul dari pintu dirinya masih melamun dengan tatapan kosong.


"Woi, ini kita udah sampai apa transit?" Tanya Ryan mencondongkan tubuhnya.

"Udah sampe kita" balas Anton datar.

"Lu kenapa si?" Tanya Ryan yang aneh melihat tingkah sahabatnya itu.


"Never mind"


-----
42 derajat


Panasnya matahari menampar pipi Ryan yang sedang merapihkan kemeja kerjanya. Sepatu safety dan rompi berwarna hijau dengan logo perusahaan di sebelah dada kiri.


Bibirnya tersenyum melihat penampilan baru yang seharusnya ia lakukan sejak lulus kuliah, tapi apalah artinya jika ia tak bisa menjaga ayahnya saat itu. Ditambah luka kehilangan ibu yang menjadi pondasinya selama ini.


Sedikit merapihkan rambut dirinya pun bergerak membuka pintu yang sudah diketuk beberapa kali oleh Anton.


"Widihhh keren banget lu haha." Sapa Anton yang penampilannya tak jauh berbeda.

"Haha, bisa aja lu. Sekarang kita kemana?" Tanya Ryan yang tengah mengunci pintu kamarnya.


Keduanya berjalan beriringan dengan Anton merangkul pundaknya.


"Jadi hari ini lu gua kenalin sama direktur yang gua ceritain. Dia orangnya asik kok, tapi bakal cepet baca karakter orang."

"Jadi takut gua haha" ucap Ryan pada Anton yang terus berjalan.


Keduanya sampai disebuah gedung satu lantai dengan pintu kaca berukuran besar, rangkulan Anton terlepas dan berjalan maju didepan Ryan.


"Ini ruang HRD, lu masuk aja gua udah buat janji juga sama direktur. Gua udah di notice sama tim buat langsung kelapangan sorry ga bisa nemenin." Ucap Anton yang menggaruk kepala belakang nya.


"Siap capt, gua bisa sendiri hehe" balas Ryan yang masuk kedalam gedung itu.


Euforia seketika meledak begitu saja diperut Ryan, akhirnya cita-citanya semakin dekat dan ia tak menyangka jika Anton adalah pembuka jalannya.


Tangan Ryan sudah memegang gagang pintu yang bermaterial stainless itu, jantungnya ikut berdetak cepat saat panggilan dari dalam menyuruh nya untuk segera masuk.


"Permisi" ucap Ryan tegas.

"Kamu?" Balas seorang wanita dengan raut wajah yang kaget.

Ryan pun hanya meringis karena takdir konyol yang menimpa hidupnya, ya karena wanita didepannya itu adalah Catherine.


----


Keduanya saling diam dan bingung harus berkata apa karena baru Minggu kemarin keduanya bertemu kembali setalah sekian lama.


Mata Ryan melihat papan nama disamping kanannya.

'cathrine a'

Dirinya tak salah lihat jika wanita didepannya adalah mantan pacarnya dahulu.


"Kamu direktur?"

"Perjalanan nya gimana?"


Ucap keduanya bersamaan dan membuat suasana semakin canggung, Catherine hanya bisa menahan napas sedangkan Ryan semakin dibuat kikuk.


"Jadi?" Tanya Ryan setelah lama diam.

"Ya, aku direktur. Suami aku sekarang fokus dibelakang layar karena faktor umur."

"Ouh" balas Ryan sedapatnya dan kembali menunduk.


Catherine berdiri dari tempat duduknya dan matanya beralih pada lemari disisi sebelah kanan, tangan putihnya mengambil id card yang sudah dipersiapkan. Tadinya ia hanya berpikir jika nama yang tertera adalah Ryan yang lain-tetapi takdirnya lebih baik dari yang ia duga. Catherine masih menahan senyum saat membayangkan jika nantinya ia akan sering bertemu dengan Ryan.


"Sini deh" ucap Catherine pada Ryan yang ikut berdiri disamping wanita cantik itu.


Tangan Catherine menyodorkan id card berwarna hijau yang langsung disambut oleh Ryan, namun saat hampir menyentuh id card tangan Catherine terlebih dahul menjatuhkan id card dan dengan cepat memegang tangan Ryan yang bebas.


"Ehhh" ucap Ryan yang terkejut.

Tak lama Catherine memajukan wajahnya hingga mata mereka saling bertatapan dan merasakan napas masing-masing.

Ryan pun mengerti dan mengambil alih permainan, tangan nya menangkup wajah Catherine dan dilumatnya bibir manis itu.

Keduanya saling membelit dan bertukar lidah dengan mata yang terpejam, tangan Catherine tak tinggal diam. Wanita itu bergerak memegang pensil Ryan yang ternyata sudah mengacung dan tanpa di perintah jari-jari lentiknya mengusap pelan.


"Akhhhh" desah Ryan dan ikut bermain, tangannya mengusap dada Catherine yang saat ini tertutup kemeja putih.

Ciuman keduanya tak terlepas, saling menikmati setiap detik yang tuhan atur. Hingga napas Catherine habis dan terpaksa menepuk pelan Ryan untuk melepas ciuman.


Keduanya terengah dengan posisi tangan saling bertaut, Catherine pun meremas pelan jari-jari Ryan dengan mata yang menatap tajam. Wanita yang sudah menikah itu merendahkan badannya hingga wajah nya tepat didepan selangkangan Ryan yang tertutup celana.


Jari-jari nya dengan lihai membuka sabuk sebelum kancing celana itu ia buka sedangkan Ryan hanya bisa menatap dari atas dengan dada yang berdebar.

Catherine mendongakkan kepalanya dengan mata yang ia kedipkan beberapa kali, luluh sudah Ryan saat ini dan hanya bisa memegang kepala mantannya itu.


Setelah menurunkan celana dalam mulut Catherine langsung melahap kontol Ryan yang sudah mengacung sejak tadi. Ryana mendesis enak dan melepaskan sanggulan rambut Catherine.


Mulut itu terus melahap hingga seluruh kontol Ryan tidak lagi nampak, Ryan hanya menggeleng dan memejamkan mata.

Tak lama kepala Catherine mulai digerakkan dengan ritme santai yang semakin membuat Ryan bergerak gelisah.


Catherine pun kembali berdiri dan mencium mulut mantannya itu dengan menuntut yang diamini oleh Ryan. Ryan pun rasanya sudah tak sabar dan menyuruh Catherine untuk segera menuntaskan nafsunya.


Catherine pun paham dan membuka rok span nya tanpa membuka kemeja dan blezernya. Tangan Catherine sudah bertumpu pada meja kerja dan siap untuk dimasuki kontol Ryan.


Ryan pun menjilati vagina Catherine dengan cepat sekedar membasahi lubang vagina wanita itu, dan dalam sekali hentakan kontol Ryan sudah bersarang pada vagina Catherine.


Wanita itu mendesis dan berusaha untuk melihat apa yang dilakukan oleh Ryan. Pria itu hanya tersenyum dan mulai menggerakkan pinggulnya, belum lima menit gerakan Ryan berubah semakin cepat dan tangan ia taruh pada pinggang Catherine yang menempel pada meja kerja.


"Uhhh enak banget" desah Catherine yang hanya bisa pasrah. Meja kerjanya sudah berantakan bahkan papan namanya ikut jatuh.

"Uhhh legit banget sayang" ucap Ryan yang membuat pipi Catherine semakin merona.


Ryan merasakan jika vagina Catherine mulai meremas seperti tanda-tanda akan keluar dan Ryan pun semakin mempercepat gerakannya.


Keduanya saling mendesah hingga Catherine menepuk meja dan Ryan pun menyodok kontol nya lebih dalam saat spermanya keluar.


"Uhhhh"

"Akhhhh"

Desah keduanya saat keluar secara bersamaan, tubuh Ryan ambruk dan memeluk Catherine dari belakang. Setelah mengatur napas Ryan pun bangkit dan menyuruh Catherine untuk berdiri kembali.


"Makasih Ryan, aku kangen kamu" ucap Catherine yang memeluk erat tubuh Ryan. Pria itu membalas pelukan Catherine dan mengusap kepala pelan.


Lelehan sperma pada vagina Catherine mengalir hingga betis. Ryan pun mengambil tissue untuk mengelap hasil permainan quicky nya itu.


Setelah saling merapihkan pakaian masing-masing Ryan kembali duduk namun kali ini dia memangku Catherine di atas sofa yang berada di ruangan yang berbeda.


"Makasih ya, maaf aku ninggalin kamu" ucap Catherine yang menciumi leher Ryan.

"Lupain aja" ucap Ryan dengan suara tegasnya.

Keduanya saling menikmati waktu hingga tanpa sadar Catherine sudah tertidur yang membuat Ryan tersenyum.


Dengan cekatan Ryan mengatur posisi Catherine pada sofa dan menutup paha Catherine dengan blezer yang tadi berada di meja mantannya itu.


Setalah dirasa Catherine nyaman dengan posisi tidur nya Ryan memilih mengambil id card yang tadi berada di bawah lemari.

Pria itu memilih keluar untuk langsung mengunjungi lokasi ia bekerja.


---


Sementara ditempat lain Anton masih menunggu sahabat nya yang tak kunjung datang sejak tadi. Ia heran karena direkturnya terkenal galak dan tegas apalagi pada karyawan baru.

"Mana lagi si Ryan duh"

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Waduh sama sama selingkuh, btw makin ketagihan ini mah lisa sama pak eko. Blom ditambah pak beni, auto ga ngikut Ryan wkwk
 
Ga sabar membaca petualangan lisa ditinggal suami ke arab 🔥🔥🔥
Perbanyak lisa seks dengan orang kalangan bawah huu..kaya pengamen, kuli bangunan, tukang ojek, pedagang asongan....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd