Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Terjebak Hasrat (Lisa dan Labirin)

16 | LABIRIN

Anton bergerak gelisah karena kapal yang akan Ia tumpangi menuju pangkalan minyak akan berangkat sebenat lagi, namun Ia masih belum melihat batang hidung Ryan sedikitpun. Panasnya matahari membuat pria itu kembali masuk kedalam ruang tunggu dan mencoba memanggil Ryan melalui telepon.

Belum saja telepon itu diangkat ia melihat Ryan dengan senyum yang berbeda, ada rasa penasaran yang menyentil begitu saja dan membuat Anton hanya menggelengkan kepala.

“Lama bener Yan.” Ucap Anton pada Ryan dengan senyum mengejek.

“Hehe, maaf bro tadi name tag nya ada salah nama.” Dalih Ryan yang memegang name tag di tangan kanan.

Anton hanya mengangguk dan menjelaskan beberapa job desk yang akan meraka kerjakan. Semua itu mengalir begitu saja dan memebuat Ryan semakin bersemangat dalam pekerjaannya kali ini.

Ditempat yang berbeda Lisa baru saja bangun dari tidurnya dengan tubuh pegal setelah mengantarkan suaminya kemarin. Ada rasa hampa yang semakin besar saat tak ada pelukan dari Ryan selama ini.

Udara pagi membuat Ibu hamil itu beranjak dari ranjang untuk sekedar mencuci muka dan menyikat giginya, dari cermin ia bisa melihat seorang Wanita dengan segala lika-liku hidup yang baru ia sadari berjalan sejauh ini.

Tangannya mengusap pelan perut yang masih tertutup hoddie Panjang seketika hatinya menghangat dan senyum yang semakin tinggi pun terukir begitu saja.

‘Sabar ya nak, ayah masih kerja’ ucapnya dalam batin berusaha untuk tidak bersedih.

Tak lama Lisa sudah membrsihkan kamarnya yang berantakan saat menyiapkan pakaian suaminya kemarin, tak ada agenda penting hari ini selain olahraga dan cek kandungan yang sudah dijadwalkan.

Belum ada pula pesan masuk dari Ryan yang Ia Yakini jika suaminya sudah mulai bekerja dan tak mungkin untuk membuka gawai terlebih sebagai karyawan baru.

“Udah sarapan nak?” tanya Ko Atong yang baru masuk kedalam rumah dengan celan training dan kaos polos putih. Tangannya tampak memegang koran dan kresek yang Lisa tebak adalah nasi kuning itu.

“Udah beh, tadi sarapan roti aja.” Balas Lisa secukupny berusaha menghindari kontak dengan pria yang berniat mesum padanya seperti dulu.

Entahlah disatu sisi rasa itu masih ada tapi ia sudah berjanji pada dirinya untuk berhenti dengan semua kebodohan yang Ia lakukan selama ini.

“Lis.” Ucap Ko Atong setelah membuka tali Sepatu dan berjalan mendekat kerarah menantunya itu.

“Eh iya ada apa Beh?” tanya Lisa yang sedang memilah pakaian yang akan dicuci.

“jangan terlalu di porsir tenaganya, sini Biar babeh aja yang cuci.” Ucap Ko Atong yang langsung mengambil pakaian dari tangan Lisa.

“Udah gak usah Beh, Lisa kuat kok” balas Lisa take nak hati.

Ko Atong tak mendengarkan dan mengambil secara sepihak pekerjaan Lisa. Wanita itu hanya menggeleng dan memilih duduk di ruang makan sembari memeperhatikan mertuanya itu.

Memang setelah Ryan mengetahui istrinya hamil, Mesin cuci dipindahkan menuju teras belakang untuk menghindari jika seaktu waktu istrinya tergelincir di kamar manadi.

Mesin cuci mulai diputar dan mengambil alih pakaian yang sebelumnya berada ditangan Ko Atong, suara yang dihasilkan membuat suasana dirmah sedikit bising saat keduanya hanya diam dan taka da obrolan lain.

Ko atong pun duduk disisi Lisa dengan raut yang susah ditebak, pria tua itu menarik npas dan mengeluarkannya kembali tanpa tahu harus berkata apa selanjutnya. Rasa-rasanya kondisi ini jauh lebih canggung diabndingkan saat berhubungan badan dengan Lisa.

“Lisa, Babeh minta maaf sama kamu.” Ucap Ko Atong tiba-tiba.

“Eh… Iya beh. Harusnya kita yang minta maaf sama mas Ryan.” Ucap Lisa menambah beban obrolan semakin canggung.

“Babeh ga bisa nahan waktu itu.” Jelas Ko Atong yang membuat suasana semakin canggung.

Lisa menunduk dengan tangan yang bergerak gelisah karena hari semakin panas dan obrolan yang semakin take nak dihatinya. Keringat turun dari ujung dahi Wanita itu dan terlihat jelas saat jatuh pada pakaian yang dikenakannya.

“Panas ya” Lisa mengibaskan tangannya yang membuat tatapan Ko Atong tertuju pada leher Lisa yang sudah basah oleh keringat.

“Iya kayaknya udah masuk kemarau Lis.”

TING TONG…

“PAKET!” Teriak seseorang dari luar pintu depan.

“Lisa aja Beh” ucap Lisa yang mengerti jika mesin cuci sudah berhenti, Ko Atong memilih untuk mengambil bagian dengan menjemur pakaian.

Lisa berjalan kerah pintu depan rasanya aneh karena dirinya tak pernah memesan apapun, mungkin paket untuk ko atong atau mas ryan batinnya.

“Paket hehe.”

Mata Lisa membulat saat melihat Pak Eko yang datang dengan senyum genit dengan mata menyipit.

“Pakk EeeeKo?” ucap Lisa tak percaya. Habis sudah niatnya untuk berubah jika pria dengan kontol besar selalu datang pada hidupnya.

“Suami kamu ke arab kan huehee” ucap Pak Eko yang semakin mendekat pada Lisa.

“udah pak, Lisa udah gak mau.” Dalih Lisa meski nafsu nya seketika memuncak begitu saja.

“Ah masa sih, gak kangan ini hmm?” Tanya Pak Eko yang lansgung membuka resleting celana kargonya itu.

Mata lisa terpaku dengan cepat pada kontol Pak Eko yang sudah mengacung dengan urat yang membesar. Lisa menaik turunkan salivanya saat penis Pak Eko bergerak naik-turun, tangan pria tua itu bergerak dan menggenggam tangan Lisa.

“Pegang aja Lis.” Ucap Pak Eko dengan suara yang sudah bergetar.

“Panas” ucap Lisa pelan saat jari-jarinya sudah menyentuh kepala kontol Pak Eko.

Keduanya saling diam dan hanya diam dan mengerti kearah mana obrolan ini selanjutnya. Dari situlah Lisa kembali tunduk pada nafsu besarnya yang sudah tak tertahan hingga puncak kenikmatan yang terus berdatangan saat suaminya pergi meninggalkanya.

“AHHHH ENAK PAKK” Desah Lisa yang sudah dihantui rasa yang begitu besar. Lidah Pak Eko menari pada leher Lisa yang dipenuhi keringat.

Lisa hanya bisa mendesah dan menuntun Pak Eko untuk duduk dikursi tamu agar lebih nyaman, sedangakan dihalaman belakang Ko Atong masih fokus untuk menjemur pakaian.

“Langusng masukin aja PAK SHHH”

“Mhhhh”

“Shhhh”

Lisa sudah merasa basah dan ingin segera untuk dimasuki kontol besar Pak Eko.

“ENGHHHH” Sesak rasanya saat kontol Pak Eko masuk kedalam vaginanya.

Tak lama kedunya bergoyang dengan ritme santai dan menikamati siang hari yang semakin panas.

Ko Atong yang sudah menyelesaikan pekerjaannya membuka pintu masuk dan tak percaya jika melihat Lisa sedang digenjot oleh Pak Eko dengan brutal. Pria tua itu menggelengkan kepala dan memilih untuk masuk kedalam kamar dan tak mau ikut campur.



----

DUA TAHUN KEMUDIAN

Sudah dua tahun ini Lisa menjadi bulan bulanan Pak Eko yang hampir setiap hari datang kerumahnya dan saat itu pula Ko Atong menjadi saksi bahakan sesekali ikut dalam meneguk kenikmatannya.

Lisa sudah merasa buntu dan bingung akan kemana labirin ini membawanya hingga suatu kabar yang datang begitu saja dari Anton-sahabat sekaligus langganan dirinya dimasa lalu.

Suaminya ternyata sudah menikah dengan mantan pacar di masa lalu, namun bukan tangis yang kelua dari hati Lisa yang ada hanya sebuah jawaban atas pertanyaannya selama ini.

Mungkin inilah akhir yang Ia dapat dari semua beban yang sudah terlewati dan mungkin akan menajdi seuah momen besar dalam hidupnya. Merelekan dirinya dimadu dan menikmati belaian dari pria yang datang dan pergi dalam hidupnya.

Kini hanya Ko Atong yang selalu ada untuk dirinya jika sang suami berada di timur Tengah dan selama ini juga Ia mengerti dan mengalah demi anak yang berada diantara rumah tangganya.

TAMAT
 
What the hell. Just found out about this story.
Cerita yang sangat bagus dari segi plotnya. :jempol:
Hatur nuhun suhu @poligan24 dan congrats sudah tamat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd