Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Bastian's Holiday [DISCONTINUE]

Sifat seperti apa yang agan suka dari Bastian untuk kedepannya ?

  • Tetap Polos dan Lugu

    Votes: 99 31,7%
  • Penyayang dan Semakin Romantis

    Votes: 110 35,3%
  • Agresif dan Lebih Liar

    Votes: 47 15,1%
  • Hyper Terhadap Semua Wanita

    Votes: 64 20,5%
  • Misterius

    Votes: 47 15,1%

  • Total voters
    312
  • Poll closed .
hmm.........ts-nya menunjukkan sikap yg mencurigakan....:bingung:
 
Sabar yah, kalau bisa jangan Bobo dulu..
Nanti bakal ada sedikit kejutan dari ane heheh
Moga gak aneh aja dehh hehehe :semangat:

Gini nih yg bikin org g jadi tidur
Kalo sampe php awas aja nie,
Biar si isna yg turun tangan deh potong junior bastian
:papi:

Oi om arci pinjem isna dunk buat guling,
Eh.....
:bingung:
 
KEMENTRIAN SEMPROT
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
2015

_______________________________________________



1. Apa yang akan dilakukan Bastian setelah ini ?

a. Coli di Kamar mandi
b. Pulang Kerumah dan hajar Bibie Habis-habisan
c. Tidur atau minum kopi

2. Apakah seteah ini akan ada SS Bastian dan Melanie

a. Ada
b. Harus Ada
c. Gak ada juga gak apa apa

3. Apa yang akan dilakukan Bastian Terhadap Habibah atau Bibie

a. Jadikan Budak seks
b. perlakukan dengan baik layaknya wanita
c. Terserah agan isi sendiri ........


Bantu Jawab yah gan Sit buat masukan Update selanjutnya, soalnya mesin Votenya kan masih jalan

Ane jwab.nx Triple B aja:kangen:
 
Sabar yah, kalau bisa jangan Bobo dulu..
Nanti bakal ada sedikit kejutan dari ane heheh
Moga gak aneh aja dehh hehehe :semangat:

:galak: mana nih updatenya??? udah dibela2in begadang ampe jam segini juga. mana hari senin, bobo aja deh :bye:
 
Chapter IV
Act 21

KITCHEN BEIB
By : Marucil






Kulangkahkan kaki menuju pintu rumahku. Kucoba menarik hendle pintu namun terkunci. Kurogoh saku celanaku, mencari kunci rumah. Rupanya aku ingat aku tidak membawa kunci tadi. Akhirnya kutekan saja bel. Bibie tak kunjung membukakan pintu, padahal kerongkonganku sudah sangat kering ingin segera aku basahi dengan minuman dingin. Karena permainan barusan bersama Mba Melan sedikit menguras energiku.


TING TONG

Sekali lagi kupencet bel namun Bibie tak kunjung membukakan pintu. Lalu setelah kupencet untuk ketiga kalinya pintu pun terbuka.

"Eh Mas Bastian, Maaf Mas saya barusan Mandi jadi gak dengar ada Bel.." Sahut Bibir ketika membukakan pintu.

Rupanya Bibie sedang mandi. Pantas saja lama membukakan pintu. Kulihat Bibie masih terlihat sedikit Basah. Rambutnya ia gulung menggunakan danduk. Dan, kulihat beberapa kancing seragamnya yang berwarna Biru muda itu belum ia kaitkan. Sepertinya ia terburu - buru ketika hendak memakai baju.

"Iya gak apa - apa" Sahutku.
"Oh Ya Bie, tolong buatin minuman dingin yah aus banget nih, apa kek Es Teh juga boleh" Pintaku.

"Oh iya Mas saya bikinkan.."

Akupun bergegas masuk kedalam rumah dan menuju ruang makan. Bibie menutup kembali pintu depan lalu bergegas menuju dapur untuk membuatkanku es teh. Kududuk di Meja makan, kukeluarkan bungkus rokok dari dalam saku celanaku. Kubakar sebatang sembari menunggu minuman yang dibuat oleh Bibie. Tak lama Bibie datang mengantarkan minuman pesananku.

Kulihat Bibie belum membenarkan kancing bajunya, entah sengaja atau memang dia lupa. Tetapi belahan dadanya cukup membuat juniorku semakin bergejolak dibawah sana. Kutenggak habis es teh buatan Bibie, rasa dahagaku seketika menghilang. Bibi ini memang pembuat minuman handal. Semua minuman buatannya selalu terasa pas dilidahku.


"Sudah seger Mas?" Tanya Bibie.

"Lumayan Bie.. Tapi kalau minum susu kayaknya jauh lebih seger deh.." Pancingku.

"Ahh Mas Bastian bisa aja." Sahutnya sambil membetulkan kancing bajunya. Rupanya ia sadar apa yang aku omongkan.

"Hehehe, Habis susu diumbar - umbar kaya gitu.." Timpalku sambil tersenyum.


"Bibie, yang semalam makasih yah, sumpah pijetan Bibie enak banget aku sampe nyenyak tidurnya. Hehee.." Sahutku

"Iya sama sama..." Jawab Bibie singkat sedikit tersipu malu.


"Eh tumben siang - siang mandi Bie? Habis mandi besar yaa?" Tanyaku jahil.

"Ah bisa aja Mas ini. Tadi keringeten Mas, jadi waktu bersihin kamar mandi sekalian aja deh mandi hehe." Sahutnya.

"Iya bener Bie, di luar tadi panas banget.. Heeeduuuhh makanya aku pengen minum yang dingin dingin." Kataku.

"Oh, mau tambah lagi ya Mas es tehnya?" Tanya Bibie.

"Gak usah kok.." Jawabku singkat.


Walaupun aku bilang tidak usah tapi Bibie tetap saja membuatkanya. Dia mengambil lagi gelas kosong dihadapanku dan membawanya ke dapur. Dahagaku memang sudah hilang, namun nafsuku belum kunjung hilang. Tadi aku sudah dibuat kentang oleh kehadiran Bryan. Lalu dengan mantapnya aku langsung menyusul Bibie ke dapur.


KLINING

Suara pertemuan antara es batu dengan gelas kaca menggema diseluruh dapur. Kuhampiri bibi yang sibuk membuat minuman. Baju terusan setinggi lutut yang ia kenakan membuatku semakin dibuat penasaran. Lebih tepatnya semakin membuatku menggebu. Setelah sebelumnya aku hanya bisa dibuat kentang oleh kehadiran Bryan, kali ini aku harus bisa memuaskan diriku sendiri.

Perlahan kudekatkan diriku dibelakang tubuh Bibie, nampaknya ia tidak begitu menyadari aku telah berada dibelakang tubuhnya. Lalu dengan sigap aku langsung melingkarkan tanganku pada tubuhnya. Segera kuraih bongkahan yang tadi sempat ia umbar - umbar itu.

"Achhh Maas Bastiaan." Bibie melenguh.

"Udah Bie, aku udah gak kepengen es Teh kok..." Sahutku.

"Lalu Mas Bastian mau minum apa lagi" jawabnya terlihat sedikit memancing.

"Mau minum ini aja" jawabku sambil membuka kaitan kancing depan seragam kerja Bibie.

Tangaku dengan cepat membuka seluruh kancing baju Bibie hingga dadanya kini tebuka. Rupanya ia sudah tidak mengenakan dalaman lagi. Pasti ketika aku memencet bel tadi ia tidak sempat mengenakan daleman. Langsung saja kuremas Payudara Bibie yang begitu besar ini.

Jujur wanita yang pernah aku kenal jarang sekali yang memiliki peyudara sebesar ini. Terakhir kuingat adalah payudara milik Mba Natasha, mungkin ukuran payudara mereka hampir serupa.
Puting susu Bibi sudah sangat mengeras, rupanya ia langsung menerima rangsangan yang kuberikan.


"Ahhhh... Mas Bas tian udah Sange banget yaaa? " Tanya Bibie.


"Siapa yang gak sange kalau punya pembantu kaya kamu.. Aahhhh. Susu kamu enak Bie...." Sahutku mulai tidak terkontrol.

"Achhh Mas Bastian pinter betul ngeremes susu saya...." Gumamnya.

"Achhhh.. Siapapun pasti langsung jadi pinter Biee kalau dihadapin susu kayak gini." Sahutku sambil menekan tubuhku semakin dekat ke tubuh Bibie.

"Hmmmmmm"

Kudekatkan wajahku dibelakang tungkuknya, lalu kutarik handuk yang melilit dikepala Bibie hingga rambutnya yang basah itu menutup kepalaku. Aroma rambut Bibie yang baru saja keramas menambah sensasi dan semakin membangkitkan gairahku.

Kujilat leher belakangnya, membuatnya semakin menggelinjang. Aku juga semakin menekan tubuhku hingga penisku yang masih tertutup celana Jeans semakin menggesek dipantat Bibi yang juga masih tertutup seragam pembantu itu. Kini kedua tanganku kembali bermain dengan kedua payudara Bibie, kuremas dan kumainkan juga putingnya yang begitu besar dan hitam kecoklatan.


"Ahhhhhh...."

"Achhhhhhhhhh....."

"Masssss....."

"Mas Bastian pengen Ngentot yah sama Bibie...?" Tanya Bibie dengan begitu nafsunya.

"Achhhh. Coba ucapkan sekali lagi Bie?" Pintaku.

"Hmmm...."

"Mas Bastian Gak Ngentotin Bibie? Bibie udah sange berat nih sama rangsangan Mas Bastian?" Jawabnya kini sedikit berbeda. Kini ia justru mengajak?

"Ahhhhh. Apa Bie aku gak dengar?" Tanyaku lagi sambil terus meremas cukup kencang Payudaranya sembari lidahku terus bermain di tungkuk dan belakang telinganya.

"ENTOTIN BIBIE MAS....."

"BIBIE UDAH GAK TAHAN KEPENGEN NGERASAIN KONTOL MAS BASTIAN" Kata Bibie sambil kedua tanganya meremas pantatku dan menekannya kedepan.

"Hmmm, Pembantu Pintar,yang betah yah kerja disini... Aachhhhh" Gumamku.


Kuambil Ice Cube dari dalam baskom, lalu kutempelkan es tersebut dipentil Bibie yang semakin mengeras. Kutekan terus hingga Bibie menggelinjang minta ampun. Namun aku terus memainkan es batu ini dikedua payudaranya. Desahan Bibie semakin keras kudengar.

"AChhhhh. Dingginn Masss Pentil Bibie. Achhhhhhhh" Desah Bibie semakin kencang.

Khawatir suara desahan Bibie terdengar dari luar, aku langsung meraih wajah Bibie dan mengarahkanya kebelakang. Langsung saja kupagut bibir tebal Biebie dengan sedikit buas. Kuhisapp bibirnya atas dan bawah. Namun Bibie juga melakukan hal yang sama. Ia mengulum dan menghisap kedua bibirku. Kini lidahnya sudah berada dalam rongga mulutku. Kuhisap terus hingga lidahnya semakin memanjang.

"SLUUURRRRPPPPL"

"LEEELLLLLLLL"

Es dalam genggamanku semakin mencair hingga membasahi baju yang dikenakan. Kulihat permukaan dada Bibie semakin memerah akibat dinginnya es. Kami masih saling memagut, tak ada dari kami yang mau mengalah sedikitpun. Terus saja kami saling menghisap dan mengigit bibir serta lidah masing2. Es Batu yang kupegang sudah semakin meleleh dan mengecil. Namu aku terus menyapukanya diseluruh tubuh Bibie perlahan demi perlahan hingga meuju kebawah. Kini es batu yang besarnya sudah seukuran kelereng itu kutempelkan tepat di Itil Bibie. Ia menggelinjang hingga ciuman kami terlepas.

"Masss, Itil ku dingin donggg kalau digituin" Protes Bibie sambil mengigit bibir bawahnya.

"Hehehehehe" tawaku sambil melepas es batu dari genggamanku.

Kukeluarkan tangaku dari dalam baju Bibi. Lalu dengan kedua tanganku kutarik Rok bawahan bibi keatas sebatas pinggulnya. Kini pantatnya yang bulat sempurna itu semakin terpampang bebas. Terlebih lagi Bibie memang sudah tidak mengenakan Celana Dalam. Aku langsung menampar Belahan pantat Bibie sebelah kanan. Ia sedikit protes.


"Ih Mas Bas mainnya kasar yaaah... Hiii"

"Ohh Bibie gak suka yah?" Tanyaku.

"Bibie suka kok sedikit dikasarin, hehehe... Yang penting bisa bikin Mas Bas puas...." Jawabnya melegakan hati.

PLAAAAK

Kutampar sekali lagi pantat Bibie, lalu kuremas cukup kencang Pantatnya bergantian. Ia menggoyang - goyang sendiri pantatnya seolah memancingku untuk segera menusukan batangku. Namun aku masih sanggub bertahan setidaknya sesaat lagi.

Lalu kuturunkan tubuhku, berjongkok dihadapan pantat Bibie yang cukup bersih menurutku. Lubang Anusnya walau agak kecoklatan namun cukup bersih dan terawat. Sama sekali tidak ada bulu diselangkangan Bibie. Nampaknya dia sudah memangkas habis seluruh bulu diselangkangannya. Kulebarkan belahan pantatnya hingga anusnya sedikit terbuka. Lalu kujulurkan lidahku dan menyapu habis lubang pantat Bibi. Tak hanya lubang pantatnya yang menjadi bahan mainanku, namun sesekali ku gelitik bibir Memeknya yang sudah bergelambir itu.


Bibi sedikit melebarkan kakinya, hingga aku dapat leluasa menjilati memeknya dari belakang. Lalu tanganku meraih baskom es, kuambil sebongkah dan kumasukan kedalam mulutku. Kugigit es batu berbentuk kotak itu dengan gigiku. Lalu kucoba menempelkanya pada lubang anus Bibie yang sedikit merekah itu. Sementara itu Jariku sudah aku masukan kedalam lubang Memeknya dan perlahan kukocok dengan gerakan sedang.

Jari tanganku yang lain mencoba membuka mulut anus Bibie, dan akhirnya Es Batu yang aku gigit ini perlahan masuk kedalam lubang pantat Bibie.

"Achhhh... Mas pantat Bibie jadi beku Mass..."

"Achhhhhhh"

Bibie terus menggelinjang menahan rasa dingin yang ada didalam Anusnya. Pantatnya terus bergoyang hingga menyusahkanku untuk mengocok memeknya. Ia terus mendesah namun kini ia mampu untuk menahan suara desahannya itu.


Kini aku sudah tidak tahan lagi. Kutarik jariku dari dalam lubang memek Bibi yang sudah semakin basah oleh cairan pelumasnya. Kutinggalkan es Batu didalam Anus Bibi, toh nanti meleleh sendiri. Heheheh...



Kini aku berdiri dibelakang tubuh Bibie, ia menoleh kebelakang dan memperlihatkan wajah sedikit cemberut.


"Kok Pantat Bibie dimasukin Es Batu sih Mas, kan dingin nih..." Protesnya sambil terus tubuhnya bergelinjang oleh sensasi dingin di pantatnya.

"Tapi enak kan? Nunggingan Bie..." Pintaku

Lalu Bibie membungkukan sedikit tubuhnya kedepan dan menyender ke meja dapur. Ia melebarkan sendiri kedua kakinya ia tahu aku akan menusukan Penisku. Kubuka kancing celana Jeansku dan kuturnkan resleting. Kuturunkan celanaku sebatas lutut berikut boxer yang kukenakan. Aku memang tidak pernah mengenakan celana dalam karena menghambat pertumbuhan penisku. Kan aku masih dalam tahap pertumbuhan. Hehehe.

Tanpa membuang waktu lagi, kutempelkan ujung penisku di bibir Memek. Bibie yang sudah basa oleh lelehan Es. Lelehan itu kini mengenai batang penisku, yang membuatku sedikit menggelinjang karenannya. Karena kurasa sedikit mengganggu, kucongkel es batu didalam Anus Bibie dengan telunjuku.

Hup...

Kupegang kedua pantat Bibie dengan erat. Lalu dengan sekali hentakan kumasukan penisku kedalam lubang memek Bibie. Ia sedikit mengerang karena aku menekannya dalam sekali gerakan. Lalu kudiamkan Penisku untuk menyesuaikan dengan dinding memek Bibie. Kurasakan dinding memeknya berkedut cukup kencang. Setelah itu kutarik lagi penisku hingga keluar dan kembali aku tekan. Beberapa kali aku melakukan itu hingga kini aku memompa memeknya dengan ritme yang konsisten.

"Achhhh..."

"Acuuhhhhhhh"

"Asssssttttttt.."

"Memeknya enak Biee.."

"Ahhhh.. Kontol Mas Bas juga Enak. Terus mas, nyodoknya pinter deh.." Puji Bibie.


Lalu aku kembali memompa memek Bibie denga gerakan cukup kencang. Keceplok.. Keceplok...

Suara pertumpaun pahaku dengan pantat Bibie menimbulkan suara yang begitu erotis di dapur rumahku siang ini. Tanganku kini meraih payudaranya dan kembali meremas dan memainkan puting susunya. Kuplintir dan sesekali kutarik ulur putingnya. Membuat Bibie semakin liar menggoyangkan pantatnya.

"Achhhh enak Mass. Terus Mas Goyangin Memek Bibie Mas..."

"Stttt... Jangan kenceng2 Biee. Nanti kedengeran loohh dari luar." Pintaku.

"Iya iya Mas, habis kontol Mas Bas ternyata enak juga sihh.. Aahhhhhhhh..."

"Sttttt."

Kembali kupompa beberapa kali penisku, lalu kukeluarkan penisku dari dalam memeknya. Aku duduk dikursi dan kuminta Bibie menaiki pahaku. Ia menuruti permintaanku, lalu ia menaiki Pahaku dan mengarahkan penisku masuk kedalam memeknya. Ia hendak menggoyangkan pinggulnya namun aku menahannya.


"Jangan dulu Bie...." Hardiku.

"Jangan buru buru dong..." Sahutku..

"Kenapa lagi Mas..."

"Huuhhh. Susu Bibie kok bisa segede ini sih?" Tanyaku sambil meremas Payudaranya bergantian.

"Yah gak tahu, udah dari sananya Mas..." Jawab dia sambil melingkarkan tangannya dileherku.

"Hmmm, pentilnya juga Gede... Lucu..."

"Ih lucu apanya sih Mass, mending di Isep aja dari pada dilihatin." Sahutnya sambil mengarahkan payudaranya ke bibirku.

Melihat itu aku langsung melahap Puting susu yang sangat besar itu. Kupilin dan kugelitik menggunakan lidahku. Kuhisap dan sesekali kugigit dengan gigiku. Ia menggelinjang keenakan. Lalu ia mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun. Tanganya terus menekan kepalaku agar tetap memainkan payudaranya. Aku terus mengulum putingnya sambil sesekali kusentakan pinggulku keatas.


"Ahhhhh... Bibie aku dah mau nyampe nihhh aahhhhh....." Gumamku sembari terus menggerayangi punggung dan membelai rambut basahnya.

Karena aku merasa tak lama lagi akan menyembur, maka kuminta Bibie turun dari atas Pahaku. Aku bangkit dari kursi dan mengarahkan penisku tepat kewajahnya. Bibie langsung melahap penisku dengan bringasnya. Dikulumnya penisku dan ia hisap sampai membuat penisku sedikit ngilu. Ia terus memasuka penisku hingga mentok ke dalam tenggorokannya.

"Oghooookkkhhhh"

Ia sedikit tersedak ketika mengeluarkan penis dari dalam mulutnya. Setelah itu, Bibi menggapit penisku dengan kedua Payudaranya. Aku kembali mendapat permainan payudaranya, setelah semalam aku mendapat servise Tits Job, siang ini aku memperolehnya kembali.

Bibie berlutut dan terus menggapit penisku dengan payudaranya yang super montok. Ia juga memainkan lidahnya tepat dilubang kencing penisku.

"Leeeellll"

Puas menggapit penisku, ia kembali mengulu penisku dangan hisapan yang begitu kencang ia mempermainkan Penisku. Lalu tiba tiba tubuhku mengejang. Nampaknya aku akan segera orgasme.


CROOOOTTT CROOOOOOOTTT

CROOOOOTT...


Beberapa kali aku menyemburkan air maniku. Beberapa mengenai wajah dan matanya. Sisanya langsung masuk kedalam mulutnya. Bibie terus mengulum penisku menjilati sisa - sisa maniku di lubang kencingku.

"Sluuurrrrrrp"

"Leeeellll leeellllll"

"Ssstttttt"

"Aachhhhhhhh"

Terlihat ekspresi puas dari wajah Bibie. Ia mengeluarkan Penisku dari dalam mulutnya. Sembari tangan Kirinya terus mengocok penisku ia membersihkan mani yang menempel diwajahnya dengan tangan kanannya. Semua Mani ia sapu dan ia hisap sampai tak bersisa. Gila juga nih Babu, sekiranya begitu tanggapanku dalam hati melihat keliaran pembantu binalku ini.

"Huuufftttt. Seppongan Bibie memang luar biasa. Gak heran dulu jadi Promadona." sahutku sambil membelai rambutnya.

"Ahh Mas Bas nih bisa aja...." Jawabnya sambil menyapu bibirnya dengan punggung tanganya.

Lalu ia berdiri lagi dihadapanku. Sambil terus memegang penisku yang masih mengendur ia bergoyang goyang dan senyum - senyum sendiri. Aku tahu ia belum mendapat orgasme. Gerakan itu pasti diartikan sebagai umpan untuk menggagahi tubuhnya lagi.

"Hehehe.. Maaf ya Bie.., tadi aku memang udah kepengen keluar banget sih." Kataku sedikit tersipu.

"Bibie belum keluar yah." Lanjutku.

"He Ehhh.." Jawabnya singat.

"Tunggu yah Lima belas mint lagi pasti Kontolku ngaceng lagi, habis itu aku bisa tahan lebih lama.." Ujarku sambil membelai payudaranya.

"Tenang aja, nanti Bibie bikin Kontol Mas Bas jadi ngaceng berat pokoknya." Sahutnya semakin mendekat ketubuhku.

"Hmmmm. Sekarang manggilnya gak usah pake Mas yah, kan Bibie lebih tua dari aku loh.."

"Tapi gak enak, kan Mas Bastian majikan." Sahutnya.

"Loh kan yang Majikan Papa sama Mama, gimana sih...." Sahutku lagi.

"Iya deh, Berarti Bibie panggilnya Bastian aja nih mulai sekarang?" Tanyanya.

"Iya betul" Jawabku sambil menarik lagi celanaku dan bergegas merapihkanya.



KRUYUUUK KRUUUYUUUUKKKK


"Bastian Laper yah, Bibie siapin makan yah." Sahutnya menawarkan.

Aku hanya mengangguk karena memang perutku mulai lapar. Akhirnya Bibir menyiapkan makanan diatas meja. Aku segera menyantap makanan buatannya. Sementara aku makan ia kembali kedalam kamarnya. Katanya ingin ganti baju lebih dulu. Kuteruskan makan siangku sambil melihat angka di jam dinding yang sudah menunjuk angka dua itu.
 
Terakhir diubah:
Chapter IV
Act 22

A MASSAGE FROM BIBIE
By : Marucil


Habibah PoV





Ya, saya Habibah, atau sebagian orang mengenal saya dengan panggilan Bibie. Anggaplah itu nama beken saya. Awal bekerja di sebagai pembantu dikediaman Pak Arga saya sedikit bosan. Bukan karena saya tidak menyukai bekerja disini, tatapi kesibukan Pak Arga dan Bu Lastri membuat saya selalu sendiri setiap harinya. Mereka pergi kerja pagi hari pulang malam. Begitu saja sepanjang harinya.


Lalu ketika saya mulai terjun lagi kedalam pekerjaan lama saya, yaitu sebagai wanita penghibur barulah rasa bosan itu sedikit terkurangi. Namun tidak setiap Minggu ada yang memboking saya. Kadang dua minggu sekali, kadang juga sebulan. Karena saya juga menjaga kerahasian saya sebagai wanita penghibur. Saya tidak ingin keluarga Pak Arga yang sudah begitu baik kepadaku tahu kalau pembantunya juga merupakan wanita penghibur.


Semalam rahasia itu ternyata sudah diketahui oleh Mas Bastian. Anak dari pak Arga dan Bu Lastri. Dia mengetahui semuanya dari Paidjo, tukang ojek yang biasanya mengantar jemput saya kalau saya ada pelanggan. Tapi sudahlah Toh Mas Bastian sudah mau menjaga rahasia ini.


Untuk membayar kerahasian ini, semalam secara inisiatif saya menyepong Mas Bastian, dia terlihat sangat menyukai seponganku semalam sampai dia langsung tertidur ketika dia sudah ngecrot. Haha. Tak apa lagian saya memang mau menyepongnya saja, itung itung sebagai uang tutup mulut. Hehehehe.


Sejak ketemu sama Mas Bastian pertama kali aku tidak menduga sama sekali kalau dia suka sama seks. Soalnya kalau lihat kedua orang tuanya yang cukup alim, saya mengira kalau anaknya juga pasti alim. Eh ternyata tidak sampai saya menemukan noda sperma yang mengering ketika saya mencuci pakaiannya. Saya tahu kalau dia pasti suka Seks.

Walaupun anak Majikanku ini pendek dibanding anak jaman sekarang yang biasanya tinggi - tinggi, tetapi Mas Bastian ini cukup ganteng sihh. Heheh. Selama ini hanya bisa melihat fotonya kalau lagi bersih bersih. Eh ketika melihat aslinya ternyata memang ganteng dan lucu.. Hihihi... Lumayan ada yang membuat semangat kerja disini.


Baru saja saya dientot sama Mas Bastian. Gak tahu kenapa ketika pulang kelihatan banget kalau Mas Bastian lagi Sange. Awalnya dia nyinggung toket saya yang kebuka gara - gara saya lupa kancingin. Eh lama - lama dia terang terangan ngajak saya ngentot. Sebenernya sih saya yang kepengen ngentot sama dia. Habis tadi Pak RT bikin saya kentang sih..


Upsss.


Iya tadi kira kira sejam sebelum mas Bastian pulang Pak RT datang kerumah. Katanya sih mau ambil dokumen apa gitu, kata pak RT sore kemarin belum sempat diambil. Karena Pak Arga dan Bu Lastri gak ada akhirnya Pak RT memutuskan pulang. Tapi berhubung saya sudah bikin kopi yah pak gak Jadi pulang deh. Eh malah dia ngajak Ngobrol. Lama - lama nyaman juga sih tadi ngobrol sama Pak RT, dah gitu walau sudah agak tua dan beruban dia masih kelihatan gagah. Kalau boleh dibandingkan hampir mirip sama Pak Ganjar Pranowo. Alah ngada ngada.

Eh Lama - Lama Pak RT ngajak ngobrol yang menjerumus kearah seks. Yah saya kepancing. Terus dia tiba tiba ngomong " Mau gak Neng Habibah, ngewe sama Bapak" Waduh, si Bandod godain saya. Tapi emang dasarnya saya suka digoda, akhirnya klepek klepek deh. Saya ajak kekamar saya. Terus saya langsung ditelanjangin.

Habis itu saya dientot. Hmmm sodokannya kenceng banget, dia bener bener bergairah. Katanya udah hampir 6 bulan gak ngentot sama Istrinya pantes aja nafsunya gede banget. Pertama saya disuruh nyepong Kontolnya, enak juga kontolnya gede dan panjang.. Gak lama dia suruh saya ngangkang terus disodok habis- habisan nafsunya kaya badak. Terus dia ngecrot di seluruh badan saya. Heeeehhh Pejuhnya banyak banget sampe badan saya lengket. Yah wajar 6 bulan gak ngentot pasti dah numpuk deh haha. Terus Pak Rt buru- buru pulang takut Istrinya mikir macem2.

Hmm, saya ditinggal dalam keadaan kentang. Kesel akhirnya saya Mandi buat bersihin pejuh Pak RT yang nempel semua, dari ujung rambut sampe memek. Hmm kesel..


Lalu..


Tadinya saya kekamar mau ganti baju, tappi tak jadi ah, toh nanti bakal dibuka sama Mas Bastian. Hehehe... Anak muda kan nafsunya gede dan menggebu - gebu. Setelah yakin tidak ganti baju saya kembali menghampiri Mas Bastian yang menunggu di ruang makan. Kutengok Jam, Hmm Lumayan lah, jam segini Bu Lastri pasti belum pulang biasanya hari kamis seperti sekarang Ibu pulang sore banget.


"Nunggu lama ya Mas Bas, eh Bastian" Sahutku.

"Ah endak kok Bie. Kok gak jadi ganti baju?" Tanyanya.

"Ah gak usah lah.. Kan mau di buka lagi kan..." Jawabku sedikit genit.

"Ih Bibie genit deh sama aku. Hehehe." Sahutnya seraya tertawa.

"Ya Udah ke kamar aku aja yuk Bie?" Ajaknya sambil berdiri dari kursi


"Bastian duluan saja, nanti saya nyusul,
Saya mau siapin minuman dulu buat Bastian.". Sahutku

"Ohh gitu ya udah deh.." Timpalnya seraya berjalan menuju kamarnya.


Akhirnya Mas Bastian berjalan menuju kamarnya. Sementara saya membuatkan sebuah minuman dingin untuknya. Setelah siap kutaruh Jus Mangga diatas Baki dan membawanya menuju kamar Mas Bastian. Sesampainya di kamar Mas Bastian, saya lihat ia tidak ada, namun ada suara gemericik air. Mungkin dia sedang dikamar mandi. Lalu kuletakan Baki diatas meja disamping tempat tidur.

Tak lama Mas Bastian keluar dari dalam kamar mandi. Ia hanya berlilitkan handuk menutupi kontolnya yang tadi sudah membuatku orgasme sampe dua kali. Hihihi. Ia duduk dipinggiran tempat tidur dan menatap wajahku. Kuhampiri dia dan memberikan Jus Mangga yang tadi kubuat spesial untuknya.

"Nih Bas sudah Bibie buatkan untuk Bastian." Kataku sambil memberikan gelas kepadanya.

"Makasih Bie..."

"Kok saya masih agak kaku yah manggil Bastian, manggil Mas lagi aja deh, lebih luwes." Kataku bertanya.

"Ah nanti juga terbiasa kok." Sahutnya sambil menengguk jus buatanku hingga setengah.

"Enak Bie.. Ini kayaknya ada campurannya deh.."

"Ah cuma perasaan Bastian aja mungkin, itu cuma Jus Mangga biasa kok" jawabku seadanya, padahal memang sedikit kuberikan rempah rahasiaku hihi. Katanya sih bisa membangkitkan gairah laki - laki.

"Sekarang Mas Bastian.. Tuh kan lebih enak panggil Mas Bastian deh.." Sahutku.

"Iya iya, terserah Bibie deh lagian cuma panggilan kok, gak usah dipermasalahin." Jawabnya sedikit bijak.

"Ya udah Mas Bastian sekarang tengkurep yah diatas kasur. Terus rileks aja yah Mas..."

Lalu Mas Bastian melakukan permintaanku. Ia telungkup diatas tempat tidur dan sedikit memejamkan mata. Sebelumnya kuminta handuk yang ia kenakan agar dijadikan alas. Nampaknya ia tahu saya akan memijatnya. Instingnya besar ternyata nih anak. Lalu kuambil lilin aroma terapi yang tadi kuletakan di saku baju seragam kerjaku. Kuletakan dikedua sisi meja kecil samping tempat tidur. Kunyalakan lilin tersebut dan langsung mengeluarkan aroma yang merileksasi pikiran. Lalu kuletakan juga sebotol minyak pijat aromaterapi diatas meja. Saya akan memberikan Mas Bastian sebuah pijatan yang pasti gak akan pernah dilupain sama Mas Bastian.

"Mas Rileks aja yah.. Saya ke kamar mandi sebentar." Sahutku

Saya langsung menuju kamar mandi, kubuka seluruh pakaianku dan bergegas menyalakan shower dan mengucurkan air ke memekku. Kubersihkan memekku menggunakan sabun, begitu juga dengan beberapa bagian tubuhku yang lain. Kuambil handuk kering diatas rak lalu kukeringkan seluruh tubuhku. Setelah itu aku bergegas kembali menuju Mas Bastian.

Saya naik keatas tempat tidur. Kini saya sudah dalam keadaan telanjang bulat. Kubuka penutup minyak aromaterapi dan menuangkan secukupnya dipunggung dan pantat Mas Bastian.

"Yang Rileks yah Mas.. Ini ngelanjutin yang semalam.."

"Hmmm..."

Kupilin jari - jariku dipunggung Mas Bastian. Kupilin terus hingga ke pinggulnya. Kulakukan berulang - ulang dibagian itu. Mas Bastian sedikit melenguh, nampaknya ia mulai merasakan pijatanku. Setelah itu aku memijat dibagian pantat, kuberi sedikit cubitan besar dan perlahan kupilin kearah bawah. Kuletakan kedua jempolku diantara belahan pantat Mas Bastian, lalu kupilin kebawah hingga keanusnya. Lalu sedikit kuberi tekanan pada area antara anus dan buah zakar.

"Achhhh... Enaaak Bangeet Bieee.."
"Achhh.. Berasaaa... Hmmmmm"

"Ouuuuuufftttttt"

Mas Bastian terus melenguh, antara enak dan nyeri itu pasti yang saat ini ia rasakan. Kini kubalikan tubuhku dan sedikit menduduki pinggul Mas Bastian. Lalu kutuangkan lagi minyak diatas kaki mas Bastian. Lalu kuberi pijatan dari paha menuju betis, kembali ke paha dan maju lagi ke betis. Berulang kulakukan gerakan itu dan kini tanganku berakhir dipangkal pahanya. Kuarahkan kaki Mas Bastian agar sedikit membuka. Lalu kembali kuberi tekanan dibagian dalam pahanya, kupilin kedalam kearah selangkangannya.

"Ini biar peredaran darah bagian situ lancar Mas... Enak gak?"

"Aauuuuhhh enaaak Biee.. Tapi geliii aahhhhh...."

Kini tubuhnya menggelinjang ketika jemariku berulang kali menekan bagian selangkangan Mas Bastian. Lalu kini kembali kusapu bagian tengah pantat Mas Bastian dan sekarang kubelah pantatnya hingga anusnya terlihat. kuarahkan wajahku dan kujulurkan lidahku menuju lubang anusnya. Kusapu lidahku dan kujilati lubang anusnya sementara tanganku terus memijat kedua kakinya.


"Ouuuuuuuchhhhh. Hmmmmmfffttttt"

"Aaaahhhhhh...aaaaahhhhhhhhh"


Setelah cukup lama aku memberi pijatan pada tubuh bagian bawah Mas Bastian. Kini pijatanku kembali fokus ke punggung Mas Bastian.

"Mas, gak tidur kaan?" Tanyaku memastikan.

"Hampir Biee... Habis enak banget sih pijetannya. Aku sampe malayang layang niihh.." Jawabnya.

"Ahh bisa aja, Saya lanjut yah.." Sahutku.

Lalu kutuangkan lagi Minya cukup banyak diatas punggung Mas Bastian. Setelah itu, kuluruskan kaki Mas Bastian, dan kini aku tlungkup diatas punggungnya. sedikit kuberi tekanan dibagian Payudaraku. Saya ingin Mas Bastian merasakan sensai pijat payudara ini. Kuluruskan Kakiku sejajar dengan Kaki Mas Bastian. Lalu kuletakan lenganku disamping tubuhnya. Dan mulai kugerakan tubuhku maju mundur. Tubuh kami saling menggesek, hal itu juga membuat kenikmatan untukku sendiri karena memeku juga bergesek dengan pantat Mas Bastian.

"Ahhhhh... Punggung aku bolong nih Bie kalau kaya gini..."Achhhhhh" Sahutnya.

"Hehehe... Enaak Mas?" Achhhh..." Sahutku sedikit mendesah.


Cukup lama payudaraku memijat punggung Mas Bastian, kini kuminta ia untuk membalikan tubuhnya. Setelah ia membalik tubuhnya. Kulihat kontol Mas Bastian sudah ngaceng cukup keras. Kugenggam dan perlahan kukocok sambil sedikit kupilin.

"Hmmm, ternyata Kontolnya udah ngaceng.."

"Gimana gak ngaceng Bi, Susu kamu gede gitu ditempelin di punggung, ya ngaceng aku.. Hehehe" sahutnya sedikit nyengir.

Kembali kududuk memunggungi Mas Bastian, kunaik keatas dadanya. Lalu kutuangkan minyak diatas perut dan kontol Mas Bastian. Kini ia mulai agresif. Ia membela punggung dan rambutku. Kubiarkan saja ia melakukan itu, karena hal itu juga merangsang diriku.

Kupilin Kontol Mas Bas dan sedikit kutarik ulur kontolnya. Kutarik jariku dari bawah selangkangan menuju pusarnya. Ini bertujuan untuk menyehatkan prostatnya.

"Ouuuchhhh."

"Kopntol aku jadi enak banget Biee."
"Eaaaahhh. Memang gak salah ..."

"Gak salah apa Mas?" Tanyaku.

"Gak salah jadi pembantuku. Hehehehe."

Mendengar jawaban itu aku sedikit tersenyum, namun tanganku meremas cukup kencang kontolnya. Ia mengerang.


"Auuuwwwwwww...6fuuucccckkkk...hmmmmmmmmffttttt.....l


Setelah itu kubungkukan tubuhku kearah selangkanganya. Dengan payudaraku, ku jepit kontolnya cukup erat. Namun minyak yang sudah menempel di seluruh badan kami membuatku sedikit kesusahan menjepit kontolnya dengan payudaraku. Namun lama - lama kumulai terbiasa. Kutekuk kedua kakiku kesamping dan kuluruskan tanganku dan menggunakan lutut Mas Bastian sebagai tumpuan.

Dalam posisi ini jelas Mas Bastian dapat melihat dengan jelas Memek dan Anusku. Buktinya ia langsung meremas pantat dan sesekali memainkan bibir memekku yang bergelambir. Setelah kurasa posisinya pas, kugerakan tubuhku maju mundur. Kuurut kontol Mas Bastian dengan Payudara yang selama ini menjadi kebangganku serta kebanggan seluruh pelangganku.

"Achhhh... Kontolku ngiluu bangett Biee.." Serunya merasakan ngilu karena kontolnya bergerak searah gerakan tubuhku.


Saya semakin kencang menggerakan tubuhku. Kini kurasakan kontol Bastian semakin berkedut di payudaraku. Sesekali bibir Memeku menyentuh dagu Mas Bastian yang brewoknya mulai tumbuh, membuatku semakin merinding dibuatnya.


"Achhhhhhhhh."


Kuhentikan gerakan. tubuhku, dan kutempelkan memeku tepat dimulut Mas Bastian. Dia langsung menyambut memekku dengan baik. Dijulurkan lidahnya dan ia sapukan disepanjang bibir memeku. Kini kukulum kontolnya dan kulapah hingga ujung kontolnya menyentuh tenggorokanku.

"Asluuurrrrlllllpp"

"Aaaaaahhhhh"

"Leeelllleeelllleeelll"

kumundurkan sedikit tubuhku, lalu kutarik dan kutekuk keatas kedua kaki Mas Bastian agar semakin mengangkang. Lalu sembari kukulum kontol Mas Bastian, sesekali kujilati juga lubang anusnya. Sungguh nikmat keduanya, membuat keringatku semakin deras mengucur.

"Slrruuuuuu"

Mas Bastian semakin liar memainkan Memeku, ia memasukan lidahnya dalam - dalam, mengorek seluruh dinding memeku yang kurasa semakin banjir. Selain menjilati Memeku, jemari Mas Bastian turut meremas bongkahan pantatku dan satu jarinya kini sudah ia tancapkan begitu dalam dilubang anusku. Ia mengocok jarinya dalam Lubang pantatku seperti dalamnya lidah panas itu meliuk - liuk. Pinggulku semakin bergoyang ketika dengan gemasnya mas Bastian menggigit Itilku.

"Achhhhhhh."

"Aachhhhhhhhhhhh"

Kulepas kuluman dan genggamanku dikakinya dan kunikmati permainan lidah Mas Bastian yang semakin liar itu. Kubalik tubuhku dan kuarahkan lagi memeku kepadanya. Ia kembali bermain dengan memeku. Sementara kedua tangannya mencoba meraih payudaraku. Ketika ia berhasil meraihnya ia langsung meremasnya cukup kuat. Memang sedikit sakit namun berubah menjadi nikmat dengan seketika.

Setelah remasan tanganya sudah mulai mengendur, tubuhku terhempas kebelakang. Rupanya ia sengaja mendorong tubuhku. Kini tubuhku dikangkangi olehnya. Ia tekuk kedua kakiku hingga lututku menyentuh payudaraku.

Kini Mas Bastian yang berkuasa akan tubuhku. Ia masukan dua jarinya, jari tengah dan jari manis. Secara bersamaan kedua jarinya mengocok memeku sembari mengorek - ngorek dinding bagian atas memekku. Jari jempolnya juga ikut bekerja, ia tekan jempolnya tepat di Itilku. Gerakan tanganya seperti ingin membuatku Squirt. Saya mengetahuinya karena sebelumnya beberapa pelangganku juga pernah melakukan teknik yang serupa. Beberapa ada yang berhasil membuatku sampai muncrat begitu banyak, namun beberapa ada yang tidak berhasil.

"Bibie mau aku bikin Squirt gak?" Tanya dia penuh nafsu.

"Maau Massss. Eehhhh. Bibie pernah kok beberapa kali sampe Squirt."

"Achhhhh..."

"Ayooo Masss, bikin Bibie muncrat yang banyaaak."

Clop Clop Clop

Mas Bastian semakin kencang menggerakan pergelangan tanganya. Sementara tangan satunya ia arahkan menuju mulutku. Langsung kukulum jari - jemarinya. Kukulum dengan penuh nafsu dan birahi yang begitu menggebu.

"Achhhhh."


Kulepas kulumanku dari jarinya ketika rasanya kuingin mendesah begitu panjang. Dan benar saja kini kurasakan darahku seperti berkumpul pada satu titik. Dan ketika kurasakan tangan Mas Bastian semakin kencang mengocok memekku, aku semakin merasa ada sesuatu yang hendak menyembur dari dalam Memekku.

Srooottttt

Srooottttttt

Sroooootttttt

Tiga kali memeku menyemburkan cairan bening. Melihat hal itu Mas Bastian menyapu - nyapu tanganya hingga menimbulkan suara gemericik.

"Achhhhhh... Saya nyembuurrr Masssss"

"Achhhhhhhhh."

Kurasakan tubuhku bergetar begitu kencang. Dari ujung rambut hingga ujung jari kaki seperti tersengat listrik berjuta volt. Sungguh nikmat. Pintarnya anak majikanku ini. Achhh. Kulihat wajahnya begitu bahagia telah membuatku squirt. Ia menatapku sembari memberi senyuman. Kubalas senyumnya sambil kunggengam penisnya dengan sentuhan lembut.

"Ayooo Mas Masukin sekarang ajaaa...."

"Ahhhhhhhhhh"

"Achhhuhhhhhhh....."
 
Terakhir diubah:
Chapter IV
Act 23

MAS BASTIAN JAHAT
By : Marucil




Ahhhhhhhh.....

Puas hatiku ternyata trick dari Tante Elin dapat kupraktekan juga pada Bibie. Barusan dia Squirt walau hanya sedikit. Namun aku sangat puas. Kuturunkan tubuhnya setelah tadi ia bergetar begitu hebatnya.


Kini aku berbaring disamping tubuh Bibie yang sebelumnya sudah kuluruskan kakinya. Kupegang payudaranya dan kuremas lembut.

"Biee.. Kamu luar biasa yaah ternyata.. Hehe..."

"Ahhh Mas Bastian nih yang luar biasa, bisa bikin Bibie muncrat kaya tadi.. Belajar dari mana Mas?" Tanya Bibie.

"Ada dehh, pokoknya salah satu guruku." Jawabku seadanya.


"Mas, emang Pacarnya yang kemaren gak bakal marah kalau tahu Mas ngentot sama pembantunya?"

"Yah kalau gak dikasih tahu mana mungkin marah, lagian dia bukan pacar aku kok.. Heheh." Jawabku.

"Masa, sampe diajak main kerumah masa enggak pacaran, gak mungkin ahhh." Tanyanya semakin jahil mengorek pribadiku.

"Ihh enggak Biee. Dia cuma temen Kos ku aja... Gak lebih."
"Nah sekarang aku balik tanya, kalau suami Bibie tahu aku ngentot sama Bibie, kira - kira marah gak suami kamu?" Tanyaku.

"Ahhh, gak usah urusin penjudi itu ah, sebenernya saya dah lama pengen cere sama dia, habis bisanya cuma marah dan nyuruh2, sedangkan dia terus - terusan main judi, gak mikirin anak sama istri."

"Laah, semalem bilangnya masih cintaa...?" Pancingku.

"Cinta sih cinta Mas... Tapi saya kalau sifat dia masih kayak gitu terus mau tak gugat cere ahhh.."
"Udah ah Mas gak usah bahas suamiku, mending kita seneng - seneng ajaaa..."

"Hehehehe...."

Kurasakan darahku semakin mendidih, tubuhku menjadi semakin panas dan tiba - tiba aku menjadi begitu bersemangat. Kurasakan batang penisku begitu kencang, sehingga terasa hendak meledak. Aku tak tahu ada apa dengan tubuhku. Apa mungkin ini pengaruh minuman yang dibuat oleh Bibie tadi?

"Biee, badanku kok makin panas yah Bie?" Tanyaku sambil memainkan puting susunya.

"Masaa sih.." Jawabnya sedikit cengar - cengir.

"Hmmm... Pasti gara-gara jus mangga tadi yaah. Pasti ditambahin yang aneh - aneh...?" Tanyaku dengan nafas yang semakin memburu.

"Ngak ditambahin apa- apa kok, cuma ditetesin sedikit obat perangsang."

Fukkk. Dalam hati aku mengumpat. Sialan si Bibie, diam diam dia menaruh obat perangsang diminumanku. Pantas saja penisku terasa sangat kencang. Kutarik nafasku untuk menenangkan diriku.

"Ohhh.... Jadii ditambahiin Obat perangsang yah...."

"Hammmmmmm...."


Tiba - Tiba semangatku membara. Langsung kuterkam payudaranya dengan tanganku. Kuremas dengan kencang tak peduli ia merintih dengan keras. Aku tak peduli. Toh ini semua dia yang mulai. Dengan sengaja ia menaruh obat perangsang pada minumanku. Awas kau Bibie, kamu telah membangkitkan setan dalam tubuhku ini. Aku tak akan bertanggung jawab atas apa yang akan kulakukan setelah ini. Bersiaplah Bibie

Bersiaplah.



"Slruuuuuuppp...."

Kuhisap pentil susu Bibie dan langsung kutarik dengan bibirku. Kuhisap juga seluruh permukaan payudara montok milik Bibie hingga menimbulkan banyak noda merah.

"Aduhhh aahhh.. Banyak banget Mas cupanganyaaa... Aaaahhhhh"

"Terusss mass cupangin terus toket Bibie."

Mendengar itu aku semakin gemas menggigit payudaranya. Dan semakin kencang juga tanganku meremas. Kulihat ekspresi kesakitan, namun seketika berubah menjadi ekspresi penuh kenikmatan. Wajahnya semakin basah oleh peluhnya. Membuatnya semakin terlihat menggairahkan. Kuremas rambutnya yang masih sedikit basah dan perlahan kujambak dengan lembut.

Kini kumainkan lidahku diseluruh wajahnya. Kujilat seluruh peluh yang keluar dari pori - pori wajahnya. Terasa asin namun semakin membuatku bergairah. Kuremas lagi rambut dan payudaranya, sementara Bibie terus meremas penisku dari samping.

"Sluuurrrppp"

"Leeellll leellll"

Kujilati lubang - lubang hidungnya, beralih kelubang telinganya. Semuanya menimbulkan sensasi yang hanya bisa aku rasakan. Ahhhhh. Bibie melenguh dan sedikit menahan geli setiap kali kugelitik bagian belakang telinganya.


Ahhhhhh....

Kini aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi tubuhku. Lalu kuposisikan tubuhku didepan selangkangannya. Semangatku semakin mendidih, lalu kutempelkan kepala penisku didepan bibir memeknya dan langsung kutancap menghujam memeknya. Kupentokan penisku dan kugoyangkan pinggulku cukup kencang.

Kutekuk kedua kaki Bibie dan kutekan dengan kedua tanganku, lalu kuluruskan kakiku dan kupompa penisku dengan gerakan seperti push up.

Achhhhhhh.

Ooucchhhh...

Mulut Bibie terbuka lebar, seolah hendak berteriak namun tak kunjung bersuara. Kemuadian kupegang kaki kirinya dan langsung kumiringkan tubuhnya kesamping kanan. Kuletakan kakinya didadaku dan kembali kuhujam memeknya dengan penisku. Aku semakin kencang mengocok memeknya, membuat Bibie semakin geloyotan. Achhh.

"Aahhhhhh....."

"Siapa suruh kasihh Obat perangsang kepadaku, sekarang nikmatin semua permainanku"

"Aouucchhhhhfftttt"

"Ssttttt....."

Kudorong pinggulku sembari jemariku kembali meremas payudara kirinya. Setelah itu kudiamkan penisku sejenak, lalu kutarik tubuh bibi dan memposisikan pantatnya sedikit menggantung diluar tempat tidur. Lalu aku bergegas turun dari tempat tidur, dan kuletakan beberapa bantal di bawah punggungnya. Kini posisi tubuhnya sudah semakin tinggi dibagian bokongnya. Lalu aku kembali menekan penisku yang mengacung gagah itu kedalam memeknya. Kuletakan kedua kakinya diatas pundakku.

"Ahhhhh"

"Maasss Bas liaar bangeet sih fantasinyaaa."

"Aahhhh... Pinterrr bangeettt."

"ouuuuuhhttttt"


Kutahan pinggulnya dengan kedua tanganku, lalu kusorong terus pinggulnya. Beberapa kali Bibie merosot kebawah karena tubuhnya penuh dengan minyak. Untung aku dengan segap menangkapnya dan langsung kuhujam lagi memeknya dengan penisku.

Ohh.. Memek Bibie semakin mencengkram penisku. Semakin kencang seolah penisku dimakannya. Lalu kurasakan dari dalam rahim Bibie ada semacam gelombang yang hendak menerkam. Dan sesaat kemudian penisku serasa terdorong keluar, penisku semakin melesak keluar dari dalam memek Bibie.

SRRooooottt

Sroooottttt


"Achhhhhhhhhhhhhh""

"Eeeeeegggghhhhhhhhh."

Bibie kembali mendapat squirt yang kedua. Sama seperti sebelumnya, kini tubuh Bibie juga bergetar begitu kencangnya hingga cengkramanku dipantatnya terlepas. Tubuh Bibie terperosok jatuh kelantai, tapi untung saja dibawah ada karpet yang cukup tebal sehingga tidak membuat dia kesakitan.

Dari atas sini kulihat beragam ekspresi dari wajah Bibie. Ekpresi nikmat dari Squirt yang baru saja ia dapatkan, ekspresi rintihan dari rasa sakit akibat jatuh dari cengkramanku serta ekspresi terkejut karena tidak menyangka ia akan jatuh kelantai. Namun melihat semua ekspresi itu membuatku semakin bergairah. Belum lagi nafasnya yang memburu semakin membuat mulutnya menganga lebar.

Tanpa pikir panjang kosodok saja penisku kedalam mulutnya. Aku sedikit menekuk kakiku agar pas dengan mulutnya. Bibie kini bersandar dipinggir tempat tidur. Ia duduk begitu saja, tak berdaya. Namun hal itu tidak membuatku mengasihaninya. Aku justru semakin kencang menyodok penisku di dalam mulutnya.

"Ohooorrggghhhhh"

"Ohooooohhhkkkk"

Hanya itu suara yang keluar dari sela sela bibirnya yang tebal. Ia sama sekali tak bisa bersuara, hanya suara tersedak yang dapat kudengar. Namun itu terdengar sexy ditelingaku. Lalu kurasakan penisku hendak memuntahkan lahar. Namun bukanya aku melepas penisku, aku justru semakin kencang menyentak bokongku.

CROOOTTT

CRooot.

Bahkan ketika aku sudah orgasme aku tetap menyodok mulutnya. Hingga membuat spermaku yang berada didalam mulutnya ikut keluar sesuai gerakan penisku. Aku puas sekali mengerjai mulutnya. Suruh siapa memangunkan. Si Macan Tidur.

"Hahahahahaha" tawaku dalam hati begitu puas dengan perilaku seksku yang kadang kusadari sedikit menyimpang.


"Ahhhhhhhhhhhhhh. Haaaaaaaaaah" Bibie menarik nafas begitu panjang ketika aku melepas penisku dari dalam mulutnya

Spermaku mengalir keluar dari dalam mulutnya. Matanya membelalak lebar, menatapku begitu galaknya seolah ingin menghujatku namun tak kunjung ia lakukan. Lalu kujongkok dihadapannya. Kubela rambutnya. Kini nafsuku sudah sedikit turun, walau penisku masih keras.

Aku menatapnya dan memberikanya senyuman. Namun ia tetap melototiku dengan galaknya. Nafasnya terengah engah, begitu memburu namun terdengar sexy ditelingaku.


"Hiiihhhhhh.. Hiiiihhhh"

"Hiiiiihhh "Hiiiiiiiih"

Payudaranya mengembang kempis dan nafasnya masih sedikit memburu lalu ketika ia sudah mampu mengendalikan dirinya lagi, ia mengeluarkan kata - kata protes atas perbuatanku tadi.

"Mas Bastiaaan.... Jaaaahaaaaaattttt...."

Hanya itu kalimat yang keluar dari bibirnya setelah cukup lama terdiam dan membelalak. Kupikir ia akan menghujatku habis - habisan. Hahaha...

"Suruh siapa pake masukin obat perangsang segala, ya gini jadinya...." Sahutku.

"Haaaaaah.... Jahaaaaattttt...." Gumamn

"Hehehehe. Tapi Bibie suka kaaan, katanya terserah aku mau ngapain aja? Inget gak tadi ngomong kaya gituu."

"Iyaa sihhhh" jawabnya tersipu malu.

Kukumpulkan air mani yang menempel di dagu dan payudaranya. Lalu kuminta Bibie menjilati jariku yang penuh dengan air maniku sendiriku. Ia menjilati jari-jemariku dengan manjanya. Bahkan ketika Maniku sudah habis ia hisap, ia tetap saja mengulu jari - jariku. Geli namun aku suka ia melakukannya.

Kududuk disamping Bibie, kurangkul pundaknya dan kuberikan ciuman tepat dibibirnya. Kami berpagutan namun hanya sebentar. Bibie sudah tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan ciuman kami.


"Lemees yaaah?" Tanyaku.

"Hee heeeh.." Jawabnya

"Tapi masih bisa lanjut koook..." Lanjutnya.

"Tuh lihat! Kontol aku masih ngaceng. Berarti obat yang Bibie kasih emang topcer yah?" Sahutku sambil membelai lembut tubuhnya.

"Hehehe... Iya, Kontol Mas Bastian jadi keras banget..." Sahutnya manja..

"Mau lagi gaaak?"

"Hmmmm"

"Mau gaaaak?"

"Maaauuuuuuu......"

Setelah ia menjawab, aku langsung memegang tangannya dan membalikan tubuhnya dan kusandarkan dipinggir kasur. Tubuhnya berada diatas kasur namun kakinnya masih dibawah lantai. Lalu kubuka belahan pantat Bibie, "Cuiiih" kuberi air liur tepat dilubang anusnya. Kemudian kucolok anusnya dengan telunjuku. Kuputar - putar jariku sampai anusnya sedikit terbuka.

Lalu perlahan kutempelkan Penisku dimulut Anusnya. Lalu mulai kutekan penisku hingga penisku masuk kedalam lubang anusnya. Hangat begitu yang kurasakan. Kudiamkan sejenak penisku didalam duburnya. Lalu kugerakan pinggulku, perlahan, perlahan lalu berubah dengan gerakan yang sedikit kencang. Kusodok terus pantatnya sampai birahiku terkumpul kembali.

Ketika gairahku sudah mulai memuncak kembali kugerakan pantatku semakin kencang. Aku mulai mengangkat tubuh Bibie Keatas hingga kami sama sama berdiri. Puas menyodok pantatnya, kucabut penisku dan langsung kuhujam kedalam Memeknya

Bleeesssss

"Accccccuuuwwwwww....."

Desah cukup panjang keluar dari mulut Bibie ketika aku menyentak penisku cukup kuat didalam rongga memeknya. Kali ini kugerakan pinggulku secara perlahan namun dengan sentakan yang begitu kencang.

Sleeepppp

Sleeeeppp

Plooook

Plooooook

Pllooookkkk...

Kugenggam kedua tangan Bibie dan menariknya kearahku. Kini tubuhnya semakin condong kedepan. Ahhh. Memek Bibie kembali mencengkram penisku dengan kencang. Ternyata tak hanya tangannya yang ahli memijat, namun bibir dan dinding Memek si Bibie juga jago memijat. Woww.

Hmmmmm....

Cukup lama aku mengocok Memeknya, lalu kembali kuposisikan tubuhnya diatas kasur dan langsung kutindih lagi tubuhku diatas tubuhnya.

Bibie melingkarkan kedua kakinya diatas pinggulku. Mencengkram dengan eratnya seolah tak ingin jauh dariku. Kutempelkan dadaku diatas payudaranya dan bibirku terus menciumi lehernya hingga basah.

"Achhhhhh..."

"Massss......"

"Iyaaaaaahhhhh Bibieeeee."

"Achhhhh."

"Kayaknya Saya mau Orgasmeee nnihhhhh... Bisa bareng gaaaaak.."

"Bisaaaaa Bieeee kamu tahan sebentar lagiii yaaaa" sahutku.

"Iyaaaaaahhhh"

Kemudian kusodok lagi dengan kencang memeknya. Pinggulku menyentak kebawah dengan begitu kencangnya. Plok plok plok. Menimbulkan bebunyian yang begitu sensual. Akhirnya aku merasakan lagi aku hendak memuntahkan lahar, bagitu juga dengan Bibi. Getaran di dalam dinding rahimnya semakin kencang dan sangat mencengkram. Layaknya pompa air, memeknya menghisap begitu kencang..

"Achhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Desahan panjang keluar dari bibirnya. Bibie mendapatkan Orgasmenya. Nampaknya ini Orgasme puncaknya, karena getaran tubuhnya nampak berbeda dari sebelumnya. Kini aku merasakan semburan hangat dari dalam memeknya. Membuat penisku terasa begitu nikmat, lalu ketika Memek Bibie masih menyemburkan cairannya, akupun mengeluarkan air kenikmatanku. Kuhujam Penisku begitu dalam dan kuhentikan gerakanku.

CROORTT

CROOTT

Aku menumpahkan spermaku dalam liang kenikmatannya. Bibie nampak menikmati cairan hangat didalam memeknya tersebut. Lingkaran kakinya diatas pundaku sudah ia lepaskan dan tubuhnya semakin lemas dan tak berdaya. Ia terkapar mendesah namun tak bersuara. Akupun mengalami hal yang serupa. Tubuhku sudah tak sanggup aku gerakan. Aku hanya tergeletak kaku diatas tubuh Bibie. Sengaja penisku tidak aku keluarkan dari dalam memeknya, biar saja penisku keluar sendiri ketika mulai mengendur.


Entah berapa lama kami melakukan semua ini. Kami berdua sama sama lelah, energi kamu sama sama terkuras. Dan mata kami sama sama terasa berat. Kulihat kedua mata Bibie semakin terpejam. Melihat itu aku juga merasa mengantuk. Akhirnya kupejamkan saja mataku dan tak lama kami sama sama tertidur dengan posisi aku tetap berada diatas.
 
Terakhir diubah:
Maaf Gan Sis semuanya, updatenya kemaleman, tadi dirumah banyak keponakan, pada masuk2 kamar. khawatir tulisan ane kebaca sama anak - anak bocah terpaksa ane tunda Updatenya. Monggoh di Sambil mbe :ngeteh: lan :papi:
 
wwhhooaa, request ane bneran dijabanin. matur tenkyuw suhuu :hore:

td masi nemu bbrp typo, tp blum ane bc scr detail.
emm, tp bikin narasi ama SS dr pov cewe kyanya bneran susah y suhu. brasa sdikit kaku. tp balik jd nyaman lg setelah masuk POV bastian lg.
sama waktu di pov bibie, manggil dirinya agak kcmpur2.. kadang saya, terus jadi aku/ku.

tp keseluruhan, update kali ini mantapp benerrr.
miss bibiiieee :alamak: :cup: :sayang:
 
Bimabet
Triple kill :D mantap nih hajar bibi bibie :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd