Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Rabu 12 November 2020 04:47
Aku terbangun dengan seluruh tubuh pegal dan lelah tersisa.
Kupaksakan bangun karena kewajibanku telah memanggil dari tadi.
Langkah gontai dan terseok mengantarku ke kamar mandi. Tak kulihat Fitri dikamar, ku kuduga ia sedang mengurus Ajeng tanpa ingin mengganggu ku.
Kujalankan Perintah Sang Pencipta. Tak lupa aku bersujud mengungkapkan rasa syukurku atas apa yang telah diberikan kepadaku selama ini.
Masalah berat yang hampir merusak silaturahmi antara aku dengan Budi bisa terselesaikan. Aku ngga bisa menemukan alasan tepat mengingkari nikmat Sang Kuasa yang telah diberikan kepadaku. Tak terasa air mataku menetes... Air mata bahagia...
Fitri masuk ke kamarku dan mendapatkan aku sedang berlinang air mata.
" Sayang...." Panggilnya sambil mencium tanganku lalu memelukku manja
"Selamat pagi untuk matahari kecilku. Semoga hari ini kamu diberkahi oleh Allah." Kataku sambil memeluknya erat penuh kehangatan.
" Aku ngga bisa liat kamu nangis. Ayah... Jangan nangis ya...." Pintanya sambil mengusap air mataku.
" Air mata ini jadi saksi betapa ayah bahagia mendampingi bunda. Dan ayah merasa setiap hari yang akan ayah lalui akan jadi hari yang luar biasa. Bunda anak anak dan kopi adalah angka ganjil yang menggenapkan hidup ayah. Makasih bunda... Udah mau bersabar menghadapi semua kekurangan ayah " ucapku
" Ayah... Kalo tiap hari diperlakukan gini... Bunda yakin bunda ngga bisa lepas jauh dari ayah...." Ucapnya sambil mengusap dadaku.
" Tok.. tok... Tok..." Suara pintu diketuk
Fitri bangkit membuka pintu kamar
" Eh Budi...." Ucap Fitri
" Dicky ?" Tanya Budi
Ia masuk ke kamarku. Lalu ia memelukku
" Cuy.... Satu masalah selesai. Biarpun belum 100%. Gua berharap kejadian kemaren, kemarahan gua ngga lu simpan jadi dendam...." Ucap Budi
" Njing.... Lu harus tau... Gua ngga nemuin alasan buat dendam sama elu... Dan please... Jangan gelayutan di badan gua... Masih pegel badan gua njing. " Ucapku
Budi menoyor kepalaku sambil ngakak
" Si bangke is back !! Hahahah !!" Ucapnya
Fitri menghampiri kami dan memeluk kami berdua
" Bahagianya aku bersama suami dan ipar yang walaupun kadang perilaku kalian unpredictable..." Ucap Fitri. Terry yang datang belakangan hanya bisa meneteskan air mata bahagia melihat betapa kami menjaga persaudaraan ini.
" Lu masih utang 1 hal... " Ucap Budi
" Utang paan ?" Tanyaku bingung
" Pancingan maguro " jawabnya sambil ngakak
Ku sambit Budi menggunakan kopiah ku.
Kami semua turun ke lantai bawah
" Ayaaah...." Suara Dinda seolah Ajeng memanggilku
" Wedyaaan... Kemarin gua ngga nyentuh Ajeng sama sekali " kataku
" Ayah macam apaa itu ?" Tanya Yahya
" Vangkeee..." Protesku
Kami menikmati sarapan sementara Sari dan Nenah mendandani Ajeng yang telah selesai mandi
" Ayaah.. Ajeng mau ketemu ayah sama bunda..." Ucap Sari seolah Ajeng yang berkata
" Uuh....cintanya ayah ... Sayangnya ayah... Cantiknya bunda .." kata Fitri menyambut Ajeng
Setelah Ajeng digendong Fitri kucium pipinya dengan lembut
" Haa.. aaaw..." Teriaknya
" Wadduhh... Yang bahagia di sun ayah...." Wulan komentar sambil bersandar di bahu Terry
Sekilas kulihat matahari bersinar cerah
" Hmm... Bunda... Liat ke jendela deh " ucapku
" Ada apa gitu yah..." Tanya Fitri
"Mentari pagi ini tersenyum sangat indah. Bunda tau kenapa? Karena mentari pagi dan ayah sama-sama ingin mengucapkan selamat pagi untuk kalian. Selamat pagi bunda... selamat pagi anak ayah..." Kataku
Aidil, Yahya dan Budi bersimpuh di depanku sambil berkata
" Puja kerang ajaib.... Puuja kerang ajaiib.... Uuhhh... Tsaaahh!" Mereka tos mendengar rayuanku meniru Patrick Squidward dan Spongebob
Semua tertawa melihat kelakuan mereka.
" Bu Terry... Sari mau banget dicariin suami yang kaya Pak Dicky... Tiap hari serasa jadi Ratu " ucap sari baper
Terry memeluk Sari
" Sabar ya say... Aku usahain..." Katanya sambil mengucek rambut Sari
" Nenah juga mau...." Ucap Nenah
" Mm... Ikut ikut aja nih " Ucap Wulan sambil mencubit pipi Nenah lembut
Bibi tiba di rumah. Dia mendengar kabar kejadian semalam dari Ismet
" Alhamdulilah nden selamat.... Ya Allah... Was was tenan bibi.... Sudah nden.... Jangan kaya dulu lagi... Inget umur, anak, istri...!" Ucap bibi sambil menangis memelukku
" mas Budi Piye Nden ?" Tanya bibi...
" Dirawat bi...." Ucap sebuah suara. Suara itu suara Budi
" Walahhh.... Eh... Trembelane ! Ngguyoni wong tuwo...!" Ucap bibi sambil memeluk Budi bahagia
"Jangan diajak nakal lagi mas..." Ucap Bibi
" Diyh.... Dicky yang ngajak bi..." Ucap Budi
" Ih apaan ??" Protesku
Yang lain menanggapi dengan tawa dan ledekan...
Hari ini aku Budi Aidil dan Yahya terpaksa tidak ke kantor. Urusan dengan Polisi pasti panjang. Apalagi kami saksi merangkap korban.
Tapi itu konsekuensi. Pak Mardi membantu menyiapkan pengacara untuk kami. Tapi kami sudah memiliki pengacara keluarga. Teteh dan papap yang ku kabari sempat panik. Tapi setelah kujelaskan dengan gamblang kronologisnya. Mereka jauh lebih tenang. Bahkan teteh menjamin akan ada " Beliau " yang akan memantau kasus ini. Karena bukan hanya kasus pencurian saja. Tapi menyangkut peredaran narkoba.
Di wa kuterima berita bahwa Ali dan Ambar positif menggunakan sabu sabu. Hal ini diketahui setelah dilakukan tes urine dan tes darah keduanya di rumah sakit.

Rabu 12 November 2020 07:11
Telepon ku berbunyi. Ternyata Iptu Drajat menghubungiku
" Assalamu'alaikum ya ahli kubuurr.." ucap Iptu Drajat
" Waalaikumsalaam... Eh buset disangka udah mokat.... hahaha " jawabku
" Eh... Suatu hari nanti kita bakal wafat mas.... Kullunnafsin dzaaiqotul mauut... Setiap yang bernyawa pasti mati... Eh bay deu wey eniwey baswey. Jam 10 bisa 10-8 ke mako ?" Tanyanya
" Emmhh... Tausiyahnya dalem... Siap 86 jam 10 bersama gerombolan bedebah pasti sudah 10-2 diposisi..." Jawabku
" Ok mas... Eh bawa kopi yang udah diseduh ya mas .... Kangen kopi disana... Hehehe..." Ucap Iptu Drajat
Kusampaikan permintaan Iptu Drajat kepada yang ikut semalam...
Semua setuju.
" Ayah... Tapi ayah ngga bakal apa apa kan ?" Tanya Fitri.
" Hanya BAP saksi bunda...." Jawabku
" Bunda...." Ucapnya
" No.. no...no.... Bunda ke kantor terus sama Ajeng aja..." Jawabku
" Maafin Bunda ayah.... Sekali ini Bunda membantah dan berkeras pengen ikut...." Jawabnya
" Yaudah cuy.... Ajak aja.... Deyan.... Lu nyetir.... Seperti biasaa... Hehehe... Terus Kuya sama Kudil bawa stick softbal simpen dibawah jok. Salah satu didepan... " kata Budi menata personil
" Beres urusan ini, gerbang mau gua robah total..." Ucap Budi
" Mau diapain lagi cuy...?" Tanyaku
" Bikin pos security " jawabnya
Aku mengangguk.
" Sarapaaan... " Ucap Terry membawa makanan untuk disantap
Seperti biasa berebut sarapan adalah darah kami. Dan kultur buruk tersebut terjadi lagi
" Gua dulu..." Ucapku
" Gua !!" Seru Budi
" Eh buset... Gua dulu kutil naga " ucap Yahya
" Lah.. lah. .lah.... Ya opo to... Ngga Budi ngga Dicky samanya.... " Ucap bibi.
Kami mendadak jadi anak baik. Sementara kaum wanita tertawa meledek

Rabu 12 November 2020 07:21
Sarapan telah selesai. Kami bersiap segera berangkat. Ajeng ikut karena bundanya ingin membawanya walaupun akhirnya Sari juga harus ikut serta. Fitri memakai celana pensil biru tua dengan kemeja biru muda. Jilbab putih menutupi kepalanya dengan model terkini. Sungguh cantik istriku pagi ini.
Budi dan Aidil sepakat memakai Z 636R sementara aku dan Yahya di mobil.
Pagi yang ramai dengan suasana yang meriah.
" Bunda.... Ai jamaah masjid udah diundang belum...?" Tanyaku
" Udah... Kan H. Hasan ditelepon sama Budi " ucap istriku menjelaskan.
" Alhamdulillah... Gara gara lonte lonte itu masalahnya jadi kemana mana ini.... " Gerutuku
Teleponku berdering
" Ky... Dimana ini ?" Tanya pak Yosep
" OTW Polresta pak... " Jawabku
" Good... Saya minta kamu beberkan sejujurnya biar si pelacur itu kena hukuman berat...." Ucap pak Yosep
" Siap pak... " Jawabku
" Ini soalnya ada tanda tangan saya yang dipalsukan sama si Ambar.... Saya cross check dengan absensi ternyata di tanggal tanggal tersebut saya ngga ditempat.... Ini merusak nama saya jadinya...." Ucap pak Yosep
" Baik pak... Saya akan sampaikan ke penyidik biar dijadikan sebagai delik perkara juga " kataku
" Gank kita selamat ?" Tanyanya lagi
" Alhamdulillah selamat pak. Ngga ada yang luka atau kenap napa... Cuman kelelahan aja " jawabku
" Okay... Jaga keselamatan... Mulai hari ini ada 1 security proyek saya tempatkan dirumah selama 21 hari untuk antisipasi keamanan " katanya
" Wah... Terima kasih pak... Terima kasih...." Jawabku senang
Obrolan kami akhiri karena kami telah tiba di halaman Mapolresta.
Kami melangkah menuju ruang reskrim. Kasat Reskrim kebetulan hadir. AKP Bahrul Hayat namanya dan ternyata seorang yang "botjor"
" Assalamu'alaikum " ucapku
" Waalaikum salaam..." Jawab seisi ruangan
" Rokok !!" Ucap Iptu Drajat
Seorang tahanan wajib lapor malah menyerahkan sebungkus rokok kepadanya
" Eh selot penjara... Maksudnya rokok dimatiin.. bukannya minta rokok...." Ucap AKP Bahrul melihat orang itu menyerahkan rokok
Yang ada di ruangan menertawakan kegugupan anak muda tersebut.
" Waaahh... Si cantik ikut nih... Wadduuhh... Kalo ngga kotor Om gendong dulu ya" ucap Iptu Drajat.
Brigadir Ivana melihat Ajeng
" Haii cantik... Eummhh.... Bangun dong banguunn... Tante mau cium.... " Ucapnya
Sementara Brigadir Silvia mengusap pipi ajeng dengan jarinya
" Bundanya banget ini mah... Tirus wajahnya, hidungnya, mata... Plek banget cantiknya... Wajar pak Dicky milih ibu... Mmmm" Ucap Brigadir Silvia gemas memandang Ajeng
" Iya dik... Mana body si Ambar udah kaya keresek bekas..... Kusut banget " bisik Aipda Sonny
" Halah bang... Saya aja sebagai wanita sedih liat body si Ambar..." Jawab Silvia sambil ngakak
" Kalo sama Bu Dicky...?" Tanya Bripka Syuhada
" Eh kita kan kembaran ya mbak..." Ucap Fitri sambil memeluk pinggang Silvia.
" Hahaha... Iya iya... " Jawabnya sambil tertawa
" Sil... Kamu kembar sama bu Dicky bagai pinang dibelah Kampak... Kamu bagian ringsek nya " ucap AKP Bahrul
Semua tertawa mendengar komen manja Pak Bahrul
" Okay... Kita mulai ya... Sebelumnya saya menjelaskan kehadiran bapak bapak disini sebagai berikut :
1. Dicky Himawan Nugraha Sebagai Saksi Korban
2. Budi Raharja sebagai saksi
3. Yahya Nuriana sebagai saksi
4. Aidil al Fatih sebagai saksi
5. Iandi Putra Wijaya sebagai saksi
Nah akan ada beberapa pertanyaan. Sebagian besar berkisar tentang pencurian barang milik perusahaan dan kami.mengajukan pasal 362 dan 363 sebagai dasar pelaporan. Nah saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tersebut. Tapi sebelumnya saya mau nagih ke pak Dicky kopi yang dijanjikan " ucap Iptu Drajat
" Sedaap... Masih sempat dan inget..." Ucap Budi
" Hehehe... Sumpah mas Budi... Kopi di rumah Pak Dicky enak banget... " Jawabnya sambil terkekeh
Aku mengeluarkan kopi yang memang ku bekal dalam termos sehingga tetap hangat sampai beberapa jam kedepan.
Setelah menikmati seteguk kopi buatan Fitri, Iptu Drajat mulai menanyakan kronologis kejadian
Semua kujawab apa adanya. Tanpa kukurangi atau tambahkan.
Satu demi satu pertanyaan kujawab bahkan soal Hendrik. Kuberikan jawaban sejauh yang kutahu dan juga kisah Karno dan Nyoto
Setelah diperiksa hampir 4 jam akhirnya kami selesai menjalani proses BAP
" Oh iya Om.. malem ini selapanan Ajeng... Bisa hadir nggak ?" Undangku
" Kalo abis Isya pasti bisa mas..." Jawab Iptu Drajat
" Okay saya tunggu ya Om..." Kataku
" Pak Istrinya di ruang PPA" ucap seorang Brigadir
" Oh... Iya... Makasih ya " jawabku
Kulangkahkan kakiku menuju ruang PPA
Kulihat istriku sedang menunggu sementara Brigadir Ivonne menggendong Ajeng.
" Tuh ayah datang...." Ucap Fitri
" Mana sayangnya ayah...." Kataku
" Nnngg.... Aaaaw...." Suaranya nyaring
" Waduh... Yang seneng ayahnya datang...." Ucap Ivonne.
" Iya mbak... Wah maaf nih jadi merepotkan..." Ucapku
" Ah ngga pak... Kasusnya udah P21 semua termasuk kasus Diah " ucapnya.
" Kalo ada waktu datang ke rumah malam ini mbak. Kami ada acara selapanan Ajeng " undang Fitri
" Pak Drajat juga mau hadir " kataku
" Ok saya koordinasi sama pak Drajat supaya miat di mobilnya " jawab Ivonne
Aku mengangguk lalu kami pun pamit karena hari semakin sore dan kami harus siap siap melaksanakan selapanan Ajeng
Dijalan kami memang masih sempat bahas pertanyaan polisi. Hingga memasuki gerbang kompleks.

Rabu 12 November 2020 14:47
" Assalamu'alaikum... " Ucapku saat masuk rumah
" Waalaikum salaam...." Jawab semuanya.
Para wanita sudah hadir ditambah Kania dan Rahma.
" Gimana bang ?" Tanya Dinda
" Yaaa.. gitu we... Pertanyaan sekitar kasus pencurian sama hubungan dengan penadah " jawabku sambil menuangkan kopi.
" Terus si Cabol itu kena pasal apa bang ?" Tanya Dinda lagi
" Hmm... Mulutnya minta di cubit.... Ya dia kena pasal 362 sama 363... Tujuh taunan lah jadi warga terkurung " jawabku
" Yah mau kopinya yah..." Ucap fitri setelah meletakkan Ajeng di box
" Ini bun..." Jawabku sambil.memberikan kopi ku
Diseruput ya kopi ku dengan nikmat.
" Hmm... Semoga bisa bikin melek lagi... " Ucapnya
" Bun termos ketinggalan... Hehehe..." Kataku
" Ih masih muda udah pelupa..." Kritiknya
Kami tersenyum menanggapi tertinggalnya termos kami.
" Nenah... Sini dulu say..." Panggil Fitri
" Iya bun..." Jawab Nenah
" Tolong dandanin ajeng ya say... Baju sama yang lainnya udah di kamar ajeng kok.." ucap Fitri lagi
" Baik bun... " Jawab Nenah
" Makasih ya say..." Sambung Fitri
Aku memutuskan mandi dan ashar dulu. Agar saat acara nanti ngga repot lagi. Begitu pula yang lain memutuskan mandi bergantian.
" Bareng ya yah .." ucapnya sambil menggelayut manja. Sesampai di anak tangga terakhir ia minta di gendong. Kukabulkan permintaannya karena jaraknya dekat sekali dengan kamar kami.
" Ya Allah bunda... Hihihihi... Senengnya punya suami sesabar dan penyayang seperti si Ayah" ucap Nenah.
Sesampainya dikamar Fitri memintaku membukakan pakaiannya. Aku mengangguk dan mulai melolosi pakaiannya satu demi satu. Yang tersisa hanya pakaian dalamnya begitupun aku
" Mmm.. sayang... Kamu tetap sabar menghadapi sifat manjaku. Bahkan saat kamu lelah jiwa dan raga. Makasih buat semuanya ya sayang...." Ucap Fitri
" Sama sama cintaku... Bunda... Kamu tau ngga.....Ada 3 hal yang paling aku sukai di dunia ini, yaitu matahari, bulan dan kamu. Matahari untuk siang hari, Bulan untuk malam hari dan Kamu untuk selamanya di hatiku..." Ucapku sambil memeluknya
" Aah sayang.." ucapnya mesra
Kulumat bibirnya yang tipis dan menawan dengan penuh hasrat. Yang aku ingin adalah melepas kerinduanku setelah melalui kejadian berat yang membuatku lupa anak istri.
Tanganku merayapi sekujur tubuhnya yang indah kami saling tatap dibawah guyuran shower. Dan bibir kami saling lumat hangat terbakar kerinduan.
" Nanti malem ayah mau ya bunda ?" Ucapku
Fitri mengangguk sambil mengusap kontolku yang bangkit dari tidur.
" Hmm... Seksi banget..." Ucap Fitri sambil mengusap dadaku dan menciumi pipiku sebelum kukenakan bajuku
Kubalas ciumannya dengan lumatan lembut dan usapan di pundaknya.
Kami memakai pakaian yang diberikan Fitri kepadaku. Pakaian semi formal kupakai untuk melaksanakan shalat ashar. Sementara Fitri memakai kemeja gombrang warna putih dengan tank top putih didalamnya legging hitam membungkus kakinya dan jilbab hitam. Sederhana tapi membuatnya semakin cantik. Lalu Kami berdua shalat berjamaah.
Setelah itu kami turun dan berkumpul dengan yang lain..
" Bunda... Ajeng pengen sama bunda...." Ucap Sari
" Oowwh... Anakku sayang... Sini nak... " Ucap Fitri.
" Bun abis Maghrib kasih nen make itu ya " kataku
" Iya yah... Biar anteng " ucap Fitri
Ajeng memperlihatkan wajah sedih karena ditinggal bunda nya.
" Alah.. alah..alah... Anak ayah jebeng ditinggal bunda... Kan bunda sama ayah shalat dulu nak...." Hiburku
Tangan Ajeng kudekatkan keawajahku. Ia menggerakkan tangannya seolah meraba dan mengenali wajahlu
" Nnng.... Mm..." Suaranya terdengar
" Mmm... Cintanya bunda ngejawab ayahnya..." Ucap Fitri sambil tersenyum.
Sementara Terry dan Dinda sibuk mengatur petugas catering yang menyiapkan makanan untuk hidangan selamatan dan box.
Tak terasa waktu bergulir dan Maghrib menjelang. Suara Adzan mas Ruri merdu terdengar. Ajeng anteng mendengarkan adzan.
" Owh anakku dengerin adzan ya..." Tanya Kania kepada Ajeng
" Iya ateu.... Aku mau jadi anak Solehah..." Ucap Fitri
Kami melaksanakan Maghrib berjamaah Taufik jadi imam. Suara lantunan murrotal yang dibacakan mengingatkan ku akan suara Syekh Abdurrahman As Sudais. Salah satu imam Masjidil Harom Mekah.
Selesai shalat dan wirid aku masih ngobrol dengan yang lainnya.
" Assalamu'alaikum" suara Iptu Drajat mengucap salam
" Waalaikum salaam... " Jawab kami
" Eh masuk masuk..." Jawabku menyambut
" Waah... Belum mulai mas ?" Tanyanya
" Bada isya om" jawabku
" Tes... Tes... Satu.. satu... Baik kami akan bawakan lagu dengan judul berceeelannaaah..." Budi mencoba sound system
" Bud... Nyobain ngga apa apa... Cuman judulnya yang apa apa..." Ucap Yahya protes
Silvia dan Ivana tertawa,
" Apa kaya gini tiap harinya ?" Tanya Iptu Drajat tak kuat menhan tawa
" Biasanya lebih barbar om " jawabku
" Yan... Kopi Yan.... Buat Pak Drajat.... Eh ibu Polwan minum apa bu ? Jangan minta yamg aneh aneh.... " Ucap Aidil
" Yang aneh aneh itu apa pak ?" Pancing Silvia
" Contohnya teh es manis hangat.... " Ucap Budi santai...
Iptu Drajat mikir keras sekerasnya
" Cuy... 404 atau 502 nih pak Drajat ?" Tanya Budi
" 502.... " Jawabku
" Hahahhaa... Iya iya iya... Mana ada teh es anget " ucapnya
" RTO doang cuy.... Udah stabil lagi hahahha" ucapku
Lalu kedua Polwan meminta teh manis hangat
Candaan dan obrolan mengalir santai
" Opik... Lu murotal gih... Gua kangen suara Syekh As Sudais " pintaku
Opik membacakan murotal surat pendek. Sengaja ia melakukannya di sebelah Ajeng. Tujuannya agar Ajeng tenang.
" Disini komplit ya mas Budi?" Tanya Ivana
" Iya... Bedebahnya ada... Bidadari ada... Ustadznya ada... Yang biasanya ada..." Kataku
" Mangga pak cemilannya " ucap Terry
" Ayah... Malam ini ngga ada kopi buat ayah ya " ucap Fitri
" Coklat susu aja bun...." Pintaku
" Susunya yang kanan apa kiri ?" Tanya Budi jahil
" KEVARADH... Ngebahas yang gitu....." Ucapku
Semua tertawa riuh mendengar ucapan Budi
" Aaaangg ..." Suara Ajeng terdengar
" Alah alah.... Anakku... Cintaku sayangku..." Ucap Fitri.
Diambilnya Ajeng dan dibawanya kepadaku
" Bahagianya bu Dicky " ucap Ivana
" Sesek bun..." Ucapku
" Sesek kenapa ??" Tanyanya
" Karena separuh nafas ayah ada di bunda..." Ucapku santai sambil mengusap pipi Ajeng dengan ujung jariku
" Aaa ayah... Iih....." Ucap fitri sambil memukul manja bahuku dan menyembunyikan wajahnya di punggungku
" Puuja kerang ajaib... Puuja kerang ajaib.... Uluululu... Woosaaah....." Aidil Yahya dan Budi melakukan ritual konyol
" Sil.... Sembah sembahannya bukan masalah... Tapi romantisnya itu yang bikin lumer..." Ucap Ivana.
" Nyebelinnya juga luar biasa mbak dia mah...." Ucap Fitri
" Istri saya bisa liat bidadari mbak..." Ucapku
" Wah... Emang iya mas ?" Tanya pak Drajat
" Iya... Cukup liat dicermin dia udah liat bidadari...." Ucapku santai
" Aaa... Bu Dicky.... Aku mau digombalin kaya gitu...." Ucap Silvia baper
" Iih... Ayah... Udah atuh yah... Kasian mbaknya..." Ucap Fitri merona bahagia
Kami masih tertawa gembira.
Akhirnya waktu isya tiba kami melaksanakan shalat berjamaah di rumah di pimpin Opik sebagai Imam. Selesai shalat kami menanti jamaah masjid yang hadir.
" Assalamu'alaikum" suara Pak H. Hasan terdengar. " Waalaikum salaam " jawab kami
" Mangga pak silahkan. " Jawabku selaku sohibul bait
Kami berbasa basi sambil menunggu jamaah lainnya mengisi ruangan. Setelah semua masuk acara pun dimulai.
" Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuh... Alhamdulillah malam ini untuk kedua kalinya menjadi tempat bagi kita semua berkumpul menjalin silaturahmi selaku sebuah keluarga. Dan malam ini rumah ini menjadi tempat kita bermunajat kepada Sang Kuasa. Yang sudah melimpahkan Karunia yang begitu luar biasa untuk Pak Dicky dan keluarga khususnya dan kita semua pada umumnya. Dengan tak dan harapan dapat meningkatkan Iman dan ketaqwaan kita kepada Nya... Amiin..." H. Hasan membuka acara dengan muqodimah
Acara dilanjutkan dengan runutan yang telah disiapkan pihak DKM sebagai panduan standar pelaksanaan syukuran/selamatan dan tahlil.
" Pak Dicky maaf nama putrinya siapa ?" Tanya H. Hasan
" Ajeng Pramesthi Himawan " jawabku
" Masya Allah namanya begitu agung dan megah " puji H. Sadeli Irawan anggota dewan yang tawadhu. Lalu Opik membacakan barzanji dengan suara merdunya. Yang hadir menahan nafas mendengarkan suara indah yang isinya memuja muji Baginda Nabi.
Puncaknya rambut Ajeng dicukur yang diawali oleh H. Hasan selaku tetua dan diikuti oleh ketua DKM dan beberapa jamaah terpilih lainnya.
Aku.menggendong Ajeng berkeliling ruangan dan Budi membawakan wadah berisi air kembang yang makna simboliknya adalah agar Ajeng harum dikenal sebagai wanita terbaik yang kami miliki. Bundanya merekam aktifitas acara dan akan dikirimkan kepada keluarga besar kami.
Untaian doa dari jamaah yang hadir memberikan kebahagiaan dan lesuka citaan kepada kami dan putri kami.
Tak sedetikpun Ajeng menangis atau rewel. Ia malah sibuk memperhatikan sekeliling dengan matanya yang masih sipit dan imut. Bibirnya manyun manyun sambil sesekali bersuara lantang
Selesai cukuran acara dilanjut dengan ramah tamah dan menikmati hidangan.
" Pak Dicky.. saya nitip Ajeng. Kalian semua terlihat sangat sayang dan mencintai Ajeng tapi, tetap tanamkan akhlak yang utama. Contoh kasusnya sudah terlalu banyak. Zaman makin gila dan bejad pak..." Ucap H. Hasan mewanti wanti kepada kami
" Baik pak... Saya pegang ucapan bapak agar Ajeng menjadi anak yang Solehah. " Jawabku tegas.
" Oh iya pak... Kalo DKM ada waktu saya mau nitip aqiqah ajeng. Masalah dibagikan ke siapa saya pasrahkan sepenuhnya kepada DKM." Lanjutku.
Ketua DKM menyanggupi dan menyiapkan waktunya.
Akhirnya seluruh rangkaian acara usai. Jamaah berangsur pulang sambil membawa buah tangan yang kami siapkan.
Iptu Drajat dan teamnya pamit.undur diri. Tak lupa ku bekali mereka dengan oleh oleh untuk dinikmati di rumah atau di mess Polwan.
" Bu Dicky. Kapan kapan Silvi sama Ana mau main kesini ah..." Ucapnya sebelum pulang.
" Ih.. iya atuh... Nginep disini." Ajak istriku
" Ajeng. Tante Ana pulang dulu ya " ucap Ivana
" Tante Mpi juga ya " Silvia menyambung
" Iya ateu... Makasih udah datang " jawab Fitri
Rabu 12 November 2020 21:15
Semua tamu sudah pulang. Opik keluar rumah menuangkan air doa ke sumur sambil mencepretkan sisanya ke sekeliling rumahku
Selesai melakukan itu Opik kembali masuk.
" Alhamdulillah beres bang... " Katanya lega
" Makasih ya pik... Udah bantuin..." Kataku
" Makasih sama Yang Maha Kuasa.... Bukan sama Opik bang " ucapnya
" Iyaa... Elu kan syariatnya pik..." Jawabku
Opik tertawa.
Sebagian dari kami masih menikmati makan. Termasuk istriku yang menikmati buah buahan.
" Bunda. Besok jadwalnya apa bun ?" Tanyaku
" Kerja... Terus pulangnya workout. Kalo ayah jadwalnya meeting sama klien PT Sapta Durjana, untuk bahas pembuatan Sistem Informasi Manajemen sama ERP yah..." Ucapnya
" Eh siapa yang ngabarin bun ?" Tanyaku
" Pak Urip nge WA. Dia minta waktu ayah... Bunda cek di list besok free sampe jam 11:30. " Ucapnya
" Okay... " Jawabku.
" Ayah sepertinya memang sudah harus punya Personal Assistant. " Ucap Fitri
" Ayah udah punya pendamping. Seorang bidadari lagi. Ngga perlu lah personal assistant segala." Ucapku
" Cuy... Kali kali gua kek yang digombalin " ucap Budi sambil menikmati sate Padang
" Jijik...!!" ,Jawabku
Tawa riuh kembali berkumandang dalam ruang. Menimpali ucapan kocak Budi.
Semua kegiatan telah berlalu. Satu persatu melangkah masuk menuju kamar untuk beristirahat.
Aku melangkah menuju kamarku sambil pinggangku digayuti Fitri.
Sesampainya dikamar kulihat pakaian tidurku sudah tersedia diatas kasur. Kukunci pintu kamar dan kupeluk tubuh istriku.
" Mmm... Ganti baju dulu ya yah...." Ucap Fitri masih sambil menggayuti pinggangku.
Kukecup keningnya
" Makasih buat kebahagian hari ini, besok dan selamanya ya bunda..." Ucapku
" Ayah.... Binda belum bisa berikan apapun ke ayah. Selama ini ayah yang selalu manjain bunda,.gombalin bunda, ngelayanin bunda, bahagiain bunda. Bunda ngga tau kalo ayah pergi lama apa bunda sanggup."
Jawabnya sambil tersenyum dan memeluk leherku manja.
" Ayah yakin pasti sanggup... Karena walaupun ayah pergi untuk melaksanakan kewajiban ayah, Ayah selalu sama bunda. Karena Separuh aku adalah dirimu" jawabku
Fitri makin erat memelukku. Kukecup pipinya
" You must know how much I love you... Deepest ocean cannot represent how deep is my love to you..." Bisikku
Ku selusuri lehernya dengan bibirku sambil sesekali ku kecup kulit lehernya
" Mmhh... Ayah... Bunda sayang ayah....." Ucapnya
Kulanjutkan aksiku. Tiba tiba ia melepaskan tangannya dan meraih kedua pipiku. Fitri melumat bibirku dengan penuh nafsu.
" Mmmwah... Yah... Sentuh bunda yah... Raba tubuh bunda..." Pintanya
Kesempatanku mempermainkan gairahnya agar terus membara
Kulepas bajunya perlahan sambil tetap melumat bibirnya.
Nafas Fitri memburu menandakan nafsunya makin naik membakar gairahnya
Setelah bajunya terlepas aku membelai payudaranya, sementara tangan Fitri membuka kancing baju dan celanaku dengan tergesa. Setelah semua terlepas ia menurunkan legging hitam tang ia pakai. Celana dalam hitam ketat mencetak bukit memeknya dengan indah.
" Gendong yah... " Pintanya dengan desah nafsu
Ku gendong tubuhnya sambil kulumat bibir tipisnya.
Kubawa ia ke tempat tidur kami. Kurebahkan tubuh indah Fitri diatas kasur. Bibirku mulai melancarkan invasi ke dadanya. Kubuka BH hitam Fitri. Terpampang lah dada yang kencang dan mengkal dengan puting mencuat keras.
Kulumat puting itu dengan lembut. Sambil lidahku mempermainkan puting itu.
" Hhh... Ayahhhh... Pinter banget sih ayah... " Desahnya
Kuremas lembut payudara Fitri sambil bibirku menjelajah ke arah perutnya yang tetap rata...
Saat kucapai batas karet celana dalamnya Kuhentikan gerakan ku untuk beralih mempermainkan memeknya yang tembem menggoda. Kugaruk memeknya dengan ujung telunjukku dari luar celana dalamnya. Pantat Fitri terangkat merespon rangsangan ku di memeknya
Aku kembali naik ke payudaranya dan mulai melumat puting mancung itu kembali. Sementara jariku masih beraksi dari luar celana dalam Fitri.
Makin lama celana dalam Fitri makin basah oleh lendir cinta nya.
" Ayah... Memeknya pengen di jilatin yah..." Ucap Fitri
Kulepaskan celana dalam hitam tipis yang membungkus memeknya. Dan kulepas juga celana dalamku sehingga kontolku yang tegang mencuat.
Kuposisikan kepalaku berada di memeknya. Dan kedua pahaku berada dikepala fitri.
Kunikmati momen tersebut sambil terus menjilati memek fitri.
Sementara fitri sibuk melumat kontolku
" Mmmh... Clup.. mmmh... Mmmh... " Suaranya terdengar erotis saat ia melumat kontolku
" Mmm... Ayah.... Udah ayah... Masukin... " Desahnya.
Ku rubah posisi kami menjadi berhadapan Fitri berada di pangkuanku. Ia meraih kontolku dan mengarahkan ke memeknya. Setelah dirasa pas, ia menekan pantatnya
" Ouhh... Shyanghh.... Keras dan padat hyanghh...." Desahnya
Fitri masih mendiamkan kontolku di memeknya.
" Mmm... Ayah... Makin keras " ucapnya sambil menatapku dan tersenyum.
Kugerakkan pantatku perlahan
" Hhkk... Ahh.. ayahh... Aaah..... Nnghhh... Hayah...." Desahnya sambil memelukku dan menikmati sodokan kontolku di memeknya.
Lama lama Fitri menyambut kocokan ku dengan gerakan naik-turun perlahan
" Hhhh... Ayahhhh.... Mmmh... Hayaah .. enak hyanghh.. " erangnya perlahan.
Gerakan tubuhnya makin liar.... Naik turun dan sesekali mengulek kontolku.
Aku menikmati tubuh indah itu dengan penuh cinta dan kemesraan... Kulumat buah dada yang mengacung padat dan mengkal.
Gerakan tubuh Fitri makin brutal hingga akhirnya...
" Mmmm... Hyaaaanghhh .. shampeee... Akuhh sahampeee.... Oohh.... Shyanghhh...." Desahnya diiringi getaran tubuhnya saat dihantam orgasme
Tubuhnya lemas tak bertenaga
Kutelentangkan tubuhnya di kasur. Kuteruskan genjotan kontolku di memeknya.
" Mmm... Hyangghh.... Mmm... " Desahnya sambil memeluk tubuhku
Ku kocok kontolku di memeknya. Sementara bibir kami saling lumat.
" Mmmmwah .. yah .. bunda mau lagiih... Aah... Ayahhhh... Aaah.... " Desahnya
Aku pun merasakan hal yang sama... Kupacu gerakan ku agak cepat.
" Hyaaah.... Oooh.... Ayaah. Ayah.... Shampe.lagiihh......" erangnya pelan
" Hhmmm... Bundaah.... Oooh....." Dengusku sambil.menyemprotkan air mani di memeknya
Kurasakan tubuhnya gemetar dilanda orgasme. Memeknya berkedut dan pelukannya sangat ketat.
" Hkk.... Aah... Hhh... Hah... Hah... Hah. Hayah...." Erangnya lirih sambil memelukku
Kedutan kontolku berhenti dan kunikmati sisa sisa puncak kenikmatan
Beberapa lama kami masih saling lumat dan raba.
Kucoba melepaskan kontolku
" Jangaaan....". Rengeknya
Ku angkat tubuhnya dan kuatur posisiku sedemikian rupa hingga ia berada diatas tubuhku
Nafas kami masih menderu. Jantung kami berpacu.
" Ayah... Bunda duakali... " Ucapnya lirih sambil tersenyum memandangku
" Bunda suka ?" Tanyaku
" He em... Tapi lemesnya bakal nyisa " ucapnya
Aku iseng menggoyang pantatku pelan agar kontolku menggesek memeknya
" Mmmm... Jangaan duluu.... Ayah..." Desahnya lirih
Kulumat bibirnya dengan mesra.
Lalu tiba tiba ia melepaskan pagutanku
" Hih.... Ayah curang... Bikin bunda lemes dan ngga berdaya..." Ucapnya sambil memegang pipiku
Lalu ia mencium bibirku
Aku tertawa kecil.
" Mau.lagi ngga ?" Tanyaku
" Mmm... Bingung.... Takut besok lemesh...." Ucapnya manja
" Hahahha... " Aku tertawa menanggapinya
" Nnngghh...." Desahnya saat melepas.kontolku dari memeknya
Kuambil wash lap dan air minum. Segelas air habis diteguknya.
Selesai membersihkan memek Fitri aku melangkah menuju kamar mandi untuk kencing.
Saat kembali kudapati Fitri memandangku dengan senyum tersungging di bibirmya
Aku merebahkan tubuh disampingnya yang disambut dengan pelukan hangat. Kepalanya diletakkan di dadaku.
" Makasih ya sayang.... Bunda puas sekali " ucapnya
Aku tak menjawab. Kupeluk tubuhnya dengan mesra hingga kami terlelap tidur.

Ketika aku terlena dalam pelukanmu, akhirnya aku mengerti seperti apa rasanya kebahagiaan yang utuh. Terima kasih istriku…
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd