Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Selasa, 8 Desember 2020, 17:03
" Pak Dicky mau kemana ?" tanya mas Raji
" Mau kerumah Yusman mas..." jawabku
" Yusman yang... Saya ikut!! " ucap mas Raji lalu ia masuk kedalam mengganti pakaian.
Aku dan Budi saling Tatap...
Tak lama mobil kami siap dan mas Raji pun selesai memakai koko..
" Bang... Kata teteh aku disuruh ikut aja.... Bisi ada kebutuhan mendadak..." ucap Vilda yang masih memakai pakaian kerja. Tapi ditambah jilbab simple warna hitam sesuai blazernya. Kami berenam berangkat menuju rumah Yusman
Sesampai disana ternyata sudah ada dua ambulance terparkir.
Bendera kuning tepasang di halaman rumah Yusman.
Aku tercekat dan ngga bisa bicara.
Kami turun dari kendaraan dikawal Om Herdi
" Assalaamu'alaikum..." ucap kami
Serempak hadirin menjawab
Tuan rumah keluar menghampiri kami.
Pak Mudatsir ayah Yusman tertegun nyaris tak percaya melihat kami. Sementara Om Herdi dan om Marwan waspada
" Nak Dicky.... " ucap Pak Emud lalu memeluk kaki ku
" Pak... Pak.. Jangan seperti ini pak... Abang saya ngga mau diperlakukan seperti ini..." ucap Budi sambil menarik pak Emud berdiri. Kuraih tangannya. Dan kucium dengan takzim sebagaimana kewajiban seorang anak kepada orang tuanya.
" Bapak.. harus sabar... Harus ikhlas. " ucapku sambil memeluknya
Jubair alias Jedow menghampiriku. Ia memelukku juga.
Isak tangis pecah...
Kami melangkah masuk kedalam rumah. Dihadapanku Dua sosok jenazah tergolek berbungkus kain jarik.
Kuhampiri bu Manisah ibunda Yusman
" Bu..." sapaku
" Nak Dicky.... Maafin Yusman nak.. Ibu mohon..." ucapnya sambil menangis
" Ibu ngga usah meminta. Karena saya sudah maafin..." ucapku
" Ini nak Fitri tho? " tanyanya sambil menunjuk Vilda
" Bukan ibu. Saya Vilda staff pribadi pak Dicky dan bu Fitri" jawab Vilda
Kuceritakan kenapa Fitri ngga ikut dan sedikt alasan agar mereka maklum
Aku meminta izin melihat jasad keduanya.
Wajah Yusman memang babak belur. Tetapi terlihat tenang dan bahagia. Sementara wajah Diah terlihat tenang. Walaupun kulihat juga ada gurat rasa sakit yang ia tahan.
" Dow... Kapan pemakamannya? " tanyaku
" Besok bang. Nunggu uwaknya Yusman sama orang tua Diah." jawab Jedow
" Dow. Yusman udah ngga ada. Tinggal elu laki laki disini. Gua titip emak sama bapak. Kalo sampe kenapa napa sama mereka. Setitik aja kesedihan mereka karena elu gua denger. Gua bakal kejam ke elu. Hargain mereka selagi mereka masih ada sama elu.." ucap Budi
" Baik bang... Permintaan dan perintah abang saya patuhin." jawab Jedow. Setelah diajak berunding soal lokasi makam Aku pamit pulang dan berjanji akan menghadiri pemakaman keduanya.
Juga aku berjanji akan membawa Fitri.

Selasa, 8 Desember 2020, 20:11
Kami sampai dirumah kembali.
" Gimana yah? " tanya istriku
" Mmm. Besok perwakilan dari kantor jalan sama kita ke pemakaman Yusman dan Diah.." jawabku
"Innalillahi...." serempak semua mendoakan mereka.
Kuceritakan kejadian tadi dan bagaimana sikap penerimaan keluarga Yusman.
Selesai bercerita aku memutuskan mandi dulu sebelum makan malam.
Segar badanku setelah tesiram air hangat. Lelah dan rasa tak nyaman hilang di luruhkan oleh air.
Saat keluar kamar mandi kulihat istriku menungguku sambil menyiapkan pakaian ganti.
" Hmmm. Sexy... " ucapnya
Lalu ia menciumiku dan melumat putingku.
Sebentar... Tapi rasanya luarbiasa...
Lalu kami melangkah menuju ruang makan.
Sampai di 4 undakan terbawah..
" Gendong yah" pinta istriku
Kululuskan permintaannya
Diiringi tatapan takjub Stephanie dan Vilda yang melihat aku menggendong istriku hingga ke sofa
Lalu seperti tak ada kejadian apapun aku menanyakan kerang
"Nong... Katanya tadi beli kerang ?" tanyaku
" Adaa.. Ini.. Aku angetin dulu ya..." ucapnya
" Jangan lah nong... Panas panas mah susah makannya..." jawabku
Kusiapkan sambal dan saos
"Iiyh... Ini ngga boleh.. Pedes... Ini asem... Ini aja.. Saus kacang..." ucap Rani
"Ssst..." ucapku
"Teteeeh... Si abang nih..." rajuk Rani
" Ayaah... Terus gangguin adikku..." ucap Fitri memprotes dan memprotect Rani
Aku hanya garuk garuk kepala menyerah
Sambil makan kerang aku ngobrol dengan yang lain
" Bang.. Aku minta izin. Vilda kan harus dekat sama Entus juga abang. Aku mau suruh dia stay disini. Tidurnya sama Kania, dan Rani " ucap Terry
" Ya ngga masalah... Kalo memang harus seperti itu..." jawabku
" Cuy.. Yong Xin Jaya gimana? " tanyaku
" Lusa sign kontrak sama Dp 35%. Pengadaan pc sama server. Nilai 475m " ucap Budi
' Alhamdulillah...Rejeki si enong.." ucapku
Fitri memeluk Rani sambil mengusap kepalanya
" Lu dapet darimana nong? " tanya Budi
" Dari tenda @stickajaib " jawab Rani polos
"Deuhh... Triplek madagaskar... Yong Xing Jaya? " protes Budi
" Ooo... Aku dulu penah kerjain sistem merka. Makanya aku gaet. Mereka potensial kok..." jawab Rani
" Nong... Makannya ambil sendiri gih... " ucap Fikri
Rani menghelengkan kepala
" Biarinlah Ki... Mendingan tolong mintain teh anget.." ucapku
" Teteh juga ki..." sambung istriku
Pembicaraan kami.masih berlanjut. Hingga Alline mengirim WA kepada Fitei mengingatkan waktu istirahat untukku dan istriku.
Kami mematuhi reminder tersebut. Selesai makan aku membersihkan tangan dan mulutku.
Lalu aku pamit untuk istirahat.
Ajeng yang telah tertidur di gendong Fitri. Lalu diletakkan di box di kamar kami.
" Hmm.. Ayah jangan terlalu cape dulu ya ayah... Mmmwh... Sayang ayah..." ucap istriku
" Sayang bunda... Mmwwh..." ku balas kecupannya

Bintang berkedip dengan jenaka
Seakan mengerti isi hati kami
Kidung malam nan indah
Hantarkan kami beradu
Menyongsong hari yang baru
 
Terakhir diubah:
Notif langsung parkir dah, selalu ditunggu atuh apdetan si mamang kang es cendol mah. Ketagihan cerita serunya dibanding sex scene, sering skip malah, lebih seneng ikutin cerita keluarga besar dicky yang makin bertumbuh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd