Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Bimabet
Sementara itu....
Nirina melangkah menuju meja untuk mengambil remote TV. Langkahnya yang gemulai membuat siapapun yang melihat bernafsu memeluk tubuh indahnya. Hal.ini membuat niat jahil Eka membara
" Oouuhh... Kaaa.. Jangan dulu...aah...." desah Nirina saat vibrator di memeknya bergetar mengikuti pola yang dipilih Eka.
Tubuh Nirina bergetar
" Aa... Ekaa... Jangaan... Hhhmm....aaa...." desahnya diikuti tubuhnya yang menggelinjang disertai cairan yang mengucur dari vaginanya, tangannya bersandar di pegangan sofabed.
Eka menghampiri Nirina dan memeluknya lalu bibir merekah milik Nirina dilumatnya
" Kamu jahat..." desahnya manja sambil menggelendot manja memeluk leher Eka
" Tapi kamu suka kan ? Hehehe..." goda Eka masih menciumi bibir merah merekah Nirina
" Hmmm... Iya..." jawab Nirina malu
Nirina lalu menyusupkan wajahnya ke dada Eka dan mengecup dada itu.
Nirina membersihkan paha dan memeknya menggunakan handuk kecil
" Nakal... " ucap Nirina sambil meremas lembut buah dada Eka.
Sesaat kemudian keduamya sudah terlibat dalam obrolan ringan. Diiringi dekapan hangat dan tawa mesra keduanya.

Tidak jauh dari sana
" Aku harus cari jalan supaya bisa keluar dari sini. Aku harus bisa merebut lagi Johan dari tangan perawat kere itu." icap Nona di sel tahannya
" Kamu jangan hanya mikirin itu... Ada hal.penting yang harus kamu ikut pikirin... " ucap bu Mega.
" Apa itu ma? " tanya Nona
" Dokumen perjanjian dengan Tjahyo dan Novanto. Dokumen itu harus lenyap. Ngga boleh ada yang menemukan... " ucap bu Mega
" Hmm...." Nona tampak berfikir
" Ma... Aku udah punya cara gimana supaya bisa menghancurkan dokumen itu.... Mama ikut alur ya ma..." ucap Nona
Senyuman licik tersungging
Lalu Nona membisikkan rencananya kepada mamanya. Setelah itu mereka berdua menyunggingkan senyuman licik biadab karena merasa yakin bahwa rencana mereka akan berhasil.

Senin, 28 Desember 2020, 20:11
" Ateeuu.... Ateu Say.... Abang mau susu...." rengek Abang dengan mata layu
" Kaka juga mau aah..." rengek adiknya
" Atatatatah... Hnnnng... Uumm... Atatatah..." Ajeng menimpali
" Uu... Bayi sotooooy.... " komen teh Minah
" Bu... Bu... Perasaan Raka mah de Ajeng bakal jadi penerus perusahaan Om Dicky da... Kalo Mael sama Maes mah make seragam Loreng...." ucap Raka sambil melihat wajah Ajeng.
"Ah kamu kaya Ki Prana Lewu aja ka..." jawab Teh Minah
" Aamiin...." jawabku
" Jadi apapun juga selama itu berguna bagi banyak orang ngga akan jadi masalah..." jawab kang Pri
Berbagai komentar meluncur menanggapi pernyataan Raka. Baik yang serius maupun konyol
Abang dan kaka mulai menikmati susu botol dengan gayanya. Maher bersandar pada istriku. Sementara Mahesh telungkup dipangkuanku.
" Atatatah... Nanana... Uuu... Mmmm.hkkng...." suara Ajeng ngomel diiringi tawa yang mendengarnya
Tak lama kemudian kedua balita lincah tertidur.
" Abang sama kaka jam.segini bobo. Ntar malem susah bobo geura..." ucap teteh khawatir
" Biasanya mah ngga pernah bangun malem... Subuh paling...." ucap Teh Minah
" Oo... Ya udah..." jawab Teteh lega
" Makanan bentar lagi mateng. Panggil dulu gih yang di Mess..." ucap teh Ervin
" Pras kesini ngga? " tanya kang Pri
" Assalaamu'alaikum...." suara pak Pras terdengar
Serentak kami menjawab
" Panjang umur alus milik..." komen a Wawan
Pak Pras tersenyum. Sementara Meylin menyiapkan makanan bawaannya bersama Silvia. Ada ayam Hainan dan Bebek Peking yang legendaris. Sementara teh Ervin menyiapkan makanan pelengkap lainnya. Karena sebelumnya sudah dikabari oleh Meylin.
Aku memindahkan Abang dan Kaka ke Sofa. Sementara bundanya menciumi pipi keduanya dengan gemas dan penuh sayang
" Bun... Ntar Abang tidurnya bantut geura... Rewel jadinya...." protes Vilda yang di tanggapi dengan senyuman jahil.
" Hayo makan..." ajak Teh Ervin
Semua menyerbu makanan yang tersaji. Sementara Rani berinisiatif memisahkan lauk untuk keponakannya yang tertidur lebih dahulu.
" Buat siapa nong? " tamya Fikri
" Buat Abang sama Kaka... Takut ntar malem bangun pengen makan..." ucapnya
Fitri melanjutkan makan malamnya sambil di celimitin oleh Rani. Tak lupa aku, istriku dan juga teteh ikut menyuapinya.
" Teh.. Aku laporan rencana permainan buat di nyalindung. Kayanya kita perlu tambahan permainan. Aku ngusulin teka teki silang sama kata berkait.... " ucao Rani kepada istriku
" TTS mah padiem diem atuh..." ucap istriku
" Ya ngga... Pokonya TTS nya sesuai dengan kearifan keluarga kita...." sanggah Rani
" Hmmm... Boleh... Boleh.." istriku mulai antusias.
Budi dan Yahya terlihat sedang menyanyikan sebuah lagu milik Ruth Sahanaya. Saat refrain aku ikut menyanyikan lagu itu sambil memeluk erat istriku
" Kaulah segalanya untukku
Kaulah curahan hati ini...
Tiada mungkin ku melupakanmu
Tiada lagi yang kuharap hanya kau seorang...."
Lalu kukecup dahinya dengan mesra
Yahya menyimpan gitarnya lalu....
" Wahai kerang ajaib... Sisakan sedikit bucin untuk kami..." ucapnya sambil berlutut
" Iya..." Herlambang menimpali
" Elu ngomong sama siapa Bas? " tanya Budi yang juga berlutut
" Nda tau mas... Aku ngikuti mas Yahya..." jawabnya simple
"Yaa.. Perusak ritual...." protes Cipot
" Tau nih.. " sambut Revka
Istriku ngakak sampai menyembunyikan wajahnya di bahuku
Sementara yang lain udah ngga karuan menertawakan polah mereka
Berbagai komen dari keponakanku terlontar mesra.
Malam pun tiba. Kami beranjak menuju kamar masing masing untuk beristirahat.
" Ayaah.. Mmmmwah.... Makasih ya kemesraan barusan..." ucap istriku
" Ayah yang terimakasih sama bunda. Karena binda udah memberikan kebahagiaan luar biasa untuk ayah.... " jawabku
Kupeluk dirinya dan kukecup lembut bibirnya. Kami melangkah menuju ranjang dan merebahkan tubuh kami untuk beristirahat.

Pelukan erat mewarnai malam
Redakan rimdu yang menyekap
Rasa kasihku tak akan pernah padam
Rasa cinta akan selalu.mendekap
 
Terakhir diubah:
Sementara itu....
Nirina melangkah menuju meja untuk mengambil remote TV. Langkahnya yang gemulai membuat siapapun yang melihat bernafsu memeluk tubuh indahnya. Hal.ini membuat niat jahil Eka membara
" Oouuhh... Kaaa.. Jangan dulu...aah...." desah Nirina saat vibrator di memeknya bergetar mengikuti pola yang dipilih Eka.
Tubuh Nirina bergetar
" Aa... Ekaa... Jangaan... Hhhmm....aaa...." desahnya diikuti tubuhnya yang menggelinjang disertai cairan yang mengucur dari vaginanya, tangannya bersandar di pegangan sofabed.
Eka menghampiri Nirina dan memeluknya lalu bibir merekah milik Nirina dilumatnya
" Kamu jahat..." desahnya manja sambil menggelendot manja memeluk leher Eka
" Tapi kamu suka kan ? Hehehe..." goda Eka masih menciumi bibir merah merekah Nirina
" Hmmm... Iya..." jawab Nirina malu
Nirina lalu menyusupkan wajahnya ke dada Eka dan mengecup dada itu.
Nirina membersihkan paha dan memeknya menggunakan handuk kecil
" Nakal... " ucap Nirina sambil meremas lembut buah dada Eka.
Sesaat kemudian keduamya sudah terlibat dalam obrolan ringan. Diiringi dekapan hangat dan tawa mesra keduanya.

Tidak jauh dari sana
" Aku harus cari jalan supaya bisa keluar dari sini. Aku harus bisa merebut lagi Johan dari tangan perawat kere itu." icap Nona di sel tahannya
" Kamu jangan hanya mikirin itu... Ada hal.penting yang harus kamu ikut pikirin... " ucap bu Mega.
" Apa itu ma? " tanya Nona
" Dokumen perjanjian dengan Tjahyo dan Novanto. Dokumen itu harus lenyap. Ngga boleh ada yang menemukan... " ucap bu Mega
" Hmm...." Nona tampak berfikir
" Ma... Aku udah punya cara gimana supaya bisa menghancurkan dokumen itu.... Mama ikut alur ya ma..." ucap Nona
Senyuman licik tersungging
Lalu Nona membisikkan rencananya kepada mamanya. Setelah itu mereka berdua menyunggingkan senyuman licik biadab karena merasa yakin bahwa rencana mereka akan berhasil.

Senin, 28 Desember 2020, 20:11
" Ateeuu.... Ateu Say.... Abang mau susu...." rengek Abang dengan mata layu
" Kaka juga mau aah..." rengek adiknya
" Atatatatah... Hnnnng... Uumm... Atatatah..." Ajeng menimpali
" Uu... Bayi sotooooy.... " komen teh Minah
" Bu... Bu... Perasaan Raka mah de Ajeng bakal jadi penerus perusahaan Om Dicky da... Kalo Mael sama Maes mah make seragam Loreng...." ucap Raka sambil melihat wajah Ajeng.
"Ah kamu kaya Ki Prana Lewu aja ka..." jawab Teh Minah
" Aamiin...." jawabku
" Jadi apapun juga selama itu berguna bagi banyak orang ngga akan jadi masalah..." jawab kang Pri
Berbagai komentar meluncur menanggapi pernyataan Raka. Baik yang serius maupun konyol
Abang dan kaka mulai menikmati susu botol dengan gayanya. Maher bersandar pada istriku. Sementara Mahesh telungkup dipangkuanku.
" Atatatah... Nanana... Uuu... Mmmm.hkkng...." suara Ajeng ngomel diiringi tawa yang mendengarnya
Tak lama kemudian kedua balita lincah tertidur.
" Abang sama kaka jam.segini bobo. Ntar malem susah bobo geura..." ucap teteh khawatir
" Biasanya mah ngga pernah bangun malem... Subuh paling...." ucap Teh Minah
" Oo... Ya udah..." jawab Teteh lega
" Makanan bentar lagi mateng. Panggil dulu gih yang di Mess..." ucap teh Ervin
" Pras kesini ngga? " tanya kang Pri
" Assalaamu'alaikum...." suara pak Pras terdengar
Serentak kami menjawab
" Panjang umur alus milik..." komen a Wawan
Pak Pras tersenyum. Sementara Meylin menyiapkan makanan bawaannya bersama Silvia. Ada ayam Hainan dan Bebek Peking yang legendaris. Sementara teh Ervin menyiapkan makanan pelengkap lainnya. Karena sebelumnya sudah dikabari oleh Meylin.
Aku memindahkan Abang dan Kaka ke Sofa. Sementara bundanya menciumi pipi keduanya dengan gemas dan penuh sayang
" Bun... Ntar Abang tidurnya bantut geura... Rewel jadinya...." protes Vilda yang di tanggapi dengan senyuman jahil.
" Hayo makan..." ajak Teh Ervin
Semua menyerbu makanan yang tersaji. Sementara Rani berinisiatif memisahkan lauk untuk keponakannya yang tertidur lebih dahulu.
" Buat siapa nong? " tamya Fikri
" Buat Abang sama Kaka... Takut ntar malem bangun pengen makan..." ucapnya
Fitri melanjutkan makan malamnya sambil di celimitin oleh Rani. Tak lupa aku, istriku dan juga teteh ikut menyuapinya.
" Teh.. Aku laporan rencana permainan buat di nyalindung. Kayanya kita perlu tambahan permainan. Aku ngusulin teka teki silang sama kata berkait.... " ucao Rani kepada istriku
" TTS mah padiem diem atuh..." ucap istriku
" Ya ngga... Pokonya TTS nya sesuai dengan kearifan keluarga kita...." sanggah Rani
" Hmmm... Boleh... Boleh.." istriku mulai antusias.
Budi dan Yahya terlihat sedang menyanyikan sebuah lagu milik Ruth Sahanaya. Saat refrain aku ikut menyanyikan lagu itu sambil memeluk erat istriku
" Kaulah segalanya untukku
Kaulah curahan hati ini...
Tiada mungkin ku melupakanmu
Tiada lagi yang kuharap hanya kau seorang...."
Lalu kukecup dahinya dengan mesra
Yahya menyimpan gitarnya lalu....
" Wahai kerang ajaib... Sisakan sedikit bucin untuk kami..." ucapnya sambil berlutut
" Iya..." Herlambang menimpali
" Elu ngomong sama siapa Bas? " tanya Budi yang juga berlutut
" Nda tau mas... Aku ngikuti mas Yahya..." jawabnya simple
"Yaa.. Perusak ritual...." protes Cipot
" Tau nih.. " sambut Revka
Istriku ngakak sampai menyembunyikan wajahnya di bahuku
Sementara yang lain udah ngga karuan menertawakan polah mereka
Berbagai komen dari keponakanku terlontar mesra.
Malam pun tiba. Kami beranjak menuju kamar masing masing untuk beristirahat.
" Ayaah.. Mmmmwah.... Makasih ya kemesraan barusan..." ucap istriku
" Ayah yang terimakasih sama bunda. Karena binda udah memberikan kebahagiaan luar biasa untuk ayah.... " jawabku
Kupeluk dirinya dan kukecup lembut bibirnya. Kami melangkah menuju ranjang dan merebahkan tubuh kami untuk beristirahat.

Pelukan erat mewarnai malam
Redakan rimdu yang menyekap
Rasa kasihku tak akan pernah padam
Rasa cinta akan selalu.mendekap
nuhun kang update na
 
Selasa 29 Desember 2020, 04:03
" Hmmmmhh.... Buundaaaa...... Aha... Aha.... Aaaa..... Bundaaa....." suara Maher menangis memanggil bundanya
" Abang jangan nangiis... Kan aku temenin Abang..." ucap Mahesh menghibur kakaknya
Iandi tertawa ngikik mendengar ucapan Mahesh.
" Abang ayo sama aku kita ke Bunda..." ajak adiknya
Maher bangun mengikuti langkah adiknya
" Asslaaamu'alaikuum... Bundaa... Ayaah... Abang nangis... Aku boleh masuk ngga..." ucap Mahesh
Aku tertawa mendengar ucapan lucu jagoanku
Wajah polos tanpa dosa menatapku masih setengah mengantuk.
Kupeluk keduanya...
" Abang mau bunda ayaah..... Aaaa...." rengeknya diikuti tangis
" Iya ayo.... Masuk yo..." ajakku sambil menggendong Maher dan menuntun Mahesh
" Ouuhh... Cintanya bundaa... Mana jagoan bunda... Aduuhh... Sedih banget sayangnya Ajeng..." ucap istriku sambil mengambil Maher dari pelukanku
" Udah nak... Jangan nangis ya... Kan udah sama bunda...." bujuk istriku.
" Hhiyyah..." jawab maher sambil menyelusupkan wajahnya ke pelukan bundanya. Sementara Mahesh menggeliat dan mempermainkan bibirku lalu perlahan Kembali terlelap dipelukanku.
Waktu adzan subuh tiba dan aku bangkit dari tidurku dengan perasaan yang nyaman.
Kulangkahkan kaki ke kamar mandi, kubasuh sekujur tubuhku dengan air segar yang menyegarkan. Selesai mandi kulaksanakan kewajibanku sebagai mahluk terhadap khaliqnya.
" Hmmmm.... Banguun... Cinta ayaah... Banguun...." kubangunkan istriku
" Mmm... Pagi ayah... Mmmwh..." jawabnya sambil tersenyum. Kupeluk tubuhnya dan kugendong ke kamar mandi.
" Bunda ogin... " komentar Mahesh.
Kami tertawa mendengar celoteh anak kami. Selesai membawa istriku ke kamar mandi Kupeluk kedua jagoanku
" Habis bunda kalian sikat gigi ya..." ajakku
" Iya... " jawab Maher sambil mengantuk.
Mahesh masih tetap mempermainkan bibirku sambil telungkup didadaku.
" Mmm... Udah banguun... Beres bunda shalat Gosok gigi yuu..." ucap istriku
" Ayoo...." jawab sikembar disertai celoteh keduanya
Selesai shalat dan menyikat gigi kedua jagoanku. Kami turun kebawah sambil membawa Ajeng agar bisa di mandikan dan di dandani oleh Nenah
" Bunda... Abang ibaknya sama bunda aja..." ucap Maher
" Kaka juga aah...." ucap Maher
" Iyaa boleeh... Mau sekarang? " tanya istriku sambil menyiapkan perlengkapan Ajeng dan kakak kakaknya
" Hatatatah.... Haaaaaawww....." suara Ajeng terdengar riang
" Hmm.. Hmm.. Cantiik... Jangan teriak teriak naak... " ucap Stephanie yang baru datang semalam.
" tetetet.... Uimm... Hhnng...." suara Ajeng riang melihat Stevy
Mata Ajeng begerak mencari seseorang....
" Adaaa... Pasti cariin ateu ya....?" tanya Rani
" Ge er lu..." komen Budi pendek
" Haaa.... Tetetet... Hkknngg...." seru Ajeng seolah olah minta di gendong
Rani mengambil Ajeng dari gendongan Nenah dan menciuminya.
Celoteh keduanya meramaikan pagi...
" Nong... Kalo pagi ada pasar kue ya? " tanya teh Uzzy
" Ada teh.. Kesana yu..." ajak Rani yang disambut anggukan teh Uzzy
Suasana pagi terasa ceria.. Berbagai perilaku unik dari penghuni rumah menyambut mentari pagi...
" Buleee.... " panggil teteh
" Iya teh... " jawab Vilda
" Kamu pegang keuangan buat acara nanti. Yang butuh apapun harus ke kamu ya sayang..." ucap teteh
Vilda mengangguk.
" Ai kamu make pewarna rambut apaan...?" tanya teteh
" Merk Born Natural..." jawab Vilda
" Mahal? " teteh penasaran...
" Hahahaha.. Teteh... Ini mah bawaan lahir... Hahaha..." jawab Vilda.
" Oooh... Pantesan keliatan alami banget..." sahut teteh sambil membelai rambut Vilda.
"Assalaamu'alaikum...." ucapan salam terdengar dari pintu depan. Sekelompok perawat memasuki ruangan
" Hheei... Meni baru datang...." ucap teteh
Satu persatu mereka bersalaman dengan teteh juga yang lainnya.
" Ri... Udah disiapin perlengkapan buat disana? " tanya kang Pri
" Udah kang... Udah diserahin ke mamang kan..." jawab Ratri
Semua persiapan di chexk and recheck.menjelang keberangkatan
Dan waktu pun merambat menuju siang....
 
Terakhir diubah:
Selasa 29 Desember 2020, 04:03
" Hmmmmhh.... Buundaaaa...... Aha... Aha.... Aaaa..... Bundaaa....." suara Maher menangis memanggil bundanya
" Abang jangan nangiis... Kan aku temenin Abang..." ucap Mahesh menghibur kakaknya
Iandi tertawa ngikik mendengar ucapan Mahesh.
" Abang ayo sama aku kita ke Bunda..." ajak adiknya
Maher bangun mengikuti langkah adiknya
" Asslaaamu'alaikuum... Bundaa... Ayaah... Abang nangis... Aku boleh masuk ngga..." ucap Mahesh
Aku tertawa mendengar ucapan lucu jagoanku
Wajah polos tanpa dosa menatapku masih setengah mengantuk.
Kupeluk keduanya...
" Abang mau bunda ayaah..... Aaaa...." rengeknya diikuti tangis
" Iya ayo.... Masuk yo..." ajakku sambil menggendong Maher dan menuntun Mahesh
" Ouuhh... Cintanya bundaa... Mana jagoan bunda... Aduuhh... Sedih banget sayangnya Ajeng..." ucap istriku sambil mengambil Maher dari pelukanku
" Udah nak... Jangan nangis ya... Kan udah sama bunda...." bujuk istriku.
" Hhiyyah..." jawab maher sambil menyelusupkan wajahnya ke pelukan bundanya. Sementara Mahesh menggeliat dan mempermainkan bibirku lalu perlahan Kembali terlelap dipelukanku.
Waktu adzan subuh tiba dan aku bangkit dari tidurku dengan perasaan yang nyaman.
Kulangkahkan kaki ke kamar mandi, kubasuh sekujur tubuhku dengan air segar yang menyegarkan. Selesai mandi kulaksanakan kewajibanku sebagai mahluk terhadap khaliqnya.
" Hmmmm.... Banguun... Cinta ayaah... Banguun...." kubangunkan istriku
" Mmm... Pagi ayah... Mmmwh..." jawabnya sambil tersenyum. Kupeluk tubuhnya dan kugendong ke kamar mandi.
" Bunda ogin... " komentar Mahesh.
Kami tertawa mendengar celoteh anak kami. Selesai membawa istriku ke kamar mandi Kupeluk kedua jagoanku
" Habis bunda kalian sikat gigi ya..." ajakku
" Iya... " jawab Maher sambil mengantuk.
Mahesh masih tetap mempermainkan bibirku sambil telungkup didadaku.
" Mmm... Udah banguun... Beres bunda shalat Gosok gigi yuu..." ucap istriku
" Ayoo...." jawab sikembar disertai celoteh keduanya
Selesai shalat dan menyikat gigi kedua jagoanku. Kami turun kebawah sambil membawa Ajeng agar bisa di mandikan dan di dandani oleh Nenah
" Bunda... Abang ibaknya sama bunda aja..." ucap Maher
" Kaka juga aah...." ucap Maher
" Iyaa boleeh... Mau sekarang? " tanya istriku sambil menyiapkan perlengkapan Ajeng dan kakak kakaknya
" Hatatatah.... Haaaaaawww....." suara Ajeng terdengar riang
" Hmm.. Hmm.. Cantiik... Jangan teriak teriak naak... " ucap Stephanie yang baru datang semalam.
" tetetet.... Uimm... Hhnng...." suara Ajeng riang melihat Stevy
Mata Ajeng begerak mencari seseorang....
" Adaaa... Pasti cariin ateu ya....?" tanya Rani
" Ge er lu..." komen Budi pendek
" Haaa.... Tetetet... Hkknngg...." seru Ajeng seolah olah minta di gendong
Rani mengambil Ajeng dari gendongan Nenah dan menciuminya.
Celoteh keduanya meramaikan pagi...
" Nong... Kalo pagi ada pasar kue ya? " tanya teh Uzzy
" Ada teh.. Kesana yu..." ajak Rani yang disambut anggukan teh Uzzy
Suasana pagi terasa ceria.. Berbagai perilaku unik dari penghuni rumah menyambut mentari pagi...
" Buleee.... " panggil teteh
" Iya teh... " jawab Vilda
" Kamu pegang keuangan buat acara nanti. Yang butuh apapun harus ke kamu ya sayang..." ucap teteh
Vilda mengangguk.
" Ai kamu make pewarna rambut apaan...?" tanya teteh
" Merk Born Natural..." jawab Vilda
" Mahal? " teteh penasaran...
" Hahahaha.. Teteh... Ini mah bawaan lahir... Hahaha..." jawab Vilda.
" Oooh... Pantesan keliatan alami banget..." sahut teteh sambil membelai rambut Vilda.
"Assalaamu'alaikum...." ucapan salam terdengar dari pintu depan. Sekelompok perawat memasuki ruangan
" Hheei... Meni baru datang...." ucap teteh
Satu persatu mereka bersalaman dengan teteh juga yang lainnya.
" Ri... Udah disiapin perlengkapan buat disana? " tanya kang Pri
" Udah kang... Udah diserahin ke mamang kan..." jawab Ratri
Semua persiapan di chexk and recheck.menjelang keberangkatan
Dan waktu pun merambat menuju siang....
Hatur nuhun double update na suhu...Semoga sehat selalu
 
Selasa 29 Desember 2020,11:47
Semua anggota keluarga berkumpul di ruangan tengah sambil melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
" Beb, Jaket kamu dimana ?" tanya Terry kepada Budi
" Ada di belakang pintu..." jawab Budi
" Punten ambil dulu, biar sekalian siap.." ucap Terry lembut
Budi mengambil jaketnya sekaligus jaket milik Terry dan menyimpannya di sofa ruang tengah
" Yan... Itu dicariin..." ucap Herlambang
" Siapa mas ?" tanya Iandi
" Nda tau mas... Yang jelas dia mau nagih...." ucap Herlambang kalem
" Nagih apa ya..?" Iandi heran lalu melangkah ke ruang depan menemui tamunya
Terdengar percakapan mereka sejenak
" Bas...." Panggil Budi
" Hmm..." jawab Herlambang cuek sambil menyeduh teh manis
" Bas...!" panggil Budi
" Opo tho mas...." Jawabnya masih kalem
" Mas...Kampret lu bikin kaget aja.... itu kan yang nganterin mobil rental !" Iandi sewot karena kaget
" Oh... Kirain pinjol yang nagih...." Jawab Herlambang masih sok cuek
Budi ngakak puas melihat derita yang dialami Iandi, bocah polos beranjak dewasa yang akan melaksanakan acara lamarannya kepada Dinda dalam waktu dekat
" Bang Budi malah ngakak lagi..." Keluh Iandi, sambil nyeruput teh manis milik Herlambang diiringi tatapan masygul dari pemiliknya
Terry ikut ngakak melihat ekspresi Herlambang saat menatap Iandi
Sementara itu di sofa si kembar asyik ngobrol denganku dan bundanya
" Bunda, Abang nanti mau naik kudanya sama ayah aja.." ucapnya
" Ngga mau sama bunda ?" tanya istriku
" Sama bunda juga..." Jawabnya
" Hloh nanti kudanya ngga kuat..." Ucapku
" Kuat tau... Aaa...Ayah mah Ngga tauen sih...." jawab Mahesh sambil menggelendot di punggungku
" Iya ya bang... kudanya kan kuat... ayah belum taueun sih..." ucap Maher memperkuat pendapat adiknya
Istriku tertawa tawa mendengar ucapan jagoan kami
" Kuda memang kuat bang, tapi kalo kebanyakan muatan kuda juga bisa cape nak..." istriku memberi penjelasan sederhana kepada anaknya
" Nanti kalo kudanya cape disuruh bobo siang ngga Bun ?" Tanya Maher
" Ngga tapi disuruh minum dan makan, biar tenaganya ada lagi dan kuat..." ucap istriku
" Nanti Kaka mau tangkep ikan boleh ?" tanya Mahesh manja
" Boleh.... Emang kaka mau nangkep ikan apa nak?" tanyaku
" Kaka mau tangkep ikan hiu..." jawabnya polos
" Abang mau tangkep Ikan paus.." Jawab kakanya sambil memeluk dan menciumi bundanya, seolah olah ia ingin puas bermanja kepada bundanya
" ya kolam uwa ngga cukup kalo naro ikan hiu atau ikan paus nak..." jawabku
" Abang tangkep ikan apa atuh...?" tanyanya masih sambil menggelendot manja pada bundanya
" M.. Ikan Mas sama Nila ya nak..." jawabku dengan tubuh ditindihi oleh Mahesh dan Rani
" Nnnggg Atatatah.... Aaaaaawww.... knnng..." suara Ajeng yang sedang digendong Vilda terdengar nyaring dengan wajah ngambek melihat kakak dan tante nya bermanja kepadaku
" Oo..O...O.. Kesayangan marah marah... Sini nak..." Panggil istriku
Vilda menghampiri kami lalu menyerahkan Ajeng kepada istriku
" Vil.. Nanti ATM Operasional kamu pegang ya... biar mudah ngapa ngapainnya " ucap istriku
" Iya bun, eh.. itu ada yang belum lengkap da bun... Tapi bisa sambil jalan sih belinya..." ucap Vilda
" Apaan ?" tanya istriku
Vilda menyebutkan beberapa Item yang ternyata memang mudah dan banyak dijual di mini market.
Teteh menghampiri kami dan nimbrung bersama kami... saat ngobrol tangannya kadang mempermainkan rambut Vilda atau Rani, walau sesekali mencubit pipi anak anakku atau menggebuk punggungku sambil tertawa mendengar candaanku
" Sini..." Panggil teteh kepada Rani
Rani menghampiri lalu teteh memeluknya
" Mmmh.... gua punya boneka gede.... mmh... " ucap teteh sambil mencubit pipi Rani dengan penuh kasih sayang
Keliatannya teteh dan kang Pri mulai " memasang Barikade Penjagaan " untuk Rani
Rani menyandar manja ke teteh dan teteh balik memeluknya
" Kamu udah lama jalan sama Kiki ?" Tanya teteh
" Baru teh, hehehe..." Jawab Rani
" Berapa lama ?" tanya Teteh
" Sebulan juga belum teh.... Enong juga ngga mau gerabak gerubuk, biar mesra terus kaya bang Dicky sama teh Fitri..." ucapnya sambil mempermainkan jari teteh
" Iya... Pentingin nabung daripada beli Arummanis... Kalo keliatan makanin yang gitu terus awas we... Eh... Pit, pulang liburan si Enong cek lab, gula darah sewaktu sama gula darah puasa " ucap teteh
" Iya teh... " jawab Fitri
" Aa.. Jangan atuh teeh..." rengeknya manja ketakutan
" Ngga apa apa Teh Enong, toh kalo tau kondisi kan keuntungan juga.... bisa antisipasi..." ucap Vilda membesarkan hati Rani
" Yaudah kalo gitu kita test aja sekarang.... Dhilla..." Panggil teteh
" Ya teh..." jawab Dhilla
" Kamu bawa alat test gula darah ngga " tanya teteh
" Bawa... Dhilla ambil dulu ya" jawab Dhilla
" Aaa... teteh mah aa..." rengek Rani
" Kunaon Bu ?" tanya kang Pri santai
" Si Enong di test gula darah dulu... Makanannya kan yaaa..." ucap teteh dengan raut khawatir
" Iya... Bener... Bener..." Jawab kang Pri
" Ii kaaaang.. aaa..." Renek Rani menjadi sambil menelusupkan mukanya di pelukan teteh
" Ngga sakit ngaco... Kamu mah sama yang gitu aja takut... jiga we lanceukna..." omel kang Pri, sementara Fikri ngga bisa berkutik karena Rani ada di pelukan teteh
" Lanceukna siapa kang ?' tanyaku
" Maneh tah... Takut jarum suntik...." jawabnya saklek
Aku hanya bisa nyengir, sementara Budi berjoget meledek nasibku
" Ini teh... " ucap Dhilla sambil menunjukkan alat test gula darah
" Sok di test gula darah si Enong..." ucap teteh sambil memeluk erat Rani
Dhilla melakukan perintah teteh, sementara Rani ketakutan dipelukan teteh
" Awww...." Keluh Rani Pendek
" Udah da..." Jawab Dhilla sambil menyeka luka Rani menggunakan Alcohol Swab
" Oh udah...?" tanya Rani
Lalu Dhilla memasukkan panel berisi darah kealat test. sejenak kami menunggu dan akhirnya hasil test muncul dan memberikan nilai 178mg/dl.
" Masih normal sih... walaupun cenderung tinggi..." Komentar Dhilla
" Kan... bener kecurigaan teteh... Kurangin gula ya Nong..." Pinta teteh sambil memeluk Rani
" Iya..." Jawab Rani
" Terus ini mau siap siap Shalat ngga ? Mau jalan ngga ?" tanya kang Pri
" Eh Iyaa...." Jawabku
Kamipun segera mempersiapkan diri untuk melakukan Shalat dilanjut dengan persiapan keberangkatan ke Nyalindung
Selesai Shalat...
" Bas nanti kamu orang berangkat Seng boleh pakai batik ya.." ucap Dennis
" Yo nda tho nis... aku udah siapin ini kok..." Jawab Herlambang
Ia memperlihatkan kaus yang dipakainya yang bertuliskan " Biar Lelah asal Jadi Lillah..."
Aku tertawa sambil kagum dengan kata kata dikaus yang ia cetak, sederhana tapi dalam maknanya
Aku memakai T Shirt dan celana Jeans, kakiku dibungkus sendal gunung, Istriku memakai Jeans Pinsil Biru tua, Kaus putih dengan manset senada, Jilbab lilit Hitam membungkus kepalanya, Rani memakai pakaian sewarna dan senada dengan Vilda dan Stepahnie. Hanya saja Vilda mencoba memakai Jilbab simple.
" Bule...! Anjiirr.... Ni geulis adi aing..." komen A wawan kagum mengomentari dandanan Vilda
" Aa... Kamu cantik banget..." Ucap istriku sambil mencubit pipi Vilda
wajah Vilda bersemu merah karena malu dan bahagia
" Budiii... Bud... Yang lain kapan dijemput ?" Tanya teteh...
" Dijemput ? Kan bareng naik travel sewaan...." jawab Budi
" Ooo... Ya udah..." jawab teteh lega
Tak lama kemudian kami sudah siap berangkat... Perlahan kendaraan terdepan mulai jalan perlahan...
" Hati hati yaaa... jangan ngebut..." ucap Herlambang sambil melambaikan tangannya, lalu ia bertolak pinggang seolah olah sedang melepas kepergian kerabatnya
Tiba tiba.....
" Basukiiiii... Naik !!!!" Seru A Yahya sambil melotot
" Oh iya... iya... iya..." Jawabnya sambil tergopoh menuju mobil
Teh Ita tak mampu menahan tawanya melihat kejadian itu, sementara Yang melihat kejadian itu hanya bisa menepuk jidat sambil ngomel panjang pendek

Selasa, 29 Desember 2020, 15:21
Kami telah tiba di persimpangan jalur lingkar luar Sukabumi, kami berhenti sejenak untuk meluruskan punggung sambil menanti angota team yang lain
" Nong... sama Vilda beli kebutuhan yang belumlengkap gih..." ucap istriku
" Beli dimana teh ?" tanya Rani
" Di minimarket aja..." jawab Istriku
" Nong, nitip nong... Hun minta duit hun.." ucap Budi. Terry memberi uang kepada Budi untuk membeli kebutuhannya. Budi pun menyebutkan kebutuhan yang ingin ia titip untuk dibelikan
" Bule... teteh beliin air mineral ya.." ucap teteh kepada Vilda
Vilda mengangguk
Setelah beberapa waktu menunggu team yang tertinggal, akhirnya mereka datang.
" Sok yang mau Shalat tuh Masjidnya..." Ucap kang Pri
Semua turun dan melaksanakan shalat kecuali Dennis
" Kriting... kamu kenapa diam aja ngga shalat..?" Tanya kang Pri
" Beta Non muslimkakang..." Jawab Dennis
" Eh heueuh...Maaf ya... maaf..." Ucap kang Pri sambil mengusap bahu Dennis yang disambut senyuman Dennis
" Kakang... Beta ada liat tukang Jual Duren kang..." Ucap Dennis tiba tiba
" Mana..? Mana..?" tanya kang Pri antusias
" Itu dijalan seberang..." jawab Dennis
" Seberang jalan Nis..." Koreksi Herlambang
" Hih... Kamu selalu ada dengar kalau beta salah koh ?" Protes Dennis
" Yaaa... Telingaku sehat kok.." Jawab Herlambang cuek
Lalu keduanya kembali asyik berdebat tak tentu arah sambil menemani kang Pri menyeberang ke arah tukang durian, tak lama berselang ketiganya asyik menikmati durian yang dibelah oleh penjualnya
" Aeh.. Aeh... si akang ngga ngajak..." Protes papap
" Pap... hayu pap..." Ajak kangPri
Tak lama kami semua mulai menyantap durian
Manjanya bocil kami ikut meramaikan suasana, bahkan sepasang pengantin baru menatap ketiga anak kami saat sedang bercanda dengan kakak kakaknya dan meminta izin kepada istriku agar istrku mau mengusap perutnya dengan harapan agarcepat hamil.
Selesai menikmati duren dan membawa sisa duren yang tak habis, kami melanjutkan perjalanan ke Nyalindung.
Akhirnya tepat sebelum waktu mgahrib kami tiba di Nyalindung. @samcoki yang berjanji akan ikut pun ternyata sudah berada disana, dan protes karena ngga diajak makan duren.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd