The Iceman
Tukang Semprot
- Daftar
- 1 Apr 2012
- Post
- 1.063
- Like diterima
- 13.962
Sementara itu....
Nirina melangkah menuju meja untuk mengambil remote TV. Langkahnya yang gemulai membuat siapapun yang melihat bernafsu memeluk tubuh indahnya. Hal.ini membuat niat jahil Eka membara
" Oouuhh... Kaaa.. Jangan dulu...aah...." desah Nirina saat vibrator di memeknya bergetar mengikuti pola yang dipilih Eka.
Tubuh Nirina bergetar
" Aa... Ekaa... Jangaan... Hhhmm....aaa...." desahnya diikuti tubuhnya yang menggelinjang disertai cairan yang mengucur dari vaginanya, tangannya bersandar di pegangan sofabed.
Eka menghampiri Nirina dan memeluknya lalu bibir merekah milik Nirina dilumatnya
" Kamu jahat..." desahnya manja sambil menggelendot manja memeluk leher Eka
" Tapi kamu suka kan ? Hehehe..." goda Eka masih menciumi bibir merah merekah Nirina
" Hmmm... Iya..." jawab Nirina malu
Nirina lalu menyusupkan wajahnya ke dada Eka dan mengecup dada itu.
Nirina membersihkan paha dan memeknya menggunakan handuk kecil
" Nakal... " ucap Nirina sambil meremas lembut buah dada Eka.
Sesaat kemudian keduamya sudah terlibat dalam obrolan ringan. Diiringi dekapan hangat dan tawa mesra keduanya.
Tidak jauh dari sana
" Aku harus cari jalan supaya bisa keluar dari sini. Aku harus bisa merebut lagi Johan dari tangan perawat kere itu." icap Nona di sel tahannya
" Kamu jangan hanya mikirin itu... Ada hal.penting yang harus kamu ikut pikirin... " ucap bu Mega.
" Apa itu ma? " tanya Nona
" Dokumen perjanjian dengan Tjahyo dan Novanto. Dokumen itu harus lenyap. Ngga boleh ada yang menemukan... " ucap bu Mega
" Hmm...." Nona tampak berfikir
" Ma... Aku udah punya cara gimana supaya bisa menghancurkan dokumen itu.... Mama ikut alur ya ma..." ucap Nona
Senyuman licik tersungging
Lalu Nona membisikkan rencananya kepada mamanya. Setelah itu mereka berdua menyunggingkan senyuman licik biadab karena merasa yakin bahwa rencana mereka akan berhasil.
Senin, 28 Desember 2020, 20:11
" Ateeuu.... Ateu Say.... Abang mau susu...." rengek Abang dengan mata layu
" Kaka juga mau aah..." rengek adiknya
" Atatatatah... Hnnnng... Uumm... Atatatah..." Ajeng menimpali
" Uu... Bayi sotooooy.... " komen teh Minah
" Bu... Bu... Perasaan Raka mah de Ajeng bakal jadi penerus perusahaan Om Dicky da... Kalo Mael sama Maes mah make seragam Loreng...." ucap Raka sambil melihat wajah Ajeng.
"Ah kamu kaya Ki Prana Lewu aja ka..." jawab Teh Minah
" Aamiin...." jawabku
" Jadi apapun juga selama itu berguna bagi banyak orang ngga akan jadi masalah..." jawab kang Pri
Berbagai komentar meluncur menanggapi pernyataan Raka. Baik yang serius maupun konyol
Abang dan kaka mulai menikmati susu botol dengan gayanya. Maher bersandar pada istriku. Sementara Mahesh telungkup dipangkuanku.
" Atatatah... Nanana... Uuu... Mmmm.hkkng...." suara Ajeng ngomel diiringi tawa yang mendengarnya
Tak lama kemudian kedua balita lincah tertidur.
" Abang sama kaka jam.segini bobo. Ntar malem susah bobo geura..." ucap teteh khawatir
" Biasanya mah ngga pernah bangun malem... Subuh paling...." ucap Teh Minah
" Oo... Ya udah..." jawab Teteh lega
" Makanan bentar lagi mateng. Panggil dulu gih yang di Mess..." ucap teh Ervin
" Pras kesini ngga? " tanya kang Pri
" Assalaamu'alaikum...." suara pak Pras terdengar
Serentak kami menjawab
" Panjang umur alus milik..." komen a Wawan
Pak Pras tersenyum. Sementara Meylin menyiapkan makanan bawaannya bersama Silvia. Ada ayam Hainan dan Bebek Peking yang legendaris. Sementara teh Ervin menyiapkan makanan pelengkap lainnya. Karena sebelumnya sudah dikabari oleh Meylin.
Aku memindahkan Abang dan Kaka ke Sofa. Sementara bundanya menciumi pipi keduanya dengan gemas dan penuh sayang
" Bun... Ntar Abang tidurnya bantut geura... Rewel jadinya...." protes Vilda yang di tanggapi dengan senyuman jahil.
" Hayo makan..." ajak Teh Ervin
Semua menyerbu makanan yang tersaji. Sementara Rani berinisiatif memisahkan lauk untuk keponakannya yang tertidur lebih dahulu.
" Buat siapa nong? " tamya Fikri
" Buat Abang sama Kaka... Takut ntar malem bangun pengen makan..." ucapnya
Fitri melanjutkan makan malamnya sambil di celimitin oleh Rani. Tak lupa aku, istriku dan juga teteh ikut menyuapinya.
" Teh.. Aku laporan rencana permainan buat di nyalindung. Kayanya kita perlu tambahan permainan. Aku ngusulin teka teki silang sama kata berkait.... " ucao Rani kepada istriku
" TTS mah padiem diem atuh..." ucap istriku
" Ya ngga... Pokonya TTS nya sesuai dengan kearifan keluarga kita...." sanggah Rani
" Hmmm... Boleh... Boleh.." istriku mulai antusias.
Budi dan Yahya terlihat sedang menyanyikan sebuah lagu milik Ruth Sahanaya. Saat refrain aku ikut menyanyikan lagu itu sambil memeluk erat istriku
" Kaulah segalanya untukku
Kaulah curahan hati ini...
Tiada mungkin ku melupakanmu
Tiada lagi yang kuharap hanya kau seorang...."
Lalu kukecup dahinya dengan mesra
Yahya menyimpan gitarnya lalu....
" Wahai kerang ajaib... Sisakan sedikit bucin untuk kami..." ucapnya sambil berlutut
" Iya..." Herlambang menimpali
" Elu ngomong sama siapa Bas? " tanya Budi yang juga berlutut
" Nda tau mas... Aku ngikuti mas Yahya..." jawabnya simple
"Yaa.. Perusak ritual...." protes Cipot
" Tau nih.. " sambut Revka
Istriku ngakak sampai menyembunyikan wajahnya di bahuku
Sementara yang lain udah ngga karuan menertawakan polah mereka
Berbagai komen dari keponakanku terlontar mesra.
Malam pun tiba. Kami beranjak menuju kamar masing masing untuk beristirahat.
" Ayaah.. Mmmmwah.... Makasih ya kemesraan barusan..." ucap istriku
" Ayah yang terimakasih sama bunda. Karena binda udah memberikan kebahagiaan luar biasa untuk ayah.... " jawabku
Kupeluk dirinya dan kukecup lembut bibirnya. Kami melangkah menuju ranjang dan merebahkan tubuh kami untuk beristirahat.
Pelukan erat mewarnai malam
Redakan rimdu yang menyekap
Rasa kasihku tak akan pernah padam
Rasa cinta akan selalu.mendekap
Nirina melangkah menuju meja untuk mengambil remote TV. Langkahnya yang gemulai membuat siapapun yang melihat bernafsu memeluk tubuh indahnya. Hal.ini membuat niat jahil Eka membara
" Oouuhh... Kaaa.. Jangan dulu...aah...." desah Nirina saat vibrator di memeknya bergetar mengikuti pola yang dipilih Eka.
Tubuh Nirina bergetar
" Aa... Ekaa... Jangaan... Hhhmm....aaa...." desahnya diikuti tubuhnya yang menggelinjang disertai cairan yang mengucur dari vaginanya, tangannya bersandar di pegangan sofabed.
Eka menghampiri Nirina dan memeluknya lalu bibir merekah milik Nirina dilumatnya
" Kamu jahat..." desahnya manja sambil menggelendot manja memeluk leher Eka
" Tapi kamu suka kan ? Hehehe..." goda Eka masih menciumi bibir merah merekah Nirina
" Hmmm... Iya..." jawab Nirina malu
Nirina lalu menyusupkan wajahnya ke dada Eka dan mengecup dada itu.
Nirina membersihkan paha dan memeknya menggunakan handuk kecil
" Nakal... " ucap Nirina sambil meremas lembut buah dada Eka.
Sesaat kemudian keduamya sudah terlibat dalam obrolan ringan. Diiringi dekapan hangat dan tawa mesra keduanya.
Tidak jauh dari sana
" Aku harus cari jalan supaya bisa keluar dari sini. Aku harus bisa merebut lagi Johan dari tangan perawat kere itu." icap Nona di sel tahannya
" Kamu jangan hanya mikirin itu... Ada hal.penting yang harus kamu ikut pikirin... " ucap bu Mega.
" Apa itu ma? " tanya Nona
" Dokumen perjanjian dengan Tjahyo dan Novanto. Dokumen itu harus lenyap. Ngga boleh ada yang menemukan... " ucap bu Mega
" Hmm...." Nona tampak berfikir
" Ma... Aku udah punya cara gimana supaya bisa menghancurkan dokumen itu.... Mama ikut alur ya ma..." ucap Nona
Senyuman licik tersungging
Lalu Nona membisikkan rencananya kepada mamanya. Setelah itu mereka berdua menyunggingkan senyuman licik biadab karena merasa yakin bahwa rencana mereka akan berhasil.
Senin, 28 Desember 2020, 20:11
" Ateeuu.... Ateu Say.... Abang mau susu...." rengek Abang dengan mata layu
" Kaka juga mau aah..." rengek adiknya
" Atatatatah... Hnnnng... Uumm... Atatatah..." Ajeng menimpali
" Uu... Bayi sotooooy.... " komen teh Minah
" Bu... Bu... Perasaan Raka mah de Ajeng bakal jadi penerus perusahaan Om Dicky da... Kalo Mael sama Maes mah make seragam Loreng...." ucap Raka sambil melihat wajah Ajeng.
"Ah kamu kaya Ki Prana Lewu aja ka..." jawab Teh Minah
" Aamiin...." jawabku
" Jadi apapun juga selama itu berguna bagi banyak orang ngga akan jadi masalah..." jawab kang Pri
Berbagai komentar meluncur menanggapi pernyataan Raka. Baik yang serius maupun konyol
Abang dan kaka mulai menikmati susu botol dengan gayanya. Maher bersandar pada istriku. Sementara Mahesh telungkup dipangkuanku.
" Atatatah... Nanana... Uuu... Mmmm.hkkng...." suara Ajeng ngomel diiringi tawa yang mendengarnya
Tak lama kemudian kedua balita lincah tertidur.
" Abang sama kaka jam.segini bobo. Ntar malem susah bobo geura..." ucap teteh khawatir
" Biasanya mah ngga pernah bangun malem... Subuh paling...." ucap Teh Minah
" Oo... Ya udah..." jawab Teteh lega
" Makanan bentar lagi mateng. Panggil dulu gih yang di Mess..." ucap teh Ervin
" Pras kesini ngga? " tanya kang Pri
" Assalaamu'alaikum...." suara pak Pras terdengar
Serentak kami menjawab
" Panjang umur alus milik..." komen a Wawan
Pak Pras tersenyum. Sementara Meylin menyiapkan makanan bawaannya bersama Silvia. Ada ayam Hainan dan Bebek Peking yang legendaris. Sementara teh Ervin menyiapkan makanan pelengkap lainnya. Karena sebelumnya sudah dikabari oleh Meylin.
Aku memindahkan Abang dan Kaka ke Sofa. Sementara bundanya menciumi pipi keduanya dengan gemas dan penuh sayang
" Bun... Ntar Abang tidurnya bantut geura... Rewel jadinya...." protes Vilda yang di tanggapi dengan senyuman jahil.
" Hayo makan..." ajak Teh Ervin
Semua menyerbu makanan yang tersaji. Sementara Rani berinisiatif memisahkan lauk untuk keponakannya yang tertidur lebih dahulu.
" Buat siapa nong? " tamya Fikri
" Buat Abang sama Kaka... Takut ntar malem bangun pengen makan..." ucapnya
Fitri melanjutkan makan malamnya sambil di celimitin oleh Rani. Tak lupa aku, istriku dan juga teteh ikut menyuapinya.
" Teh.. Aku laporan rencana permainan buat di nyalindung. Kayanya kita perlu tambahan permainan. Aku ngusulin teka teki silang sama kata berkait.... " ucao Rani kepada istriku
" TTS mah padiem diem atuh..." ucap istriku
" Ya ngga... Pokonya TTS nya sesuai dengan kearifan keluarga kita...." sanggah Rani
" Hmmm... Boleh... Boleh.." istriku mulai antusias.
Budi dan Yahya terlihat sedang menyanyikan sebuah lagu milik Ruth Sahanaya. Saat refrain aku ikut menyanyikan lagu itu sambil memeluk erat istriku
" Kaulah segalanya untukku
Kaulah curahan hati ini...
Tiada mungkin ku melupakanmu
Tiada lagi yang kuharap hanya kau seorang...."
Lalu kukecup dahinya dengan mesra
Yahya menyimpan gitarnya lalu....
" Wahai kerang ajaib... Sisakan sedikit bucin untuk kami..." ucapnya sambil berlutut
" Iya..." Herlambang menimpali
" Elu ngomong sama siapa Bas? " tanya Budi yang juga berlutut
" Nda tau mas... Aku ngikuti mas Yahya..." jawabnya simple
"Yaa.. Perusak ritual...." protes Cipot
" Tau nih.. " sambut Revka
Istriku ngakak sampai menyembunyikan wajahnya di bahuku
Sementara yang lain udah ngga karuan menertawakan polah mereka
Berbagai komen dari keponakanku terlontar mesra.
Malam pun tiba. Kami beranjak menuju kamar masing masing untuk beristirahat.
" Ayaah.. Mmmmwah.... Makasih ya kemesraan barusan..." ucap istriku
" Ayah yang terimakasih sama bunda. Karena binda udah memberikan kebahagiaan luar biasa untuk ayah.... " jawabku
Kupeluk dirinya dan kukecup lembut bibirnya. Kami melangkah menuju ranjang dan merebahkan tubuh kami untuk beristirahat.
Pelukan erat mewarnai malam
Redakan rimdu yang menyekap
Rasa kasihku tak akan pernah padam
Rasa cinta akan selalu.mendekap
Terakhir diubah: