Episode 7 : Isi Handycam part-3.2
Dea
Krek..Krek..Srek..Srek…”uugh..agh...jangan tuan...ough…” desahan protes Dea terhadap perbuatan Hiro padanya
Saat ini kulihat Dea yang menggunakan kostum maid sedang dipeluk dari belakang oleh Ryuji sambil tetap meremas dada Dea dengan lembut, sesekali menciumi belakang telinga Dea, leher, dan bibirnya. Sementara itu Hiro sedang mencukur bulu kemaluan Dea.
“nah, ginikan jadi enak dilihatnya. Hahaha” ucap Hiro yang sudah selesai mencukur bulu kemaluan pacarku dan diikuti oleh tawa dari ketiga pria yang ada di ruangan itu.
Slruup…Slruup…
“ough…ah…mmpph…Enak… terus…” desah Dea ketika tiba-tiba saja Hiro langsung menjilati memek Dea yang sudah basah karena tubuhnya yang dari tadi dirangsang terus.
“ah..iya…terrruuss…Dea…Dea…mau muncrat….” Desahan Dea ketika akan mencapai orgasmenya.
Tiba-tiba saja Hiro langsung menjauhkan kepalanya dari memek Dea, begitu pula dengan Ryuji yang melepaskan pelukannya dan menarik tangan Dea keatas kepalanya dan memeganginya.
Jadilah posisi Dea saat ini sedang tidur terlentang dengan tangan diatas kepalanya dan dipegangi oleh Ryuji. Tubuh Dea menggeliat tidak karuan berusaha melepaskan pegangannya dan kedua pahanya digesek-gesekkan berusaha untuk merangsang dirinya.
“ah….tuan…Dea mohon….” Teriak Dea memelas, memohon agar dituntaskan hasratnya namun hal tersebut hanya direspon oleh tawa dari ketiga orang jepang tersebut.
Beberapa saat kemudian ketika gejolak orgasmenya sudah mereda barulah Ryuji melepaskan pegangannya.
“enak Dea? Hahaha” Ledek Hiro kepada Dea yang tidak di jawab. Dea hanya menundukkan kepalanya saja. Terlihat jika Dea sangat amat malu direndahkan seperti itu.
“yaudah, sekarang kamu ke kamarnya si Taka, ambil baskom yang sudah terisi dan juga jika dia menginginkan dirimu turutilah. Paham?” kata Ryuji menjelaskan kepada Dea dan dijawab oleh anggukan kepala Dea.
Lalu Dea bangkit dari kasur, membenarkan rok dan pakaiannya yang sedikit acak-acakan karena ulah Ryuji dan Hiro. Setelah itu Dea berpamitan dengan membungkukkan badan dan meninggalkan kamar itu.
Karena aku sudah lihat apa yang terjadi di kamar Taka, maka kufokuskan menonton percakapan diantara mereka bertiga. Tidak ada yang menarik karena selalin mereka berbicara pakai bahasa jepang yang aku kadang tidak paham mereka juga membicarakan bisnis.
“Dea lama sekali ya? Mungkin si Taka lagi test-drive hahaha” ucap Ryuji membuka topik yang sangat kunantikan.
“bisa jadi, bisa jadi. Jadi pengen juga nih.” Respon dari Hiro mengomentari perkataan ryuji.
“kan kalian dari kemarin sudah, nanti aku ingin quality time.” Ucap Akira-san yang membuatku dan kedua orang tersebut terkejut.
Memang jika kuingat-ingat dari kemaren Akira-san hanya merekam dan mengocok serta sesekali minta dioral oleh pacarku walau hanya sebentar.
“oke..oke.. tapi nanti malam kita coba eksperimen ke Dea, hahaha” ucap Ryuji kepada kedua rekannya tersebut.
“yakin kamu? Aku tidak tega, mending ke Anggi saja.” Protes Hiro
“eh Akira, itu si Dea jangan sampai rusah dulu lho. Kita juga mau. Haha” sambung Hiro.
“kita liat nanti saja, apakah Dea sudah siap atau belum. Yang penting apakah kau bawa obatnya?” tanya Akira-san menengahi perdebatan antara Ryuji dan Hiro mengenai pacarku.
Lalu Ryuji mengeluarkan botol kecil berisi cairan warna putih dan sebuah suntikan yang masih segel. Sepertinya mereka akan menggunakan nartkotika yang aku tidak tahu jenisnya.
‘bagus jika sudah kamu bawa, biar nanti aku pakaikan kepada Dea. Lalu nanti malam hingga besok malam kita bisa mencoba hasilnya,. Hahaha” kata Akira-san yang diikuti tawa kedua rekannya tersebut.
“Apa yang akan mereka lakukan pada pacarku?” ucapku sambil membenarkan headsetku.
Tok…tok…tok…
“hai’…” jawab Akira-san. Lalu masuklah pacarku Dea dengan membawa baskom yang berisi cairan squirt dari Anggi dan juga cairan cinta Dea serta sperma dari Taka.
“permisituan, ini pesanannya…” kata Dea lembut sambil menunjukkan baskom tersebut.
Tiba-tiba saja terdengar suara Ryuji “sekarangkah Akira?”
“iie…Nanti malam saja ketika kita pesta BBQ biar hangat, hahaha” jawab Akira-san yang diikuti oleh tawa dari Ryuji dan Hiro.
“kamu letakkan di ruang tamu saja.” Perintah Hiro yang langsung dituruti oleh pacarku.
Kulihat Dea keluar kamar lagi dan beberapa saat kemudian kembali lagi kedalam kamar.
“sudah tuan..” ucap Dea sambil menundukkan badannya.
Setelah itu kulihat Hiro dan Ryuji keluar meninggalkan Akira-san dan Dea berduaan seperti rencana mereka.
Lalu kulihat Akira-san membuka laptopntya “kamu duduk di kasur situ.” Perintah Akira-san kepada Dea.
Beberapa saat kemudian Akira-san duduk di sebelah Dea, dan aku melihat ekspresi Dea sangat terkejut.
“sudah, nikmati saja…” kata Akira-san sambil duduk di sebelah Dea dan tangan kanannya mulai merangkul pacarku.
Uggghhh… eeeennnnhhhaaak….. tttteeeeerrruusss…. Ah..ah..ah..
tiba-tiba aku mendengar suara desahan dari Dea tapi di monitor aku melihat Dea sedang berciuman dengan Akira-san. Jangan-jangan yang di laptop adalah vidio hasil rekaman Akira-san?
“jangan disebarin…saya mohon…mmpphh….” Kata Dea memohon lalu kembali mulutnya dilahap oleh Akira-san.
“tenang saja, selama kamu nurut bakal semua aman.” Ucap Akira-san.
Aku berusaha mengabaikan suara desahan-desahan yang keluar dari laptop Akira-san. Namun tubuhku menolak, kontolku yang tadi lemas sekarang sudah bangkit kembali dan perlahan aku mulai mengocoknya pelan sambil menikmati pacarku akan dicumbu oleh orang lain untuk yang kesekian kalinya.
Kulihat Akira-san mulai menciumi leher pacarku “ohh…jangan ditandai….mmpphh…” suara yang keluar dari mulut pacarku. Akira-san hanya tersenyum kecut
Cumbuannya berpindah kembali ke bibir Dea. Lalu Akira-san merubah posisinya menjadi di depan Dea lalu mendorong tubuh pacarku berbaring sambil tetap berciuman.
Slruup..Slruupp..
suara bibir dan lidah mereka beradu. Setelah puas dengan bibir Dea, Akira-san berpindah ke dada pacark. Diremasnya lembut dari luar kostum maid yang Dea kenakan.
“sudah pengen ya? Nih lihat sudah tegang. Hahaha” ejek Akira-san sambil memainkan puting pacarku yang sudah menegang dibalik kostumnya karena Dea tidak mengenakan bra.
Lalu Akira-san langsung menyedot susu pacarku dari luar kostumnya dan terlihat makin jelas putting pacarku yang pink itu menonjol. “tuhkan sudah kubilang. Hahaha” ejek Akira-san lagi.
Dibukanya perlahan kostum bagian atas pacarku dan dilepaskannya namun hanya menyisakan dasi pita dileher Dea. Kembali Akira-san melahap dada pacarku secara bergantian kiri-kanan yang membuat pacarku mendesah.
“ough…eeenakk… terus…iiyaaa…teruss…” suara desahan yang keluar dari mulut Dea.
Cumbuan Akira-san berpindah dari dada pacarku ke bibir pacarku dan menciuminya dengan ganas. Tangan kanan Akira-san yang semula meremasi dada pacarku kini mulai turun perlahan, meraba perut dan pusar Dea yang sontak membuat Dea mengejang kegelian lalu turun menuju ke selangkangan Dea.
“ough…enak tuan…teruss…mmpphh…” Desah Dea semakin keras ketika Akira-san memainkan jarinya di memek Dea.
Digesek-gesekkan jarinya dibibir vagina Dea, lalu jari tengah Akira-san mulai masuk ke memek Dea dan ibu jari Akira-san merangsang clitoris Dea. Perlahan-lahan dan makin lama makin cepat lalu melambat lagi. Dipermainkan memek Dea seperti itu membuat Dea semakin blingsatan.
“ough.. terus..iya…terus…Dea..Dea.. mau..pipiiis…” Desahan Dea diikuti dengan orgasmenya yang sempat tertunda tadi.
Tubuh Dea bergetar menikmati orgasmenya namun Akira-san tetap memainkan jarinya di memek Dea yang membuat Dea semakin kegelian.
“sial..apakah Akira-san akan membuat Dea squirt juga?” umpatku sambil mengocok penisku.
“ah…udah..bentarr..geli..geli..ampun tuan..” protes desahan Dea sambil menggerakkan tubuhnya berusaha melepaskan tubuhnya terutama memeknya yang masih dipermainkan oleh Akira-san.
Akira-san tidak menjawab dan ia malah menyedot putting pacarku yang sudah menegang keras. Lalu tangan Akira-san sudah tidak bergerak keluar masuk lagi di memek Dea. Jari tengah dan manis Akira-san masuk kedalam memek Dea dan sepertinya bergerak memutar didalam sana.
“ough…Akiraaa-Saaan…Dea…pipis lagi..” desahan Dea menandakan bahwa dirinya mendapatkan orgasmenya yang kedua dalam waktu yang singkat.
Akira-san mengeluarkan tangannya dari memek Dea dan terlihatlah memek Dea yang sedikit berkedut sambil mengeluarkan cairan cinta yang berwarna putih pekat seperti sprema dan berbuih.
“ough…” lenguh pacarku ketika Akira-san kembali memasukkan jarinya kedalam memek Dea lalu ditarik lagi keluar namun ia seperti menyerok sesuatu.
Dan benar saja ketika ditarik keluar tangan Akira-san terdapat cairan putih kental dijari dan telapak tangannya. “Buka mulutmu” perintah Akira-san yang tiba-tiba.
Sepertinya Dea paham dengan apa yang akan dilakukan Akira-san, pacarku memilih untuk menutup rapat mulutnya dan menggelengkan kepalanya lemah.
“aku hanya ingin menciummu.” Bujuk Akira-san dan lalu mencium bibir Dea.
Setelah itu Akira-san melepaskan ciumannya “keluarkan lidahmu” dan langsung saja Dea mengeluarkan lidahnya.
“mmpphh…mmphhmm..hoek…” suara Dea ketika Akira-san langsung saja memasukkan tangannya yang penuh dengan cairan cinta Dea keadalam mulut Dea.
“hahaha, enakkan?” ucap Akira-san dengan eskpresi yang sangat puas. Setelah itu Akira-san mengeluarkan tangannya dan mengusapkan ke wajah Dea.
“mmphh…gk mau tuan…ampuun…” protes Dea sambil memalingkan wajahnya berusaha menghindari tangan Akira-san.
Aku yang melihat pacarku tersiksa seperti itu menjadi sangat bernafsu namun aku menjaga tempoku suapaya tidak cepat muncrat. Perlahan-lahan aku menikmati pacarku tersiksa seperti itu sambil mengocok kontolku yang sudah tetang maksimal.
Setelah itu Akira-san menyudahi kegiatannya dan mulai mengangkangi wajah Dea. Kupikir Akira-san akan minta dioral namun dugaanku salah. Akira-san mengeluarkan tali dari sakunya dan mengikat tangan Dea keatas jadi satu dan mengikatnya di ranjang.
“sekarang waktunya nyicip bagian bawahmu yang membuat mereka berempat ketagihan. Hahaha” ucap Akira-san sambil membuka celananya.
Dea yang sudah pasrah tidak banyak bicara maupun melawan. Setelah Akira-san selesai melepaskan celananya dia berpindah ke selangkangan Dea dan di bukanya kaki pacarku sehingga nampkalah vagina pacarku dengan jelas.
“ough…” desahan pacarku ketikan Akira-san mulai memasukkan penisnya.
Plok..plok..plok..
“ah..ough..uh…uh…” desahan dari kedua insan yang sedang bersetubuh itu.
Akira-san dengan semangat menggenjot memek Dea dan sesekali menyedot putting pacarku.
“AHH…SAKIITT…” teriakan Dea ketika Akira-san dengan sengaja mengigit putting pacarku dan ditariknya.
“AHH…AMPPUUNNN…SAKIIIITT… LEPAS…LEPAS…” teriakan Dea semakin keras ketika Akira-san sedikit mengunyah putting Dea.
Dea yang kesakitan meliuk-liukkan tubuhnya berusaha melepaskan diri namun tangannya yang terikat membuat semua usahanya menjadi sia-sia.
Plak…plak…plok..plok…
“ough…ah…sakit…udah..udah…” teriakan dan desahan Dea ketika Akira-san terus menggenjotnya sambil menampar susu Dea.
Nampak raut wajah puas dari Akira-san ketika dada Dea muali kemerahan akibat perbuatannya. Akira-san yang sepertinya sangat terangsang melihat lawannya berteriak kesakitan menambah tempo genjotannya.
PLOK…PLOK..PLOK…
“augh…ah…ah..pellaan..pelann…ugh…” desahan Dea yang membuatku semakin bersemangat mengocok kontolku.
“oh..oh..oh…ayo Dea, teriak..teriak…menangis jika perlu, memohonlah…!!” Plak…plak..plak…
desahan Akira-san sambil tetap menggenjot Dea dengan tempo cepat dan menampari susu Dea yang bergerak seirama dengan sodokan Akira-san.
“sakit…ampun..ampun..iya…ah..ah..ah..” desahan dan teriakan Dea sepertinya dia sedang kesakitan namun sedikit merasakan enak.
“oh…ampun tuan… Dea..Dea..pipis lagi…ahhh….” Desahan teriakan Dea ketika ia mendapatkan orgasmenya yang ketiga.
“dasar mahasiswi laknat..oh..oh..kamu keluar duluan… dasar ayam kampus… ah..ah..” Umpat Akira-san sambil tetap menggenjot pacarku namun kali ini lebih cepat tanpa memikirkan pacarku yang baru saja orgasme.
PLAK…
Aku terkejut ketika Akira-san mendadak menapar wajah pacarku.
“hu..hu..sakiiit…ampuun…ah..ah..mmph…” tangis Dea pecah seketika.
Aku yang meilhat hal tersebut menjadi geram, karena aku saja tidak pernah menapar Dea seperti itu. Namun Akira-san tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot tubuh Dea yang terikat lemas.
“menagislah…memohonlah…ah..aku keluar…” teriakan Akira-san diikuti dengan sodokan keras menandakan bahwa dirinya sudah muncrat.
Kulihat tubuh Dea tersentak kaget menerima siraman hangat sperma dari Akria-san. Setelah itu Akria-san mencabut kontolnya dan melalukan hal seperti tadi. Ia memasukkan tangannya kedalam memek Dea dan mengorek sperma serta cairan cinta Dea.
Dea yang masih menangis dan shock serta kelelahan setelah dilanda orgasme yang ketiganya hanya bisa pasrah ketika Akira-san mulai membuka paksa mulutnya dan memasukkan tangannya yang terdapat sperma dan cairan cinta dari Dea.
“hoeek…hoek…” hanya itulah respon dari dea yang berusaha memuntahkan apa yang masuk kemulutnya.
Setelah puas dan merasa bersih, Akira-san beranjak dari kasur dan menuju meja mengambil botol kecil tadi dan suntikkan. Kulihat Akira-san mulai membuka bungkus suntik tersebut dan memasukkan cairan yang ada di dalam botol kecil tersebut kedalam alat suntik tersebut.
Lalu Akira-san mendekati pacarku yang sudah lemas mengangkangkan kaki Dea lalu menyibak bibir vagina Dea.
“tahan, diam, dan jangan berontak. Jika kamu berontak maka akan kupastikan kampusmu akan jadi terkenal dengan ayam kampusnya. Paham!” ancam Akira-san kepada Dea.
“jangan..please…saya mohon…saya tidak mau jadi pecandu…hiks..hikss..” dengan menangis sambil memprotes.
“sudah diam saja. Dan juga kamu masih terikat kontrak dengan saya. Hahaha” ancam Akira-san menunjakkan posisi Dea yang sudah tidak bisa berontak sama sekali.
Aku melihat itu sangat amat emosi namun nafsu yang aku rasakan lebih besar apalagi aku belum muncrat. Melihat pacarku direndahan seperti itu membuatku sangat bernafsu dan semakin cepat mengocok kontolku.
“AHHH…SAKIIIT..AMPUUNNN…” terdengar teriakan Dea dari headset yang aku kenakan.
Kulihat Akira-san menusukkan alat suntuk tersebut tepat digundukan klitoris Dea yang membuat Dea berteriak kesakitan. Melihat hal itu aku semakin semangat mengocok kontolku dan Crot..crot.crot.. aku muncrat cukup banyak.
Begitu pula dengan berakhirnya sesi penyuntikan. Pinggang Dea yang sempat terangkat karena menahan sakit kini sudah kembali relax dan Akira-san pun membuang suntikan tersebut.
Tok..tok..tok..
“hai’..” jawab Akira-san
Kulihat pak Terang masuk kedalam kamar “Akira-san keperluan untuk nanti malam sudah siap.” Jelas pak Terang.
“ho… baiklah… ambil saja kembaliannya..” jelas Akira-san.
“oh ya terang, kamu bawa tuh Dea ke kamarnya, jangan kamu apa-apakan dia, suruh Anggi untuk memerpsiapkan Dea.” Perintah Akira-san kepada pak Terang.
Kulihat pak Terang berjalan mendekati Dea dan melepaskan tali yang mengikat dea, lalu menggendong tubuh Dea yang sudah lemas dan keluar dari kamar.
Terima kasih…
selamat pagi, selamat beraktivitas…
jangan lupa CHOU LEE…
Maafkan keterlambatan update dan yang Cuma sedikit ini.
maaf juga jika banyak yang kurang sinkron dan kesalahan penulisan…