Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

hahaah bukan perasaan tapi emang rada di cepetin. wkkw takutnya kyk sinetron kepanjanagn wkwk



terima kasih sudah membaca



hahahaa jita lihat saja nanti



wkwkwk jahatnya, wwkw

Lah.. kalo sampe ni cerita selese gitu aja, tak potong anu si andri :marah:
 
Chapter 44


Tak terasa sudah 1 minggu lebih berlalu, persiapan sudah siap termasuk undangan pun sudah di sebar. Dan 2 hari lagi acara pernikahan berlangsung. Halaman belakang dan depan rumah sudah siap pasang tenda dan dekorasi untuk acara nanti. Om dan tante nia mengambil cuti demi mengurus acara pernikahan ini. dan semua tante nia yang urus.

"mobil siapa itu" ucap om hen melihat mobil carry bak dengan beberapa orang di belakang dan beberapa perabot masak yang cukup banyak. mereka pun turun 1 per satu, dan semuanya ibu-ibu. Dan itu ternyata orang tua vivi.

"pagi pak hen, hehe " ucap papa vivi bersalaman.

"pagi juga, itu siapa ?" ucapnya bingung.

"itu tukang masak, soal makan untuk acara itu urusan kami, " ucapnya sambil senyum lebar.

"ouhh oke," ucapnya senyum, papa vivi dan mamanya pun membantu membawa peralatan masak, termasuk bahan baku makanan yang lumayan banyak. Dan segera membawa nya ke dapur.

Dapur kini di penuhi ibu-ibu termasuk vivi, tante nia pun yang baru bangun tidur pun ikut bergabung membantu, sedangkan rendra selama 1 minggu lebih pun tak mendapat jatah dari vivi karena masih sensitive dengan bau badan rendra.

"gimana vi masih mual? dan belum itu kan?" ucap mamanya saat mereka sedang santai di halaman belakang.

"uhm masih agak mual dikit, belum hm" ucapnya senyum.

"ya udah kamu jangan capek-capek ya, istirahat yang banyak" anggukan kecil vivi, tak lama andri pun datang bersama silvie. Vivi hanya bertegur senyum karena tubuhnya merasa sangat letih dan langsung ke kamarnya.


***

"wahh rame banget, seru nih" ucap silvie saat melihat dapur menjadi ramai dan beberapa orang sedang mendekor bagian tengah.

"haha kita nanti di gedung ya, biar gak capek-capek" bisik andri pelan.

"iah, tapi kapan? " sambungnya

"tunggu kamu hamil juga hahaha" ledeknya sambil tertawa kecil.

"ihh gak mau, hm itu resleting celana kamu benerin dulu nanti ketauan kita abis main" ucapnya dengan nada manja. Mereka berdua pun langsung masuk.

"aku nginap di sini ya" ucap silvie.

"he? Tidur dimana? " tak biasanya silvie mau menginap.

"hmm pengen bantuin sekalian hehe, kamu sama rendra tidur bareng, aku sendiri kan bisa" sambungnya dengan nada cukup tinggi.

"iah deh, ya udah aku mau mandi dulu"

"aku mau ketemu vivi dulu" ucapnya kepada andri, ia pun segera menaiki tangga.

"uhm yang mana kiri apa kanan ya kamar vivi" ucapnya bingung. Silvie pun memilih yang kiri yang ternyata itu kamar rendra.


***

"kreeekkk" silvie membuka pintu kamar, dan terlihat rendra sedang mengocok kontolnya dengan celana dalam.

"ngapain lo" ucap vivi pelan,

"engghh, nggak ngak " rendra pun langsung menaikan celananya dan membuang celana dalam itu.

"hayoo coli ya" ucap silive langsung masuk ke kamar rendra dan menutupnya perlahan.

"lo ngapain kesini, gak ketuk dulu lagi" ucapnya mencoba menenangkan dirinya.

"gue mau ketemu vivi, eh salah kamar. Eh gak sengaja liat lo hehe sorry" silvie tertawa kecil,

"hm, emang gak di kasih jatah?" ledeknya sambil mengangkat alis.

"ssstt," rendra menisyaratkan untuk diam. sambil memrapihkan celananya.

"ih parah, lo apain tuh sampai gak mau?" silvie dengan santai duduk di pinggir ranjang.

" katanya sih bawaan orok, jadinya lagi sensitive sama bau. Terutama bau badan gue. Jadinya jaga jarak dulu deh" ucap rendra sambil ikut duduk di sampingnya yang sudah mulai tenang.

"ouh, baru tau gue, eh gimana kepala lo masih sakit gak?" ucap silvie membahas hal yang lain.

"udah kok." Jawab rendra singkat karena teringat kejadian saat itu.

"bagus deh, oh ia nanti malam ke kamar andri ya kalau semua udah pada tidur" ucapnya pelan.

"ada apa?" tanya rendra dengan pikiran yang enggak-enggak.

"datang aja gue mau ngomong sesuatu, gak juga gpp sih" lanjutnya sambil senyum.

"he? Terus andri?"

"ya tidur bareng lo disini, tunggu pada bobo aja baru ke kamar ?" goda silvie dengan gaya sangat centil.

"oke, bye nanti malam ya tunggu pada bobo" silvie memasang wajah mupeng terhadap rendra. ia pun langsung berdiri dan segera keluar kamar rendra. Dan kembali menemui andri.

"shit, jadi pengen genjot tuh silvie, hm tapi ada viivi. Hmm liat nanti malam lah ada apa lagi segala ngomong malam-malam." gerutu rendra sambil berjalan mondar mandir.


***

" udah ketemunya?" ucap andri yang keluar kamarnya dan berpapasan dengan silvie.

"udah tapi dia lagi bobo, jadinya gak enak nanti aja" senyumnya ke andri.

"nanti malam main yuk," bisik genit andri.

"gak mau, banyak orang ah. Nanti takutnya tiba-tiba ada yang masuk gimana?" ucap silvie protes.

"ya kita nikah ahaha" ledeknya tertawa kecil.

"tahan dulu gitu sampai acara selesai okeh, aku kesini kan buat bantu-bantu tau bukan buat kasih jatah" ucapnya sambil memajukan bibirnya.

"iah deh, yuk sekarang aja mumpung pada sibuk masak " di tariknya tangan silvie menuju kamar andri.


***

tak terasa malam pun tiba dan Malam ini suasana rumah terlihat ramai karena ada beberapa orang yang menginap termasuk bagian konsumsi, andri pun pindah kamar ke kamar rendra. Vivi bertiga di kamarnya bersama kedua orang tuanya. Makan malam kali ini lebih special karena menu hari ini ala makanan desa yaitu : kangkung, rending daging, tempe, ikan asin dan sambal terasi. Lauk khas perdesaan. Dan kali ini makan bukan di meja tetapi di lantai makan bersama.

"huaaaaa mantab" teriaknya saat kepedesan melahap hampir habis sambal terasi.

"busett dah mencret mencret dah tuh perut sambel banyak gitu abis" ucap andri melihat rendra dengan lahap, bagi andri pertama kalinya ia makan seperti itu. terasa sanngat berbeda tetapi sesuatu yang baru yaitu kekeluargaan sangat terasa.

"mantab, cobain deh. Pasti yang masak tante ya?" ucap rendra ke mama vivi.

"Ya lah siapa lagi, " celetuk vivi sebelum mamanya sempat menjawab.

" gak tanya kamu tuh" ucapnya rendra.

"biarin, kan itu mama aku" jawab vivi.

"udah-udah lanjutin makannya kayak anak kecil aja berantem haha" gelak tawa melihat rendra dan vivi beradu mulut.

"gue cobain deh" andri pun mencoba sambal terasi buat mama vivi,

"hu haa, pedes. haaaa" ucapnya sambil memasukan lauk ke mulutnya,

"mantab kan?" ucap rendra sambil mengambil kembali sambel terasinya, makan malam yang sangat sederhana pun selesai, hampir semua lauk habis semua terutama sambal terasi bersih tanpa sisa. terlihat mereka mengobrol santai, orang tua vivi dan rendra memilih berbincang-bincang di ruang tengah. Vivi seperti biasanya sibuk di dapur, rendra andri dan silvie berbincang di halaman belakang.


***

"dah ah molor dulu, " ucap andri menghentikan pembicaraan,

"iah ngantuk" silvie pun mengikuti andri sambil sesekali mengkedipkan mata ke arah rendra yang masih duduk. Rendra pun menyusul, di lihatnya sekeliling tak ada vivi di dapur mau pun di ruang tengah. Andri terlihat membawa bantal menaiki tangga.

"om, lihat vivi?" ucap rendra saat papa vivi menuruni tangga.

"tuh lagi tidur di kamar, " ucapnya sambil menepuk bahu, di lihatnya jam masih menunjukan 9an malam, ia pun memilih ke kamarnya.

"jadi nafsu gue sama silvie, apa ini jebakan sama andri? Tapi gak deh" gerutunya dalam hati membuat susah memejamkan mata. Di liriknya andri yang sudah mendengkur, rendra pun menyalahkan sedikit lampu tidurnya untuk melihat jam. Ternyata menunjukan jam 12 malam. hatinya pun begitu berdebar dengan ajakan ke kamar andri oleh silvie.

"oke datang aja deh" ucapnya langsung melangkah pelan keluar kamarnya, langkahnya pun langsung di depan kamar andri.

"tok.. tok tok." Tak ada sautan dari dalam,

"yah telat udah molor kayaknya, krek" ternyata pintunya tak terkunci dan mendorongnya pelan-pelan. Lampu kamar masih menyalah, rendra melihat silvie tidur menyamping.

"gue kira gak dateng lo" ucapnya sambil membalikan badannya yang tertutup selimut.

"hee, ? Gue penasaran aja, gue kirain lo dh tidur. ada apa emang?" rendra menutup pintu kamarnya perlahan.

"sini, sekalian matiin lampu kamar" perintahnya, rendra pun langsung mematikan lampu kamar dan duduk di pinggir ranjang. Di tariknya tubuh rendra masuk ke dalam selimut, silvie pun langsung memeluk rendra. Silvie ternyata memakai sehelai benang sedikit pun.

"ssstt.. " tanganya menutup mulut rendra.

"lo pasti udah gak tahan kan mau ML sama vivi? anggap aja gue vivi, kan nama gue ada vie nya " ucapnya tertawa kecil.

"gila ah, ngaklah" ucapnya gugup sesekali melihat remang-remang body silvie.

"jangan pura-pura, gue mau kok bantuin lo. " ucapnya membuat rendra terdiam.

"nanti keburu andri sadar loh terus kesini gimana?" lanjutnya, rendra pun langsung menindih silvie di lumatnya bibirnya dengan nafsu, hawa nafsu lebih besar di banding nalarnya.

"uhh" lenguhnya sambil menikmati cumbuan rendra, kini bibir rendra langsung melumat habis memek silvie yang tak berbulu. Di lumatnya dengan rakus sampai desah silvie tak karuan sampai ia menjambak rambutnya.

"fast ren, gue horny banget" bisiknya sambil terus menjambak rambut rendra, rendra pun membuka celana kolornya dan terpampang dengan samar-samar kontolnya sudah mengacung tegak. Ia pun langsung menggesekan kepala kontolnya di memek silvie.

"ih eeitzz sabar, pakai ini dulu" silvie menhentikan kepala kontol rendra yang hendak masuk, di ambil sesuatu di bawah bantalnya yang ternyata itu kondom.

"pakai ini, gue pakaiin" bisiknya sambil memasukan kondom ke mulutnya. Silvie mendorong rendra hingga terlentang, di kocoknya kontol rendra dan mulai ia memasukan kontol rendra ke mulutnya perlahan sambil mengocoknya perlahan. Di tekannya terus sampai dalam.

"selesai, yuk fast" ucapnya selesai memasang kondom dengan mulutnya. Silvie pun langsung posisi menunging sambil jari-jari tanganya membuka bibir memeknya. Rendra pun langsung mengambil ancang-ancang. Di gesekann perlahan sampai ia langsung memasukannya perlahan.

"eehh" di tekannya dalam-dalam dan sedikit hentakan. Ia pun langsung menghujamkannya perlahan tapi pasti. Lenguh silvie sambil mengangkat pinggulnya agak tinggi agar rendra semakin gampang memompa memeknya. Hujaman rendra pun semakin cepat sambil ia meremas bongkahan pantat silvie.

"aahh fuck, terus ren aahh" desahnya sambil ikut menggerakan pinggulnya. Tubuh silvie pun di gesernya menjadi terlungkup. Rendra pun berdiri di sisi ranjang menarik kakinya sambil rendra kembali memasukan kontolnya.

81d95c19a3d212bc316b9b25ec4c6767.jpg


"fuck ren aahh shit, gue keluarr aahh" teriak silvie. Rendra pun membiarkan silvie menikmati klimaksnya. Dengan kontol masih menancap rendra mengubah posisinya menindih dari belakang dan meletekan beberapa bantal di perutnya silvie.

sex-position-the-flatiron_menshealth.jpg


"ih gila lo bisa jago banget aasshhh " bisiknya masih dengan nafas yang terputus.


"sebelum gue lakuin ke vivi gue mau praktekin ke lo aja" bisik rendra kembali menghujamkan kontolnya dengan cepat. Membuat silvie kembali mendesah.


***

"aaah gak bisa tidur, kasian juga liat rendra " gumam vivi yang terbangun, di tatapnya langit-langit kamarnya.

"uhm manjain rendra dulu deh," ucapnya dalam hati sambil bangun dari tidur perlahan, di bukanya lemari mencari daster dan menganti baju tidurnya termasuk pakaian dalamnya. Vivi pun berjalan perlahan ke arah kamar rendra.

67045_db324684-f5dd-11e3-8c27-cbe04908a8c2.jpg


"kreeekk" suara pintu yang tak terutup rapat, vivi pun masuk sambil mendekati yang ternyata itu andri yang membelakangin mirip rendra. Di matikannya lampu tidur menjadi suasana sangat gelap hanya sedikit cahaya dari luar yang masuk ke kamarnya. Vivi pun perlahan masuk ke dalam selimut, di ciuman bau badan yang ternyata vivi tak merasa mual lagi.

"ren" di peluknya erat dari belakang.

"ih kayak kebo tidurnya, " bisiknya sambil tangannya meraba-raba ke selangkangan andri karena suasana sangat gelap. Tanganya pun berhasil masuk ke celannya dan mengocok dari celana kolornya.

"ngghh" andri mulai tersadar, ia pun membalikan tubuhnya.

"hihi " tawanya kecil langsung mengecup bibirnya. Mata andri pun terkejut mendengar itu suara vivi.

"aku kasih sekarang aja, kasian kamu hihi" ucapnya langsung menungging sambil mengulum kontolnya. andri pun terdiam sejenak saat vivi terus mengulum kontolnya sambil melihat ke sampingnya ternyata rendra tak ada.

"mampus gue kalau kepergok rendra" ucapnya dalam hati, iah pun dengan samar-samar melihat vivi yang menungging membelakanginya. Libido andri pun semakin meninggi, tanganya pun meraba paha vivi dan terus ke selangkangannya yang ternyata tak memakai celana dalam.

"iah terus" ucapnya yang masih terus kulum kontol andri dengan lihai. Tak lama posisi pun menjadi 69. Jilatan andri membelah hutan lebat vivi. matanya yang mengantuk menjadi hilang seketika. Vivi pun langsung menduduki tepat di atas kontol andri.

"aku aja, kamu pas malam pertama ya" ucapnya sambil memegang kontol andri dan mengarah ke belahan memeknya. Perlahan kontol andri pun masuk. vivi belum menyadari karena suasana begitu gelap dan samar-samar.

"eehh" desahnya saaat ia mulai naik turun dan tangan andri memutar-mutar buah dada nya. Vivi pun semakin cepat memainkan pinggulnya memutar.

"ah ah ahh" desah vivi yang kini naik turun lumayan cepat. Andri pun langsung menarik tubuh vivi dan di peluknya erat. Pinggulnya vivi pun kembali bergerak mengaduk-aduk kontolnya. di ciumanya mesra sambil meremas kedua buah dada vivi, terlihat matanya terpejam menikmati. Tak lama tubuhnya mengejang hebatt di ikuti lenguh panjangnyaa. Andri pun terus memeluknya agar tak melihat wajahnya. Diturunkannya tali daster vivi, bibir andri pun langsung melumat putingnya bergantian sampai vivi mendesah kembali,

"mau di dogy rennn " rengeknya sambil mendesah pelan sambil vivi memposisikan dirinya menungging, andri pun langsung mendekati vivi dan kembali memasukan kontolnya perlahan.

"bleeesshh" di hentakannya perlahan sambil menciumi punggung vivi. desahnya mulai terdengar lagi. Dengan irama lembut membuat vivi semakin mendesah keras. Di pilinnya kedua putingnya. Hentakan lembut membuat tubuh vivi mengejang kembali, kepala mendongak keatas di ikuti jeritnya pelaann.

"uh uh uh " nafasnya yang terputus-putus.andri pun langsung merebahkan vivi posisi menyamping, di angkatnya satu kakinya dan di masukanya lagi perlahan sambil menunggu nafas vivi kembali normal.


***

"fuck rendraaa, ah shit" jerit silvie berpegangan di tembok dengan pinggul agak menungging. Rendra dengan nafsu menghujamkan kontolnya cepat.

"aahh gue keluar lagi renn aahh" jeritnya berusaha mencengkram tembok, rendra pun sengaja mencabut kontolnya dan rebahan dengan kontol yang berdiri kekar.

"ayo kita tuntasin, gue juga mau keluar" ucap rendra, silvie pun dengan perlahan menaiki tubuh rendra dan memasukan kontolnya ke memeknya.

"ok kita selesain" bisik silvie langsung menggerakan pinggulnya. diam-diam rendra pun ikut mengehentakan kontolnya.

"aahh ren gak kuat" desahnya sambil menahan klimaks.

"bareng aahh" rendra pun ikut menggerakan pinggulnya.

"aaahh reenn" pinggulnya menekan dalam-dalam, di ikut jeritan silvie. Rendra pun menghentakan perlahan.

"ah viee ahh" semburan sperma rendra di kondom, tubuh silvie pun ambruk di atas rendra dengan nafas tak beraturan. Rendra pun membiarkan silvie menikmatinya klimaksnya


***

"aahh aahh ahh" kontol andri menghujam lembut nan pasti sambil bibir mereka berciuman, hentakan lembut sambil menterlentangkan tubuh vivi dengan kedua tangan di tahan oleh andri,

"ayooo uh mau pipis lagi" desahnya sambil memejamkan mata,

"crrroottttt..crrootttt" tak menjelang lama andri dan vivi pun klimaks, lenguh panjang vivi sambil menggeliatkan tubuhnya. Yang tertahan oleh andri. Andri pun terus menekan kontolnya perlahan.

"shit" gumamnya dalam hati, desah vivi sambil meremas punggung andri.

"plopppp" di cabutnya perlahan sambil ia meraba mencari sesuatu untuk membersihkan kontolnya, vivi dengan mata terpejam masih menikmati sisa-sisa klimaksnya.

"gila mimpi apa gue dapat memek si vivi lagi, di tambah gak sadar itu gue" gumamnya duduk di samping vivi.

"aku tidur sini ya" ucapnya menarik tangan andri dan berpelukan sambil menarik selimut menutupi tubuhnya. Di peluknya erat sambil kepala vivi di tengah dadanya dengan mata terpejam, andri pun membelai rambut vivi agar vivi tak curiga.

"wah gila nih, rendra balik gimana?" gumamnya menjadi kwahtir saat rendra balik melihat dirinya dan vivi sedang tidur bareng.


***

" gue balik ya, takut andri curiga gue gak ada di kamar" ucap rendra sambil mengambil pakaiannya.

"iah, kalau lo butuh apa-apa bisa ke gue, lemes banget " ucap silvie langsung menarik selimutnya, rendra hanya tersenyum kecil, rendra pun bergegas ke kamarnya agar andri tak curiga.

"kreeekk" rendra membuka pintu kamarnya.

"sreeet, ah sial nyangkut segala" ucapnya saat bajunya tersangkut.

"mampus rendra balik" andri pun berusaha melepas pelukan vivi perlahan dan ia pun tiduran di bawah ranjang sambil menutupi seluruh tuubuh vivi dengan selimut.

" untung gak bangun, ctreek" di nyalahkan lampu tidurnya sambil melihat tak ada kecurigaan, rendra pun mematikannya kembali dan membalikan badannya berlawanan dengan vivi.

"huuuuft, harus gimana lagi nih" andri mencoba memikirkan sesuatu, ia pun mendapat ide, di goyang-goyangkan tubuh vivi sampai ia setengah terbangun.

"ngghh," tubuhnya menggeliat sambil mengkucek matanya, andri yang sadar vivi terbangun langsung bersembunyi ke arah kamar mandi.

"ketiduran" ucapnya pelan sambil menyalahkan lampu tidurnya. Dan di lihat di sampingnya rendra yang tertidur pulas.

"hihi sama ketiduran juga, love you" di kecupnya bibir rendra, vivi pun merapihkan dasternya dan bergegas keluar kamar, andri menelan ludah saat pinggul vivi yang tersingkap. Pintu kamar pun kembali tertutup, dengan perlahan andri kembali ke posisinya. Nafasnya sangat lega karena beruntung tak ketahuan. Vivi pun memasuki kamarnya perlahan, ia pun langsung ke kamar mandi membersihkan memeknya dan menganti kembali daster ke baju tidur yang sebelumnya ia pakai.


***

Pagi pun tiba, vivi bangun agak siang karena pertempuran yang tak terlihat tadi malam, ia pun segera mandi dan melihat persiapan untuk pernikahannya,

"ren" ucap vivi saat berpapasan dengan rendra.

"eh hm" rendra sperti gugup melihat vivi, ada sedikit rasa kwahtir karena diam-diam ia bermain dengan silvie.

"yuk bareng" di gandengnya tangan rendra menuju ke bawah, vivi tak merasakan mual lagi dengan bau tubuh rendra. rendra pun menarik tangan vivi ke belakang rumah untuk membicarakan sesutau. tetapi terlihat papa vivi sedang menulis sesuatu di selembar kertas. Ia pun langsung melipat kertasnya saat mereka datang mendekatinya.

"papa ngapain?" ucap vivi penasaran.

"lagi nulis daftar nama bunga kok" ucapnya sambil memasukan kertasnya ke saku celananya.

"ouhh makan dulu yuk temenin vivi" ajaknya sambil menarik tangan ke dalam, rendra hanya tersenyum begitu manjanya vivi sama papanya. Ia pun mengikuti dari belakang. terlihat prepare sudah 90%. Ruang makan di sulap menjadi beberapa meja kecil dan begitu juga ruang tengah. Tante nia sedang mengatur posisi meja dan kursi untuk tamu nanti.

"cantik ya vi dekorasinya serba putih" ucap papanya yang melihat ruang tengah udah tersedia panggung untuk pengantin dan di sekitarnya meja-meja yang belum di rias.

"iah. " senyum papanya juga menjadi senyumnya,

"om, emang udah dari sana ya tradisi kalau mau nikah masak-masak? Padahal bisa pesen loh" ucap rendra memberanikan diri.

"ya gak juga sih, om kan hanya ingin membantu lagian sudah biasa ibu—ibu masak buat pesta, kan menu makanannya gak jauh berbeda?" ucapnya.

"iah sih. tapi lebih jelas ya om enaknya dari pada catering. Hehe"

"bisa aja kamu, syukurlah kalau enak hehe" ucapnya ikut tersenyum, rendra meminta izin meninggalkan mereka berdua dan menuju ke arah nia. Terlihat mereka sangat begitu serius membicarakan sesuatu.


***

"yap semua kumpul-kumpul" ucap tante nia memakai toa.

"persiapan sudah 95%, untuk besok terutama alat-alat music buat pengiring sudah tersedia pagi-pagi" ucapnya.

"siap bu" ucap beberapa orang.

" sebelum acara di mulai jam 19.00, 2 jam sebelumnya kita berkumpul lagi. Oke? Itu saja terima kasih" ucapnya sambil mereka bubar jalan. Tak terasa waktu sudah terasa sore, gaun pengantin vivi sudah tersedia di dalam kamarnya. Dan begitu juga rendra sudah dalam kamar masing-masing.

"ren" ucap papa vivi saat rendra hendak memasuki ke kamarnya.

"hm ia om?" ucapnya dengan senyum.

"buat kamu, " ucapnya sambil kasih sesuatu yang ternyata selembar kertas. Rendra pun kebingungan, papanya hanya lempar senyum sambil masuk ke dalam kamar vivi.

"surat?? Surat apa?" ucap rendra penasaran, ia pun masuk ke kamarnya dan berjalan ke arah balkon kamarnya. Di ambilnya bangku kecil sambil ia membuka surat itu dengan perlahan dan langsung membacanya.

"buat calon pendamping putriku"

"Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi salah satu simbol kebahagiaan bagi kami, Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai melupakan keadaan diri sendiri. Kami tahu, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa raga dan sepenuh hati. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu...

Kini ia telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi....

Awalnya kami ragu menerima perjodohan yang berbeda kelas social ini, entah kamu suka dengan anak gadisku ini. kami hanya ingin melihat ia tumbuh menjadi perempuan lainya bukan melakukan pekerjaan kasar yang kami lakukan tiap hari.

Dan...

Hari itu pun datang juga, dimana saat kami melihat putri kami terbalut pakaian berwarna serba putih. Setelah itu kaulah yang akan menggantikan tugasku dan kaulah yang kini penjaganya menggantikan kami.

Waktu memaksa kami untuk melepaskan dan menyerahkan putriku kepadamu, dan kami yakin kamu lebih baik dari kami. Walaupun kamu bagaikan orang asing baginya yang baru kenal beberapa tahun belakang ini, sedangkan kami hanyalah orang tuanya yang mengorbankan segalanya untuk putri kami.

Kami tak protes kepadamu, karena mulai besok. Dia harus mengutamakanmu di atas kami.

Tolong... ( bercak basah yang sudah mongering )

Jangan membuatnya menangis karena hatinya sudah sangat berat meninggalkan kami dan mengutamakanmu segalanya. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti terhadap orang tuanya pun demikian dengannya. Kami sama sekali tak keberatan apa bila kami tanpa adanya gadis kecil kami yang dulu menemani dan menolong kami di masa tua.

Jangan... ( bercak air yang sudah mongering )

Melukai hatinya, karena itu sama halnya melukai kami juga. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami dengan hati memberi restu untuk putrid kecil kamu untuk menikahkan dia dengan dirimu.

Dan..

Sekali lagi jangan, jangan pernah sesekali menyakiti persaannya. Kami tak bosan mengingatkanmu soal ini karena suatu saat kamu akan tahu. Maka sayangilah putrid kecil nan cantik yang akan menjadi pendamping mu. Selamanya...

Karena " sesakit- sakitnya hati orang tua, maka akan sembuh melihat anaknya bahagia".

( bercak basah yang lumayan mengerting di kertas ).

***
"hiksss hikss.. hikss" tak sadar air mata rendra mengalir deras membaca isi surat yang di berikan kepadanya, air matanya tak mau berhenti menetes membasahi surat itu dengan air matanya. Isak tangisnya tak bisa berhenti- henti.di genggam tangannya mencoba menenangkan dirinya. tapi hal itu belum berhasil. Karena kata-kata " sesakit- sakitnya hati orang tua, maka akan sembuh melihat anaknya bahagia. Ucapan itu yang membuat rendra tak bisa menghentikan air matanya.

To be Continue....
 
udh donk dramanya,, :((
biarin rendra sma vivi aja ya,, gk tega liat mreka mndua sm yg lain :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wow akir nya di tunggu-tunggu alur cerita kaya gini akirnya nongol juga di hal 44, jadi makin mendebarkan jikalau vivi tau.
Up terus suhu apa pun alur ceritanya saya cuman bisa dukung saja hihihi...
 
Wasyem,,,
Ternyata pesta Bujang nya gitu ya,,,
Saling icip icip
:pandaketawa:
 
Suing suing :kaget:

Lah mantep si andri dapet vivi yang lagi hamil plus lebih ungh...

Silvie kan udah dihantem kontol bule :pandajahat:
 
udh donk dramanya,, :((
biarin rendra sma vivi aja ya,, gk tega liat mreka mndua sm yg lain :D

ane juga maunya gitu suhu, kenapa jadi begini yak wkwk..

Eh? Lho lho lho... :kacau:

Koq jadi swing-swing gini? :pusing:

Ini gimana jadinya, nih... :mati:

wkkwk tunggu kelanjutnya, pdahl ane berharap komeng tulisan terakhir,

Wow akir nya di tunggu-tunggu alur cerita kaya gini akirnya nongol juga di hal 44, jadi makin mendebarkan jikalau vivi tau.
Up terus suhu apa pun alur ceritanya saya cuman bisa dukung saja hihihi...

hahah terima kasih telah membaca.

:kaget: jd saling icip2 suhu.... :pandaketawa:

iah tuh, jangan sampe ketauan deh

:eek:....Ho..ho..ho..
Kesitu situ juga arahnya...:ngupil:

whwhwh sudah di takdirkan begitu
 
Wasyem,,,
Ternyata pesta Bujang nya gitu ya,,,
Saling icip icip
:pandaketawa:

diam-diam menghanyutkan...

Ugghh.. Jdi brasa gmn gtu pesan terakhir pa2nya vivi...

hahaha ada juga yang bahas isi surat,, pdhl intinya chp 44 di isi cerita, tapi ah sudhlah wkkw

Suing suing :kaget:

Lah mantep si andri dapet vivi yang lagi hamil plus lebih ungh...

Silvie kan udah dihantem kontol bule :pandajahat:

haha saksikan kelanjutannya. terima kasih susdah membaca.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd