Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT True Love and True Lust. Loyalty and Betrayal (by : meguriaufutari)

Asli Keren bgt suhu adegan fight nya. biasanya ane kalo baca adegan fight gini selalu baca 2 sampe 3 kali baru paham gambaran fightingnya. Tapi ini sekali baca ane udah dapet gambarannya :jempol:

Kalo di buat manga atau anime, bisa jadi makin keren neh suhu meguri ceritanya :beer:

Terima kasih gan
 
suhu meguri kira kira kapan apdetan selanjutnya nh..

ane mw pesen tiket, biar gk kehabisan..
 
Next update nya sometime yang belum ditentukan di minggu depan

Tapi,next update nya bukan episode 17,melainkan sidestory
Ada sekitar 3-4 eps yang akan diupdate tiap hari 1 eps,tapi weekend lewat
Jadi misalkan ada 3 eps n start updatenya hari kamis,berarti kamis jumat n senin
 
Next update nya sometime yang belum ditentukan di minggu depan

Tapi,next update nya bukan episode 17,melainkan sidestory
Ada sekitar 3-4 eps yang akan diupdate tiap hari 1 eps,tapi weekend lewat
Jadi misalkan ada 3 eps n start updatenya hari kamis,berarti kamis jumat n senin

OKe suhu..
Thankz bt karyanya yg jempol abis lah pokoke..
Always ditunggu updetanya...
 
Next update nya sometime yang belum ditentukan di minggu depan

Tapi,next update nya bukan episode 17,melainkan sidestory
Ada sekitar 3-4 eps yang akan diupdate tiap hari 1 eps,tapi weekend lewat
Jadi misalkan ada 3 eps n start updatenya hari kamis,berarti kamis jumat n senin
Asik di tunggu chapter sid story nya suhu meguri :kk:
 
Next update nya sometime yang belum ditentukan di minggu depan

Tapi,next update nya bukan episode 17,melainkan sidestory
Ada sekitar 3-4 eps yang akan diupdate tiap hari 1 eps,tapi weekend lewat
Jadi misalkan ada 3 eps n start updatenya hari kamis,berarti kamis jumat n senin

makasih suhu ..... ane tunggu kelanjutannya
 
pertamax ......

.... eh kirain up date belum ya ... baru judul ternyata
 
Wah sayang sekali kalo cerita bagus kyk gini terdampar di page 4..
Ngomong2 skr hr kamis ya..
Waktunya update ni suhu megu..
 
SIDESTORY 1-1 : Pertama

Aku tidak bernama. Sejak lahir, aku sudah sendirian. Tidak punya orang tua, sanak-saudara, ataupun teman. Aku tinggal disuatu desa di pedalaman Batu, Malang. Aku mencari makananku sendiri. Berburu di hutan. Memetik daun-daunan yang bisa dimakan, berburu binatang kecil yang bisa dimakan. Meskipun hidupku susah begini, pantang bagiku untuk mencuri ataupun mengambil barang orang lain tanpa seizin mereka. Di sisi lain, tidak ada yang berani dekat-dekat denganku karena semua yang mengusikku langsung kuhabisi. Aku ingat di suatu hari, pernah ada sekumpulan anak-anak yang mengolok-olok diriku.

"Oii, cewe jelek. Gak punya bapak ya? Kasian deeh loo!" Kata seorang anak kecil laki-laki.

Tanpa pikir panjang, anak itu langsung kuhampiri, kuangkat lehernya dengan tangan kiriku, dan kutinju wajahnya. Setelah ia jatuh ke tanah, aku langsung menginjak-injak wajahnya, dan meninju dadanya habis-habisan, hingga akhirnya dia tidak lagi bernapas.

Belakangan aku baru tahu, bahwa mereka sering mengolok-olok aku karena wajahku terlalu mirip dengan wajah Asia Timur seperti Cina, Korea, atau Jepang. Sepertinya, diskiriminasi di tempat ini sudah sangat biasa, bahkan sampai ke anak-anak kecil sekalipun. Aku bingung, bagaimana sebetulnya orang tua mereka mengajari anak-anaknya. Kok tega sih orang tua mengajarkan hal yang buruk kepada anak-anaknya? Tentu saja, orang tua yang anaknya kubunuh itu tidak tinggal diam. Mereka datang ke tempat tinggalku sambil membawa pacul dan cangkul. Yah, tapi yang namanya petani yang tidak bisa bertarung, mereka hanya mengayunkan pacul dan cangkul mereka asal-asalan. Sangat mudah bagiku untuk menghindari serangan mereka, dan akhirnya menyapu kaki mereka sehingga mereka terjatuh ke tanah. Terakhir, tinggal kupatahkan lehernya. Sejak saat itu, tidak ada yang berani mengusikku. Bagus deh. Kalian tenang, aku juga tenang kok.

Pada suatu hari, desa tempatku tinggal kedatangan orang-orang yang penampilannya seperti petugas kenegaraan. Mereka sepertinya datang untuk mendata orang-orang yang tinggal disini. Mereka sangat kasar. Orang-orang yang tidak menurut pada mereka, langsung dipukul atau ditendang. Hingga akhirnya, mereka sampai pada rumah seorang janda, yang memiliki dua anak. Dari raut wajahnya, sepertinya petugas yang hendak mendata dia langsung terpesona. Petugas itu langsung mendorong janda itu masuk ke rumahnya. Sepertinya janda itu hendak diperkosa olehnnya. Biadab sekali! Tidak lama kemudian, terdengar tangisan dua anaknya yang masih kecil di dalam rumah janda itu. Terdengar pula suara janda itu berteriak minta tolong. Tapi, tidak ada yang berani menolongnya karena para petugas itu membawa senjata.

Tanpa pikir panjang, aku langsung menerobos masuk ke rumah janda itu. Aku melihat petugas itu sudah setengah melucuti pakaian janda itu.

"Hooo... Anak kecil yang cantik. Kemari nak." Kata petugas itu.

Aku mengikuti arahannya dan berjalan kearahnya. Ketika aku sudah dekat dengannya, petugas itu mengulurkan tangannya untuk menarik tanganku. Sebelum sempat ia menarik tanganku, aku langsung mematahkan tangannya. Petugas itu berteriak dengan kencang. Aku langsung meninju lehernya tepat di tengah lehernya, sehingga ia langsung tidak bernyawa. Otomatis, janda dan dua anak itu langsung berteriak histeris ketakutan. Teriakan-teriakan itu memancing para petugas yang lainnya masuk. Cih, kalau begini tidak ada jalan lain selain menghabisi mereka satu-satu. Saat mereka masuk, sebelum mereka sempat sadar apa yang terjadi, aku harus bertindak duluan. Aku langsung mendorong salah satu petugas dengan tubuhku. Aku meninju wajahnya, dan mengambil senjatanya. Kemudian aku menggunakan senjata itu untuk menembaki petugas yang lainnya. Mereka pun balas menembakiku. Ukh, tangan dan kakiku terkena tembak. Panas sekali rasanya. Beginikah rasanya tertembak? Sial, kali ini aku sudah sulit sekali bergerak. Paling, aku hanya bisa melompat sekali dengan menggunakan kaki kiriku yang lukanya tidak begitu parah, itupun dengan susah payah.

"Anak iblis! Orang tua kamu gak ngajarin sopan santun ya!" Kata salah seorang petugas yang menodongkan senjatanya ke kepalaku.

"Bagaimana dengan orang tuamu? Apa orang tuamu juga mengajari kamu untuk kasar dan memperkosa orang?" Tanyaku.

"Kurang ajar!" Kata petugas itu.

Entah kenapa, aku seolah-olah bisa membaca pikirannya. Aku tahu persis kapan dia akan menarik pelatuk senjatanya. Dengan mengetahui momen itu, aku bisa melompat disaat yang tepat, menghindari tembakannya ke kepalaku. Aku hendak menerjang petugas yang tadi berusaha menembakku. Tiba-tiba, selongsong peluru menembus perutku. Sial, rupanya petugas lain pun juga sudah berjaga, walaupun aku tahu ia menembak karena panik. Kali ini aku terjatuh di tanah.

"Kali ini kamu tidak akan bisa lari!" Kata petugas itu sambil memoncongkan senjata itu ke kepalaku.

Cih, inikah saatnya aku pergi ke akhirat? Inikah akhirnya aku bisa melihat wajah orang tuaku yang sebenarnya? Tapi ya beginilah hidup, harus siap mati kapanpun.

"Apalagi yang kamu tunggu?" Tanyaku.

"Selamat tinggal, anak iblis!" Kata petugas itu.

Aku memejamkan mataku dengan penuh kesiapan untuk berangkat dari dunia ini. DOOORRR... Suara itu terdengar begitu kencang. Aku merasakan tubuhku terayun dan terombang-ambing. Setelah itu, aku merasakan kehangatan yang luar biasa disekujur tubuhku. Eh? Aku merasa bahwa aku sepertinya masih sadar. Aku mulai membuka mataku perlahan-lahan. Aku melihat matahari yang masih bersinar terang di langit. Apakah aku belum mati? Aku mulai melihat kebawah. Seseorang sedang memeluk tubuhku erat-erat. Inikah kehangatan yang menyelimutiku sekarang? Lalu, orang itu melepaskan pelukanku, dan memperlihatkan wajahnya kepadaku. Rupanya ia seorang wanita. Paras wajahnya sangat cantik. Kulitnya putih bersih, dengan rambut pirang panjang bergelombang. Wanita itu melepaskanku di tanah, dan kemudian berdiri. Ia berjalan kearah petugas yang tadi hendak menembakku.

"Bukannya tugas kalian hanya mendata saja? Senjata yang kalian pegang itu hanya untuk melindungi diri? Kenapa bisa sampai ada peluru yang keluar dari senjata itu?" Tanya wanita itu.

"Oh, ma.. maaf b.. bu... Anak ini... ta.. tadi berusaha melawan ka.. kamii.." Jawab petugas itu dengan gemetar. Aku juga melihat raut wajah para petugas lainnya sungguh sangat ketakutan.

Wanita itu kemudian memalingkan wajahnya kearahku.

"Betulkah itu, nak?" Tanya wanita itu.

Aku hanya mengangguk pelan menjawab wanita itu. Entah kenapa, aku tahu wanita ini sangat kuat. Tidak seperti para petugas kroco ini. Aku tahu, jika aku menghampiri wanita ini dan berusaha menyerangnya, ia akan membunuhku dalam sekejap.

"Kenapa dia bisa sampai menyerang kalian?" Tanya wanita itu kepada para petugas.

"A... aannu b.. bbuu... Ta.. tadii kami ha... hanyaa berusa.. berusahaa mendataa me... merekaa... Tapi anak itu ti.. ti-tiba berontak..." Kata petugas itu sambil gemetar.

Cih, para pembohong yang licik.

"Oh, begitu. Baiklah." Kata wanita itu sambil menepuk bahu petugas itu.

Petugas itu hanya tersenyum, tetap sambil gemetar.

"Tahukah kamu?" Tanya wanita itu kepada petugas itu.

"I.. iya bu?" Tanya petugas itu.

"Kamu tidak pandai berbohong." Kata wanita itu.

Mendengar hal itu, petugas itu langsung ketakutan setengah mati. Seolah-olah seperti melihat harimau besar yang hendak memangsanya. Dalam sekejap, tangan wanita yang tadinya ada di bahu petugas itu, langsung memotong leher petugas itu. Dalam sekejap, teriakan ketakutan langsung membahana di desa itu. Mustahil, bagaimana caranya ia memotong leher orang dengan tangan kosong? Apakah ada pisau yang disembunyikan di pinggiran tangannya?

"Apa yang sebetulnya terjadi, nak?" Tanya wanita itu, sambil tetap melihat kearah petugas yang sudah tidak bernyawa itu.

"Tadi temannya berusaha memperkosa janda yang ada disitu." Kataku sambil menunjuk janda itu.

"Lalu?" Tanya wanita itu.

"Aku langsung menerobos masuk ke rumahnya, dan membunuh petugas itu. Lalu, yang lain ikut berdatangan. Aku tidak berhasil membunuh mereka semua, dan sisanya seperti yang kamu lihat." Kataku.

"Hmmm, kamu berkata jujur, nak." Kata wanita itu.

Darimana dia tahu ya petugas itu berkata bohong dan aku berkata jujur?

Kemudian wanita itu mendekatiku. Ia menyentuh tanganku yang luka. Setelah kira-kira dua puluh detik berlalu, rasa sakit ditanganku itu sudah hilang. Saat dia melepaskan tangannya dari tanganku, aku melihat bahwa tanganku yang tadinya tertembak kini sudah sembuh total. Dia melakukan hal yang sama pada tubuhku lainnya yang luka. Setelah selesai, dia kembali berjalan kearah para petugas itu. Aku heran, daritadi dia mengeluarkan sihir-sihir yang ajaib. Apakah betul dia ini manusia?

"Bukankah kalian hanya bertugas mendata saja? Kenapa bisa sampai ada insiden pencobaan pemerkosaan?" Tanya wanita itu kepada para petugas lain.

Para petugas itu hanya bisa memasang tampang ketakutan, sama ketakutannya seperti petugas tadi.

"Cih, pantas saja banyak laporan keluhan dari desa-desa yang kami data." Kata wanita itu.

"Baiklah begini saja. Kalian semua mau bunuh diri? Atau mati disiksa?" Tanya wanita itu.

Dalam sekejap, tanpa pikir panjang, semua petugas itu langsung mengarahkan senjata yang mereka bawa ke kepala mereka, dan semua langsung serempak menembak diri sendiri. Gila, seolah-olah mereka ingin cepat-cepat mati. Siksaan seperti apa yang dimaksud oleh wanita itu? Aku yang seumur hidup tidak pernah ketakutan, walau melihat harimau sekalipun di hutan, bisa ketakutan begini. Setelah semua petugas itu tidak bernyawa, kini wanita itu melihat ke seluruh penduduk desa. Ia berjalan beberapa langkah menuju mereka. Tentu saja, mereka semua langsung ketakutan. Diluar dugaan, tiba-tiba wanita itu berlutut, dengan kedua telapak tangan dan kepalanya menyentuh lantai.

"Para penduduk, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sebetulnya, tugas kami hanya mendata kalian saja. Tapi, ini semua bisa terjadi karena para petugas itu terlalu dibiarkan bebas. Kami pun tidak mengontrol kerja mereka di lapangan. Seharusnya, kejadian macam seperti ini tidak terjadi." Kata wanita itu sambil tetap berlutut.

Setelah itu, wanita itu berdiri, dan berjalan pulang menuju mobilnya. Ia menyalakan mobilnya, dan kemudian pergi dari desa. Wanita itu mengemudikan mobilnya dengan cukup pelan. Dalam sekejap, mobil itu sudah keluar dari desa itu. Walaupun sudah diluar desa, ia tetap mengemudikan mobilnya dengan pelan.

"Sampai kapan kamu mau bersembunyi disitu?" Tanya wanita itu sambil tetap mengemudikan mobilnya dan melihat kearah depan.

"Latih aku menjadi kuat sepertimu." Kataku, sambil keluar dari persembunyianku di kursi belakang mobilnya.

"Kenapa kamu ingin jadi kuat?" Tanya wanita itu.

"Untuk melindungi diriku sendiri." Kataku.

Wanita itu hanya diam saja. Ia terus menyetir mobilnya. Aku tidak tahu kemana ia akan membawaku. Setelah melewati jalan yang berkelok-kelok di pegunungan, akhirnya kami sampai di suatu rumah kecil. Wanita itu mematikan mesin mobilnya, dan mengajakku masuk ke rumah kecil itu. Dalam rumah kecil itu tidak ada apa-apa. Hanya ada ruang kosong yang kira-kira luasnya empat meter persegi. Wanita itu kemudian berjongkok, dan meletakkan telapak tangannya di salah satu ubin. Kemudian, ubin itu terbuka, dan memperlihatkan tangga menuju bawah tanah. Wanita itu pun menuruni tangga itu. Aku mengikuti wanita itu turun. Sesampainya di dasar, wanita itu menuju ujung tembok yang terdapat pintu. Setelah pintu itu dibuka, terlihatlah suatu ruangan yang menurutku cukup mewah. Untuk ukuran desa, ini sangat mewah. Mungkin tidak semewah di kota-kota utama.

Seorang laki-laki menghampiri wanita itu, dan mencium bibir wanita itu. Hueek, aku jijik melihatnya.

"Hai, sayang. Kamu ga terluka?" Tanya laki-laki itu.

"Nggak sayang. Aku baik-baik saja." Jawab wanita itu.

Laki-laki itu menurutku cukup tampan. Ia berambut pendek bergelombang. Tubuhnya tidak begitu besar, tapi tegap. Tingginya kurang lebih 176 cm.

"Hei, siapa kamu, nak?" Tanya laki-laki itu kepadaku.

"Anak yang kutemukan di desa tempat hari ini dilakukan pendataan. Anak ini membunuh satu petugas yang hendak memperkosa seorang janda." Kata wanita itu.

"Memperkosa?" Tanya laki-laki itu.

"Kaget? Aku juga kaget. Ternyata itu yang dilakukan para petugas kita." Kata wanita itu.

"Dan anak ini berhasil membunuh salah satu petugas?" Tanya laki-laki itu.

"Iya." Kata wanita itu.

Kemudian, laki-laki itu berjalan kearahku, dan berjongkok dihadapanku.

"Halo, nak. Namaku Max. Siapa namamu?" Tanya laki-laki itu.

"Aku tidak punya nama." Jawabku.

"Kebetulan sekali." Laki-laki itu berkata sambil tersenyum, kemudian berdiri dan berjalan kearah wanita itu.

Entah, apa maksud dari perkataan laki-laki itu. Aku tidak tahu, dan juga tidak mau tahu.

"Nak, malam ini kamu tidur disitu ya." Kata wanita itu sambil menunjuk sebuah kamar di sebelah kanan.

"Aku tidur disini. Ada apa-apa, panggil saja ya." Kata wanita itu sambil menunjuk sebuah kamar di sebelah kiri.

Aku langsung masuk ke kamar disebelah kananku tanpa berkata apa-apa. Kamarku ini terdapat meja, kursi, dan tempat tidur. Tempat tidurnya pun empuk sekali. Sangat berbeda dengan tempat tidur batu yang biasa kugunakan di desa tempatku tinggal. Tanpa berlama-lama, aku langsung tidur karena hari sudah cukup malam.

Malamnya, aku terbangun. Aku hendak ke kamar kecil. Tapi, aku tidak tahu dimana kamar kecilnya. Aku memutuskan untuk keluar, dan bertanya pada wanita itu. Setelah keluar kamar, aku melihat pintu kamar wanita itu tidak tertutup dengan rapat. Aku mendengar suara dari kamar wanita itu. Aku tidak peduli, tetap saja aku memutuskan untuk ke kamar wanita itu.

Sebelum aku sempat membuka pintu kamar wanita itu, aku bisa melihat kedalam kamar wanita itu dari celah pintu yang tidak tertutup rapat itu. Wanita itu sedang duduk di ranjang, bersama seorang Laki-laki. Laki-laki itu adalah Max. Mereka sedang berciuman di bibir satu sama lain. Ukh, mereka kok senang sekali sih melakukan hal itu? Melihatnya saja aku sudah jijik. Tiba-tiba, aku melihat tangan kanan Max meraih baju wanita itu, dan mulai melucutinya. Kini, wanita itu sudah bertelanjang dada. Aku bertanya-tanya dalam diriku, seperti itukah dada wanita dewasa. Dadanya sungguh bulat sempurna, dengan putingnya yang berwarna merah muda dan cukup besar. Kini, Max tidak lagi mencium bibirnya, melainkan kali ini ia mencium buah dada kiri wanita itu, sedangkan tangannya kirinya meremas-remas buah dada kanan wanita itu. Ih, apa sih yang sebenarnya sedang mereka lakukan? Wanita itu pun tampak sangat menikmatinya. Kenapa bisa begitu ya? Kini, kedua tangan Max memeluk punggung wanita itu dengan sangat erat. Sementara bibirnya berganti-gantian menciumi kedua buah dada wanita itu, dan juga lehernya. Eh tunggu, Max tidak mencium leher dan buah dadanya, melainkan menjilatinya! Aih, kenapa wanita itu diam saja sih diperlakukan begitu?

Kini, mereka kembali berciuman di bibir. Kali ini, tangan wanita itu melucuti pakaian Max satu-satu, sampai ke celananya. Wah, ternyata tubuh laki-laki dan wanita itu berbeda ya. Dada wanita itu tambak bulat, sedangkan dada Max tidak sebesar dada wanita itu. Memang, ada yang menonjol dari dada milik Max, tapi bentuknya sedikit berbeda dari dada wanita itu. Tapi yang membuatku sangat heran adalah benda yang ada diselangkangan Max. Benda itu bentuknya seperti batang yang panjangnya kira-kira lima belas sentimeter. Aih, benda apa itu? Disitulah aku tahu, bahwa ternyata laki-laki dan wanita memiliki alat kelamin yang berbeda.

Sambil tetap berciuman, tangan kiri wanita itu mulai menggenggam batang milik Max, dan mengocok-ngocoknya. Max pun tampak menggeliat. Memangnya begitu nikmat ya? Cukup lama mereka melakukan hal itu, mungkin sekitar sepuluh menit. Kemudian, Max melepaskan celana pendek milik wanita itu, dan kini ia menindih wanita itu di ranjang. Mereka saling berpelukan, dan berciuman di bibir satu sama lain. Kemudian, Max memposisikan batang yang ada di selangkangannya itu di depan lubang milik wanita itu. Apa yang hendak Max lakukan? Max pun mendorong pantatnya dalam-dalam, sehingga batang yang ada di selangkangannya itu terbenam masuk ke dalam lubang milik wanita itu. Eh, muat ya lubang sekecil itu dimasukkan oleh batang sebesar itu?

Sekarang, Max memaju mundurkan pantatnya, sehingga batang itu keluar masuk menggesek-gesek lubang milik wanita itu. Wanita itu pun ikut menggoyang-goyang pantatnya, sehingga tubuh mereka berdua seperti menggelepar-gelepar di ranjang itu. Max dan wanita itu tampak sangat menikmati perlakuan mereka masing-masing.

"Ooohh... Maaxx... teruuusss sayaangg.. Aku gaakk kuaattt..." Desah wanita itu.

"Sayaang... kamu semakin jagoo ajaa... I lovee you full..." Desah laki-laki itu sambil memaju-mundurkan pantatnya ke lubang milik wanita itu.

Mereka terus-menerus melakukan hal itu. Makin lama, irama genjotan Max makin kuat. Wanita itu pun juga makin liar memutar-mutar pantatnya dan mencium bibir Max. Suara desahan mereka makin mendominasi suara-suara kecil yang ada disini. Tiba-tiba saja, aku melihat tubuh wanita itu bergetar dengan cukup hebat.

"Max sayaangg.. Akuu mao dapeet niih... Kenceeng dikiit..." Kata wanita itu sambil mencium bibir Max dengan makin liar.

Mendengar hal itu, Max makin kencang memompa lubang milik si wanita itu. Muka wanita itu makin keenakan saja. Tidak lama kemudian, wanita itu mengangkat pantatnya keatas, sambil mengerang.

"Ouugghhh... Aku keluaar Max..." Erang wanita itu.

Max pun menghentikan genjotan pantatnya. Ia menciumi pipi si wanita itu dengan lembut. Tangannya terus membelai-belai rambut wanita itu.

"I love you, sayang." Kata Max.

"I love you too, sayang." Kata wanita itu sambil membelai-belai rambut Max.

"Boleh aku lanjut?" Tanya Max.

Wanita itu hanya mengangguk saja. Kini, Max kembali memompa pantatnya dengan perlahan-lahan. Kali ini, wanita itu diam saja. Selagi memompa pantatnya, Max menempelkan kepalanya ke buah dada kanan wanita itu, dan mulai melumat puting susu buah dada kanan wanita itu. Sementara, tangannya terus meremas-remas buah dada kirinya. Lama-kelamaan, wanita itu mulai bergerak lagi, dan balas mencium bibir Max. Kini, mereka sama-sama menggelepar-gelepar lagi.

"Mm.. Max, ayoo gantiiann.. Aku pingin diataas..." Kata wanita itu.

Mendengar hal itu, Max mencabut batang miliknya dari lubang wanita itu. Lalu, ia berguling ke samping wanita itu. Sementara, wanita itu bangun dari posisi berbaringnya, dan ia menaiki tubuh Max. Ia memposisikan pantatnya ke batang milik Max, dan membenamkan seluruh batang milik Max ke dalam lubang miliknya itu. Kemudian, wanita itu mulai menaik-turunkan pantatnya. Max terlihat sangat menikmati itu. Kedua tangannya mulai meremas-remas kedua buah dada milik wanita itu. Wanita itu mulai menurunkan kepalanya, dan berciuman dengan bibir Max.

Makin lama, wanita itu menaik-turunkan pantatnya semakin cepat. Gerakan pantatnya sekarang tidak hanya naik turun saja, tetapi terus berputar-putar. Kanan... kiri... atas... bawah... Seperti penari saja gerakan pantatnya. Max hanya bisa merem-melek. Hingga akhirnya, aku melihat gerakan dari pangkal paha Max mengikuti irama putaran pantat wanita itu.

"Ooohh... nikmat sekalii Max sayaangg..." Desah wanita itu sambil menciumi bibir Max dengan liar.

"Goyangan pantat kamu, mantaap... sayaanggg..." Desah Max sambil balas menciumi bibir wanita itu dengan liar.

Setelah beberapa menit, baik Max maupun wanita itu menjadi semakin tidak terkendali. Gerakan pantat mereka makin tidak berirama. Wajah mereka menunjukkan ekspresi yang seperti kesetanan saja.

"Maax... Aku maoo keluaarr lagii, sayaangg.." Erang wanita itu.

"Ayoohh bareengg.. Aku jugaa sayaangg.." Erang Max.

Mereka terus menggenjot alat kelamin mereka masing-masing. Wanita itu diatas dengan terus menaik-turunkan pantatnya, sedangkan Max dibawah dengan terus juga mendorong dan menarik batang miliknya. Tiba-tiba, wanita itu berhenti menurunkan pantatnya sedalam-dalamnya, dan setelahnya berhenti menaik-turunkan pantatnya. Kedua tangannya memeluk tubuh Max dengan sangat erat.

"Ouugghhh... Akuu keluaarrr sayaanggg..." Erang wanita itu.

Max pun juga berhenti mendorong dan menarik batang miliknya. Ia juga membalas pelukan wanita itu dengan erat.

"Aku jugaa sayaanngg... Ooohhh... Uuuhhhh..." Erang Max.

Aku bisa melihat batang milik Max betul-betul tenggelam dalam lubang milik wanita itu. Tidak lama kemudian, dari lubang milik wanita itu keluar cairan kental berwarna putih. Wanita itu masih terus menindih Max. Mereka masih saling berpelukan, dan berusaha mengatur napas mereka masing-masing. Setelah sepertinya napas mereka sudah teratur, wanita itu mencium bibir Max dengan lembut.

"I love you, sayang." Kata wanita itu.

"I love you too." Kata Max.

Kini, mereka kembali berpelukan.

"Kalau mau ke kamar kecil, ada di ujung lorong ini!" Teriak wanita itu.

Oh, rupanya ia menyadari kehadiranku toh. Aku langsung berlari ke ujung lorong ini, dan menemukan kamar kecil. Di kamar kecil itu, aku langsung muntah. Aku tidak mengerti apa yang tadi mereka lakukan. Entah kenapa, aku merasa sangat jijik dengan apa yang baru saja mereka lakukan. Tapi di sisi lain, aku bisa merasakan adanya gelora yang sangat kuat memancar dari mereka berdua. Ah, aku merasa sedang mimpi buruk. Aku langsung cepat-cepat kembali ke kamarku, dan buru-buru tidur.

Keesokan paginya, aku bangun. Max sudah ada dikamarku. Ia berdiri sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding. Aku langsung mengambil sikap siaga.

"Semalam kamu ngintip ya?" Tanya Max.

Aku hanya mengangguk.

"Oke. Siapkan dirimu. Kita akan memasuki tahap pelatihan." Kata Max.

"Pelatihan apa?" Tanyaku bingung.

"Kudengar, kamu ingin menjadi kuat." Kata Max sambil tersenyum. Lalu, ia keluar dari kamarku.

Aku segera bangun, dan mengikuti Max. Kami menelusuri lorong demi lorong. Rumit sekali tempat ini. Bentuknya seperti labirin. Setelah lama melewati lorong demi lorong, akhirnya kami sampai di udara terbuka. Tempat ini seperti hutan dalam pegunungan.

"Baris disana, disebelah anak-anak itu." Kata Max sambil pergi meninggalkanku.

Aku segera memposisikan diriku di sebelah kiri anak-anak itu. Termasuk aku, kami semua berjumlah lima orang wanita dan lima orang laki-laki. Di depan kami berdiri seseorang yang mengenakan jubah hitam panjang sampai mata kaki. Tampangnya sudah cukup tua. Rambut dan janggutnya berwarna putih pekat.

"Perkenalkan, namaku Cockatrice. Aku adalah pemimpin dari organisasi ini. Tujuan kalian semua berkumpul disini adalah menjalani pelatihan. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih kalian menjadi spesialis elite yang handal. Entah itu dalam bentuk pembunuh elite, sekretaris elite, ataupun bodyguard elite. Kalian semua akan dilatih sampai betul-betul siap. Jangan sampai salah paham kalian. Ini bukanlah pelatihan yang lunak. Pelatihan ini mempertaruhkan hidup mati kalian. Bagi kalian yang tidak siap mati, silakan pergi sekarang sebelum terlambat." Kata Cockatrice.

Kami bersepuluh tetap tidak bergeming.

"Tidak ada ya? Bagus. Orang ini akan melatih kalian sampai pelatihan ini selesai. Dariku cukup." Kata Cockatrice.

Orang yang ditunjuk Cockatrice, ternyata adalah wanita yang menyelamatkanku di desa tempatku tinggal dulu, yang juga adalah wanita yang membawaku kesini, dan semalam habis melakukan tindakan aneh itu dengan Max.

"Buat kelompok berdua-dua. Harus laki-laki dan wanita. Mulai sekarang, kalian akan menjaga partner kalian masing-masing. Makan bersama, pergi bersama, tidur pun juga bersama." Kata wanita itu.

Setiap dari kami, mulai mencari-cari partner kami masing-masing. Aku berpasangan dengan laki-laki yang kira-kira berumur dua belas tahun. Rambutnya pendek lurus.

"Arman." Katanya sambil mengulurkan tangannya kepadaku untuk bersalaman.

Aku mengulurkan tanganku untuk bersalaman juga.

"Maaf, aku tidak punya nama." Kataku.

"Tidak punya nama? Bagaimana kalau kupanggil "Armin" saja?" Tanya Arman sambil tertawa.

Aku segera memelototi Arman.

"Maaf, aku cuma becanda kok. Bagaimana kalau "unnamed"?" Tanya Arman.

"Hah? "Unnamed"?" Tanyaku dengan heran.

"Artinya, si tanpa nama." Kata Arman.

"Bagus juga." Kataku sambil tersenyum.

"Oke. Unnamed." Kata Arman.

"Akhirnya, kamu menemukan sebuah nama ya. Walaupun masih belum bagus sih." Kata wanita itu tiba-tiba muncul di hadapan kami.

"Tapi nggak apa-apa. Mulai sekarang, kita harus akur ya. Baik antara kita, maupun dengan yang lainnya." Kata wanita itu.

"Ngomong-ngomong, aku harus memanggilmu apa ya?" Tanyaku.

Wanita itu tersenyum kepadaku.

"Namaku Yuna. Panggil Yuna saja, atau apapun yang kamu suka." Kata wanita itu kepada kami.

BERSAMBUNG KE SIDESTORY 1-2
 
Terakhir diubah:
side story yg menceritakan tentang yuna kah?
Sik baca lg,agak bingung soalnya.dr peratarungan ujug2 pindah cerita
 
Bimabet
Sesuai janji,untuk sidestory ini ane update tiap hari kecuali weekend
Sidestory 1 ini ada 4 episode
Jadi next update nya adalah jumat,senin,dan selasa
Setelah sidestory ini selesai,akan dilanjutkan update episode 18 dari main story nya
Episode 18 akan update minggu depan di hari yang belum ditentukan

side story yg menceritakan tentang yuna kah?
Sik baca lg,agak bingung soalnya.dr peratarungan ujug2 pindah cerita

Hmmm
Ane masih belum bisa bilang apa2
Tapi memang ada Yuna di dalem sidestory ini
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd