Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT True Love and True Lust. Loyalty and Betrayal (by : meguriaufutari)

ane serasa nonton anime nih suhu, banyak unsur campurannya :cool: btw, pelatihannya mirip manga angel heart kah ?
 
ane serasa nonton anime nih suhu, banyak unsur campurannya :cool: btw, pelatihannya mirip manga angel heart kah ?

hahaha
Hmmm, mungkin kebetulan doang mirip
Soalnya ane ga baca manga angel heart
Kl pelatihan ini, hampir 90% ide ane. 10% nya ada sumber dari tempat lain
 
SIDESTORY 1-2 : Cinta

Sudah kira-kira lima tahun sejak kejadian itu. Kini, aku berusia lima belas tahun, sedangkan Arman berusia tujuh belas tahun. Kami sudah banyak mendapatkan pelatihan dari Yuna. Bagaimana cara bertahan hidup di hutan sendirian, bagaimana cara menjaga satu sama lain agar tetap selamat, kemampuan bertarung, menyusup, memata-matai, mendapatkan informasi penting, melayani orang lain, dan memasak makanan.

Dalam suatu misi melayani orang lain setahun lalu, akhirnya aku merasakan apa yang kulihat malam itu lima tahun lalu diantara Max dan Yuna. Ukh, aku masih terbayang-bayang bagaimana batang kemaluan pria besar paruh baya itu memasuki lubang kemaluanku. Aku baru tahu hal itu dinamakan hubungan seks. Saat itu, aku sedang mendapatkan pelatihan untuk menjadi sekretaris elite. Aku harus melayani seorang paruh baya yang kaya. Orang itu diincar oleh beberapa saingannya. Bahkan, beberapa saingannya sampai mengutus pembunuh bayaran untuk membunuh orang itu. Sebagai sekretaris elite, aku harus mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi majikanku, dan juga harus melayani semaksimal mungkin majikanku demi kepuasannya.

Orang paruh baya itu memang kasar sekali terhadapku. Walaupun aku lebih kuat darinya, ia seringkali memukul dan menamparku. Sebagai sekretaris elite, melawan majikan adalah hal yang tabu sehingga mau tidak mau aku hanya bisa diam dan tersenyum mendapatkan perlakuannya. Bahkan ketika berhubungan seks pun, orang itu hanya mementingkan dirinya sendiri dan sangat kasar.

Tidak hanya sekali aku mendapatkan pelatihan sebagai sekretaris elite. Dan semuanya itu, tidak ada yang menyenangkan. Semuanya adalah mimpi buruk bagiku. Mereka memang menganggap sekretaris elite itu adalah profesi rendahan. Padahal kita harus berusaha sekuat tenaga untuk melindungi dan memuaskan majikan. Ini adalah profesi yang tidak akan kujadikan pekerjaan utama di masa depanku nanti.

Arman sepertinya mendalami profesi sebagai pembunuh elite. Ia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Membunuh tanpa meninggalkan jejak, itulah yang dilakukan oleh para pembunuh elite.

Kami tinggal berdua disuatu kamar yang cukup luas. Memang model pelatihannya itu seperti ini. Waktu itu, ada sepuluh orang total. Kami diminta berkelompok berdua-dua laki-laki dan wanita. Setelah itu, kami selalu menjalani kehidupan sehari-hari berdua. Makan bersama, tidur dalam kamar yang sama, saling berbagi, berlatih bersama. Hanya dalam menjalani suatu misi spesifik, kami tidak bersama. Beberapa diantara kami, sudah mulai ada yang pacaran. Bagaimana tidak? Selalu bersama-sama dalam hampir setiap waktu, selalu berbagi, menolong satu sama lain. Bukan mustahil jika suatu benih-benih bernama cinta muncul diantara kami.

Karena terlalu sering bersama-sama, cinta pun mulai tumbuh diantara aku dan Arman. Hanya saja, kami tidak mau mengakuinya satu sama lain. Kami sama-sama tidak ingat tanggal ulang tahun kami. Hingga pada suatu saat setahun yang lalu, Arman menetapkan bahwa tanggal 7 Februari adalah hari ulang tahun kami berdua. Aneh-aneh saja si Arman ini.

7 Februari pun tiba. Kami saling mengucapkan selamat ulang tahun satu sama lain. Aku memberikan kepadanya baju yang telah kubuat dengan kujahit sendiri dari bahan-bahan yang terbaik. Aku membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuatnya.

"Woow, bagus banget bajunya. Makasih ya, Unnamed." Kata Arman.

"Ah, biasa aja lah. Nggak sebagus itu kok." Kataku.

"Oh iya, aku belum memberikan kado nih." Kata Arman.

"Udah, nggak usah juga nggak apa-apa kok." Kataku.

"Hmmm, aku sebenernya bawa kado sih." Kata Arman.

Aku bingung dengan jawabannya. Mana kado yang dimaksud? Sepertinya ia tidak membawa apa-apa.

"Tutup mata kamu, Unnamed." Kata Arman.

"Udah, nggak usah sok romantis deh. Kamu tahu kan aku kayak gini." Kataku.

"Pokoknya harus tutup mata." Kata Arman.

"Oke-oke. Nih aku tutup mata." Kataku sambil menutup mata.

Beberapa detik kemudian, tiba-tiba kehangatan memenuhi tubuhku. Aku juga merasakan ada benda kenyal yang menyentuh dan melumat bibirku. Aku langsung membuka mata untuk melihat apa yang terjadi. Kini, Arman sudah memeluk dan mencium bibirku. Aku tidak terlalu kaget dengan apa yang terjadi karena aku sudah biasa mengalaminya saat menjalani misi spesifik sebagai sekretaris elite. Tapi, apa yang kurasakan begitu berbeda. Tidak seperti orang-orang yang kulayani saat mereka mencium bibirku. Waktu itu, terhadap mereka itu aku hanya merasakan nafsu mereka. Tetapi, kali ini aku merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar nafsu.

Aku bisa merasakan adanya gelora yang bergejolak dalam tubuhku. Seolah-olah seperti didorong oleh gelora itu, aku membalas ciuman Arman dengan mesra. Kini, kami saling berciuman dengan mesra. Setelah beberapa saat, Arman melepaskan ciumannya dan menatap mataku.

"I love you, Unnamed." Kata Arman.

Aku hanya tersenyum. Ya, setelah mendengar perkataannya, aku baru sadar bahwa aku pun sebetulnya memiliki perasaan yang sama dengannya.

"I love you too, Arman." Kataku.

Lalu, entah apa yang mendorong Arman, Arman langsung mengangkat tubuhku, dan membawanya ke ranjang. Kemudian, Arman berbaring disampingku, dan langsung mencium bibirku. Aku pun juga membalas ciumannya. Selama bermenit-menit, kami terus berciuman dengan mesra. Kemudian, Arman pun memeluk tubuhku, dan kini ia ganti menciumi seluruh wajahku, telingaku, dan leherku. Aku merasakan sesuatu bangkit dalam diriku. Sesuatu ini rasanya seperti nafsu yang biasa kudapatkan begitu bersetubuh dengan majikan-majikanku sebelumnya. Tetapi, berbeda dari nafsu-nafsu itu. Seolah-olah, ini lebih indah. Lama-lama, perasaan ini membuatku semakin tidak kuat. Aku pun mulai sedikit menjambak rambut Arman. Desahan-desahan kecil mulai keluar dari mulut Arman.

Lama kelamaan, tangannya mulai menjamah buah dada dan punggungku. Tubuhku rasanya seperti tersetrum aliran listrik kecil, membuatku berasa geli bercampur nikmat. Tangan kiriku semakin erat memeluknya, sementara tangan kananku semakin keras menjambak rambutnya. Aku tangannya mulai membuka kaosku keatas. Seperti didorong oleh naluri, tanganku kuangkat keatas untuk memperlancar sehingga ia bisa membuka kaosku dengan mudah. Setelah melepas kaosku, kini ia ganti melepas pakaian dalamku dengan cekatan.

Kini, dadaku terbuka tanpa dilindungi oleh sehelai benang pun. Anehnya, aku tidak merasa risih ataupun malu. Apakah dikarenakan aku sudah biasa mengalami hal ini, atau aku memang merasa sangat nyaman dengan Arman. Kini tubuhku yang sudah setengah telanjang langsung digarap olehnya. Kedua tangannya meremas-remas dan juga memijat kedua buah dadaku. Argh, aku merasa sangat rileks dengan perlakuannya. Perlakuannya ini membuatku makin nyaman dan tenang.

"Indah." Kata Arman singkat.

"Makasih." Kataku singkat.

Kini, bibirnya mulai melumat buah dada kiriku. Lumatannya sangat intens bagaikan orang yang sangat kelaparan. Meskipun begitu, kegelian dan kenikmatan yang kurasakan makin menggila. Tanganku pun tak kuasa menjambak rambut Arman dan mendorong kepalanya agar semakin terbenam di buah dadaku.

"Ss.. sayaangg... Akuu makin gaak tahaann niih..." Desah Arman.

"Akuu jugaa... Teruusiin ajaahh..." Desahku.

Sambil tetap melumat buah dadaku, tangannya mulai merambah ke paha dan selangkanganku. Hanya dengan satu tangan, ia begitu cekatan membuka celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Kini, tubuhku betul-betul telanjang di hadapannya. Seumur-umur, belum pernah aku telanjang begini dihadapan Arman. Setelah itu, ia pun juga membuka seluruh pakaiannnya sehingga ia kini sama telanjangnya denganku. Tubuhnya betul-betul berbeda sejak pertama kali aku melihat ia bertelanjang dada. Kini ia bertubuh sedikit kekar dan maskulin. Kulitnya berwarna coklat muda.

Yang membuatku berdebar-debar adalah batang kemaluan miliknya. Aku sudah sering melihat batang kemaluan laki-laki waktu menjalani misi spesifik sebagai sekretaris elite. Tapi kali ini, aku sungguh berdebar-debar. Ini kedua kalinya aku merasakan hal aneh begini sejak waktu pertama kali aku melihat batang kemaluan laki-laki milik Max. Panjang dan besarnya kurang lebih sama seperti yang dimiliki oleh Max. Sungguh, nafsuku langsung naik begitu melihat batang kemaluan milik Arman.

Kini tubuhnya yang telanjang langsung menindih tubuhku. Bibirnya menciumi bibirku dengan lembut, sementara kedua tangannya memberi pijatan dan remasan di kedua buah dadaku. Aku betul-betul semakin terangsang. Akibatnya, aku juga membalas ciumannya dengan liar. Tangan kiriku memeluk tubuhnya dengan erat. Tangan kananku mulai menjamah dan mengelus batang kemaluan miliknya. Mendapat rangsangan dariku, kedua matanya terpejam. Dengusan nafasnya semakin kuat. Sepertinya, ia pun mulai dikuasai oleh birahi yang begitu kuat. Cukup lama kami berada dalam posisi itu.

Setelah kenikmatan makin menguasai diriku, aku mendorong tubuhnya dan berusaha bangun dari posisi berbaringku. Ia pun mengikuti arahanku, dan kini ia berbaring disampingku. Aku memposisikan lubang kemaluanku dihadapan wajahnya, sementara aku kepalaku kuarahkan menghadap batang kemaluannya. Aku mulai mengocok-ngocok batang kemaluannya sembari menjilatinya. Terdengar suara desahan kenikmatan dari mulut Arman. Ia pun mulai menjilati dan melumat habis lubang kemaluanku. Oohh, aku merasa seolah-olah seluruh macam rangsangan berkumpul diselangkanganku. Mulai dari yang bentuknya setruman listrik, air hangat, sampai segala rangsangan yang indah. Kenikmatan birahi yang menguasaiku itu membuatku semakin gila dalam mengocok-ngocok batang kemaluan Arman. Bahkan, kini aku mulai mengulum batang kemaluan Arman dengan sangat kencang. Tubuhnya mulai menggeliat akibat rangsangan yang kuberikan ini.

Selama bermenit-menit, kami terus memompa rangsangan di selangkangan masing-masing lawan main kami. Setelah sekian lama, Arman pun bangun, dan melepaskan kepalaku dari selangkangannya. Kini ia menindih tubuhku. Kedua tangannya memeluk tubuhku, sementara bibirnya menciumi bibirku dengan lembut. Kehangatan tubuhnya yang menindihku betul-betul membuat birahiku semakin naik lagi. Aku pun juga membalas memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya. Kini, kami saling berpelukan dan berciuman dengan mesra. Bibir kami saling beradu, sementara di pertemuan bibir kami, lidah kami saling beradu untuk memberikan kenikmatan satu sama lain.

Setelah sekian lama, ia melepaskan ciumannya di bibirku. Kini, ia memposisikan batang kemaluannya untuk masuk ke lubang kemaluanku.

"Aku gaak tahaan pengen masuk, sayaang.." Ujar Arman dengan napas yang terengah-engah.

"Silakan masuk, sayang. Ayo kita saling mencintai." Jawabku sambil mencium bibirnya.

Ia menempelkan batang kemaluannya di lubang kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluan itu menempel di bibir lubang kemaluanku. Ia menggesek-gesekkan batang kemaluannya di lubang kemaluanku. Mulanya terasa sedikit sakit. Tapi dalam sekejap, rasa sakit yang sedikit itu langsung berubah menjadi kenikmatan yang tiada tara. Aku langsung reflek menciumi bibirnya dengan liar.

"Gimanaa rasanyaah sayaangg?" Desah Arman.

"Enaak sayaangg... Terrussss..." Desahku.

Tidak lama kemudian, Arman memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kemaluannya kini telah terbenam dalam lubang kemaluanku. Aku merasakan dinding batang kemaluannya bergesekkan dengan dinding lubang kemaluanku. Ooohh, begitu berbeda dengan yang selama ini kurasakan. Majikanku sebelumnya ada yang memiliki batang kemaluan jauh lebih panjang dan besar daripada Arman. Tapi, kenikmatan yang kurasakan dari Arman ini jauh melebihi kenikmatan batang kemaluan milik majikanku dulu itu. Ternyata, batang besar dan panjang itu belum tentu memberikan kenikmatan maksimal.

"Udaah masuk sayaangg?" Desahku.

"Iyaa niih.. Punya kamu hangaat bangeet sayaangg..." Desah Arman.

Kini, Arman mulai memompa selangkanganku dengan memaju-mundurkan pantatnya. Sangat terasa sekali bagaimana batang kemaluan milik Arman itu terus menggesek-gesek dinding lubang kemaluanku. Saat pantatnya maju, lubang kemaluanku terasa penuh dan tergesek kearah dalam. Saat pantatnya mundur, sesuatu yang penuh itu terasa keluar dari lubang kemaluanku dan menggesek kearah luar. Aku pun ikut menggoyang pantatku untuk menyeimbangkan irama genjotan pantatnya. Saat pantatnya maju, aku mendorong pantatku. Saat pantatnya mundur, aku sedikit menarik pantatku. Desahan-desahan kami langsung memenuhi ruangan ini.

"Oohh.. teruss sayaangg.. Aku gaak kuaatt..." Desahku.

"Goyaang teruss sayaangg... Nikmaat sekalii..." Desah Arman.

Pada suatu titik, aku merasakan kenikmatan berkumpul di selangkanganku. Dalam sekejap, kenikmatan itu langsung menyebar ke seluruh tubuhku. Ya, aku tahu bahwa aku akan orgasme. Orgasme yang begitu berbeda dari orgasme-orgasmeku sebelumnya yang hanya dipenuhi oleh nafsu birahi. Aku pun semakin liar memutar-mutar pantatku. Bibirku makin liar menciumi bibir Arman. Arman pun juga makin kencang memompa batang kemaluannya ke lubang kemaluanku.

"Sayaanggg.. Akuu maoo sampaaaiii." Erangku.

"Ayoohh, bareengg sayaaanngg.. Aku juga maauuu niihh." Erang Arman.

Kami terus memompa pantat masing-masing untuk memberikan kenikmatan maksimal kepada lawan kami. Hingga akhirnya, kenikmatan puncak pun melandaku. Aku merasakan lubang kemaluanku berkedut-kedut dan bergetar dengan hebat.

"Sayaangg.. Aku keluaarr niih..." Erangku.

Di tengah kenikmatan puncak yang kudapatkan, aku merasakan tubuh Arman bergetar dengan sangat hebat. Tidak lama kemudian, aku merasakan batang kemaluannya menyemprotkan sperma nya yang hangat dan deras itu.

"Ooohhh... Uaaahhh..." Erang Arman tak tertahankan.

Sperma Arman begitu menghangatkan seluruh isi lubang kemaluanku. Bibir kami masih tetap berciuman. Tak lama kemudian, datanglah semprotan gelombang kedua dari batang kemaluan miliknya. Ooh, betul-betul nikmat sekali rasanya. Tidak seperti permainanku yang sudah-sudah. Untuk beberapa saat, kami masih tetap berpelukan satu sama lain. Keringat kami telah membanjiri tubuh kami masing-masing, dan juga ranjang tempat pergumulan kami. Kemudian, Arman mencabut batang kemaluannya, dan berguling kesampingku.

"Sayang, aku bener-bener cinta sama kamu." Kataku sambil berguling keatas tubuhnya dan mencium bibirnya.

"Aku juga cinta kamu, sayang. Terima kasih untuk permainan yang hebat ini." Kata Arman sambil balas mencium bibirku.

Malam itu, aku tertidur di pelukan tubuh Arman.

Keesokan paginya, aku terbangun bersama Arman. Yah, walaupun Arman belum memintaku untuk menjalani hubungan lebih lanjut, aku beranggapan bahwa dengan menyatakan saling cinta satu sama lain, sebetulnya kita sudah resmi pacaran hehehe. Kami berdua segera mengenakan pakaian training masing-masing. Biasanya, pakaian training setiap hari itu berbeda-beda, dan sudah diletakkan didepan kamar tidur kami setiap pagi. Pakaian hari ini berupa kaos hijau rumput, dan celana coklat tanah. Setelah mengenakan pakaian kami masing-masing, kami saling berciuman bibir, sebelum akhirnya kami keluar dari kamar tidur.

Kira-kira pukul tujuh pagi, kami semua sudah berkumpul di tempat kami berkumpul untuk menerima arahan. Biasanya, Yuna yang memberi kami arahan. Tapi kali ini, Cockatrice sendiri yang memberi kami arahan untuk training selanjutnya.

"Training kali ini, adalah salah satu training yang terakhir." Kata Cockatrice.

"Mana Yuna?" Tanya seorang anak perempuan yang aku tidak tahu siapa namanya.

"Kamu akan bertemu dengannya, ketika kamu sudah menyelesaikan training ini." Kata Cockatrice.

"Training hari ini akan mengajarkan sesuatu yang sebelumnya belum pernah kalian lakukan. Membunuh. Itulah yang akan kalian lakukan." Kata Cockatrice.

Kami semua diam dan mendengarkan. Walaupun aku belum mendapatkan pelatihan spesifik untuk membunuh, tapi aku cukup percaya diri, karena sebelum-sebelumnya aku sudah pernah membunuh. Ya, membunuh musuh-musuh majikanku saat menjalani misi spesifik sebagai sekretaris elite. Harusnya training kali ini bukanlah apa-apa.

Cockatrice mengeluarkan sebuah karung. Kemudian, ia menuang seluruh isi karungnya ke tanah. Ternyata hanya ada dua buah plastik bening. Hmm, aku melihat kapsul dalam salah satu dari kedua plastik itu. Jumlahnya kira-kira ada sepuluh. Di plastik satunya lagi, aku melihat sebuah benda yang tidak kukenali bentuknya. Kemudian, Cockatrice mengambil benda yang tidak kukenali itu. Ia mengamatinya dengan seksama, kemudian memasukkannya ke dalam suatu jarum suntik. Ia terus melakukannya sampai benda itu habis dari plastik itu. Aku menghitung jumlahnya, pas ada sepuluh. Lalu, ia memanggil kami satu per satu, dan menyuntikkan jarum suntik yang tadi diisi dengan benda itu kepada kami satu per satu. Setelah menyuntikkan benda itu, ia menyuruh kami untuk menelan kapsul yang ada di plastik satunya lagi.

Setelah selesai proses itu, kami kembali berbaris di tempat kami semula. Tidak lama kemudian, rasa kantuk yang sangat hebat menyerangku. Ugh, obat tidur kah? Aku sempat melihat bahwa yang lainnya pun mulai tertidur. Beberapa saat kemudian, seluruh pandanganku pun menjadi hitam.

Begitu terbangun, aku berada didalam suatu gubuk.

"Sudah bangun ya?" Tanya seseorang disampingku.

Aku tidak mengenalinya.

"Jadi, apa misiku?" Tanyaku.

Orang itu mengeluarkan suatu alat berbentuk persegi panjang. Kemudian, ia mengarahkan alat itu sambil menekan sesuatu yang ada diatas permukaan alat itu. Kemudian, ia mengeluarkan suatu alat lagi berbentuk persegi yang elastis berwarna perak. Ia menekan sesuatu yang ada di benda berbentuk persegi itu. Kemudian, ia menempelkannya di pergelangan tanganku. Aku bisa melihat suatu angka yang tertera di tanganku. 23:59:52. Terus bergerak mundur. 23:59:50... 23:59:49.

"Apa ini?" Tanyaku.

"Kapsul yang kau minum adalah bom nano yang bisa membakar seluruh jaringan tubuhmu. Sedangkan benda yang disuntikkan ketubuhmu adalah suatu senyawa yang bisa menetralkan bom nano itu. Saat ini senyawa itu ada di dalam otakmu." Kata orang itu.

"Aku harus mengorek otakku, menemukan senyawa itu, dan menelannya agar aku selamat?" Tanyaku.

"Silakan dicoba. Tapi ada cara lain." Kata orang itu.

Aku diam saja dan menunggu penjelasannya.

"Seseorang yang berada dari kelompokmu, juga berada di pulau ini." Kata orang itu.

Aku langsung mengerti maksudnya. Jadi aku harus membunuh orang itu, dan mengorek otaknya untuk mencari senyawa yang disuntikkan ke dalam tubuhnya, dan menggunakan senyawa itu untuk menetralisir bom nano yang ada di tubuhku ya.

"Memastikan aja. Begitu hitungan ini mencapai 0, aku akan mati?" Tanyaku.

Orang itu hanya mengangguk saja.

"Apakah kamu bisa menghentikan bomnya?" Tanyaku sambil menyeringai.

"Coba saja cari tahu sendiri." Kata orang itu.

Hmm, aku tidak sebodoh itu untuk memaksa orang itu. Aku tahu bahwa orang itu jauh lebih kuat daripadaku. Melawannya sama saja dengan mencari mati. Aku segera keluar dari gubuk kecil itu. Hmmm, diluar gubuk ini adalah hutan lebat. Gawat, serangan mendadak sangat memungkinkan di tempat ini. Aku harus segera mencari tempat yang luas agar bisa mengantisipasi serangan mendadak. Memanjat pohon mungkin adalah suatu tindakan bunuh diri, karena bisa mengekspos lokasiku kepada lawan. Kalau aku terus-terusan berlari tanpa arah, kalau lawanku menemukanku, bisa-bisa ia terus menguntitku dan menungguku sampai aku lengah.

Setelah beberapa menit terus berpikir, aku melihat bahwa waktu yang ditunjukkan oleh benda yang melingkar di pergelangan tanganku tinggal 23 jam 41 menit.

"Tenaga ki. Tenaga yang mengalir di seluruh tubuh. Biasanya tenaga itu tertidur dalam tubuh seseorang, dan tidak banyak orang yang paham cara menggunakannya. Orang normal sehari-hari biasanya hanya bisa menggunakan tenaga ki hanya sekitar dua puluh persen dari yang seharusnya bisa digunakan."

Aku teringat akan penjelasan Yuna pada saat ia mengajarkan kami cara menggunakan tenaga ki. Betul, aku bisa memfokuskan tenaga ki milikku di seluruh tubuhku, sehingga aku bisa jauh lebih peka terhadap aura membunuh dan keberadaan orang lain. Tapi, menggunakan tenaga ki begini juga akan mengekspos keberadaan diri sendiri kepada orang lain yang juga tahu cara menggunakan tenaga ki. Sembilan orang lain yang menjalani pelatihan ini bersamaku tahu cara menggunakan tenaga ki. Gawat, ini pilihan yang sangat sulit.

Akhirnya, aku memutuskan untuk memutus seluruh jalur energi ki di tubuhku, sehingga aku bisa lebih rileks karena tidak harus mengatur efisiensi tenaga ki. Kini, aku tanpa pertahanan. Tapi biarlah, daripada terus berpikir dan serba salah terus, lebih baik kuputuskan untuk maju.

Dua puluh menit aku terus berjalan maju. Aku harus mencari dua hal secara cepat. Pertama, sumber air. Kedua, lawan yang harus kubunuh. Kalau aku tidak segera menemukan sumber air, aku bisa terkena dehidrasi dan itu akan memudahkan lawanku untuk membunuhku. SREEKK... Aku mendengar suara daun yang terinjak. Cih, secepat inikah aku menemukan lawanku. Aku segera bereaksi dengan cepat, dan bersembunyi di belakang pohon. Saat aku bersembunyi di belakang pohon, terdengar suara benda keras kecil yang membentur belakang pohon tempatku bersembunyi. Terlambat sedikit saja, aku sudah luka. Kali ini, tidak terdengar suara apapun.

Sudah kira-kira setengah jam aku terus berdiam disini terus. Mulutku mulai merasakan kehausan. Gawat, karena terlalu tegang, aku jadi lupa mengatur napas sehingga aku menjadi lebih cepat letih dan haus. Tidak bisa, aku harus secepat mungkin menyelesaikan misi ini sebelum aku terbunuh. Aku segera keluar dari tempat persembunyianku. Sesaat setelah itu, dua buah batu yang tajam terbang kearahku. Aku segera menghindari kedua batu yang dilemparkan itu. Aku sempat melihat sekelibat tubuh lawanku. Dia seorang laki-laki. Aku segera mengambil dua buah batu yang ada ditanah. Aku melempar satu kearah tubuhnya. Karena lemparanku itu cukup cepat, ia langsung melompat kesamping. Sesuai dugaanku. Saat dia berada di udara, adalah saat dimana dia tidak bisa bergerak bebas. Aku segera melemparkan batu yang kedua ke kepalanya, dan telak mengenainya. Ia langsung terjatuh.

Huff, untunglah tidak sesulit yang aku bayangkan. Aku segera menghampirinya untuk membunuhnya. Untunglah, mangsa yang empuk. Aku segera membalik tubuhnya, untuk mencekik leher bagian depannya.

Oh tidak, aku tidak percaya siapa yang kulihat. Ini... Arman! Apakah berarti aku harus membunuhnya?

BERSAMBUNG KE SIDESTORY 1-3
 
wah.makin seru.dilema antara membunuh dan dibunuh
 
Gan mau mintak penjelasan pas adegan ini gan
"
Entah kenapa, aku seolah-olah bisa membaca pikirannya. Aku tahu persis kapan dia akan menarik pelatuk senjatanya. Dengan mengetahui momen itu, aku bisa melompat disaat yang tepat, menghindari tembakannya ke kepalaku. Aku hendak menerjang petugas yang tadi berusaha menembakku. Tiba-tiba, selongsong peluru menembus perutku. Sial, rupanya petugas lain pun juga sudah berjaga, walaupun aku tahu ia menembak karena panik. Kali ini aku terjatuh di tanah."

Itu artinya ketembak perutnya kan si anak kecil itu .....pertanyaanya kok kayaknya seperti gak terjadi apa" sama thu anak...

Maaf gan ....
 
Apakah si unnamed ini yg kelak ganti nama jadi Yuna karena suatu hal & akhirnya jadi seklitenya Jent?
 
:jempol:
Akhirny kelar baca smpe dsini..

Ceritany mantap suhu.. sebenarnya udh lama sih liat jusul ini cman gak tertarik buat baca, ane pikir critanya cman crita cinta anak sekolahan dan stlh baca ternyta ane slah :ampun:

Ceritanya keren dan ad penjelasan detail tiap2 ada istilah asing biar pembaca lbih gampg ngerti..

Btw cerita utamanya emank udh kelar gtu aj lgsg beralih k site story? Knp gk pas lagi tenang misal sblm brgkt k shanghai ato misal dah balik jakrta(gk tau berhasil balik apa gk sih.. :pandaketawa:) bru masuk k site story. :ampun: nubi cman mau tau aja

Btw itu unnamed kalo dri ceritanya bakalan jdi Yuna dah.. cman ntah gmn crtanya smpe dia pake nama Yuna..

1 lagi yg jdi pertanyaan itu Yuna sma Rayna bsa kenal 1 sma lain gk ad pertanyaan dr Jent dkk ya :bingung:

Sekian coment gk jelas dri nubi..
Semoga updatenya muncul tiap hari :pandaketawa: :pandajahat:
 
Gan mau mintak penjelasan pas adegan ini gan
"
Entah kenapa, aku seolah-olah bisa membaca pikirannya. Aku tahu persis kapan dia akan menarik pelatuk senjatanya. Dengan mengetahui momen itu, aku bisa melompat disaat yang tepat, menghindari tembakannya ke kepalaku. Aku hendak menerjang petugas yang tadi berusaha menembakku. Tiba-tiba, selongsong peluru menembus perutku. Sial, rupanya petugas lain pun juga sudah berjaga, walaupun aku tahu ia menembak karena panik. Kali ini aku terjatuh di tanah."

Itu artinya ketembak perutnya kan si anak kecil itu .....pertanyaanya kok kayaknya seperti gak terjadi apa" sama thu anak...

Maaf gan ....

Kenapa minta maaf gan?
Agan ga salah apa2 kok sama ane hehehe

Hmmm,habis tertembak di perutnya,dia langsung jatuh
Jadi yang tadinya mao nyerang petugas,begitu kena tembak langsung jatuh krn rasa sakit yang dia dapet
Kan udah tuh : "Kali ini aku terjatuh di tanah"
Kl misalkan penjelasan ane ga memuaskan,tolong dielaborasi lg gan
Kan bisa aja ane salah tangkep
 
Kenapa minta maaf gan?
Agan ga salah apa2 kok sama ane hehehe

Hmmm,habis tertembak di perutnya,dia langsung jatuh
Jadi yang tadinya mao nyerang petugas,begitu kena tembak langsung jatuh krn rasa sakit yang dia dapet
Kan udah tuh : "Kali ini aku terjatuh di tanah"
Kl misalkan penjelasan ane ga memuaskan,tolong dielaborasi lg gan
Kan bisa aja ane salah tangkep

Kalau beneran ke tembak kok kesanya biasa biasa aja y gan .... Trus si wanita itu juga gak memberi perawatan.biasanya kan kalau ketembak bagian perut fatal thu akibatnya kalau gak segera di tangani dengan betul dan pasti terjadi pendarahan dan walaupun tidak sampai mati ,sekuat apapun dia harusnya pinsan thu anak tapi kalau baca itu,si anak kesanya sepertinya gak terjadi apa apa bahkan sempat di tanya tanyain dan jawabya lancar tanpa erangan kesakita gan.

Kalau boleh usul biar masih bisa nyambung dengan adegan lanjutannya mending dikasih kata" menyerempet sedikit dibagian perutku" soalnya kalau menyerempetnya fatal sama aja gan pasti ada pendarahan dan kemungkinan besar pasti pingsan.

Untuk adegan yg ke2 udah menarik gan emang ampir sama ma komik angelheart tpi beda sih ....
 
:jempol:
Akhirny kelar baca smpe dsini..

Ceritany mantap suhu.. sebenarnya udh lama sih liat jusul ini cman gak tertarik buat baca, ane pikir critanya cman crita cinta anak sekolahan dan stlh baca ternyta ane slah :ampun:

Ceritanya keren dan ad penjelasan detail tiap2 ada istilah asing biar pembaca lbih gampg ngerti..

Btw cerita utamanya emank udh kelar gtu aj lgsg beralih k site story? Knp gk pas lagi tenang misal sblm brgkt k shanghai ato misal dah balik jakrta(gk tau berhasil balik apa gk sih.. :pandaketawa:) bru masuk k site story. :ampun: nubi cman mau tau aja

Btw itu unnamed kalo dri ceritanya bakalan jdi Yuna dah.. cman ntah gmn crtanya smpe dia pake nama Yuna..

1 lagi yg jdi pertanyaan itu Yuna sma Rayna bsa kenal 1 sma lain gk ad pertanyaan dr Jent dkk ya :bingung:

Sekian coment gk jelas dri nubi..
Semoga updatenya muncul tiap hari :pandaketawa: :pandajahat:

Terima kasih gan

Hmm,cerita utama tentu lom habis
Abis sidestory ini selesai,cerita utama masih lanjut kok gan
Tp mungkin bener saran agan
Ane mungkin salah ya naro sidestory di tengah ketegangan cerita gini
Thanks banget gan buat sarannya
Berhubung sidestory dah di posting,ga bisa distop lg sih
Tp saran agan ini jd referensi yg sangat bermanfaat buat ane dalam menulis cerota next nya
Terima kasih banyak gan

Utk siapa identitas Unnamed itu,nanti di end of sidestory dijelasin kok

Hmmm,untuk masalah tahu satu sama lain Yuna n Rayna,udah ada pertanyaan dari Jent kan,terus dijawab bahwa Rayna itu anak kesayangan Cockatrice. Di eps 16
Tapi nanti ane liat lg ya,jgn2 ada yg lupa keposting diceritanya hahaha
Ane lg pake hp soalnya
 
Utk siapa identitas Unnamed itu,nanti di end of sidestory dijelasin kok

Hmmm,untuk masalah tahu satu sama lain Yuna n Rayna,udah ada pertanyaan dari Jent kan,terus dijawab bahwa Rayna itu anak kesayangan Cockatrice. Di eps 16
Tapi nanti ane liat lg ya,jgn2 ada yg lupa keposting diceritanya hahaha
Ane lg pake hp soalnya

Identitas unnamed mah wajib dibongkar di akhr cerita klo gak ente ntar yg dibongkar sma warga semproter krn penasaran :pandaketawa:

Utk Rayna dan Yuna ad d chap 16 ya ntar gw cba baca ulang dah mungkin kmrn ane ngantuk pas baca :pandapeace:
 
Bimabet
Kalau beneran ke tembak kok kesanya biasa biasa aja y gan .... Trus si wanita itu juga gak memberi perawatan.biasanya kan kalau ketembak bagian perut fatal thu akibatnya kalau gak segera di tangani dengan betul dan pasti terjadi pendarahan dan walaupun tidak sampai mati ,sekuat apapun dia harusnya pinsan thu anak tapi kalau baca itu,si anak kesanya sepertinya gak terjadi apa apa bahkan sempat di tanya tanyain dan jawabya lancar tanpa erangan kesakita gan.

Kalau boleh usul biar masih bisa nyambung dengan adegan lanjutannya mending dikasih kata" menyerempet sedikit dibagian perutku" soalnya kalau menyerempetnya fatal sama aja gan pasti ada pendarahan dan kemungkinan besar pasti pingsan.

Untuk adegan yg ke2 udah menarik gan emang ampir sama ma komik angelheart tpi beda sih ....

Ohh,terima kasih gan buat koreksinya
Ga,emang dia itu tertembak telak di perut,bukan cuma nyerempet
Tapi ane lupa nambahjn scene dimana Yuna nyembuhin dia. Penting itu utk episode 3. Nanti selasa akan ane koreksi
Thanks gan
Udah 2 orang ngomong pelatuhannya mirip Angel Heart
Ane sih ga baca Angel Heart,jadi udah pasti ane ga ngikutin scene dari Angel Heart. Mungkin kebetulan mirip aja
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd