PART IX: PERKENALAN KEDUA
Melody terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan Bos nya siang itu. Dia memastikan kalau dia tidak salah dengar.
“Memangnya Perkenalan ngga cukup sekali ya, Bos? Kok harus ada Perkenalan kedua?”
“Karena Veranda udah kembali sehat” jawab Bos Titan singkat.
Melody tentu tidak berani melawan bosnya, walau di dalam hatinya mengganjal sesuatu yang belum bisa disetujuinya. Sepanjang di Valkyrie, belum pernah ada pegawai terpilih yang menjalani Perkenalan dua kali. Sekali cukup. Cukup untuk membuat mereka loyal, cukup untuk membuat mereka total dalam pekerjaan dan dedikasi ke perusahaan. Cukup juga untuk memberi mereka pengalaman bagaimana menjadi budak sex yang patuh ke Bos Titan.
“Nanti malam jam 7 seperti biasa ya, di tempat karaoke. Tolong kasitau Veranda” ucap Bos Titan tanpa menoleh dari layar TV.
Melody hanya mendengus pelan, sebelum sekelebat ide gila terlintas di pikirannya. Hmm boleh dicoba, pikir Melody. Tanpa sadar ia tersenyum membayangkan kalau rencananya bisa terjadi.
“Oke deh, Bos” jawab Melody akhirnya sambil berjalan menuju lift.
***
Seperti Melody sebelumnya, Veranda juga terkejut saat mendengar bahwa dia harus kembali melakukan Perkenalan di tempat yang sama.
“Mel bukannya kamu bilang Perkenalan cukup sekali? Kok ini dua kali? Emang yang kemaren ga cukup ya? Duh gimana ini..” Veranda memohon siapa tahu Melody bisa berubah pikiran, walaupun dia tahu keputusan ada di tangan Bos Titan.
“Ngga bisa, Ve. Ini kan keputusan Bos Titan, bukan aku. Tenang aja, nanti aku bantu kamu kok supaya ngga kayak kemaren lagi. Kamu siapain diri aja ya. Tenangin pikiran. Aku usahain supaya ngga kayak kemaren lagi ya.” Melody mengusap-usap rambut Veranda, sambil membayangkan kemungkinan rencananya dapat berhasil. Bisa saja Bos Titan suka dengan rencananya, lagipula Melody sudah capek seharian berkutat dengan rapat dan dokumen. Dia perlu hiburan.
Sementara Veranda masih gundah memikirkan Perkenalan kedua nanti malam. Sesaat Veranda berpikir untuk mundur dari kehidupannya sekarang, tapi mengurungkan niatnya setelah mengingat lagi kebaikan Valkyrie pada keluarganya. Veranda kemudian merebahkan dirinya di kasur sebelum akhirnya Melody keluar meninggalkannya sendirian di kamar.
***
Jam menunjukkan pukul 18.50. Veranda sudah berdiri bersiap di depan ruang karaoke. Kali ini hanya ditemani Melody tanpa Naomi. Keputusan Bos Titan memang pada akhirnya tidak bisa dilawan. Veranda harus melakukan Perkenalan kedua.
Veranda tampil cantik dengan dress hitam sama seperti dua malam sebelumnya. Rambutnya dibiarkan tergerai, menambah kadar kecantikan yang pastinya tidak bisa diabaikan Bos Titan.
Melody menuntun masuk ke dalam ruang karaoke dan mendapati suasana seperti yang lalu. Meja penuh botol bir dan wine. Sofa coklat panjang. Cahaya temaram memenuhi ruangan. Hanya kali ini tanpa Nabilah dan Ayana yang menyanyi, hanya ada lagu yang dibiarkan melantun tanpa lirik.
“Halo Boss..” sapa Melody enteng. Tidak seperti Veranda yang kalut menunggu apa yang terjadi. Sebelum masuk ke ruangan, Melody sudah mewanti-wanti Veranda untuk ‘patuh dan nurut’ untuk semua yang disuruh Bos Titan, supaya Perkenalan cepat selesai dan Veranda bisa kembali ke kamar dengan cepat. Veranda yang polos, mengiyakan saran Melody dan mengulang-ulang terus ucapan itu di pikirannya.
Aura Bos Titan yang tadi siang sempat membuat Veranda tenang, kini kembali seperti dua malam lalu. Kaku dan diam. Namun kali ini tidak ada kesan galak di wajahnya. Hanya wajah yang penasaran akan diri Veranda.
“Ya Mel. Veranda, sini duduk samping saya.” Veranda perlahan duduk di samping Bos Titan.
“Kamu mau nyanyi?” Bos Titan menawarkan mic yang tergeletak di atas meja.
“Ngga Bos terimakasih saya ngga bisa nyanyi..”
“Yasudah nih kamu minum dulu” Segelas bir sudah tertuang dan siap diminum. Mengingat saran Melody, Veranda perlahan menyambut gelas yang disodorkan kemudian menenggak walaupun sangat tidak suka rasanya. Anyirnya bir dipaksa masuk ke tenggorokan Veranda.
“Nah baguss gitu dong Ve..” Melody tersenyum lebar sambil bertepuk tangan.
“Mau lagi?” Bos Titan kali ini tersenyum menawarkan gelas lain yang sudah terisi penuh dengan bir.
Mau tidak mau Veranda mengambil lagi gelasnya dan kemudian meminum tanpa paksaan tangan lain seperti Perkenalan pertama. Kali ini Veranda merasakan rasa lain dari bir yang diminum. Ternyata bir yang berulang kali masuk tenggorokannya mulai menunjukkan kenikmatan rasa di lidah Veranda. Veranda dengan cepat meneguk habis birnya untuk menguatkan rasa enak yang menjalar di lidahnya. Tanpa sadar Veranda tersenyum.
Melihat senyum Veranda, Bos Titan terbahak kemudian berkata,
“Nah enak kan. Kemaren kamu ga mau itu soalnya belum minum banyak hahaha”
“Hehe iya bos hehehe” Kepala Veranda mulai pusing dan tertawa sendiri namun dia melawannya untuk tetap sadar sepenuhnya. Tanpa disuruh lagi Veranda meraih gelas lain dari Melody kemudian meneguk lancar untuk mendapat kenikmatan bir yang mulai menghilang di lidahnya. Alhasil kepalanya semakin berat namun dia merasa masih bisa mengontrol penuh badannya.
Melody dan Bos Titan memberi istirahat sejenak untuk Veranda mengambil alih kesadarannya. Melihat Veranda bisa kembali duduk tegak, Bos Titan menggumam pelan namun dapat jelas didengar Veranda.
“Buka bajumu”
Veranda mencoba memastikan bahwa ucapan bosnya tidak salah.
“A-apa Bos?”
“Buka bajumu” kali ini Bos Titan menyuruh dengan suara yang lebih jelas.
Veranda bingung dan menatap Melody untuk meminta penjelasan. Namun yang didengarnya hanya ucapan ulang dari Melody.
“Bos nyuruh buka bajumu. Ayo cepat Ve..”
Veranda yang sudah sedikit mabuk, akhirnya mencopot kancing dressnya satu persatu. Kemudian melepaskan dress yang membungkus tubuhnya sehingga sekarang tubuh Veranda hanya terbalut bra dan celana dalam.
“Bra dan celana dalam juga sayang..” Melody kali ini membantu Veranda melepaskan bra dan celana dalamnya. Veranda yang mulai menurun kesadarannya hanya memegangi tangan Melody yang kini berhasil melepaskan celana dalam Veranda.
Kini Veranda duduk dengan tubuh telanjang dan hanya memakai wedges hak tinggi. Kepalanya yang berat membuat Veranda hanya terdiam dan matanya terkatup.
“Berdiri di depan” Instruksi lanjutan keluar dari mulut Bos Titan. Melody membantu Veranda bangun berdiri ke depan meja. Melody kemudian mengganti lantunan lagu yang tadinya pop ke lagu music house dengan dentuman berat.
Bos Titan beranjak berdiri dengan gelas bir di tangan kemudian menyodorkan langsung ke mulut Veranda. Veranda meraih gelas tersebut dan kembali segelas bir meluncur masuk ke tenggorokannya. Nikmat bir yang daritadi dia nantikan akhirnya dirasakan kembali. Dentuman lagu yang memenuhi ruangan membuat badannya ikut bergoyang pelan.
Goyangan tubuh telanjang Veranda kini menjadi tontonan Melody dan Bos Titan. Mereka menikmati tubuh mulus dan putih Veranda meliuk pelan mengikuti bit musik tempo cepat. Merasa kurang total, Melody kembali menyodorkan gelas yang kali ini berisi wine. Veranda tanpa ragu meraih gelas itu dan menenggak wine merah. Ada nikmat lain yang menjalar di lidahnya, membuatnya tertawa sendiri sambil berjoget mengikuti musik. Tangan kanannya menggenggam gelas kosong, sementara pinggulnya bergoyang diterpa sinar TV. Bos Titan dan Melody duduk santai menikmati hiburan di depan mereka.
Sampai akhirnya Bos Titan mulai membuka celana dan bajunya, kemudian meraih tubuh mulus Veranda yang bergoyang tak keruan. Veranda direbahkan di sofa panjang . Tanpa aba-aba Bos Titan langsung melumat putting payudara Veranda yang pink dan bersih. Payudara Veranda belum sempat dinikmati Bos Titan di Perkenalan sebelumnya. Inilah saatnya menikmati tubuhnya seluruhnya, pikir Bos Titan.
Putingnya yang manis membuat Bos Titan semakin semangat mengulum, menjilati sambil sesekali menggigit. Bos Titan berpindah-pindah dari putting kanan ke kiri seakan tidak mau kehilangan kenikmatan dari payudara Veranda yang ukurannya tidak terlalu besar, namun sangat menggugah nafsu.
Rangsangan di payudaranya membuat Veranda yang sudah mabuk tersenyum menikmati dan mendesah. Baru kali ini Veranda merasakan nikmatnya digerayangi, mungkin karena efek alkohol. Rasa geli menjalar dari payudaranya menuju lehernya ketika lidah Bos Titan mulai menjilat kulit bersih lehernya. Veranda menggelinjang sambil cekikikan menahan geli di lehernya. Tanpa sadar tangannya merangkul leher kekar Bos Titan dan mulutnya mengeluarkan desah nikmat.
Dari leher jilatan Bos Titan bergerak ke wajah Veranda. Bibir mereka berpagutan sambil tangan Veranda memeluk erat Bos Titan. Veranda rupanya bisa mengimbangi desakan lidah Bos Titan di bibirnya. Tak lupa Bos Titan menciumi dan menjilati wajah Veranda. Desahan tidak henti-hentinya keluar dari mulut Veranda.
Penis Bos Titan yang sudah ereksi maksimal kini mengambil alih permainan. Melihat penis Bos Titan sudah siap menancap di lubang vagina Veranda, Melody bersiap melicinkannya, namun Bos Titan menggeleng cepat ke arah Melody tanda tidak usah dilicinkan. Melody kembali duduk sambil menunggu momen rencananya tiba. Kini penis Bos Titan terjulur tegang di hadapan vagina Veranda. Kepala penisnya mulai merambat pelan menembus clitoris Veranda. Kenikmatan mulai menjalar dari ujung kepala penis Bos Titan. Veranda yang merasakan benda tumpul besar berurat memasuki lubang vaginanya, melenguh pelan mencoba menikmati sensasi nikmat diperkosa bosnya. Alkohol menenggelamkan logikanya, menyisakan rasa ingin menikmati hubungan intim dengan bosnya. Veranda menggumam pelan tatkala penis Bos Titan mulai dikocok pelan walau yang masuk masih setengah batangnya.
“Ah.. ah.. boss..” Veranda meracau, menikmati kocokan batang gagah Bos Titan. Tangannya merangkul erat Bos Titan yang menjaga tempo kocokan penisnya di dalam vagina Veranda. Ketika kenikmatan semakin menguat di syaraf penisnya, Bos Titan mempercepat goyangannya dan semakin memperdalam tancapan penisnya. Tak ayal, tubuhnya menegang menerima kenikmatan senggama dengan Veranda. Semakin dipacu, semakin menegang tidak hanya penisnya tapi juga urat seluruh tubuhnya. Kok bisa ada tubuh seenak ini, pikirnya sesaat.
“Bos, di-doggy dong. Ga mau nikmati bokongnya nih?” Melody tiba-tiba menggoda Bosnya untuk ganti posisinya. Sadar bagian bokong belum dinikmati sampai sekarang mereka bersetubuh, Bos Titan mencabut penisnya kemudian memutar tubuh Veranda sehingga sekarang menelungkup. Melody melihat hal tersebut langsung terkekeh sambil menyingkapkan roknya. Tampaklah vagina Melody yang putih bersih tanpa bulu dan sudah sedikit basah. Ternyata ini yang dinanti-nantikan Melody dari tadi. Ingin memanfaatkan Veranda untuk menjilati vaginanya yang sudah basah. Masa hanya Bos Titan yang ngerasain nikmat Veranda, enak aja, pikir Melody.
“Ve.. Ve.. Jangan tidur dulu dong. Ayo ini kamu cicip dulu.. Ayo jilat ayo” Melody mendekatkan vaginanya ke wajah Veranda yang sudah keenakan dimasukkan penis dari belakang. Melody menepuk-nepuk pelan pipi Veranda untuk membangunkannya. Veranda terbangun kemudian mendapati seonggok vagina putih bersih tepat di depan wajahnya.
“Ayo jilat sayangg..” Melody memajukan lagi vaginanya sampai clitorisnya menyentuh hidung Veranda. Sadar dia mendapat tugas baru, Veranda mulai meraih paha Melody kemudian mendekatkan mulutnya ke vagina Melody.
Tubuh Veranda saat ini hanya ingin kenikmatan duniawi, dari atas dan dari bawah. Tidak ada lagi rasa sungkan ke bos dan mentornya. Harga dirinya sudah runtuh seiring penis bosnya menerjang masuk liang vaginanya. Yang diinginkan Veranda adalah puncak kenikmatan hubungan intimnya. Dan vagina Melody juga menjadi sasaran kenikmatannya.
Beralih ke belakang, Bos Titan tampak keenakan menikmati sempitnya lubang vagina Veranda. Sambil Bos Titan menggoyang cepat batang penisnya, tak lupa dia menampar-nampar bokong mulus Veranda, meninggalkan bekas merah. Veranda sedikitpun tidak merasa sakit, malah semakin memberikan gairah dalam dirinya. Sampai akhirnya,
“Nghh.. nghhh..ahh” Veranda menggertakkan gigi menahan rasa geli yang memuncak, mengeluarkan cairan orgasmenya dan membuat liang vaginanya mengejang hebat, memberikan sensasi enak di penis Bos Titan. Bos Titan terkekeh sambil terus mengenjot.
“Udah keluar dia Mel hahaha. Enak ya sayang..?” Pertanyaan yang pastinya tidak dijawab Veranda yang kembali lanjut menikmati tugas barunya. Vagina Melody tanpa ampun dijilatinya. Jilatan dan kuluman di clitoris Melody semakin cepat seiring efek alkohol yang mulai menghilang. Melody memejamkan mata menikmati permainan lidah Veranda. Kok bisa anak baru ini menjilat begitu nikmat? Apa di desa diajari beginian, pikir Melody. Tapi pertanyaan ini langsung hilang seiring Melody semakin menggelinjang menahan geli di pangkal luar vaginanya. Labia mojara vagina Melody tentu tidak luput dari jilatan lidah Veranda.
Kenikmatan semakin memuncak saat Melody mendengar geraman khas dari Bos Titan. Langsung Melody berseru ke arah Bos Titan,
“Bos aku juga udah mau keluarrrngghh” Tak lama kemudian Melody menjerit tertahan merasakan rasa geli dan nikmat menyergap syaraf vaginanya. Cairan kental meluncur di liang vaginanya. Sementara Veranda kembali terdiam menyadari tugasnya dari Melody sudah selesai. Melody memejamkan mata mencoba meresap semua kenikmatan tanpa sisa. Dinding vaginanya berkedut cepat sebelum akhirnya berhenti. Saat kenikmatan sudah habis, Melody tersenyum ke arah Veranda dan mengelus rambutnya.
“Good.. Gitu dong jadi anak baru..” Veranda hanya menggumam pelan sambil terus merasakan nikmat sodokan Bos Titan di vaginanya. Kini tak ada lagi rasa sakit seperti di Perkenalan pertama. Vaginanya ternyata bisa beradaptasi cepat dengan penis gagah Bos Titan, sehingga kini hanya menyisakan kenikmatan gesekan dinding saluran vagina dengan urat tebal penis Bos Titan.
Bos Titan merasakan kenikmatan mulai mendekati puncak, kemudian mengontrol tempo kocokannya sampai saat dia rasakan peju sudah mau keluar, Bos Titan mengeluarkan cepat penisnya dan membalikkan tubuh Veranda sehingga badan Veranda terlentang lemas. Langsung Bos Titan mendekatkan penisnya ke wajah Veranda dan menoleh ke Melody.
Melody langsung sigap beranjak meraih penis Bos Titan dan mulai mengocok cepat batang penisnya dengan kedua tangannya. Tak lama kemudian peju yang diam di saluran batang penis meluncur keluar, menyembur wajah cantik Veranda, memenuhi wajahnya dengan cairan putih kental. Veranda yang susah bernafas karena peju membanjiri hidungnya, memalingkan wajahnya, yang hanya menjadikan rambut dan lehernya juga terkena lelehan peju Bos Titan. Bos Titan terengah-engah puas sambil memandangi tubuh pasrah Veranda.
“Dia kayaknya ngga kesakitan lagi Mel. Udah bisa beradapatasi. Berarti besok langsung ditraining aja ya. Supaya dia cepat paham kerjaannya.” Kata Bos Titan sambil mengambil handuk yang disodorkan Melody.
"Oke deh Bos" ucap Melody. Bos Titan memakai kembali baju dan celananya, meninggalkan Melody dan Veranda yang masih terkapar keenakan. Tak lama kemudian Melody bangkit dan membangunkan Veranda untuk kembali ke kamar, karena pekerjaan di kantor besok menanti mereka.
***