Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT A.K.A.R.

Status
Please reply by conversation.
keknya menjurus ke cuckold neeh...tp mgkn TS punya ide lain yg ngetwist hahaha
goks bener dah
 
Ok, lanjut pelan2 om...
Sari buat bayu aja om, jgn di share haha
 
Jangan2 sari pernah di ....
Atau sari mergokin bey sama fitri?? Au ah masih gelap
 
Makasih buat para suhu yang ud mampir terus koment disini.
Cerita ini masih panjang (sepertinya).
Dan tokoh tokoh yang akan terlibat nantipun masih dalam proses casting, artinya ada tokoh selain Sari dan Fitri. Malahan, bisa jadi Sari dan Fitri bukanlah satu satunya point penting dalam cerita ini. Intinya cerita ini bener bener gak jelas.. hehhehe
Salam makan siang.
:beer::beer:
 
A.K.A.R.
bagian tiga​


...
"Gw ngasih tau Fitri kalo lu mau ketemu sama gw sekarang, malahan kayanya dia lebih paham tuh apa maksud lu balik ke Jakarta, soalnya dia titip pesen ke gw buat lu, 'Kasih tau Ibey, di kantor gw ada lowongan kerja' n nyuruh gw buru buru nganter lu ke apartemennya segera setelah lu selesai sama gw."
Ucap Tyo memandangku dengan entah apa arti dari tatapannya.
"Please lah Bey, sekali aj dalam hidup lu, lu teken tuh rasa gengsi di hatilu. Seenggaknya, coba cari damai ama takdirlu. Jangan terus terusan ngelawan n berusaha ngebalik keadaan pake tangan kosong lu sendirian, lu punya banyak temen Bey.." ucap Tyo lagi dengan pandangan yang sedikit teduh sekarang.

Aku menarik nafas panjang... Antara marah, kaget, bingung namun tak mampu berbuat apa apa.
"Bukannya gw gak mau ketemu sama Fitri Yo. Cuma..."
Aku tak mampu meneruskan ucapanku sendiri. Di satu sisi, belum juga hilang rasa dongkolku atas semua ucapan Tyo barusan, ditambah rasa dongkolku dengan adikku Rian, ini malah ditambah Tyo tanpa seizinku seenak jidatnya sendiri memberitahu Fitri soal kedatanganku kesini. Sementara disisi lain, ada secuil rasa senang dan rasa kangen yang tiba tiba muncul begitu saja mengetahui bahwa Fitri tahu aku di Jakarta. "Aarrgghh.... Anjing lu, bajingan, bangsat, kampret, cebong, kutukupret!!!!" Makian asal ku keluar untuk Tyo sembari mengacak acak rambutku sendiri. Ada apa dengan hatiku?!
Tyo hanya terkekeh melihat aku yang kebingungan sendiri. Aku yakin dia tahu bagaimana perasaanku saat ini. Dan sialnya, dia menikmati saat saat seperti ini dengan cara menyilangkan kedua tangan di dadanya sambil bersandar di kursi dan tertawa tawa kecil.
"Nih...". Tyo meletakkan sesuatu di hadapanku. Aku melongok dan memperhatikan benda yang dia letakkan barusan. Kunci mobil..
"Buat apa?" Tanyaku.
"Gadai.. buat ongkos lu balik." Jawabnya.
"Eh.. serius lu?!"
"Ya kagalah pe'aaaaaa..." sungut Tyo. Jelas sekali raut gereget di wajahnya.
"Ya terus buat apa?" Aku masih bingung bingung polos.
"Kelamaan di kampung sii lu.. jadi bego begitu kan lu.." Tyo malah balik ngomel kepadaku.
Dan entah mengapa, aku tak tersinggung mendengarnya.
"Pake tuh mobil buat ke apartemennya Fitri. Nanti alamatnya gw SMS ke elu." Ujar Tyo sambil mengetik ngetik di Smartphone miliknya dan dikirimnya alamat Fitri lewat SMS ke nomor HP ku.
" Satu lagi, please beli smartphone, biar lu tau kalo sekarang udah ada aplikasi HP yang namanya Whatsever Messenger, yang fungsinya buat ngegantiin SMS." Ledek Tyo.
Aku terkekeh kekeh, "Iya nanti kalo abang abangnya lewat depan rumah pasti gw beli... 3 sekalian." Jawabku asal sambil membaca alamat yang diberikan Tyo kepadaku. Daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Tyo hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban asalku. Kemudian tersenyum penuh arti dan memandangku lama. Aku yang sadar sedang menjadi objek pemandangan Tyo mulai risih sendiri dan bertanya padanya, "Ngapa lu? Ngeliatin gw kaya gitu amat. Gw udah punya bini, udah punya anak, jadi maap aja.."
Tyo tertawa pelan sambil mengetuk ngetuk meja dengan jari jarinya. "Sadar gak lu? Sikap lu berubah pas gw ngomong soal Fitri.."
DEGH...!!!
Bukan hanya kaget dengan tebakan jitu Tyo, akupun kaget dengan perubahan sikap diriku sendiri.
"Eh.. bu bukan gitu bro, kan lu tadi udah bilang kalo masih ada info loker satu lagi, ya siapa tau gw bisa dapet kerja berkat info yang satu lagi itu.. ya kan?".
Tentu saja Tyo gak bakal percaya dengan apa yang aku ucapkan barusan.
"Halah.. tai lah.. kalo cuma masalah kerjaan yang ada diotak lu sekarang, gak mungkin lu nolak tawaran kerja dari gw tadi monyeet..".
Aku hanya tersenyum mendengar dia ngomel.
"Yaudah lu jalan gih, mobil gw parkir di parkiran depan lobby mall, plat nomornya 'sekian sekian'. Lu turun sendiri aja ya, gw lanjut mo nonton soalnya, udah janjian juga sama cewe gw sih."
Lho.. ni orang belum nikah rupanya, apa selingkuhannya ya? Bodo ah..
"Terus satu lagi, jangan nolak.. nolak gw hajar lu. Nih pegangan buat lu, gw paham elu n elu juga pasti paham gw. So... terima dulu aj." Ujar Tyo sembari meletakkan beberapa lembar ratusan ribu dibawah kunci mobil yang memang belum kupegang sama sekali.
"Gak usah Yo.."
Tyo melotot sadis ke arahku mendengar penolakan dariku.
"Oke oke,, gw ambil. Tapi kalo misalnya nih uang gak kepake, gw taro di laci mobil lu ya."
"Terseraahh.." Tyo memutar bola matanya keatas.
"Satu lagi, alasan gw mau ke tempat Fitri hanya sebatas info kerjaan. Bukan karena alasan lain.. oke??"
"TER-SE-RAHHHH !!!" Jawabnya keki.
Setelah ngobrol ngalor ngidul sebentar, Tyo memanggil pelayan resto dan meminta bill untuk semua pesanan kami. Setelah bill diantar, Tyo melihat jumlah pembayaran dan merogoh dompetnya.

"Berapa Yo? Gw aja yang bayar..". Tawarku pada Tyo.

"Gaya lu sethaaaannn!!!". Hampir saja aku dilempar sendok olehnya.

_____________¤¤________________


Jam 13:46..


Baru saja kulewati pasar Mayestik ketika ku melirik jam digital yang ada di dahboard mobil Tyo. Awalnya aku ingin ke rumah sepupuku Trisna terlebih dahulu hanya sekedar membersihkan diri dan mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih 'pantas'. Hanya saja Tyo melarangku dengan alasan kelamaan dan kejauhan kalo harus ke Depok dulu. Ditambah, dia takut kalo dirinya kena marah oleh Fitri karena terlalu lama menahan diriku dengannya. Sempat heran juga aku, kenapa Tyo harus takut dan kenapa Fitri harus marah? Tapi ya sudahlah, aku tak ingin terlalu pusing dengan itu. Sekarang yang ada di fikiranku hanya satu, apa yang pertama kali harus kukatakan pada Fitri nanti. 'Apa kabar'? 'Halo'? 'Long time no see'?. Siaall. Kenapa aku justru jadi bingung begini. Padahal cuma Fitri yang ingin ku temui, cuma Fitri...

_____________¤¤____________


6 tahun lalu....

"Aahhsshh... anjrit.. uuuuuggh... hadeeuuh..huuuuhuhuhuhhhh.. pelan Pit, pelan pelan.. ngilu biji gw.."
Fitri melepas penisku dari kuluman nikmat bibir seksinya hanya untuk protes kepadaku, "Berisik lu Bey!! Sadar tempat ngapa, di WC sekolahan iniiii...". Ujarnya sambil 'meremet' kencang batang penisku dengan tangannya yang lentik dan melototkan matanya.
"Aduduh.. iya iya.. ampuun.." Aku meringis ngilu dan nikmat seraya memajukan pinggulku kembali dengan harapan bibir seksi itu kembali terbuka dan kembali mau menyantap penisku yang sudah tegang maksimal. Sepertinya Fitri sengaja ingin membalas perbuatanku yang 'terlalu berisik' dengan cara mencium cium saja kepala penisku. Sedikitpun tak dimasukkannya batang kerasku ini kedalam mulutnya.
"Ayo dong Pit, isep lagi. Keburu bel nih."
"Bo.." cup..
"Do.." cup..
"Aa... aheemm.." di cecapnya sedikit kepala penisku
"Mat.." cup, cup, cuup.
Ngeledek amat ni bocah. "Buruaan, dikit lagi keluar nih pejunya..". Sedikit memaksa, ku tarik kepalanya dan kudorong pinggulku maju ke arah wajahnya.
Fitri yang kaget tak bisa mengelak selain memasukkan kembali batang panas anak muda seusiaku kedalam mulutnya.
"Bmmmm..rmmm..smmmkk luuuhumhumhum.." tak jelas apa yang diucapkan Fitri dengan mulut penuh seperti itu. "Oooh... uuggh.. enak Pit.." aku merem melek tak perduli.
"UuuUmm.. Uummmh...Mmhh" Sepertinya Fitri masih saja ngomel di bawah sana, haha...
Tak lama, aku merasa ingin keluar. Kupercepat kocokan penisku dalam mulut Fitri.
"Ggkk.. ggkk..ggkkhh...khaaakkhhh.." Tampak wajah Fitri mulai memerah.
Sedikit lagi.... sedikit lagi.....
Dan.......
'KRIIIIIINNGG..KRIIIINNGG..KRIIIINNGG'.
Bel tanda masuk berbunyi, aku yang kaget sempat terhentak sebentar dan Fitri mengambil kesempatan itu untuk melepaskan mulutnya dari perkosaan sadis penisku.
"Hoeekkhh.. hoeekkhh.. Anjing lu Bey, sampe masuk ke tenggorokan tau kontol lu.." Fitri berdiri sambil memegang perutnya menahan mual.
Aku tahu Fitri bukan mual karena jijik, melainkan mual karena efek sodokan didalam tenggorokannya. Fitri adalah pakar dalam urusan oral, dan aku adalah buktinya. Hanya saja mungkin tadi aku terlalu keras memompa mulutnya sehingga dia menjadi sedikit kewalahan. Merasa tanggung, aku menunjuk penisku yang masih tegang dan memainkan alisku sebagai isyarat 'permintaan penyelesaian pekerjaan' kepada Fitri.
Setelah reda rasa mualnya, Fitri menatapku nakal dan tersenyum manis, "Nanggung yah? Bel masuk udah bunyi tauuu..". Ucapnya sambil mengelus pelan penisku dengan telapak tangan kanannya.
Sambil tetap tersenyum, dia malah menaikkan rok abu nya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya tak lepas dari penisku. Ditariknya penisku ke arah vaginanya yang masih terbungkus CD berwarna merah jambu itu.
"Kalo diginiin mau gak Bey?" Fitri mulai menggesek gesek penisku di belahan vaginanya, meskipun masih terhalang CD, tapi itu tak mengurangi rasa nikmat yang timbul setelahnya.
"Mau lah.. mau banget.." Aku mendesis merasakan sensasi lubang kencingku bergesekan di hadapan lubang nikmat milik Fitri, meskipun tetap terhalang kain CD lembut milik Fitri.
"Beeyyy..." desahnya pelan.
"Iyaaahh.. " jawabku tak kalah mendesah.
Dikecupnya bibirku, "Beeeyyy.... ooooh...."
Kurasakan semakin cepat Fitri menggesek gesekkan penisku di bawah. Malah sekarang pinggulnya ikut bergoyang mengikuti irama gesekan penisku di bagian luar CD pembungkus vaginanya.
"Hhhhss.. aahh..aaahh.. Beeeyyy..". Fitri mulai menahan beban tubuhnya dengan memegang pundakku.
"Iyaaahh... ssshhh.."
"Enak mana Bey, enak manah antara ngentot sama ngocook Beeyyy..sshh.."
"Enak ngentotlah Pit... sssshhhh... aaahh..."
Tiba tiba Fitri kembali 'meremet' batangku dan berkata, "Yaudah, sekarang lu ngocok aj gih di pojokan WC situ tuh.. gw blm mau kasih 'enak' ke elu sekarang. Suruh siapa lu kasar pas gw sepong tadi." Ucap Fitri sambil melepas remetannya di penisku, merapihkan roknya dan melangkah keluar WC sekolah dengan santai dan tanpa dosa, apalagi pahala.
"Lah... Pit... ini gimana??" Tanyaku sambil menunjuk penisku yang mulai bego.
Fitri mengengok kebelakang dan tersenyum sambil mengecup telapak tangan kanannya dan menghempaskan melalui udara tanda cium itu kepadaku sambil berkata,
"SUKURR.. NIKMATIN DEH RASA NANGGUNG LO TUH..hahaha.."



"Yassallaaaammmm...."
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd