Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ Tamat ] Aku lelaki biadab

botakajaib

Guru Semprot
Daftar
5 Dec 2019
Post
597
Like diterima
7.277
Bimabet
Selamat sore saudaraku semua, hanya ingin berkontribusi di forum tercinta ini, mohon maaf apabila ada kata - kata yang masih berantakan.

Aku Lelaki Biadap
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11

Episode Lanjutan


..................................................
“Braakk...”,
Suara gaduh membuatku terperanjat dari tidurku, sesaat ku lirik jam dinding yang ada tepat diatas pintu kamar.
“Hmm..masih jam 02.15 dini hari” gumamku
Disela – sela suara hewan malam, terdengar samar – samar orang berbincang di jalan depan rumah,
“Udah biarin saja disini, ayo kita tinggal saja”
“Yakin ditinggal disini?”
“Udah,,ayo cepetan..”
Setelah itu terdengar bunyi mobil distart dan langsung meninggalkan tempat itu. Dengan menahan kantuk, kupaksakan beranjak dari tempat tidurku karena rasa penasaran ingin tahu apa yang terjadi diluar asal sumber suara.
Aku berjalan menuju ruang tamu, kusibakkan korden jendela melihat arah datangnya suara tadi, kulihat kekanan dan kiri, serta jalanan didepan rumah, sepi.
Sampai suatu saat kedua mataku terhenti pada suatu tempat, aku terperanjat, terlihat perempuan tergeletak diteras rumah diseberang rumahku. Iya, dia Devita, tetanggaku.

Aku biasa memanggilnya tante Vita, seorang janda yang telah bercerai dengan suaminya. Aku dengar dari cerita mama, kalau tante Vita ini di tinggal begitu saja oleh suaminya. Kabar terahir suaminya sekarang telah menikah lagi dengan wanita lain. Tante vita mempunyai anak yang masih berusia 4 tahun dan sekarang ikut neneknya, atau ibu dari tante vita di kampung semenjak dia disini.

Tante Vita ini berasal dari kota Se****** yang dipindah tugaskan dari tempat kerjanya kekota ini. Dia mengontrak sebuah rumah yang berhadapan tepat dengan rumahku, hanya antara rumah kami dipisah oleh jalan paving selebar 4 meter. Dia tinggal sendirian disitu, rumahnya sering terlihat kosong, karena tante Vita sendiri berangkat kerja pagi dan sering pulang pada malam hari. Aku sendiri jarang sekali ngobrol dengannya, tetapi dia akrab dengan mamaku. Tak jarang setiap hari libur tante Vita datang kerumahku dan ngobrol dengan mama diteras.

“Ngapain tante Vita tidur diteras..?” aku bertanya - tanya

Kuberanikan diri untuk keluar rumah berjalan menghampiri wanita ini. Keadaan sekitar sangatlah sepi, mungkin tetangga yang lainnya sudah terlelap. Setelah mendekat dan jongkok di samping tubuhnya yang terlentang diteras, terdengar tante Vita mendengkur pelan, terlihat dia tidur dengan lelapnya. Rambut dan bajunya acak – acakan disertai aroma bau alkohol seketika tercium di hidungku.

“ sepertinya dia mabuk, “ gumamku

Setelah melihat wajah tante Vita tertidur dengan pulasnya, kini pandanganku beralih ke bawah, tante Vita masih memakai baju kerjanya dengan kemeja warna biru muda dan rok pendek diatas lutut. Tante Vita malam ini terlihat sangat sexy sekali, terlebih setelah aku lihat rok pendeknya agak sedikit tersingkap, maka terpampanglah paha putih mulusnya di bawah redup cahaya lampu teras. Jantungku berdegup kencang melihat pemandangan itu, baru kali ini aku memandang tante vita dari dekat, dan semakin dekat malah.

“Te..Tante Vita, bangun te...” Aku goyang - goyangkan bahunya dengan bermaksud untuk membangunkannya.

Dia hanya menggeliat pelan dan mengeluarkan suara tidak jelas seperti orang mengigau tetapi tetap matanya tetap tertutup rapat. Mataku terus memandang paha mulusnya dan melirik gundukan payudaranya, bra warna merah terlihat jelas dari sela kancing kemejanya. Payudaranya terlihat naik turun bersamaan dengan dengkuran pelannya membuat nafasku mulai terasa berat, dan penisku terasa semaking menggeliat di bawah sana.

“kesempatan nih, mumpung dia tidak sadar...” Pikirku yang sudah mulai tidak sehat

Sedikit gambaran, tante vita ini berusia 28 tahun, kulitnya putih terawat dengan rambut sebahu, tubuhnya sangat ideal, ditambah pantatnya yang agak besar menambah keseksiannya. Yang membuat aku tidak tahan adalah bibirnya, sangat tipis dan sexy menurutku. Sudah lama sejak pertama melihat tante Vita ini aku selalu membayangkan bibir itu aku lumat dan bibir itu juga yang menghisap – hisap penisku. Tetapi cara berpakaian tante Vita dalam kesehariannya sangat biasa saja, dan kadang sesekali menggunakan hijab, dari situ aku hanya bisa membayangkan, dan tidak sedikitpun punya pikiran yang terlalu jauh, karena menurutku sangat tidak mungkin.

Tanganku mulai membelai pipi dan bibir tante vita, agak lama jemariku menari disana, ku elus dengan tanganku yang gemetaran, antara takut dan nafsu melihat wanita ini. Belaianku turun ke dadanya, aku remas pelan payudaranya walau hanya diluar bajunya. Aku remas bergantian sebelah kiri dan kanan, badan tante Vita menggeliat pelan dan lagi – lagi bibirnya seakan mengucapkan sesuatu tetapi tidak terdengar jelas bahkan sekilas seperti suara mendesah, aku hentikan aktifitasku, aku lirik matanya tetap terpejam, aku lanjutkan lagi untuk mengelusnya. Melihat tante Vita tidak merespon, kini aku semakin berani, salah satu jariku mulai menelusup diantara kancing baju kemejanya. Akan tetapi ada kejadian yang membuatku seakan tersambar petir saat itu, belum sampai ujung jariku menyentuh kulit payudaranya tiba – tiba aku dikagetkan sorot lampu senter yang mengarah padaku.

“Mas Rudi?” suara seseorang yang tak asing memanggil namaku di balik cahaya senter,

Dengan reflek tanganku kutepis dari dada tante Vita, aku menoleh kebelakang, ternyata Pak RT dan Pak Iwan seorang yang ditugaskan sebagai keamanan desa, berdiri di jalan paving depan rumah tante vita yang juga depan rumahku. Keringat dinginku langsung keluar karena takut.

“Eh...ii,,iya Pak” Jawabku dengan nada gemetaran dengan nada terbata

Aku seakan sudah pasrah apabila perbuatanku tadi diketahui oleh Pak RT dan Pak Iwan. Kedua orang itu berjalan mendekatiku, semakin mereka mendekat, semakin jantungku berdegub kencang dengan posisiku masih berjongkok disamping tubuh tante Vita yang masih tertidur. Tangan dan badanku gemetar, entah apa jadinya nanti, kalau perbuatanku dilaporkan ke orangtuaku dan warga kampung oleh kedua orang ini, pasti akan sangat malu.

“Ada apa mas, kok mbak Vita tiduran di sini?” Tanya pak RT dengan santai

Aku sedikit lega mendengarnya, dari cara pengucapan Pak RT yang tenang, seperti sama sekali tidak mengetahui perbuatannku tadi, atau mungkin mereka tahu tapi tidak mau menegurku, aku sendiri tidak tahu pastinya, aku pun berusaha untuk bersikap biasa saja.

“Saya tidak tahu pastinya pak, setelah saya keluar rumah dia sudah tertidur disini sepertinya dia baru saja pulang dari tempat kerjanya” Jawabku dengan santai dan berusaha menghilangkan rasa panik
“Kasihan sekali dia..” gumam pak RT
“Apa kita bawa masuk rumahnya saja Pak ?, kuncinya mungkin ada di tas kecil yang dibawanya itu” tawarku ke mereka
“Jangan Mas, kita tidak boleh masuk rumah orang sembarangan tanpa ijin yang punya” ujar Pak RT
“Kita pindahkan saja kesana pak, dia pasti kedinginan disini,kasihan..” sahut pak Iwan sambil menunjuk kursi panjang yang ada diteras rumah tante Vita. Setelah diam beberapa saat, pak RT menyetujuinya, karena malam itu memang terasa sangat dingin ditambah kabut pagi sudah mulai turun.
Sejurus kemudian Pak RT dan pak Iwan memindahkah tante Vita ke kursi panjang yang ada diteras rumahnya, Pak RT memintaku mengambilkan sebuah selimut untuk menutupi tubuh tante Vita agar tidak kedinginan. Aku bergegas kembali kerumah mengambil sebuah selimut, dan menyerahkan ke pak RT untuk ditutupkan ke tubuh tante Vita yang masih terlelap.


Bersambung...



Ilustrasi Tante Vita
 
Terakhir diubah:
***



Pagi ini aku tidak ada jadwal kuliah, aku yang biasa bangun pagi sekali, kali ini aku terbangun sekitar jam delapan pagi, sinar matahari sudah mulai meninggi. Aku keluar kamar menuju ke arah dapur, sepi.

“mungkin mama sudah berangkat kerja..” pikirku

Secangkir kopi dan beberapa makanan untuk sarapan di meja makan terlihat telah siap sejak pagi. Aku dirumah ini hanya tinggal berdua sama mama, Ayah bekerja sebagai kontraktor proyek bangunan yang kadang hanya pulang dua minggu sekali atau kadang sebulan sekali apabila beliau sedang mengerjakan proyeknya diluar propinsi atau keluar pulau. Aku adalah anak pertama dikeluarga ini, dan saat ini aku sedang kuliah semester akhir. Adik perempuanku Siska, baru kelas 2 SMP, sekarang tinggal bersama nenek, ibu dari ayahku di kota Bany******, Karena nenek disana tinggal seorang diri, maka Siska lah yang diminta untuk menemaninya disana.

Mamaku bekerja sebagai karyawan di sebuah bank swasta, yang berangkat pagi dan pulang pada sore hari. Kalau pagi dirumah hanya ada Bi inah, yang rumahnya tidak jauh dari tempat kami tinggal, beliau di beri kepercayaan penuh untuk mengurus rumah ini selama mama kerja. Bi Inah kesini pagi hari untuk memasak, menyiapkan makanan, mencuci baju, membersihkan rumah dan pada saat sore hari menjelang mama pulang kerja, Bi Inah kembali pulang kerumahnya.

“Tidak kuliah Mas?” tiba – tiba bi Inah masuk dari pintu samping menuju dapur dengan membawa keranjang belanja berisi sayuran.

“Eh, dari belanja Bi? Saya hari ini libur, Mama mana?”

“Ibu sudah berangkat Mas, tadi sebelum berangkat sempat mengetuk pintu kamar Mas, tapi Masnya nggak bangun juga”

“Itu kopinya sudah hampir dingin di meja makan” Lanjut bi Inah

“hehe...abis begadang Bi semalam” sahutku sambil berjalan meninggalkan bi Inah yang bersiap untuk memasak di dapur.

Aku mengambil secangkir kopi di meja makan, kunyalakan rokok dan menuju ke teras rumah. Kegiatan ini hampir setiap pagi aku lakukan, yaitu duduk – duduk diteras rumah sambil menikmati secangkir kopi dan merokok sebelum berangkat kuliah. Aku buka pintu ruang tamu sambil tangan kiriku membawa secagkir kopi, aku melihat tante Vita sedang berdiri didepan rumahnya, dengan menatap lantai dan tanah halaman seperti mencari sesuatu. Tante Vita pagi itu terlihat lebih segar dengan memakai daster terusan, rambutnya tergerai agak sedikit basah membuat pagi itu terlihat semakin cantik. Hatiku kembali berdesir teringat kejadian semalam yang dengan nekadnya aku meremas payudaranya dan hampir ketangkap basah sama pak RT. Pagi ini dia tampak lebih cantik dan sexy, entah keinginan untuk menyapa dan ngobrol dengannya datang begitu saja. Aku meletakkan cangkir kopiku di meja teras dan berjalan menghampiri tante Vita, dia masih mencari sesuatu di teras rumahnya.

“Ada apa Te, ada yang bisa Rudi bantu?” suaraku membuat tante Vita agak sedikit terkejut karena tiba – tiba aku ada di sebelahnya

“Eh, Mas rudi..,ini Mas, cincinku tiba – tiba tidak ada dijariku, apa jatuh ya semalam?” Jawab tante Vita sambil melihat – lihat kelantai teras.

“Coba ingat – ingat lagi te, mungkin tertinggal disuatu tempat?”

“Ah sudah lah, dari tadi belum ketemu,belum rejeki aku kali. Oh iya terima kasih ya mas semalam, sudah dibawain selimut juga” tante vita kini menatapku. bibir yang sexy itu tersenyum manis kepadaku

“loh, tante kok tahu kalau aku yang membawa selimut?” Sahutku heran

“Pak RT tadi pagi kesini, memastikan kalau aku baik – baik saja, dan beliau sudah cerita kok ke aku, ayo masuk dulu mas, kita ngobrol dulu didalam” tangan tante vita langsung menyamber tanganku dan ditariknya masuk ke ruang tamu, aku seperti kerbau dicocok hidungnya, hanya pasrah mengikuti langkahnya tanpa berkata apapun..Aku duduk di sofa ruang tamunya dengan gugup.

“mas Rudi mau dibuatin kopi?” tanya tante Vita

“Eh, anu te..aku sudah dibuatin bi Inah tadi, belum aku minum, tuh masih ada di meja teras.”

“udah gak papa mas, sekali – kali ya ngopi disini..please..?” nada suaranya agak sedikit manja membuat aku tak kuasa untuk menolaknya.

“emmm...oke deh te..”

tante vita langsung pergi meninggalkanku diruang tamu menuju ruang belakang. Aku perhatikan tubuh tante vita dari belakang yang memakai daster terusan itu, oh..sangat sexy sekali, pantatnya terlihat bulat bergeol saat dia melangkah, membuat pikiran kotorku muncul lagi, andai aku bisa meremasnya.

Ditengah pikiran musemku saat melihat tante vita, pagi ini kurasakan ada sesuatu yang tidak biasa padanya. Sikap tante vita pagi ini terasa lain, biasanya jarang sekali dia ngobrol denganku, kalau sudah ngobrol pun seperlunya saja, hanya bertegur sapa saja apabila tidak sengaja berpapasan di jalan. Setauku tante Vita selama tinggal disini, orangnya tertutup. Akan tetapi lain dengan pagi ini, dia terlihat sangat ceria dan cara bicaranyapun terlihat sangat lepas denganku.

“Mas Rudi tidak kuliah” suaranya mengagetkan lamunanku, tante vita sudah kembali keruang tamu dengan membawa dua cangkir kopi ditangannya

“Aku libur te hari ini”

“Maaf ya mas semalam sudah membuat mas Rudi, Pak RT dan pak Iwan jadi kerepotan karena aku” tante Vita meletakkan cangkir kopi itu di meja dengan menunduk, sempat terlihat belahan payudaranya di sela kerah dasternya yang rendah, penisku kembali menggeliat. tante duduk tepat disampingku

“Mari silahkan diminum mas..” tante Vita mempersilahkan

“Tante juga tidak kerja hari ini?” tanyaku sambil mengambil cangkir kopi yang ada dimeja

“Lagi ambil cuti mas, Badanku capek semua pagi ini.”

“Em...tante sering mabuk ya?”

Mendengar pertanyaanku, tante vita menghela nafas panjang.

“Semua ini sejak pria bangsat itu yang menghianati aku mas, aku mulai mengenal minum disaat aku kesepian” Kini mata tante vita terlihat berkaca – kaca,

“Maksud tante, suami tante?” lanjutku

Tante Vita mengangguk pelan.

“Mama mas Rudi sudah bercerita banyak ya tentang aku?”

Aku hanya menjawab dengan anggukan

Tante Vita sedikit menggeser posisi duduknya semakin merapat ke badanku dan kemudian kepalanya tiba – tiba menyender di bahuku kananku. Kini bibir sexynya sangat dekat sekali dengan bibirku, dan rambutnya yang masih agak basah tercium wangi sampho membuat birahiku semakin naik. Aku sangat kaget dengan perlakuan tante Vita ini, tapi aku tetap tidak berani berbuat lebih, kedua tanganku masih terpangku di atas pahaku.

“Udah ah, jangan bahas dia lagi, males aku mas” terlihat tangan tante mengusap matanya

“Iya te..maaf...” melihat itu, kini aku mulai semakin berani. Tangan kananku merangkul pinggulnya dari belakang, dia tidak ada respon sama sekali, kepalanya tetap bersandar di bahuku.

“Tante semalam habis kerja lembur sampai dini hari?” tanyaku

“Aku pulang kerja langsung ke pesta di acara ulang tahun temanku, disana aku minum terlalu banyak sampai ahirnya aku mabuk berat dan tertidur, tau – tau sudah di rumah, dan sialan aku ditaruh gitu aja diteras rumah ”

“kalau tidak ada mas Rudi dan Pak RT, mungkin semalam bisa kaku kedinginan aku mas..” sambungnya

Kini tangan tante Vita meraih tangan kiriku, posisi kepalanya tetap bersandar dibahuku dan kini dia sedikit mendongak keatas, matanya memandang sayu kearah mataku,

“Sudah, tidak usah terima kasih begitu te..aku juga gak sengaja terbangun setelah ada sebuah suara mobil berhenti di depan rumah tante.” Ucapku

“Terima Kasih ya mas..” Tante vita mengadah ke atas, mata kami bertemu tiba tiba .

Dengan kondisi seperti itu, aku semakin berani medekatkan wajahku ke wajah tante Vita. Bibir kami sekarang hanya berjarak hanya beberapa senti dan nyaris bersetuhan, dengusan nafas tante Vita aku rasakan semakin berat.

Kita masih saling berpandangan, sampai pada akhirnya tante Vita menutup matanya dan membuka sedikit bibirnya, aku tahu maksudnya. Tanpa membuang waktu aku kecup bibir sexynya yang selama ini hanya bisa kubayangkan. Awalnya hanya kukecup pelan, tapi entah siapa yang memulai sekarang kita saling lumat dan saling adu lidah, posisi kita masih tetap tidak berubah. Sesaat kemudian, aku lepaskan ciuman itu.

“Eh, maaf te,,aku lancang..” suaraku bergetar sambil masih seakan tidak percaya apa yang telah kami lakukan.

“Mas Rudi belum tuntas kan semalam?” ucap tante Vita sambil tersenyum menggoda sambil mengarahkan tanganku ke payudaranya,

“ Deg...” Jantungku seakan mau berhenti, berarti semalam yang aku lakukan tante vita tidak tidur?

“em...eee,anu,te...maksud tante? “ tanyaku dengan gugup,

“Iya Mas, aku sebenarnya tersadar, dan aku tahu itu adalah mas Rudi, akan tetapi mata ku berat sekali untuk kubuka, jujur aku juga sudah lama menginginkan ini dari Mas Rudi, Ayo tuntaskan keinginanmu sayang..”

Aku semakin kaget mendengar pernyataan tante Vita, sekarang panggilannya ke aku menjadi kata “sayang.”

Belum sempat aku mengatakan sesuatu, kini bibir tante vita sudah melumat kembali bibir ku, kita kembali berciuman. Kini tanganku sudah berada diatas payudaranya, aku remas dengan gemas meskipun masih diluar dasternya..

”Aaaah......Ehmmmmmmm,” yang terdengar hanya erangan tertahan dari mulutnya diringi suara kecupan yang terdengar dibibir kami. Sambil masih berciuman, kini tangan tante Vita sudah mulai meremas – remas kontolku dari diluar celana, membuat kontolku semakin tegang dan semakin sakit karena terjepit didalam celana dalamku.

“Aku buka ya sayang” dengan senyum dan tatapan nakal nya, seakan dia mengerti posisiku, dengan sekejap celana pendek dan cd ku sudah terlepas, aku sendiri melepas kaos oblong yang aku pakai. kontolku kini sudah berdiri tegak dengan bebas. Tante Vita sedikit terbelalak setelah melihat kontolku,

“ooh...besar sekali sayang...sudah lama aku tidak merasakan ini?” tangannya membelai dan mengurut lembut batang penisku, tak lama kemudian dia mulai mendekatkan bibirnya dan mengecupnya, perlahan dikulumnya.

“aaaah.....” tak sadar aku mulai medesah saat bibirnya mulai mengulum batang penisku, sangat terasa lidahnya menyapu mengusap – usap kepala penisku dengan lembut, biji pelirku pun tak terlewat untuk di jilatinya dengan gemas yang mebuat aku semakin mendesah keenakan.

“Bibir sexy yang selama ini aku idamkan..” ucapku dalam hati

Setelah sekitar 10 menit tante mengerjai penisku, dia berdiri dan membuka daster, bra dan celana dalamnya, kini kita berdua sudah sama sama telanjang. Aku tertegun melihat tubuh tante Vita, payudara yang indah dengan puting menjulang berwarna merah kecoklatan, pantat yang besar dan bulat, bagian perut bawah terlihat bekas sayatan operasi cesar tetap tidak merubah bentuk perutnya, bulu – bulu halus yang sangat terawat diatas vaginanya membuat dia kelihatan semakin sempurna.

“Suaminya benar – benar buta kali ya, istri seperti ini di campakkan begitu saja” ucapku dalam hati

“Kita kekamar saja sayang..” tante vita meraih tanganku menggandengya dengan manja menuju kamarnya.

Sesampai dikamarnya, tante Vita langsung duduk di atas ranjang, aku masih berdiri terpaku di pinggir ranjang, masih antara percaya tidak percaya, wanita yang selama ini hanya bisa aku bayangkan kini sudah telanjang bulat nyata didepanku.

Tante Vita membuka kedua pahanya dengan menekuk kedua lututnya keatas, vaginanya yang ditumbuhi bulu halus kini terlihat jelas olehku, dengan cairan yang hampir menetes diantara lubang vaginanya menandakan dia sudah sangat terangsang.

“Ayo Sayang, kenapa diam saja disitu..” rengek manja tante Vita

Aku melangkah mendekat, lalu jongkok di antara selakangannya yang sudah terbuka lebar. Kudekatkan wajahku diantara selakangannya, aku julurkan lidahku mengarah ke daging kecil yang ada diantara kedia bibir atas vaginanya yang mulai membengkak, aku jilat pelan. Tangan kiriku menggapai payudaranya, aku pilin putingnya sambil sesekali aku remas pelan.

“aaaaaah.....mas rudi..enak banget mas..oooh..terus sayang....” Tante vita mulai mendesah,

sesaat kemudian kedua tangannya meraih kepalaku, ditekannya kedalam selakangannya seakan menyuruhkan untuk menciumi lebih dalam, membuatku tidak bisa bernapas karenanya.

Kini aku jilati semua bagian vaginanya kadang sesekali kumasukkan ujung lidahku ke liangnya, dia semakin meracau tidak karuan dan tangannya semakin menjambak – jambak rambutku, tubuhnya mengeliat tidak beraturan seperti cacing kepanasan, terkadang kedua pahanya menjepit kepalaku.

“terus sayang...ooohhhhh....aku sudah lama tidak merasakan ini sayang..aaahhh..terussss sayang,,lebih cepaat”

Beberapa saat kemudian, terasa pinggulnya sedikit terangkat dan cairan yang keluar dari lubang vaginanya berasa semakin deras sekali di mulutku,

“aaaaaah......maaas rudi...”

nafasnya tersengal dan terlihat matanya tertutup, pegangan tangannya dikepalaku kini mulai dilepaskan, dia telah mencapai puncak orgasmenya.

Setelah nafasnya kembali teratur, badanku ditariknya keatas, kini tubuhku menindih tubuh tante vita.

“terima kasih ya sayang...kamu pinter banget sih, aku sampek lemes begini, sering ML ya sama pacarnya” ucap tante vita manja..

“Kamu suka sayang?” ucapku sambil tersenyum, mata kami saling berpandangan,Tante vita menggangguk dengan senyum manja.

Kita kembali berciuman dengan posisi aku diatas menindih tubuhnya. Ujung penisku kini sudah tepat berada didepan lubang vaginanya, sambil berciuman aku maju mundurkan pinggulku, sehingga terjadi gesekan antara ujung kepala panisku dengan lubang vaginanya yang sudah sangat basah, nafas tante vita kembali terasa berat, setelah itu tangan kirinya memegang batang penisku untuk diarahkan kelubang vaginanya...

“Aku udah gak tahan sayang..ayo masukin” tante vita kembali mendesah

Aku dorong dengan tidak sabar, terasa kepala penisku mulai masuk ke lubang vaginanya, terasa sangat sempit walaupun sudah sangat basah.

“aaaah....pelan sayang, aku sudah lama tidak ngentot..” lenguh tante vita yang kini mulai mendekapku lebih erat. Aku dorong lagi lebih dalam,”bless...”

aku lirik kebawah, kontolku sudah amblas masuk sepenuhnya kedalam memeknya membuat tante vita semakin mendesah,

“aaaah......”.

Aku biarkan sesaat, terasa dinding rahimnya seperti memijat mijat batang penisku, sempit dan hangat.

‘Aaah...memek kamu enak banget sayang...” lenguhku. Aku mulai memaju mundurkan pinggulku perlahan, tante vita mendesah.

“Terus sayang,, kontolmu juga enak banget...” kini posisi kedua kaki tante vita melingkar di pinggulku. Semakin cepat aku menggenjotnya, semakin keras tante vita mendesah..

“emm....aaah....enaaaak banget sayang....ooohh,,,terusssss sayanggg....” tante vita kini sudah seperti kesetanan, kadang tak sengaja kuku tangannya mencekeram di punggunggku disaat aku mempercepat genjotanku..

Lima belas menit diposisi ini, tante vita menyuruhku berhenti, dia melepaskan pelukannya, lalu dia berganti posisi nungging seperti orang sujud dengan paha agak terbuka tepat dihadapanku, terlihat pantat yang besar dan bulat membuat aku semakin bernafsu. Tak menunggu lama, kuarahkan kontolku masuk kedalam liang vaginanya yang telah siap menyambut batang penisku lagi, dan ku genjot dari belakang lagi dari tempo pelan sampai semakin cepat.

“aaaah...posisi begini memekmu terasa lebih sempit sayang....” desahku

“oooh....eemmm....aaah” tante vita hanya medesah

Sekitar sepuluh menit aku maju mundurkan penisku kedalam vaginanya, aku merasa ada sesuatu yang ingin keluar dari lubang penisku.

“Aku mau keluar sayang...aaaah.” aku semakin mempercepat genjotanku,

.crot...crot...terasa spermaku menyembur didalam memeknya di iringi dengan kedutan – kedutan dinding rahimnya..

“aaaah...enak sekali sayang...aku sudah lama merindukan ini...” suara tante vita diantara desahannya

Aku cabut panisku, sebagian cairan spermaku keluar mengalir dari lubang itu. Aku rebahkan tubuhku disampingnya.

Kini kami berdua berpelukan dengan manja dengan keadaan masih sama – sama telanjang. Kepala tante Vita bersandar di bahuku dengan posisi berbaring, aku pun membelai manja rambutnya..ahh, kita seperti sepasang kekasih saat ini..

“terima kasih ya sayang,,ternyata kamu luar biasa, sudah sering ML ya sama pacarnya” pertanyaan ini diulang lagi

“Aku tidak punya pacar te, dan baru dua kali ini ML..hehehe..” Jawabku

“Bohong banget, se cakep mas ini tidak punya pacar” pelukannya berasa semakin erat

“Kenapa sih, gak bilang kalau ingin pegang tetek aku mas? pakai nunggu aku gak sadar segala? Kan lebih enak kalau pegangnya pas aku sadar” ucap tante vita disela – sela kita saling berpelukan manja sambil tersenyum, aku gemas sekali dibuatnya

“Emangnya boleh gitu, aku langsung pegang tetek kamu?” sambil aku cubit hidungnya...dia tertawa membuat aku semakin gemas.

Kita kembali berciuman dengan panasnya. Tak terasa empat kali hari itu aku menyetubuhi tante vita, sampai aku benar – benar lemas dibuatnya...


Setahun berlalu, selama itulah kami selalu melepaskan birahi selagi ada kesempatan, baik itu dirumah tante vita, dirumahku di saat rumah lagi sepi, kadang juga kita menginap dihotel. Tante Vita selalu melayaniku kapan saja di saat aku menginginkannya. Tapi sejujurnya, aku tidak ada perasaan apapun dengannya, aku hanya anggap tante vita ini adalah tempat melampiaskan nafsuku dan begitupun sebaliknya, tante vita sendiri membutuhkannya disela kesepiannya.

Sampai suatu ketika, kabar dari tempat kerja tante vita yang membuatku merasa kehilangan. Tante Vita dipindah tugaskan lagi ke kota asalnya, jadi kecil kemungkinan untuk kita bertemu, karena kotaku dan tempat tante vita sangatlah jauh, bisa 8-9 jam kalau ditempuh dengan mobil. Malam terahir sebelum tante vita pulang, kita menginap dihotel, entah berapa kali kita melepas birahi sebagai salam perpisahan.
 
****
Tiga tahun kemudian,

Hampir terlupakan sosok tante vita di pikiranku, karena selama tiga tahun berpisah kita tidak pernah berkirim kabar. Saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta, karena kesibukan kerjaanku dan ditambah beberapa bulan yang lalu aku meminang seorang gadis berhijab yang rencananya akhir tahun ini kami akan melangsungkan pernikahan membuatku nyaris melupakan tante Vita.
Suatu hari, saat aku lagi serius didepan laptop di meja kerjaku menyiapkan beberapa laporan yang harus aku serahkan ke atasanku, tiba – tiba handphone ku berdering, kulihat layar HP ku, nomor tidak dikenal,

A : “halo....selamat siang”

V :”Mas Rudi, gimana kabarnya?” terdengar suara wanita diseberang telepon, suara yang sangat aku kenal, aku terdiam seakan tak mampu untuk berkata - kata

V :”halo mas...ini aku vita...”

A : “ Eh, ii..iya te...aku baik, gimana juga kabar tante? lagi dimana sekarang?” suaraku sedikit terbata karena kaget dan masih tidak percaya bahwa suara yang diseberang telepon adalah suara tante vita

V : “Aku sekarang di lagi tugas di kota Su**** ( Tempat kotaku tinggal )

A : “Hah..yang benar te? sejak kapan disini?”

V : “ Dari tiga hari lalu mas, dan besok harus balik lagi ke Se****

A : “Kok gak kasih kabar dari kemarin sih...aku kangen tau” Candaku

V : “hehehe...maaf Mas, ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan, dan hari ini baru kelar“

A : “boleh gak kalau aku ajak ketemuan te?”

V : “Wah,,ternyata sehati ya, aku telpon juga tujuanku itu mas..hahaha” terdengar tawa dari tante vita

A : “Oke, kasih aku alamat tante menginap ya, kita ketemu nanti malam”

V : “ Oke mas, aku sms alamat hotelnya...sampai ketemu nanti malam mas “

Klik...suara telpon terputus, beberapa saat kemudian ada sms masuk, alamat hotel tempat dia menginap telah dikirimkan

Hatiku kembali bergetar, semua memory dengan tante vita kembali teringat. Tiba – tiba nafsu birahiku datang seketika setelah mendengar tante vita ada di sini, tak sabar rasanya untuk mengulanginya lagi dengan tante vita seperti dulu.

Malam telah tiba, mobilku memasuki tempat parkir sebuah hotel dimana tante vita menginap. Kulirik Handphoneku, ada sms masuk yang sekitar lima belas menit lalu belum aku buka.

Pesan dari tante Vita

“Aku tunggu di cafe hotel ya mas”

Kupercepat langkahku menuju cafe hotel, sesampai disana terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang duduk disitu, aku melihat seluruh ruangan cafe, tidak kutemukan tante vita. Sekilas tertangkap pandanganku disudut ruangan cafe, ada seorang wanita yang duduk sendirian membelakangiku, dia memakai baju panjang dan berhijab warna merah muda.

“Ah, sial..aku dikerjain nih ama tante vita” gumamku kesal

Aku raih Handphone dari sakuku, aku telpon nomor tante vita, secara bersamaan terlihat wanita yang duduk membelakangiku tadi mengangkat Handphonenya.

V : “ Iya, halo, Mas dimana sekarang?” terdengar suara tante vita diseberang telepon

A : “Aku dicafe te, ni baru masuk.tante dimana?” nadaku agak sedikit kesal

Tiba – tiba wanita berhijab tadi menoleh kebelakang dan mata kami bertemu.

“Deg..” Jantungku seakan berhenti setelah tau siapa wanita berhijab itu

“ Tan...tante vita? ” Aku seakan tidak percaya bahwa wanita berhijab dan memakai baju panjang yang ada diseberangku adalah tante vita, dia terlihat tersenyum manis memandangku. Dengan kaki gemetaran aku berjalan mendekati meja dimana tante vita duduk, tante vita mengulurkan tangan nya untuk menyalamiku lalu mempersilahkan aku untuk duduk. Aku memilih duduk dikursi yang saling berhadapan dengannya.

“ Ada apa mas, kok pucat begitu? “ tante Vita tersenyum menyadari aku yang terlihat gugup

“eh,,ini benar tante vita?” mataku tak lepas memandang wajah tante vita

“ Ih, jahat ya. Sudah lupa sama aku sekarang“ ucap tante vita dengan ketus

“Tante semakin cantik, sampai aku tak mengenalinya tadi” aku berusaha menguasai diriku

“Hm..mulai lagi deh gombalnya...hehe ” kembali tante vita tersenyum

“ Omong – omong Sekarang sudah jadi orang kantoran ya?” lanjut tante vita sambil menyeruput jus jeruknya

“eh..iya te..ini juga berkat tante kan?” jawabku sekenanya

“Loh kok aku,kau kan gak ngajari kamu apa2 Mas”

“Iya kan tante yang membuatku semangat kuliah waktu itu, hasilnya aku mendapat nilai bagus dan cepat diterima kerja setelah lulus..” Candaku

“hahaha...masih ingat aja sih” kini tante vita tertawa lepas, semakin terlihat cantik dengan balutan hijab merah mudanya

“tante berhijab sekarang?” Selidikku

“yah, beginilah Mas, sejak aku menikah lagi aku mulai berhijab “

“hm...tante sudah menikah lagi ya?” Suaraku berubah seketika

“Dih, kenapa mas? Cemburu ya? ” jari tante vita mencolek hidungku sambil tersenyum

“iyalah,selama tiga tahun menunggu, sekarang diambil orang” Ucapku

“aku tetap milikmu kok mas Rudi, aku gak akan melupakan kebaikan mas Rudi dan mama mas juga...” Kini tangan tante vita menggenggam tanganku

“Milikku? Maksud tante?” Tanyaku heran

“Aku kangen kamu mas” mata tante vita menatapku teduh

****

Setelah tigapuluh menit kami berbincang di cafe, tante vita mengajakku untuk masuk kekamarnya, baru saja pintu kamar di tutup, tante vita langsung memelukku dengan erat,



“Aku sangat kangen sekali sama kamu sayang...” ucap tante vita dengan manja

“Aku juga kangen sama Tante”

Tante vita langsung melumat bibirku, kita berciuman sambil posisi masih berdiri dan masih berpakaian lengkap, tante vita masih mengenakan hijabnya. Lidah kami saling beradu, tanganku mulai mengusap punggungnya. Gigitan – gigitan kecil di bibirku disertai desahan yang tertahan membuat ciuman kami semakin bergairah,

“ Sssshhhh....aaahh....” hanya desahan yang keluar dari mulut kami

Kini tangan tante vita mengusap penisku dari luar celana,

“Aku buka ya sayang” Bisik tante vita sambil menyudahi ciuman kami, tangannya meraih kancing celanaku. Beberapa saat kemudian penisku sudah berdiri bebas dengan kerasnya, melihat itu tante vita langsung berpindah posisi berjongkok, mulutnya tepat berada didepan penisku yang sudah tegang. Di jilatnya kepala penisku, sambil tangan kirinya meremas biji pelirku.

“Aaaah...” tanpa sadar aku mulai mendesah.

Kini tante vita sudah mengulum penisku. Balutan Hijab dan baju panjangnnya yang masih terpakai, membuat ku semakin bernafsu, kedua tanganku memegangi kepalanya, kuarahkan maju mundur, sesekali dia tersedak apabila batang penisku masuk terlalu dalam di mulutnya...”Uurrhgg...aaarrgg”

Setelah beberapa menit tante vita mengulum penisku, pertahananku terasa mulai jebol, aku tak biarkan itu terjadi, aku tarik badannya untuk berdiri, dan setelah itu aku rebahkan dia di ranjang, sempat dia mau melepaskan hijabnya, tapi aku tahan,

“Jangan dilepas sayang, kamu lebih cantik begini” kataku sambil menahan tangannya

“Ih,nakal nya..” Kata tante Vita sambil tersenyum.

Aku sibakkan baju panjangnya bagian bawah , terlihat celana dalamnya berwarna merah muda senada dengan baju dan hijab yang dipakainya, bagian tengahnya tampak basah. Aku raih celana dalamnya, bersamaan dengan itu, tante vita mengangkat pinggulnya sehingga mempermudah aku untuk melepasnya, kini vagina dengan bulu tipisnya terlihat jelas didepanku,

“hm..Lubang kenikmatan yang aku rindukan...”

Tante Vita membuka lebar pahanya, tanpa menunggu waktu lama, langsung kulahap dengan rakus selakangan tante vita, aku jilati klitorisnyan, sesekali lidahku menyapu dan menusuk2an lidahku dilubang vaginanya nya yang semakin membanjir,
Tangan tante vita kini menjambak – jambak rambutku diringi desahan tertahan..
“Aaaaaaaah....saayaaaang...aku kangen sperti ini...oooh,,,,lidahmu nakal banget sayaaaang” hanya suara itu yang sempat aku dengar dari mulutnya, pinggulnya tak henti – hentinya bergoyang dan sesekali mengangkat pantatnya, semakin aku ,menghisap klitorisnya, terasa semakin keras juga jambakan tangannya dirambutku.
“ohh...aku gk kuat sayaaaaang” teriak tante vita tiba – tiba,
Cairan yang keluar dari vaginanya semakin deras dan tubuhnya mengejang, dia telah mengalami orgasmenya.
“Aaaah....huuuuufft” dia terlihat sangat menikmati orgasmenya, kulihat matanya tertutup dengan senyum kepuasan.
Setelah terlihat nafasnya mulai teratur, kini aku menaiki tubuhnya, aku arahkan penisku di lubang kemaluannya, aku gesek – gesekkan di mulut vaginanya, dia kembali mendesah,
“Ohhh...sayo sayang...puasin aku malam iniii” kedua kakinya melingkar di pinggulku, dan menariknnya kedepan, sehingga penisku terdorong masuk kedalam vaginanya..”Blessss”
“aaaaah....kontolmu enak banget sayang..serasa sesak...” Tante vita kini meracau tak karuan
Aku mulai memaju mundurkan pinggulku, terlihat batang penisku keluar masuk di vaginanya..
‘Pokk,pok,pok,,,” suara paha kami saling beradu.
“ooooohhh...lebih cepat sayang” pinta tante vita
Aku mulai mempercepat genjotanku, kulihat wajah tante yang masih berbalut hijab, matanya tertutup terlihat sesekali menggigit bibir bawahnya, aku menjadi semakin bernafsu, lebih kupercepat genjotanku. Setelah sekitar 15 menit di posisi itu, Tante Vita menyuruhku tidur terlentang di ranjang, Dia menaiki ku, kami sekarang posisi WOT.
Tante Vita menaik turunkan pinggulnya kadang memutar sambil sesekali kepalanya mengadah ke atas. Panisku seakan diremas – remas didalam rahimnya.

“aaaah...enak sekali sayaaannnng...” Desahnya

Dengan posisi ini, kini aku sudah tidak tahan lagi, pertahananku mau jebol.. Seakan paham akan hal itu, tante vita lebih mempercepat gerakannya di atas tubuhku, sampai akhirnya...

“aaaah.....aku keluar sayaaang..” kembali vaginanya berdenyut, tubuhnya mengejang, bersamaan dengan itu kontolku menyemburkan cairannya..”crot crot crot..” Terasa banyak sekali sampai sebagian terlihat meleleh si sela sela pahanya.

Tante vita merebahkan tubuhnya diatas tubuhku, memandangku dengan senyum penuh kepuasan tanpa berkata - kata, aku peluk tubuhnya dengan erat sambil sesekali mengecup bibir sexynya, sekitar 5 menit di posisiku itu, tante vita berpindah kesampingku, dan meletakkan kepalanya di bahu kananku dengan manja, tangan kananku mengelus - elus kepalanya yang masih tertutup oleh hijabnya.

“Eh, sebentar mas...” dia tiba – tiba meraih handphone nya yang ada dimeja sebelah ranjang, membuka galery foto dan memperlihat ke padaku, terlihat di layar Handphone nya foto anak kecil yang sangat lucu berpose dengan naik sepeda roda tiganya, anak itu perkiraanku usia 2 atau 3 tahunan,

“Cakep nggak?” Tanya tante vita
“Cakep kok, kayak aku ya cakepnya..hehe” Jawabku sekenanya
“Idih, emang mas cakep? boro – boro ..” ucap nya dengan manyun
“Siapa dia Sayang?, anak kamu?” Tanyaku penasaran
“iya anakkulah..masak anak pak RT..” Candanya
“Ih dasar...awas ya..” ucapku sambil mengecup keningnya
“Kamu tau nggak, dia aku kasih nama siapa?” tanyanya lagi
Aku menggelengkan kepala,
“Mahendra...” katanya sambil menatapku sambil tersenyum
Aku sedikit terkejut mendengarnya, karena Mahendra adalah nama belakangku, dia mengambil nama anaknya dengan nama belakangku.
“Eh..itu kan namaku...” kataku kaget
“Emang sengaja, biar aku mengingat mas selamanya” Katanya santai
“Terima kasih ya sayang, kamu emang pintar ya bikin kejutan terus buatku” kataku sambil mengecup bibirnya sambil kita tetap berpelukan.



*******

Esok paginya, aku diminta mengantarkannya ke setasiun kota, karena sesuai jadwalnya hari ini dia harus kembali pulang. Terlihat mata tante vita basah, meneteskan air mata disaat dia akan memasuki setasiun,

“Kenapa te? Tante gak papa kan?” tanyaku

Dia menggelengkan kepalanya lalu langsung memelukku dengan erat, dia sudah tidak perduli lagi poisisi kita saat itu sedang ditempat umum.

“Terima kasih ya mas atas semuanya, aku akan selalu mencintaimu mas” suaranya terdengar terisak di telingaku.

Kini kulepaskan pelukannya, aku tatap wajahnya yang berlinang air mata,

“Sayang, aku tidak akan kemana – mana, kita bisa bertemu kapan saja dan dimana saja semau tante, dan sekarang tante juga sudah punya suami, cintailah dia, jaga hubungan kalian agar masa lalu tante tidak terulang lagi.” kataku sambil menyeka air mata di pipinya. Tante vita mengangguk pelan sambil mencoba tersenyum walau terlihat sangat terpaksa.

“ini buat mas, nanti dibuka kalau sudah sampek rumah ya “ tante vita menyerahkan sebuah amplop surat kepadaku,

“Aku sebenarnya ingin cerita banyak, tapi tidak sempat, jadi aku tulis semua disini mas..” lanjutnya
Aku menerima amplop itu, setelah itu dia pamit meninggalkanku karena kereta yang akan ditumpanginya mau berangkat.



--------------------------------

Menghadapi akhir tahun, tugasku ditempat kerja semakin menumpuk, hampir setiap hari aku pulang malam. Seperti hari ini, jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam aku baru saja sampai rumah, kurebahkan badanku di tempat tidur, letih yang sangat luar biasa terasa ditubuhku.
Hampir saja mataku terpejam, tiba – tiba kuteringat sebuah amplop dari tante Vita beberapa hari lalu yang belum sempat aku buka dan nyaris aku lupakan.
Aku buka amplop putih itu, ada sebuah foto anak lelakinya didalam amplop itu, “Mahendra”, anaknya yang dinamakan sama seperti nama belakangku, aku semakin penasaran. Setelah aku ambil foto tadi, ada sebuah kertas didalam amplop, ada tulisan dia disana..



Dear,

Mas Rudi



Sebelumnya aku ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya ke mas Rudi atas semuanya.

Aku masih ingat dan mungkin tidak akan aku lupa seumur hidupku, pertama kali kita bertemu, jujur aku sudah ada rasa kagum kepada mas Rudi, terlebih setelah mama mas rudi bercerita banyak tentang mas Rudi.

Aku Sering curi – curi pandang ke mas Rudi, Hatiku begetar jikalau mas Rudi menyapaku. Benih – benih cinta seolah tumbuh begitu saja dihatiku. Akan tetapi aku berusaha membuang pikiran itu jauh – jauh, karena aku sadar, aku tidak pantas dan tidak berhak untuk mencintai mas Rudi, dengan setatusku yang janda, dan mas rudi seorang mahasiswa yang tentu masih panjang perjalanan hidupnya. Akan tetapi semakin aku membuang perasaan itu, bayangan mas Rudi semakin mendekat di pikiranku.

Aku hanya bisa memendam rasa ini mas.

sampai suatu kejadian malam itu, mas Rudi menolongku disaat aku ditelantarkan oleh teman – temanku yang brengsek, sejak saat itu rasa cintaku ke mas Rudi semakin besar.

Aku rela menyerahkan tubuhku buat mas Rudi nikmati, Aku sangat bahagia disaat kita berdua mas.

Akan tetapi kebahagiaan itu tidak lama, aku harus berpindah lagi ke kota asalku. Sebenarnya aku masih ingin sekali tinggal disitu, aku tak ingin jauh dengan mu, sempat aku mengancam ke atasanku untuk keluar dari tempat kerjaku apabila aku dipindah, akan tetapi di satu sisi aku berpikir bagaimana nasib anakku dikampung apabila aku berhenti bekerja.



Dua bulan berlalu setelah aku kembali kekotaku, aku kembali dilanda kegelisahan. Menstruasiku yang biasanya tepat waktu, selama dua bulan itu tidak kunjung datang. Aku semakin panik, setelah tahu hasil testpack menunjukkan dua garis bertanda positif.

Iya, aku hamil mas.. aku hamil anak mas Rudi.

Aku panik saat itu, aku ingin sekali menghubungi mas Rudi, tapi apalah dayaku, aku tak ingin menghancurkan masa depan orang yang sangat kucintai yang pada saat itu lagi berjuang keras menyelesaikan skripsinya demi masa depannya.

Setiap hari aku hanya mengurung diri dikamar dan hanya bisa menangis. Sempat kepikiran untuk menggugurkan kandungan ini, tapi di sisi lain hatiku berkata “dia adalah anak kita, buah dari cintaku kepada mas Rudi, maka aku harus menjaganya”



Sampai suatu saat, aku ceritakan semuanya kepada tanteku, karena hanya beliaulah orang yang aku anggap bisa dipercaya. Sampai akhirnya berkat tanteku juga, aku dikenalkan seorang duda yang belum memiliki anak, dia bersedia menikahiku dan menerima aku apa adanya, termasuk janin yang telah aku kandung.



Aku sekarang sudah bahagia bersama suamiku mas, minggu depan aku keluar dari tempat kerjaku dan aku akan terbang ke salah satu pulau di ujung timur indonesia bersama suamiku, mungkin kami akan menetap dan menghabiskan hari tua disana, karena disanalah tempat kelahiran suamiku.

Kemarin adalah tugas terakhir ditempat kerjaku dan mungkin juga kemarin adalah terahir kita akan bertemu mas.



Tapi satu hal yang harus mas tahu, aku selamanya akan mencintai mas Rudi, akan kucurahkan rasa cintaku ke mas Rudi kepada Mahendra, karena dia adalah buah cinta kita



Yang selalu mencintaimu,



Devita





Seperti tersambar petir setelah membaca surat itu, tanganku gemetar dan tak terasa air mataku menetes begitu saja. Perasaan bersalah yang luar biasa tiba – tiba menghampiriku.

Aku merasa menjadi laki – laki yang paling biadap, wanita yang selama ini aku anggap hanya sebagai pemuas nafsuku, ternyata dia sungguh tulus mencintaiku. Tante Vita rela menanggung semuanya akibat perbuatanku seorang diri, sedangkan aku disini tertawa puas karena nafsuku telah terlampiaskan.

Segera kuraih Handphoneku untuk menelpon tante vita, tapi semuanya sudah terlambat. Nomor Handphone tante vita sudah tidak aktif, akupun tak tahu persis dimana tante vita sekarang tinggal...





Berlanjut Kesini
 
Terakhir diubah:
Awalnya menggateklkan......endingnya mengharukan........ Cari lewat KTP...siapa tahu bisa ketahuan menetap disamana...wkwkwkwk
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd