Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Devil: RESET (Rayuan Iblis)

Status
Please reply by conversation.
Episode 2​

“ mas kenapa?”

Ustadzah Nia memegang tanganku. Ia melihatku membuka foto lama itu

“ nostalgia lagi?”

Bisiknya manja sambil memegang tanganku. Aku ingat Ustadzah Nia ini. Ia Ustadzah muda lulusan Universitas Indonesia yang terkenal sangat cantik, manis dan serta ramah. Ia idaman semua pria di Indonesia. Ia seharusnya belum menikah. Tapi bagaimana bisa ia sudah menikah, dan dengan tubuh baruku?

“ apa ini dunia mimpi? Apa aku tidak benar-benar bangun ketika aku bermimpi?”

Gumamku dalam hati. Nia menyandarkan kepalanya di pundakku. Ia lalu memelukku manja

“ aku kangen mas”

Kami tiba di sebuah rumah besar. Gerbang itu terbuka dengan sendirinya. Mobil kami masuk dan berhenti di depan rumah. Dua pelayan cantik dengan seragam layaknya pelayan hotel membukakan aku pintu.

“ siang mas Azril”

Azril? Sejak kapan namaku Azril? Apa ini nama baruku?

“ ah iya siang.”

Jawabku. Mobil itu lalu pergi, kedua pelayan itu lalu mengantarku dan Nia masuk ke dalam rumah. Mereka menutup pintu rapat. Aku melihat fotoku dan Nia di ruang tengah. Kedua pelayan itu masih menunduk.

“ cepat buatkan Mas minum”

Ucap Nia

“ siap mbak”

Ucap mereka. Kedua pelayan itu lalu ke dapur. Aku masih berdiri bingung

“ duduk dulu yuk mas”

Aku lalu duduk bersama Nia di ruang tengah. Ia pun mulai memijatku

“ mas capek? Aku pijitin yah?”

Aku tersenyum malu.

“ ah iya boleh”

Bahkan suaraku juga berubah. Aku masih bingung. Aku melihat buku tergeletak di meja tengah. Buku berjudul “DEVIL: RESET” iblis: mengatur ulang, bahkan judul Indonesianya di tulis kecil di bawahnya. Karya Chaos. Buku apa ini? Aku membuka dan membaca halaman pertama

“ Puas?”

Hanya itu halaman pertamanya? Aku lalu membuka halaman kedua.

“ mau minta lagi?”

Hanya satu kata lagi? Buku macam apa ini? Aku menengok ke sebelah ke halaman ke tiga

“ ingin mengulang dari awal?”

Hah?! Apa jangan-jangan?!

“ buku ini bicara denganku?”

Nia seketika tertawa terbahak-bahak mendengar ceritaku.

“ mas capek ya? Yuk ke kamar sama aku”

Ajak Nia.

“ teh nya mas?”

Kedua pelayan itu kembali membawa teh.

“ ah terima kasih”

Aku meminum teh itu. Aku melihat lembar selanjutnya dan di sana tertulis

“ apa yang kau tulis dapat menjadi kenyataan”

Lembar selanjutnya tertulis seperti sebuah perjanjian

Aku dikenal dengan banyak nama. Aku lemah dan tak berdaya

“ hmm Jessika?”

Aku bukanlah bidadari. Aku pun bukan malaikat. Aku hanya makhluk halus yang lemah dan teraniaya. Sebuah debu kecil di Padang pasir. Kecil dan terlupakan. Terbang kesana kemari. Tapi aku tetap hidup. Meski lemah aku tidak dapat hancur

Namun kau memiliki kekuatan. Kekuatan yang dapat membuatku kekuatan. Kekuatan dari Dewa palsu pengendali nafsu

“ Eros?”

Berikanlah kekuatan itu. Tulislah kehidupanmu sendiri. Kita akan menjadi kuat dan kau dapat menentukan nasibmu sendiri

“ Chaos”

“ Azril?”

Ada tanda tangan di atas Chaos namun tidak ada tanda tangan di atas tulisan Azril. Ternyata benar tulisan ini sebuah perjanjian. Tulis kehidupanku sendiri? Apa itu artinya aku dapat menulis masa depanku?

Aku menandatanganinya. Tidak ada yang terjadi Buku ini seperti mengisyaratkan aku memiliki kekuatan tersisa dari Eros. Chaos? Apa dia penulis buku ini? Apa karena buku ini semua berubah? Apa dia yang merubah realita bahkan sebelum aku berkedip?

“ mas? Udah tehnya?”

Tanya Nia. Aku mengangguk. Aku memberikan cangkir itu dan Nia lalu berdiri dan berjalan ke dapur. Aku membuka lembar selanjutnya. Di sana tertulis Bab 1. Bab itu menceritakan tentang kehidupan masa laluku. Aku membacanya dan tulisan itu persis seperti yang aku alami. Ada catatan kaki di sana

“ coret dan hapus masa lalu itu. Mulailah hal baru”

Aku menyilang satu lembar itu. Aku menulis sebuah tulisan sesuka hatiku. Namaku Billy. Aku terlahir tahun 2008 dari salah satu keluarga kaya raya di Asia. Aku hidup kaya raya dengan serba kemewahan dari bayi dan punya pacar bernama Nia. Kami seumuran. Aku juga kenal banyak wanita cantik seperti Dewi, Sari, Melly, Hani, Caca dan Siska.

Tulisan lama seketika hilang. Tulisanku menjadi tulisan yang baru. Ini luar biasa. Handphoneku bergetar. Aku sangat terkejut. Di sana tertulis tahun 2026. Masa depan? Tanggal dan jam masih sama. Hanya tahun yang berubah. Aku melompat 3 tahun ke masa depan.

“ sayang?”

Aku mendengar suara Nia. Ia tiba-tiba muncul. Ia kelihatan lebih muda. Aku terkejut bukan main. Hanya kedipan mata dan dia berubah total dan hampir tidak aku kenali. Ia sangat imut manis dan cantik.


Nia

Kami seharusnya seumuran. Apa itu artinya aku kembali berumur 18? Menjadi MABA?

“ kok bengong?”

Tanyanya. Aku tertawa malu

“ ah ga Papa,”

Jawabku malu

“ aku ke sini karena kamu ga balas chat aku. Ga angkat telepon juga. Kamu marah?”

Tanyanya. Aku menggeleng kepala

“ Engg…***k. Aku baca koran tadi”

Sahutku. Nia lalu tersenyum

“ Mentang-mentang Maba teladan bacaannya koran. Kapan deh aku lihat kamu itu minimal santai, ga baca buku, baca koran terus”

Jawabnya sambil tertawa.. Aku berdiri dan memeluknya. Aku baru tersadar sesuatu. Ustadzah Nia tidak mengenakan hijab! Ada apa ini?

“ Billy! Kok malah nyosor! Katanya tadi mau ngerjain tugas?”

Aku mendengar suara seorang wanita. Aku mengenali suara wanita itu. Sekujur tubuhku bergetar.

“ Mama?”

Aku menoleh dan Ibuku di sana. Masih muda sehat dan hidup. Aku mengenalinya. Wajahnya hampir tak berubah. Hanya warna kulit dan dandanannya yang berbeda. Dari Jawa ibuku berubah jadi wanita keturunan Asia. Aku melepas pelukanku dari Nia. Aku langsung memeluk ibuku

“ Ibu!”

Teriakku. Aku menangis

“ hmm gini nih kalo udah lihat emaknya. Maaf ya Nia. Kayaknya Billy emang manja. Sukanya peluk-peluk”

Ucap Ibuku. Ibuku tidak mati di realita ini. Ia sehat dan baik-baik saja. Aku senang bukan main.

“ nanti bikin tugasnya ga boleh di kamar ya! Cukup di ruang tengah! Biar mama bisa lihat!”

Ucap Ibuku. Aku mengangguk. Ibu menyuruhku membuat tugas di ruang tengah. Aku dan Nia setuju. Kami duduk di ruang tengah. Aku menatap Nia serius. Ia berubah. Aku tidak mengenal wanita ini tapi buku ini membuat semua berubah. Ia menjadi 18 tahun dari semulanya hampir 30 tahunan. Ibuku juga masih hidup. Apa ayahku juga hidup? Apa dengan buku ini, aku bisa mengubah masih wanita-wanita lainnya yang aku sayang?

Aku mulai dari Melly, aku akan buat dia sebagai teman sekelasku yang cantik. Ia anak dari Pengusaha perkebunan yang baik hati. Ia sangat kaya tapi sangat ramah dan cantik. Ia punya kakak yang seorang perawat muda lulusan keperawatan bernama Siska. Kakaknya juga sangat cantik dan aku pernah tidur berdua dengan kakaknya. Aku dekat dengan mereka berdua. Aku pun pernah tidur dan merenggut keperawanan Melly.

Tulisan baru muncul di buku novel itu. Seharusnya Realita kembali berubah. Tapi bagaimana aku tahu? Nia masih mengerjakan tugas. Aku meraih hp, dan membuka profil chat Melly. Aku melihat foto profilnya, dan ia memang berubah. Ia kembali mengenakan seragam smp yang sama sepertiku. Realita memang berubah. Buku apa ini? Siapa sebenarnya yang memberikannya padaku? Yang pasti apa yang kutulis, akan mengubah realita

Aku juga mengubah nasib Dokter Sari. Ia salah satu dokter termuda di Indonesia. Ia menjadi Dokter di umur 20 tahun. Sekarang ia sudah memasuki hampir 1 tahun pengabdian. Kini Dokter Sari berumur 21 tahun. Ia masuk sd umur 4 tahun dan lulus smu umur 14 tahun. Ia tetanggaku dan kami sangat mesra. Walaupun kami tidak pacaran. Ia punya sepupu yang tinggal serumah dengannya dan teman sekelas denganku. Namanya, Hani

Sebuah pesan masuk ke handphoneku. Aku melihat pesan itu. Itu dari Dokter Sari. Realita benar-benar berubah. Ia mengirim pesan dan hampi tidak ada yang berubah dari Dokter Sari. Ia masih sama mudanya hanya kali ini ia seharusnya baru berumur 21 tahun dan masih menjadi Dokter umum.

“ Billy sayang, kamu sibuk hari ini? Aku pengen mampir ke rumah kamu pulang praktik”

Aku membalas pesannya. Ia boleh mampir sepulang praktik.

“ siapa sayang?”

Tanya Nia. Aku hanya tersenyum

“ tetangga aku, Dokter Sari. Katanya mau mampir”

Jawabku

“ oh, kakaknya Hani ya?”

Sahut Nia. Aku mengangguk. Nia hanya tersenyum. Aku mengambil tugasku dan mengerjakannya sambil terus memikirkan alur cerita selanjutnya

Suster Caca, ia juga seorang perawat muda dari keluarga kaya. Namun ia berusaha hidup mandiri dari keluarganya. Meskipun begitu ia mendapat fasilitas dari orang tuanya. Kami kenal saat aku pernah medical check up di rumah sakit. Ia bekerja di rumah sakit yang sama dengan Suster Siska dan Dokter Sari. Aku pernah main ke rumahnya dan memperawaninya. Kami cukup sering mengentot di rumahnya

Dan yang terakhir, Suster Dewi. Ia suster muda yang sangat cantik dan manis. Ia juga baru lulus smk dan bekerja di rumah sakit sebagai perawat. Ia bekerja di tempat yang sama dengan Suster Siska dan Suster Caca, dan mereka berteman baik. Ini kesempatanku. Aku akan membuat Dewi seumuran denganku. Ia juga 18 tahun. Ia perawat magang yang masih muda. Kami saling mengenal dan aku memperawaninya saat aku dirawat. Kami diam-diam pacaran hingga sekarang dan tidak ada yang tahu. Ia sederhana tapi sebenarnya dari keluarga serba berkecukupan.

Astaga aku cukup sering melakukan sex untuk mahasiswa yang cukup baru berumur 18 tahun. Apa aku naikkan saja umurnya? Tidak. Kurasa itu lebih baik. Aku ingin mendapat apa yang tidak kudapat sewaktu muda dulu. Aku menyimpan buku novel itu. Aku meraih tugasku dan berusaha menyelesaikannya.

Aku melihat Nia sekilas. Ia sangat cantik. Ia belum mengenakan hijab. Badannya tinggi, kulitnya putih bersih dan rambutnya sedikit kemerahan. Perawakannya, senyumnya, bahkan sampai tatap-tatap matanya, mirip sekali member girlband Korea bernama Sullyoon. Ia sangat berbeda ketika dewasa. Ia lebih imut ketika masih smp.

“ Kok liatin aku sambil senyum gitu? Udah belum tugasnya?”

Tanyanya. Aku tersenyum

“ baru setengah”

Kami lanjut membuat tugas bersama. Aku lalu berpindah duduk di sebelahnya. Dunia berubah sesuai kehendakku. Aku mendapat apa yang mustahil dibeli dengan harta. Mengulang waktu dan kembali menjadi muda. Bukan hanya diriku tapi semua ornag yang aku sayangi. Aku memberi mereka kesempatan kedua. Termasuk ke Nia yang baru aku kenal.

“ Nia pulang dulu Tante. Billy, aku pulang ya”

Jam menunjukkan jam setengah 5 sore. Nia melambaikan tangan dan permisi pulang. Ia sudah dijemput oleh sopirnya. Ia harus pulang sebelum jam 6. Untung rumahnya tidak terlalu jauh. Aku melambaikan tangan dan ia naik ke mobil mercynya. Mobil itu lalu pergi.

“ Ibu mau ngomong sama kamu”

Ibu menyuruhku masuk. Aku lalu menutup pintu dan kembali ke ruang tengah

“ kamutu sebenarnya suka sama siapa sih. Tadi sama Nia terus sebentar lagi setiap sore Dokter Sari ke rumah. Alasannya mau silaturahmi sore sama Ibu, padahal ibu tahu dia ke sini mau lihat kamu. Terus ibu lihat kamu berangkat bareng sama sepupunya Dokter Sari, Hani. Terus ada yang lihat kamu sering bawa cewek ke kondomonium punya Papa. Kamu itu masih bocah tapi pacarnya kok banyak sekali sih Bill!”

Aku senang aku dapat mengobrol dengan ibuku seperti ini. Tidak hanya teman tapi aku punya banyak pacar alias Playboy. Aku ingat dulu ibu sering sedih karena aku tidak punya teman dari sd, smp ke sma. Kini Ibu tidak perlu sedih lagi. Daripada menjawab, aku langsung memeluknya.

“ maaf ya Bu, ibu harusnya seneng, Santo ga kesepian kayak dulu?”

Ibu seketika bingung

“ Santo? Siapa Santo? Ngaco kamu. Kesepian gimana orang dari bayi orang-orang tu ya gantian mau gendong kamu mau peluk kamu”

Gerutu ibuku sambil mencubit pipiku gemas. Aku hanya tertawa. Aku sudah 18 tahun dan tentu saja jauh lebih tinggi dari ibuku. Dahulu tinggiku hampir sama dengan ibuku

“ Sore Tente”

Tidak lama suara lembut menyapa kami. Aku menoleh dan Dokter Sari ternyata sudah datang ke rumah kami.

“ eh Bu Dokter. Masuk Bu”

Sahut ibuku. Dokter Sari tertawa malu

“ kok dipanggil Ibu lagi sih Tante. Panggil Sari aja”

Jawab Dokter Sari malu. Aku langsung memeluknya mesra. Ia seketika malu

“ sayang! Malu sama Mama kamu ih!”


Dokter Sari

Sahut Dokter Sari. Aku hanya tersenyum genit

“ gapapa sayang, mama udah biasa kok”

Jawabku. Dokter Sari menatapku sinis

“ isss berarti kamu biasa peluk cewek lain juga kan di rumah kamu”

Gerutunya kesal. Aku hanya tertawa

“ cuma kamu kok sayang”

Jawabku.

“ alah gombal. Lepasin ga!”

Aku tertawa lepas. Ia ikut tertawa.

“ ibu permisi ke dapur ya. Mau siapin minum dulu”

Ucap Ibuku.

“ eh ga usah Tante, biar Sari ambil sendiri aja. Sekalian buatin buat Tante”

Sahutnya.

“ lah kok jadi ibu yang dibuatin teh. Sudah! Dik Sari santai aja dulu di ruang tengah sama Billy, ibu mau istirahat di kamar”

Aku tidak tahu apa ini pengaruh buku tapi sejak dulu, ketika masih hidup, ibu selalu membiarkan aku bersama teman di ruang tengah sedangkan ia istirahat di kamar. Aku ingat waktu aku sd ketika masih banyak yang main ke rumahku. Ketika smp, waktu teman-temanku pernah ke rumah sekali saat kerja kelompok, ibuku juga tetap di kamar sedangkan aku dan temanku di ruang tengah.

“ Kasian Mama kamu, rumah segede ini semuanya serba sendiri”

Ucap Dokter Sari. Aku mengangguk

“ iya Mama ga mau sewa pembantu”

Sahutku. Dokter Sari tertawa geli sambil menatapku gemas

“ pembantu…. Jadul banget masih pake kata pembantu. Zaman sekarang tuh ya, orang manggilnya maid, ART, atay Nanny buat yang ngurus anak kecil mesum kayak kamu”

Jawab Dokter Sari gemas sambil mencubit pipiku. Ia lalu tiba-tiba mencium pipiku. Ia lalu tertawa genit

“ mumpung Mama kamu ga lihat”

Bisiknya sambil mengedipkan mata kirinya. Aku tersenyum malu. Pipiku memerah. Aku tertawa malu dan Dokter Sari terus tertawa genit sambil menyandarkan kepalanya di pundakku dengan manja

Buku itu masih tergeletak di depan kami. Dalam kedipan mata semua berubah. Aku kembali menjadi anak smp, Dokter Sari jadi dokter muda lagi, dan semua wanita yang aku inginkan kembali muda. Aku masih tidak tahu siapa dibalik semua ini. Tapi yang aku tahu ini bukan ilusi atau permainan. Ini cukup nyata. Dan aku yakin aku tidak sedang bermimpi.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd