Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY feTish

maniaqcoli

Semprot Baru
Daftar
19 Jul 2017
Post
48
Like diterima
116
Bimabet
feTish

Prolog


Jakarta, bagi sebagian orang mungkin dia adalah tujuan, bagi sebagian orang lainnya mungkin adalah rumah. Namun bagiku Jakarta hanyalah sebuah kota. Kota yang mungkin saja membenci ku, yang mungkin juga tidak pernah mengharapkan adanya aku disini. Tepat di ujung abad keduapuluh aku dilahirkan, sekaligus tepat dimana aku membunuh untuk pertama kalinya. Setelah enam tahun ku pergi, kini ku kembali. Bukan untuk bersahabat dengannya, melainkan mencoba untuk menaklukkannya.
 
Terakhir diubah:
Part 1

Namaku Seiki Ventesimo Pratama, 19 tahun. Anak yatim piatu. Hidup berkecukupan, namun selalu sendirian. Ayahku meninggal ketika ku berumur 12 tahun, tepat pada saat hari ulang tahunku. Sedangkan ibuku, meninggal saat melahirkan ku. Inilah yang membuat aku menjuluki diriku sendiri sebagai pembunuh. Sebenarnya aku masih mempunyai seorang kakak, namun semenjak ayah meninggal dia lebih sering bekerja menggantikan ayah sebagai pewaris tahta perusahaan keluarga kami. Aku tidak tahu bagaimana kakak menganggapku. Karena secara bersamaan dia memenuhi semua materi yang aku butuhkan, namun disaat itu pula dia mulai menelantarkanku. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali bertemu dengannya, mungkin saat dia mengirimku ke Sekolah Kepribadian di Surabaya. Ya, dan saat itu juga aku tahu dia tak menginginkanku. Enam tahun berlalu, kini aku kembali ke Jakarta. Setelah dia membuangku, kini dia memanggilku untuk kembali.

Sekitar pukul 10.00 pagi aku tiba di Gambir dari Surabaya. Kenapa kereta? Tanyakan saja kepada kakakku, dia yang mengatur semua ini. Rencananya aku akan dijemput oleh asisten kakak untuk kemudian diantar ke rumah dimana aku akan tinggal nanti.

"Saya akan tiba sekitar 1 jam lagi, maaf membuat anda menunggu", begitulah bunyi pesan dari si asisten.

Hampir sembilan jam aku berada di dalam kereta membuatku cukup lelah dan lapar. Mungkin aku akan makan terlebih dahulu sembari menunggu si asisten datang. Namun ketika ku menuruni tangga dari peron menuju lobby lt. 2 stasiun, sebuah kantong plastik yang berisikan makanan dan botol minuman mengenai kepalaku.
"Anjirlah.", Keluhku kesal.
"Aduuuh sorry sorry, ga sengaja. Tunggu disitu aku turun dulu.", Sebuah suara berasal dari atas peron.

"Aduh maaf ya tadi ga sengaja, niatnya mau liat kebawah, eh malah kelepas kantongnya. Hehehe maaf ya."

Cantik, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan si empunya kantong plastik ini. Gadis yang bisa dibilang cukup periang, dengan rambut sebahu dan gigi gingsulnya.

"Hallooo, dimaafin kan yah?", Ucapnya sambil memajukan wajahnya ke arahku.
"Eh, mmmh. Iya, lain kali hati-hati.", Ucapku pelan sambil mengangguk dan menyerahkan kantong plastik miliknya.
"Hah? Gimana?"
"Iya dimaafin."
"Apaan ga kedengeran?", Sambil memajukan telinganya lebih dekat ke arahku.
"Anjir deket banget.", Batinku
"I.. i.. iya dimaafin!", Ucapku cukup keras karena panik.

"Parah Lu, me. Anak orang lu tiban pake pake botol.", Terdengar suara gadis dari belakangnya.
"Tau nih meme, kebiasaan. Pencicilan sih.", Ucap gadis disebelahnya

Dua orang temannya datang menghampiri, yang satu gadis cantik dengan rambut lurus yang cukup panjang. Dan satunya lagi gadis dengan paras timur tengah.

"Lu sih fi, pake nantangin gue nyampe apa kaga liat ke bawah, jadi aja kelepas. Ini kapten juga samaannya nih, kompor mulu.",
"Jangan mau mas kalo dia minta maaf doang, minta traktir dulu gitu baru dimaafin.", Ucap si rambut panjang
"Ih kan keretanya mau jalan, tar gue ditinggal dong.",
"Justru sengaja me, biar lu ketinggalan.",

Mereka bertiga tertawa dan aku hanya tersenyum. Aku heran, wajah si 'pelaku' ini tampaknya tidak asing. Ah, mungkin hanya perasaanku saja.

"Aduh mas, bukannya ga mau traktir nih, tapi masalahnya kereta aku dah mau jalan nih. Gapapa kan ya? Lain kali aja ya, kalo ketemu. Hehe",
"Iya gapapa."
"Btw aku melati, panggil aja meme.", Ia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Seiki.", Jawabku sambil menyambut tangannya.
"Seiki?", Ucapnya heran seperti memastikan sesuatu.
Aku hanya mengangguk.
"Seiki, yang dulu sekolah di SD Adhiguna? Terus pindah ke Surabaya? Anaknya om Brian?"
Aku heran, kenapa dia bisa tahu. Terlihat wajahnya tampak memerah dan matanya mulai berkaca-kaca. Apa aku mengenalnya ya?
Sekali lagi aku mengiyakan pertanyaan yang dia lontarkan.
Namun setelah dia tahu, bahwa aku adalah orang yang dia kenal, ekspresinya mulai berubah lagi. Wajah marah disertai sedih, bahkan terlihat tetesan air mata yang mengalir di pipinya. Dan saat itu pula..

Plaaaaaak…

Satu tamparan yang keras mendarat dengan sempurna di pipi kiriku.
 
kirain namanya Seiki kusuo no psy nan ehehe, alias ditunggu lanjutan ama meme nya.
 
Tandain dulu gan, tapi kalo bisa jangan ada fidly
 
Tandain dulu gan, tapi kalo bisa jangan ada si anu 😂

Eh si kapten kan graduate :(
 
Terakhir diubah:
Part 2

"Heeeeeeeeeeeeh….", Teriak kedua orang temannya itu terlihat keduanya cukup panik akan apa yang dilakukan oleh temannya ini.
"Lu gila ya me? Anak orang udah lu tiban pake botol sekarang tampar gitu aja.", Kata si rambut lurus.
"Aduuh mas maaf ya maaf, ini anak emang suka random. Tapi saya ga tau kalo randomnya sekarang akut gini. Me, udah me ayo minta maaf ih.", Ucap teman satunya.
Sementara si pelaku, hanya melihat lirih kearah ku, terpaku. Kala itu wajahnya seperti mengekspresikan rasa kekecewaan yang sangat besar terhadapku, rasa kecewa akan seperti pernah dikhianati. Sementara aku, hanya bisa diam melihatnya sambil memegang pipiku.
"I.. itu buat kamu yang udah ninggalin aku seenaknya aja. Pergi tanpa alasan, hilang tanpa kabar. Aku kecewa sama kamu. Kamu jahat, Ki. Kamu jahat.", Katanya sambil menangis dengan cukup keras.
Kemudian dia memelukku, cukup erat. Hingga membuatku kesulitan untuk bernafas.
"Oh Tuhan, terima kasih Engkau telah mempertemukan kami kembali. Aku sempet frustasi Ki, aku pikir kita ga bakal ketemu lagi. Kamu pergi gitu aja.",
"Tu.. tunggu dulu, kamu kenal aku?", Sambil melepaskan pelukkannya, lalu aku memegang kedua pundaknya.
Ia hanya mengangguk pelan sambil mengusap air matanya.
"Dulu kita temen deket, Ki. Sampe kamu ninggalin aku gitu aja."
"Maaf, tapi aku ga inget siapa kamu."
"Iyaa, aku tau. Semejak kejadian itu kamu emang banyak berubah."
"Kejadian apa ya?", Tanyaku memastikan dengan heran.

Perhatian! Perhatian! Kereta Api Argo Lawu tujuan Jogjakarta di Jalur 3 akan segera diberangkatkan. Bagi para penumpang yang telah memiliki karcis dimohon untuk segera naik. Karena kereta api akan segera diberangkatkan, terima kasih.

"Me, ayo naik itu keretanya dah mau jalan.", Ucap si rambut panjang
"Bentar, fi.", Kemudian dia mengeluarkan secarik kertas dan menulis sesuatu.
"Ini nomer hp aku, kalo kamu mau tentang kejadian yang aku maksud kamu bisa telpon aku.", Sambil menyerahkan kertas itu kepadaku.
"Yang jelas, sekarang aku bersyukur bisa ketemu kamu lagi. Sampai nanti.", Ucapnya sambil meninggalkanku.

Aku melihatnya mulai menjauh dariku, menuju kereta itu.

Lalu, dari arah belakang terdengar suara gemuruh dan seseorang menabrak bahu kiriku.

"Mas, maaf ya buru-buru.", Sambil berlari

Kemudian kini bahu kananku yang tertabrak.

"Mas, maaf juga ya, sama lagi buru-buru nih.", Ujar si gadis yang satunya lagi.

Kedua gadis itu berlari sambil menjinjing kopernya menuju kereta yang sama, yang dinaiki oleh Melati.

"Lu sih lama mandinya. Ayo buruan!"
"Bentar ca, berat ni."

Terdengar pertikaian mereka dari kejauhan. Keduanya memiliki wajah yang cukup mirip.

"Mungkin kembar.", Pikirku lalu menjauh dan berjalan menuju ke lobby.

Ternyata saat sedang makan dan kurang dari satu jam aku menerima panggilan dari si asisten. Dia sudah tiba di stasiun untuk menjemputku. Setelah selesai aku pun menghampirinya.

"Om Mario apa kabar?", Sambil menghampiri seorang pria dengan rambut gondrong dan kacamata.
"Hei, Seiki. Baik. Selamat datang ya di Jakarta."

Om Mario adalah asisten kepercayaan kakakku, bahkan sedari jaman ayahku. Selain mengurus perusahaan sebagai tangan kanan kakak, ia pun berperan sebagai wali ku saat ini. Saat di Surabaya pun, dia lah yang mengurusi kebutuhanku. Tentu saja secara tidak langsung, karena tugasnya yang penting dia tidak bisa meninggalkan Jakarta terlalu lama. Sesekali dia menelpon hanya untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja. Sementara kakakku, jangankan menemuiku, menelepon atau menanyakan kabarku saja tidak pernah.

Dengan menaiki mobil kami pun menuju ke rumah yang akan aku tempati nantinya. Sepanjang perjalanan aku banyak berbincang dengannya. Dia bercerita bahwa seharusnya hari dia mengantar kedua anaknya ke stasiun. Tapi karena sibuk, dia sampai lupa jam keberangkatannya.

"Nah gitu jadi pas om inget kalo om harus ngater mereka ternyata mereka udah jalan duluan. Padahal om udah jalan balik ke rumah tuh. Yaudah om langsung puter balik deh ke stasiun buat jemput kamu.", Ceritanya seraya tertawa.

Itulah alasan kenapa dia bisa telat saat menjemputku.

Sepanjang perjalan menuju tempat tinggal baruku, aku terus saja kepikiran dengan gadis bernama Melati itu. Dia bilang dia mengenalku, bahkan mengerti saat aku bilang tak mengingatnya. Aku mengidap partial loss memory symtomps atau amnesia sebagian. Aku kehilangan sebagian besar memori masa kecilku, menurut dokter ini terjadi karena trauma atau shock yang begitu hebat. Aku sendiri tak mengingat kejadian yang membuat aku trauma. Aku pernah bertanya kepada om Mario tentang masa kecilku, namun ia selalu menjawab bahwa sebaik aku melupakannya saja.

"Tunggu dulu, tadi dia sempet bilang tentang kejadian. Mungkin dia tau sesuatu tentang masa kecilku. Tentang trauma yang aku alami. Ya, aku harus menghubungi gadis itu nanti.", Batinku.

Tidak terasa kami sudah sampai di tempat tinggal baruku. Rumah yang mewah dan besar, terlihat tampak megah dengan tembok dan pagar hitam tinggi yang mengelilinginya. Terparkir 1 mobil dan 1 motor di garasinya. Rumah 2 lantai, 5 kamar tidur, 3 kamar mandi, dan 1 kolam renang di kawasan elit Jakarta Selatan. Aku akan tinggal disini, di rumah mewah ini dan hanya aku lah yang akan jadi penghuninya, begitulah menurut om Mario. Saat aku sedang berkeliling rumah lalu om Mario menghampiriku.

"Ada telepon, jawablah.", Katanya sambil menyodorkan handphonenya dan sebuah amplop coklat besar padaku.
"Dari siapa?", Tanyaku pelan.
"Kakakmu."

Deg, dadaku berdegup cukup keras. Aku tak tahu apa yang aku rasakan saat itu. Entah takut karena aku tahu dia membenciku, atau karena senang karena akhirnya dia menelponku.

"Ha.. hallo?"
 
Terakhir diubah:
mantap, karakter yang muncul siapa aja ini suhu?
Inginnya sih semua member tim T. Semoga lancar updatenya hu. Yang sudah legal tentunya.


Btw mungkin di part2 awal ini belum ada ssnya, krna masi mau ngenalin si karakter utama ya dulu. Semoga bisa bersabar ya para suhusuhu sekalian.
Dan mohon dukungannya, terima kasih
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd