Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Istri yang Tak Setia (rewrite)

Selamat malam suhu-suhu semprot semua... hehe sekali lagi mohon maaf karena keterlambatan ane mengupdate cerita ini, tentu masih dengan alasan yang sama karena kesibukan di dunia nyata, karena jujur menyusun konsep dan naskah cerita ini lebih sulit daripada mengunggah gambar, karena kita harus dapat membuat cerita ini tetap menarik dan berkesan bagi para pembaca setia thread ini.., terimakasih banyak bagi para pembaca setia yang masih menantikan kelanjutan perjalanan Devi dalam cerita ini.., supaya lebih menghayati tentu ada mulustrasi yang menarik sebagai pemanis cerita...

Silahkan lansung saja dibaca kelanjutan perjalanan Devi pada update ke 19 di bawah ini..

:beer::beer:

Saat ini usia kehamilan Devi sudah menginjak bulan ke 4, perutnya tampak semakin membuncit begitu pula dengan gairah sex nya yang semakin meninggi.., hubungannya dengan atasan juga semakin menjadi-jadi, dengan tersingkirnya Warno dari tempat kerjanya, hubungan Pak Dimas dan Devi seolah berjalan lancar tanpa ada yang mencurigai, hampir setiap hari Pak Dimas selalu berkunjung ke ruangan Devi, entah hanya sekedar menggoda Devi atau bahkan meminta jatah di atas sofa, seolah-olah hubungan terlarang itu rapat tertutup tanpa ada satupun yang menyadarinya.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, jam 08.00 pagi, Devi sudah berada di ruangannya dan tak lama berselang, Pak Dimas segera menuju ke ruangannya.

“pagi sayang.. bagaimana kabarmu hari ini..??”, sapa Pak Dimas sambil memasuki ruangan dan langsung menghampiri Devi yang masih duduk di kursinya.

“Alhamdulillah pak sehat…”, jawab Devi

“Yuk nanti siang kita cek kandunganmu ke Dokter Herman, gmn kamu ada tugas urgent yang belum selesai tidak hari ini??”, tanya Pak Dimas sambil membelai wajah Devi

“Cuman merekap pengeluaran kemarin saja pak, bapak apa tidak ada rapat hari ini??”, tanya Devi

“Kosong sih cantik, yuk nanti cek kandungan ke Dokter Herman…dah sebulan yang lalu kan kita kesana, lihat perkembangan si kecil d kandunganmu”, kata Pak Dimas sambil membelai tubuh Devi dan meraba bagian perutnya. Tak hanya sampai di situ, tangan Pak Dimas kini mulai naik dan meraba bagian payudaranya yang masih tertutup pakaiannya.

“makin hari makin besar ya cantik.. jadi pengen tiap hari.. hahaha”, kata Pak Dimas sambil tertawa. Menyadari atasannya mulai meraba-raba bagian sensitifnya Devi segera bangkit dari duduknya. Seakan sudah paham dengan kebiasaan setiap harinya, Pak Dimas segera memeluk tubuh Devi dan mencium bibir Devi, seolah pasrah dengan pelecehan yang hampir selalu ia dapati, Devi pun mulai membalas ciuman atasannya itu. Pak Dimas kemudian menarik tubuh Devi ke atas sofa sambil tetap saling beradu bibir dengan Devi, sesekali tangan atasannya itu berusaha untuk memasuki sela-sela baju Devi untuk meremas kedua payudaranya yang semakin membesar ini.

Setelah puas berciuman, Pak Dimas segera mengarahkan Devi untuk duduk di atas sofa, sementara dia segera menuju ke pintu dan menguncinya, ketika kembali menuju Devi tampak Pak Dimas mulai melepas sabuk yang mengikat celananya dan menurunkan resleting celananya. Sebuah pen*s yang cukup besar kini bergerak mendekati mulut Devi, tanpa paksaan, Devi langsung memegang dan mencium pen*s jumbo milik atasannya itu dengan lembut. Melihat Devi yang semakin binal, senyum kepuasan benar-benar terlihat dari wajah atasannya itu, Devi yang dulu selalu menolak keinginannya, kini seakan paham akan kemauannya dan tak sungkan lagi menunjukkan sisi binalnya dihadapan lelaki yang bukan suaminya.

*mulustrasi…


“ummmhhh ahhh… hisap terus sayang…ooh…. Kamu suka ya…”, kata Pak Dimas sambil terus mengarahkan kepala Devi untuk menghisap penisnya, dengan lembut Devi mengarahkan penis jumbo itu keluar masuk mulutnya, sesekali lidahnya dengan nakal menari-nari di ujung pen*s jumbo milik atasannya itu.

Mendapati tingkah Devi yang semakin binal, Pak Dimas segera duduk di atas sofa dan memeluk tubuh Devi, lagi-lagi mereka saling beradu mulut bagai sepasang kekasih, Devi kini yang tak lagi sungkan mulai ikut memeluk tubuh atasannya yang dulu sangat dibencinya itu. Sambil terus berciuman di atas sofa, Pak Dimas kini mulai melepaskan semua celana dan CDnya tanpa membuka pakaiannya, begitu pula dengan Devi, dia langsung membuka celana kainnya dan seragam atasannya serta meloloskan CDnya tanpa melepaskan pakaian dalamnya dan hijabnya.

*mulustrasi…


Tubuh putih mulus dengan perut membuncit benar-benar membuat Pak Dimas makin kesetanan, dia kemudian meminta Devi untuk duduk di atas sofa dan membuka kedua kakinya sehingga terpampang vaginanya yang berjembut tebal. Pak Dimas segera berjongkok dihadapannya dan langsung mencium vaginanya tanpa ampun..

“oooh…ummhh….”, Devi mulai mendesah tak tahan dengan permainan lidah atasannya itu di sela-sela lubang peranakannya, “aahhh … pak… pelan-pelan….oohhh”, rintih Devi sambil menahan kepala atasannya itu yang semakin liar memainkan lidahnya diatas vaginanya.

“enak sayang?... kamu suka di jilat gini kan??”, tanya Pak Dimas sambil terus menjorok-jorokkan lidahnya di lubang peranakan Devi yang semakin lama semakin banjir. “aahh.. ampun pak…ahhhh iya,… enak pak”, rengek Devi.

Puas bermain-main dengan vagina Devi, Pak Dimas mulai bangkit dan memukul-mukulkan pen*s jumbonya itu ke atas vagina Devi, dia juga menggesek-gesekkannya di lubang vaginanya membuat Devi semakin menggila karena rangsangan yang diterimanya. Cukup lama pen*s jumbo itu dimainkan di atas vaginanya membuat Devi seperti cacing yang kepanasan..

“kenapa sayang…mau d masukin??, hahaha”, kata Pak Dimas sambil tertawa

“ummmh….uhh..”, rengek Devi

“bilang dong kalau pengen dimasukin… hahaha..”, kata Pak Dimas sambil terus menggesek-gesekkan penis jumbonya di antara lipatan vagina Devi, tentu hal itu membuatnya semakin terangsang dan menyiksa, karena pen*s jumbo itu tak kunjung dimasukkannya..

“ooh… iya pak… ampunn..”, rengek Devi.

“iya apa sayang.. ayo bilang..”, kata Pak Dinas menggodanya lagi

“masukin pak…ahhh.. geliii.. masukin pen*snya..”, kata Devi, seakan tak percaya dengan yang diucapkannya, akhirnya kata-kata kotor itu pun terucap dari mulut seorang wanita terhormat seperti dirinya, buru-buru Devi menutup mulutnya dengan kedua tangannya, bersamaan dengan itu, pen*s jumbo atasannya itu juga mendesak masuk mengisi penuh rongga di dalam vaginanya..

“hmmmmp….oooh…….”, erang Devi mendapati pen*s jumbo itu sudah setengah masuk kedalam vaginanya, dan dengan sekali hentak, akhirnya pen*s itu tertanam sepenuhnya di dalam vaginanya. Tiba-tiba tubuh Devi bergetar hebat, dia pun mendesah tak karuan, dan menutup rapat-rapat mulutnya denga kedua tangannya…

“hngggghhh…oohhh aq keluarrrr…aaahhhh.. nikmat banget..ahhh..”, gumam Devi dalam hati, padahal baru masuk saja pen*s jumbo atasannya itu sudah mampu membuatnya orgasme.

“oooh… keluar ya sayang??, hahaha… baru masuk padahal.. makin lama memekmu jadi makin sensitive ya…”, kata Pak Dimas sambil mencoba menggoyangkan pinggulnya..

“aahhh.. ngga kok pak… ummmh.. belum keluar..”, kata Devi terbata-bata menjawab pertanyaan atasannya itu..

“hahaha udah g usah malu sih… sini aq puaskan memek ibu hamil tercintaku..”, kata Pak Dimas.

“aah….ummhh… ampun pak..ahh..”, Devi kembali mengerang ketika pen*s jumbo atasannya itu mulai mengoyak-ngoyak setiap rongga di dalam vaginanya, seakan-akan vaginanya penuh sesak dengan pen*s jumbo atasannya itu.. Melihat Devi yang merengek dan mendesah membuat semangat Pak Dimas semakin menggebu untuk menggempur vagina Devi tanpa ampun, sambil terus memegang kedua kaki Devi, Pak Dimas terus memompa vagina ibu hamil itu tanpa ampun di atas sofa..

Tak terasa 15 menit berlalu dan vagina Devi sudah mulai banjir dengan cairan kenikmatan, lagi-lagi sebuah nuansa nikmat kembali menjalar di tubuh Devi, rupanya orgasme keduanya telah sampai membuat tubuhnya lepas kendali dan bergetar hebat, begitu juga dengan kedua kakinya yang mengangkang dan dipegang oleh kedua tangan Pak Dimas juga ikut bergetar hebat.

“oooh sampai juga orgasme keduanya ya cantik.. wah.. wah.. nikmat banget yaaa..”, kata Pak Dimas sambil melepaskan kaki Devi yang terus dipegangnya, Devi tampak menikmati orgasme keduanya tanpa memperhatikan ucapan atasannya itu.

*mulustrasi…



Pak Dimas kemudian mengarahkan Devi untuk posisi doggy di atas sofa, dengan sisa-sisa tenaganya, Devi mulai bangkit dari tempatnya dan memposisikan tubuhnya dalam posisi doggy style, lagi-lagi Pak Dimas segera mengarahkan pen*s jumbonya kembali memasuki vagina Devi yang sudah mulai banjir karena cairan kenikmatan.

“aahh.. lagi..pak…ooohhh.. ampun…sudah pak…ooohhh ahhh”, rengek Devi menahan kenikmatan karena gempuran pen*s jumbo atasannya itu dari posisi doggy, akan tetapi rengek’an itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Pak Dimas yang masih fokus menjejalkan pen*s jumbonya keluar masuk lubang vagina Devi, pen*s jumbo itu benar-benar membuat sesak vagina Devi sehingga setiap kali dia keluar masuk terdengar bunyi khas hantaman pen*s itu d dalam vagina Devi *plok…plok…plok…., suara benturan dua kelamin itu dan suara desahan Devi menggema di seisi ruang kerja Devi.

“oohh sayang… aq keluarin yaa… oohhh enak banget memekmu..”, kata Pak Dimas sambil mempercepat pompaan pen*snya di dalam vagina Devi, “aahhh..ahhh…aahhhhh!!!...”, mendapat serangan yang semakin cepat Devi seolah tak mampu membendung desahannya yang semakin kencang, hingga akhirnya sebuah hentakan yang cukup kencang membuat pen*s jumbo milik atasannya itu benar-benar terbenam di dalam vagina Devi sambil menyempotkan cairan kenikmatan yang cukup deras…

“oooh sayang… aku keluarr….”, kata Pak Dimas sambil menyemprotkan benih-benih cintanya kedalam Rahim Devi yang telah terisi bayi tersebut. Bersama itu Devi langsung ambruk tak tahan menahan orgasme yang didapatkannya, tubuhnya kembali bergetar, kenikmatan orgasme ketiganya ini semakin lengkap dengan adanya cairan hangat yang meleleh keluar dari sela-sela lubang kenikmatannya.

*mulustrasi…


“aahh nikmat banget punyamu sayang…”, kata Pak Dimas sambil merapikan kembali pakaiannya dan segera memakai kembali celananya.

“hahaha, kini tubuhmu sudah menjadi milikku, tentu suamimu tak akan bisa menggantikan kepuasan ini kan, hahaha.. dibalik kerudungmu tersimpan sisi liar yang benar-benar menggairahkan, sungguh bodoh suamimu yang tidak mampu memuaskan hasratmu… tentu aku tidak keberatan bila harus menggantikan posisinya, jangan kuatir sayang, aku akan terus memberikan yang terbaik untukmu dan calon anak kita nanti..”, gumam Pak Dimas dalam hati, tentu sebuah kepuasan yang tak terkira, perjuangan pria tua itu akhirnya berhasil membuahkan hasil, meskipun tak mampu menaklukkan hatinya tapi dia mampu meluluhkan raga Devi.

Berkali-kali spermanya dimuntahkannya di dalam rahimnya membuat tubuh Devi kini sudah terbiasa dengan kenikmatan yang diperolehnya dari pria yang bukan suaminya, meskipun cintanya tak mampu didapatkan oleh Pak Dimas, setidaknya, kenikmatan duniawi yang selalu di dapat dari suami tercintanya kini sudah luntur karena adanya kenikmatan lain yang hanya diperoleh dari pen*s jumbo milik atasannya.

Setelah keduanya merapikan pakaiannya, Devi pun segera kembali ke meja kerjanya, begitu pula dengan Pak Dimas yang segera meninggalkan ruang kerja Devi.

Sekitar pukul 13.00 siang Devi mendapat sebuah pesan WA masuk ke HPnya..

*Ayo jadi periksa ke dokternya…

*Aku tunggu di bawah yaa…

Setelah merapikan pekerjaannya, Devi segera bergegas meninggalkan ruangannya. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar seseorang memanggil namanya..

“Deeev… heyyy ciiiin!!!!”, teriak seseorang dari jauh. Devi segera menoleh dan langsung menyadari bahwa itu adalah Tika sahabatnya.

“Eh mbak tik..”, kata Devi

“Loh mau kemana??, maksi bareng yuk…”, ajak Tika

“Aduh maaf ya mbak, aq d ajak Pak Bos meeting ya sekarang”, jawab Devi

“Yaaah padahal mau aq traktir nih”, goda Tika

“Maaf mbak duuuh maunya sih makan bareng, maaf y mbak ngga enak aq sama orangnya dah nunggu..”, jawab Devi memelas

“eheeemmm… tumben mau d ajak Pak Bos, hayooo jangan-jangan mau maksi berdua ya”, kata Tika

“isshhh ngga lah mbak, maaf ya mbak aq duluan.. bungkusin aja deh kalau makanannya enak, hehehe”, kata Devi sambil berlalu pergi.

“tumben Devi mau siang-siang d ajak keluar sama Pak Gendut, jangan-jangan udah kena pellet dia, hahaha”, kata Tika.

Devi pun segera bergegas menuju lobby, disana sebuah sedan hitam mewah sudah menunggu, Devi segera memasuki sedan itu dan kendaraan itu pun segera meluncur meninggalkan lobby kantor.

“Kok agak lama, habis dari toilet ya..”, tanya Pak Dimas

“ngga kok pak, ada Tika tadi ngobrol sebentar, ini juga belum sempat ke toilet.. “, jawab Devi

“hahaha gapapa, ngga perlu dibersihkan, biar di cek sekalian nanti subur apa ngga spermanya”, kata Pak Dimas sambil tertawa

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di tempat rumah Dokter Herman. Tak perlu waktu lama, Dokter Herman segera menyambut mereka didepan rumah dan mempersilahkan mereka masuk ke ruang prakteknya dan mereka pun mulai berbincang-bincang.

“Gimana Bu Devi apa ada masalah atau keluhan”, tanya Dokter Herman.

“Tidak ada Dok, cuman mau kondisi si kecil saja apa perkembangannya baik..”, jawab Devi

“Oooh boleh, silahkan masuk ke ruang periksa, sebentar saya siapkan dulu alatnya..”, kata Dokter Herman sambil mempersilahkan Devi memasuki ruang prakteknya.

Pak Dimas dan Devi segera memasuki ruang periksanya, Devi juga segera naik keatas ranjang periksa, untuk di lakukan USG pada bagian perutnya, setelah berbaring Dokter Herman segera membuka pakaian di bagian perut Devi dan mulai memeriksa perkembangan janin di dalam perutnya.

“hmmm… Pada usia ini janin sudah mulai bergerak aktif untuk melatih otot-otot tubuhnya. Bahkan mungkin Bu Devi sudah mulai bisa merasakan gerakan-gerakan janin dalam kandungan saat sedang mengelus perut. Sebab di usia ini, bayi sudah bisa berguling, meninju, menendang, bahkan menguap”, kata Dokter Herman

“Iya dok.. Alhamdulillah… bagaimana dok kondisinya”, tanya Devi

“Perkembangannya bagus kok, tidak ada masalah lain-lain.. Bu Devi harus jaga kesehatan dan banyak makanan bergisi, jangan terlalu capek..”, jelas Dokter Herman

“hahaha, berarti gak boleh minta sering-sering ya dok..”, kata Pak Dimas sambil tertawa

“boleh minta tapi juga harus hati-hati pak bos, ibunya ga boleh capek-capek, kasian bayinya..”, jawab Dokter Herman

“hahaha siap-siap…”, jawab Pak Dimas, tiba-tiba ada panggilan masuk ke HP Pak Dimas. “sebentar Dok saya angkat teleponnya dulu”, kata Pak Dimas sambil meningalkan Devi dan Doktor Herman berdua di ruang periksa.

Sambil terus memeriksa kandungan Devi, tiba-tiba Dokter Herman bertanya sesuatu yang cukup serius kepada Devi.

“kalau boleh tau, sudah berapa lama Bu Devi berhubungan sama Pak Dimas??”, tanya Dokter Herman kepada Devi tiba-tiba. Devi juga terkejut mendengar pertanyaannya itu, setelah terdiam beberapa saat Devi pun menjawab, “Maksud pak dokter..??”.

“Bu Devi jangan pura-pura, sebenarnya Bu Devi sendiri sudah punya suami kan??”, kata Dokter Herman. “Apa suami ibu sudah tau hubungan ini??”, lanjutnya. Devi seakan diam seribu bahasa mendapati pertanyaan itu. “sudah Bu Devi tidak perlu memikirkan itu, kalau boleh biar saya periksa juga alat reproduksi Bu Devi”, kata Dokter Herman sambil menyentuh bagian sensitive Devi dari balik celana kainnya.

Tanpa ragu Devi segera membuka celananya dan CDnya dan kembali duduk di ranjang periksa, mata Dokter Herman sedikit melirik kearah vagina Devi yang lebat ditumbuhi bulu jemb*tnya. Dokter Herman kemudia duduk diantara kedua kaki Devi tepat menghadap kearah vagina Devi, dia segera memeriksa bagian permukaan vagina Devi sambil sesekali mengorek-ngorek isi vaginanya dengan jari-jarinya. Devi hanya menghelai nafas panjang dan mencoba untuk tidak terbawa suasana, tapi pijatan-pijatan lembut jari-jari Doktor Herman telah membuat birahi Devi kembali bangkit.

“Tahan ya.. saya coba periksa bagian dalamnya..”, kata Dokter Herman sambil mulai mengeluarkan Kolposkop dan menyusupkannya kedalam lubang peranakan Devi.

*mulustrasi…



“wah, ada sisa sperma.. ini punya Pak Dimas ya??”, tanya Dokter Herman

“iya..”, jawab Devi singkat

“Pantas dia terlihat sangat bersemangat akhir-akhir ini, seakan kembali muda ya.., hehehe”, kata Dokter Herman, sambil memeriksa bagian dalam vagina Devi dengan menggunakan alat bantu, dengan alat Kolposkop yang masih menancap di vaginanya, Doktor Herman mencoba menstimulan bagian atas vagina Devi, yaitu di bagian klitorisnya, sontak hal itu membuat Devi mendesah perlahan.

“ahh..umm…sudah dok…ahh geli..”, rengek Devi

“memang wanita hamil itu paling mudah terangsang, tapi saya tidak mengira hanya seperti ini saja sudah bisa membuat Bu Devi terangsang hebat”, kata Dokter Herman sambil terus memainkan klitoris Devi.

“aah.. dok geli… ummmh… gimana ngga terangsang… dokter pegang itu.. akkkkhhhhh!!!”, kata Devi yang tiba-tiba saja berteriak, dia terkejut karena sesuatu yang hangat menerobos paksa liang kewanitaannya. Ketika Devi melihat kebawah, rupanya Doktor Herman sudah mengganti Kolposkopnya dengan pen*snya yang sudah mengeras dan kini mengoyak-ngoyak vaginanya..

“ahhh dok.. jangan…ahh…”, erang Devi tak kuasa menahan kenikmatan vaginanya setelah klitorisnya dipermainkan oleh Doktor Herman.

Dokter Herman terus memompa pen*snya keluar masuk vagina Devi, “aahhh, pantas Pak Dimas sangat senang….oohh… ahhh.. rupanya vagina Bu Devi memang enak banget…ahhh”, kata Dokter Herman.

“ooh.. dok sudah…ahh… ampun..sudah dok…”, kata Devi terbata-bata, 10 menit berlalu, dan gerakan Dokter Herman memompa pen*snya di vagina Devi semakin dipercepat.

“ahhh saya mau keluar…oohh.. Bu Devi… ahh enak bgt… saya cuman pesan… jangan terlalu capek ya…ahhh… saya keluar….ooohhh”, kata Dokter Herman sambil membenamkan pen*snya sedalam-dalamnya di vagina Devi, bersama itu pula Devi mengalami orgasmenya, Dokter Herman pun merebahkan tubuhnya di atas tubuh Devi sementara pen*snya masih terbenam di dalam vagina Devi..

Setelah tenaganya pulih, Dokter Herman segera bangkit dari posisinya dan segera menuju kamar mandi, sementara Devi segera membersihkan sisa-sisa sperma yang merembes keluar dari dalam vaginanya. Ketika Devi mengenakan kembali celananya, tiba-tiba Pak Dimas kembali memasuki ruang periksa.

“loh.. mana Dokter Herman cantik??”, tanya Pak Dimas sambil memasuki ruangan

“ohh..dia ke kamar mandi tadi pesannya”, jawab Devi sambil kembali mengenakan celananya

“kok pakai lepas celana juga??”, tanya Pak Dimas heran

“oh iya pak, tadi aq minta cek papsmear juga untuk kesehatan vagina aq..”, jawab Devi

“hahahaha.. pinter banget sih cantikku ini, pantes memeknya selalu bikin nagih”, kata Pak Dimas sambil memeluk Devi

“ehmmm ehmmmm… dah kaya pengantin baru aja peluk-peluk di sini”, kata Dokter Herman yang keluar tiba-tiba mengagetkan mereka berdua

“hahaha, aq kira dari mana dok”, kata Pak Dimas sambil tertawa

Mereka pun akhirnya menuju ke ruang dokter dan mengobrol, Dokter Herman menyampaikan bahwa kondisi bayi Devi dalam kondisi sehat dan berkembang sesuai harapan, hanya pesannya agar Devi tidak terlalu capek dalam bekerja dan makan makanan yang bergizi untuk menjaga tumbuh kembang si bayi. Tentu bagi Devi ini adalah hal yang lumrah baginya, karena dia telah memiliki satu buah hati dengan suami tercintanya Toni.

Selesai berkonsultasi mereka pun kembali ke kantor. Sesampainya di kantor Devi kembali menemui sahabatnya Tika untuk menanyakan makanan yang tadi dipesannya, sementara Pak Dimas segera kembali ke ruangannya. Tak terasa hingga akhirnya tiba waktunya jam pulang kantor dan Devi pun segera pulang ke rumah karena dia merasa cukup lelah hari ini, terlebih hari ini dia telah dikerjain oleh dua orang pria berbeda.

Sesampainya di rumah, Devi segera memarkirkan mobilnya digarasi dan menuju ke dalam rumah, akan tetapi dia sedikit heran karena di dalam rumah tampak beberapa orang pria tengah bercakap-cakap dengan suaminya.

“assalamualaikum…”, kata Devi sambil masuk ke rumah

“waalaikum salam…”, jawab Toni beserta dua tamu prianya

“eh mama sudah pulang, oiya ma ini kenalin Pak Topo dan Mas Munir”, kata Toni sambil menyambut Devi, tampak Devi hanya tersenyum dan mengangguk kepada kedua tamunya Toni tersebut. “mereka ini nanti tukang yang mas minta buat bikin kamar si kecil nanti sayang, jadi kan di belakang masih ada sisa tanah, seperti yang kita rencanakan kemarin jadi mas minta sama Pak Topo nanti buat desain 2 kamar anak dibelakang, satu buat kamar Thalia, satu buat kamar adiknya nanti”, kata Toni menjelaskan

“ooh iya mas, mohon bantuannya ya pak”, kata Devi kepada para tamunya yang ternyata adalah tukang yang diminta suaminya untuk melakukan rehab pada rumah mereka. Tapi entah mengapa Devi merasa sedikit risih pada salah satu tukang yang diperkenalkan suaminya itu, karena matanya seolah-olah menatap tajam kebeberapa lokasi sensitive miliknya, menurut Devi pandangannya seperti hewan buas penuh nafsu ketika menatap dirinya.

“hehehe iya bu, … omong-omong kaya pernah ketemu ibu, tapi dimana ya…”, kata pria yang bernama Topo itu.

“maksud bapak… umm kayanya belum pernah ketemu deh pak”, jawab Devi

“ummm dimana ya… oh iya apa bu Devi pernah main ke taman mungkin… kok kaya pernah lihat ya, hahaha”, kata Pak Topo sambil tertawa lepas. Devi masih mengingat-ingat maksud perkataan dari pria tua yang menatapnya penuh nafsu itu.

“ah bapak bisa aja, ya namanya kalau di taman kan tempat orang berolahraga, ya mungkin mirip-mirip kan bisa pak”, jawab Toni

“hahahaha iya iya Pak Toni bisa jadi, tapi kok mirip ya sama suami bapak, hahaha”, kata Pak Topo.

Terlihat risih dengan tatapan Pak Topo, Devi segera bergegas berpamitan dan masuk kedalam untuk segera menemui buah hatinya dan melepas penat dengan mandi air hangat. “maksud pak tua itu apa ya… pernah tau aku di taman…, ih jijik banget tatapannya, kelihatan seperti orang mesum… apa aq minta mas Toni ganti tukang saja ya..”, gumam Devi dalam hati..



Bersambung……………

Hmmm tukang???, siapakah orang ini??, apa benar dia pernah melihat Devi??, tapi dimana dan sedang apa??, bagi yang penasaran kisah selanjutnya silahkan untuk pantau terus thread ini, jangan lupa like dan komentar dari para suhu semprot semua sebagai bentuk apresiasi terhadap cerita ini..
:ampun::ampun:

#sehatselalu
#dirumahaja
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Makasih updatednya hu... semoga sehat selalu dan lancar semuanya...
 

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd