Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Jejak langkah

Aripunk

Semprot Baru
Daftar
8 Jul 2021
Post
33
Like diterima
155
Bimabet
🦜


Villa Bissoloro namanya karna memang berada di desa bernama Bissoloro. Kerimbunan dedaunan jatuh diatas bubungan atap, membuat villa itu luput dari pandangan mata. Hanya ada beberapa villa berada di sepanjang bukit, yang pasti tidak lebih dari sepuluh. Jarak dari villa ke villa yang lain sekitar lima puluh meteran.

Sebelum sampai ke villa harus melewati jalan menanjak, tanjakan mendaki yang ekstrim hingga bisa dipastikan kalau mobil umur diatas 5 tahunan , bisa bisa malah bukannya menanjak keatas tapi turun kembali kebawah.

Barisan pohon pohon Pinus mengelilingi bukit Bissoloro. Bgitu hijau dan asri hingga kesejukan terasa ada dimana mana. Apalagi sinar mentari begitu sukar menembus rimbunan dedaunan yang sangat lebat. Hangat sinar mentari tersapu dengan sapuan daun daun hijau diseluruh bukit.

Aku Darmo. Villaku berada paling ujung di Bukit Bissoloro. Sejak pandemi covid. Kuhabiskan waktu berdua dengan putri semata wayang ku berdua di Villa ini
 
🦜


Berdua bersama Bunga adalah moment terindah dalam hidupku , melihatnya tumbuh berkembang hingga meranum dan penuh pesona diumur pubertas seperti ini mengingatkan aku dengan jejak langkah dalam meniti kehidupan.

Bunga sudah kehilangan ibunda tersayang sejak beberapa tahun lalu. Sejak itu pula Bunga belajar mandiri. Mulai dari bersih bersih rumah hingga bersolek. Aku mana bisa mengajarkan tentang feminisme. Itu urusan perempuan. Insting Bunga pasti berjalan sendiri. Termasuk pipinya yang merona merah ketika tersipu dan cara berjalan dengan bokong yang mulai membulat padat.

Jejak jejak langkah yang mulai ragu untuk kucoba melangkah lebih kedepan. Bunga terlalu mirip dengan ibunya. Dari cara tersenyum hingga ketawa. Bagai pinang yang terbelah dua. Hanya ada satu yang tidak dimiliki istriku. Bunda Bunga. Ciri khas dariku yang turun ke Bunga.

Lesung Pipit !

Dua sisi lobang kecil di pipi bunga. Menambah kecantikannya. Setiap kali Bunga tersenyum. Lesung itu pasti hadir . Bunga Ayunda nama lengkapnya. Dia bukan lagi
Bidadari kecil dengan boneka hallo kitty tapi kini menjadi bidadari dengan tubuh penuh daya tarik sex appeal dan
menemani di sepinya malam malam bukit Bissoloro.
Setamat sekolah kejuruan menengah atas. Bunga memutuskan untuk bersamaku di villa ini. Bersembunyi dari virus covid , guraunya. kelakarnya itu membuatku tertawa dan aku setuju itu.
 
Terakhir diubah:
🦜


Rasanya waktu begitu lambat berlalu. Barangkali memang begitu yang semua orang rasakan sejak virus covid mewabah menurut mereka yang mengambil untung dari promo gratis atas covid. Bisnis bermunculan dimana mana. Setiap sisi jalan di ramaikan dengan kain kecil berjudul " masker ". Ingin rasanya tertawa. Tuhan mana mau menciptakan dunia dengan segala keindahan isinya dinikmati dengan hidung tersedak.
😆

Villa ini masih kutempati. Entah sampai kapan. Belum selesai virus yang satu muncul lagi virus kedua. Rasanya seperti jejak langkah. Virus juga punya jejak. Jejak cari duit. Untuk alasan hingga berlama lama di villa ini karna alasan virus. Itu mungkin saja benar.


Suatu malam, bukit Bissoloro di guyur hujan lebat. Awan gelap dan kehitaman berkumpul diatas bukit. Awan itu rasanya begitu dekat dari bukit Bissoloro. Ketinggian memang mendekatkan kita dari langit.

Apa yang paling ditakutkan dari rumah persinggahan seperti villa ini adalah longsor. Ketakutan seperti itu membuat mataku sulit terpejam. Jam dinding bundar besar sejak tadi sudah mengdenting dua belas kali. Separuh malam sudah terlewati.

' hmmmm..'' Gumamku kuatir. Villa ini berada diujung. Kecuraman dinding bukit memang telah kubeton dengan batu gunung bersemen. Tapi musibah karna alam , mana bisa terhalang.


Sandal jepit ku terasa dingin dikaki ketika melangkah keluar dari kamar. Kamar Bunga adalah perhatian pertama bila hujan lebat seperti ini.

👁️
 
Terakhir diubah:
🦜


Villa ini berdesign Rumah Panggung khas Sulawesi. Namun dengan sentuhan minimalis. Ada dua kamar dilantai dua . Semua dinding dilantai dua termasuk lantainya menggunakan papan kayu. Dilantai bawah diisi dengan tiang tiang cor beton. Dibiarkan kosong karna sebagai garasi dan dua kamar mandi untuk tamu. Sementara dilantai tiga ada balkon sebagai tempat rest and rilex. Pemandangan kebawah bukit akan terlihat eksotis bila duduk bersantai dibalkon. Ada satu kamar dilantai tiga. Kamar Bunga Ayunda.

Sudah kebiasaan bila malam tiba lampu lampu ditiap lantai hanya dipijari dengan lampu redup. Lampu terang hanya ada dikamarku dan kamar Bunga. Dengan hati hati kunaiki tangga ke lantai tiga menuju kamar Bunga. Kilatan petir sempat menyilaukan mata. Hembasan air hujan menerjang baju tidurku. Memang untuk menuju lantai tiga aku harus melewati lagi teras tanpa atap. Air hujan bisa seenaknya tumpah disitu.


Huff !


Lega rasanya sampai juga didepan kamar Bunga. Untung air hujan hanya menyisakan basah dilengan baju. Tidak perlu kuatir akan kedinginan. Semoga Bunga belum tidur. Setidaknya dia akan waspada bila cuaca makin memburuk dan menjadi badai hujan dan angin kencang.

' Bunga !? " Teriakku didepan kamarnya. Kuketuk pintu kamarnya dengan keras. Suara ketukan malah terdengar pelan. Deru angin bukit Bissoloro malah berseliwer dimana mana. Apalagi air hujan yang jatuh juga keatap menambah ritme SIMPONI suara alam.
 
Terakhir diubah:
💃


" Bunga ! " Panggilku sekali lagi. Bersamaan dengan tanganku membuka handle pintu kamar Bunga.


Tidak terkunci !

Klik !
Pintu kamar kubuka perlahan. Seketika Sambaran angin menyerbu kedalam kamar. Dingin ditengah malam buta bgini pasti melelapkan mata.

Tanpa melihat kedalam . Kututup kembali pintu kamar Bunga. Hujan masih turun dengan derasnya , jangan sampai tiupan angin malah mendorong hujan itu masuk kedalam kamar

Lampu terang didalam kamar menampakkan seluruh isi ruangan. Kubuka baju tidurku yang basah. Walaupun hanya basah diujung baju. Itu juga tidak menyenangkan. Dengan bertelanjang dada kuhampiri Bunga yang kelihatannya tertidur lelap. Entah lagi mimpi apa dia, hingga bgitu pulas.

" Bunga , bangun sayang " bisikku ditelinganya , sambil menepuk pelan bahunya. Setelah tiga kali tepukan , Bunga menggeliat dan berbalik kearah ku. Mata ngantuknya menatap heran


Sesaat aku terpesona.
Teringat ibunda Bunga, Almarhumah Azizah Riyanti. Kecantikan dua perempuan dalam hidupku itu berkumpul di satu raga putriku.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd