Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LIburan k3: prelude bagian terakhir: the beginning

Bimabet
Numpang nimbrung dimari
 
kakak kakak pada marah marah semua kenapa deh kan aku takut ga update :sendirian:
 
Wah...udah lama nih gak denger kabar Benji, udah baikan aja sama Melody dan lainnya :bingung:

Kalau boleh tanya, lanjutannya yang mana ya dulu, udah lama g follow ane
 
Bukannya gue diblok gara-gara komen 'update suhu' ya??
Eh, bentar... Ini maksudnya yabg diblok pertama apa kedua sih?
Eh, gue diblok berapa kali sih?

Situ middle blocker apa gimana sih? Sukanya kok ngeblok orang?

Bacot. Ga ada berubah2nya lu. Komen karyanya, ga usah drama. Tulisan lu bagus tapi attitude lu nol.
 
Bacot. Ga ada berubah2nya lu. Komen karyanya, ga usah drama. Tulisan lu bagus tapi attitude lu nol.
Maaf.. Tapi kesannya saya sebelumnya udah ada masalah...
Soal yang mana ya?
Mungkin saya lupa
 
Maaf.. Tapi kesannya saya sebelumnya udah ada masalah...
Soal yang mana ya?
Mungkin saya lupa

Ya udah kalo lupa. Emang ga akan berubah juga sejak masih pake ID Naito. Gue saranin ga usah kebanyakan OOT di thread kalo ga mau disemprit momod. Berlaku untuk semua tanpa terkecuali gue. I'm out, silahkan lanjutkan TS.

lebih banyak drama antar author daripada scene member ngentot di sini

Quote of The Day :thumbup
 
Ya udah kalo lupa. Emang ga akan berubah juga sejak masih pake ID Naito. Gue saranin ga usah kebanyakan OOT di thread kalo ga mau disemprit momod. Berlaku untuk semua tanpa terkecuali gue. I'm out, silahkan lanjutkan TS.
Maaf,... Ini harus dilurusin nih
Tapi ID Naito itu bukan saya
Justru TS-nya itu ID Naito







P-20200309-120250.jpg


Ternyata dulu saya begitu kesepian hingga DM diri saya sendiri :sendirian:
 
Terakhir diubah:
Daripada pada drama mending pada update hu... Pembaca setia kalian pada nungguin nih wkwkwk.....
 
Wkwk fandom jkt dmn2 tubir ya, ga di feed ga di sini. Emg plg bener gabole dikasi forum wk
 
Bagian ketiga: Benji, pria yang khilaf dalam tiga babak.

Dia begitu dekat denganku, saat hampir tak ada lagi jarak yang memisahkan, aku dapat mencium wangi tubuhnya, wangi parfume lembut yang mencoba menyembunyikan bau keringat sisa latihan keras tadi siang. Wangi tubuhnya itu membuatku bergairah, dengan bibir sensualnya yang nampak begitu lembut, ingin kukecup lalu kulumat bibirnya itu dan membiarkan napsu mengambil alih namun…

Bukankah aku sudah berjanji?

Harusnya aku mendorongnya menjauh dan melarangnya untuk mengodaku, itu lah yang harusnya aku lakukan dan berpegang teguh pada janjiku untuk bisa berubah, namun aku membiarkannya menciumku.

Saat bibir manisnya itu kurasakan, aku lupa akan semuanya, logikaku, janjiku, semuanya. Kubiarkan dia memainkan bibirku, melumat dan mengaitkan lidahku dengan penuh napsu. Aku perbaiki posisi dudukku dan membiarkannya naik kepangkuanku, dikalungkannya tangannya dileherku sebelum kembali menyerangku dengan manis dan lembut bibirnya.

Saat akhirnya bibir kami terlepas, kami saling berpandangan. Ada tawa kecil di bibirnya, dan itu membuatnya tampak sangat cantik.

"Bang Ben… gue…"
"Di mobil gue aja yuk, disini ntar ketauan Jinan sama Cindy." Ajakku dan itu disambut Aya dengan anggukan setuju.

Tanpa menurunkannya aku mengendongnya menuju mobilku, sepanjang perjalanan dia memelukku dengan erat, diletakan dagunya dibahuku sehingga beberapa kali dia bisa mencium pipiku.

Kubaringkan dia di kursi belakang mobilku, tak lupa kukunci dan kunaikan kaca mobilku yang berwarna gelap sebelum aku kembali memeluk mesra dirinya. Kali ini aku lah yang menciumnya, ciumanku yang cepat dibalasnya.

Tangannya mulai masuk kedalam kaosku dan mengelus dada dan perutku, tangannya terus bergerak turun hingga sampai pada batang kontolku yang masih tertutup oleh celana jeansku. Kulepaskan ciumanku dan kubantu dia melepaskan celana jeans dan juga celana dalamku, mengacung tinggi lah batang kontolku yang tak lagi terhalang apapun.

Tanpa menunggu perintah dariku tangannya yang halus itu mulai mengelus-elus dan menciumi batang kontolku, aku pun memperbaiki posisi dudukku agar lebih mudah baginya untuk mengocok dan menghisap batang kontolku.

"Ah...Ya enak." Desahku, aku pejamkan mataku dan kunikmati semua perlakuaannya pada batang kontolku.

Tak mau kontolku kalah sebelum bertarung, aku mendorongnya mundur agar blowjob-nya pada kontolku berhenti. Aya nampak terkejut saat aku mendorongnya menjauh, apa mungkin dia pikir aku berubah pikiran?

"Gantian sayang, lu lagi yang gue buat enak." ucapku, itu cukup untuk membuat senyuman kembali ke wajahnya.

Aku mengarahkannya untuk berbaring diatas kursi belakang mobilku, dengan perlahan aku berbaring diatasnya, dan saat wajah kami kembali berdekatan aku cium bibirnya. Perlahan aku mengatur tempo ciumanku, tak seperti sebelumnya yang panas oleh napsu, aku ingin membuat Aya merasakan ciuman yang dipenuhi oleh rasa nyaman, aku tak ingin yang dia ketahui tentang berciuman adalah napsu semata. Mungkin Aya tak terbiasa oleh ciuman yang lembut dan perlahan karena beberapa kali dia mencoba mengambil alih kendali ciuman dariku dan menaikkan temponya, namun aku tetap tak bergeming dan terus menciumi bibirnya dengan lembut, dengan sedikit perjuangan Aya akhirnya mau membalas ciumanku dengan cara yang sama.

Saat bibirku terus menciuminya dengan lembut, kedua tanganku mulai meremas buah dadanya yang masih tertutupi oleh kaos, itu membuat Aya kehilangan fokusnya hingga membuat ciuman kami terlepas.

"AKkkk bang Ben...geli." ucapnya setengah berteriak saat aku mulai intens meremas dan memilin putingnya.

"Akkk bang Ben...buka aja geli." pinta Aya dengan suara yang hampir terdengar seperti permintaan tolong.

"Apa Ya? Apanya yang mau dibuka?" ucapku mengodanya.

"Ih..bajunya."

"Masa mau buka baju, emangnya kita mau ngapain?" tanyaku yang menikmati saat-saatku mengodanya, dia nampak lucu terlebih wajah kami yang hanya berjarak beberapa senti.

"Ngentotlah ngapain lagi emang, lagian bang Benji harus tanggung jawab karena udah buat aku sange sampe ke ubun-ubun."

Ya padahal dia yang telah membuatku khilaf dan melanggar janjiku, maafkan aku Di, kurasa rasa cinta yang kupunya untukmu tak sanggup merubah kebangsatanku yang sudah mendarah daging. Anyway, ada gadis cantik yang memintaku untuk menelanjanginya, sebagai lelaki yang baik lebih baik aku menuruti permintaannya.

Yang pertama kulepaskan adalah kaos jingga yang dipakainya, yang telah basah oleh keringat dan tampak acak-acakan karena perbuatanku padanya. Aku melakukannya dengan perlahan, kuciumi perut, dada, dan lehernya yang tak lagi terhalang kaos. Aya yang akhirnya setengah telanjang mendorongku hingga aku jatuh berbaring, dia lalu naik dan duduk diatas perutku, Aya yang bagian atas tubuhnya hanya tertutupi sebuah bra tampak sangat seksi, ditambah lagi rambutnya yang acak-acakan membuatku hampir tak tahan untuk segera "menyiksanya" dengan batang kontolku. Aku berusaha keras menahan diriku karena apa yang kulihat didepan mataku adalah hal yang ingin kunikmati tiap detiknya, seorang gadis cantik yang hanya tertutup bra, dengan rambut berantakan, sesuatu yang aku gambarkan sebagai sepotong surga.

"Bang Ben…." Ucapnya dengan sedikit mendesah "Makasih ya udah mau bales ciuman aku tadi."

Aku hanya bisa mengangguk, aku terkesima dengan nikmat Tuhan yang ada didepanku.

"Sebagai hadiahnya...bang Ben aku kasih ini."

Dengan perlahan dia mulai membuka kait bra miliknya, setelah berhasil melepas bra miliknya Aya membuka mulutku dan memasukkan bra miliknya kedalam mulutku. Aku hanya diam tak bergerak, pertama karena buah dadanya yang begitu indah, yang nampak sangat cantik saat aku melihat mereka dari bawah, puting merah jambu miliknya yang tadi kupilin-pilin nampak sudah mengeras, menambah cantik tampilan payudara milik Aya. Aku menelan ludahku membayangkan nikmatnya putingnya itu saat kuhisap dan kumainkan dengan lidahku. Alasan kedua aku kenapa aku hanya diam adalah senyumnya, senyumnya yang indah itu. Bagaimana mungkin ada senyuman yang tampak begitu manis namun juga begitu seksi? Sesuatu yang begitu sempurna hingga aku tak tahu harus bagaimana.

Aya lalu mengarahkan tanganku untuk kembali meremas buah dadanya, aku menuruti permintaannya dan mulai meremas buah dadanya dengan perlahan.

"Iya..bang Ben...ah..gitu enak." desahnya. Aya kemudian mundur hingga sekarang dia menduduki batang kontolku, meski masih tertutupi oleh celana dalam miliknya, aku bisa merasakan belahan memeknya diatas batang kontolku.

Dengan perlahan Aya mulai bergerak maju mundur, mengesek-gesekan belahan memeknya pada batang kontolku, rok putih yang dipakainya pun digulung keatas olehnya. Batang kontolku serasa ingin melompat dari dalam celanaku dan menusuk memek Aya dalam-dalam, namun dia harus puas belahan memek Aya yang terus mengodanya, rasa tanggung yang begitu menyiksa namun harus kuakui ini adalah rasa berbeda yang tak pernah kudapatkan sebelumnya.

Aku yang mulai menikmati ini semua ikut mengerakan pinggulku maju-mundur berlawanan arah dengan gerakan Aya, tanganku juga mulai intens meremas buah dada dan memilin puting Aya.

"Bang Benji..bang Benj...AAAkkkhhhhhh…." Aya mendesah panjang, badannya bergetar sebelum jatuh dalam pelukku. Dia mendapatkan orgasme pertamanya.

Kubiarkan dia berbaring diatasku, Aya berusaha mengatur napasnya sambil sesekali melempar senyum kearahku.

"Ngeri ih kontolnya, masih didalam celana aja udah enak banget." ucap Aya setelah berhasil mengatur napasnya. "Apa lagi ntar pas masuk."

"Kok ntar? Sekarang dong." protesku setelah menyingkirkan bra miliknya dari dalam mulutku.

"Ih..sabar bang Benji, gue mau puas-puasin enaknya kontolku, gue kan nggak tau kalo besok lo masih mau kayak gini sama gue."

"Emang kenapa lu mikir kayak gitu?"

"Bang Benji kan moody-an bentar-bentar galau, bentar-bentar napsunya sampe diubun-ubun."

"Sembarangan."

"Buktinya yang waktu itu, bang Benji galau di theater karena nggak bisa ketemu Diani tapi pulangnya pas parkiran ngentot sama Anin. Aku tahu kok, Aninnya sendiri yang cerita."

"Soalnya waktu itu Anin pake kaos putih polos sih kan gue khilaf." Jawabku jujur.

"Yang sekarang sama gue khilaf juga?"

"Iya kayaknya."

"Ah..bang Benji khilafnya tiap hari."

"Ya maaf."

"Awas loh jangan sering-sering khilafnya."

"Iya-iya, tapi ini jadi lanjut nggak? Nanggung nih." Protesku sekali lagi.

Aya tak membalas ucapanku, tetapi dia kembali memciumku. Sama seperti sebelumnya Aya kembali menciumku dengan penuh napsu, kali ini aku membalasnya karena diriku juga yang sudah dipenuhi oleh napsu. Ciuman Aya kemudian turun ke leherku, dia kemudian memberikan ciuman yang kuat di leherku hingga aku merasa sedikit nyeri.

"Udah jangan protes, nggak pernah dicupang kan bang Ben? Nyupang member trus sih kerjaannya." ucapnya dengan senyuman yang penuh rasa bangga.

Aku mengurungkan niatku untuk protes, aku hanya tertawa kecil sambil mengelengkan kepalaku. Bercinta dengan Aya kali ini memang sebuah pengalaman yang berbeda.

Kulanjutkan perjuanganku untuk dapat merasakan memeknya itu dengan kembali membaringkannya, aku kembali menaik keatas tubuhnya dan menciuminya turun, dari leher…

"Jangan dicupang." ucap Aya saat aku ingin memberikan kenang-kenangan yang sama di lehernya, mungkin niat jahilku itu tergambar jelas di wajahku. Tak mengapa, kuturuti permintaannya dan kuturunkan ciumanku.

Kuciumi dan kuhisap lembut puting kirinya, disaat yang sama kupilin dan kuremas buahnya yang sebelah kanan.

"Iya bang Benji...yeasss…" desah Aya sambil mengacak-acak rambutku, sebuah desahan yang menandakan dia menikmati perlakuanku pada buah dadanya.

Setelah puas memanjakan kantung susunya yang lembut dan nikmat itu, aku pun kembali turun ke perut hingga aku sampai pada rok putihnya yang sudah berantakan. Kulepaskan bagian dari roknya yang tergulung lalu kuturunkan resletingnya yang ada dibagian samping, setelah berhasil melepaskan rok putihnya itu, Aya sekarang hanya terbalut selembar celana dalam.

Kutempelkan hidungku pada celana dalamnya hingga aku dapat menghirup aroma kewanitaannya yang menyerbak keluar setelah orgasmenya tadi.

"Udah bang Benji geli." protes Aya sambil mendorong kepalaku mundur. Saat kuintip wajahnya, bisa kulihat pipinya sedikit merona merah, mungkin tak ada yang pernah melakukan itu sebelumnya.

"Ih..bang Benji jangan." protes Aya saat sekali lagi kudekatkan wajahku pada celana dalamnya, tak kuindahkan protesnya karena tujuanku kali ini berbeda.

Kugigit tali dari celana dalamnya dan kutarik turun, Aya yang sadar akan tujuanku pun menaikan pinggulnya agar aku bisa melepas celana dalamnya dengan lebih mudah. Wajah Aya nampak merah merona saat dia melihat celana dalamnya mengantung di bibirku, entah itu karena malu atau terharu, aku tak tahu. Dengan celana dalamnya yang masih mengantung di bibirku, kudekatkan wajahku padanya, Aya yang nampak mengerti maksudku pun membuka mulutnya lalu aku pun menyuapkan celana dalam miliknya itu ke mulutnya. Aya dengan mulut yang tersumpal celana dalam miliknya sendiri itu terlalu seksi untuk kugambar, tatap matanya yang sayu seperti mengatakan bahwa celana dalam yang ada didalm mulutnya itu dipaksa masuk oleh orang lain, itu membuat napsuku yang sudah memuncak melompat lebih tinggi lagi, Aya seperti benar-benar tahu cara membangkitkan napsuku.

Kembali kudekatkan wajahku pada memeknya yang tak lagi terhalang oleh celana dalamnya, kali ini tak ada penolakan darinya karena kuyakin Aya tahu apa yang ingin aku lakukan. Dengan jariku kubuka belahan memeknya, bagian dalamnya yang berwarna merah muda nampak berkedut seperti tak sabar menyambut datangnya batang kontolku.

Sama seperti ciumanku, kujilati memeknya dengan lembut, dengan ujung lidahku aku menusuk nusuk memeknya.

"Akkk bang Ben enagghjjjhhh…" desah Aya yang kemudian menjambak rambutku.

Meski sedikit terkejut aku tetap melanjutkan usahaku untuk "merusak" memeknya dengan lidahku. Aya semakin liar menjambak dan mengacak-acak rambutku, itu kuanggap sebagai tanda untuk mempercepat jilatanku pada memeknya, itu tentu saja membuat Aya semakin tak tahan namun aku tahu itu adalah tanda bahwa orgasme keduanya semakin dekat.

"Bang Ben…"
"Bang @&?!%&..."
"Bangggkkhhhhh….."

Semburan orgasme keduanya menghantam wajahku dengan keras, cairan hangat dan sedikit asin itu membahasi seluruh wajah dan juga rambutku. Kualihkan pandanganku ke orang yang sudah membuatku basah kuyup dan dia tersenyum kearahku.

Setelah berhasil mengatur napasnya, Aya merangkak kearahku dan tujuannya kali ini adalah batang kontolku.

"Gantian hehe." hanya itu yang diucapkannya sebelum kembali mengoral batang kontolku, berbeda dengan sebelumnya kali ini dia melakukannya dengan perlahan. Hisapannya panjang dan dalam, tangan kanannya pun mengocok batang kontolku dengan lembut.

"Ahhhh….Ya...enak." desahku yang menikmati apa yang Aya lakukan pada batang kejantananku. Kubelai rambutnya dan kurapikan agar lebih mudah baginya untuk memanjakan batang kontolku.

Puas dengan cara yang pelan dan lemah lembut, Aya mempercepat tempo blowjob-nya sepertinya dia ingin aku mendapatkan orgasme pertamaku, mendapatkan serangan dari hangatnya mulut dan lembutnya tangan Aya membuat kontolku yang berusaha keras untuk bertahan akhirnya menyerah.

"Ya gue keluarrgghh!!!"

Kutembakan spermaku tepat kedalam mulut dan tenggorokannya, Aya tak melepaskan hisapannya pada batang kontolku dengan berpegangan pada kedua pahaku Aya berusaha menelan semua sperma yang kutembakan kedalam mulutnya.

"Asin, asin pait." ucapnya sedikit sperma yang menetes dari bibirnya, seksi sekali. "Entar buang pejunya di mulut aku aja ya bang Ben, jangan di memek aku. Bahaya."

"Iya sayang." balasku.

Mendengarku memanggilnya sayang membuat senyum Aya kembali lebar, dia lalu berbaring dan membuka kedua kakinya lebar-lebar, dengan senyuman dan tatap mata yang mengodaku.

"Bang Ben mau ini kan? Ayo puas-puasin ngentotin memek aku."
 
Bimabet
*edited: Bahaya..
Foto sama nama gue juga lupa gue sensor...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd