Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Menebas Prinsip Menebar Asa

r0345

Guru Semprot
Daftar
16 Oct 2010
Post
612
Like diterima
283
Bimabet
Salam Sehat Selalu.

Ijinkan, hamba yang dina ini, nubie yang mencoba memberikan sumbangsih di dunia semprot ini.

Cerita ini berasal dari imajinasi nubie kala kecil, sempat dibuat cerita untuk tugas bahasa Indonesia. Entah mengapa, kertas tugas ini muncul kembali dihadapan nubie. Timbullah ide untuk mengembangkannya serta memberikan sentuhan roman yang dulu tidak terpikirkan (harap maklun dulu masih SD).

Karya nubie menggunakan aplikasi note dalam gawai nubie. Untuk itu, mohon maaf bila nubie tidak dapat memberikan mulustrasi dan juga link.

Salam hormat pada para tim momod, para suhu dan para sahabat yang berkenan membaca dan memberikan saran serta kritik nanti.

Nubie sadari, karya ini jauh dari kata bagus. Dan mungkin membosankan untuk dibaca. Untuk itu, nubie ucapkan maaf terlebih dahulu.

Selamat menitmati.


Cerita ini mengisahkan Rufus Angkasa Murka harus merelakan prinsip hidup demi memberi harapan kepada Negara dan Kekasih.
 
Bab I. Pilot

Chapter 1. Nasib Buruk

Matahari bersinar indah menunjukan kemegahannya, gunung berseri menampakan keangkuhannya, perpaduan hijau dan biru tengah menguasai alam semesta.

Tiba2, pasukan awan gelap berbaris dengan gagah berani menghampiri langit. Mendung akan berperang dengan langit. Tabuan genderang guntur bersahutan tanpa henti. Para penghuni buana bergegas kembali ke kandangnya, menantikan tetesan hujan, dampak kekalahan awan gelap itu.

Tapi tidak di sebuah kampung. Sebuah kampung yang dikelilingi pegunungan di sisi utara, timur dan selatannya, dibuai lautan di sebelah barat, tempat para penduduknya menggantungkan nasibnya, untuk mendapatkan slevian untuk membeli segala kebutuhan di ibukota serta makan pokok mereka. Ya makanan pokok mereka adalah ikan.

Kampung itu bernama kampung "Nanjao D'mato" Dengan berjumlah penduduk hanya 517 orang saja, namun mereka termasuk dalam suku terbesar di negara itu. Ya, suku Hanxsar, merupakan suku dengan persentase 64,25 persen dari total penduduk. Berbola mata biru laut, berhidung mancung, berbibir sedikit teba

Siang itu, sebagian penduduk kampung itu, terutama para pengejar gosip, berkumpul di salah satu rumah pahlawan kampung. Ada sebuah berita heboh setelah sekian lama, berita heboh terakhir dimana para pemberontak berhasil distrik pis'au.

Terlihat seorang perempuan dengan pakaian lusuh, auratnya mengintip dibalik pakaiannya yang rusak. Kecantikan perempuan itu tak pudar meski penampilannya ternodai debu dan kotoran tanah dari halaman rumah itu. Namun, raut kesedihan dan keputusasaan terbesit seiring airmata tak terbendungkan.

Seorang pria berumur 30 tahunan, menunjukkan kekuasaannya dibelakang perempuan tersebut. Tampak raut emosi dari pria tersebut. Pria tersebut bernama K'kuasaan S'mena, sang kepala kampung tersebut.

"Maafkan K'mana, ayah. Maafkan K'mana" tangis sang perempuan, ketika bersimpuh di kaki lelaki tua dengan kharisma luar biasa yang sedang menahan emosi. Ya lelaki tua itu adalah K'stria, K'stria T'ak B'guna. Seorang pahlawan kampung yang sangat dihormati kampung tersebut. Dibelakangnya perempuan 40 tahunan, sang istri, K'stiaan M'nanti. Ibunda menangis dipeluk sang adik bungsu dari K'mana, yang akan mengijakkan usia dewasa.

Adalah suatu aib di kampung itu, kampung "Nanjao D'mato" apabila seorang perempuan diceraikan suaminya. Itu merupakan simbol ke tidak mampuan seorang istri untuk suaminya. Celakanya alasan perceraian tersebut adalah ketidakmampuan istri memberikan keturunan. Parahnya sang suami berasal dari golongan hanxhar notabene golongan terbesar, penguasa hampir 65 persen negeri ini. Golongan paling berpengaruh di negara "M'na Brungmu"

Pupuslah harapan K'stria untuk menduduki jabatan sebagai panitera kampung, untuk memberikan angin perubahan bagi kampungnya, untuk menindas ketidakadilan yang terjadi selama ini di kampungnya.

"Putrimu, sungguh tak berguna, 6 bulan aku menikahinya dan dia tak menunjukan memberikan keturunan bagiku" ucap si kepala kampung dengan lantang.

"tak sudi aku memelihara binatang tak berguna ini" perginya melewati kerumunan penduduk kampung ini.

K'satria tampak terpukul, ia menggenggam tongkatnya dengan keras dan berkata kepada K'mana

"kumpulkan barang2 mu dan bawalah pergi, sebab mulai hari ini, aku tidak mempunyai anak bernama K'mana Ku'cari" Duarrrrr, suara halilintar selesai perkataan sang ayah seperti suara ketukan hakim setelah membacakan vonis, sedetik kemudian hujan lebat pun membubarkan para penduduk yang berkumpul.

Tlah tercampur air hujan dengan air mata, tak bisa dibedakan lagi lebat air matanya dengan air hujan. Perlahan, terhuyun dilangkahkan kaki untuk melaksanakan perintah ayahnya untuk terakhir kali.

Tak terlihat K'satria di ruang tamu, ibunda segera menghampirinya dan menyelimuti dirinya dengan wajah yang sedu. Dipeluknya dengan segala kasih, dilimpahkan segala duka dan haru dalam pelukan kepada putri sulungnya itu. Memang kasih ibu sepanjang masa.

"Pergilah ke ibukota, carilah seseorang dari suku bilawa bernama R0345. Katakan bahwa kau adalah anak dari K'stiaan M'nanti, cucu dari P'natian T'npaakhir. Katakan jasamu tak mungkin keluarga kami balas" bisik ibunda kepada ananda dalam keadaan terisak.

Kamar itu menjadi saksi kasih kakak beradik yang akan berpisah. Adik, dengan menahan tangisnya, membantu kakaknya mengemas kebutuhan sandang untuk waktu yang tidak dapat ia perkirakan.

Kakak memilah-milah apakah barang tersebut harus dibawa ataukah diberikan kepada adik tercinta.

"kakak ini tabunganku, mungkin berguna untuk kakak" ujar adik memberikan 500.000 slevian kepadanya

"Jangan adinda, uang ini kan engkau simpan untuk merantau di Ibukota nanti" kata K'mana menolaknya

"Tidak kakakku, engkau lebih membutuhkan dari padaku, aku tahu engkau tak menyimpan sepeserpun" bantah K'mari.

K'Mari K'tunggu nama sang adik yang kecantikannya tidak kalah dengan sang kakak. K'Mana menyadari apa yang dikatakan itu benar. Selama 6 bulan pernikahannya, tak pernah sekalipun memberikan nafkah fisik kepadanya. Oleh karenanya, ia tidak berani menolaknya lagi.

"dan ini... " K'mari meletakan sebuah benda berbentuk segi empat berukuran 1,5 cm x 1,5 cm berwarna hitam di telapak tangan K'mana.

" apa ini? " " ini benda ciptaanku, benda ini dapat menghubungkan gelombang pikiran kita, cukup kakak letakan benda ini ke kening, pikirkankan aku dan sebut namaku, maka aku akan menyambungkan dengan alat yang sama padaku ini. " jawabnya sambil memperlihatkan benda yang sama di tangannya

" Bawalah selalu kak, engkau akan mendengarkan suaraku bila aku hendak bicara denganmu. Cara ini kita tetap berhubungan, bagaimanapun kakak adalah pengayomku, pelindungku. Dengan ini, aku bisa mengobati kerinduanku dengan kakak" air matanya mengalir tak terbendung, selesai ia mengatakan demikian.

K'mari memang ahli masalah teknologi, ia diberkati oleh takdir dengan kemampuannya ini. Masih teringat pertama kali ia membuat golok dengan teknologi laser, sehingga dapat membela besi sekeras apappun, di usia 3 tahun. Dengan senjata ini, para pahlawan, yang dipimpin K'satria, mampu mengusir pemberontak yang akan menyerang kampung 'Nanjao D' mato'.

Lalu, ia membuat pendorong kapal perang kami diumur 4 tahun, sehingga ibukota terselamatkan berkat kapal perang kami dari gempuran aliansi negara asing. Pelukan dan tangisan perpisahan kakak-beradik mengundang langit menangis malam itu.

Malam itu, si resmikan oleh mereka berdua menjadi malam penuh kesedihan. K'mana dengan langkah yang berat hendak melangkahkan kaki keluar dari rumah yang penuh kenangan itu.

Di ruang tamu, duduk seorang perempuan dengan mata sembab, tampak sedikit raut penuaan diwajahnya. Namun, tak menghilangkan kecantikan yang ia turunkan ke dua anaknya. Mata bulat yang berwarna Hijau laut, hidung mancung, dan bibir tebal menambah eksotisme Bukan wajah khas perempuan dari suhu asli hanxhar.

"Hari sudah gelap, nak. Tidurlah disini dahulu, besok barulah kau memulai pengembaraanmu." ujar sang ibu sambil memeluk putri yang bernasib tak beruntung.

"Tapi bunda... Bagaimana dengan.... " belum selesai K'mana berkata sang ibu berkata" biar ibu yang berbicara dengan ayahmu, tidurlah siapkan dirimu, menghadapi ketidakpastian nasibmu.

" K'mana hanya mengangguk menerima saran ibunya tercinta. K'mana tidak bisa tidur, memikirkan nasibnya belakangan ini. Mimpi indah seakan menjauh darinya, hanya mimpi buruk dan nasib buruk yang setia menemaninya. Keberuntungan seolah tak berteman lagi dengan dirinya.

"Kakak sudah tidur? " ujar K'mari, adiknya, mengetuk pintu kamar K'mana.

" ada apa adinda? " tanya sang kakak.

K'mari melangkah masuk langsung memeluk kakaknya, langsung merebahkan kepalanya didada kakaknya. Memang tingginya hanya setinggi dagu kakaknya.

" Malam ini, aku tidur dengan kakak. "



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Terakhir diubah:
Bimabet
"Kakak sudah tidur? " ujar K'mari, adiknya, mengetuk pintu kamar K'mana." ada apa adinda? " tanya sang kakak. K'mari melangkah masuk langsung memeluk kakaknya, langsung merebahkan kepalanya didada kakaknya. Memang tingginya hanya setinggi dagu kakaknya.

" Malam ini, aku tidur dengan kakak. "



K'mana mengiring adiknya, yang tidak mau melepaskan pelukannya, ke tempat tidur. Adik melepaskan pelukannya lalu beranjak ke tempat tidur. K'mana baru saja meletakan kepalanya dibantal, K'mari langsung meletakan kepalanya ke dada kakaknya. Dengan lirih, K'mari berkata " Jangan lupakan aku, kak,"

" Tatap mata kakak, adinda"

bertemulah kedua mata kakak beradik itu, "Tidak akan Adinda, tidak sedikitpun kakak melupakan Adinda. Adinda juga jangan melupakan kakak, yah" lanjut sang kakak.

Dinginnya cuaca akibat cumbuan hujan deras, membuat dua insan kakak beradik terhanyut dalam getaran-getaran gelombang birahi tanpa mereka sadari.

Entah bagaimana, kedua terbuai dalam ciuman yang membara. Lidah mereka berpadu, saling mempermainkan, saling merasakan menukarkan liur.

Mata mereka tertutup karena mereka tahu, mereka tak membutuhkan mata untuk saling memberikan dan menerima birahi mereka.

"tidak adinda, kita tidak boleh begini. Ini sesuatu yang salah. " K'mana tersadar perbuatan mereka yang telah melanggar norma kampung itu.

K'mari, dengan tersenyum simpul, menduduki perut kakaknya yang rata dan berkata" biar kakak, hari ini, untuk pertama kalinya dan MUNGKIN terakhir kalinya. Aku ingin bersatu dengan kakakku. Dengan kenangan ini, aku atau kakak tak mungkin Akan saling melupakannya. "

Perlahan K'mari menanggalkan pakaiannya yang tak berpakaian dalam. Tampaklah buah dada dengan cup C dengan lingkar dada 34 itu. Buah yang ranum namun sangatlah mengairahkan, menantang untuk diraih.

K'mari memanfaatkan situasi speakless K'mana, diciumnya bibir sedikit tebal kakaknya. Setelah puas menciumi kakaknya, diarahkan bibirnya menuju ke leher jenjang. Dicium, dijilat, dihisap, lalu beranjak naik ke kuping untuk diekploritasikan.

Geli tak menutupi birahi kakak yang perlahan namun pasti mulai terbakar, ditambah tangan sang adik memainkan puncak gunung kembarnya. Tangan nakal adiknya mulai meremas payudara 34 D itu, sesekali memilin putingnya.

Birahi K'mana mulai menanjak. Tangannya kini beralih ke pinggang adiknya yang ramping itu. Dengan perlahan-lahan, mulai menyentuh payudara 34C adiknya.

Badan K'mari bagai tersengat listrik ribuan volt kala kakaknya menyentuh dadanya, membuat putingnya semakin mengeras.

" Jilat dan hisaplah kak. " ujar K'mari. Sambil mengarahkan dadanya ke mulut kakaknya. Dijilatnya puncak gunung ranum berwarna coklat itu, dihisapnya dengan penuh perasaan.

Tangan K'mari menuntun tangan K'mana menuju gunung kenitmatan satunya yang belum terjamah oleh siapapun.

Seiring deru nafas kedua insan itu, K'mari memompa birahi kakaknya dengan mempermainkan puncak gunung yang masih terbungkus pakaian.

"enak kak, jilat terus! Hisap! Ssssstttt" racau sang adik terbakar birahi menyemangati sang kakak. Sambil mengarahkan payudara, yang tadi diremas dan dipermainkan pentilnya oleh tangan kanan K'mana, ke bibir sensual sang kakak.

Perlahan K'mari menarik payudaranya seiring senyum kepuasan atas permainan lidah kakaknya dan memulai serangan birahi balasan ke kakaknya.

Dimulai dari kening, tangannya tak lepas dari pentil kakaknya yang semakin keras, turun ke telinga kakaknya. Lubang telinga kakaknya tak luput dari jilatannya, desahan dan erangan kakaknya tidak mengendurkan serbuan K'mari.

Tangan K'mari mulai mencoba membuka kancing piyama K'mana. K'mana tersadar dengan gerakan yang tiba2 ia membalikkan tubuh adiknya. Ia membalas serangan adiknya dengan lebih dasyat. Ia bertekad membuat adiknya meraih kepuasan beberapa kali sampai adiknya mengangkat bendera putih.

Serangan lebih dasyat diterima K'mari ketika lidah sang kakak menpermainkan sekitar pentilnya. Setruman birahi datang bertubi-tubi sehingga dirinya bergetar, dipejamkan matanya untuk menambah sensasi birahi membara.

Desahannya menambah Vitamin semangat K'mana untuk memuaskan nasfu K'mari. Tangan lentik K'mana telah menjelajah selakangan K'mari. Selangkangan yang belum terjamah, baik lelaki maupun perempuan.

Tangan K'mari berusaha mengimbangi permainan kakaknya namun birahi telah mengalahkan otak. Gelombang orgasme pertama telah meruntuhkan kesadaran K'mari.

" Kak! ", rintihnya seiring badan yang menegang.

Tangannya berusaha menahan serangan tangan K'mana. Senyum tipis kemenangan dari K'mana tapi serangan dia belum berhenti, takkan berakhir sampai K'mari bertekuk lutut memohon ampun.

K'mana malam itu, bukanlah lagi K'mana seperti biasa. K'mana malam itu, K'mana yang liar. K'mana yang haus untuk memuaskan birahi sang adik paling dikasihinya itu.

K'mana malam itu, mempunyai satu tujuan yaitu jangan sampai adiknya membuka pakaian yang ia kenakan. Tangan yang lentik itu berhasil meraih pinggir celana dalam pink, diloloskan melewati kaki jenjang adiknya. Bukit ranum penuh dengan rumput segar menebarkan aroma harum yang khas.

K'mana harus mengakui pemandangan yang indah mengugah selera untuk menyicipinya. Lidahnya tak mampu ia kontrol lagi. Disusurinya padang rumput dengan lidahnya sesekali ia mengigit rumput tersebut.

"Ooooohhhhh kak! " rintihan K'mari ketika lidah yang nitmat itu sampai pada bibir gua segala nitmatnya. Setiap jilatan kakaknya memberikan sinyal elektrik kenitmatan sampai ke ubun-ubunnya. K'mari tak dapat berbuat apa-apa selain memejamkan mata dan meresapi setiap buaian birahi kakaknya.

"mmmhhhh..... Mmmmhhhhh..... Mmmmhhh"erangan K'mari sejalan dengan kepalanya yang mengeleng ke kiri dan kekanan.

tangan kiri meremas seprei yang mulai tak terlihat kerapiaannya. Tangan kanan tak mampu membelai rambut kakaknya, hanya mampu bertahan memegang kepala kakaknya.

Otaknya tak mampu memerintahkan tubuhnya lagi untuk memuaskan kakaknya. Badannya pasrah menerima terpaan kenitmatan yang diberikan kakaknya Erangan bertambah hebat ketika lidah K'mana membuka pintu gua dan berusaha memasuki gua itu. Beberapa kali, lidah itu mengusap tombol diatas lubang gua itu. Beberapa kali juga ditekannya tombol itu dengan lidahnya, terkadang bibir sensual itu menggantikan peran lidah dengan mengisapnya.

Badan K'mari kembali menegang, melepaskankan ketegangan birahi. Kekalahan menghantam dirinya kembali. Dia berusaha untuk bangkit kembali dengan mencoba menarik tubuh sang kaka supaya sejajar dengan dirinya.

K'mari gagal lagi, kali ini jari lentik kakaknya mengosok klitorisnya dengan intens. Tubuhnya kembali jatuh, kepalanya tak berhenti menggeleng.


Berlanjut dibawah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd