Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Negeri Para Mafia

Status
Please reply by conversation.
AWAL MULA 3



Randy terpaku menatap tubuh polos Aisyah, terutama bagian payudara dan selangkangannya yang mulus tidak ditumbuhi bulu mengingatkannya dengan artis porno barat. Dia ingin menyentuh tubuh Aisyah, namun keberaniannya tidak mendukungnya. Biar bagaimanapun Aisyah adalah kakak ipar yang harus dihormati, tidak sepantasnya dia melecehkan Aisyah. Namun persoalannya sekarang, Aisyah yang justru memaksa, dia tidak bersalah.

"Kamu kenapa diam, Randy? Teh Ais sudah telanjang, lakukan apa yang kamu mau." Kata Aisyah berusaha menahan malu, dia benar benar merasa sudah menjadi seorang pelacur. Biarlah Randy yang memulainya, merenggut kesuciannya sebagai seorang istri.

"Teh !" Seru Randi ragu, tangannya terulur menyentuh payudara Aisyah, reflek dia menarik tangannya berbarengan dengan Aisyah yang mundur selangkah, wajah keduanya terlihat pucat dengan pengalaman pertama yang mereka alami.

"Ma, maaf Teh !" Seru Randy menunduk gelisah, matanya melirik menatap tubuh indah yang selama ini sering dikhayalkannya. Seharusnya dia tidak boleh memanfaatkan kesempatan ini, keadaan Aisyah dalam keadaan labil setelah Ridwan mencampakkannya, itu artinya Aisyah dalam perlindungannya selama Ridwan tidak ada. Randy mengeluh dalam hati, menyesali perbuatannya menyentuh bagian terlarang dari tubuh Aisyah.

Tapi rasa penyesalan itu hanya datang sesaat, keindahan tubuh Aisyah terlalu menggiurkan untuk dilewati begitu saja. Terlebih selama ini diam diam sangat mengagumi kecantikan Aisyah, bahkan sering menjadikan Aisyah sebagai objek onaninya. Saat ini Aisyah yang menginginkannya, sungguh bodoh apa bila dia melewatkan kesempatan ini begitu saja.

"Kita ke kamar, tempat ini tidak nyaman." Jawab Aisyah menutupi rasa terkejut yang belum juga hilang akibat sentuhan tangan Randy pada payudaranya, perlahan Aisyah berbalik dan memasuki kamarnya yang hanya berjarak beberapa langkah.

"Randy, masuklah !" Seru Aisyah melihat ke arah Randy yang hanya menatapnya ragu, dia ingin segera memulai semuanya, sehingga tidak tersiksa terlalu lama. Jangan sampai niatnya berubah, itu artinya keluarganya akan terusir dari rumah kontrakan yang sudah mereka isi bertahun tahun lamanya dan itu tidak boleh terjadi.

"Eh, iiiya !" Seru Randy gagap dia bergegas menghampiri Aisyah sebelum kakak iparnya itu mengurungkan niatnya. Tekadnya sudah bulat untuk memanfaatkan kesempatan ini, persetan dengan semua status yang mereka miliki.

Semua pria pasti akan menginginkan kakak iparnya itu, hanya pria abnormal yang tidak tertarik. Pikir Randy berusaha menyingkirkan bayang bayang Ridwan, toh kakak kandungnya itu sudah mencampakkan Aisyah demi jihad yang tidak mempunyai landasan hukum. Semua jerih payah kedua orang tuanya sia sia yang menginginkan Ridwan menjadi seorang Ustadz dan sekarang Ridwan berubah menjadi sosok yang mengerikan.

"Berhenti, buka bajumu Randi !" Seru Aisyah menyadari kejanggalan yang terjadi, hanya dia yang bugil sementara Randy masih mengenakan pakaian lengkap. Ini tidak adil, dia sudah mempermalukan dirinya di hadapan Randy, seharusnya Randy pun melakukan hal yang sama.

"Eh, Iyya Teh !" Jawab Randy gugup, tanpa berpikir panjang dia menanggalkan semua pakaiannya hingga bugil seperti yang diinginkan Aisyah. Tubuhnya yang kekar karena terbiasa bekerja keras, selalu membuat setiap wanita berdecak kagum melihatnya.

Namun kekaguman para wanita itu tidak berlaku pada diri Aisyah yang menyesali keputusannya menyuruh Randy menanggalkan pakaiannya setelah melihat bentuk kontol Randy yang mengerikan, matanya terbelalak tidak percaya melihat benda panjang yang berdiri tegak di selangkangan Randy. Aisyah bergidik ngeri sendiri, dia tidak menyangka kontol Randy sebesar dan sepanjang itu. Dia yakin, kontol Randy dua kali lebih besar dan panjang dari kontol Ridwan. Gila, memeknya terasa ngilu membayangkan kontol Randy memasuki memeknya, kontol Ridwan kadang membuat memeknya kesakitan, bagaimana kalau kalau kontol Randy yang memasuki memeknya?

"Teh Aisyah !" Seru Randy hawatir melihat wajah Aisyah yang semakin pucat, sepertinya dia ketakutan dan berniat membatalkan rencana awalnya.

Tanpa sadar Randy berdo'a agar Aisyah tidak membatalkan niatnya dan saat doanya selesai, Randy mengeluh. Tuhan pasti tidak akan mengabulkan do'a seseorang yang akan berbuat zinah. Dia seperti sedang melecehkan keagungan Tuhan, mengajaknya bersekutu dalam perbuatan maksiat.

"Eng, masuklah !" Seru Aisyah berhasil mengendalikan dirinya, dia sudah siap menjadi seorang pelacur demi uang 10 juta yang dijanjikan Arini. Aisyah menyadari, kontol pria yang akan membayar tubuhnya mungkin saja sebesar kontol Randy, bahkan mungkin lebih besar lagi. Dia harus mempersiapkan diri dengan kemungkinan terburuk, Randy sosok yang tepat untuk melatih dirinya. Aisyah mudur memberi jalan Randy, kakinya tersandung pinggir ranjang, tanpa dapat dicegah Aisyah terjatuh di atas ranjang. Segenap tenaganya seperti hilang tidak berbekas, tubuhnya sudah berlumuran dosa.

"Teh !" Randy ragu mengutarakan keinginannya menciumi wajah cantik Aisyah, selama ini dia sering mengkhayal menciumi wajah Aisyah dan melumat bibirnya yang sensual.

"Apa ?" Tanya Aisyah menunduk, tanpa sadar dia melihat kontol Randy yang tepat menghadap ke arahnya. Kali ini Aisyah berusaha memperhatikan bentuk kontol Randy yang berurat, begitu keras dan mengerikan. Sebentar lagi benda itu akan memasuki memeknya yang terasa ngilu, inilah jalan yang harus ditempuhnya. Rasa sakit tidak akan terlalu lama, hibur Aisyah pada dirinya sendiri.

"Bo, boleh aku mencium Teh Ais?" Tanya Randy lega, akhirnya bisa mengutarakan keinginan yang selama ini terpendam.

"Boleh, anggap saja kamu sedang berusaha memuaskan para wanita haus seks itu." Jawab Aisyah memejamkan mata, suaranya terdengar seperti bukan terucap dari bibirnya. Inilah saat paling menentukan dalam hidupnya, sebentar lagi dia akan resmi menjadi penjaja seks komersil demi lembaran rupiah yang bisa menyelamatkan keluarganya, kalimat yang terus menerus diulanginya dalam hati.

"Terima kasih, Teh." Randy tersenyum bahagia, semua keraguannya sudah hilang tidak berbekas. Sekarang saatnya bertindak sebagai lelaki jantan yang bisa memberikan kepuasaan pada wanita seperti yang diinginkan oleh Aisyah, mereka harus mendapatkan uang secepatnya untuk menolong keluarga Aisyah. Berpikir seperti itu membuat pikirannya tenang, dia menemukan alasan yang tepat menjamah tubuh indah Aisyah.

Randy duduk di samping Aisyah yang semakin gelisah, penciumannya terasa semakin sensitif sehingga sehingga bisa mencium aroma tubuh Randy, bahkan dia seperti mencium bau asing yang berasal dari kontol Randy. Kembali Aisyah melirik ke arah kontol Randy yang berada di sampingnya, kenapa kontol itu begitu menarik perhatiannya? Astaghfirullah, apa yang terjadi padanya? Keluh Aisyah, matanya semakin terpejam saat Randy tiba tiba melumat bibirnya yang tebal sensual, hembusan nafas Randy membuatnya kehilangan kesadaran. Tubuhnya oleng mencari sandaran tubuhnya yang lunglai kehilangan tenaga, Aisyah merebahkan tubuhnya agar tidak semakin terperosok terjatuh di lobang tanpa dasar yang tercipta oleh pikirannya.

Randy tidak mau kehilangan momen indah ini, dia mengikuti gerakan Aisyah, menindih tubuh indah yang kini menjadi miliknya. Tangannya mulai berani menjamah payudara kanan Aisyah, terasa hangat, halus dan lembut. Pengalaman ini mengguncang jiwanya, membuatnya semakin berani meremas lembut gundukan payudara yang menjadi idaman para pria itu.

"Lakukan !" Seru Aisyah setelah bibirnya terbebas, dia ingin segera lepas dari siksaan ini. Lumayan yang baru saja terjadi terasa sangat lama membuatnya kesulitan bernafas, degup jantungnya bergerak liar menghabiskan oksigen yang susah payah dihirupnya.

"Lakukan apa, Teh ?" Tanya Randy menatap wajah cantik Aisyah dengan perasaan takjub, selama ini dia tidak pernah berani bermimpi menikmati tubuh Aisyah, dia kakak ipar yang dicintainya sebagai seorang lelaki. Selama ini dia hanya bisa menatap cemburu kemesraan yang ditujukkan oleh Ridwan, dan kini kesempatan itu ada dan dimanfaatkan sebaik baiknya.

"Masukkan itumu, jangan siksa teh Ais !" Seru Aisyah pilu, kesuciannya dilecehkan oleh adik iparnya sendiri.

Aisyah bergidik ngeri, bagaimana kalau saat ini yang sedang menjamahnya salah pria asing, itu akan sangat mengerikan melebihi saat ini. Aisyah mulai putus asa, dia merasa gagal untuk menjadi seorang pelacur. Pada saat itu sebuah notifikasi pesan WA masuk, reflek Aisyah mengambil hpnya yang tergeletak di bantal.

"15 juta, itu tawaran tertinggi untukmu " Aisyah terpaku menatap jumlah yang tertera dari Arini, itu artinya masih ada kelebihan tujuh juta setelah biaya kontrakan. Tujuh juta, itu bisa digunakan untuk tambahan modal ibunya berjualan.

"Siapa, Teh ?" Tanya Randy merasa terganggu, semoga itu bukan dari Ridwan. Momen seperti ini adalah miliknya, bukan milik Ridwan.

Tidak menunggu jawaban dari Aisyah, Randy menciumi wajah Aisyah dengan bernafsu. Semua kerinduannya selama ini ditumpahkan saat ini juga, aroma tubuh Aisyah yang diam diam dinikmatinya, kali ini dia bebas menghirupnya dalam dalam mengisi setiap ruang paru parunya.

Aisyah hanya melenguh pasrah, keraguannya hilang setelah membaca pesan dari Arini. Lima belas juta, itu harga yang sepadan untuk harga dirinya, dia harus berlatih keras menerima cumbuan dari Randy sebelum pria lain menikmati tubuh dan kecantikannya. Pria yang akan membayar pasti sudah tua dengan perut buncit, itu akan lebih menyiksanya.

Aisyah menarik nafas panjang saat Randy menciumi lehernya yang jenjang, matanya terpejam berusaha menikmati cumbuan Randy, hanya itu cara untuk melepaskan diri dari situasi di mana dirinya merasa tersiksa. Dia berusaha mengusir jauh semua kehormatannya, ini jalan yang ditempuh untuk menyelamatkan keluarganya. Persetan dengan Ridwan yang telah mencampakkannya demi tujuan ngawur, tidak ada kewajiban jihad buat para muslim selama negeri ini membebaskan masyarakat bersujud di hadapan Tuhan sesuai dengan agama yang mereka anut. Tidak ada kewajiban berjihad, selama pemimpinnya masih memberi rasa aman masyarakat mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Aisyah memejamkan matanya saat Randy mulai menjamah payudaranya dengan lembut, menghirup aroma memabukkan surgawi yang dimilikinya. Aisyah menjerit kecil saat Randy menghisap puting payudaranya. Kenapa harus Randy, seharusnya yang sedang menghisap puting payudaranya adalah bayi kecil yang lahir dari rahimnya, hasil buah cintanya dengan Ridwan. Tanpa sadar Aisyah menitikkan air mata pilu yang luput dari pandangan Randy, yang khusuk menghisap tanpa hasil, air susunya masih kering. Aisyah meraih kepala Randy dengan tenaga lunglai, mengusapnya lelaki yang begitu rakus merebut hak anak yang akan dilahirkannya kelak.

"Tidak akan ada air susu yang bisa kau dapatkan, Randy !" Seru Aisyah lirih, dia harus berjuang menahan keinginannya untuk mendorong kepala Randy dari payudaranya. Dia akan situasi yang lebih berat dari pada ini, saat pria tua berperut buncit menggauli sekujur tubuhnya, situasi yang dihadapi seribu kali lebih baik dibandingkan nanti.

Randy hanya tersenyum mendengar perkataan Aisyah yang merdu, suara yang selalu membuatnya merasa tenang. Perlahan Randy mengalihkan sasaran ciumannya pada perut ramping Aisyah. Bagaimana kalau sampai Aisyah mengandung anaknya selama sembilan bulan ? Membayangkan hal itu semakin membuat Randy bahagia, keinginan itu seperti nyata. Tapi sebelum hal itu terjadi, bukankah ada proses yang harus dilalui? Dia harus menanamkan benihnya di rahim Aisyah lewat memeknya, itu jalan masuk benihnya. Berpikir begitu, Randy segera turun dari ranjang dan berjongkok di hadapan kaki Aisyah dan merenggangkan pahanya yang mulus dan ramping.

"Randy, apa yang kamu lakukan ?" Tanya Aisyah terkejut, dia menatap wajah Randy yang berbatang hanya beberapa senti dari memeknya. Aisyah refleks menutup wajah dengan sepasang telapak tangannya karena merasa malu, bahkan Ridwan pun tidak pernah terang terangan menatap memeknya dalam jarak sedekat itu.

Aisyah menanti tegang, apa yang akan dilakukan Randy pada memeknya. Setelah beberapa saat menunggu, Aisyah mengintip dari sela sela jarinya. Randy masih tetap terpesona memandang keindahan memeknya yang gundul dan belahannya tertutup rapat, kalau saja Randy membuka belahan memeknya, dia akan melihat dinding memeknya yang berwarna merah dan mulai basah. Aisyah merintih dalam hati, kenapa memeknya berkedut kedut nikmat dan mengeluarkan lendir birahi? Bukankah dia terpaksa melakukan semua ini, kenapa justru dia mulai terangsang?

Aisyah kembali mengintip dari sela jarinya, dia hampir berteriak mencegah Randy yang mulai menjilati permukaan memeknya. Tubuhnya mengejang dialiri sensasi aneh belum pernah dialaminya, bahkan Ridwan belum pernah melakukannya. Tubuhnya seperti tersetrum oleh sensasi yang tidak dimengerti, terasa asing dan mengasyikkan. Aisyah mengeluh, kenapa dia harus menikmati perlakuan Randy yang jelas jelas sedang melecehkannya.

Randy sendiri merasakan sesuatu yang nikmat saat lidahnya menyentuh permukaan memek Aisyah, dia tidak menyangka kenikmatan yang dirasakannya jauh melebihi pengetahuan yang didapat dari film film porno. Perlahan dia mulai membuka belahan memek Aisyah dengan berhati-hati, mengintip bagian dalamnya yang berwarna merah dan basah. Randy mendekatkan hidungnya, menghirup aroma khas yang membuatnya seperti melayang menembus awan.

"Randy !" Seru Aisyah terkejut saat lidah Randy menyentuh dinding memek bagian dalamnya, menyenggol nyenggol itiknya yang tersembunyi. Pinggulnya terangkat, meronta berusaha lepas dari jilatan lidah Randy. Namun hal itu justru membuat lidah Randy semakin keras bergesekan dengan dinding memeknya, menimbulkan rasa nikmat yang berusaha keras diingkarinya.

"Cukup, Rannnnn !" Seru Aisyah pasrah, gelombang dahsyat tiba tiba datang menghantam jiwanya. Dia mengalami orgasme yang tidak diinginkannya, orgasme yang selama ini belum pernah didapat dari Ridwan. Tangannya mencengkram sprei dengan keras dan membuat sprei yang sudah lapuk itu sobek, bukti betapa dahsyat orgasme yang didapatkannya.

"Teh, kenapa ?" Seru Randy terkejut mendengar suara sprei sobek, dia menatap wajah cantik Aisyah yang tergeletak tidak bertenaga.

"Nggak apa apa, Randy." Jawab Aisyah tetap memejamkan mata dengan perasaan malu, seharusnya dia tidak perlu orgasme yang membuatnya kehilangan harga diri.

"Teh, masukkin ya ?" Tanya Randy meminta ijin, dia masih takut Aisyah tiba tiba menolak.

Aisyah hanya mengangguk pelan tanpa menatap wajah Randy yang akan segera memasuki memeknya, dia lupa dengan ukuran kontol Randy yang dua kali lebih besar dari milik Ridwan. Birahi yang awalnya berusaha ditolak, kini mulai menguasai akal sehatnya.

Mendengar jawaban dan ijin dari Aisyah, Randy segera merangkak di atas tubuh Aisyah yang terlentang pasrah, nalurinya menuntun kontolnya pada tempat yang tepat. Dengan tergesa beda Randy mendorong kontolnya dengan keras, menerobos masuk memek Aisyah yang sudah basah sejak tadi, namun tetap saja membuat Aisyah menjerit kaget.

"Aduhhhhhh !" Seru Aisyah terkejut dengan sodokan keras Randy, memeknya terbuka lebih lebar menyesuaikan ukuran kontol Randy yang besar dan panjang serta menimbulkan rasa ngilu. Kontol Randy seperti menyentuh mulut rahimnya, membuat mata Aisyah melorot.

"Teh, Teh Ais nggak apa apa?" Tanya Randy khawatir melihat ekspresi Aisyah yang kesakitan, bukankah Aisyah sudah tidak perawan, kenapa dia masih kesakitan seperti itu? Randy merasa was-was, dia telah menyakiti kakak iparnya itu.

"Nggak apa apa Dan, terusin aja." Jawab Aisyah berhasil mengendalikan diri, uang lima belas juta terbayang di pelupuk mata. Ini pengorbanan yang setimpal, masalah dosa, dia bisa bertobat nanti. Saat ini dia harus konsentrasi dengan kebutuhan keluarganya, lagi pula yang sedang memacunya saat ini adalah Randy dan pikiran seperti itu membuatnya melupakan rasa ngilu yang mendera memeknya.

Mendapatkan lampu hijau membuat Randy bersemangat, dia mulai memompa memek Aisyah dengan kasar. Dia terlalu hijau untuk menjadi seorang pelayan seks, sehingga tidak bisa membedakan bagaimana cara memperlakukan mereka, memenuhi kebutuhan mereka bukan hanya mencari kenikmatan dirinya sendiri. Cengkeraman lembut memek Aisyah yang hangat membuat Randy semakin kasar memompa memek Aisyah, mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan Aisyah yang berusaha keras menahan ngilu karena ukuran kontolnya terlalu besar dan panjang.

"Pelan pelan Ran, jadilah pelayan seks yang bisa memuaskan wanita pelanggannya !" Seru Aisyah lirih, dia berusaha keras menahan sakit bahkan mengabaikannya, namun dia gagal. Aisyah merasa bahwa dia sudah berhasil menjadi pelacur untuk pria yang sedang mencari kenikmatannya sendiri, membuat hatinya menjadi semakin sakit, gairah yang sempat muncul tidak bisa mengobati hatinya yang terluka.

"Teh !" Seru Randy terkejut melihat Aisyah menangis bersamaan dengan puncak kenikmatan yang sedang dirasakannya, tangisan Aisyah tidak mampu membendung orgasmenya. Semburan pejuhnya yang sangat banyak membanjiri memek Aisyah, berlomba menuju indung telur yang saat ini pada masa subur.

"Kamu gagal, gagal memuaskan wanita yang seharusnya kamu puaskan. !" Seru Aisyah berusaha menutupi rasa sakitnya, dia tidak mau terlihat cengeng di hadapan Aisyah.

Randy terpaku menatap wajah cantik Aisyah, itukah yang membuat Aisyah menangis? Dia gagal sebagai seorang pejantan, pengorbanan kakak iparnya menjadi sia sia. Itu artinya dia akan gagal menolong Aisyah mendapatkan uang dalam waktu singkat, seharusnya dia tidak sekedar memikirkan dirinya sendiri saat memacu memek Aisyah.

"Maafkan aku, Teh. Kita bisa mencobanya lagi sampai aku berhasil memuaskan Teh Ais, aku janji malam ini akan berhasil memuaskan Teh Ais." Jawa Randy menyesal, perlahan dia menarik kontolnya yang masih terbenam di dalam memek Aisyah.

"Apa !" Seru Aisyah ngeri, memeknya masih sangat ngilu. Mengulanginya lagi agar Randy berhasil memuaskan dirinya, itu adalah ide yang tidak masuk akal. Memeknya akan semakin sakit bahkan ada kemungkinan robek, bagaimana dia akan melayani pria yang akan membayarnya lima belas juta kalau hal itu terjadi?

Bersambung​
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd