Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Seperti Bentuk Sang Rembulan

Status
Please reply by conversation.
Part 2. A Study about Her
Gelap…itu yang gue rasakan sekarang.

Kini gue ada disebuah ruangan kosong, cahaya remang-remang menerangi seisi ruangan ini. Sepertinya gue berada di tengah ruangan ini. Tiba-tiba sesosok bayangan mulai mendekat, badan gue kaku tak bergeming, seakan menunggu sosok bayangan itu menunjukkan dirinya.

Dan ternyata sosok itu adalah…

“Okta…?”

Gue bertanya, namun dia hanya menatapku nanar, dia lalu tersenyum dan mulai memegangi kedua pundakku. Dia mendekatkan wajahnya padaku, hingga hembusan nafasnya terasa geli di leherku. Dia hanya memakai sebuah singlet dan celana dalam, bentuk tubuhnya yang indah itu tercetak jelas dari luar.

“Eh…kamu kenapa?”

Gue masih berusaha bertanya, namun tak ada satu patah katapun dibalas. Kali ini dia memelukku erat, buah dadanya yang lumayan itu terasa kenyal menekan dadaku. Sekarang aku berusaha menunggu apalagi yang akan ia perbuat.

Kali ini dia jongkok, wajahnya tepat berada didepan adik kecilku yang sudah meronta keluar dari balik resleting. Tanpa basa basi, dia lalu membuka resletingku dan memandangi kejantananku beberapa saat.

“Ok…ta…?”

Gue masih berusaha bertanya, namun dia hanya menelan ludah. Dengan pelan dia mulai mengurut-ngurut batang penisku, membuatku kegelian. Setelah puas mengurut-ngurut penisku, dia mulai mencium ujung penisku.

“Aah…ta, kamu kenapa?”

Gue mulai mendesah keenakan, kali ini Okta sudah memasukkan setengah kejantananku kedalam mulut seksinya. Dia menyedotnya begitu kuat, membuatku tak dapat menahan rasa nikmat yang tak terhingga ini. Semakin lama semakin kuat, hingga gue merasa akan keluar sebentar lg.

Lalu aku terbangun oleh Alarm handphone ku.

==========================================================================

Alarm yang kupasang tiap pagi untukku berangkat ke kantor membangunkanku dari mimpi liarku. Oke, gue gak masalah dengan itu, karena mimpi semalam memang sudah mulai gak karuan.

Mataku terbuka dan gue sudah berada diatas ranjang, pakaianku masih terpasang seluruhnya. Sepertinya gue benar-benar ambruk semalam, apa mungkin karena kelelahan?

Pandangan gue teralih ke samping.

Okta tidur disamping gue.

Gue agak bergeser, selain takut membangunkannya, gue juga masih bingung dengan posisi gue sekarang. Apa yang terjadi semalam? Kenapa gue bisa ada diranjang yang sama dengan gadis yang baru gue kenal kurang dari 24 jam yg lalu?

“Hmm…?”

DVm6cY0U8AArQ_x.jpg:large


Okta terbangun, kedua matanya yang indah mulai terbuka lalu memandangiku. Sial! Jangan terpesona dulu, ingat kita dalam posisi apa sekarang!

“Kak Doni cepet banget bangunnya….”

Dengan lunglai dia naik dari posisi tidurnya, sedikit melakukan peregangan dan melihat sekitar. Okta yang kali ini hanya berlapis singlet dan celana dalam sedikit membuatku terkagum, tubuhnya yang sekal itu seakan menghilangkan ngantuk di mata ini.

“Kalau gitu aku bikinin sarapan ya kak”

Dia segera keluar dari ranjang menuju dapur, meninggalkanku yang masih bengong dan kebingungan atas situasi yang gue alami sekarang. Oke, tahan…gue yakin gak ada apa-apa yang terjadi semalam, bahkan gue gak ingat apa-apa setelah gue ambruk.

“Ayo kak sini, sarapan dulu…ntar sakit lho”

Beberapa saat kemudian, Okta datang dengan 2 piring telur dadar. Gue lalu berjalan menuju meja makan. Okta lalu duduk berhadapan denganku, dia memandangi gue sejenak.

“Kakak kok tegang banget sih pagi-pagi?”
“Abisnya, kenapa kita bisa seranjang berdua?”

Okta agak kaget mendengar pertanyaan gue, selang beberapa detik dia tersenyum dan menjawab.

“Santai kak, semalam kakak kecapean sampai pingsan di lantai”
“Iya, terus?”
“Jadi Aku istirahatin kakak di kasur, dan kasur dikamarku kan cuma satu”

Memang sih gue gak liat ada kasur lain, tapi kenapa dia harus tidur sebelah gue?

“Aku percaya sama kakak kok, jadi Aku tetep tidur di kasur”

Gue bingung sama logika dia, tapi ya sudahlah, toh gue udah ada disini. Lebih baik gue makan hidangan yang ada didepan gue. Setelah menyantap sarapan buatan Okta, gue hendak minum.

“Oh iya, ta…itu obat buat siapa?”

Gue nunjuk 2 kapsul disebelah gelas air gue,

“Itu? Buat kakak dong, kalau gak salah itu vitamin, biar kakak seger lagi”

“ngga usah repot-repot ta, gue udah mendingan kok”

“ngga papa kok,kak diminum ya”

Gue bukan orang yang biasa minum vitamin sih, lagipula hidup sehat dicapai dengan kebiasaan yang sehat. Karena gue tahu badan gue lagi gak fit, akhirnya gue meminum obat itu.

“ta, kamu sendirian di apartemen ini?”

“maksud kakak?”

“Gak ada temen gitu?”

“Dulu ada sih kak…tapi sekarang udah pindah”

Raut wajahnya berubah 180 derajat setelah gue nanya, ada apa gerangan ya? Daripada gue bikin dia bad mood di pagi ini gue harus alihkan pembicaraan.

“Oh..yaudah, gak ap…”

Badan gue terasa panas, adik kecil gue meronta dari balik resleting. Sial! Kenapa sama badan gue ini?

“..ta, itu tadi vitamin apa..?”

Okta lalu hanya memperlihatkan botol obat yang sering gue liat di toko-toko obat kuat pinggir jalan, hanya saja diluar diberi label “Vitamin”. Sial! Gue tau itu apaan aslinya, Manda pinter banget nyembunyiin obat perangsang disembarang tempat.

“Haaah….haaah…”

Gue menahan sekuat tenaga rasa konak yang menjalar dari selangkangan hingga ubun-ubun ini. Serasa gak tahan lagi, gue harus mengeluarkannya ntah gimana caranya.

“ta…bias bantuin gue gak…”

“bantu apa kak?”

Dia bertanya seperti itu dengan tatapan polosnya.

Sial! Gue gak tega! Tapi Nafsu yang menjalar ini sudah mengalahkan akal sehat ini, perlahan-lahan gue mendekati gadis jenjang itu. Gue pegang kedua pundak tegapnya dan mendekatkan wajah gue perlahan namun pasti.

“Kak…?”

Tanpa kusadari bibirku dan bibirnya menyatu, kulumat bibir yang manis itu perlahan tak kusangka dia membalas lumatanku dengan lumayan kasar.

“hmmm…ta”
“Sluuurp…suurp”

Suara lumatan kedua lidah kami menggema ke seluruh penjuru kamar. Ketika sedang menikmati percumbuan kami tangan ku ditarik okta dan ditutun kearah dadanya yang masih tertutup singlet

“me…nurut kakak dada aku gmn?”

“pas banget digenggaman gue”

Telapak tanganku yang berada didadanya diremas pelan oleh tangan mulus dia

“Ahhh…kak…en..akhhh”

Mendengar itu ku lanjutkan meremas bukit kembar yang membusung menantang itu, setelah puas meremas bibirku disambar oleh Okta dengan buasnya dan tangannya mengelus selangkanganku dengan lembut.

“kak…kita bakal lebih liar daripada yang semalam ya…”

what?! Jadi mimpi itu sebenarnya bukan mimpi tapi kenyataan

“lu bilang kita ngga melakukan apapun kan?”

Otak gue seketika mengulang semua adegan mimpi yang gue alami semalam, Ada apa dengan Okta sampai dia mau melakukan hal itu dengan pria yang baru dia kenal semalam?

“hmm…nikmati aja kak doni”

Tatapan nakalnya membius segala alasan, seakan menyuruhnya tuk diam sejenak dan focus pada percumbuan kami. Diturunkan celana pendekku secara perlahan olehnya dan keluarlah junior ku yang sudah terbangun sedari tadi, tegap dan siap menjebol pertahanan lawan.

“kan dia kangen aku kak”

Dengan tangan mulusnya dia menggenggam adik kecilku dan mulai mengurut dengan pelan dan semakin lama semakin kencangnya urutannya.

“bagaimana kak? Enak?”

“Ahhhh trs ta, enakhhhh”

Setelah dia selesai mengurut adik kecilku, dia mundur beberapa langkah dan mengeluarkan tatapan seksi kearah ku sambil memberi isyarat untuk membuka singletnya yang sangat ketat itu.

Ku buka bajunya dan sekarang terlihat dia menggunakan push up bra hitam yang ku yakin dibaliknya terdapat bongkahan daging menggemaskan yang kukagumi sejak kami bertemu. Segera kuremas bukit kembar itu dengan lembut dari luar bra, terlihat putting yang sudah mengeras meminta untuk dibebaskan dari sangkarnya setelah meminta ijin dari majikannya ku buka sangkarnya.

“Bukain dong kak…”

Benar saja, kedua bukit itu menyambutku dengan kedua putingnya yang sudah mengeras. Terlihat depanku sepasang bongkahan daging sekal dengan ujung berwarna pink, ku plintir ujung sebelah kanan yang sudah mengeras itu dengan gemas.

“Ahhh kak sakitttt”

“M..maaf ta”

“lan…jut aja kak ahhh”

Ku melanjutkan memplintir putting berwarna pink dan ku mengemut dada kiri nya dengan lembut. Tiba-tiba badannya menegang dan kepala Okta menengadah ke atas hingga kepala ku ditekan okta dengan sangat keras ke payuadaranya yang kenyal. Sepertinya dia sedang mengelami organisme pertamanya.

“hmm…kak mau aku jepit ngga adiknya dijepit sama susu aku”

“te…rserah”

Dijepitnya adik kecilku diantara dadanya yang sangat lembut itu dan dada itu diturunkan dengan tempo pelan lalu kencang sambil ujungnya dijilat oleh okta dengan rakus.

“ahhhh ta enakhhhh”

Hingga ku merasakana akan keluar dia malah mempercepat kocok dan jilat hingga…

Crot…crot…crot

Kesemburkan cair putih kental ke depan muka mulus okta dan dadanya.

“kak pindah ke sofa yuk”

Okta menidurkan tubuhnya ke sofa lalu meminta untuk melepaskan celananya yang keliatan sudah basah oleh cairan cintanya.

Setelah ku buka celana sekaligus cd yang senada dengan branya, tampak sebuah belahan indah yang ditutup bulu-bulu halus yang mengkilap.

“j…jangan diliat aja kak malu”

Dia sempat menutup matanya karena malu, lucu sekali tingkahnya untuk seorang gadis yang berani ngelakuin ini. Ku elus vaginanya yg basah itu dengan jari tengah gue.

“ahhh kak trsss”

Ku lebarkan pahanya lalu menjilat sebuah daging seperti kacang dan tangan yang menggangur meremas dadanya .Kupercepat jilatan ku terhadap vagina nya hingga dia menekan kepalaku lagi menandakan kalau dia akan orgasme untuk kedua kali dan kali ini cairan cintanya menyembur dengan kencang kearah mukaku.

“ahhh…maaf kak kena muka deh”

“gpp kok ta”

Dia lalu merenggangkan belahan vaginanya ke arahku. Tatapannya yang haus akan adik kecilku menambah nafsuku.

“puasin aku kak, buat aku melayang…”

Seperti sebuah kode untuk ku, ku arahkan adik kecilku kearah lubang surga milik Okta yang sudah becek tetapi adikku seperti ada menghalangi jalannya.

“kamu masih virgin ta?”

“iya kak terobos aja”

“tap…..”

Belum selesai ku menyelesaikan kalimatku bongko didorong oleh kedua kaki Okta dan itu menyebabkan keperawannya ilang .

“hmph…”

“ahhhh sakit kakkk”

Sial! Dia benar-benar terangsang hingga seperti ini? Dia masih ngos-ngosan setelah selaput daranya dijebol paksa, matanya tertutup poni sampingnya yang kini kusut. Kusibakkan rambutnya dan perlahan matanya menatapku. Langsung ku cium bibirnya dan membiarkan dia terbiasa, setelah terbiasa ku mulai menggenjot lubangnya dengan tempo pelan.

“ah..hmph…enak banget..sayang”

“Okta sayang kak Doni…hmph”

Desahan kami menggema ke seluruh ruang makan yang menyatu dengan ruang utama itu,dada Okta menggoyang naik turun sesuai dengan tempo genjotan yg semakin kuat.

“yang, ganti gaya yuk …”

Dia hanya mengangguk pelan, kusuruh di untuk berdiri dan menggangkat salah satu kakinya ke atas ku masukkan kembali adik kecil ku kedalam lubangnya dan kami berdua kembali bercumbu dengan liarnya.

PLOK….PLOK….PLOK

Suara tabrakan selangkangan kami yang semakin keras terdengar hanya menambah panas permainan kami malam ini.

“sempit banget ta…ahh.ahh”

“kontol kakak besar banget ahh…”

Mendengar dia mengatakan itu hanya membuat diriku makin bernafsu, kupercepat tempo genjotanku, seiring itu dia juga mempercepat dorongan pinggulnya. Setelah itu, dia meminta untuk aku menggendongnya dan ku gendong dia dengan adikku masih didalam dia. Bibirku tidak lepas dari dada nya sambil memaju mundurkan bongkong ku.

“ta…gue mau keluar…”

Gue merasa pasukan gue udah diujung tinggal terjun aja. Mengetahui itu okta langsung duduk melepas adik kecil gue dan membuka mulutnya untuk menerima pasukanku.

Crot….crot…crot

Cairan mengenai rambut dan masuk kedalam mulutnya dan ada yg menetes ke dadanya, dengan lahap dia menelan beberapa yang masuk kemulutnya. Aku yang masih bingung dengan badan lemas di sofa merasa akan segera tertidur.

Terakhir yang kuingat adalah dirinya yang memeluk diriku di sofa ini, yang jadi saksi bisu dimulainya petualangan kami.

ap,550x550,16x12,1,transparent,t.u3.png
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd