Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Udin,The Transporter

Status
Please reply by conversation.

Chapter 2. Mrs.Rita Again



"Ah..uh...ah...uh..,"desah Rita sambil merek melek merasakan konti Udin membelah mekinya.

Posisi WOT membuat Rita lebih bebas berkreasi. Kadang didorong vaginanya maju mundur. Kadang dinaik turunkan pinggulnya kadang kombinasi dari keduanya. Jelas,tenaganya lebih cepat terkuras. Keringat terus menetes dari tubuhnya. Tapi Rita yakin dengan 'keampuhan' sup kambing yang tadi malam disantapnya bersama Udin.

Diluar, dijalanan sudah ramai dengan orang yang hendak berangkat kerja atau memulai kegiatannya hari ini. Sementara didalam kamar, Udin masih berbaring menikmati kontinya dijepit dan dipompa oleh Rita. Jembutnya yang cukup lebat menggelitik selangkangan Rita. Desahan Rita semakin kencang dan intens.

Tangan Udin aktif meremas tete Rita yang mulus dan kenyal. Tabrakan selangkangan mereka berdua yang ditambah dengan saus bening dari meki Rita menambah sensasi sensual.

Udin sesekali mengerang nikmat ketika palkonnya mentok di rongga meki Rita. Kulit kontinya terasa ditarik dan ditekan. Seakan ingin terlepas dari konti tunggalnya. Kenikmatan yang berbeda dibandingkan meki tetangganya yang cewek panggilan.

Seolah tak kenal lelah,Rita terus menerus menggerakkan tubuhnya memompa konti Udin. Palkon Udin yang bak jamur berulang kali serasa ingin mengoyak bibir vaginanya. Seiring waktu sentuhan dan gesekan konti dan mekinya membuat Rita semakin liar. Gelitikan jembie Udin di permukaan vaginanya membuat Rita geli geli nikmat dan tak mampu lagi menahan serangan orgasmenya.

Sedetik vaginanya mengejang menjepit erat konti Udin kemudian berdenyut menyemburkan peju hangat yang membasahi konti Udin. Tak ayal tubuhnya pun ambruk dan menimpa tubuh Udin. Tete nya menghimpit wajah Udin membuat Udin kesenangan sekaligus sulit bernafas. Diemutnya puting Rita dan disedot2nya. Sementara pinggulnya masih berusaha menggenjot meki Rita. Posisi yang sulit. Ingin Udin membalikkan tubuh Rita. Tapi rasa segan membuatnya terpaksa mencoba menggenjot meki Rita dari bawah.

Rita yang perlahan nafasnya mulai teratur, paham. Dia bangkit dan menjatuhkan diri terlentang di ranjang. Udin menyusul bangkit dan dimasukkannya kembali kontinya ke meki Rita. Disaat palkonnya membelah meki Rita Udin memejamkan mata. Menikmati sentuhan meki dan konti yang seakan mengalirkan listrik ke kepalanya. Setelah masuk sempurna,kontinya kembali ditarik dan didorong. Berulang ulang. Udin ingin kali ini cepat selesai. Dia sudah lelah. Ini pertempuran ketiga dari kemarin. Lututnya sudah lemas. Udin ingin segera crot dan tidur.

Harapan Udin terkabul. Kontinya berdenyut denyut seakan ingin meledak. Buru buru dicabut kontinya dan diletakkan di perut Rita. Tanpa permisi kontinya langsung menembakkan mani ke segala arah. Yang jelas wajah dan payudara Rita menjadi sasaran.

Udin pun membaringkan tubuhnya ke ranjang. Dia terlentang disamping Rita. Rita berguling dan memeluk si Udin. Kepalanya disenderkan di dada Udin. Wajah keduanya tersenyum puas.

-----

Hari ketiga. Rita sudah mengepak bawaannya. 3 hari yang melelahkan. Udin membantunya membereskan bawaan Rita. Setelah selesai Rita kembali duduk berhadapan dengan Udin.

"Din...,"panggil Rita sambil memandangnya.
"Ya,Bu?"
"Plis,jangan panggil Ibu lagi. Aku merasa tua,tau!"
pura pura Rita marah dengan wajah cemberut.

"Iya,Bu eh Mbak,"jawab Udin gugup.

Sambil menyerahkan 1 amplop berisi uang Rita juga memberikan 1 buah smartphone kepada Udin.

Udin yang bingung bertanya,"ini apa,Bu eh Mbak?"

"Uang ini adalah uang untuk jasamu mengantar saya 3 hari ini. Dan hp ini saya beli khusus untukmu. Saya pikir kamu bisa menggunakannya untuk mempromosikan jasamu di medsos."

"Dan 1 lagi,saya mau mulai hari ini kalau saya ke jakarta harus kamu yang mengantar saya lagi. Dan saya yang akan menghubungimu di hp ini."

"Tapi,Mbak. Saya gak bisa menerima ini. Ini sudah terlalu banyak,"Udin menolak ketika meraba bungkusan amplop yang cukup tebal.

"Gak apa-apa. Itu buat kamu saja,Ok?"

"Tapi..."

"Nggak ada tapi-tapian. Cukup. Ayo kita berangkat!",ajak Rita sambil bangkit dan menunduk mencium bibir Udin.

------

Malamnya Udin menyambangi aku di 'padepokanku' yang sederhana. Ditangannya ada 3 lembar uang 100 ribu. "Apa nih,Bro?"tanyaku penasaran.

"Gue kembaliin tuh pinjeman kemaren. Plus bunganya!"jawab Udin pongah.

"Wah! Tengkiu banget,Bro."aku jelas bahagia. Ini yang kumaksud performance Udin sebagai Debitur. Beliau gak pelit ngasih bonus kalo ada rejeki. Lagian dia ngutang nggak pernah lama n banyak.
"Trus bungkusan di tangan lu apalagi tuh?"lanjutku.

"Lu udah makan belum? Nih tadi gue beli di jalan. Nasi goreng pete! Ente doyan kan?"

Tawaran yang pantang dilewatkan. Langsung gue samber tuh bungkusan dan gue embat. Sisa malam itu gue jalanin sendirian. Temen2 gue termasuk Udin pada kabur.

"Ngakunya titisan naga. Mana ada nafas naga bau pete!" teriak Ujang sebelum cabut diikuti Udin dan kawan-kawan.
 
mantebb,, anak muda dong next nya,,,

anak kampus baru pulang kuliah di luar negeri misalnya...
 
Chapter 3. Jemuran

Sebulan lebih sudah berlalu. Hari ini Rita akan kembali berkunjung. Rita sadar dia telah jatuh cinta kepada Udin. Sejak kepulangannya dia terus merasa gelisah. Yang dia rasakan kerinduan yang begitu dalam. Hatinya terus berbunga-bunga. Seolah dia terlahir kembali. Seolah dia adalah Rita yang belasan tahun lalu jatuh cinta kepada sosok yang tidur disampingnya. Sosok yang memunggunginya setiap malam. Sosok yang tidak lagi perduli padanya 1 tahun terakhir ini.

Di pesawat,Rita sudah membayangkan persetubuhan yang panas selama beberapa hari kedepan. Bahkan dia berencana untuk menyewa rumah di Jakarta ini. Toh,menginap di hotel juga bukan solusi jika dia akan sering datang mengunjungi Udin. Ya,Udin-nya yang tercinta.

Dan harapan tinggal harapan. Mobil Udin ngadat alias mogok. Dipinggir tol. Persetubuhan panas? Rita jelas sudah kepanasan duluan dijemur di pinggir tol. Belum 1/2 jam berangkat dari bandara, Kedua insan yang sedang dimabuk asmara,sorry, maksudnya dimabuk birahi tau-tau harus menghadapi tewasnya mobil antik si Udin. Udin dengan smartphone pemberian Rita berusaha menghubungi teman,kerabat,keluarga,sanak saudara,sahabat dan sampai musuhnya. 1 kalimat dipenghujung telepon,"Sorry Din,gue masih kerja. Lu kan tau ini hari apa? Hari gajian,Bro!"

Dan aku akhirnya yang harus pontang-panting kesana kemari nyari mobil pinjaman untuk jemput si Udin. Sialnya sesampainya disana malah disuruh nungguin mobil derek yang bakal buang mobil si Udin ke laut buat jadi rumpon.
Empunya mobil malah melenggang ngelanjutin perjalanan bareng the HotAunt.

"Din,ganti aja tuh mobil. Udah bentuk gak jelas lagi,asal dihidupin bikin jantung mo copot," protesku suatu ketika.

"Gak bisa,Bro. Ini mobil warisan dari bokap gue. Katanya dia pacarin nyokap gue pake mobil ini."
"Tau sendiri,dari jaman batu sampe jaman susah begini,namanya cewek tetep aja matre."

Aku garuk kepala. Kok nih anak malah jadi curhat?

Kembali ke Udin dan Rita. Akhirnya dengan pikap pinjaman dari Koh Ahong berhasil juga Udin mengantarkan Rita ke hotel. Walau setibanya di hotel 'harum semerbak' keringat memancar dari tubuh mereka berdua.

Saking kezelnya Rita,setiba di kamar langsung mencecar Udin.

"Udah Din,ganti aja tuh mobil. Ini yang pertama dan terakhir saya ngalamin dijemur di tol. Memangnya saya ikan asin apa?"keluh Rita dengan muka merah padam.

Udin hanya terdiam. Sekalipun dia ingin mengganti mobil tuanya tapi masalahnya duit dari mana dia bisa membeli yang baru?

Rita benar benar lelah. Dia membaringkan tubuh seksinya di ranjang. Membayangkan hidupnya dengan si Udin memang benar2 berbeda. Apa yang diinginkannya selalu tercapai. Udin? Tiba-tiba Rita dapat ide dan bangkit dari tidurnya.

"Din..."

"Ya,Mbak?"jawab Udin yang masih duduk dengan wajah tertunduk.

"Begini,Din. Saya akan membantu kamu. Kamu bisa mengganti mobilmu sekarang dengan yang lebih baik. Saya akan sediakan uangnya."

"Tapi,Mbak. Darimana saya bisa menggantinya?"

"Gampang. Kamu lebih aktif cari penyewa dong. Nanti kamu bisa membayar hutangmu dengan cara mencicil."


Rita akhirnya bisa tersenyum. Walau hanya tersenyum tipis. Bukan masalah bagi dia mengeluarkan uang. Toh yang jadi masalah adalah mobil si Udin dan dia sudah kadung jatuh cinta dengan laki laki di depannya.

Rita kemudian mendekati Udin. Ditariknya si Udin kekamar mandi. Rita sudah tak sabar. Mekinya sudah gatal. Gatal karena jembie yang mulai tumbuh lagi. Mekinya pengen digaruk oleh konti Udin yang perkasa.

Dikamar mandi,Rita membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Tubuhnya kini telanjang. Telanjang di hadapan laki laki muda. Laki-laki kedua setelah suaminya. Didekatinya si Udin yang masih salting. Kepolosan Udin membuat dia semakin mencintainya. Bahkan setelah berulangkali mereka bercinta,Udin masih tetap saja 'menghormatinya'.

Dibukanya pakaian Udin. Udin memang bukan orang berada. Tapi tubuhnya yang bersih walau dengan sedikit lemak di perut membuatnya kagum. Rita kurang begitu suka dengan tubuh sixpack ala cowok metropolis yang ngetren sekarang. Baginya tubuh seperti Udin inilah yang benar benar alami.

Kedua tubuh mereka yang telanjang kini sedang di bawah siraman shower. Rasanya begitu segar. Rita mengambil sabun dan menggosok tubuh Udin. Tangannya beranjak dari leher Udin ke seluruh tubuh Udin dengan gerakan slow motion. Lengan,dada,punggung disabuninya dengan penuh perasaan.

Ketika tiba di selangkangan Udin,Rita memperhatikan konti Udin yang mulai siaga dua. Digenggamnya konti Udin dan ditariknya kulitnya ke belakang. Udin mendesah. Ditarik dan dilepaskannya lagi. Jari tangan Rita usil menggelitik lubang pipis Udin. Udin menjawab dengan jambakan di rambut Rita yang basah.

Dengan tangan yang masih berbusa,Rita menggamit kedua kantong menyan Udin. Diremasnya dan dibelainya. Sesekali jarinya menggelitik permukaan kantong menyan Udin. Udin yang keenakan mundur selangkah. Disandarkan tubuhnya ke dinding kamar mandi.

Rita terus membelai dan mengocok konti Udin. Sesekali dikecup palkon Udin dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Lidahnya menyapu palkon Udin yang bak helem tentara jerman di PD II. Rita tak perduli dengan rambutnya yang terus-terusan dijambak Udin. Dia rindu menjilat dan mengemut konti.

Jari tangannya terus menggelitik menuju sunhole Udin. Di area saluran limbah padat-nya Udin,jari tangannya membelai melingkar berulang ulang. Terus ditarik segaris menuju buah zakar.

Kuluman Rita di penis Udin masih berlangsung ketika Udin meraih tubuh Rita dan membaringkannya di lantai kamar mandi.

Udin berbalik dan dia kini berada diatas Rita. Wajahnya menghadap ke meki Rita dan penisnya sendiri kembali dalam pelukan hangat mulut Rita.

Mulut Udin turun mengecup meki Rita. Gelambir tipis mencuat menampilkan belahan mekinya yang begitu indah. Permukaan lidahnya yang kasar mulai menjilati belahan meki Rita. Klentit Rita yang mulai menegang tak lupa diemutnya. Sesekali jari tangannya nakal menyentil klentit meki dihadapannya.

Cumbuan Udin dibantu dengan jari tangannya di meki Rita membuat Rita merem melek keenakan. Berulang kali Rita sampai lupa akan kewajibannya. Kulumannya di konti Udin berhenti sejenak. Dia begitu menghayati kenikmatan di mekinya. Udin tidak marah. Bukankah tugasnya sebagai laki-laki untuk menyenangkan wanita?

"Din..."panggil Rita dengan lemah. Lemah karena terangsang.
Udin menoleh.
"Sekarang ya Din..."pinta Rita.

Udin paham. Dia membalikkan tubuhnya. Diangkatnya kedua kaki mulus Rita dan ditumpangkan ke pahanya. Kakinya menekuk dengan lutut bertumpu pada lantai kamar mandi.

Digesek gesekkan palkonnya di permukaan meki Rita sebelum didorongnya masuk kedalam rongga vagina.

Blesss...
Perlahan konti Udin menyeruak memaksa masuk kedalam meki Rita. Rita sesaat menahan nafas menerima kehadiran konti Udin di mekinya.

Udin sendiri kegelian ketika jembie Rita yang baru tumbuh menusuk nusuk kulit selangkangannya. Wow,nikmat Bro!

"Nikmat pale lu peyang!" Aku mengumpat. Mobil derek yang sedianya menarik mobil antik si Udin baru berjalan beberapa ratus meter bannya meleduk. Trus sopirnya kelupaan bawa ban serep.. Alhasil aku terduduk lagi di pinggir tol menatap mobil antik si Udin yang tergantung dibelakang mobil derek. Nasib,nasib...

Udin mulai menarik pinggangnya. Kontinya ikut tertarik. Rasanya begitu luar biasa. Palkon Udin ikutan menarik bibir meki Rita. Membuat Rita mendesah dan mendesis.

Meki yang sempit semakin membuat Udin semangat mengocok2kan konti kedalamnya. Tidak perduli lagi tete Rita ikut berguncang akibat tabrakan selangkangan Udin dengan selangkangan Rita. Bunyi kecipak air ikut meramaikan suasana panas.

Gocekan Udin di meki Rita tak berhenti. Seolah sedang bertarung,keduanya mati-matian menahan serangan orgasme.

Tak ada yang mau mengalah. Udin kemudian membopong tubuh Rita. Dibalikkannya tubuh Rita kemudian ditumpukan pada wastafel kamar mandi. Disodokkan kembali kontinya ke meki Rita dari belakang. Sodokan yang tanpa aba aba membuat Rita menjerit kecil. Menjerit nikmat.
"Lanjuuuttt,Bro"batin Udin kesenangan.

"Argghhhh....,"mendadak Rita mengejang. Tubuh bergetar menikmati pejunya yang menyemprot penis Udin. Mekinya empot empotan meremas konti Udin yang terbenam didalam lubang surgawinya.

Udin mendiamkan kontinya disiksa meki Rita. Kontinya serasa diperas-peras hingga Udin merasa tidak tahan. Kontinya membalas meki Rika dengan denyutan sepanjang batang kontinya. Pejunya yang bagai susu kental manis cap nyonya mengalir dan meludahi rongga meki Rita.

Keduanya sekarang bagaikan ikan diangkat dari air. Hidung dan mulut keduanya berpacu berusaha menarik oksigen sebanyak banyaknya.

Rita berbalik dan dirangkulnya tubuh Udin. Dilumatnya bibir Udin yang sedikit tebal. Tetenya diremas remas Udin.

Keesokan harinya,aku dikejutkan dengan kehadiran mobil Innova hitam di halaman padepokanku. Si Udin turun dengan bangganya.

"Wah,ada yang mendadak kaya nih. Lu ngerampok dimana,Din?"tanyaku antusias.

"Gak,gue jual diri!",jawab Udin enteng sambil merebahkan dirinya kursi bambu.

Belakangan aku baru tahu, mobil itu dibelikan Rita dengan syarat harus dicicil pembayaran. Antara rasa iri dan kagum dengan keberuntungan si Udin. Mungkin sudah saatnya kami berdua bertukar posisi debitur dan kreditur.

Quote Sesat-
Wanita. Sentuh emosinya. Raba vaginanya. Maka dunia akan menjadi milikmu.
Pria. Sentuh perutnya. Jepit penisnya. Maka dunia akan menjadi milikmu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd