Chapter 10. Lost And Found
"Maafkan Aku.... Maafkan Aku,"Indra terisak.
Dihadapannya duduk Rita yang terpaku menatap laki-laki didepannya. Laki-laki yang dulu pernah memberi warna di kehidupannya.
Benci? Ya,dia begitu membencinya atas pengkhianatannya.
Rindu? Ya,dia merindukan Indra. Indra-nya yang bertahun-tahun membawanya dalam cinta yang begitu indahnya.
Dan,kini? Rita hanya bisa menatap Indra dengan penuh pertanyaan. Bagaimana Indra bisa berubah sedemikian rupa?
Selama 4 hari,Indra mengikuti istrinya sampai ke Jakarta. Selama 4 hari Indra hanya bisa memandang Rita yang diantar Udin kemana-mana. Dan puncaknya, matanya melihat bagaimana Rita menggandeng Udin keluar dari bangunan yang dijadikan spa mesum.
Ya,spa mesum yang sama tempat dia melampiaskan nafsu bersama sekretaris yang dipecatnya tadi pagi. Sekretaris yang membuat dirinya lupa segala2nya. Bagaimana selama ini dia terhanyut dan terjebak dalam godaannya.
Tak perlu klarifikasi, konferensi pers atau gelar perkara untuk mengetahui apa yang dilakukan Rita dan Udin didalam sana. Indra paham apa yang terjadi.
Dan Rita terjebak situasi yang sama. Terjebak karena kesalahannya.
Kesalahan dirinya tidak mensyukuri anugerah-Nya. Dia tidak perlu masuk dalam barisan 100 orang terkaya di negara ini. Tapi kalau ada daftar orang paling beruntung di Indonesia dia yakin dia pasti masuk ke 10 besar.
Rita yang memberikannya putra dan putri. Rita yang mendampinginya selama ini. Memberikan semua waktunya hanya untuk dirinya dan anak2 mereka.
Indra jatuh berlutut. Dia tidak berani memandang istrinya.
"Ma,maafkan papa....papa mohon..."
Rita menolehkan kepalanya. Matanya memandang ke jendela. Menatap titik titik hujan yang perlahan jatuh. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Sikap Indra mendadak berubah. Ya,bagaikan langit sore hari ini yang tiba-tiba berubah.
Apakah dia akan memaafkan Indra?
----
"Eh,Bro... Lu tau nggak?"Ujang bertanya kepadaku. Kami berdua sedang duduk di gazebo darurat di padepokanku. Gazebo tempat biasa kami semua berkumpul.
"Tau,"jawabku singkat.
"Lu tau apa yang mo gue bicarain?"
"Kampret!"maki Ujang sambil melemparkan bantal kecil yang sudah tercemar ilerku selama ini. Sekedar menginformasikan itulah satu2nya bantal yang setia menemani tidur siangku didalam gazebo ini. Dan satu2nya bantal yang dihindari oleh semua sahabatku kalau sedang berkunjung kemari.
"Gue nggak nyangka,Bro. Si Udin yang gak ada cakep2nya bisa falling in love sama si Nurul"
"Hah!!! Lu kok bisa tau?"
"Kan barusan lu ngasih tau gue"
"Buduk sialan!"maki Ujang sekali lagi sembari melemparkan tubuhnya kearahku.Dipeluknya tubuhku. Wajah kami berdua begitu dekat. Nafas kami memburu. Mulutku terkunci. Aku tidak bisa berkata-kata. Ujang menjambak rambutku. Tubuhnya menindihku.
PRANNNGGG....
Dua gelas kopi panas jatuh dari pegangan emak. Mata emak nanar menatap kami berdua.
Emak berbalik dan menangis tersedu-sedu....
Aku dan Ujang saling berpandangan. Heran.
"Loh,ngapaen tuh emak lu?"tanya Ujang mengakhiri pertandingan gulat bebasnya denganku.
-----
Bibir Indra mengecup bibir Rita dengan lembut. Lidahnya menyeruak menembus ke dalam mulut Rita. Mencari pasangannya. Saling berpilin. Bertautan.
Lidahnya kemudian menyapu pipi Rita. Sapuannya turun ke leher. Kecupan mesra kembali jatuh ke leher Rita. Begitu lembut membuat Rita mendesah. 'Rasa' yang telah lama dirindukannya.
Kedua tangan Indra bertumpu di tempat tidur. Sama sekali tidak ingin menyentuh sejengkal pun tubuh Rita. Kepiawaian Indra dalam menggunakan bibir dan lidahnya memang membuat Rita mabuk. Mabuk selama bertahun-tahun hingga Indra terjerumus kedalam lembah basah dan bersemak milik sekretarisnya.
Dan Rita tersadar. Dia tidak pernah mencintai Udin. Dia hanya melampiaskan kekecewaan hatinya kepada Udin.
Kecupan Indra di puting susunya membuat bulu kuduk Rita berdiri. Rasanya menjalar sampai ke ujung jari tangan dan kakinya. Jarinya yang tergeletak bebas di ranjang sesekali bergetar ketika Indra mengigit ringan putingnya. Tangannya ingin segera meremas payudaranya sendiri. Tapi Rita tersadar. Kenikmatan inilah yang dicarinya. Indra memilikinya kembali. Rita tak ingin merusak dan mengakhiri suasana ini.
Dari leher Rita Indra menarik lidahnya menyapu turun hingga ke perut Rita. Bibirnya sejenak mengecup pusar Rita. Kumis tipisnya begitu menggelitik perut Rita. Rasanya begitu geli. Geli-geli nikmat. Rita tersenyum memandangi suaminya. Senyuman dengan kadar cinta 80% dan kadar mesum sebesar 20%.
Indra bersyukur. Dia sempat menyelamatkan biduk rumah tangganya sebelum terlanjur karam. Ya,berkat si Udin,penjaga mercu suar. Akhirnya dia bisa mengarahkan layar ke arah yang benar.
Indra naik lagi keatas. Lidahnya kini menyusuri bagian samping payudara Rita. Berputar mengelilingi payudaranya. Berlanjut menyapu ke ketiak Rita. Rita menggeliat menahan rasa geli yang teramat sangat.
Rita membalikkan tubuhnya. Lidah Indra menggaruk punggung Rita hingga ke pinggulnya. Rita tersentak kala bibir Indra mengecup punggungnya. Indra sudah hapal titik titik sensual disekujur tubuh Rita.
Lidah Indra terus menulusuri punggung Rita,hingga lidahnya tiba di pinggul Rita yang sensual. Dikecupnya dan dicupanginya pinggul mulus berkulit putih itu.
"Auwwww...."Rita menjerit nikmat kala pantatnya distempel oleh bibir Indra. Indra tersenyum. Rita membalikkan tubuhnya. Dia memandang Indra
Indra begitu mengerti dirinya. Indra yang tidak egois. Indra yang selalu melayaninya kala bercinta. Indra yang selalu menolak kala dia ingin mengoral tongkat sihirnya.
"Please,Hon...Please,"Rita meratap memandangi Indra. Indra tersenyum nakal. "Not so soon,darling"batinnya.
Indra kembali meneruskan lidah dan bibirnya menjelajahi paha dan selangkangan Rita. Membuat Rita menggelinjang menahan rasa nikmat yang mendera. Berulangkali tubuh Rita bergetar. Indra tau cara membuatnya gelisah. Yup,gelisah alias geli geli basah. Rasa geli dan basah di selangkangannya. Dia sudah tidak tahan lagi dicumbu Indra. Namun Indra masih belum puas menggodanya.
Mendadak Indra menghentikan cumbuannya. Dia hanya menatap Rita yang sudah terbaring tak berdaya. Rita memandang suaminya dengan heran.
Indra meng-gantungnya. Rita bagai pemadat yang kehilangan ampul terakhir.
Indra mengecup jempol kakinya. Lidahnya menjilat telapak kakinya. Rita kegelian. Sontak dia menarik kakinya.
Lidah Indra kini mengejar betis Rita. Ciuman dan Sapuan lidahnya terus menerus jatuh bergantian ke betis Rita yang selalu terawat.
Vaginanya semakin basah. Semakin ingin vaginanya disodok oleh penis suaminya. Semakin besar keinginannya semakin liar Indra mencumbunya. Birahinya sudah mencapai ubun-ubun. Dia tak mampu lagi.
Rita langsung bangkit. Ditubruk tubuh suaminya hingga terlentang dia ranjang. Dia tidak perduli lagi dia 'kalah'. Rita naik keatas perut Indra. Tangannya meraba dada dan perut Indra. Digenggamnya penis Indra dan diarahkan ke vaginanya.
Sejenak Rita menghela nafas merasakan penis suaminya memenuhi rongga vaginanya. Perlahan dia menggerakkan tubuhnya naik turun memompa penis kesayangannya. Sentuhan antara penis dan vaginanya begitu memabukkan. Rasa nikmat menjalar dari selangkangan ke seluruh tubuhnya. Rita menjambak rambutnya sendiri. Matanya terpejam seiring gerakan tubuhnya.
Indra hanya tersenyum menikmati momen-momen 'diperkosa' istrinya. Dia memandangi payudara istrinya yang berguncang. Begitu indah.
Tanpa sadar kedua tangannya bergerak menuju payudara Rita. Diremasnya kedua payudara dengan penuh rasa gemas. Indra kemudian menarik tubuh Rita ke pelukannya. Mulutnya menerkam puting Rita dan mengulumnya. Rita yang sudah lupa daratan dan lautan semakin liar memompa penis Indra.
"Ahhhhhh.....,"mendadak Rita mendesah panjang. Rita ambruk menimpa Indra. Vaginanya berkedut menyemprotnya pejunya menyirami penis Indra.
Tak ingin kehilangan momentum,Indra bangkit dan menjatuhkan tubuh istrinya ke ranjang. Diangkat kedua kaki Rita hingga membuka dan menampilkan vagina dengan cukuran jembut berbentuk logo Alan Walker hasil kreasinya. Disodokkannya dengan kuat penisnya kedalam rongga vagina Rita.
Kesetanan Indra terus memacu penisnya keluar masuk lobang vagina Rita. Dia terlambat. Rita keburu 'nyampe' duluan.
Beberapa menit kemudian,Indra merasakan penisnya semakin membengkak. Semua cairan pejunya seakan berkumpul di batang penisnya siap untuk ditembakkan.
Dan sebagai balas budi atas kebaikan vagina Rita,penis Indra berdenyut dan beberapa kali menyemprotkan peju hangat yang sempat absen mengisi rongga rahim Rita. Indra tersenyum dengan mata terpejam. Senikmat-nikmatnya jajan diluaran,masih lebih nikmat makan masakan dirumah.
Indra ambruk. Jatuh ke samping Rita. Nafasnya memburu. Rita tersenyum bahagia. Dikecupnya kening Indra. Indranya yang sempat hilang,kini kembali ke pelukannya.
Quote Sesat
Mensana in corpore sange
Didalam jiwa yang sehat terdapat nafsu yang gede