--------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 60 – Forbidden Affair..!! [Part 4]
Semakin sering dia merasa kecewa..
Karena ketidakmampuan suaminya memberikan kepuasan padanya..
maka semakin membuatnya rindu padaku.
Dan terkadang terpikir olehnya untuk rela menghadapi segala macam risiko..
untuk sekedar bisa meraih kenikmatan dariku.
Ya.. di balik jilbab lebarnya.. di balik prilaku sholehnya dan di balik tutur sapanya yang lembut..
anggun dan sopan.. ternyata tersimpan gairah liar yang meronta-ronta..
Yang tak dapat dipenuhi dari suaminya.. dan ini merupakan siksaan yang berat baginya.
Ini membuatnya murung dalam kesehariannya.
Kecewaan yang berulang-ulang yang dialaminya..
membuat gairahnya secara perlahan-lahan berkurang.. danhilang jika bersetubuh dengan suaminya.
Akhirnya.. Fatma harus bersandiwara seolah-olah dia merasa puas dan nikmat..
ketika bersetubuh dengan suaminya karena dia tidak ingin melihat suaminya kecewa.
Tetapi di dalam kesendiriannya, ketika suaminya tidak ada di rumah atau sudah tidur..
gairahnya perlahan-lahan merayap naik dan menggodanya untuk membayangkan bersetubuh denganku..
sambil jemarinya mengusap vagina dan meremas-remas buah dadanya sendiri.
Hal itu semakin membuatnya rindu untuk meraih kenikmatan denganku.
Semakin lama.. kerinduan itu semakin tak tertahankan..
hingga semakin tak mampu mengendalikan gairahnya untuk bercinta denganku.
Pada suatu sore.. ketika aku baru pulang ke rumah kontrakanku dan selesai mandi..
aku mendengar pintu depanku ada yang mengetuk..
Seketika aku terbelalak kaget.. dan betapa gembiranya ketika kubuka pintu..
ternyata Fatma yang anggun dan cantik telah berdiri di hadapanku.
Aku hanya melongo.. sehingga lupa apa yang kulakukan.
Segera aku sadar.. ”Ohh.. Fatma.. silakan masuk..!” kataku terbata-bata.
Fatma segera masuk ke dalam rumah, aku menutup pintu.
“Silakan duduk Fatma..!” Kataku sambil mempersilakannya duduk.
Fatma duduk di kursi panjang yang berada di sudut ruangan dengan gelisah..
Aku pun duduk di kursi panjang tersebut dengan jarak yang agak jauh.
“Aku.. kangen banget ke bapak..” katanya tiba-tiba.. membuatku kaget sekaligus bahagia.
Lalu dia menghampiri tubuhku dan tanpa kuduga.. Fatma langsung mencium bibirku..
dengan gairah yang menyala-nyala.
Napasnya begitu terengah-engah didorong oleh nafsu birahi yang menyala-nyala tidak dapat dia kendalikan.
Tentu saja aku segera menyambut ciuman membara itu dengan tak kalah bernafsunya.
Selama beberapa menit napas kami saling memacu..
didorong oleh gairah yang demikian cepat menguasai kami berdua.
Sambil menciumi bibirnya.. tanganku mulai meremas-remas buahdadanya yang montok..
meski baru dari luar baju longgar yang dikenakannya.
Namun nampaknya Fatma ingin mengeluarkan semua gairahnya yang selama ini terpendam.
Bibirnya menciumi dan menjilati pipi dan leherku.. sementara tangannya dengan lincah..
membuka gesperku dan ritsleting celana panjang yang kukenakan..
lalu tanganya langsung mencari-cari batang penisku yang tegang.
Begitu tangannya meraih batang penisku yang semakin tegang.. tangannya langsung meremas..
dan mengocok batang penisku dengan gemas dan penus nafsu..
Sementara bibirnya masih terus menjilati dan mengisap leherku.
“Uhhh..!!” Kenikmatan ini betul-betul luar biasa dan tak terduga.. membuatku melayang nikmat.
Tiba-tiba tubuhnya melorot ke bawah kursi.. hingga kepalanya tepat berhadapan dengan batang penisku..
yang kini telah mengacung tegak dan keras.. Kemudian.. Ctlropp..!!
Dengan gairah yang menyala-nyala..
mulutnya mencaplok batang penisku dan mengoral penisku dengan lincahnya.
“Ouh.. ouhhh.. ouhh..!!” Tak pelak aku mengerang nikmat dengan napas terengah-engah..
Sedangkan Fatma pun tanpa mengenal lelah terus mengoralku.
Nampaknya dia begitu sangat menikmati..
karena bisa membuatku mengeliat-geliat menahan nikmat di atas kursi.
Semakin dia melihat diriku menggeliat-geliat menahan nikmat atas apa yang dilakukannya..
rangsangan yang dirasakan Fatma pun semakin tinggi dan gairahnya pun semakin bergelora.
Akhirnya Fatma pun tak tahan lagi menahan gairahnya.. karena merasa vaginanya semakin basah..
berdenyut dan gatal, ingin segera diobok-obok oleh batang penisku yang tegang dan bengkak.
Dia lantas berdiri dan mau membuka celana dalamnya.
Namun kutahan sambil berbisik.. “Kita ke kamar..!”
Dia menatapku dengan gairah yang menyala-nyala.. lalu kutuntun dia ke arah kamarku.
Ketika di dalam kamar, aku mencoba membuka baju longgar yang ia kenakan..
namun dengan tergesa-gesa dia membuka baju longgar yang ia kenakan..
seolah-olah tidak memerlukan bantuanku.
Aku pun membuka membuka seluruh pakaianku.. sehingga kami sama-sama telanjang bulat.
Aku langsung memeluknya dengan penuh nafsu..
menciumi bibirnya dengan gemas, merayap ke lehernya yang jenjang.
Fatma pun membalas cumbuanku dengan tak kalah bergairahnya..
sehingga kami kami bercumbu sambil berdiri dengan napas terengah-engah..
akibat dipacu oleh nafsu yang semakin menggebu.
Beberapa saat kemudian, tubuh Fatma kudorong agar naik ke tempat tidur..
dia naik ke tempat tidur dan aku menyusulnya dengan merangkak.
Kuarahkan kepalaku ke arah selangkangannya untuk menikmati vaginanya dengan lidahku.
Fatma menggeser punggungnya agar kepalanya mendekati batang penisku yang tergantung tegang..
hingga akhirnya kami membentuk posisi 69.
Fatma langsung mengemut batang penisku dengan penuh gairah dari bawah..
sementara aku tidak menyia-nyiakan waktu..
langsung menjilati belahan vaginanya yang begitu merangsang.
“Auw.. ugh.. agh..!!” Erang Fatma ketika lidahku menjilati lipatan vaginanya..
dia membalas mengisap dan mengocok batang penisku dengan gairah yang tak kalah panasnya.
Rasa nikmat yang menjalar dari batang penisku membuat gerakan lidahku terhenti..
menahan rasa nikmat yang kurasakan, kemudian kujilati dan kuputar-putar klitorisnya dengan lidahku.
“Auh.. auw.. auw..!!” Fatma tersentak dan menjerit nikmat..
sehingga kulumannya terhadap penisku terlepas.
Selama beberapa menit kami saling mencumbu kemaluan lawan kami masing-masing..
memberi dan menerima nikmat yang luar biasa datang silih berganti.
Fatma menghentakkan tubuhnya hingga kami berguling.. dan dia mengambil posisi di atas..
lalu mempermainkan penisku dari atas.. sementara aku mempermainkan vaginanya dari bawah.
Berkali-kali kami berguling berubah posisi, hingga pada suatu posisi di mana Fatma di atas..
dia sudah melonjak-lonjak dan menekan-nekan selangkangannya dengan keras ke arah wajahku..
pada saat aku mempermainkan klitorisnya dengan lidahku.
Sementara itu kakinya sudah mulai kejang-kejang..
dengan napas yang semakin terengah-engah dan terputus-putus.
Hingga akhirnya.. “Akkkkkkhhhsss..!!” Mulutnya menjerit melepas nikmat.
Nyutt.. nyutt.. lidahku merasakan dinding vaginanya berkonstraksi sangat keras dan cepat..
serta terasa semakin banjir membasahi bibir dan hidungku.
Kemudian dia berguling lemas dan telentang..
dengan napas yang tersengal-sengal seperti kehabisan napas.
Aku segera bangkit dan merangkak..
Memposisikan kakiku berada di sela-sela kedua tungkainya yang terkangkang lemas..
sementara sikuku kuletakkan di bawah pantatnya..
sedang kedua tanganku melingkari pangkal pahanya yang masih lemah.
Jari-jari kedua tangankuku menyentuh vaginanya dari dua sisi..
dan posisi wajahku tepat berada di depan vaginanya yang semakin tampak indah dan merangsang.
Nafsuku masih mendorong untuk terus mencumbu vaginanya.
Jari-jariku berusaha membuka lipatan bibir vaginanya..
sehingga lorong nikmat vaginanya terlihat merah muda dan basah berlendir..
Slrupp.. slrupp. kujilati lagi sepanjang lorong nikmat tersebut.
Fatma hanya mengeluh lemah “Uhh.. euuhh..”
Aku menjilati lorong itu dari liang vaginanya hingga menuju klitoris..
dan terus kulakukan dengan nafsu yang tak pernah berhenti.
Mendapat rangsangan yang terus menerus dariku.. gairahnya bangkit kembali dan mulai berreaksi.
“Auw.. auh.. auhh..” mulutnya mulai melenguh nikmat.. pantatnya mulai bergoyang merespon jilatanku..
Dan pada saat ujung lidahku menusuk-nusuk dan mengorek-ngorek liang vaginanya..
yang semakin basah dengan aroma yang menggairahkan dengan rasa yang asin dan gurih.
Fatma kembali mengaduh nikmat tak terkendali.. “Auw.. auw.. auw..!!”
Pantatnya kembali melonjak-lonjak dan akhirnya dia menjambak rambutku..
Cepat ia menariknya sambil berkata..
“Masukin.. Pak.. ouhh.. masukin.. saya.. tak tahan.. ouh.. saya tak tahan.. ouh..!”
Gerakannya semakin menggila. Kulit kepalaku perih karena rambutku ditarik olehnya..
aku pun menghentikan kegiatanku menjilati vaginanya yang semakin basah menggairahkan.
Kuposisikan kedua lututku di bawah kedua pahanya yang terangkat.
Kepala penisku kuarahkan tepat di mulut liang vaginanya..
Slepp.. slepp.. beberapakali kugesek-gesekkan kepala penisku sepanjang lipatannya.
Kurasakan pantat Fatma bergoyang dan menggeliat.. seolah menyongsong kepala penisku..
untuk segera memasukinya, namun aku terus mempermainkan penisku seperti itu.
Fatma semakin menggelinjang dan rupanya nafsunya sudah tak tertahankan..
sehingga dengan merengek dia berkata sambil terengah-engah..
“Ayo.. Pak.. masukin.. masukin.. ouh.. masukin..!!”
Sebenarnya, nafsuku pun sudah diubun-ubun.. kuletakkan kepala penisku tepat di mulut liang vaginanya..
Kemudian.. slebb.. secara perlahan kudorong pantatku..
Blessshhh..! Rasa nikmat seketika menjalar di sekujur pembuluh darahku.
“Auw.. ouhhhh..” Fatma pun mengaduh nikmat.
Perlahan namun pasti aku mulai menggoyang pantatku..
agar batang penisku mengobok-obok dan mengaduk-aduk liang nikmat Fatma.
Fatma pun membalas dengan goyangan pinggulnya yang begitu sensasional..
sambil mengaduh-ngaduh nikmat.. “Ogh.. ahh.. auw.. augh..!“
Gerakan pantatku yang teratur dengan ritme yang tetap..
membuat Fatma semakin melayang dilambungkan oleh rasa nikmat yang terus menderanya.
Sepertinya Fatma ingin segera meraih puncak. Dia menghentakkan tubuhnya..
hingga kami bergulingan dan dia berada di atas tubuhku..
Kedua tangannya dia selipkan ke bawah ketiakku..
sehingga jari-jari tangannya dapat mencengkram pundakku dari bawah..
sedangkan dada montoknya menghimpit erat dadaku.
Lalu dia mulai menggerak-gerakan pantatnya, ke atas-ke bawah..
hingga batang penisku menggaruk-garuk dinding vaginanya yang semakin gatal dan berdenyut..
serta meremas-remas batang penisku di dalam liang nikmatnya sana.
Sambil terengah-engah memompa pantatnya..
bibir Fatma menciumi bibirku dengan penuh nafsu..
Lidahnya terjulur memasuki rongga mulutku sambil mengerang nikmat..
“Oouh.. mmmmhhh ouhhh..“
Dia ubah gerakan pantatnya dengan memutar-mutar.. sehingga.. Ughhh..!!
Batang penisku seperti dipelintir oleh gilingan yang sangat nikmat.
Seketika aku pun melenguh dan mendengus-dengus. “Ouh.. ouh..!!”
Keluhan dan erangan nikmat, keluar dari mulut kami sahut menyahut..
Seolah membentuk suatu orkestra yang menggairahkan..
diiringi oleh derit tempat tidur yang terguncang-guncang hebat.
Semakin lama goyangan pantat Fatma semakin cepat dan patah-patah serta kaku..
kedua kakinya mulai kejang-kejang dan akhirnya.. ”Aaaakkkkkkhhhss..!!”
Tubuhnya benar-benar terdiam kaku.. melenting..
Ahhh.. terasa olehku batang penisku seperti diremas-remas dengan sangat kuat dan cepat..
oleh benda basah yang sangat nikmat..
Kemudian tubuhnya melemas. “Ouhhhhhhh..” Kepalanya terkulai di samping kepalaku.
Namun batang penisku masih tertancap kokoh di dalam liang vaginanya.
Ya.. Fatma baru saja memperoleh orgasme yang nikmat luar biasa..
suatu puncak orgasme yang selalu dia dambakan selama ini dan tak pernah dia peroleh dari suaminya.
Akhirnya saat ini dia dapatkan, sungguh Fatma merasakan puas yang tak terhingga..
dia pun terhempas dengan penuh kepuasan yang tak bisa dilukiskan.
Dengan napas yang terengah-engah dan mata terpejam.. Fatma terkulai lemah di atas tubuhku..
sambil merasakan desiran-desiran nikmat yang masih menghampirinya.
Dengan gairah yang menggebu-gebu.. bibirku menjilati dan menciumi leher jenjangnya..
yang kini basah oleh keringat yang berada tepat di depan mulutku.
Tanganku meremas-remas pantat montoknya sembari pantatku kudorongkan ke atas-ke bawah..
agar batang penisku kembali mengocok-ngocok dinding vaginanya..
yang sangat basah namun tetap sempit dan berdenyut.
Kenikmatan kembali menjalar di sekujur tubuhku.
Aku terus menggerakkan pantatku.. walau pun tidak mendapat respon dari Fatma..
karena dia benar-benar merasa lelah karena telah memperoleh orgasme yang luar biasa melelahkan.
Namun walau pun Fatma tidak membalas gerakanku..
tetap saja aku mendapatkan kenikmatan dari liang vaginanya yang sempit dan meremas-remas.
Lambat laun gairah nafsunya kembali datang.. Fatma mulai membalas gerakanku..
dengan menggoyang-goyang pantatnya.. mengakibatkan kenikmatan yang kuterima semakin bertambah..
Rasa nikmat pun kembali menghampiri dirinya..
sehingga kembali dia memperdengarkan lenguhan nikmatnya yang khas dan merangsang.
“Auw.. auw.. auw.. ouhhhhh..!!” Seirama dengan gerakan pantatnya yang bergoyang erotis.
Namun goyangan erotis itu hanya dalam beberapa menit kemudian..
telah berubah menjadi gerakan pinggul yang kejang-kejang tak terkendali.
Rupanya badai orgasme kembali datang menghantamnya.. napasnya mulai terasa sesak dan akhirnya..
“Aaaaakkkhhss..!!” Tubuhnya kembali melenting kaku..
Kontraksi dari dinding vaginanya kembali kurasakan menjepit-jepit..
dan meremas-meremas batang penisku..
membuat mataku terbeliak-beliak menahan nikmat yang luar biasa.
Beberapa detik kemudian tubuhnya terhempas lemas dan terkulai di atas tubuhku.
Fatma kembali memperoleh puncak kenikmatan orgasme yang sensasional untuk ketigakalinya.
Sementara Fatma terkulai lemah sambil merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya..
pantatku masih terus mengaduk-ngaduk vaginanya dari bawah.
Hanya satu menit berselang, gairah Fatma telah pulih kembali dan dia pun membalas goyanganku.
Goyangannya begitu cepat dan menghentak-hentak..
hingga hanya dalam beberapa menit berselang kembali Fatma mencapai orgasme.
Wanita memang ditakdirkan mampu mengalami orgasme berulang-ulang..
dan biasanya rentang waktu antara orgasme pertama dengan kedua..
Ketiga dan selanjutnya dapat berlangsung hanya dalam waktu beberapa menit.
Tidak seperti waktu perolehan orgasme pertama yang bisa memakan waktu antara 10 hingga 15 menit.
Demikian juga dengan Fatma, Dia mampu mendapatkan orgasme berulang-ulang dengan posisi seperti itu..
dan hal itu berlangsung entah beberapakali, aku pun tak terlalu memperhatikan.
Yang jelas nampaknya Fatma seperti ingin menumpahkan segala kerinduannya akan kepuasan orgasme..
yang tidak pernah dia peroleh dari suaminya.
Pada saat tu, Fatma bermain dengan gairah yang terus berkobar-kobar tanpa mengenal lelah.
Apabila dia merasa tubuhnya sangat lelah, tubuhku digulingkannya hingga aku berada di atasnya.
Giliranku memompanya lebih aktif..
Dan dia membalasnya dari bawah sampai dia memperoleh orgasme..
Sambil melentingkan tubuhnya dengan kaku dan berteriak melepas nikmat..
lalu terkulai lemah selama beberapa saat.
namun hanya sesaat dia terkulai.. karena tak lama kemudian dia pun aktif kembali..
bergoyang tanpa mengenal lelah untuk menjemput puncak orgasme selanjutnya.
Aku menggulingkan tubuhku hingga dia kembali berada di atas..
hingga kembali dia yang mengatur ritme goyangan. Demikian seterusnya.
Tubuh kami saling bergulingan untuk meraih kenikmatan yang lebih dan lebih bagaikan tak bertepi.
Tubuh kami sudah sedemikian basah oleh keringat yang mengucur deras dari setiap lubang pori-pori.
Bantal dan seprei demikian porak poranda menahan pergulatan aku dan Fatma..
yang terus melenguh dan mengerang nikmat.
Pada saat aku berada di atas tubuhnya yang entah ke berapakali..
aku merasakan gelombang orgasme akan menghantamku..
Hal ini ditandai dengan gerakan pantatku yang sudah tak terkendali dan kejang.
Dan Fatma pun merasakan itu..
Dia pun berusaha meraih kembali orgasmenya yang terakhir agar bersamaan denganku.
“Aaakkkkkksssss..” secara berbarengan kami meraih orgasme.. Cret.. cret.. Cret..!!
Sperma kental terpancar dari penisku membasahi seluruh rongga liang vagina Fatma.
Tubuh kami sama-sama terhempas sangat lemah dan lunglai.. k
eringat membasahi seluruh permukaan tubuh kami dengan persendian yang serasa seperti dilolosi.
Aku berusaha menggulingkan tubuhku agar tidak menindihnya dan tidur berdampingan.
Kami pun terbaring kelelahan selama beberapa menit.
-----oOo-----
Setengah jam kemudian.. dengan badan yang sangat lemas.. Fatma bangkit dari tidurnya..
ia berjalan sempoyongan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku..
kemudian mandi dengan menggunakan shower.
Gemericik air di kamar mandi membangunkanku dan aku pun menyusulnya ke kamar mandi.
Kulihat Fatma sedang membasahi tubuhnya dengan shower.
Uuhhhhh.. sungguh mulus dan menggairahkan tubuh ini.. beruntung sekali aku bisa menikmatinya.
Aku menghampirinya.
Dia tersentak kaget.. ”Ehhh.. bapak..!!” Katanya..
“Bareng.. ah..!” Kataku.
Aku pun masuk tanpa menunggu jawaban darinya, kemudian tubuhku pun diguyur shower..
terasa sangat menyegarkan begitu tubuh yang lunglai ini diguyur air dingin dari shower..
sehingga perlahan-lahan tenagaku pulih kembali dan terasa segar.
Fatma mengambil sponge sabun kemudian menyabuni tubuhnya yang mulus..
dengan gerakan gemulai yang menggairahkan.
Tubuh kami yang berhimpitan di bawah shower membuat gairahku bangkit dengan cepat..
”Aku sabuni ya..?” Kataku sambil meraih sponge dari tangannya.. dia tidak protes.
Lalu kusabuni tubuh mulusnya.
Darahku kembali berdesir ketika menyabuni tubuhnya dan perlahan-lahan penisku berdiri tegak.
Perubahan pada batang penisku rupanya diperhatikan oleh Fatma.
“Ihhhh.. ini barang memang hebat..!! Ngga ada capenya..!”
Katanya sambil tersenyum manja dan penuh gairah.
Kemudian tangannya meraih batang penisku dan mengocoknya.
Sementara Fatma mengocok batang penisku.. tanganku pun sudah tidak lagi menyabuni tubuh mulusnya.
namun lebih banyak meremas buah dadanya yang montok.
Acara mandi bersama telah berubah manjadi percumbuan di kamar mandi..
Semakin lama percumbuan itu semakin panas membara dan napas kami sudah memburu..
dipacu oleh nafsu yang menggebu-gebu.
Batang penisku semakin keras dan tegang. Kudorong tubuhnya agar menyandar ke dinding kamar mandi.
Kutekuk kakiku dan dia membuka kakinya, kuarahkan batang penisku yang sudah mengacung kaku.
Fatma meraih batang penisku dan mengarahkan agar kepala penisku tepat berada di liang vaginanya..
dan setelah kurasa pas.. slebbb.. aku mulai mendorong pantatku.
Blesepph..!! Batang penisku mulai meyeruak memasuki liang vaginanya yang serasa seret..
karena terkena air dingin.. namun memberikan sensasi nikmat yang beda.
Aku pun mulai mengayunkan pantatku untuk mengocok-ngocok batang penisku di dalam liang vaginanya.
“Auw.. auw.. Auw..” erangan nikmat yang khas mulai diperdengarkan oleh Fatma.
Bercinta di bawah pancuran shower, menimbulkan sensasi nikmat tersendiri..
dan kami betul-betul menikmati persetubuhan itu..
Hingga akhirnya tubuh Fatma melenting kaku dengan kaki terjinjit dan menjerit nikmat.
“Aaaakkkkkhhhh..!!” Rupanya Fatma sudah meraih puncak orgasme di kamar mandi ini.
Kupeluk tubuhnya agar tidak jatuh..
dengan mempertahankan agar batang penisku tidak lepas dari liang vaginanya.
Kuciumi bibir dan lehernya dengan penuh nafsu.
Tapi.. Fatma mendorong tubuhku agar aku duduk di closet duduk.
Aku pun duduk dengan batang penis yang masih mengacung tegak.
Lalu Fatma mengangkangiku..
sehingga kedua pahanya berada dipinggir kiri dan kanan pinggulku.
Secara perlahan dia menurunkan pantatnya dan Blesssshhhh..!!
Batang penisku kembali menyeruak liang vaginanya..
menyusuri dinding liang yang tak henti-hentinya memberikan rasa nikmat yang luar biasa.
Fatma menekan pantatnya hingga seluruh batang penisku amblas tertelas oleh liang vaginanya.
Dia menekan terus hingga batang penisku masuk sedalam-dalamnya.
Dan mendiamkannya sesaat.
Kemudian secara perlahan, Fatma mengerakkan pantatnya ke atas-ke bawah..
hingga batang penisku mengocok-ngocok dinding liang vaginanya..
Kedua tanganku membantu gerakan tubuhnya dengan mengangkat pinggangnya ke atas ke bawah.
Erangan nikmat kembali diperdengarkan Fatma.
“Auw.. auw .. auw..” dengan nafas yang terengah-engah oleh nafsu yang menguasai dirinya.
Semakin lama gerakan pantat Fatma berubah menjadi lonjakan-lonjakan yang cepat tak terkendali..
Hingga akhirnya kedua tangannya mencengkram bahuku dan menjerit sambil melentingkan tubuhnya.
“Aakkkkkkh..!!” Rupanya Fatma telah memperoleh orgasmenya kembali.
Fatma menghempaskan tubuhnya dengan memeluk erat tubuhku.
Tubuh itu benar-benar mulus luar biasa, basah dan mengkilat serta licin oleh sabun.
Tak lama kemudian tubuh itu kembali bergerak-gerak.. agar batang penisku..
yang masih tertancap kokoh di liang vaginanya kembali mengaduk-aduk liang vaginanya.
Beberapa saat berselang.. hanya beberapa menit saja..
kembali tubuhnya kejang-kejang dan menjerit nikmat meraih orgasme tuk kesekiankalinya..
“Akkkkkssssss..!!” Pekiknya nikmat..
Beberapa menit kemudian, Fatma kembali bergoyang mengocok-ngocok vaginanya..
dan aku merasa badai gelombang orgasme akan menghantamku..
Maka aku lalu berdiri tegak sambil mengangkat tubuhnya.. berjalan menghampiri dinding kamar mandi..
kusandarkan tubuhnya ke dinding dan kulepaskan kakinya agar berdiri berjinjit.
Kemudian dengan gerakan pantat yang cepat, keras dan kaku..
aku mulai mengocok batang penisku di dalam liang vagina Fatma..
Kenikmatan yang kudapat dalam posisi seperti ini sungguh luar biasa..
Apalagi posisi berdiri seperti merupakan posisi favoritku..
karena aku bisa mendapatkan sensasi kenikmatan orgasme yang luar biasa nikmat.
Fatma sepertinya paham.. bahwa aku akan mencapai orgasme..
Maka dia pun membalas gerakanku dengan tak kalah serunya..
hingga akhirnya secara bersamaan kami pun menjerit meraih orgasme.
“Aaaakkkkkhsss..!!” Cret.. cret.. cret..!!
Spermaku pun terpancar dengan deras ke seluruh rongga liang vaginanya.
Beberapa saat tubuh kami diam terpaku sambil saling berpelukan..
sementara shower terus mengguyur tubuh kami berdua.
Guyuran air shower dengan cepat memulihkan kesegaran kami..
Kami pun melanjutkan mandi sampai selesai disertai dengan cumbuan-cumbuan mesra.
Kami kemudian berpakaian.. dan betapa kagetnya Fatma..
karena ternyata waktu telah menunjukkan jam tujuh malam.
Tapi di benaknya langsung tercipta alasan..
yang bisa diterima oleh suaminya tentang keterlambatannya pulang ke rumah.
Tak lama kemudian Fatma pun pamitan dan menolak diantar olehku..
‘untuk menghindari curiga orang lain’ katanya.
-----oOo-----
Peristiwa yang ketiga persetubuhanku dengan Fatma, benar-benar telah mengikat akal sehat Fatma.
Dia tak mampu lagi lepas dari pesona seksual yang didapatnya dariku dan dia benar-benar nekad..
Sehingga kerap selalu mencuri-curi waktu dan kesempatan..
untuk bisa melepaskan semua hasrat kepuasan birahi denganku..
Baik itu di tempat kostku... atau pun hotel di luar kota.
dengan membuat alasan ‘ada tugas dari kantor’ pada suaminya.
Pernah dia mencoba untuk tidak bercinta denganku selama hampir dua bulan..
tapi akhirnya pertahanannya bobol juga..
Karena.. kubutuhannya akan kepuasan seksual tidak juga dapat diperoleh dari suaminya..
hingga akhirnya kembali dia membuat janji denganku..
untuk mengayuh nikmat meraih orgasme di hotel di luar kota.
Dan jika sudah demikian.. Fatma pasti 'bermain' bagaikan kuda binal..
yang melonjak-lonjak sangat liar tanpa mengenal lelah selama beberapa jam.
Dia akan bergoyang dengan sangat lincah dan erotis..
untuk menjemput orgasmenya secara berulang-ulang.. hingga akhirnya terhenti..
setelah tubuh kami tak bertenaga lagi karena suluruh persendian seolah-olah dilolosi.
Kami tidak tau.. kapan hubungan terlarang alias perselingkuhan ini akan berakhir.
(. )( .)
-----------------------------------------------oOo--------------------------------------------
End of Cerita 60..
Sampai Jumpa di Lain Cerita..!!
Adios..