Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
samuel malu kalau sampai tatap muka sama si riky......secara dia kalah nampol
 
Dramanya kurang gigit. Baca maraton Nya s.d part 22 aja deh.
 
Mantap jiwa om... Ini yg paling ngaduk2 ceritanya engga ke tebak
 
Mending saya Hanna aja HU, tp endingnya pasti cepet ketebak dong
Lanjutkan HU
 
PART 22 (S2)​
POV Ricky

"Kurasa ini adalah saatnya aku untuk berdiri di atas kakiku sendiri, Yah."

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan nantinya?"

"Aku akan membuka kedai minuman. Aku berambisi untuk menjadikannya sebuah franchise," kataku dengan semangat yang berapi-api.

"Kamu yakin, Ricky?" tanya Ayah sembari menatap diriku serius.

"Aku yakin. Dengan dana pesangon dari Ayah dan tabunganku, aku akan merintis kedai ini dari nol."

"Ayah apresiasi tekadmu ini. Ayah tak akan melarangnya karena Ayah yakin ini adalah pilihan terbaik untukmu. Namun, kamulah nahkoda bisnis ini, kamu yang harus berjuang sendiri. Jangan minta bantuan ke Ayah kalau ada apa-apa," pesannya padaku sambil menepuk pundakku.

"Baik, aku tak akan mengecewakan Ayah ke depannya."

"Baiklah, ini adalah bantuan terakhir dari Ayah. Ayah akan tetap membayar sewa untuk apartemenmu selama 6 bulan ke depan. Mobilmu juga Ayah pinjamkan ke kamu selama 6 bulan. Apabila dalam 6 bulan kamu gak bisa membayar biayanya sendiri, maka Ayah tarik kembali semuanya."

"Baiklah, setidaknya aku tak akan repot mencari kendaraan dan tempat tinggal selama 6 bulan ke depan. Deal!"

"Baik, sekarang pulanglah. Banggakan Hanna yang ada di Australia sana dan lamar dia kalau bisnismu sudah besar," katanya sembari tersenyum lebar padaku.

"Kita lihat nanti, Yah," kataku dengan senyum yang mengembang juga.

Sejujurnya pula, aku tak terlalu mencintai Hanna. Sungguh, aku tak punya perasaan berlebih ke dia. Menjadi pacarnya, itu semua murni karena aku kasihan kepada sepupuku itu. Walau ia cantik dan seksi, aku tetap tidak menyukainya secara berlebihan. Walau ia sudah memberikan perawannya padaku, tapi aku tak akan memberikan hatiku padanya.

Aku merasa bersalah sejujurnya kepada Hanna. Aku memberinya harapan dan komitmen palsu. Tapi aku lebih merasa bersalah kepada Kak Kimi. Ia sudah begitu setia kepadaku selama ini, tapi kukhianati cintanya yang tulus itu. Ia sangat mencintaiku, tapi kini aku malah berpacaran dengan sepupuku sendiri. Aku sangat merasa bersalah kepada Kak Kimi dan aku ingin meminta maaf kepadanya.

Aku menyusup ke dalam rumah untuk mencari kamar Kak Kimi. Sesampainya di depan kamar tersebut, kuketuk pintu kamarnya itu. Tak begitu lama, terbukalah pintu tersebut dan menampakkan sosok Kak Kimi yang sudah tak kulihat selama dua hari ini. Wajahnya tampak begitu sembab dan matanya sangat merah. Kurasa Kak Kimi mengalami patah hati yang sangat berat karenaku sampai ia tak ikut ke bandara.

"Kak, aku mau ngomong sama Kakak," ucapku dengan lembut padanya.

Tanpa sepatah kata apapun, Kak Kimi langsung menarik tanganku untuk masuk. Dikuncinya pintu kamar itu. Aku sendiri memandangi seisi kamarnya tersebut. Berantakan seperti kapal pecah. Banyak tisu yang berceceran di lantai. Rambut-rambut rontoknya juga bertebaran layaknya daun kering di musim gugur. Kualihkan perhatianku ke wajah Kak Kimi. PLAK! Alih-alih senyuman yang kudapat, malahan ia menampar wajahku ini dengan sangat keras.

"Kakak…," ucapku sembari mengelus pipiku yang sakit dan panas.

"Ricky, kamu jahat! Kamu tega buat ninggalin aku sekarang!" sergahnya dengan keras padaku.

Apa Kak Kimi tahu tentang hubunganku dengan Hanna? Ah sial, masalah semakin ruwet saja. Sepertinya aku akan sulit mendapat kepercayaan dari Kak Kimi lagi kalau begini.

"Ricky, kenapa kamu malah ninggalin aku? Kamu tega ninggalin aku demi sepupu bulemu itu. Aku gak secantik dia ya?" tanyanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Gak kok, Kakak lebih cantik dari dia," jawabku sambil melempar senyum padanya.

"Bohong! Kamu bohong, Ricky! Yang ada, kamu malah pacaran sama dia sekarang!" bentaknya lagi padaku.

"Kak… aku mau jelasin--"

"Gak mau! Kamu jahat! Aku benci sama kamu!"

"Kakak…."

"Aku gak mau punya adik kayak kamu! Pergi kamu dari sini!"

Hatiku terasa seperti pecah menjadi puing-puing kecil begitu mendengar kata-kata Kak Kimi. Bukan lagi menyayat hatiku, tapi sudah menghancurkannya. Air mataku perlahan menetes. Sementara Kak Kimi menangis terisak-isak.

"Huhuhu… kamu jahat, Ricky! Aku gak percaya lagi sama kamu!"

"Hiks… Kakak! Maafkan aku. Aku janji bakal menebus semuanya." Aku memohon pada kakak kandungku ini. Namun ia tetap saja tak mau mendengarkan aku.

"Sudah kubilang, aku gak percaya lagi sama kamu! Huhuhu…."

"Kakak, aku pacaran dengan dia karena---"

"Aku gak mau dengar! Aku mau kamu pergi sekarang, huhuhu…."

"Kak, tolong…," ucapku dengan pasrah saat ini.

"Kita udahan, Ricky! Aku gak mau jadi pacarmu lagi! Aku juga gak mau jadi kakakmu lagi!"

Hatiku mencapai level perih yang paling sakit. Seumur hidupku, hatiku belum pernah sesakit ini mendengar penolakan dari kakak kandungku sendiri. Gara-gara kebodohan dan kecerobohanku, kini aku dicampakkan oleh gadis yang paling kucintai dan kusayangi. Walaupun aku adalah adik kandungnya sendiri, ia tetap mencampakkan diriku ini.

Diri yang penuh kesedihan ini meninggalkan kamar dari gadis yang tersakiti olehnya. Aku berjalan menuju ke mobilku untuk pulang. BLAM! Kututup pintu mobilku dengan cara dibanting. Di dalam mobil, aku mulai menutup wajahku sendiri. Air mataku kembali menetes. Aku membuka galeri fotoku dan melihat-lihat kembali momen kebersamaaanku bersama Kak Kimi.

Andai saja waktu bisa diputar kembali. Aku sangat ingin kembali ke pelukan Kak Kimi. Aku ingin menikmati makan malam bareng dengan dia lagi atau berbaring di taman sembari melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit malam. Aku sangat ingin kembali merasakan momen seperti itu lagi dan meminta maaf kepadanya atas segala perbuatanku yang telah menyakiti hatinya selama ini.

"Maafkan aku kalau aku belum bisa menjadi adik yang baik buat Kakak."
.
.
.
.
.
.
.
.
Dua hari kemudian

GLEK! GLEK! GLEK!

Beberapa teguk air mineral menyusuri kerongkonganku. Di pagi hari yang cerah ini, aku memilih untuk berolahraga di taman kotaku. Alasannya karena aku membutuhkan suasana baru saat berolahraga. Aku cukup bosan dengan taman di dekat apartemenku.

Aku berjalan ke tong sampah yang ada di dekatku dan membuang botol plastik yang sudah kosong isinya. Kemudian, aku kembali duduk di bangku kayu yang lumayan panjang namun hanya diduduki oleh diriku seorang saja. Aku melihat-lihat keadaan sejenak sebelum nantinya aku akan kembali melanjutkan jogging-ku.

"Ricky!" panggil seorang gadis yang mengenakan pakaian berupa kaos abu-abu longgar dan juga celana legging ketat berwarna pink berpadu hitam.

"Oh, hai, Mella," sapaku dengan ramah begitu ia sudah mendekat ke arahku.

"Jogging juga, Rick?" tanya Mella dengan senyuman hangatnya.

"Iya. Kamu juga kan?"

"Iya dong, Rick. Masa aku lagi mancing sih," kelakarnya.

"Bisa aja, Mel," responku sembari tersenyum cengir.

"Boleh duduk di sini gak, Rick? Pegel nih kakiku."

"Gak ada yang larang kok. Kan ini fasilitas umum."

"Makasih deh, Mantan atasanku, hihihi…."

Setelah Mella duduk, ia membuka tumbler minumannya dan mulai meminum air yang ada di dalamnya. Kulihat ia berkeringat sangat banyak sehingga wajar bila ia meneguk air tersebut dalam jumlah yang banyak pula.

"Apa kabarnya, Ricky? Pacarmu yang bule baik-baik aja kan?"

"Dia baik-baik aja kok," jawabku disertai dengan sebuah helaan nafas panjang.

"Kamu kenapa, Ricky? Kamu berantem sama pacar bulemu?" tanyanya begitu khawatir.

"Gak kok, tenang aja," jawabku berbohong.

"Ricky, kalau ada masalah, aku siap nampung ceritamu kok."

"Gak apa, cuma perselisihan kecil aja kami," ujarku setengah berbohong.

"Ya udah deh. Semoga cepat baikan ya. Sayang loh kalau kamu sampai putus sama bule secantik dia."

"Aku gak bakal nyesal kok putus sama dia. Aku juga sebenarnya gak mencintai dia," ungkapku sambil fokus menatap ke depan.

"Terus? Kok dia bisa jadi pacarmu?" tanyanya penasaran.

"Ceritanya panjang, Mel. Lain kali aja aku ngasih tahu."

"Hmm ya udah deh. Aku jadi ikut sedih," ucapnya sembari menundukkan kepalanya.

"Kamu tak perlu ikut sedih kok, Mel. Biar aku aja yang ngerasain semua ini."

Akhirnya percakapan kami terhenti. Suasananya menjadi sedikit canggung karena keheningan yang tiba-tiba. Untuk memecahkan kecanggungan ini, aku pun mengajak Mella untuk makan bubur bersama di sebuah warung bubur langgananku.

Warung tersebut cukup ramai karena sudah terkenal akan rasa sedapnya. Maka kami mengambil sebuah meja yang untungnya masih tersisa untuk kami. Setelah memesan santapan kami, aku membuka ponselku untuk sekadar mengecek media sosialku, mana tahu Kak Kimi memposting sesuatu. Namun ternyata Kak Kimi tidak memposting apa-apa.

"Oh ya, Mel. Kamu udah kerja di PT. Intan Raya kan?"

"Aku gak jadi kerja di situ, Ricky," tuturnya dengan ekspresi yang mulai sedikit muram.

"Kenapa, Mel? Gajinya gak sesuai?"

"Bukan itu, Ricky, tapi…."

Ia menundukkan wajahnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Lalu ia mengibaskan tangannya ke belakangnya sebagai isyarat untuk menyuruhku mendekat. Aku mendekatkan telingaku dan Mella pun membisikkan sesuatu padaku.

"Aku dilecehkan sama HRD mereka," bisiknya dengan suara yang sedikit parau.

"Beneran?" tanyaku dengan berusaha menutupi keterkejutan diriku.

"Iya, Ricky. Aku diancam kalau gak mau menuruti keinginan mereka, aku gak bakal diterima."

"Emang mereka suruh ngapain aja?" tanyaku penasaran.

"Hiks… mereka nyuruh aku buat difoto telanjang," tuturnya dengan tangisan yang sudah pecah.

"Kamu lakukan?"

"Hiks… aku langsung kabur."

"Beruntung banget kamu, Mel."

"Hiks… aku sedih, Rick. Kalau aku gak kerja, gimana aku bisa ngebayarin kosan aku nantinya hiks…."

Hatiku menjadi iba mendengar penuturan Mella. Aku lalu memberikannya selembar tisu untuk mengelap air matanya. Di saat yang bersamaan, datang pula pesanan dari kami. Kusodorkan air mineral kepada Mella agar ia bisa menenangkan dirinya.

"Mel, makan dulu yuk. Nanti kita baru bahas masalah kerjaan kamu."

"Iya, Rick."

Selesai makan bubur dan membayarnya, kami pun pulang. Dikarenakan kos Mella lebih dekat jaraknya dibandingkan apartemenku, maka aku mengantar pulang Mella ke kosnya saja dibanding mengajaknya untuk ke apartemenku. Untuk membahas masalah pekerjaan ini, aku diajak oleh Mella untuk masuk ke dalam kosnya, walau sebenarnya ini adalah kos khusus wanita.

"Masuk aja, gak apa kok. Ibu kosnya ke sini sebulan sekali doang," ujar Mella meyakinkan diriku yang ragu-ragu untik masuk.

"Beneran gak apa?"

"Gak apa kok. Kalau gak akhir bulan, penghuni kos sini bebas bawa masuk cowok kok."

Dengan penjelasan Mella yang telah meyakinkan diriku, aku pun diajak masuk ke kamarnya. Setiba di dalam sana, kulihat kamarnya agak sedikit berantakan. Terdapat dua buah ranjang single bed yang ada di dalamnya. Satunya sudah rapi, satunya masih berantakan dengan selimut dan bantal yang acak-acakan. Sementara barang-barang yang ada di dalam kos ini cukup tertata, walau tidak rapi sekali. Yang menarik perhatianku adalah banyaknya pakaian kotor yang masih tergeletak di lantai, bahkan pakaian dalam warna-warni yang bercampur dengan pakaian lain.

"Eh, maaf ya, Rick. Kamarku ini agak berantakan. Soalnya si Siska suka males buat beresin barangnya sendiri," ujarnya sembari merapikan barang-barang di kamarnya.

"Siska itu teman sekamarmu?"

"Iya, Rick. Pasti sekarang dia lagi keluar nyari makan. Soalnya pas aku keluar tadi, dia belum bangun."

"Oh gitu, gak apa kan aku di sini?"

"Gak apa kok. Siska juga bakal lama kok baliknya."

"Berapa nih harga kamu sewa kamar ini sebulan?" tanyaku sembari melihat-lihat interior kamarnya yang cukup luas ini.

"Ah, karena fasilitasnya cukup lengkap dengan Wi-Fi, AC, laundry, sama kamar mandi dalam, sebulan aku bayar 400 ribu. Aslinya kan 800 ribu tuh sebulan. Split bill deh," jelasnya sebelum ia kembali merapikan barang-barangnya.

"Mel, mau aku bantu gak buat rapihin barangnya? Aku lihat banyak nih yang mau dirapihin."

"Gak usah, Rick. Aku udah biasa kok."

"Gak apa kok, Mel. Sekalian olahraga gitu. Lagian aku agak risih ngeliat baju kotor kalian di situ," ujarku sambil menunjuk ke tumpukan pakaian kotor yang tergeletak di lantai.

"Ya ampun. Dasar Siska ah. Dia emang suka buang pakaiannya kayak gitu," ujarnya dengan cepat langsung membereskan pakaian kotor tersebut dan membuangnya ke kamar mandi.

"Aku bantu ya, Mel."

"Ya udah deh. Hati-hati aja ya sama barang-barangnya."

"Ok deh."

Ternyata membantu Mella membereskan kamarnya ini cukup melelahkan juga. Peluh bercucuran di dahiku. Selepas kami berdua selesai memberesekan segalanya, aku langsung duduk di ranjang sebelah kiri yang adalah ranjangnya Mella. Hmm ternyata ranjang Mella harum juga.

"Pasti wangi ya kasurku? Hihi… aku semprotin parfum biasanya, Rick."

"Kok gitu, Mel?"

"Kalau ranjangku bau, biasanya aku gak bisa tidur. Apalagi Siska ini agak jorok orangnya," tuturnya dengan wajah yang menampakkan ketidaksukaan dengan teman sekamarnya itu.

"Oh gitu."

"Makanya pengeluaran bulananku buat beli parfum isi ulang hehe…."

"Jadi kan aku ke sini buat bahas soal kerjaan kamu nih. Aku punya tawaran untuk kamu, Mel."

"Kamu udah ngelobi ayah kamu buat kembaliin aku?"

"Enggak. Aku bakal bikin kedai kopi sendiri minggu depan. Kamu mau gak jadi karyawan pertamaku?" tanyaku sembari tersenyum kepadanya.

"Tunggu, tunggu. Kamu keluar dari perusahaan ayah kamu?"

"Iya. Aku ingin bangun bisnis sendiri, Mel," ujarku setengah berbohong.

"Sayang banget loh. Baru juga kamu masuk ke dalam perusahaan. Udah gitu anak-anak juga suka dipimpin sama kamu."

"Mau gimana lagi? Kalau aku gak keluar dari zona nyamanku, aku gak bakal maju, Mel."

"Widihh! Aku suka nih cowok yang pemikirannya kayak gini," ujarnya sambil bertepuk tangan kecil padaku.

"Hehe… biasa aja kali, Mel."

"Aku mau kok berjuang bareng kamu. Aku siap bantu kamu buat bangun bisnis ini dari nol."

"Jadi kamu setuju buat jadi karyawanku? Jobdesc-nya nanti aku pikirin lagi."

"Mau banget dong. Biar kita nanti sukses bareng-bareng hihi…."

Aku mengangkat tanganku untuk mendapatkan sebuah tos dari Mella. FLAP! Telapak tangan Mella bersambut dengan telapak tangan milikku. Kami berdua tersenyum bersama. Mella kemudian duduk di sampingku dan secara tak sengaja, tiba-tiba lengan kami saling bersenggolan.

"Mella, aku boleh nanya sesuatu gak?" tanyaku dengan wajah yang serius.

"Kenapa, Ricky?" tanyanya balik dengan wajah yang masih ceria.

"Kamu mau gak jadi sahabatku mulai sekarang?"
 
Labil bet si ricky. Anjir
Kalau agan dimintain buat pacaran sama sepupu agan yang bule, cantik, dan seksi gimana gan?
Wkwk kimi selalu tersakiti
Kasian ya si Kimi
kan mumpung ada diindonesia :)
tapi kalau sekarang terlambat sih, udah mau pulang dia :D

.........

sepertinya episode kali ini, ada clue nih buat pencerahan hubungan ricky+kimi ;)
Udah pulang sayangnyA
Yoi
kok si samuel ga ikut pulang. apa tinggal di indonesia ya sekarang. kak kimi ga ikut jangan2 lagi ihik2 sama samuel balas dendam ke ricky
Gak ada kok, Samuel udah pulang
Kemana kak Kimi
Lagi dikelonin sama ane
 
kimi lg digenjot Samuel keknya
Enggak kok, agan aja yang mikir macem" hehe...
Semakin menarik updatenya om @Ichbineinbuch, makasih.
Yoi gan
samuel malu kalau sampai tatap muka sama si riky......secara dia kalah nampol
Jadi pecundang deh si Samuel
Dramanya kurang gigit. Baca maraton Nya s.d part 22 aja deh.
Waduh, maaf gan, kemampuan nulis ane belum ningkat :kbocor:
Mantap jiwa om... Ini yg paling ngaduk2 ceritanya engga ke tebak
Ok gan, makasih atas supportnya
 
Mending saya Hanna aja HU, tp endingnya pasti cepet ketebak dong
Lanjutkan HU
Ada yang dukung Hanna akhirnya
Lanjutkan suhu.. makin manarik ini ceritanya..
Ok deh gan
Tenang om @kelana678 ..Kimi aman koq....ini masih lemes ..capek katanya...:kangen:
Yang agan kelonin itu bukan kunti yang nyamar jadi Kimi kan?
Tengkyu om.....
Mantul apdetnye
Kangen kak kimmi?
Kangen gan?
 
Again... inkonsisten .

Di dunia ini kita 'tidak mungkin' dapat membahagiakan semua orang ky... :cool:
 
Wkwkwk nggak jelas anying riki, idah ada kimi yang kek gitu juga masih aja nyari betina lain ckckck
 
Thanx buat updatenya ya hu......jangan lupa tetap jaga kesehatan ya.....juga buat semproters dimanapun berada....tetap jaga kesehatan yaaa.....
 
Bimabet
Ricky, km ga bisa membahagiakan dua org sekaligus. Bagi ane satu laaaaa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd