Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Blackmailed

mantep banget ceritanya hu, temponya pas tidak lambat tapi tidak terlalu cepat juga. semoga berlanjut terus
 
loh baru tau ada trit ini, lanjut dong, auto subscribe nih
keren banget udah terencana semuanya
 
CHAPTER 5
"Bagaimana aku bisa keluar dari sini? Tolong ambilkan pakaianku kembali. Aku akan melakukan apa pun yang kamu minta."

Terjadi keheningan sesaat. Maya semakin cemas menunggu jawaban.

"Tidak, aku menantikan ini. Sekarang sudah lewat waktu tutup, dan dalam waktu setengah jam, tempat ini akan hampir kosong. Hanya petugas keamanan dan petugas kebersihan yang masih ada di sini. Kalau begitu, kamu bisa mencoba menyelinap keluar."

"Tapi aku harus pergi ke kantorku untuk mengambil kunci mobilku."

"Ya, kurasa begitu. Semoga beruntung, Maya, dan jangan lupa, aku akan mengawasimu." Kemudian sambungan telpon diputus.

Maya hampir menangis. Dia kini telanjang bulat di ruang bawah tanah. Dia harus keluar dan pergi ke ruangannya lalu dia harus pergi ke mobilnya. Dia tiba-tiba teringat mantel cadangan yang dia simpan di lemari kantornya untuk keadaan darurat. Jika dia bisa kembali ke sana, dia bisa menggunakannya untuk sampai ke mobilnya. Lalu dia bisa membeli sesuatu; tas tangannya ada di kantornya.

Dia berjalan ke pintu dan melihat keluar melalui jendela kecil. Di luar, koridor itu sepi. Dia perlahan membuka pintu dan menyelinap keluar. Lampu di koridor lebih terang dan dia merasa lebih terbuka dari sebelumnya.

Tiba-tiba dia mendengar pintu di belakangnya tertutup. Dia semakin panik ketika jalan terakhirnya untuk melarikan diri ditutup, karena kartu geseknya untuk masuk kembali ada di pakaiannya.

Dia bergerak perlahan menyusuri koridor pendek sambil mendengarkan suara apa pun yang berarti ada seseorang yang datang. Di ujungnya ada lift dan tangga. Yang mana yang harus dia ambil? Begitu berada di dalam lift, dia bisa langsung menuju kantornya di lantai empat, tetapi jika ada orang lain yang menggunakan lift tersebut, dia akan ketahuan dan tidak punya tempat untuk bersembunyi. Jika dia naik tangga, setidaknya dia punya peluang sembunyi.

Maya mulai perlahan menaiki tangga. Di lantai dasar dia bisa melihat pintu luar dan orang-orang lalu lalang di jalan. Meja resepsionisnya dijaga, tapi penjaganya membelakangi dia dan asyik membaca koran. Dia segera pindah ke tangga berikutnya dan berhasil sampai ke lantai pertama dengan selamat.

Dia mencengkeram pagar tangga; dia gemetar. Setengah jalan di sana. Dia melihat tangga berikutnya. Saat itu dia mendengar suara-suara, dan melihat ke koridor, dia melihat dua petugas kebersihan keluar dari salah satu kantor. Dia panik dan berlari menuju tangga.

Dia sedang menaiki tangga ketika dia mendengar suara-suara bersenandung. Dia berjongkok di dinding. Di bawah dia mendengar petugas kebersihan mengobrol dan mendekat ke tempatnya dan ada juga suara dari seseorang yang Nampak sedang bersih-bersih.

Dia harus mengambil keputusan--berhenti dan menghadap petugas kebersihan, atau melanjutkan ke atas dan menghadapi siapa pun yang ada di lantai berikutnya. Jika dia tetap di tempatnya, petugas kebersihan mungkin akan memanggil penjaga dan dia akan mendapat masalah. Bagaimana dia bisa terlibat dalam situasi ini?

Dia mencengkeram pagar dan mulai naik. Dengan jantung berdebar kencang, dia menaiki beberapa anak tangga berikutnya, dan kemudian hampir pingsan, karena di sana sedang berlutut di lantai ada seorang pria yang tengah memperbaiki ubin

Saat itu hanya kepalanya yang terlihat oleh pria itu. Maya tersenyum. "Maaf menganggu."

Kemudian mulutnya ternganga ketika menyadari bahwa wanita yang menaiki tangga itu dalam keadaan telanjang bulat. Tidak ada sehelai pun pakaian di tubuhnya.

Maya ingin berlari, tapi dia tetap tenang dan perlahan berjalan melewatinya, merasakan mata pria itu tertuju pada tubuhnya yang tak tertutup sehelai kainpun.

"Aku akan ambil barangku di atas,”ucap Maya memaksakan senyum di wajahnya.

Maya bisa merasakan pria itu memandangnya saat dia menaiki tangga berikutnya. Dia ingin menjauh dari tatapannya yang yang lekat memandang, tapi dia tahu jika dia lari, dia mungkin akan memanggil penjaga karena mengiranya sebagai penyusup.

Akhirnya Maya sampai di lantai ruangannya dan meninggalkan pria tadi dalam keadaan membatu. Ruangannya hanya berjarak dua pintu dari koridor. Akhirnya dia bisa menyelamatkan diri. Begitu masuk, Maya menjatuhkan kuncinya dan bersandar ke pintu. Kemudian Maya sadar akan apa yang telah dia lakukan. Dia baru saja memperlihatkan tubuh bugilnya kepada orang asing.

Maya bisa merasakan putingnya keras, dan ada sensasi bergejolak di memeknya. Dia tidak dapat menahan diri untuk mulai memainkan memeknya.

Dia menyelipkan jari-jarinya jauh ke dalam memeknya yang basah dan hangat. Dia tidak percaya dia merasa seperti ini--begitu terangsang oleh aksinya yang terlampau gila. Jari-jarinya bekerja sekuat tenaga mengirimkan sensasi ke seluruh tubuhnya, dan ketika akhirnya mencapai klimaks, dia merosot perlahan ke lantai dan duduk di sana sambil terengah-engah.

Ketika dia menenangkan diri, dia merasa jijik pada dirinya sendiri. Pria itu mengubahnya menjadi tak lebih dari orang gila. Maya segera berdiri dan mencoba membersihkan dirinya dengan tisu dari mejanya. Setidaknya sekarang dia bisa pulang.

Maya membuka pintu lemari, dan di tempat mantel cadangannya seharusnya berada dan rupanya…..kosong.

Maya melihat ke mejanya. Kunci mobilnya masih ada di sana jadi setidaknya mobilnya masih ada di tempat parkir, dan dia bisa menggunakan tangga belakang. Tidak ada seorang pun yang tersisa di kantor sehingga dia tidak akan ketahuan lagi.

Maya mengambil kunci dan perlahan membuka pintu. Tidak ada seorang pun di koridor. Dia berdiri dan mendengarkan; tidak ada suara. Maya berjalan menuju pintu tempat parkir dan berhasil melewatinya tanpa kesulitan. Dua anak tangga membawanya turun ke tempat parkir mobil. Dia melihat ke luar. Tempat parkir mobil kosong. Hanya mobilnya yang berdiri di sana. Dengan melihat sekilas ke sekeliling, dia berlari ke mobil dan segera membuka pintu.

Maya masuk ke dalam dan menggigil saat pantatnya yang telanjang bersentuhan dengan jok mobil. Dia merosot di kursi sehingga dirinya tidak terlalu mencolok. Maya membuka laci dan melihat apa yang dia cari: sebuah koran yang sepertinya cukup lama berada di sana. Dia tersenyum saat membuka lipatannya dan menutupi dirinya dengan itu. Kemudian dia mengemudi perlahan keluar dari tempat parkir. Setidaknya jalanan sekarang lebih sepi jadi tidak butuh waktu lama sebelum dia sampai di rumah dengan selamat.

Maya tinggal 1 km lagi dari rumah ketika bencana melanda. .Dia sedang berkonsentrasi pada jalan di depannya ketika dia tiba-tiba melihat cahaya biru berkedip di kaca spion.

Mobil polisi besar berhenti di sampingnya dan memberi isyarat agar dia menepi ke pinggir jalan. Apa kesalahannya? Dia tidak ngebut. Dia tidak mengira dia telah melewati lampu merah. Saat polisi itu keluar dari mobilnya, dia menyelipkan peta itu lebih dekat ke sekelilingnya dan menurunkan kaca jendela.

“Ada masalah apa, Petugas?” Maya bertanya ketika polisi mendekati mobilnya.

“Kami mendapat laporan bahwa ini mobil curian,. Silakan keluar dari mobilmu.”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd