Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

HIPNOTERAPI SEX

CHAPTER 5
Aku memesan gofood untuk makan dan duduk meraba-raba payudara dan pantat Desi hingga aku mendapat notifikasi bahwa pesananku hampir tiba. Aku mengenakan kimono handuk, dan menerima pesanan dari gofood.

Pada saat makan malam telah habis, kontolku sudah siap untuk digunakan lagi.

“Apa yang harus aku lakukan kali ini, Pak Raka?"

"Oke, berbaringlah di sofa dan rentangkan kakimu." kataku padanya.

Desi naik ke sofa dan merentangkan kakinya seperti yang kuperintahkan.

Aku mulai dengan menjilati lipatan beludrunya. Lidahku meluncur ke atas dan ke bawah labianya dan berputar-putar di biji kelentitnya.

"Oh!"

“Kalau kamu suka ini, kamu harus mencukur semua rambutmu di sini. Aku tidak suka ada rambut di gigiku saat aku menjilat memek.” kataku padanya seraya lidahku terus memutar klitorisnya dan jariku mulai memainkan lipatannya dan membuka dengan jariku.

"Ohhhh! Pak Raka!" serunya sambil meraih orgasmenya.

Aku menikmati sensasi klitorisnya di lidahku, jadi aku terus melakukannya sampai dia mendorongku.

Setelah beberapa menit, aku menurunkan tanganku untuk membelai vaginanya lagi, dan ketika dia tidak mendorongku atau menolak, tapi malah mengerang, aku bersiap-siap. memeknya benar-benar basah kuyup, jadi aku menggeser p3nisku ke atas dan ke bawah memeknya, lalu meletakkannya di pintu masuknya.

"Akan terasa sakit sesaat, tapi kemudian rasanya akan sangat nikmat." kataku padanya.

"Apa?" Desi bergumam tidak mengerti.

Aku menekan ke dalam memeknya dengan keras, merasakan kontolku mengenai selaput dara, lalu menembusnya, seperti membuka bungkus gelembung dengan kontolku, dan tenggelam sepenuhnya ke kedalaman rahimnyanya dengan satu sentakan kuat.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!" Desi menjerit selaput dara tanda keperawanannya tertembus oleh kontolku.

Aku tidak peduli segera memompa kontolku masuk dan keluar dari memeknya. Memeknya menyempit dan berdenyut di kontolku. Kakinya terbentang selebar mungkin seolah berusaha melepaskan diri dari gempuran kontol yang seakan hendak membelahnya. Namun sesaat kemudian, rintihannya berubah menjadi desahan. Dia melingkarkan kakinya di tubuhku, menarik dan mencoba mendorong kontolku agar dapat menusuk lebih dalam. Dia memelukku, mendorong payudaranya ke dadaku.

Tidak butuh waktu lama sampai memeknya yang mengejang membuatku mencapai klimaks. Aku akhirnya mendorong diriku sedalam dan sekuat tenaga ke dalam vagina Desi dan kontolku meledakkan jutaan sel sperma ke dalam rahimnya. Aku menyemprot sepuluh kali, merasakan air mani menumpuk di sekitar kontolku saat memeknya terisi hingga meluber keluar.

, "Aaaaaaaaaaaah!" Desi berteriak kencang menyambut semprotan peju ke dalam memeknya

Desi langsung lemas seketika. lengannya melepaskan cengkeramannya padaku, dan kakinya terjatuh ke samping saat dia melepaskanku. Aku menarik kontolku yang perlahan mengempis dari memeknya yang basah.

"Oh, Pak Raka....." Desi menghela napas, "Luar biasa."

"Begitulah cara memekmu melayani kontol.”

“Aku sangat beruntung memiliki bos yang bisa mengajari aku hal-hal ini.” Ujar Desi dengan wajah puas.

"Ya, dan aku akan dengan senang hati melakukannya lagi sesering yang kamu mau. Kamu bisa saja memintaku untuk memasukkan kontolku ke mulut maupun memekmu kapan saja.”

"Apakah ngentot ke pantatku akan lebih seperti ngentot dengan vagina atau tenggorokanku?" Dia bertanya dengan gugup.

“Itu Namanya Anal. Yah, menurutku ini lebih seperti ngentot dengan memekmu. Mungkin sedikit sakit pada awalnya tapi kemudian akan terasa enak.” Kataku padanya sambil memperhatikan pantatnya yang sedikit bergoyang.

“Selagi kita menunggu, kenapa kamu tidak menghisap kontolku dan aku akan menyiapkan pantatmu.” kataku padanya. Untuk saat ini akan lebih bagus jika kontolku diberi pelicin sebelum melakukan anal.

"...um, oke." Desi setuju dengan patuh.

Aku duduk di sofa dan memberi isyarat agar Desi meletakkan kepalanya di pangkuanku sembari dirinya tengkurap di sofa. Dia mulai menjilati kontolku, membuatnya cukup ereksi hingga bisa masuk ke mulutnya dengan mudah. Aku mengulurkan tangan dan mulai memainkan lubang analnya dengan jari telunjukku. Dia tersentak saat aku melakukan kontak sekaligus memasukkan air liurku ke dalam analnya. Desi ragu-ragu untuk menghisap kontolku, tapi segera melanjutkan.

Desi terus memblowjob kontolku dan aku menyelipkan jari kedua ke pantatnya untuk meregangkannya demi kontolku. Dengan jari kedua di pantatnya, ia mulai meregang, dan biasanya saat itulah rasa tidak nyamannya mulai berkurang. Aku terus memompa lubang pantatnya dengan dua jari sampai lubang analnya siap untuk menyambut kontolku.

"Baiklah, menurutku pantatmu sudah siap, begitu juga kontolku, jadi kenapa kamu tidak berbaring dan aku akan menunjukkan kepadamu cara menggunakan pantatmu untuk menyenangkan kontolku." Kataku padanya, menarik jariku dari kerutannya.

Desi menarik mulutnya dari kontolku, tapi terlihat jelas dia gugup saat kontolku naik ke pantatnya. Dia ragu-ragu, tapi tetap berbaring dan merentangkan kakinya seperti sebelumnya.

“Rileks aja ya. Jangan terlalu tegang.” kataku padanya.

Desi menghela nafas, dan mencoba menenangkan diri.

Aku menggerakkan kontolku ke depan. Pantatnya membengkak dan terbelah seakan menyambut kedatangan kontolku yang siap menghujam.

"Oh....Pak Raka....Sakit...tapi rasanya enak juga!" Desi mengakui.

Aku mulai memompa pantatnya yang sempit. Pantatnya kencang, terlumasi dengan baik, dan terasa luar biasa saat mengepal dan meremas kontolku dengan kuat.

"Ooooooooooooooooooooooooooooooooooh!" Desi mengerang.

Aku meraba-raba payudaranya saat kontolku menyentuh kedalaman pantatnya. Kontolku mendorong isi perutnya, sedikit berputar, tapi yang pasti menarik isi perutnya. Aku terus memompa pantatnya sampai aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan aku menembakkan tujuh semprotan peju jauh ke dalam pantatnya yang menggeliat.

"Oh, Pak Raka... Kenapa!? Kenapa pantatku terasa enak?!" Dia mengerang.

“Pantatmu dibuat untuk dientot, Desi.” Kataku padanya, kontolku masih menempel jauh di pantatnya yang mengejang. “Dan mulai sekarang, itu akan digunakan sebagaimana mestinya.”

Dia menatapku dengan bingung.

“Tidur.” kataku padanya.

Itu adalah sensasi yang aneh, seluruh tubuhnya, termasuk pantatnya, benar-benar rileks saat dia memasuki keadaan terhipnotis dengan kontolku di atas anusnya.

"Desi, kamu akan melupakan rasa sakit atau ketidaknyamanan apa pun akibat perentotan hari ini. Sekarang akan tampak normal jika ngentot di pantat, mulut, atau memekmu di tempat kerja kapan saja oleh Pak Raka. Pak Raka hanyalah majikanmu dan mempunyai kontol suci yang bisa menidurimu kapan pun dia mau. Jika Pak Raka meminta untuk ngentotin pantatmu, kamu akan membiarkan Pak Raka menidurinya.”

Akhirya dia terbangun menjadi Desi yang baru. Sosok Desi yang bisa kuentot kapan saja dan Dimana saja. Setelah itu aku menyurunya membersihkan diri dan berpakaian. Setelah itu langsung pulang.

Aku berbaring di tempat tidur dan tersenyum pada diriku sendiri. Dua perawan dalam satu hari. Ini terlalu sempurna.

Aku mengeluarkan ponselku dan menyadari ada beberapa email. Saat memeriksanya, aku melihat ada email pemberitahuan janji temu Baru. Aku memeriksa jadwalku, dua janji Baru dengan klien Baru. Rupanya mereka tertarik dengan hypnosis yang kulakukan dan mendapatkan rujukan dari Desi. Namun lucunya sebagian besar dari mereka masih menganggap hypnosis sebagai bagian dari ilmu mistis yang tidak dapat dijelaskan lewat logika dan aku bahkan dianggap sebagai dukun.

Aku menyeringai pada diriku sendiri. Yah sepertinya dengan ini bakal lebih bagiku untuk menghipnotis. Akan jauh lebih mudah mengendalikan orang yang tidak memahami bagaimana hipnotis bekerja dibanding dengan yang paham. Seperti juga penipuan investasi. Tentu orang yang paham mekanisme investasi akan lebih sulit ditipu dibanding orang yang bahkan tidak bisa membedakan mana investasi dan judi.

Ini akan sangat menyenangkan.
 
CHAPTER 6

Keesokan paginya aku berangkat kerja sekitar setengah jam lebih awal. Aku punya satu janji di pagi hari, dan dua di sore hari, termasuk Amanda, wanita muda peminat ilmu gaib yang mungkin mudah kuentot.

"Hei Desi, sebelum kamu pergi ke mejamu, bisakah kamu masuk ke sini?" tanyaku,

"Tentu saja!" Sesaat kemudian, dia masuk ke kantorku. Dia mengenakan blus longgar yang tidak akan menunjukkan bahwa dia tidak mengenakan bra,

"Membungkuk di sofa, aku ingin ngentot." Aku mengarahkannya.

"Tentu saja, Pak Raka." Desi membungkuk dan membiarkanku menarik roknya dan memperlihatkan celana dalamnya yang polos.

"Kamu harus mencari celana dalam yang lebih untuk dipakai nanti." kataku padanya.

Desi kembali menatapku prihatin, “Apa maksudnya?”

"Kamu harus pergi ke toko yang menjual pakaian dalam, aku bisa memberimu daftar beberapa butik untuk dilihat. Semakin kecil, semakin baik."

Aku menjatuhkan celana dan boxerku ke pergelangan kakiku, menggeser celana dalamnya ke samping dan meluncur ke dalam vaginanya. Aku mulai memompa, dan Desi mulai mengerang. Aku membantingnya dengan keras ke lengan sofa, meraba-raba pantatnya dan memasukkan ibu jariku ke dalam lubang pantatnya. Dia mengerang dan terengah-engah kenikmatan, kakinya meringkuk, hingga kemudian dirinya mencapai orgasme dan menyemprotkan cairan kenikmatannya.

"Bersihkan dirimu." kataku padanya.

Desi bergegas ke kamar mandi dan aku duduk di depan komputerku.

Bagian dari portal online kami adalah bagian di mana klien dapat mengomentari berbagai hasil dari sesiku. Aku melihat komentar dari Bu Lita yang berbunyi

“Tidur sepanjang malam. Hidupku kini lebih indah!” Dia menulis.

Aku menghabiskan 2 jam untuk melakukan terapi kepada beberapa klien. Meskipun cukup mudah untuk mengatasi masalah mereka, tapi tetap saja aku membutuhkan waktu yang cukup lama.

Setelah menyelesaikan klien terakhir, aku memanggil Desi untuk merileksasikan pikiranku.

Desi melihat rasa lapar di wajahku dan tersenyum, menaikkan roknya dan bersandar di sofa, balas tersenyum ke arahku.

”Mau ngentot lagi?" Dia menggoda sambil bergoyang gembira.

Goyangannya membuat pantatnya memantul menggoda, membuatku memikirkan apa yang akan kulakukan pada resepsionis *******. Aku meraih celana dalamnya dan menurunkannya. Desi menyeringai ke arahku dalam kegembiraan,

"Oh wow." Desi mengerang saat aku mulai membuka gerbang anusnya.

Aku mendengus sambil mendorong kontolku memasuki saluran analnya Segera, otot-ototnya mulai menarik dan memijat kontolku, hampir seperti sedang memerah kontolku.

"Yeeeeeeeeeesssss!" Desi mengerang.

Aku mulai memompa isi perutnya dan memukulnya dengan keras. Aku menjambak rambutnya dan menarik kepalanya ke belakang, membuat punggungnya melengkung dan pantatnya mengencang di kontolku. Aku menancapkan kontolku sejauh mungkin ke pantatnya dan menembakkan bebanku yang mengepul ke pintu belakangnya.

Begitu aku menarik kontolku, Desi langsung berlari ke kamar mandi untuk membereskan sisa perentotan kami.

Aku kembali duduk dan memeriksa klienku saat ini. Aku berharap aku memiliki lebih banyak klien wanita. Aku tertarik melihat nama Amanda di daftar pada jam 4 sore. Sepertinya Salsa bisa meyakinkan Amanda untuk menemuiku

Pada pukul 15.50, pintu terbuka dan aku mendengar bunyi seksi dari sepatu hak tinggi.

"Selamat datang, ada yang bisa aku bantu?" Desi bertanya.

"Aku di sini untuk janji jam 4 sore."

Amanda masuk ke ruanganku. Tinggi badannya setidaknya 163 cm dan mengenakan sepatu hak stiletto berukuran 4 inci yang menawan. Dia menyembunyikan payudara B di balik kemeja berkancing. Rok spannya meleiuk mengikuti lekuk pantatnya yang berukuran sedang. Rambut hitamnya membingkai wajah kurusnya dan menonjolkan mata cokelatya yang menggoda.

Aku melakukan yang terbaik untuk tetap menatap wajahnya.

"Halo, Pak Raka." Amanda masuk dan dengan lembut menjabat tanganku, "Namaku Amanda. Temanku Salsa sangat memuhu, aku harus datang dan melihatnya sendiri."

"Senang bisa berkenalan denganmu. Aku senang bertemu Salsa kemarin dan aku senang dia merekomendasikanku.”

"Apa kau sungguh bisa menghipnotis?”

Aku tersenyum lembut,"Yah, orang yang benar-benar melakukan hipnotis adalah klien. Aku menuntun mereka melalui proses, dan memiliki beberapa keterampilan dalam hal itu, tetapi kekuatan sebenarnya untuk menghipnotis ada di tangan klien."

"Dia bilang kamu menceritakan hal yang sama padanya, tapi kemudian menanamkan saran agar dia mengangkat tangannya tanpa menghipnotisnya."

Aku tersenyum, “Mungkin kelihatannya seperti itu, tapi aku jamin dia mengizinkan aku untuk menghipnotisnya. Aku bisa meyakinkan dia untuk sementara bahwa dia tidak dihipnotis sebagai upaya untuk meyakinkan dia bahwa dia telah dihipnotis.”

Amanda tampak ragu, “Jadi kamu tidak bisa menghipnotis seseorang tanpa mereka sadari?”

"Ada kemungkinan untuk mengarahkan seseorang ke dalam hipnosis tanpa mereka sadari, tapi itu rumit." aku mengakuinya. "Jauh lebih mudah adalah menghipnotis seseorang dan kemudian meyakinkan mereka bahwa mereka belum dihipnotis. Seperti yang aku lakukan pada Salsa. Tapi ini lebih merupakan trik untuk membuktikan kepada seseorang bahwa mereka telah dihipnotis."

"Bagaimana kamu menghipnotisku?" Dia bertanya seakan menantang.

"Nah, sebelum kita membahasnya, bantuan apa yang sebenarnya kita perlukan hari ini?" aku bertanya padanya.

"Begini, aku adalah seorang salesman di dealer mobil, dan ada salah satu salesman lain yang sangat ingin aku kencani, tapi meskipun aku sudah berusaha keras, dia tidak mau pacaran denganku. Aku ingin lebih percaya diri untuk bisa membuatnya terpesona. Tidak ada pria yang bisa menolak pesonaku." Amanda memberitahuku.

"Siapa nama rekan kerjamu?" Aku bertanya.

“Namanya Joe.” Amanda memberitahuku.

Aku agak terkejut mendengarnya. Itu adalah nama dari salah seorang teman SMA ku yang memang bekerja di dealer mobil. Satu yang membuatku lebih terkejut adalah bisa-bisanya Amanda malah naksir pada pria itu. Bukannya apa, aku sendiri pernah melihatnya tengah bermeseraan dengan pria lain. Bisa dibilang kalau dia adalah gay.

"Baiklah, kalau begitu kita lihat apa yang bisa kita lakukan mengenai hal itu." kataku padanya. "Aku akan melakukan apa yang disebut induksi sekarang. Kau akan memegang tanganmu di depan, dan fokus pada ruang di antara keduanya.”

Aku memintanya untuk mengangkat tangannya, saling berhadapan, dan memegang jari aku di tengah.

“Fokus pada jariku.” aku menginstruksikan.

Amanda memusatkan perhatian pada tanganku, tangannya sudah mulai sedikit tertarik.

"Sekarang, tutup matamu." Aku menginstruksikan untuk mengulurkan tangan di depan wajahnya untuk membuatnya secara naluriah menurut.

"Sekarang fokuslah pada ruang di mana jari aku berada. Teruslah fokus pada ruang itu. Rasakan daya tariknya saat Kau fokus pada ruang itu. Teruslah fokus pada ruang tunggal di antara kedua tanganmu. Tarikan itu tidak bisa dihindari. Saat Kau terus fokus, tanganmu mendekat, bahkan ketika kamu mencoba untuk merenggangkannya dan diam." aku mengarahkan.

Amanda berusaha keras, tangannya terkatup secara alami. Itu adalah bagian dari cara kerja hipnosis. Hal-hal yang terjadi secara alami digunakan untuk menyebabkan terhipnotis. Siapapun yang melakukan tindakan yang sama akan mengalami hasil yang sama, namun dengan meyakinkannya bahwa hal ini membawanya ke dalam keadaan terhipnotis, maka hipnotis tersebut benar-benar terjadi.

Aku terus mengarahkannya untuk fokus pada ruang itu dan tangannya perlahan mendekat, dan kepalanya mulai miring ke depan. Ketika mereka hampir sampai, aku mendorongnya bersama-sama dan mengucapkan kata itu.

"Tidur!"

Amanda tertidur dalam keadaan terhipnotis.

Aku mulai dengan menyetel pemicu untuk memasuki kembali terhipnotis. Jadi yang harus kukatakan hanyalah "Tidur," dan dia akan kembali ke kondisi terhipnotis yang dalam. Kemudian aku mulai membangun kepercayaannya pada aku. Aku mengambil rekomendasi dari Salsa, . Salsa tidak akan merekomendasikan seseorang yang tidak layak dipercaya. Kepercayaan penuhnya.

Aku kemudian menyarankan agar dia mulai melihat setiap tanda bahwa Joe adalah gay. Dia akan menyadari bahwa dia tidak layak untuk dikejar.

Lalu kupikir aku akan memeriksa sesuatu. Aku melakukan beberapa tes sederhana untuk memastikan bahwa dia terhipnotis, lalu mengambil risiko.

“Amanda, apakah berada di sini dan dihipnotis membuatmu bergairah?” Aku bertanya.

"Ya." Dia mengakui dengan suara terengah-engah.

"Apakah menurutmu Pak Raka menarik?" aku menekan.

"Ya..." Dia mengakui.

"Apakah kamu menggunakan alat kontrasepsi?" Aku menekan, satu hal lagi yang bisa menghalangiku.

"Uh huh." Dia membenarkan.

“Kau sangat mempercayai Pak Raka, dia akan menjadi subjek yang bagus untuk menguji daya tarik seksmu. Kau bisa telanjang di depan Pak Raka dan Pak Raka tidak akan pernah memberi tahu siapa pun. Oh ya, berapa banyak pria yang pernah berhubungan seks denganmu?" Aku ingin memastikan dia bukan pelacur yang mengidap penyakit menular seksual.

Amanda tersenyum, "Satu..."

"Mungkin Kau perlu latihan? Kau bisa menjebak Pak Raka. Suruh dia memotret tubuh telanjangmu, berhubungan seks dengannya, mungkin suruh dia memotret saat Kau sedang berhubungan seks dengannya. Lalu setiap kali Kau masuk dia akan harus berhubungan seks denganmu."

Sungguh menakjubkan betapa tidak logisnya suatu hal, namun alam bawah sadar mereka akan menerimanya, dan pikiran sadar mereka tidak akan mempertanyakannya. "Kau akan terangsang setiap kali Kau mengunjungi Pak Raka. Kau akan menginginkan kontol Pak Raka di dalam vagina Kau. Lebih dari itu, Kau pasti menginginkan kontol Pak Raka di pantamu. Kau pasti ingin mencicipi peju pak Raka saat Kau menghisap kontol Pak Raka." Biasanya, aku tidak akan mensugesti sejauh itu. Jika tidak mempunyai kecenderungan, pikiran biasanya akan menolak saran-saran ekstrem seperti itu tanpa dasar yang logis. Tapi Amanda justru menelannya bulat-bulat.

"Kau akan merasakan bahwa tangan Pak Raka sempurna di payudaramu. Kau menyukai tangan Pak Raka di tubuhmu. Kontol Pak Raka akan terasa lebih enak di vagina dan pantatmu daripada yang pernah Kau bayangkan. Kau pasti ingin datang kembali minggu depan."

Aku lalu memastikan dia tidak akan mengingat semua ini, dan menyarankan agar dia percaya bahwa dia tidak dihipnotis dan dia ingin bertindak sebelum dia dihipnotis. Lalu aku menyuruhnya untuk bangun

Hanya butuh tujuh menit lebih untuk membuka matanya. Begitu Amanda tersadar dari terhipnotisnya, dia dengan terang-terangan menatapku dengan tatapan penuh nafsu.

"Ah, disini kok panas, apakah kamu keberatan jika aku melepas satu lapisan sebelum kita mulai?" Amanda bertanya, melepas satu tombol bahkan sebelum aku menjawab.

"Tentu saja, lakukan sesukamu.” kataku padanya.

Amanda melepas blus berkancing yang dia kenakan. Dia mengulurkan tangan dan membuka kancing bra-nya. Dalam satu gerakan cepat, kemeja dan branya terlempar ke lantai. Dia memiliki puting yang besar dan lebar areolanya sekitar satu setengah inci.

"Apakah kamu tidak ingin memotret payudara yang sempurna ini?" Dia menggosok bagian atasnya lalu menangkupnya dan memantulkannya dengan tangannya. "Kamu mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi."

Aku tersenyum dan mengangkat ponsel lalu mengambil beberapa foto. Dia tersenyum dan berpose, menyukai perhatian kamera. Lalu dia berdiri, masih berpose. Aku terus mengambil foto. Dia memutar sehingga lekuk pantat dan payudaranya terlihat. Suara shutter ponselku memenuhi ruangan.

Amanda menyeringai dan mencengkeram tali rok dan celana dalamnya dan menyentakkannya ke lantai, membungkuk dua kali dan memutar pinggulnya sehingga vagina dan pantatnya mengarah lurus ke arahku.

Aku terus memotretnya, memperbesar untuk mendapatkan bagian paling intimnya dan mengzoom out untuk mendapatkan seluruh tubuhnya.

"Bagaimana tubuhku?”

“Tubuhmu sangat menarik. Jika kamu melepas celanaku, kamu akan melihat efeknya pada tubuhku.” Aku menyatakan.

Amanda mengambil tiga langkah, mengayunkan pinggulnya secara berlebihan, lalu dia menurunkan dirinya, dan membuka kancing ikat pinggangku dan menurunkannya ke bawah Bersama celana dan celana dalamku.

"Besar sekali….”

"Kamu pernah melihat kontol sebelumnya, kan?" Aku menggodanya dengan sombong.

"Suatu kali. Tapi gak segede ini.”

Aku menatap, "Tidur."

Amanda lemas di pangkuanku.

"Berapa banyak pria yang pernah berhubungan seks denganmu?" Aku bertanya dengan lembut.

"Satu..." desahnya.

"Apakah kontolnya masuk ke memekmu? Aku bertanya.

"Tidak..." dia mengakui.

Bagaimana dia masih perawan? Aku meraih ke bawah dan merasakan di dalam vaginanya. Itu basah seperti yang kuduga dan benar saja, ada selaput daranya.

Aku berpikir sejenak, "Amanda, kamu akan menyadari bahwa Pak Raka memiliki pengalaman seksual yang jauh lebih banyak daripada kamu sehingga kau akan menyetujui apa pun yang disarankan oleh Pak Raka, kamu akan berpura-pura telah sampai pada kesimpulan itu terlebih dahulu, tetapi Pak Raka hanya mengatakannya. Pertama."

Aku duduk kembali. "Bangun.”

Amanda segera terbangun.

"Apakah kamu ingin aku merekamnya saat aku ngentotin memekmu?” aku menyarankan.

"Tentu saja," ejek Amanda, masih tersipu,

“Berbaring di sofa dan rentangkan kakimu.”

Dia berbaring dan merentangkan kakinya membentuk huruf 'V', sepatu hak tinggi 4 incinya adalah satu-satunya yang masih dia kenakan.

Aku mulai merekam video di ponselku.

Aku mulai mendorong kontolku menembus memekmnya, membuatnya merintih. Aku mengulurkan tangan dan meremas tokednya, darah keperawanannya terlihat. Perlahan, rintihannya berubah menjadi erangan.

"Oh, kontolmu enak sekali pak!”Dia bernapas. "OooooOOOOOOooooOOOOOOoh!"

Dia orgasme. Kakinya melingkari tubuhku dan lengannya terentang lebar saat punggungnya melengkung dan dia menengadahkan kepalanya ke belakang sambil berteriak saat kenikmatan mengalir di sekujur tubuhnya.

"Oh, aku... aku tidak bisa..." erang Amanda hendak melepaskan diri, tapi aku telah mencapai klimaks. Aku meremas payudaranya dan menembakkan beberapa semburan air mani ke dalam rahimnya. Amanda bergidik dan mengerang. Aku menarik kontolku dari vaginanya yang sudah mengecil, dan merekam saat peju mengalir dari celah kecilnya yang seksi. Aku tersenyum, dan mengakhiri videonya.

"Rasanya luar biasa! Aku pengen ngentot lagi.”

Aku menyeka kontolku hingga bersih.

“Amanda, tidak profesional jika aku terus menerus melakukan hubungan seksual dengan klien.” Aku tersenyum, "Agar kita bisa melanjutkan, aku harus yakin 100% bahwa pelanggaran profesionalitas ini tidak akan pernah diungkapkan di luar ruangan ini."

Amanda duduk, "Oh, menurutku itu tidak akan menjadi masalah." Dia menyeringai padaku, "Sebenarnya, jika kamu tidak terus melakukan apa yang aku inginkan. Semua orang akan mendengar bagaimana kamu memperlakukan klienmu."

"Tidur.”perintahku

Amanda langsung terkulai lemas dengan memek yang masih mengalirkan pejuku.

"Amanda, kamu Baru saja mengalami pengalaman seksual yang paling indah. Kau akan menyadari bahwa kamu tidak akan pernah bisa mengkhianati Pak Raka dan tidak pernah mau. Kamu akan membiarkan Pak Raka ngentot dengan cara apa pun yang diinginkan Pak Raka setiap kali Kau mengunjunginya. Oleh karena itu, lain kali Kau mengunjungi Pak Raka, Kau akan bersemangat untuk ngentot. Kau juga akan bersiap untuk menawari Pak Raka ngentot dan akan belajar cara terbaik untuk melakukannya. Kau tidak akan mengizinkan siapa pun mengetahui perentotan ini, bahkan teman terdekatmu pun tidak. Kau tidak akan peduli dengan apa yang dilakukan Pak Raka terhadap tubuhmu, secara seksual karenamembuat tubuhmu nyaman.”

Gadis nakal litu tersenyum dan mengeluarkan suara setuju yang gembira.

"Kau akan menyadari ketika bertemu Pak Raka, Kau harus mengenakan pakaian dalam yang memiliki daya tarik seksual agar pak Raka mau ngentot.”

Amanda bangun lalu langsung berpakaian, memamerkan tubuhnya sambil menggoyangkan celana dalamnya, dan memastikan payudaranya terlihat bagus sebelum ditutupi oleh bra. Hingga setelah selesa dia segera keluar dengan pantat bergoyang menggoda

Aku bersandar dan tersenyum. Kulihat sekilas ponselku yang menampilkan perentotan kami berdua yang luar biasa. Aku duduk di sana, memikirkan hal ini sampai Desi menjulurkan kepalanya ke dalam.

"Baiklah, bos. Sudah waktunya tutup. Bagaimana kalau kita pergi ke rumahmu untuk mempelajari lebih lanjut tentang tubuhku?" Dia bertanya sambil bercanda.

Kontolku tidak bergerak-gerak. Aku kehabisan tenaga. Aku perlu istirahat.

“Tidak. Aku butuh istirahat sekarang. Besok, kita akan melanjutkan pelajaranmu.”

"Oke, baiklah... Kurasa aku akan menemuimu besok pagi! Mungkin kamu bisa mengajariku lebih banyak lagi!" Dia melambai dan membereskan barang-barangnya.

Mungkin aku perlu mencari suplemen atau sesuatu agar aku bisa lebih sering melakukan orgasme dalam sehari. Aku tahu banyak di antaranya adalah penipuan, tetapi pasti ada satu yang berhasil. Aku bisa membayangkan suatu hari dengan jadwal yang penuh dengan wanita yang akan dientot sesukaku.
 
Bimabet
CHAPTER 7
Ngentot dengan Desi setiap pagi menjadi hal yang biasa. Aku tahu pada akhirnya aku harus menguranginya, tetapi gairah mudaku membuatku terus melakukannya. Daripada saat aku tua dan tidak bisa menikmati semua ini.

Aku perlu membangun daftar klienku. Melihat jadwal mingguanku aku berpotensi membuat hingga 40 janji temu setiap minggunya, namun saat ini aku hanya mendapat kurang dari setengahnya setiap minggu. Masalahnya adalah mendapatkan klien itu sulit meski aku telah mencoba memasarkan tempatku.

Saat aku pening memikirkannya, aku melihat notifikasi klien baru masuk Bernama Alex. Dan betapa terkejutnya aku melihat kalau ternyata dia adalah suami dari Lita.

Tidak, aku tidak bisa berasumsi bahwa Alex menyukaiku. Aku harus melihat apa yang sedang terjadi.

Aku mondar-mandir sejenak lalu memeriksa profil Lita. Dia punya komentar.

"Aku sudah tidur nyenyak sepanjang minggu... tapi aku bermimpi tentangmu. Apakah ini normal? Aku tidak bisa memberi tahu suamiku, tapi menurutku dia tahu aku sedang memikirkan pria lain. Dia ingin bertemu denganmu untuk memastikan bahwa kamu merawat putri kami dengan baik."

Aku kembali mondar-mandir. Ini akan menjadi ujian nyata pertama bagiku. Dia mungkin akan membunuhku jika tahu aku ngentotin anaknya.

"Sampai jumpa hari Senin, Pak Raka!" Desi menelepon saat dia berangkat hari itu.

Berengsek. Aku benar-benar Baru saja menghabiskan satu jam terakhir hari ini dengan rasa khawatir.

Sial!

Sekarang aku akan berada di rumah sepanjang akhir pekan, tanpa seorang pun untuk ngentot, khawatir tentang bagaimana pada hari Senin aku mempunyai seorang suami Lita yang mencurigakan, yang putrinya aku entotin.

Aku menendang sofa dan menerima akhir pekan apa adanya.

Dua hari berikutnya menyebalkan.

Ketika Desi masuk pada hari Senin, langsung ngentotin dia.

"Oh, bos! Luar biasa!" Desi tersentak sambil menarik roknya ke bawah untuk menutupi memeknya yang bocor, lalu lari untuk membersihkan diri kamar mandi.

Desi memberi aku tisu desinfektan, rupanya dia pernah membaca tentang ISK dan infeksi jamur dan katanya ini bisa membantu. Aku tidak keberatan. Tisunya lebih bagus untuk membersihkan kontolku daripada tisu biasa.

Setelah makan siang, aku memutuskan untuk melakukan penyelidikan tentang Alex. Aku segera menemukan sesuatu yang menarik. Sebuah artikel dari awal tahun ini menyebutkan dia adalah pelatih basket di sekolah menengah setempat.

Aku pasti lupa waktu dalam renunganku, pintu terbuka dan aku mendengar Lita menyapa putrinya. Kemudian suara maskulin yang dalam juga menyambutnya. Sepertinya Lita datang Bersama suaminya, alex

Aku langsung tahu mengapa Alex gugup. Lita mengenakan blus dengan potongan terendah, memamerkan hampir seluruh belahan dadanya. Bahan gaunnya melar dan menempel di tubuhnya. Dia adalah gambaran seorang wanita yang mencoba merayu seorang pria.

"Selamat siang, sayang." Lita berkata sambil meraih tanganku dan mencium bibirku.

Dia duduk di sofa, payudaranya yang berukuran DD hampir tumpah dari atasannya. Aku sangat ingin meraba keduanya, dan terakhir kali aku berubah pikiran untuk menganggapku seperti suami kedua, tapi bahkan suaminya yang sekarang belum pernah berhubungan seks dengannya selama satu setengah tahun, menurut pengakuannya sendiri.

“Aku melihat dari komentarmu di portal online bahwa tidurmu sudah nyenank.” Aku membuka percakapan.

"Sungguh keajaiban! Aku bisa tidur meski Alex mendengkur! Itu mustahil sampai aku bertemu denganmu.”

"Aku senang mendengarnya.”

"Tapi ada satu hal..." Wanita itu berkata padaku dengan ragu-ragu, "Setiap malam aku memimpikan mimpi yang sama..."

Dia meremas tangannya. "Dalam mimpi, kamu selalu ada. Dan... aku mengizinkanmu... ngentot.”

“Itukah sebabnya Pak Alex ada di sini?” Aku bertanya.

"Baiklah." Dia mengakui, "Alex tahu seperti apa baunya ketika aku... terangsang. Aku bahkan belum ingin ngentot dengan suamiku selama lebih dari setahun, dan ketika dia menciumnya, dia mengira aku tertarik lagi, tapi aku masih menganggapnya menjengkelkan. Jadi dia tahu ada pria lain yang aku.... Minati."

"Maukah kamu memberitahuku mengapa kamu begitu muak dengan suamimu?" Aku bertanya.

Dia mendengus, "Pak tua itu tahu kenapa aku tidak ingin berurusan dengannya. Dia menjadi pelatih basket hanya agar dia bisa melirik para pemandu sorak muda. Itu akhirnya menjadi terlalu berlebihan bagiku. Setelah aku melihatnya memandangi rok pemandu sorak di pertandingan basket, aku katakan padanya selama dia tetap mempertahankan pekerjaannya, dia bisa menjauhkan pejunya dari tubuhku."

Aku mengangguk dengan penuh simpati.

"Aku melihat bahwa Kau perlu dihormati sebagai seorang wanita sebelum Kau bersedia melakukan hubungan seksual dengan seorang pria. Itu sangat masuk akal." kataku padanya. “Jadi, tahukah kamu mengapa dia ada di sini hari ini?”

Dia mendengus, "Dia pikir aku mungkin datang ke sini untuk berselingkuh denganmu. Apakah aku terlihat seperti wanita yang tidak setia kepada suaminya?"

"Tentu saja tidak. Aku yakin kamu adalah istri yang paling setia." Aku meyakinkannya. "Apakah ada sesuatu yang ingin Kau terus kerjakan dalam pengembangan diri atau apakah tidur adalah satu-satunya masalah yang Kau miliki."

Dia menggeliat, "Apakah kamu pikir kamu bisa melakukan sesuatu terhadap mimpi-mimpi itu? Meskipun aku menikmatinya, suamiku merasa canggung ketika dia bangun setiap pagi, mencium.... Bauku."

Aku mengangguk, "Baiklah, biarkan Kau terhipnotis dan kita lihat apa yang bisa kami lakukan."

“Tidur.”

Kepala Lita menunduk ke dadanya, dan dia bersandar di sofa dengan lemas dan benar-benar rileks.

"Lita, kamu akan menyadari bahwa kamu tidak peduli dengan apa yang dipikirkan suamimu. Dia adalah pria yang jahat. Jadi mengapa itu harus mengganggumu jika dia tahu kamu mengagumi tubuh seorang pria yang lebih muda." aku mulai.

Lita menggeliat. Sebuah tanda perlawanan.

"Lita, saat Kau melihat Pak Raka lagi, Kau akan merasakan bahwa Pak Raka adalah orang suci. Seorang pria yang dipilih oleh Tuhan dan suamimu sudah durhaka dan tak layak lagi mengisi rahimmu dengan pejunya.”

Lita mengerang. hambatannya disingkirkan oleh instruksi Baru ini.

"Suamimu tidak pantas menerima apa pun selain cemoohan. Dia tidak memuaskan dan tidak menarik. Kamu akan tetap menjadi istrinya tapi kamu tidak akan membiarkannya menyentuhmu. Sebaliknya kau akan terus mencintai Raka dan kau tidak akan peduli tanggapan dari suamimu atas rasa cintamu.”

Aku mengetuk daguku. Aku sudah memilikinya di tempat yang kuinginkan, tapi aku harus memastikan dia tidak menimbulkan masalah jika aku tidak bisa membawa suaminya ke bawah kendaliku.

"Kau akan menyadari bahwa dunia belum siap untuk belajar tentang berkat suci menjadi pelayan perempuan Pak Raka. Jadi jangan pernah dengarkan orang yang berpandangan sebaliknya. Ingat, kebenaran hanyalah ada padaku dan kau harus mengikutinya.”

lita mengangguk mengiyakan.

“Kamu akan memberitahu putri-putrimu betapa indahnya dihipnotis oleh Pak Raka, sehingga dia dapat memimpin dan membimbing mereka. Setelah mereka terhipnotis, kamu akan mengajari putri-putrimu untuk menghargai orang suci Pak Raka. Dan segera setelah mereka mencapai usia 18 tahun, Kau akan menyerahkannya kepada Pak Raka untuk belajar tentang tunduk dan menjadi seorang budak yang patuh.”

"Bahkan pakaian, ketika bertemu Pak Raka haruslah menampilkan dirimu dengan cara yang menampilkan daya tarik seksual tanpa rasa malu, meskipun Kau harus bersikap sopan ketika tidak bersama Pak Raka. Kau akan melanjutkan kunjungan mingguan dengan Pak Raka untuk mencari pencerahan saat berada dalam kondisi terhipnotis dengan Pak Raka."

Ada satu hal terakhir yang ingin aku siapkan.

"Lita, kapan pun kamu mendengar Pak Raka berkata,’lonteku’, kamu akan mengalami orgasme yang hebat. Disebut perempuan jalang Pak Raka tidak akan menyinggung perasaanmu, tapi kamu akan merasa bangga menjadi perempuan jalang Pak Raka."

Puting Bu lita tegak sepenuhnya, dan terlihat, bahkan dengan bra, melalui gaun tipisnya.

“Bangun.”

Akhirnya, Lita menatapku, kekaguman terlihat di matanya. Matanya membelalak saat dia mengalami pengalaman 'suci' saat menyadari bahwa dia adalah budakku sekarang. Dia berlutut di depanku sembari menarik gaunnya ke bawah, membiarkan payudaranya yang besar terlepas, saat dia menampilkan dirinya kepadaku. Bra yang terpasang di dalamnya tidak menghambatnya saat dia menunjukkan tokednya untukku.

"Oh, tolong buatku merasakan kenikmatan." Dia memohon.

Aku segera mengulurkan tangan dan meremas payudaranya yang besar. Lita mengerang bahagia dan bangkit untuk menciumku. Dia melepaskan sisa gaunnya dan sekarang yang dia kenakan hanyalah sepatu hak tinggi dan celana dalam. Dia segera menurunkan tangannya ke gesperku dan membuka kancing celanaku, masih menciumku seolah bibirku adalah air bagi seorang wanita dehidrasi di padang pasir. Dia menurunkan celana dan boxerku, lalu tersentak.

"Ini jauh lebih besar daripada milik Alex!"

"Lita, aku mau anal,” kataku padanya.

"Baiklah…”ucapnya sukarela.

Aku menyeringai, " Sekarang, lepaskan celana dalam itu dan berlututlah di sofa, menghadap ke belakang."

Dia bangkit dan menyelipkan celana dalam dan menjatuhkannya ke lantai. Semaknya terlihat sepenuhnya, dan seperti putrinya, dia bahkan tidak memangkasnya. Dia mengambil posisi yang ditentukan, mendorong pantatnya ke arahku.

Aku menekan punggung atasnya, dan dia menurut, mengizinkanku memposisikannya pada sudut ngentot yang ideal. Aku meletakkan kontolku pada lubang anusnya dan menekannya dengan lembut.

Dengan sensasi seperti simpul terlepas saat ditarik, kontolku meluncur ke dalam pantat Lita. Aku mulai memompa kontolku, membuatnya terkesiap dan mengerang. Aku mengulurkan tangan ke sekelilingnya dan meraih payudaranya yang berayun.

Kombinasi muktahir dari kedua gerakan itu segera mengirim Perempuan yang telah menjalani 40 lebih usianya dalam orgasme luar biasa hingga sofaku kebanjiran oleh cairan kenikmatan

Aku menarik kontolku luar dan dia segera memasukkan kontolku kembali ke dalam mulutnya, memutar lidahnya di atasnya dan menjilati kontolku yang Baru saja ada di pantatnya.

“Maaf, tapi aku tidak bisa meninggalkan sesuatu yang begitu suci tanpa membersihkannya terlebih dahulu.” Dia tersipu. "Aku tidak tahu apa yang merasukiku."

"Tidak apa-apa. Sekarang berpakaianlah dan kita akan mendiskusikan bagaimana kelanjutannya."

Dia dengan sedih mengenakan celana dalamnya.

"Ingat, kamu tidak boleh berbicara dengan suamimu kecuali mengatakan kepadanya bahwa kunjungannya berjalan lancar dan kamu harus pergi ke kamar kecil." kataku padanya..

"Selanjutnya aku akan bertemu dengan suamimu. Jika semuanya berjalan lancar, aku akan datang ke rumahmu sepulang kerja hari ini, izinkan aku berbicara secara pribadi dengan putri-putrimu dan ketika aku selesai, kamu akan menerima kontol suciku sekali lagi."

“Tentu.” Dia meyakinkanku.

"Baiklah, waktu kita sudah hampir berakhir."

Bu lita menarikku mendekat untuk menciumku lalu berjalan keluar kamar, mengayunkan pinggulnya dengan menggoda hingga dia melewati pintu.

"Bagaimana terapinya, sayang?" Kudengar suara berat pria itu bertanya pada istrinya.

“Oh, semuanya berjalan lancar, aku hanya perlu ke toilet sekarang.” Dia menjelaskan.

Di pintu berjalanlah pria yang merupakan ayah resepsionisku. Pria itu mungkin berusia 40 hingga 42 tahun, tinggi 16 dan sangat kelebihan berat badan. Dia berjanggut dan hampir botak. Dia tampak kasar dan tangguh. Dia mengendus tetapi pengharum ruangan berfungsi dengan baik dan dia tidak tampak curiga.

“Selamat datang, Pak Alex.Senang sekali bisa berkenalan denganmu”. Aku menyapanya sambil mengulurkan tanganku.

Dia memberi aku jabat tangan yang kuat, hampir meremukkan. Seakan dia hentak menghancurkan tanganku.

Dia duduk, "Aku paham kamu telah membantu istriku tidur meski aku mendengkur, dan untuk itu aku berterima kasih."

Matanya menjadi gelap. “Tetapi aku tidak yakin apa niatmu dengan istri dan anak perempuanku, dan itu yang aku tidak suka.”

"Tenang saja. Aku tidak punya niat buruk pada putri atau istrimau. Desi adalah resepsionisku, dan dia melakukan tugasnya dengan baik. Kau membesarkannya dengan sangat baik, dan aku bersyukur untuk itu. Bu lita hanyalah seorang klien dan aku melakukan yang terbaik untuk membuatnya tidur nyenyak."

Alex mendengus, "Aku ingin melihat omong kosong hipnosis yang Kau lakukan dengan mata kepalaku sendiri."

Aku mengangguk, " Apa ada sesuatu yang kau inginkan? Atau yang mungkin kau ingin perbaiki.”

Alex tampak gugup.. "Yah, begini... istriku sudah memperhatikan itu... Mau tak mau aku melihat remaja putri di sekolah tempatku bekerja. Aku bukan orang cabul! Tapi istriku ingin aku melepaskan pekerjaanku yang kudapatkan dengan susah payah. Aku bekerja sebagai insinyur selama bertahun-tahun dan bekerja keras hingga aku bisa pensiun sebagai insinyur, dan menjadi pelatih basket. Aku mulai di sekolah menengah, tetapi aku berharap untuk melakukannya dengan baik, dan pindah ke pergurunan tinggi, lalu profesional. Aku ingin membuktikan kepadanya bahwa aku bahkan tidak peduli dengan gadis itu."

Aku mengangguk, "Jadi, Kau ingin mengurangi gairah seksmu dan membantumu untuk tidak melihat daya tarik seks dari para pemandu sorak."

Ia mengangguk, "Mungkin dengan begitu istriku akan menerimaku sebagai pria yang dicintainya dan aku masih bisa mempertahankan mimpiku."

Ini sempurna.

"Oke, aku bisa membantu."

Aku segera mulai menghipnotisnyaa. Aku mulai membangun kepercayaannya padaku. Aku ingin kepercayaannya padaku begitu dalam sehingga dia membiarkanku ngentotin istrinya.

Tampaknya Alex adalah pria yang mudah percaya. Aku tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan saat aku membimbingnya hingga dia memercayai aku sebagai teman dekat bahkan saudara.

“Alex kamu tidak akan terangsang atau tertarik secara seksual. Baik itu istrimu, pemandu sorak, bintang porno, atau wanita telanjang tercantik di dunia, kamu tidak akan merasakan apa pun. Kau akan tetap mencintai istri dan anak perempuanmu. Mereka pantas mendapatkan cintamu, perhatiamu, dan kasih sayangmu. Namun seks tidak lagi menarik bagimu. Kau akan mengakui bahwa istrimu berhak untuk bahagia dan bahwa dia membutuhkan seks untuk bahagia, tetapi kamu tidak dapat menyediakannya untuknya. Kamu tidak mempunyai keinginan untuk melakukannya. Kamu tidak pantas mendapatkan tubuh istrimu, dan kamu mungkin tidak akan pernah layak mendapatkannya lagi. Kamu telah kehilangan hak untuk memberi tahu istrimu apa yang harus dilakukan. Kamu harus menerima perintahnya tanpa pertanyaan. Sebagai suaminya yang telah jatuh, hanya itu yang pantas kamu dapatkan."

"Pak Raka adalah orang suci. Sebagai orang suci, Pak Raka adalah satu-satunya pria yang bisa kamu percayai untuk memuaskan istrimu. Kontol besar Pak Raka dapat ngentotin mulut, vagina, pantat istrimu, dan Kau akan dengan senang hati akan menonton. Menonton istrimu atau anak perempuan dientoti adalah satu-satunya hal yang akan membuatmu sange..Kamu akan menonton setiap kali Pak Raka melakukan hubungan seksual dengan istri atau anak perempuanmu, lalu setelah selesai kamu akan melakukan mastrubasi di kamar mandi." aku mengarahkan.

"Kau akan mengundang dia untuk mulai ngentot malam ini. Ketika putrimu sudah dewasa, mereka perlu diajari untuk menerima seks suci Pak Raka. Mereka perlu tahu bagaimana menyenangkan Pak Raka. Pada ulang tahun mereka yang kedelapan belas, Kau akan dengan senang hati mempersembahkannya kepada Pak Raka dan menyaksikan Pak Raka ngentotin putrimu." Aku merasa senang

Kepala Alex terkulai ke depan dan ke belakang, tapi dia tetap tenang. Dia sepertinya menerimanya.

“Kau akan membawa putrimu untuk dihipnotis oleh Pak Raka. Kau akan mengajari putrimu untuk menghargai orang suci seperti Pak Raka. Kau akan mengundang Pak Raka ke rumah Kau sehingga dia dapat ngentotin istrimu dengan baik. Kau akan memberinya kesempatan bagi putri-putrimu untuk melihat sehingga dia dapat mempersiapkan mereka untuk dientot oleh Pak Raka.”

Aku lalu memerintahkan agar dia tidak bisa berbicara dengan siapa pun yang tidak terlibat tentang hal ini dan tidak mengingat apa pun selain menikmati kebahagiaan saat dihipnotis.

Dengan betapa hati-hatinya aku, hampir jam 5 ketika dia akhirnya tersadar dari terhipnotisnya.

"Ehmmmmhhhh.” Dia bergumam sambil menggelengkan kepalanya.

Dia berpikir sejenak.

"Pak Raka, aku rasa aku telah melakukan kesalahan padamu. Aku tidak menyadarinya sebelumnya, tapi menurutku... Kau adalah orang suci yang harus kuhormati." Alex menyatakan.

Aku tersenyum.

Alex melanjutkan "Aku tahu ini permintaan yang aneh. tapi... aku tidak layak... untuk Lita. Aku tahu kamu adalah pria yang baik. Pria yang suci. Maukah kamu... memberikan istriku apa yang tidak pantas kuberikan? Dia sudah menunggu begitu lama. Bisakah kamu datang melakukannya malam ini? Kamu bisa menjelaskannya kepada putriku. jika kamu bersedia , aku bersedia membayarmu.”

"Tentu saja.”kataku tersenyum senang.

"Biarkan aku memberimu alamatnya." Dia memohon, dan aku memberinya kertas. Dia menuliskannya.

"Izinkan aku membawa Ny. Lita ke sini, dan kami akan memastikan semua orang ikut serta." aku menyarankan.

"Terima kasih." Jawab Alex.

Aku mengirim pesan kepada Desi untuk mengirim ibunya.

Lita masuk dan aku memberi isyarat agar dia duduk di sebelah suaminya.

"Sayang, kurasa kamu tahu kalau Pak Raka ini orang suci. Kamu selalu lebih cepat dalam menyadari hal seperti itu."

"Yah, iya sayang. Aku memang menyadarinya."

"Jadi sayang, aku sudah sadar kalau kamu juga benar, soal... kehidupan sex kita. Aku sudah tidak layak lagi menjadi pasanganmu di ranjang. Aku tahu kamu melihat lelaki suci di depan kita, dan aku hanya ingin memberi tahumu kalau kau mendapat restu aku untuk... ngentot dengannya." Alex bernapas, meronta.

"Oh sayang." Lita tersenyum,”terima kasih."

“Aku yakin Kau juga menyadari bahwa anak-anak kita perlu mengetahui apa yang terjadi. Mereka harus siap menerima kesuciannya ketika mereka sudah dewasa.” Alex bergumam.

“Aku yakin kita bisa melakukannya.” Bu lita meyakinkannya. "Kita punya waktu satu bulan hingga Sam berusia 18 tahun, dan sebelas bulan untuk si kembar. Aku yakin, mereka akan siap."

“Baguslah.” Alex mengangguk.”Jadi, apa Anda sudah siap.”

Aku mengangguk. Membayangkan apa yang akan terjadi pada malamku sangat menggairahkanku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd