Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

HIPNOTERAPI SEX

CHAPTER 4
Sungguh perasaan yang luar biasa, masuk ke halaman rumahku yang tidak terlalu besar bersama Desi. Dia turun dari mobilku dan kami berjalan ke pintu rumahku bersama layaknya pengantin baru. Begitu masuk, aku melepas sepatu dan kaus kakiku, dan mempersilakannya untuk duduk di sofa.

“Tidur.” kataku pada Desi begitu dia duduk di atas sofa rumahku.

Desi langsung terhipnotis. Kata kuncinya bekerja dengan sangat baik. Hanya butuh satu kata dan dia siap dikendalikan

"Desi, ketika Pak Raka menyuruhmu melakukan sesuatu, kamu melakukannya tanpa pertanyaan." Kataku mulai mensugesti.

Dia tidak merespon sugestiku. Itu bagus. Dalam keadaan ini tidak ada respon yang merupakan pertanda yang baik, itu berarti dia tidak melawannya.

"Jika Pak Raka menyuruhmu melepas bajumu, maka kamu akan melepasnya dengan senang hati dan tanpa pertanyaan."

"Jika Pak Raka menyuruhmu untuk menghisap kontolnya. Kamu akan membiarkan kontolnya masuk ke tenggorokanmu. Tubuhmu dibuat untuk menyenangkan pria terutama bosmu. Kamu akan tahu bahwa kontol Pak Raka itu istimewa. Berbeda dengan kontol lainnya yang tak pantas untuk kau layani.”

Desi tampak tersenyum, aku terkejut betapa mudahnya dia menerima hal itu.

" Kapan pun Kau bersama Pak Raka, Kau akan ingat bahwa dia dapat memperlakukan tubuhmu sesukanya dan itu adalah hal yang baik. Kau senang tubuhmu digunakan untuk menyenangkan Pak Raka. "

"Bangun." kataku padanya.

Nah, saatnya menguji seberapa efektif hipnotisku.

“Buka bajumu, Desi.” kataku padanya.

"Baik." Ujar Desi tanpa ragu

Dia berdiri dan menarik blus merah mudanya ke atas kepalanya. Aku telah melihat dan meraba-raba payudaranya sebelumnya, tetapi aku masih senang melihat payudaranya yang sempurna. Dia tidak ragu-ragu dan menurunkan roknya hingga rok itu meregang dan meluncur melewati pinggulnya. Akhirnya aku bisa melihat celana dalamnya. Desi tidak berhenti di situ, dia segera meraih celana dalamnya dan menariknya ke bawah lalu melepaskannya, menambahkannya ke tumpukan kecil pakaiannya di sofa.

Dia berdiri di hadapanku dalam keadaan bugil total. Siap untuk kunikmati sepuasanya.

Aku mengulurkan tangan dan meraih payudaranya, memijat dan meraba-rabanya. Desi menutup matanya untuk menikmati sentuhan yang aku berikan pada payudaranya. Aku mengulurkan tangan dan menyelipkan tanganku di antara kedua kakinya dan merasakan kelembapan bibir vaginanya. Aku terus meluncur melintasi lipatannya, merasakan bagian paling intimnya. Aku menemukan klitorisnya dengan mudah,

"Ah, apa yang kau sentuh, Pak?”

"Hmm, secara umum seperti di keluarga, dokter, dan semacamnya disebut payudara. Bagi teman dekat, orang yang kau goda, atau ingin merasa seksi, atau diinginkan, disebut toked,”

"Kalau begitu aku suka kau menyentuh tokedku.” Dia berseru, "Apa nama kemaluanku.”

Aku memijit-mijit lipatan bagian tersebut, "Nah, bagian terluar di sini disebut labia. Tapi orang-orang menyebutnya bibir kemaluan. Di sini disebut klitoris, tetapi orang-orang menyebutnya biji klentit. Yang berlubang itu disebut memek.”

Desi tersenyum, "Aku suka kamu menyentuh toked dan memekkku!"

Aku menurunkan tanganku dan menggenggam salah satu pipi pantatnya yang kencang dan kencang di tanganku, meremas pantatnya dengan baik.

"Aku suka kamu menyentuh pantatku juga!" Desi menghela napas. "Apa bokongku juga punya nama lain? Aku hanya tahu yang itu."

"Ya, disebut juga pantat sedangkan lubangnya disebut anus.”

"Oh!" Desi tersentak, jelas tidak mengharapkan ada jari di anusnya dan tidak yakin apa yang dia pikirkan. Dia menggeliat sejenak, lalu hanya tersenyum dan menggoyangkan pantatnya di jariku. "Rasanya...menarik..."

Aku tersenyum, "Tunggu saja sampai kugunakan kontolku.”

Desi menatapku bingung dan prihatin, “Apa maksudmu?”

Aku menyeringai, "Yah, kontol, begitu kau menyebutnya, adalah tempat kesenangan pria dan caramu membuatnya merasa senang adalah dengan membiarkannya menempelkannya padamu, ini.." Aku menyentuh bibirnya, membuat matanya melebar, "...di sini..." Aku menyentuh vaginanya,, "...atau di sini.”kataku menunjuk pantatnya.

"Tapi bagaimana kontolmu bisa masuk ke pantatku?" Dia bertanya

“Kenapa kamu tidak melepas celanaku dan lihat sendiri bagaimana caranya.”

Desi berlutut dan membuka kancing ikat pinggangku, melepaskan gesper celana panjangku dan membuka kancing ritsleting celanaku untuk melihat kontol dibalik boxerku. Matanya melebar dan dia menurunkan celana boxerku dan melepaskan kontolku ke tatapannya. Aku melepas celana panjang dan celana boxerku, lalu menendangnya ke samping bersama pakaianku yang lain.

"Wow...” Desi menghela napas melihat kontolku yang langsung tegak berdiri.

"Aku senang Kau menyukainya. Akan kuajarkan bagaimana cara memuaskan kontolku." kataku padanya.

Pernyataanku yang bersifat mengontrol secara agresif biasanya tidak akan diterima dengan baik, namun Desi membuktikan bahwa dia telah menerima saran tersebut tanpa ragu.

"Pertama, kita coba blowjob dengan mulutmu.”

"Bagaimana aku melakukan itu?" Dia dengan gugup bertanya.

"Baiklah, coba pikirkan ini. Apa persamaan antara kontol, memek, dan pantatmu?” Aku bertanya.

Dia berpikir sejenak, "Yah, keduanya berlubang... dan lubang kecil... tunggu, keduanya seperti tabung... begitukah?"

Aku mengangguk, "Jadi, tabung apa yang bisa diakses dengan mulutmu?"

Matanya membelalak, "Kontolmu masuk ke tenggorokanku?"

Aku tersenyum, "Itu benar. Ini mungkin sulit di awal tapi kau akan terbiasa kok. Mulailah dengan menghisap dan menjilatnya, dan kalau sudah siap, aku akan memasukkannya ke dalam tenggorokanmu."

“Oke,”sahut Desi paham.

"Pertama-tama, letakkan tanganmu di belakang punggung lalu buka mulutmu.”

. Desi membuka mulutnya dan membiarkanku mengarahkan kontolku di antara bibirnya. Desi melakukan apa yang diperintahkan, dan mulai dengan lembut menghisap dan menjilat kontolku saat aku perlahan-lahan memasukkannya ke dalam dan keluar dari mulutnya. Aku mengulurkan tangan dan mulai meraba payudaranya sambil menyentuh wajahnya dengan lembut, dengan tangan di belakang kepalanya.

Aku meraih tangan di belakang kepalanya dan mendorong kepalanya ke depan seraya mendorong panggulku ke depan hingga mengenai bagian belakang tenggorokannya, membuatnya mulai muntah namun tertahan oleh sumpalan dari kontolku

Aku membelalakkan mataku. Merasakan ketegangan pijatan tenggorokannya di kontolku yang terasa luar biasa! Desi berjuang melawan sensasi tersedak saat aku memasukkannya ke tenggorokannya. Aku mendorongnya selama lima hitungan, lalu menariknya keluar.

"Bernapas." kataku padanya.

Desi terbatuk dua kali, terengah-engah dan menarik napas.

“Ayo kita lakukan lagi, semakin sering kamu melakukannya, semakin mudah jadinya.”

Dia mendekatkan mulutnya ke kontolku. . Aku memasukkan kontolku kembali ke mulutnya dan menekannya kembali ke tenggorokannya. Dia jelas berjuang untuk tidak muntah yang membuat tenggorokannya bergetar dan terasa sangat nyaman di kontolku. Aku menariknya kembali ke dalam mulutnya, membiarkannya mengambil napas sebelum mendorongnya kembali. Kontolku senang dipijat di tenggorokannya, dan aku bisa merasakan klimaksku mulai terbentuk.

"Ah bentat lagi aku bakal keluar." Aku mendengus sambil mendorong tenggorokannya. "Mulutmu akan penuh dengan air maniku. Kamu harus menahannya di mulutmu, menikmatinya, berkumur, menunjukkannya padaku, lalu menelannya."

Desi menatapku, air mata mengalir dari sisi matanya, tapi aku tahu itu hanya tekanan di bagian belakang tenggorokannya yang mengganggu hidungnya dan membuat matanya berair. Aku menikmati ini lebih dari yang seharusnya.

Aku menarik keluar dari tenggorokannya pada detik terakhir dan melepaskannya ke dalam mulutnya. Hidung Desi melebar saat aku membuang air mani ke dalam mulutrnya. Aku menghitung delapan semburan sperma yang kuat ke dalam mulutnya. Akhirnya, aku menarik kontolku dari mulutnya.

Pipi Desi mengembung ketika air mani telah memenuhi mulutnya. Dia bernapas melalui hidung saat mulutnya menikmati cairan itu. Matanya terbuka dan dia memiringkan kepalanya ke belakang sehingga dia bisa membuka mulutnya dan memperlihatkan seteguk cairan putih dan lidahnya yang mengaduk spermaku. Desi menutup mulutnya dan air mani itu meluncur mulus melalui tenggorokkannya.

“Pak Raka.... pejumu rasanya nikmat.” Katanya dengan eskpresi penuh kenikmatan

Aku tersenyum, "Bagus. Kalau begitu, mungkin aku bisa memberikanmu pejuku setiap hari.”

"Ya!" Dia berseru girang.

“Sekarang, mari kita makan malam sebelum melanjutkan ke aktivitas selanjutnya.” kataku padanya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd