Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT CGU - Firing Aquaman (updated 28/10/23)

Dari tokoh wanita baru di sini, siapa yang anda inginkan ceritanya sendiri/ pendalaman karakter?


  • Total voters
    22

caligula1979

Semprot Addict
Daftar
24 Jun 2012
Post
487
Like diterima
2.829
Bimabet
Halo mupengers sekalian!
Jumpa lagi di Caligula Universe (CGU). Kesibukan di dunia nyata menyebabkan saya baru bisa menulis lagi setelah dua tahun. Kali ini saya akan menceritakan tokoh favorit CGU, ya siapa lagi kalau bukan Afif the Aquaman. Jagoan kita ini agaknya sedang ada masalah, dia akan diberhentikan dari pekerjaannya. Apakah ini berarti akhir petualangan seru si Aquaman?
Mupengers yang pembaca setia serial CGU pastilah tahu jawabannya dari detil-detil plot kronologis cerita-cerita CGU. Kini kita lihat, bagaimana nasib si Aquaman. Tanpa buang waktu lagi, marilah kita nikmati cerita dua episode ini, akan diupdate tiga hari setelah cerita pertama ini.

Selamat menikmati!


Cerita CGU lainnya:




"Ayo semua lihat sini!” instruksi si fotografer, “cheeessseee....!”
Lisa (31 tahun) yang menggendong bayinya, bersama sang suami, Niko (37 tahun), berdiri di tengah mengarahkan bayi mereka ke kamera. Di kanan kiri keluarga, kerabat dan teman mengapit mereka dan tersenyum. Setelah potret-potret, berakhirlah perayaan kecil manyue/ satu bulan Davin, bayi kedua pasangan muda itu. Para undangan mulai pamitan meninggalkan restoran.
“Davin! Sini sama tante... mau gak?” Arlene, teman dan langganan air galon di depot air Lisa, mencolek-colek pipi bayi mungil dalam gendongan wanita itu
“Nih... pelan-pelan Len!” Lisa menyodorkan bayi laki-lakinya itu pada Arlene yang menggendongnya dengan hati-hati.
“Sa... pulang dulu yah!” pamit Tiara bersama suaminya yang melintas.
“Iya, makasih yah!” Lisa dan suaminya menyalami mereka.
“Duh... kayanya udah pengen punya bayi lagi yah!” kata Christine yang menghampiri mereka lalu ikutan nimbrung menimang-nimang bayi lucu itu.
“Iya tuh... anakku udah suka nanya kok dia ga punya dede... “ kata Arlene
“Cieee... berarti lagi rajin usaha dong... “ goda Lisa
“Hihi... gitu deh... “ jawab Arlene tersipu
“Baru melahirkan, tuh body udah singset lagi, mantap tuh cewek!” kata seorang pelayan yang sedang beres-beres alat makan pada temannya
“Kalau tajir mah bisa perawatan biar kinclong” balas temannya.
“Davin! Dadah ya!” Arlene mencium dahi bayi itu setelah Christine memberitahu bahwa suaminya sudah keluar dari parkiran dan menunggu di depan gerbang restoran.
Arlene yang numpang mobil Christine mengembalikan bayi itu dengan hati-hati dan berpamitan. Tak lama kemudian, setelah membereskan barang dan pembayaran, merekapun meninggalkan restoran. Kebahagiaan memenuhi pasutri muda itu terutama Lisa, Davin pun tidak rewel malam itu, hanya sekali ganti popok dan sekali menyusu.



Di rumah Lisa...

“Kalau ada perlu panggil aja yah!” kata Niko mencium kening Lisa yang tengah berbaring menyamping di ranjang menyusui Davin.
Lisa mengangguk dan tersenyum sebelum Niko meninggalkannya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sudah dekat deadline di ruang kerjanya. Di tengah senyum bahagianya malam itu karena telah menjadi ibu dan sudah membesarkannya hingga genap sebulan seperti sekarang, Lisa masih menyimpan kegundahan sendiri di hatinya. Bagaimana tidak, bayi yang sedang disusuimya ini bukan bibit dari suaminya, melainkan dari Afif, pegawai depot airnya. Intuisinya sebagai seorang ibu sudah merasakannya sejak pertama melihat bayi itu, hidung besar dan bentuk rahangnya lebih mirip ke Afif daripada suaminya, seiring waktu, bayi itu juga tumbuh dengan kulit yang tidak terlalu putih, namun ini masih bisa dimaklumi karena Niko juga agak coklat. Empat tahun menikah, pasutri itu tidak juga dikaruniai anak, Niko sibuk dengan karirnya yang menanjak di perusahaannya dan Lisa sibuk mengelola toko peralatan bayi dan beberapa bisnis kecil lain termasuk depot air yang dipercayakan pada Afif, yang dulunya merupakan pegawai di pabrik keluarga Niko sejak keduanya belum menikah. Walau pernikahan mereka relatif baik-baik saja, Lisa mulai dilanda kejenuhan, terutama ketika suaminya sering ditugaskan ke luar kota. Saat itulah Afif hadir mengisi kesepian nyonya majikannya yang rutin mengontrol ke depot air seminggu sekali atau dua kali. Afif mengerti benar yang sedang dirasakan Lisa saat itu, dari sekedar ngobrol-ngobrol biasa Lisa mulai curhat soal kehidupannya pada si tukang air galon hingga suatu sore perselingkuhan itu terjadi. Walau di awal, Lisa dirundung rasa bersalah dan penyesalan, ia tidak berusaha menghentikannya, setiap kali memantau ke depot air, hubungan gelap itu selalu terjadi lagi dan lagi. Kemahiran Afif memuaskan wanita membuat wanita yang tadinya konservatif itu tidak sanggup menolak kenikmatan yang diberikan pegawainya, kalaupun menolak itu hanyalah setengah hati yang justru membuat percintaan mereka makin bergairah. Satu tahun lebih hubungan gelap mereka akhirnya membuahkan hasil, bayi Davin yang lucu dan lincah, yang membuat Niko sangat bersukacita dan makin menyayangi sang istri. Senyum bayi itu mampu menepis perasaan bersalah Lisa yang telah melahirkan anak haram dari hubungan gelap dengan pegawainya sendiri.
“Ini harus diakhiri!” kata Lisa dalam hati menarik payudaranya dari mulut Davin yang sudah terlelap.
Ia meraih smartphonenya dan berbalas pesan WA dengan seorang kenalan perihal pegawai baru yang ditawarkan.



Keesokan harinya
Pukul 14.43



“Oohh... eenngghh!” desah Vivi, ibu beranak dua itu mendesah-desah merasakan lidah Afif kian liar menjilati vaginanya
Tukang air galon itu duduk di bangku dengan kepala tertutup rok Vivi. Merasakan liang kewanitaannya semakin becek, Afif membuka kedua kaki Vivi lebih lebar agar lidahnya dapat menyeruak lebih dalam di liang senggama wanita itu. Sesekali dengan jari tengah kanannya Afif mengocok vagina Vivi dan kemudian menjilatinya lagi. Klitoris Vivi yang sangat sensitif juga tak luput dari jilatannya, sesekali juga pria itu menghisap daging sensitif itu, membuat Vivi semakin menceracau. Setelah sepuluh menitan, wanita itu merasa ada sesuatu yang ingin meledak dari dalam dirinya,
“Ooohhh... paaakk!” desah Vivi meremas rambut si tukang air galon
Ssrrrr.... cairan hangat bening mengucur dari vagina wanita itu mengenai wajah Afif. Pria itu tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil menaklukan wanita itu hingga mencapai orgasme hanya dengan lidahnya. Vivi masih terlihat lemas akibat orgasme yang dialaminya,matanya terlihat sayu. Afif berdiri dan melepaskan celananya. Vivi yang masih lemas seketika itu terperangah memandangi penis bersunat yang sudah ereksi, benda yang sering membuatnya menggelepar-gelepar nikmat dan tak sanggup menolak.
“Bapak masukin sekarang yah cik... uuuuggghhh!” erang Afif sambil menekan batang penisnya hingga melesak masuk ke liang senggama Vivi yang telah basah.
“Ooouuhhh!” tubuh Vivi dengan kedua tangan bertumpu di meja dapur mengejang menerima sodokan penis si tukang air galon yang mentok hingga rahimnya.


Afif menggenjotnya semakin cepat sehingga wanita itu semakin menceracau. Vivi mengangkat kedua lengannya saat pria itu mengangkat gaunnya hingga terlepas dari tubuh wanita itu menyisakan bra ungu yang juga segera ia singkap cup nya. Afif semakin mempercepat sodokan penisnya dan semakin berani mengeksplorasi gaya tusukannya. Kepala penisnya terus-terusan menyundul dasar liang senggama Vivi, membuat mata wanita itu kadang melotot, kadang terpejam, di tengah sensasi luar biasa itu. Afif sudah sangat berpengalaman menciptakan kenikmatan demi kenikmatan bagi setiap partnet bercintanya sehingga mereka selalu merindukannya, tak terkecuali Vivi. Sambil menggenjot, ia menyelomoti puting payudara Vivi, mengelus-eluskan ujung lidahnya sambil mengisap-isapnya. Terkadang gigitan-gigitan kecilnya mendarat di leher, disusul dengan jilatan-jilatan yang membuat wanita itu makin tenggelam dalam arus nikmat.
Ketika kenikmatan itu semakin memuncak, rintihan-rintihan histeris pun berlontaran begitu saja dari mulut Vivi tanpa dapat dikendalikan lagi
“Ppaakk…. oooohhh…. entot terus…. enak paaakk …. Ooooh!!”
Semenit kemudian, Vivi menggelinjang di puncak nikmatnya, diiringi erangan panjang wanita itu. Meski Vivi akhirnya terkapar setelah mencapai orgasme, Afif tetap menggenjot penisnya bermaju-mundur di dalam liang vaginanya yang sudah banjir. Vivi hanya pasrah sambil memejamkan matanya meresapi nilai puncak nikmat yang baru saja dicapainya. Lima menit kemudian Afif merasakan batang penisnya berkedut kencang dan ingin menyemburkan lahar kenikmatannya.
“Boleh di dalam gak cik?” Afif meminta ijin, yang dijawab wanita itu dengan anggukan lemah.
Ia pun mempercepat sodokannya lalu di sodokan terakhir ia menghunjamkan penisnya sedalam-dalamnya di liang vagina Vivi hingga menyemprotkan spermanya di dalam lubang vagina wanita itu berulang-ulang. Vivi ambruk dalam dekapan si tukang air galon yang penisnya masih tertancap di dalam vaginanya.
“Bapak nafsuan banget hari ini, sampe lemes saya.” Vivi berkata sambil memandang sayu si tukang air galon.
“Saya senang bisa bikin cik puas” kata pria itu tersenyum melihat raut muka penuh kepuasan di wajah wanita itu.
Setelah puas dengan olah syahwat di dapur itu, keduanya kembali membenahi diri. Vivi memberi bayaran lebih atas servis plus Afif yang memuaskan.



Pukul 15. 22

Afif menekan bel rumah berlantai dua dengan desain klasik dan taman asri di depannya itu.
“Afif... ayo masuk aja, gak dikunci kok!” seorang pria paruh baya membuka pintu dan menyapanya.
“Sore pak... sehat aja nih?” sapa Afif membuka pagar yang tidak dikunci.
“Ya, alhamdulilah” jawab Pak Nugroho, nama pria itu, “anak cucu lagi berkunjung, ramai di sini!”
“Oh gitu yah pak! Asyik dong!” kata Afif menurunkan dua galon dari gerobak motornya.
“Wah sore bu! Lagi sama cucu nih!” sapa Afif melihat wanita setengah baya sedang menemani seorang balita bermain di ruang keluarga.
“Sore juga Fif, iya ini cucu ibu paling kecil, namanya Hilary!” kata istri Pak Nugroho memperkenalkan cucu perempuannya yang berwajah kebule-bulean.
“Hello sir!” sapa bocah itu.
“Ehehehe... hallo juga!” balas Afif.
“Mamanya kan bule makanya cucu saya muka blasteran!” kata Pak Nugroho.
“Oohh... pantesan, pasti mamanya cantik kaya anaknya” puji Afif.
“Fif tolong ganti galonnya juga yah! ada anak sih, tapi dia lagi keluar” pinta istri Pak Nugroho.
“Siap lah bu, seperti biasa!”
Si tukang air galon ke dapur untuk mengganti galon yang hampir kosong di dispenser dengan yang baru. Baru saja ia membuka segel galon yang baru...
“Grandpa... grandpa... my airplane... stucked on the tree!” suara bocah laki-laki terdengar.
Setelah melongok ke arah ruang tamu, Afif menuju jendela dapur melihat ke taman belakang, ia melihat seorang wanita berambut pirang berusaha menjatuhkan mainan pesawat dari dahan pohon besar di sana dengan gagang sapu yang tak bisa menjangkau. Segera ia pun ke depan.
“Kenapa pak?” tanyanya pada Pak Nugroho yang bersama bocah laki-laki, “ada yang bisa saya bantu mungkin?”
“Itu Fif, mainan cucu bapak nyangkut di pohon, kamu mau bantu ambilin?”
“Bryan... just wait for dad!” sahut suara wanita dari taman, “gramps is too old to climb... oh hi!” sapa wanita bule itu melihat ada orang asing

Selama ini rumah keluarga Nugroho yang ditempati pasangan tua yang bekerja sebagai rektor dan dosen ini Afif hanya mendapat teman ngobrol dan keramahan, baru kali ini ada yang bening seperti sekarang.
“Oh bu, biar saya bantu ambilin pesawatnya!” Afif menawarkan diri sambil memandang kagum wanita pirang di hadapannya yang memakai kaos ketat dan celana pendek itu.
“Ini mantu saya Fif, orang Amerika!” Pak Nugroho memperkenalkan istri dari anak sulungnya.
“Crystal!” wanita itu mengulurkan tangannya dan tersenyum
“Saya Afif... tukang antar air!” Afif menjabat tangan lembut wanita bule itu.
“Sorry merepotkan bapak, bapak benar bisa bantu ambilkan?” tanya Crystal dengan bahasa Indonesia yang cukup fasih.
“Saya coba aja dulu bu!” Afif berjalan ke taman memandang sekeliling mencari benda panjang.
“Saya perlu sesuatu yang panjang buat nyodok jatuh!” kata Afif
“Coba ini Fif, bisa gak kira-kira!” kata istri Pak Nugroho membawa tongkat pemasang lampu.
“Nah benar bu!” Afif meraih benda itu lalu segera mencoba memukul dahan agar pesawat itu jatuh.
Alat itu dapat menjangkau pesawat mainan Bryan yang nyangkut di dahan. Dengan hati-hati Afif mendorong pesawat styrofoam itu agar tidak patah hingga akhirnya.
“Yyeaaa.... terima kasih sir!” sorak Bryan dengan bahasa Indonesia dan mengambil mainannya yang berhasil dijatuhkan.
“Wah bisa bahasa Indonesia juga yah!” kata Afif mengelus rambut coklat bocah itu.
“Bisa Fif, dua bahasa mereka” kata Pak Nugroho.
“Terima kasih yah pak!” kata Crystal tersenyum sehingga membuatnya terlihat makin cantik
“Iya, sama-sama, senang bisa ngebantu.
Afif pamitan setelah keluarga itu berterima kasih padanya, Pak Nugroho juga memaksanya menerima pembayaran lebih hari itu. Afif meninggalkan rumah itu dengan hati bersyukur sekaligus mengingat-ingat Crystal, si mantu bule cantik Pak Nugroho itu. Penisnya sudah menggeliat sejak tadi berfantasi erotis dengan wanita itu, namun ia cukup realistis untuk tidak berharap lebih jauh, lagipula toh ia memiliki banyak “mainan” di kompleks itu.



Pukul 16.44


Afif sedang menata galon-galon kosong pada tempatnya ketika ia melihat mobil milik nyonya majikannya masuk ke pekarangan dan parkir di sana.
“Sore cik.... lama gak ke sini yah!” sapa pria itu begitu Lisa turun dari mobil
“Sore pak... iya sibuk urus bayi lah, bapak tau sendiri” wanita itu balas menyapa.
“Mau meriksa pembukuan cik?”
Lisa mengangguk, “sama ada yang harus dibicarakan pak, kita ke dalam aja!”
Wanita beranak satu itu duduk dan memeriksa catatan pemasukan yang diserahkan Afif. sementara itu si tukang air galon memperhatikan majikannya yang hari itu memakai tank top hitam dengan luaran kemeja putih dipadu celana jeans selutut.
“Ada masalah cik?” tanya pria itu memperhatikan raut muka tidak enak pada wajah manis nyonya majikannya.
Lisa menghela nafas dan meletakkan catatan itu, “ada yang perlu saya sampaikan pak.... ini tentang hubungan kita”
“Uuhh... baik cik, apa ada sesuatu yang gak baik?”
“Nggak pak...” wanita itu menggeleng, “bapak tahu kan, saya udah jadi ibu sekarang, saya gak mau menghancurkan keluarga saya, apalagi hubungan kita ini sudah terlalu jauh...”
Afif mendengarkan baik-baik keluhan majikannya itu.
“jadi cik mau saya berhenti?” tanya pria itu pelan
“Saya puas hasil kerja bapak selama ini, gak gampang cari pegawai sebaik bapak... tapi ini mau gak mau harus diakhiri pak.... saya sudah sediakan pesangon bapak” ia mengeluarkan amplop coklat dari tasnya dan meletakkannya di meja, “saya harap ini cukup, saya juga bisa bantu cari pekerjaan lain buat bapak, nanti akan saya hubungi lewat WA
“Saya mengerti cik... mengerti banget, saya juga gak mau ngerusak rumah tangga cik, saya berhutang budi ke keluarga suami cik”
“Bapak bisa mengemas barang, besok saya ambil kunci tempat ini” kata Lisa bangkit berdiri.

“Saya gak terlalu kaget keputusan cik ini, saya tahu satu hari pasti tiba hari ini. Sebelum pergi, boleh bapak minta sesuatu?” tanya Afif
“Bapak mau...?”
Sebelum Lisa selesai bicara, Afif mendekatinya dan mendekap tubuh langsing wanita itu.
“Jangan pak!” Lisa memalingkan wajah ketika pembantunya berusaha mencumbunya, “kita udah ga bisa gini lagi”
“Ini terakhir kali yah cik, supaya bapak gak penasaran” kata Afif dekat wajahnya, tangannya mengelus punggung wanita itu hingga meremas pantatnya, “terakhir main udah dua minggu lebih, bapak kangen sama cik, besok bapak udah ga ketemu lagi sama cik, bapak mohon cik mau yah!” pria itu nampak memelas
“Tapi ga bisa pak.... ermmhh” Afif kembali memagut bibir Lisa yang kini tak mampu menghindar lagi.
Lisa meronta namun setengah tenaga, ia hanya mempertahankan wibawanya sebagai nyonya majikan yang telah berkata semua sudah berakhir. Ia tidak berusaha melepaskan diri saat pria itu menghimpit dan mendudukkannya di tepi meja. Lisa dengan mudah menerima begitu saja apa yang terjadi. Hatinya bergumul hebat, namun hasrat liar dalam dirinya bergejolak, secara jujur ia juga merindukan penis perkasa pegawainya itu merojok-rojok vaginanya, ia tak pernah bisa menyangkal kenikmatan yang diberikan pria itu. Ia menyadari bahwa kini dirinya sedang melanggar komitmen untuk menghentikan semuanya, tapi sudahlah... biarlah ini menjadi yang penghabisan. Lisa menggerakkan lidahnya membalas pagutan Afif dan bertukar ludah. Pria itu melepaskan pakaian luar Lisa lalu menyingkap tank top beserta bra tanpa tali bahu di baliknya. Afif langsung membenamkan wajahnya pada payudara nyonyanya dan mulai mengulum putingnya. Crett... crettt... puting itu mengeluarkan ASI karena masih dalam masa menyusui.
“Ooohh... pak!” desah Lisa meremas rambut Afif yang menyusu bak bayi manja.
Tangan Afif membuka kancing dan resleting celana Lisa, lalu tangannya menyusup masuk ke dalam celana dalam mengelus-elus vagina wanita itu. Tak cuma mengelus, jari tengahnya bahkan mulai menyelusup-nyelusup ke dalam liang senggamanya, sambil mulutnya tetap asyik menyelomoti payudara Lisa meminum susunya. Wanita itu pasrah membiarkan tangan Afif menarik lepas celana selutut beserta dalamannya hingga ia terduduk di tepi meja hanya tinggal memakai tanktop dan bra yang tersingkap.
“Aaahhh” kembali ia mendesah saat Afif melumat payudara yang satunya sambil menggerayangi selangkangnnya.
Lisa pun takluk pada kenikmatan tabu itu dan mulai mengikuti naluri seksualnya

Lisa merasakan cairan vaginanya sudah mulai terdesak membanjir keluar sehingga selangkannya semakin basah.
“Badan cik cepat banget langsing lagi, tokednya tambah montok” puji Afif sambil mengelus betis, paha, perut, payudara, lalu menurun lagi ke perut dan bermuara di selangkangan nyonya majikannya.
Wajah Lisa semakin memerah akibat birahi dan juga tersanjung oleh pujian pegawainya itu. Afif lalu menarik sebuah bangku dengan kakinya lalu duduk dengan wajah tepat di selangkangan Lisa.
“Gak pernah bosen sama memek cik!” kata Afif menghirup aroma vagina Lisa yang terawat itu sehingga tidak ada bau menusuk.
Habis berkata si tukang air galon langsung menjilati vagina wanita itu. Secara refleks Lisa menyambutnya dengan merenggangkan kedua belah paha sambil membelai rambut Afif. Pria itu menjilati klitorisnya dengan intensif sehingga Lisa menggeliat dan menceracau nikmat. Kedua tangan pria itu merayap ke atas meraih kedua payudara Lisa lalu ia mainkan putingnya dengan jari-jarinya, terkadang meremasnya. Sesekali Afif menggigit klitoris majikannya menggunakan ujung gigi yang membuat wanita itu menjerit histeris menikmatinya,
“Aahhhh... pak.... mmmhhh…” lirih Lisa yang terbuai dalam serangan lidah pegawainya di bawah sana.
Ibu beranak satu itu menggeleng-gelengkan kepala, menggelepar-gelepar merasakan rasa nikmat yang amat luar biasa. Afif menggarap tiap jengkal bahkan tiap senti dari vagina majikannya. Tak perlu lama, selangkangan Lisa pun basah kuyup dengan air liur Afif dan cairannya sendiri.
“Ooohhh....” tubuh Lisa bergetar hebat saat Afif meningkatkan serangan dengan sambil mengobel-ngobel liang vaginanya
Afif semakin bernafsu melahap lelehan lendir yang mulai keluar dari vagina Lisa, rasanya gurih sedikit manis. Tubuh Lisa menegang, kedua kakinya yang menggantung di tepi meja mengejang dan kedua pahanya semakin menjepit kepala Afif. Secara refleks, ia menekan kepala Afif ke vaginanya sendiri dengan kedua tangannya seperti ingin membekap pria itu dengan vaginanya.
“Slluurrpp!!! sllrrpphhh!!!” Afif menyeruput dan menyedot dengan sangat kuat, pria itu tak melewatkan satu tetes pun cairan vagina nyonya majikannya karena ini mungkin menjadi yang terakhir kalinya.

Lisa bernafas terengah-engah di tepi meja setelah orgasme itu. Afif menghentikan jilatannya, kemudian berdiri dan membuka celananya? Lisa tertegun saat pria itu mengeluarkan penisnya yang sudah ereksi dengan urat-urat di sekitar batangnya dan kepalanya yang bersunat. Secara refleks tangannya meraih penis yang dirindukan itu Ia gemetar ketika menggenggam daging liat yang hangat dan berdenyut-denyut, begitu panjang dan bulu-bulunya yang kasar, penis yang lebih perlasa dari milik suaminya.
“Masukin pak!” pintanya dengan suara lirih sambil mengarahkan benda itu ke vaginanya dan ia sentuhkan pada bibirnya.
“Bikin cik puas, saya juga senang!” kata Afif lalu bergerak maju mundur menggesek-gesekkan penisnya pada bibir vagina Lisa yang sudah basah.
“Aaahh!” desah Lisa merasakan benda keras itu mendesak masuk
Dengan beberapa kali mendesak dan menghentak, menggerakan maju mundur pantatnya untuk mempenetrasi vagina wanita itu, akhirnya penis itu mentok di vagina itu. Selanjutnya Afif menggenjot hingga penisnya merambah semua sudut-sudut vagina dan merangsang saraf-saraf peka Lisa.
"Ooohh... enak pak.... saya gak tahan.... ooohhh.." desah Lisa sambil memeluk punggung pegawainya.
Afif memberikan serangan nikmat susulan. Bibir tebalnya memagut leher sang nyonya dan melumatinya sehingga ia menggeliat nikmat. Tangan Lisa memeluk erat tubuhnya, demikian pula kedua pahanya yang melingkari pinggangnya. Ia menjadi sangat liar sampai tak terpikirkan sama sekali olehnya status dan norma-norma apapun. Afif menyodok vagina majikannya makin cepat sehingga melambungkannya menuju puncak kenikmatan. Lisa berkelejotan di meja, cairan orgasme berlelehan membasahi tepi meja, jarinya mencakar punggung si tukang air galon sambil merasakan urat-urat saraf vaginanya dirambati datangnya sensasi yang jarang ia dapatkan dari suaminya. Tubuh Lisa melemas setelah orgasme dahsyat barusan, namun ternyata Afif masih terus menggenjot bahkan semakin ganas.

“Turun cik, ganti posisi!” Afif menurunkan tubuh majikannya dari meja dan membuatnya menungging dengan bertumpu pada kedua telapak tangannya.
Saat itu rambut Lisa yang terurai telah kusut hingga menutupi setengah wajahnya, keringat sudah membasahi tubuhnya.
“Aawwhh!” Lisa merintih pelan saat penis Afif kembali memasuki vaginanya yang kini telah banjir.
Kalau tadi bermain lembut, kini Afif lebih kasar, ia raih rambut majikannya dan dijambaknya bak tali kekang sambil memompakan penisnya merojok-rojok vagina wanita itu.
“Ayyoo... cik, enak kan...ikut goyang cik...aaahh...aahhh" Afif meracau saat di ambang orgasme
"Oocchh... enaakk bangett pak... terus entot kaya gitu...yah eeennakkkh aahhh.... ahhh..." Lisa tanpa malu-malu mengeluarkan kata-kata vulgar.
Tusukkan-tusukan Afif makin menyentuh dinding rahim Lisa dan hal itu membangkitkan kembali gairahnya. Dinding vagina Lisa mencengkeram ketat penis pegawainya, ia ikut menggoyang pinggulnya menjemputi genjotan penis Afif yang semakin brutal.
"Cik doyan kontol saya kan.. uuhhh..??" ceracau Afif sambil menampar pantat sang nyonya
Pertanyaan kurang ajar itu sungguh membuat wajah wanita itu semakin memerah dan telinganya panas.
“Iyah pak... saya suka banget..." jawab wanita itu dalam keadaan trance
Kedua tangan kasar Afif meremasi payudara Lisa sambil bibirnya menyedot keras punggungnya. Penisnya yang perkasa menembakkan cairan hangat membanjiri vagina majikannya. Afif terus memacunya hingga keduanya lemas berpelukan. Sunyi selama beberapa saat, yang terdengar adalah nafas mereka yang naik turun. Afif akhirnya melepas pelukan dan terduduk lemas di bangku. Lisa melihat penis pegawainya yang telah lemas belepotan dengan cairan kental. Entah dorongan dari mana, mungkin karena nafsunya belum sepenuhnya padam, tanpa sadar ia berlutut di depan pegawainya itu dan meraih penis pria itu. Dielusinya penis yang lunglai itu, jari-jarinya menyentuh lengket spermanya, wajahnya mendekati selangkangan si tukang air galon. Aromanya yang tajam segera menyerbak hidungnya, Lisa menjulurkan lidahnya dan menjilat batang penis pegawainya itu, membersihkannya dari sperma dan cairan vaginanya yang belepotan.
“Uuuhhh... cik!” Afif menggeliat meremas rambut nyonya majikannya.

Lisa merasakan penis Afif mulai mengeras lagi di mulutnya. Ia pasrah saat pegawainya itu mencabut batang penisnya dari kulumannya lalu mengangkat lengannya dan mendudukannya di pangkuannya dalam posisi membelakangi. Tangan Afif mengarahkan batang penisnya ke celah bukit vaginya nyonya majikannya.
“Ooohhh...” Lisa mendesah lirih saat pantatnya diturunkan dan penis perkasa Afif kembali memenuhi vaginanya.
Klitoris Lisa yang sudah membengkak tergesek nikmat pada pangkal penis Afif. Tubuh Lisa mulai bergerak naik turun di pangkuan Afif. Payudaranya bergoyang-goyang seiring dengan gerakan tubuhnya Batang penis Afif yang menancap ketat dalam jepitan lubang vagina Lisa terasa menggesek nikmat seluruh dinding vagina yang terus berdenyut-denyut meremasnya. Tubuh Lisa terasa menggigil bergetar saat mulut Afif tak tinggal diam. Si tukang air galon dengan rakusnya melumat leher jenjang dan bahunya, tangannya menggerayangi kedua payudara wanita itu. Gejolak birahi Lisa semakin membara sehingga ia mempercepat gerakan naik turunnya dengan diselingi sedikit memutar saat seluruh batang Afif masuk hingga ke pangkalnya. Wanita itu merasa tubuhnya kembali mengawang-awang sehingga gerakannya kian tak terkendali. Matanya membeliak-beliak dan mulutnya menceracau tak karuan. Puncak pendakian itu kian dekat... hingga akhirnya dengan merintih panjang tubuh wanita itu berkejat-kejat seperti sedang terkena sengatan listrik. Pada saat yang sama, nafas Afif juga semakin memburu, penisnya makin berkedut-kedut. Ketika Lisa akhirnya menggelinjang mencapai puncak pendakian yang sangat melelahkan, Afif juga menyusul dalam hitungan detik, pria itu menggeram nikmat dan penisnya menyemburkan cairan hangat di dalam liang senggama nyonya majikannha. Tubuh kedua insan itu tersentak-sentak di atas kursi, cairan kewanitaan mengucur deras bercampur dengan sperma.
“Ini yang terakhir pak... bapak mengerti kan?” kata Lisa mulai memakai kembali pakaiannya.
Pria itu mengangguk, “saya juga bersyukur bisa kerja di keluarga si engkoh, juga terima kasih atas kepercayaannya selama ini cik”
“Apa rencana bapak setelah ini?” tanya Lisa mengancingkan kembali celananya.
“Selama ini uang gaji banyak yang saya tabung, saya berencana buka usaha sendiri di kampung, usaha kecil-kecilan, saya hidup sendirian, tabungan selama ini lebih dari cukup”
“Syukur, jadi bapak gak sampai luntang-lantung setelah ini, saya juga lega”
Sebelum meninggalkan tempat itu, Lisa menolak pelukan dan ciuman pegawainya itu karena sudah bertekad memutuskan semua hubungan gelap mereka. Ia pulang dengan perasaan campur aduk, lega karena telah mengatakan semua pada pegawainya itu, namun juga ada suatu perasaan yang sulit dilukiskan, semacam ketidakrelaan bila pria itu pergi nanti karena kehilangan sesuatu yang selama ini memuaskannya secara biologis.



Pukul 19. 03

“Oh Pak Afif, ayo masuk pak!” sahut Ferry melihat si tukang air galon setelah membukakan pintu.
“Malam koh, dua galon kan yah?” tanya Afif mengangkat dua galon yang sudah ia turunkan.
“Iya, masuk aja pak!” pria pemilik rumah itu mempersilakannya masuk.
“Malam cik!” sapa Afif pada Cindy (31 tahun), istri Ferry yang sedang menonton TV di ruang tengah.
“Malam!” balas wanita itu.
“Sibuk gak pak?” tanya Ferry ketika pria itu mengganti galon kosong di dapur dengan yang isi.
“Nggak koh... oh iya... sekalian mau pamit saya!”
“Pamit? Bapak mau kemana emang?” tanya Ferry
“Saya mau buka usaha di kampung koh, udah nabung sejak awal kerja dulu”
“Oohh... gitu, iya, iya, semoga sukses deh pak! Mumpung hari ini terakhir kerja, gimana kalau....?” Ferry tersenyum penuh arti.
“Hehehe... itu sih terserah koh aja, saya mah iya-iya aja selama semua sama-sama enak!” Afif juga tersenyum, mengerti yang dimaksud pria itu.
“Ya udah, bapak ganti aja galonnya di dispenser, biar kita siapin!”
“Sip koh!”
Afif segera mencabut galon di dispenser yang hampir kosong lalu menggantinya dengan yang baru. Hatinya girang menantikan apa yang dipersiapkan sang tuan rumah. Segera setelah mengganti galon, ia pun menuju ke depan dan menemukan pemandangan yang menggairahkan. Di sofa ruang tengah, pasutri itu tengah bermesraan, kancing piyama Cindy sudah terbuka semua dan Ferry mengenyoti payudara sang istri sambil tangannya menggerayangi di balik celana piyama wanita itu. Cindy yang pertama melihat kehadiran si tukang air galon tersenyum nakal padanya.
“Ayo pak! Hari terakhir kerja, kapan lagi bisa gini?!” panggil Ferry, “kita juga lagi pengen, puas-puasin malam ini deh pak!”
“Hehehe.... siap koh, cik.... selama kalian ridho bapak juga senang!” kata Afif tanpa sungkan menghampiri mereka di sofa dan duduk mengapit Cindy.



Ketiganya saling menelanjangi hingga tak tersisa apapun lagi di tubuh mereka, tubuh Cindy nampak paling putih mulus di antara suaminya dan si tukang air galon. Payudara wanita itu langsung menjadi bulan-bulanan kedua pria itu. Seluruh permukaannya diciumi, dijilati, bahkan dicupang kecil oleh mereka tanpa terlewat. Afif lalu pindah ke bawah dan membentangkan sepasang paha Cindy.
“Saya bakal kangen memek cik ini nanti!” kata Afif memandangi vagina Cindy yang berbulu lebat itu.
“Eennghh… pak” desah Cindy ketika si tukang air galon meniup-niup vaginanya memancing gairahnya.
Afif menyukai aroma vagina Cindy yang memang membangkitkan gairah sehingga ia membenamkan mulutnya di sana. Kedua paha wanita itu menjepit kepalanya saat merasakan ada benda lunak dan hangat menyapu bibir vaginanya.
“Aahh... pak... enak... eemmhh....” desahan Cindy terpotong karena Ferry memagut bibirnya
Wajah Cindy yang sedang berpagutan dengan suaminya semakin merah padam seiring birahi yang menggelegak. Pasutri yang belum dikaruniai anak itu merupakan penganut open relationship dan sudah empat bulan terakhir ini Afif bergabung dalam kehidupan seks mereka. Ferry sendiri memiliki fetish cuckold, suka menyaksikan istriya sendiri bercinta dengan pria lain. Tak dapat disangkal, Afif telah memberi warna dalam kehidupan seks pasutri itu.
“Mmmpphh.... ssslllrrppp... ” Afif semakin nafsu melumat vagina Cindy, lidahnya mengais-ngais menjilati bagian dalam, menikmati tiap jengkal bahkan tiap senti dari vagina wanita itu.
“Mmmmhhh.... hhmmhhhh…” lirih Cindy yang semakin liar beradu lidah dengan suaminya
Tangan Cindy menggenggam penis suaminya yang sudah ereksi lalu dikocoknya lembut.
Di bawah sana, Afif memainkan klitoris wanita itu dengan lidahnya sehingga Cindy merasakan tubuhnya seperti tersengat listrik, vaginanya gatal seperti mau kencing.
“Uuuhh... coommiinng !!!! ” Cindy menegang, kedua pahanya semakin menjepit kepala si tukang air galon.
“Sssrpphhhh !!! sllrrpphhh!! ” Afif menyeruput dengan kuat, tak melewatkan satu tetes pun cairan vagina wanita itu hingga habis tak bersisa.
Kini tubuh mereka sudah polos berkeringat. Ferry mengajak pindah ke kamar.
Sesampainya di kamar, keduanya berdiri di kanan dan kiri Cindy yang duduk di tepi ranjang sehingga penis mereka mengacung ke wajah cantiknya. Ferry menuntun tangan kiri istrinya menggenggam penisnya, sementara Afif menuntun tangan yang satunya. Tanpa diperintah lagi, Cindy mulai menggerakkan tangan mengocok dua penis pria itu membuat keduanya mendesah nikmat. Tanpa disuruh, sesekali ia mengusap-usapkan kepala penis mereka ke pipi dan menjilatinya.
“Ayo suck it say... udah kepengen gua!” kata Ferry.
Cindy pun mengulum dan mengocok penis dua pria itu secara bergantian. Lalu dalam satu kesempatan ditariknya kedua penis itu lebih dekat ke mulut dan mencoba memasukkan ke mulut bersamaan. Diemut-emutnya kepala penis keduanya yang saling bersentuhan
“Oohhhh !!! ” pelayanan oral Cindy sangat memanjakan dua pria itu.
“Oke say..., ayo kita mulai!” kata Ferry menarik penisnya.
Mereka menyuruhnya menungging di tengah ranjang. Ferry mempersilakan si tukang air galon menggarap istrinya. Afif pun dengan senang hati langsung mengambil posisi di belakang.
“Pelan yah pak!” kata Cindy lirih yang birahinya sudah mendidih dan butuh penuntasan.
“Tenang cik, enak kaya biasa lah!!!” desah Afif yang menekan penisnya ke vagina wanita itu
“ Uhhh…” desah Cindy seiring penis pria itu yang semakin memasuki vaginanya
Penis Afif yang sekarang sudah berada seluruhnya di dalam liang senggama Cindy terasa seperti dicengkram kuat dan diremas-remas oleh dinding vaginanya. Pria itu meringis dan menengadahkan kepala menikmati sensasi nikmat jepitan vagina wanita itu.
“Nnngghh !!! ” rintih Cindy saat penis Afif yang menyesaki liang vaginanya mulai bergerak menggenjot.
Afif mulai menaikkan tempo sodokannya sambil memegangi pinggul wanita itu dan menggerakkan pinggangnya memutar
Ferry duduk selonjoran di depan sang istri yang langsung meraih penisnya tanpa harus disuruh. Kepala Cindy mendekati benda itu dan menjilatinya dimulai dari buah zakar, naik ke batang hingga kepalanya. Ferry menikmati sepongan istrinya sambil meremasi payudaranya. Afif menggenjot dengan kecepatan sedang, nampaknya ia masih ingin berlama-lama menikmati tubuh wanita itu mengingat hari ini terakhir kali ia dapat menikmatinya bersama pasutri itu. Cindy juga menggerakkan pinggul dengan liar, maju-mundur dan berputar seakan memelintir penis Afif.

Setelah sepuluh menitan Afif menceracau nikmat dan sodokannya semakin liar. Hingga akhirnya Afif menghentakkan pinggulnya ke depan kuat-kuat, menenggelamkan seluruh batang penisnya ke dalam rongga vagina Cindy.
“Unnngghh.. yyaahh keluarrr..” Cindy menggelinjang dahsyat.
Mereka mencapai orgasme bersamaan, cairan orgasme keduanya sama-sama menyembur dan saling bercampur hingga terdengar suara decakan hingga akhirnya ambruk dalam kepuasan. Ferry sangat terangsang menyaksikan istrinya orgasme bersama si pengantar air galon. Sebelum gelombang orgasme Cindy surut, Ferry segera mengambil alih posisi Afif, ditelentangkannya tubuh sang istri lalu ia lesakkan penisnya ke vaginanya. Tanpa buang waktu, Ferry menggenjot istrinya dengan ganas, melampiaskan nafsu bercampur kecemburuan. Sambil menikmati genjotan suaminya, Cindy meraih penis Afif yang belepotan cairan orgasme. Ia melakukan cleaning service dengan jilatan dan kulumannya. Malam itu, ketiganya akhirnya terkulai lemas di ranjang. Pasutri itu saling tersenyum puas atas threesome barusan.
“Kita lagi senang banget pak, makanya kita ngajak bapak selain karena bapak mau pergi” kata Ferry
“Ooh, senang kenapa emang koh, bapak bisa lihat, cik juga kayanya bahagia?”
“Ini...” jawab Ferry mengelus perut istrinya “akhirnya isi juga”
“Wah... wah... selamat... selamat, bapak juga ikut senang, ini kan yang kalian tunggu-tunggu, tapi belum kelihatan yah?” Afif juga mengelus perut wanita itu.
“Baru tiga minggu pak, tau-tau saya mual, terus saya tes eh positif” kata Cindy.
“Kita tadinya udah rencana adopsi anak kalau udah lima tahun nikah belum dapet” kata Ferry memeluk mesra sang istri.
“Sekarang udah berapa tahun emang?” tanya si tukang air galon
“Wah udah mau, November nanti pas lima, jadi pas banget lah waktunya, kita bersyukur banget” kata Cindy.
“Ya pokoknya cik harus jaga baik-baik, makan yang sehat, jangan sampai keguguran, bapak ikut doain” kata Afif, “ya udah nih kayanya, udah malam, bapak pulang dulu yah!”
“Eee... bentar pak, ini hari terakhir kan, kenapa bapak gak puas-puasin aja?” cegah Ferry
Pasutri itu meminta agar si tukang air galon tinggal, mereka masih ingin berbagi kenikmatan. Dengan senang hati, pria itu mengiyakannya. Pergumulan kembali berlanjut ronde berikutnya hinga akhirnya kedua pria itu tertidur mengapit Cindy tanpa busana.



Pukul 20.36

Lisa selesai menyusui Davin dan mengganti popoknya, diciumnya pipi bayi itu yang tertidur lalu ia menuju ke kamar mandi. Suara shower terdengar dari dalam.
“Mulai malam ini, there is only you!” kata wanita itu dalam hati sambil melepaskan piyamanya hingga telanjang lalu menekan handle pintu kamar mandi.
“Eh say... !” sapa Niko melihat istrinya masuk tanpa sehelai benang di tubuhnya.
Lisa tersenyum nakal melihat pandangan sang suami ke arahnya, penisnya mulai bangun melihatnya. Ia bergabung di bawah siraman shower.
“Kenapa? Kamu gak pengen mandi bareng?” godanya memeluk tubuh suaminya.
“Udah lama gak gini yah sejak ada anak” Niko balas memeluk sang istri dan melumat bibirnya hingga mereka berpagutan dan saling raba di bawah shower.
Tangan Lisa meraih penis Niko dan mengocoknya. Sejurus kemudian mulut Niko turun menciumi leher, pundak hingga melimat payudara istrinya yang membesar karena sedang masa menyusui. Dilahapnya kedua gunung kembar itu bergantian, Niko merasakan ASI gurih dari puting sang istri
“Ooouh… saayy” lenguh Lisa saat tangan suaminya merambat turun menggerayangi vaginanya, matanya merem melek keenakan.
Mulut Niko terus merambat ke bawah sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai akhirnya berjongkok dan berhadapan dengan vaginanya. Ia menyapu bibir vaginanya.. pantat Lisa terangkat sedikit. Disapunya sekali lagi belahan vaginanya, kini ia menggelinjang kegelian, lalu dilahapnya klitorisnya, disedot dan dipilin dengan lidah. Lisa langsung menceracau dan menjambak rambut suaminya. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama bibir sang suami melahap klitorisnya yang kini sudah basah.
“ouuch…. sssh…..” rintihnya
“mmmhh…. enak ya sayang? mmmh….”ujar Niko menyela
“Uugghhh... terus jilatin!” ia kembali menekan kepala suaminya ke selangkangannya
Niko semakin bersemangat, dijilatinya klitoris istrinya semakin intens, jarinya sesekali berputar mengorek bagian luar liang vaginanya. Lisa makin belingsatan, pinggulnya bergoyang dan nafasnya memburu.
“Say … oohh... enak bangeth!” rintihnya sambil menggigit bibir bawah
Tubuh wanita itu menggelinjang sambil memeras payudaranya. Rupanya ia telah orgasme. Vaginanya menyemburkan cairan yang langsung diseruput sang suami dengan rakus.
“Kita pindah ke kamar aja yuk!” ajak Niko dan Lisa mengangguk lemas.
Pasutri itu saling menyabuni dan membilas lalu menghanduki tubuh hingga kering sebelum bersama ke kamarnya tanpa pakaian.

“Mmmh.. uda mandi gini kan wangi enak say..” kata Niko mengendus leher istrinya.
“Sana baringan aja!” Lisa menindih tubuh suaminya hingga payudaranya terasa menghimpit dada.
Wanita itu mencium suaminya sejenak, lalu turun ke leher, dada hingga sampai ke bawah. Tangan lembutnya menggenggam penis suaminya yang sudah ereksi.
“Uuuhh... kangen gua sama seponganlu say!” desah Niko merasakan lidah istrinya menyapu batang penisnya.
Mata pria itu merem melek sambil meremasi rambut istrinya yang masih agak basah itu.
“Uhhhhmmmm.... mmmmhhh” suara Lisa saat mengulum penis suaminya
“Aaaaakkkhhh... terus, mantap bener!” lenguh Niko
Tak sampai sepuluh menit, Niko tak sanggup lagi bertahan, tubuhnya mengejang dan menggeram,
“Uuuggghhh... keluar nih say.... oohhh...”
Creettt... creettt... sperma Niko muncrat di mulut istrinya. Lisa berusaha menelan cairan sperma itu, dihisapnya penis itu sampai menyusut di mulutnya. Setelah tidak ada semprotan lagi, barulah Lisa mengangkat kepalanya melepas penis suaminya. Nampak di pinggir bibirnya cairan putih itu meleleh sedikit. Mereka kembali berpelukan, kali ini Niko menindih Lisa lalu menggesekkan batangnya sejenak ke bibir vagina istrinya lalu mulai mendorongnya. Sebentar kemudian, pasutri itu memadu kasih dengan bersetubuh. Sambil menggenjot, Niko memagut mulut istrinya yang mendesah dan menganga. Puas bercumbu, mulut Niko turun ke dada dan mengenyoti payudara kanan sang istri. Seperempat jam kemudian, nafas Niko makin memburu dan pelukannya ke Lisa makin erat, Lisa pun mendesah makin kuat sambil mengangkat kedua tangan ke atas kepala. Niko langsung berpindah dari mengenyot puting Lisa kini mengendus ketiak sang istri. Gairah yang meningkat membuat pria itu menggenjot semakin cepat.
Nafas Niko semakin menderu-deru menyetubuhi istrinya hingga akhirnya ia menekan penisnya dalam-dalam ke vagina sang istri dan menyemburkan spermanya di dalam sana. Dipeluknya tubuh sang istri dengan erat menyambut orgasme yang luar biasa ini.
“I love you!” kata Niko terengah-engah
“So do I!” balas Lisa lalu memagut bibir suaminya.
Lisa berguling ke samping, ganti menindih suaminya, ia memainkan lidahnya dengan liar dan menggesekkan payudara ke dada suaminya, berharap pria itu bergairah dan menggarapnya lagi karena ia masih belum orgasme. Wanita itu menggerakkan pinggulnya, namun penis Niko yang layu belum kunjung ereksi lagi.
“Masih lemas say!” kata Lisa
“Iyah, lu belum keluar yah?” tanya pria itu.
“It’s okay... gua ngerti kok” wanita itu menghentikan goyangannya dan berbaring telungkup berpelukan dengan suaminya.
Lisa tahu bahwa Niko sangat sibuk belakangan sehingga untuk memberinya nafkah biologis kadang tidak maksimal. Kondisi nanggung seperti sekarang ini memang membuatnya kecele, namun sebagai istri yang pengertian, ia tidak ingin egois memaksa suaminya memuaskannya. Keduanya akhirnya tidur berpelukan tanpa busana.

Pukul 00. 14, Lisa terbangun oleh tangisan Davin yang ingin menyusu. Sambil menyusui sang buah hati, ia merasa gelisah dengan kehidupan seksnya. Niko seringkali tidak memberikannya kepuasan maksimal. Sementara Afif tidak pernah gagal memuaskannya bahkan seringkali melampaui ekspektasinya. Namun bagaimanapun hubungan tidak pantas dengan si tukang air galon harus diakhiri, demi dirinya dan juga demi keluarganya. Ia adalah wanita terhormat, bagaimana kata dunia bila hubungan tidak pantas dengan pegawainya sendiri ketahuan. Ya... besok tidak akan ada lagi perselingkuhan itu.

To be continued...
 
Terakhir diubah:
KEESOKAN HARINYA
Pukul 06. 22



“Pagi cik!” sapa Afif pada wanita yang tengah menyapu di halaman rumahnya
“Pagi juga pak!” wanita Chinese berambut pendek itu balas menyapanya.
“Tiga galon yah, buat rumah makan atau rumah?” tanya Afif memarkirkan gerobak motornya kemudian membuka bak belakang untuk menurunkan galon air.
“Semua buat rumah makan pak, masuk aja!” jawab Selvi (45 tahun) wanita pemilik rumah yang sebelahnya difungsikan sebagai rumah makan ukuran sedang, “kosongnya udah saya taro dekat pintu”
Sambil menurunkan air, Afif memperhatikan Selvi yang memakai kaos longgar dan celana pendek itu, walau belum make up karena baru bangun, parasnya tetap terlihat cantik. Dua ekor anjing pinzer yang sedang berjemur di kandang menggonggong padanya. Ia membawa masuk galon-galon baru itu ke dalam rumah makan yang pintunya terbuka dan meletakkan di tempat biasa. Selvi adalah janda dengan dua anak yang beranjak dewasa yang cukup dikenal di kompleks ini sebagai pemilik rumah makan masakan rumahan yang cantik, ramah dan masakannya enak. Sudah sembilan tahun ia menjanda setelah suaminya ketahuan punya simpanan. Dari hasil perceraiannya, ia mendapat rumah berlantai dua ini yang dua bulan setelahnya ia konversi bagian samping kanannya menjadi rumah makan. Ia tinggal bersama putrinya yang berusia 18 tahun dan dua anjing di halaman tadi, sementara anak sulungnya, laki-laki berusia 20 tahun ikut mantan suaminya.
“Hari ini terakhir saya di sini cik!” kata Afif setelah meletakkan dua galon pertama melihat wanita itu masuk ke kafenya.
“Hah, kenapa pak? Dipecat?” tanya Selvi
“Hehe... gak kok cik, bukan dipecat, cuma saya udah lama banget merantau, mau buka usaha pakai uang hasil kerja selama ini di kampung”
“Oohh... bagus dong pak, semoga sukses!” kata Selvi
Pria itu keluar sejenak mengambil galon terakhir dan kembali lagi.
“Saya pamit yah cik. Maaf kalau ada kesalahan selama ini!” kata Afif setelah meletakkan galon itu.
Selvi mengangguk sambil tersenyum, “iyah... selamat jalan pak!”
“Kalau boleh cik.... untuk terakhir kalinya....” ia mendekati Selvi dan meraih dada kirinya membuat wanita itu melotot terhenyak, namun tak menolak, darah wanita itu seketika berdesir cepat.

“Ssshhh.... ssshh... mmmhhhh!!” tidak sampai semenit Selvi sudah berdiri menungging berpegangan pada salah satu meja makan, celana pendek dan dalamnya sudah tergeletak di lantai.
Afif berjongkok sambil menghisapi vaginanya, lidahnya menyapu-nyapu belahan kewanitaan wanita itu, kemudian tak lama lidahnya menyelinap masuk ke liang vaginanya sambil tangannya meremasi bongkahan pantat dan paha mulusnya. Selvi mendesah antara nikmat dan geli ketika lidah si tukang air galon menyentil-nyentil klitorisnya disertai jemarinya mencucuk-cucuk liang kenikmatannya. Lidah kasap itu makin dalam saja menjelajah vaginanya membuatnya semakin becek. Selvi benar-benar didera oleh rasa geli yang nikmat hingga ia melebarkan pahanya agar pria itu lebih leluasa melumat vaginanya. Berkali-kali mulut Afif menghisap kuat, memberikan rasa nikmat yang membuatnya terhanyut dan kian tersiksa oleh gairahnya yang makin membara,
“Aaaahhh!” dengan desahan panjang tertahan, Selvi akhirnya menyemburkan cairan kewanitaannya.
Afif segera menyeruput cairan orgasme wanita itu yang mengucur sampai membasahi paha dalamnya. Di sela suara desahannya, Selvi dapat mendengar suara mulut pria itu yang terus menghisap dan menyeruput cairannya dengan rakus. Sambil menarik napas dalam-dalam, wanita itu berusaha mengatur detak jantungnya yang tak beraturan, tubuhnya masih sesekali menggelinjang. Cukup lama Afif menyeruput kewanitaannya lalu ia baringkan tubuh lemas Selvi ke kursi panjang berlapis kulit di meja itu. Afif membuka celananya mengeluarkan penis bersunat yang sudah ereksi sejak tadi lalu dilucutinya kaos gombrong Selvi yang ternyata tidak memakai bra di baliknya. Ia baringkan menyamping wanita itu di kursi panjang lalu mengarahkan penisnya ke vaginanya. Selvi mengerang ketika merasakan penis keras Afif menerobos liang kenikmatannya. Lubang vagina wanita itu sudah sangat licin dan hangat sehingga penis si tukang air galon tidak terlalu sulit melakukan penetrasi. Tanpa buang waktu lagi, Afif mulai menggenjot, penisnya bergerak masuk keluar bagaikan piston mesin bermotor, sementara tangannya meremasi payudara sedang wanita itu. Hujaman-hujaman bertemaga si tukang air galon mengantar janda beranak dua itu ke puncak kenikmatan hanya dalam sepuluh menit saja.
“Ooohhh!” erang Selvi menggelinjang menyambut orgasme
Afif terus mencucuk-cucukkan penisnya ke vagina yang sudah banjir itu hingga berdecak-decak. Pria itu menyusul ke puncak tiga menitan setelahnya. Penisnya berkedut keras dan menyemburkan sperma hangat di dalam rahim janda cantik itu memberi kenikmatan bagi keduanya.
“Oooh.. enaknya cik… saya gak akan pernah lupa sama cik!” kata Afif dengan nafas tersengal sengal.
“Saya juga pak, jujur aja... gituan sama bapak itu kaya sesuatu gitu, yah bapak ngerti lah saya kan udah lama sendiri!” kata Selvi berterus-terang
“Senang bisa muasin cik selama ini!” Afif mengecup bibir wanita itu.
“Jaga diri yah pak!” kata Selvi
Setelah membenahi diri dan pamitan, si tukang air galon pun meninggalkan rumah Selvi dengan perasaan puas. Selvi melebihkan pembayaran air galon, untuk bekal di jalan katanya. Bagi janda cantik itu, Afif adalah pemuas birahinya, sekarang pria itu akan pergi, ada sedikit rasa kehilangan. Selvi berusaha menepisnya dengan kembali bekerja, siap untuk memulai hari setelah morning sex yang indah tadi.



Pukul 07. 46

Air menyemprot dari selang membasahi dan membilas busa sabun di gerobak motor itu. Ini adalah hari terakhirnya bekerja, Afif membersihkan gerobak motor yang telah menemaninya sejak pertama bekerja dengan baik.
“Phew... bersih deh!” kata Afif dalam hati sambil menyeka teringat di leher dan dahinya dengan handuk kecil di bahunya.
Setelah puas memandangi kendaraan itu sudah bersih, ia pun membereskan alat-alat untuk mencuci kendaraan ketika sebuah suara wanita menyapanya
“Selamat pagi bapak!”
“Oohh... pagi, ibu yang kemarin yah, Crystal kan?” Afif menengok dan balas menyapa, “lagi jogging nih?”
Pria itu tersenyum lebar melihat wanita bule itu yang kali ini nampak lebih menggairahkan dengan celana pendek dan sport bra abu-abu serta jaket putih. Rambut pirangnya diikat ke belakang sehingga menampakkan leher jenjangnya.
“jadi bapak kerja di sini yah” kata Crystal memandang sekeliling.
“Iya bu, udah lumayan lama, kok ibu jogging sendiri? Gak sama suami?”
“Tadinya bersama, tapi ibu mertua saya udah capek, jadi suami pulang duluan anter beliau, oh iya, kemarin itu terima kasih yah pak!”
“Ah bantuan kecil kok, ibu bahasa Indonesianya bagus yah”
“Haha... ya karena suami saya orang Indonesia, anak-anak kami juga diajari bahasa Indonesia, jadi ya lama-lama bisa lah!” tutur Crystal dengan senyumnya yang menawan.
“Oohh... pantas, ibu sering main ke Indonesia?”
“Hhhmmm.... ngga juga, ini yang ketiga kali sejak kita menikah lima tahun lalu. Kalau bapak, punya keluarga?”
Afif menggeleng, “saya udah lama cerai bu, sendiri aja, tapi bahagia kok hehehe”
Pria ini sebenarnya tak menarik sama sekali bagi Crystal, fisik jauh dari tampan, namun Afif mampu menunjukkan kesan sederhana dan pintar menyembunyikan kesan nafsuan terhadap dirinya yang sedang tampil seksi (dalam hal ini si tukang air galon memang berpengalaman banyak). Crystal juga menyukai sifat gentle Afif ketika menolong mengambil mainan putranya kemarin, juga akrab dengan kedua mertuanya.
“Ibu pasti capek yah, udah keringatan gitu, mulai panas lagi, mau minum dulu di dalam?” tawarnya.
“Oke, boleh pak, saya haus sekali!” wanita itu mengiyakan lalu mengikuti pria itu masuk ke depot.


“Duduk dulu bu!” kata Afif di dalam
“Thanks!” Crystal menghempaskan tubuhnya ke kursi dan memijat lututnya
Kakinya agak penat setelah jogging lumayan lama. Tak lama, Afif kembali dengan membawa sebotol air mineral dan menyodorkannya pada Crystal yang lalu berterima kasih dan segera meneguknya.
"Mau dipijat bu?" tanya Afif melihat wanita itu memijati lututnya sendiri.
Crystal mengangguk sambil tersenyum. Afif segera berjongkok memijat kedua kaki indah Crystal. Tangan Afif cukup ahli dalam memijat, memberi rasa nyaman yang perlahan-lahan merayap ke seluruh penjuru tubuh wanita bule itu. Ia menyenderkan punggungnya ke sandaran bangku, memejamkan matanya, membiarkan perasaan rileks mengalir.
“Enak bu?” tanya Afif yang berhasil memasuki tahap awal, merasakan kemulusan paha wania bule itu.
“Enak... bapak pintar pijat” kata Crystal dengan mata terpejam
Perlahan, muncul perasaan aneh yang tak bisa ditahannya, yang semakin bergejolak seirama pijatan si tukang air galon. Perlahan-lahan pula pijatan Afif semakin naik, dari pergelangan kaki ke betis. Dari betis ke pangkal lutut. Dari pangkal lutut ke paha. Si tukang air galon berkali-kali menelan ludah memandang kedua kaki Crystal yang sangat indah itu. Telapak tangannya terasa nikmat menyentuh kulit mulus yang di sana-sini ditumbuhi bulu pirang halus itu. Wanita itu mengerang pelan ketika tangan Afif mengusap-usap permukaan kedua pahanya.
“Pak... sudah pak... berhenti sebentar!” tiba-tiba Crystal menepis tangan pria itu yang tengah memijati pahanya.
“Kenapa bu? Sakit?”
“Ngga pak... malah terlalu enak!”
“Uuhh... bu... ngapain?” Afif setengah kaget ketika tiba-tiba wanita bule itu meremas selangkangannya, di saat yang sama ia juga girang karena rangsangan yang diberikannya mengena
“Kan saya bilang terlalu enak pak... sampai jadi ingin...” wanita bule itu tersenyum nakal
Crystal makin berani dengan memeloroti celana cingkrang Afif beserta dalamannya sehingga penis yang sudah ereksi itu langsung mengacung di depan wajah cantiknya. Keagresifan wanita ini membuat Afif sedikit jengah bercampur senang.

“Anggap saja terima kasih saya kemarin dan minuman tadi!” kata Crystal sambil tangannya mengocok lembut penis Afif.
“Ssshh... bu... enak!” desah Afif
Sebentar kemudian, Crystal membuka mulutnya dan melahap kepala penis bersunat itu, lidahnya mulai bermain di kepala penis dan lubang kencingnya. Penis si tukang air galon semakin besar dan keras akibat permainan tangan dan lidah wanita bule itu.
“Oh.... what a big Indonesian cock… my pussy is getting wet so quick, I love this hard cock,” kata Crystal dalam hati.
Afif pun mulai berani, dilucutinya jaket wanita itu dan tangannya menjalar memasuki sport branya, meremasi payudaranya yang sebelah kanan, jemarinya merasakan putingnya sudah mengeras saat menyentuhnya. Crystal melenguh di tengah kesibukannya mengoral penis Afif merasakan putingnya dipencet dan dipilin-pilin pria itu. Afif menyaksikan penisnya keluar-masuk di mulut Crystal seirama dengan maju mundur kepala wanita itu. Penis Afif semakin membengkak saja akibat kemahiran pral seks Crystal, ia sudah betul-betul siap untuk memasuki liang senggama wanita Amerika itu yang sejak kemarin sudah diimpikannya.
“Uugghh... udah dulu bu, nanti saya keburu muncrat!” kata Afif menghentikan aksi Crystal
Ia meraih kepala wanita itu dan membungkukkan tubuh hingga bibir mereka bertemu. Afif meraih dagu Crystal dan diangkatnya berbarengan dengan dirinya mengangkat kepala, bibir mereka asyik bercumbu, tangan Crystal masih meremas-remas dan mengocok-ngocok penis pria itu. Lidah mereka saling bertemu, saling bertukar air liur. Tangan Afif sibuk meremas-remas payudara Crystal yang masih tertutup oleh sport bra, sementara tangan lainnya meremas-remas pantatnya. Crystal menggeliat ketika merasakan ciuman Afif turun dan bibir tebal pria itu kini menjalari tengkuk dan bagian bawah telinganya yang sensitif. Afif memang jawaranya menyulut birahi wanita, sebentar saja, wanita bule itu sudah merasakan tubuhnya terbakar api birahi.
“Ouchh... shhh!” Crystal menggelinjang saat tangan Afif tahu-tahu sudah menyelinap ke atas celanamya dan masuk ke celana dalam menyentuh permukaan vaginanya lalu mengelus bibirnya. Sentuhan tak terduga itu memberikan sensasi erotis memenuhi seluruh tubuh dalam sekejap. Sambil terus berpagutan, Afif mengelus-elus permukaan kewanitaan Crystal, menyelipkan jarinya di antara dua bibir yang membasah di bawah sana. Ujung jarinya segera diselimuti cairan tipis yang hangat. Wanita bule itu sudah sangat terangsang oleh sentuhan dan ciuman si tukang air galon, dan kini dirinya cuma punya satu keinginan: segera disetubuhi oleh pria itu. Crystal berinisiatif mengangkat sport branya dan Afif melanjutkan hingga pakaian itu telepas lewat kepalanya.

Crystal tersenyum melihat bagaimana pria itu memandang nanar sepasang payudara 34C nya, ia melanjutkan dengan membuka celana pendek dan dalamnya sehingga telanjang di depan si tukang air galon itu. Afif menelan ludah melihat tubuh polos wanita bule beranak dua yang langsing dan agak berkeringat itu, yang tersisa di tubuhnya hanya sepatu olah raga dan kaos kaki.
“Wah... ibu luar biasa, badan ibu sempurna!” puji si tukang air galon meraih payudara kiri wanita itu dan meremasnya.
Crystal merasa seksi dan tersanjung dengan pujian si tukang galon itu sehingga gairahnya semakin menyala.
“Ayo pak, saya gak bisa terlalu lama!” ia menarik lengan pria itu dan mendudukkannya di kursi.
Ia naik ke pangkuan Afif dan meraih penisnya yang ia arahkan ke vaginanya.
“Ooooggghhhh…. ssshiiitttt…. Jesus….. aaaaaaggghh!!” lenguh Crystal merasakan rongga vaginanya penuh oleh penis Afif yang besar dan keras.
Afif pun melenguh merasakan hal yang sama, kenikmatan penisnya dihimpit vagina wanita bule itu hingga akhirnya mentok.
“Oohh... keras sekali pak, besar juga!” kata Crystal lirih merasakan kepala penis si tukang air galon menyentuh dinding rahimnya.
Tanpa buang waktu lagi, Crystal mulai bergerak naik-turun di pangkuan Afif. Terasa sekali gesekan penis Afif menimbulkan sensasi nikmat yang membuat wanita itu terpejam-pejam sambil semakin erat memeluk leher Afif. Terlebih setelah si tukang air galon melengkapi kenikmatan ini dengan ciumannya yang merambah leher wanita itu, puting dan bahkan menjilati ketiaknya bersih. Crystal menyambutnya dengan goyangan pinggul yang semakin liar. Naik-turun, meliuk-liuk dan menghempas-hempas. Sehingga gesekan-gesekan kelamin mereka makin terasa, suara berdecak dan tumbukan alat kelamin semakin nyaring. Kini Afif membenamkan wajahnya di payudara wanita bule itu, menciumi dan mengulum putingnya, sementara tangannya meremasi yang satunya. Desir-desir hasrat Crystal semakin menggebu-gebu karena putingnya sensitif, apalagi disentuh bibir dan lidah seperti ini. Makin lama ia merasa makin melayang-layang di surga kenikmatan yang membuatnya kadang melotot kadang terpejam.
“Oh my god…… oh... shittt….. ooouuuhhhh….aaaahhh….. ooh yess god….. oohhh... “ Crystal menceracau dalam bahasanya merasakan penis si tukang air galon merojok-rojok vaginanya.

“Mantap bu.... oohh... saya baru pernah.... ugh... rasain cewek bule... ooohh…..” Afif juga mengerang merasakan kewanitaan bule untuk pertama kalinya yang ternyata tak kalah nikmat dari milik wanita lokal yang biasa dirasakannya.

Akhirnya Crystal merasa akan segera orgasme, sehingga gerak naik turunnya di pangkuan Afif semakin liar, seandainya kursinya murahan mungkin sudah ambruk. Wanita itu mendesah panjang dengan tubuh berkelojotan di puncak nikmatnya. Tangannya mencengkram kedua bahu Afif, liang vaginanya berkedut kencang dan menyembur-nyemburkan cairan orgasme yang membasahi selangkangan keduanya. Namun tongkat kejantanan Afif masih terasa sangat keras di dalam cengkraman liang senggama Crystal yang sudah basah kuyup ini.
“Ayo kita ganti posisi bu, sekarang saya yang goyang aja!” kata Afif di telinga wanita itu
Crystal yang masih lemas menurut saja ketika pria itu menurunkannya dari pangkuannya dan mengaturnya berdiri berpegangan pada sandaran kursi. Ia menaikkan kaki kanannya berpijak di kursi lalu Afif kembali melesakkan penisnya dari belakang sampai mentok lagi menyundul dinding rahim Crystal. Kali ini mudah karena kelamin mereka sudah sangat basah. Perlahan genjotan Afif meningkat frekuensinya, ia ingin segera menuntaskan permainan ini dengan kepuasan maksimal bagi kedua belah pihak. Ia sadar jam segini kemungkinan ada yang datang sangat besar walaupun depot masih tutup. Gairah Crystal pun mulai bangkit lagi dan menghayati nikmatnya genjotan si tukang air galon.
“God… this guy is amazing” ucap Crystal dalam hati membandingkan Afif dengan suami dan pria lain yang pernah bercinta dengannya.
Keduanya semakin liar bersetubuh, genjotan Afif semakin cepat, sementara Crystal pun semakin liar menggoyangkan pinggulnya. Liang kewanitaan Crystal membesot-besot penis Afif yang menghujam-hujam liang tersebut. Wanita pirang itu berkali-kali membeliak-beliak, sambil menghayati nikmatnya disodok penis perkasa si tukang air galon. Sambil menggenjot, tangan kasar pria itu sibuk meremas-remas kedua payudara Crystal silih berganti. Afif mempercepat genjotannya, penisnya sudah ingin sekali menyemburkan lahar kenikmatannya. Bunyi kecipak beradunya kelamin mereka semakin nyaring, karena cairan orgasme Crystal yang membasahi selangkangannya.
“Oohhh…. Aahhh... I’m coming… oooohhhh….” Crystal mengerang panjang menyambut puncak kenikmatannya.
Ssssseeeeerrrrr... ssssrrr... vaginanya kembali menyemburkan lahar kenikmatannya, membasahi penis Afif yang masih merojok-rojok. Namun tidak sampai lima menit, penis pria itu berdenyut-denyut kencang....
“Uuugghh... keluar buuuu!” desah Afif sambil menekan dalam-dalam penisnya.
Cccrrreeeeeetttt…. ccrreeeeetttt…. Pria itu orgasme dan menyemprokan spermanya ke dalam vagina Crystal sehingga selangkangannya semakin banjir.

Afif menengokkan wajah Crystal dan mencium bibirnya yang sedang megap-megap itu, yang segera dibalasnya dengan penuh nafsu juga. Setelah merasakan penisnya berhenti menyemburkan spermanya, Afifpun mencabut penis itu dari vagina si wanita bule.
“That was fantastic!” kata Crystal dengan suara lemah
“Fantastis maksud ibu?” tanya Afif
Crystal mengangguk, “saya sangat puas menikmati bercinta tadi sama bapak”
“Saya senang bisa muasin ibu!”
Sambíl memulihkan tenaga dan memakai kembali pakaian, Crystal bercerita bagaimana bertemu dengan suaminya, putra bungsu pak Nugroho, yang adalah seorang cowok alim yang lemah lembut. Keduanya teman kuliah waktu pria itu kuliah di Amerika dulu. Cowok itu yang duluan mengejar dengan cara malu-malu dan Crystal terkesan dengan kesederhanaan pria itu. Pada pertemuan pertama dengan kedua mertuanya ketika berkunjung ke Amerika, mereka merestui hubungan beda bangsa itu, bahkan mendorongnya lebih agresif ke putra mereka yang mereka khawatirkan gay karena belum pernah pacaran sama sekali, hingga akhirnya keduanya pun menikah dan mempunyai dua anak.
“Bapak buat saya jadi nakal lagi hehe...” kata Crystal sambil merapikan rambutnya dan kembali mengikatnya.
“Oh ya? Kok bisa bu?”
“Waktu sebelum married dulu saya bercinta dengan macam-macam pria, setelah married saya stop nakal... tapi I don’t know why... hari ini bapak berhasil membuat saya nakal lagi”
“Hehe... yang penting tetap sayang keluarga yah bu”
Crystal pamit setelah berbenah diri meninggalkan kesan bagi Afif yang beruntung dapat mencicipi wanita bule di hari terakhirnya kerja.



Pukul 08. 56


“Saya sekalian pamit bu!” kata Afif setelah menerima uang dari Imelda, “maaf kalau ada kesalahan selama ini”
“Hah... bapak udah gak kerja lagi emang?” tanya istri pendeta itu
“Saya mau pulang kampung, usaha, cik Lisa udah ada pengganti saya kok” jawab Afif sambil memperhatikan Imelda yang memakai gaun rumah selutut dan dada agak rendah itu.
“Saya doain semoga bapak diberkati yah, jaga diri baik-baik!”
“Makasih bu, kalau boleh saya minta sesuatu, tapi gak enak... takut ibu marah?” kata si tukang air galon sambil mengelus rambutnya.
“Ngomong aja pak mungkin bisa saya bantu!”
“Sebelum pergi saya mau.... eennggg.... gini sama ibu!” kata Afif menunjukkan jempol diselipkan antara telunjuk dan jari tengahnya yang membuat raut wajah Imelda langsung berubah.
“Pak... apa maksud bapak seperti ini?” wanita itu mengernyitkan dahi merasa kaget dan jijik.
“Saya mau ngerasain ngentot sama ibu” Afif langsung mendekati dan menghimpit wanita itu di tembok sebelah pintu sebelum ia sempat bereaksi, “boleh yah? udah lama bapak mimpiin pengen ngentotin istri pendeta cantik!”
“Kurang ajar! Apa-apaan ini?” bentak wanita itu sambil meronta
“Ayo dong bu, bapak mohon ya, sebentar aja, ini saat terakhir bapak di Bandung.” Mohon pria itu.
Tangan kasarnya menyingkap gaun Imelda dan meraba paha mulusnya sambil mulutnya berusaha memagut mulut wanita itu yang menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghindar. Ia benar-benar panik dan shock, tidak menyangka pria itu akan seberani itu
“Lepasin pak... saya teriak!” balas Imelda terus menolak
“Jangan teriak bu... saya cuma mau kasih enak untuk terakhir kali disini” Afif makin mengintimidasi dan tangannya makin liar menggerayangi tubuh wanita itu, dengan jarak sedekat itu ia dapat mengendus aroma tubuh Imelda yang harum menggairahkan.
"Lepasin... pak.... eehhmpp..." ucapan Imelda terputus karena pria itu berhasil melumat bibirnya.
Afif yang tenaganya lebih besar dan berpengalaman dengan mudahnya melumpuhkan istri pendeta itu. Kedua tangan Imelda ia angkat dan ditahannya di atas kepala wanita itu dengan tangannya yang kokoh. Sementara bibirnya semakin rakus melumat bibir tipis wanita itu.

Imelda nyaris kehabisan nafas akhirnya mulai membuka bibirnya yang terkatup sehingga lidah Afif menerobos masuk menyapu langit-langit mulut dan lidahnya. Getaran-getaran nikmat mulai menjalari tubuh Imelda, sisi liar terpendam dalam dirinya mulai menggeliat.
“Tenang bu, bapak cuma pengen ngasih enak!” Afif menggiring Imelda ke sofa dekat situ.
Imelda tak bisa berbuat banyak, tenaganya kalah oleh si tukang air galon yang sudah kalap dikuasai hawa nafsu
“Paakkk lepasssinn pakk... ini perkosaan, saya akan teriak” Imelda meronta dan berusaha mendorong tubuh Afif yang menindihnya.
“Kalau teriak orang pada datang malah jadi ribet bu? Mumpung ada waktu ini, asal ibu gak ribut aja!” Afif lalu mencium leher wanita itu.
Gaun Imelda telah tersingkap hingga ke pinggang dan Afif menempatkan diri di antara kedua paha mulus wanita itu. Tangan pria itu menyusup ke celana dalam hitam yang dipakai Imelda dan merasakan kerimbunan bulu-bulu dan bibirnya yang mulai basah.
“Aahh...” Imelda tidak bisa tidak mendesah dan menggelinjang ketika jari pria itu menyentuh bagian sensitifnya.
“Nggak Pak...mmhh!” kembali Afif memagut mulut istri pendeta itu memotong protesnya.
Perlawanan Imelda semakin melemah, ia tak sanggup menahan rangsangan akibat jari pria itu yang mengorek-ngorek kewanitaannya ditambah lagi lidah kasap itu menari-nari, beradu dengan lidahnya. Tak dapat disangkal ia mulai terhanyut oleh perlakuan Afif, hasrat terpendamnya yang bergolak membuatnya semakin dilanda birahi. Ia pasrah ketika pria itu menarik lepas celana dalamnya dan melemparnya ke lantai. Kemudian tiba-tiba Afif mengangkat pinggul wanita itu hingga membentuk sudut 45 derajat dengan sofa dan kedua pahanya bertumpu pada bahu pria itu. Terpampanglah vagina Imelda yang berambut lebat dan terawat, membuat nanar mata Afif yang memandanginya.
“Eenngghh!” Imelda menggeliat menahan geli ketika lidah pria itu menjilati bibir vaginanya, matanya terpejam dan menggigit bibirnya menahan kenikmatan yang melanda.
Sementara lidah pria itu dengan mahir menyeruak dan menjelajahi vaginanya mencari klitorisnya yang sensitif. Tubuh Imelda bagaikan tersengat ribuan volt ketika lidah si tukang air galon menyentil-nyentil klitorisnya. Dengan suaminya ia belum pernah merasakan sensasi ini.

“Pak, tolong hentikan....aahhh!" desah Imelda menggeliat-geliat.
Afif semakin bersemangat melumat vagina istri pendeta itu, bibir tebalnya tak henti-hentinya mencium, menghisap dan menjilat vagina Imelda sehingga wanita itu semakin kewalahan, tangannya juga menggerayangi pantatnya yang bulat indah. Imelda merasakan sebuah sensasi seperti ingin kencing dari vaginanya, orgasme itu akan segera tiba dan benar saja...tak lama kemudian, lidah Afif terasa dijepit oleh vaginanya yang makin berkontraksi disusul memancarnya cairan bening dari liang sorgawi itu.
“Aaaahhh....aahh!!” desah Imelda menyambut orgasme itu dengan tubuh kejang.
Tanpa ragu, pria itu menyeruput cairan orgasme Imelda hingga habis dan baru ia turunkan tubuh wanita itu. Nafas Imelda terengah-engah dan wajahnya memerah akibat orgasme tadi. Selagi wanita itu menikmati sisa orgasmenya, Afif membuka celananya sendiri dan mengeluarkan penisnya yang sudah ereksi maksimal. Imelda terhenyak menelan ludah melihat penis perkasa yang akan segera mempenetrasi vaginanya itu
"Aahkkk... jangan Pak... dosa!" rintih Imelda yang telah dibuat menungging dalam posisi doggie menerima penis Afif yang melesak mempenetrasi vaginanya.
"Uuuhhhh....masih seret yah bu, padahal udah punya anak, mantapphhh!" lenguh Afif merasakan himpitan dinding vagina istri pendeta itu.
“Oouugghh!” keduanya memekik bersamaan ketika Afif menghujamkan sisa penisnya hingga kepalanya menghantam rahim wanita itu.
Dengan perlahan pria itu mulai memompa vagina Imelda. Wajah wanita itu nampak memerah akibat terbakar birahi, mulutnya mengerang nikmat, setiap kali penis pria itu menghentak vaginanya. Harus diakui, permainan Afif lebih liar dan nikmat ketimbang suaminya yang cenderung main soft. Tapi harga dirinya sebagai seorang istri dan ibu membuatnya galau karena menikmati perkosaan ini, pertama kalinya penis pria lain memasuki vaginanya. Di saat yang sama pula, nalurinya membuatnya turut menggoyang pinggulnya menyambut hujaman penis pria itu. Afif sadar bahwa wanita ini telah takluk sehingga membuatnya semakin bersemangat, ia membuka resleting di bagian punggung gaun Imelda kemudian membuka kait bra-nya sehingga tangannya dapat menyentuh dan menggerayangi payudaranya yang menggantung. Plokkss....ploook....ploook...bunyi alat kelamin mereka bertumbukan. Afif mempercepat sodokan penisnya hingga akhirnya lima menit kemudian tubuh keduanya bergetar hebat menandakan keduanya akan segera mencapai puncak kenikmatan.
"Anjrit...keluar nih buuu!!" Afif melenguh nikmat menyemburkan spermanya di vagina Imelda.
"Aaakkhhh...." Imelda juga mendesah panjang merasakan orgasme menerpanya
Tubuh mereka mengejang dan mengeluarkan cairan kenikmatan dari alat kelamin masing-masing sebelum akhirnya tubuh Afif lemas menindih wanita itu.
“Hhhhsshhh... akhirnya kesampaian juga nyobain memek istri pendeta!” kata Afif terengah-engah.

“Ini pak.... ambil aja kembaliannya!” kata Imelda keluar dari kamar membuyarkan fantasi liar si tukang air galon, “hati-hati di jalan yah pak, Tuhan berkati!”
“Iya bu... makasih yah... ibu juga jaga diri!” kata Afif menerima uang itu.
Satu ganjalan hati Afif di hari terakhirnya sebagai tukang air galon, masih belum bisa menikmati beberapa target yang sulit didapatkan, salah satunya Imelda. Senakal apapun dirinya, perkosaan nekad hanya terjadi di fantasinya, ia bukanlah type penjahat kelamin seperti itu, semua hubungan gelapnya dengan berbagai wanita terjadi atas suka sama suka. Imelda melihat pria itu meninggalkan halaman rumahnya dengan gerobak motornya dengan lega karena pria yang diketahuinya terlibat affair dengan sejumlah wanita di kompleks itu akhirnya pergi, namun di sisi lain ia merasakan ada sesuatu yang kurang.... hasrat terpendamnya ingin merasakan keperkasaan pria itu seperti yang pernah ia pergoki secara tidak sengaja dulu.
“Ya Tuhan... apaan sih, udah ah!” ia berusaha menepis fantasi aneh itu dan bersiap menjemput anak di sekolah.



Pukul 07. 20
DI SEBUAH GYM AND FITNESS CENTRE

Lisa baru saja tiba di pusat kebugaran itu untuk nge-gym, rutinitasnya sejak masih belum punya anak dulu, itulah yang membuat tubuhnya fit setiap saat dan bentuk tubuhnya tetap terjaga, bahkan setelah melahirkan Davin pun tubuhnya menyusut lagi dalam waktu tidak terlalu lama. Ia sengaja mengambil jadwal pagi agar tidak terlalu siang datang dengan rapi di tokonya. Belum banyak orang saat itu, ketika masuk ke kamar ganti pun Lisa hanya berpapasan dengan dua gadis mahasiswi yang baru keluar. Ia pun masuk ke sebuah bilik untuk ganti baju senam. Baru saja membuka pakaian luarnya hingga tinggal bra dan celana dalam terdengar suara orang masuk.
“Lakilu udah nyadar anak lu aslinya bapak biologisnya si Wandi belum?” tanya suara wanita pertama.
“Ssshhh... apa sih? Ntar ada yang tau gila!” kata suara wanita kedua
“Iihh santai aja lagi, masih sepi... kita bukan di kampung kan... semua cuek”
“Ya nggaklah, ketemu aja belum pernah, lagian dia juga ada darah Chinese juga”
Lisa yang biasanya cuek dengan rumpian orang tertegun mendengar obrolan itu, apalagi suara kedua wanita itu tidak asing lagi, ia menempelkan telinga ke dinding pintu, ia yakin dua wanita yang berbincang itu adalah Melinda dan Nina, keduanya masih sepupuan dan berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas swasta. Ia kenal mereka, memang tidak terlalu dekat, hanya teman nge-gym yang selalu bertegur sapa dan kadang ngobrol, terutama Nina yang sering membeli barang di tokonya setelah baru melahirkan dua bulan sebelum dirinya.
“Lu sendiri masih ada main gak sama asdos lu itu?” tanya Nina sambil cekikikan.
“Wandi?” tanya Melinda
“Yah... sama bestienya si Arvin itu”
“Yyyaa.... gitu deh... terakhir minggu lalu kita bertiga”
“Ciieee.... gatelan banget sampe dua berondong diembat!” kata Nina, “omong-omong nih, jadi pengen coba lagi tuh sama mereka gara-gara horny denger cerita lu!”
“Bisa diatur, tinggal ke rumah dekat kampus kan, katanya lu ga mau lagi setelah melahirkan, dasar yah!”
“Ya lu yang bikin gua horny, lagian hubby juga udah icip-icip banyak cewek ini, boleh dong sesekali gua nakal dikit”
(NB: baca kisah ini unk lebih jelasnya)
Suara pintu dibuka dan orang lain masuk menghentikan obrolan nakal kedua wanita itu. Tanpa sadar, Lisa meremas payudaranya dan tangan satunya mengelus selangkangannya yang mulai lembab dari luar pakaian dalam. Birahinya terusik mendengar obrolan erotis dua dosen cantik itu, ia tidak menyangka keduanya ada affair dengan mahasiswanya, lebih tidak menyangka lagi bayi yang dilahirkan Nina juga bukan dari bibit suaminya, sama seperti dirinya.

Lisa buru-buru membuang pikiran erotisnya sebelum makin berkecamuk. Ia segera memakai pakaian senamnya dan keluar menuju ruang gym. Di sana sudah ada beberapa wanita menunggu waktu gym tiba.
“Hai... pagi!” sapa Lisa pada Melinda dan Nina yang sudah menunggu, tidak salah lagi tadi itu pasti suara mereka.
“Pagi juga” sapa mereka bersamaan, “baru datang?” tanya Nina
Lisa mengangguk lalu duduk di sebelah Nina.
“Anak gimana?” tanya Nina yang sama-sama baru jadi ibu.
Ketiganya ngobrol soal bayi selama beberapa saat hingga gym dimulai dan mengalihkan sejenak kegelisahan Lisa. Setelah selesai ngegym, Lisa masuk ke mobilnya, saat menunggu mobil di depannya keluar, pikirannya berkecamuk membayangkan cerita kedua dosen tadi tentang affair mereka. Ternyata jaman sekarang wanita pun berhak nakal-nakalan namun tetap memiliki keluarga yang utuh seperti halnya Melinda dan Nina. Selama ini ia sangat tertutup soal seks dan tidak pernah terang-terangan bercerita tentang kehidupan seksnya dengan siapapun. Tiba- tiba pikirannya menerawang dan melintaslah bayangan Afif yang membuatnya merinding. Si tukang air galon seolah masuk ke mobil di jok sebelah dan memeluknya. Ia tak sanggup menolak saat bibir tebal pria itu memagut bibirnya, tangannya mulai menyentuh payudaranya yang kenyal, sementara tangan satunya menyingkap rok, masuk ke dalam dan menyentuh kewanitaannya dari luar celana dalamnya. Lisa mendesah dan menggelinjang, namun tangan pria itu semakin nakal. Bret.... Afif menyentak celana dalam itu hingga robek. Jari kasarnya membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu wanita itu lalu menarik wajahnya. Lisa dapat melihat wajahnya tersenyum mesum sebelum ‘ria itu menundukkan badan dan mengeluarkan lidah menjilati vaginanya yang basah.
“Aaaahhhhh.... sshhhh!” desah Lisa tak kuat menahan kenikmatannya.
Suara alunan musik dan foto keluarga yang tampil di layar smartphone lah yang akhirnya membuyarkan lamunan erotis wanita itu.
“Iya say?” sapanya pada Niko yang menelepon.
“Ngga apa-apa... pengen nelepon aja, lagi di wc, lagi apa?”
“Baru beres ngegym... jorok yah nelepon sambil boker hihi!”
“Ya... miss you aja lah, masa ga boleh?”
Pasuti itu ngobrol mesra selama beberapa menit lamanya. Tak terasa setelah menutup telepon mobil di sekitarnya sudah keluar. Lisa menyalakan mobilnya di tengah kondisi terombang-ambing antara memberhentikan Afif atau meneruskan affairnya hanya untuk kenikmatan seksual sambil menjalankan perannya sebagai istri dan ibu seperti obrolan erotis yang tidak sengaja didengarnya dari teman gymnya tadi.

TO BE CONTINUED....
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd