EPISODE 50
Egi dan rizal sudah merencanakan sesuatu dan malam ini mereka akan menjalankannya, ditambah rizal merasa bersalah telah mengkhianati egi. Ia berencana untuk menyelesaikan masalah ini!
" kita ajak ngobrol aja " ajak egi
" iya gi "
Sengaja mereka berdua pulang agak telat, menunggu suasana sepi dan memang divisi maintenance memiliki shift kerja yang lebih panjang. Jadi malik memang selalu pulang telat.
Malik memang sudah keterlaluan dan sudah seharusnya di tindak, agar tidak berlanjut lagi dan lagi.
Sedang fokus menyusun rencana di parkiran tiba-tiba saja malik pun mucul, tidak butuh waktu lama mereka langsung menyeret malik.
" ehh ada apa ini " wajah malik seketika pucat dan panik
" enggak mau ngobrol aja " ajak egi dengan santainya
" ngobrol apa ya "
Mereka berdua sengaja terus mendorong malik ke sudut parkiran, seketika malik semakin pucat dan panik. Kebetulan geng malik sudah bubar dan sudah tidak berada di supermarket.
" kenapa masih gangguin mia " tanya rizal
" gak gangguin, ngajak ngobrol aja "
Keringat dingin seketika memenuhi wajah malik, tubuhnya pun seketika gemetar.
" ya selama ini juga tau emang udah sering nidurin mia " ujar egi tenang
" denger kalo lagi ngomong " rizal semakin mempererat cengramannya pada kerah malik
" cuma kali ini please dia mau gw nikahin "
Tatapan egi kosong dengan wajah semakin dekat menatap malik, keringat semakin memenuhi wajahnya yang semakin panik.
Malik begitu tersudutkan dan tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya tertunduk.
Sedang panasnya suasana, tiba-tiba saja sebuah suara membuyarkan mereka.
" aa! "
Saat mereka menoleh ternyata mia dan fitri, entah kenapa mereka berdua bisa mengetahui aksi egi dan rizal. Mereka berlari mendekati mereka, seketika rizal melepaskan cengkramannya.
" aa! Apa apaan sih! " bentak mia
Mereka bertiga terdiam dan tak bersuara lagi, mia dan fitri mendominasi keadaan.
" ngapain ribut gini, malu atuh " tambah fitri
Malik hendak berlalu namun egi dan rizal kembali menahannya, mia dan fitri kembali dibuat geram.
" kalo aa gini aku males a " ujar mia pada egi
" harus dikasih pelajaran dia " ujar egi
Malik begitu tersudutkan dan hanya bisa terdiam tanpa kata, egi dan rizal masih memberi tatapan kosong pada malik.
" ya gak gini caranya a "
Egi seolah tidak mendengarkan ocehan mia, karena ia masih fokus pada malik. Hingga akhirnya mia mengancamnya
" yaudah kalo gak mau dengerin aku " mia berlalu dengan fitri
" eh sayang bentar " egi berusaha menahan mia.
Semua rencana seketika kacau, entah kenapa mia dan fitri bisa mengetahui hal ini. Padahal semuanya sudah berjalan sesuai rencana.
Rizal masih tetap menahan tubuh malik, ia sengaja ingin mengancam mentalnya lebih jauh lagi.
Namun tetap saja kondisi sudah tidak mendukung, semuanya kacau akibat kehadiran dua gadis itu. Walapupun hati kecil rizal mengucap terima kasih pada malik, akibat tersebarnya foto asusila malik dengan resa membuat rizal berhasil, kembali memiliki resa.
Nyatanya jika sudah tertekan seperti itu malik tidak berani berbuat apapun, dan faktanya malik memang bukan seseorang yang harus menggunakan kekerasan.
Ia lebih ke seseorang yang bersifat manipulatif dan licik, seseorang yang penuh tipu muslihat.
" urusan belum beres " tatap rizal pada malik dengan nada yang mengancam.
Mereka berempat segera berlalu meninggalkan malik dan segera berlalu pergi,
Urusan ini menjadi begitu rumit karena campur tangan wanita, seolah permasalahan ini tidak pernah usai. Bahkan di detik-detik menuju pernikahan egi dan mia.
Memang seperti itu cara para pria menyelesaikan masalahnya, namun memang sangat berbeda dengan perempuan yang mengutamakan perasaan.
Egi hanya ingin masalah ini tidak terus berlanjut hingga ia setelah menikah nanti, hati kecil egi memang masih memiliki ketakutan soal itu.
" gausah gitu a caranya, malu atuh " bisik mia
Egi tidak bisa menjawab dan hanya bertatapan dengan rizal, ia bingung harus seperti apa cara menyelesaikannya.
Egi dan rizal benar-benar tahu bagaimana licik dan manipulatifnya seorang malik hingga melahirkan begitu banyak wanita-wanita hasil "didikan"nya.
" hmmhh iya " egi menghela nafas panjang
" kita nikah tu udah deket loh, masa kayak gitu "
Rizal kembali bertatapan dengan egi, karena merasa bingung. Masalah ini malah menjadi rumit sesaat setelah kemunculan mia dan fitri, egi dan rizal hanya bisa meredam amarah mereka saja.
" iya iya maaf "
" kan ada cara yang lebih baik a "
Malik melewati mereka yang sedang berkumpul dengan menggunakan sepeda motornya, seketika semua menatapnya.
Egi dan rizal sudah siap jika harus menanggung resikonya, tidak lain harus berurusan dengan gengnya. Baginya harga diri mia lebih penting dari apapun, terlebih egi akan menjadi suami sahnya.
" udah a " mia kembali menegur egi
Fitri dan rizal hanya bungkam karena bingung, hal ini malah menjadi perseteruan egi dan mia.
" aku gitu biar dia gak seenaknya sama kamu " jelas egi
" iya a aku juga faham, tapi kan ada cara lain untuk menyelesaikan masalah "
Melihat kondisi yang semakin tidak kondusif rizal dan fitri memiliki fikiran yang sama yaitu meminta izin untuk pamit pulang, mereka merasa tidak enak melihat egi dan mia jadi ribut.
" yaudah aku duluan ya " ujar rizal
" iya aku juga ya "
Egi tersenyum pada mereka berdua karena merasa bersalah
" maaf ya jadi gini " jelas egi
" gapapa a, mau nikah pasti jadi lebih sensitif " fitri mencoba menjelaskan
Mia berjalan sendiri meninggalkan mereka dengan kesal, egi berusaha mengejar dan menahannya.
Memang keseimbangan emosi menjadi lebih sensitif bagi mia, semua karena sebentar lagi adahal hal yang paling menegangkan dalam hidupnya.
Mereka semua mencoba memahami hal itu.
Namun egi memberi kode pada rizal yang langsung dapat ia fahami, urusan mereka masih belum selesai.
" yaudah yu aa anter pulang " ajak egi
Mia segera membereskan barangnya dengan penuh emosi, namun tidak dipedulikan egi. Jujur saja fikirannya masih belum bisa tenang, ia masih belum puas memberi malik pelajaran.
Hingga saat mereka hendak untuk bubar kembali sedikit berbincang di depan halte supermarket, terutama mia yang mencoba menekankan hal itu.
" pulang ya semuanya, jangan pada keluyuran " perintah mia pada rizal dan fitri, termasuk egi
Mereka hanya mengangguk dan tersenyum, sebelum akhirnya egi berlalu membonceng mia menuju rumahnya.
" jangan gitu lagi ya a, aku gamau aa kenapa-kenapa " nada mia lirih
" iya sayang, maaf ya aa kebawa suasana tadi "
" jangan gitu lagi ya a " mia memeluk erat tubuh egi
Egi hanya tersenyum dan mengelus lengan mia yang memeluknya erat, sebelum akhirnya menurunkannya didepan gang rumah mia.
Jarak yang begitu dekat dan obrolan barusan membuat suasana semakin tak terasa hingga mereka pun sampai, namun egi masih memiliki urusan dengan rizal.
Setelah mengantar fitri rizal kembali bertemu dengan egi dan bersiap melancarkan aksinya malam itu!