patriaka
Kena Warning
- Daftar
- 1 Apr 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 2.267
3. Sān Duǒ Yīnghuā(三朵櫻花)
Besoknya setelah Shen long melakukan inspeksi pasukannya,Tiba - tiba datanglah seorang prajurit untuk memberitahu Shen Long untuk melapor ke Jendral Cao bin.
Maka pergilah Shen Long ke tempat markas besar dan langsung menuju keruangannya Jendral Cao Bin.
“Shen long,kamu dapat tugas pertamamu,”ucap jendral Cao Bin
“Tugas apa itu Jendral Cao Bin?”tanya Shen long.
“Tugasmu yaitu besok mengawal sang putri Fan Bing Bing kembali ke ibukota,”ucapnya
“kamu atur sendiri berapa squadron yang kamu kirim dan sisanya mereka untuk dilatih dan yang paling utama kamu sendiri yang harus ikut mengawal,”jelas jendral Cao Bin.
“Baiklah,”ucap Shen Long dengan memberi salam Gongshu.
Keesokkannya ketika rombongan putri Fan Bingbing yang dipimpin Shen Long berjalan ditengah sebuah lapangan dekat hamparan sawah yang dibatasi pohon - pohon.
“Berhenti,”perintah Shen Long kepada pasukan dan rombongannya.
Setelah Shén Long memerintahkan pasukan dan rombongannya berhenti,dia menuju ke kereta sang putri.
"Tuan Putri Fan Bingbing,saya mohon ijin kita berhenti untuk istirahat,"ucap Shen Long.
"Baik,"ucap putri Fan Bingbing didalam kereta.
"Terima kasih Tuan Putri Fan Bingbing,"ucap Shen Long dan memerintahkan semua rombongannya untuk istirahat.
Shen Long berjalan dan duduk dekat aliran air pematang sawah sambil melihat hamparan tanaman padi yang sudah menguning yang siap dipanen.Dia mengambil bekalnya berupa kue Mantau yang dia ambil tadi dipelana kudanya lalu memakannya sambil melihat pemandangan pedesaan yang mengingatkannya akan kampung halamannya.
Putri Fan Bingbing
"Apakah kamu rindu akan kampung halamanmu?"suara wanita yang ada dibelakang Shén Long.
Shén Long menoleh dan ia kaget bahwa yang bicara itu adalah putri Fan Bingbing maka ia langsung berlutut dihadapannya.
"Maafkan hamba,Tuan Putri,"ucap Shén Long sambil berlutut dan kepala menunduk dihadapannya.
Putri Fan Bingbing mengangguk dan memberi tanda Shen Long untuk berdiri.
"Jendral Shén Long,anda berasal dari mana?"tanya putri Fan Bingbing yang berjalan disampingnya Shen Long berdiri sambil menatap ke hamparan sawah.
"Hamba berasal dari Henan,"jawab Shén Long yang berdiri dengan kepala tertunduk disamping putri.
"Selain kampung halaman apakah ada yang lain anda rindukan?"tanya putri Fan Bingbing sambil melihat Shén Long dengan kepala tertunduk.
"Ya,tuan Putri yaitu Orang Tua dan istri Hamba,"jawabnya dengan kepala tertunduk.
"apakah kamu tidak ingin meraih jabatan yang lebih tinggi maka kamu pasti dapat harta berlimpah dari yang mulia Kaisar?"tanya putri Fan Bingbing.
"Saya hanyalah seorang prajurit dari bangsa Han yang hanya ingin melakukan tugasnya sebagai prajurit dan setelahnya itu saya kembali ke rumah yang dimana hatiku selalu kembali kepadanya,"jawabnya sambil memandang hamparan sawah dan kembali ia menundukkan kepalanya.
“Kenapa kamu kok tidak mempunyai ambisi?apakah kamu tidak percaya dengan imbalan dari kekaisaran?”tanya putri Fan Bingbing.
“bagi saya apa gunanya mempunyai suara merdu tetapi saya tetap didalam sangkar,”ucap Shen long dengan menunduk dan membuat putri Fan Bingbing terperanjat kaget karena ucapannya Shen long.
"Angkatlah wajahmu sebab aku ingin melihat wajahmu,"perintah putri Fan Bingbing.
"Maaf,hamba tidak berani,"ucap Shén Long dengan kepala menunduk.
"Ini perintah,"ucap putri dengan suara agak keras.
Shén Long dengan pelan - pelan mencoba menatap putri Fan Bingbing.
Akhirnya mereka saling menatap dengan sangat lama.
Putri Fan Bingbing
"Apabila semua sudah siap maka perjalanan kembali dilanjutkan, jendral,"perintah putri Fan Bingbing yang meninggalkan Shén Long untuk kembali ke keretanya.
"Baik,hamba laksanakan,"ucap Shen Long dengan menundukkan kepalanya.
"Wajahnya memang tulus dan apa yang dia rasakan samadenganku?Dia tidak begitu ambisius seperti jendral lainnya tetapi apakah dia bisa menolongku?semoga saja pengharapanku tidak salah?"batin putri Fan Bingbing sambil berjalan membelakangi Shén Long sambil tersenyum.
Setelah putri Fan Bingbing masuk kedalam kereta maka Shén Long memerintahkan rombongannya melanjutkan perjalanan kembali ke Ibukota.
Sesampainya mereka di ibukota dan memasuki area kota terlarang lalu rombongan itu menuju ke istana mutiara yang dikhususkan untuk putri Fan Bingbing tinggal sebab beliau merupakan sepupu kaisar Kubilai Khan.
"Tuan putri,tugas hamba sudah selesai,saya mohon undur diri,"ucap Shén Long dengan menundukkan kepalanya.
"Baik,"ucap putri Fan Bingbing yang mau memasuki istana.
"Dan Hati - hati,"sambungnya dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua.
"Terima kasih Tuan Putri Fan Bingbing,"ucap Shen Long yang sempat terkejut karena perhatian putri Fan Bingbing tetapi dia bisa mengendalikan sikapnya dengan berjalan mundur sambil menundukkan kepalanya dan setelah itu membelakangi sang putri lalu menaiki kudanya.
Putri Fan Bingbing
Putri Fan Bingbing sempat menoleh ke Shen Long sambil wajah sedihnya."Mungkinkah kau datang lagi untuk menolongku sebab aku membutuhkan hatimu yang tulus itu untuk bisa membebaskanku dan hanya kau yang bisa membuatku menjadi rumah bagimu,"batin Putri Fan Bingbing.
Sekembalinya Shen Long menyelesaikan tugas perdananya maka dia kembali melatih kesatuannya di barak.
Ada seorang pemuda baru datang untuk melapor ke Shen Long.
"Nama saya Xǔ Mao berasal dari He Nan datang melapor,"ucap pemuda itu dengan salam Gongshu.
"Mungkin dia yang menjadi asistenku didalam kesatuan ku seperti kata Cao Bin,"batin Shen Long.
“Siapa yang memerintah kamu datang kepadaku,”tanya Shen long.
“Jendral Cao Bin,”jawabnya
"Sekarang kamu mencoba mengatur formasi peleton didalam manuver penyerangan dan bertahan,"perintahnya Shen Long kepadanya.
Sebelumnya Shen Long memberitahukan satu peleton yang baru dia latih dan mengijinkan Xu mao untuk memerintahnya.
Setelah mendapatkan perintah itu maka Xǔ Mao dengan cekatan naik kuda lalu memberi perintah pasukan berkudanya dengan cara menyerang dan bertahan.Karena kepintarannya Xǔ Mao mengatur pasukannya sampai membuat Shen Long terkagum dengan pasukannya bertambah cekatan didalam formasi perang.
Kemudian Shén Long menghentikan latihannya dan memanggil Xǔ Mao.
"Bagus,karena kamu semua pasukan menjadi cekatan didalam setiap formasi maka kuangkat kau sebagai Jinzhou (Kolonel) Setelahku didalam memimpin kesatuan ini,"ucap Shén Long.
"Terima kasih jendral,"ucap Xǔ Mao sambil memberi salam Gongshu.
Besoknya setelah Shen long melakukan inspeksi pasukannya,Tiba - tiba datanglah seorang prajurit untuk memberitahu Shen Long untuk melapor ke Jendral Cao bin.
Maka pergilah Shen Long ke tempat markas besar dan langsung menuju keruangannya Jendral Cao Bin.
“Shen long,kamu dapat tugas pertamamu,”ucap jendral Cao Bin
“Tugas apa itu Jendral Cao Bin?”tanya Shen long.
“Tugasmu yaitu besok mengawal sang putri Fan Bing Bing kembali ke ibukota,”ucapnya
“kamu atur sendiri berapa squadron yang kamu kirim dan sisanya mereka untuk dilatih dan yang paling utama kamu sendiri yang harus ikut mengawal,”jelas jendral Cao Bin.
“Baiklah,”ucap Shen Long dengan memberi salam Gongshu.
Keesokkannya ketika rombongan putri Fan Bingbing yang dipimpin Shen Long berjalan ditengah sebuah lapangan dekat hamparan sawah yang dibatasi pohon - pohon.
“Berhenti,”perintah Shen Long kepada pasukan dan rombongannya.
Setelah Shén Long memerintahkan pasukan dan rombongannya berhenti,dia menuju ke kereta sang putri.
"Tuan Putri Fan Bingbing,saya mohon ijin kita berhenti untuk istirahat,"ucap Shen Long.
"Baik,"ucap putri Fan Bingbing didalam kereta.
"Terima kasih Tuan Putri Fan Bingbing,"ucap Shen Long dan memerintahkan semua rombongannya untuk istirahat.
Shen Long berjalan dan duduk dekat aliran air pematang sawah sambil melihat hamparan tanaman padi yang sudah menguning yang siap dipanen.Dia mengambil bekalnya berupa kue Mantau yang dia ambil tadi dipelana kudanya lalu memakannya sambil melihat pemandangan pedesaan yang mengingatkannya akan kampung halamannya.
Putri Fan Bingbing
"Apakah kamu rindu akan kampung halamanmu?"suara wanita yang ada dibelakang Shén Long.
Shén Long menoleh dan ia kaget bahwa yang bicara itu adalah putri Fan Bingbing maka ia langsung berlutut dihadapannya.
"Maafkan hamba,Tuan Putri,"ucap Shén Long sambil berlutut dan kepala menunduk dihadapannya.
Putri Fan Bingbing mengangguk dan memberi tanda Shen Long untuk berdiri.
"Jendral Shén Long,anda berasal dari mana?"tanya putri Fan Bingbing yang berjalan disampingnya Shen Long berdiri sambil menatap ke hamparan sawah.
"Hamba berasal dari Henan,"jawab Shén Long yang berdiri dengan kepala tertunduk disamping putri.
"Selain kampung halaman apakah ada yang lain anda rindukan?"tanya putri Fan Bingbing sambil melihat Shén Long dengan kepala tertunduk.
"Ya,tuan Putri yaitu Orang Tua dan istri Hamba,"jawabnya dengan kepala tertunduk.
"apakah kamu tidak ingin meraih jabatan yang lebih tinggi maka kamu pasti dapat harta berlimpah dari yang mulia Kaisar?"tanya putri Fan Bingbing.
"Saya hanyalah seorang prajurit dari bangsa Han yang hanya ingin melakukan tugasnya sebagai prajurit dan setelahnya itu saya kembali ke rumah yang dimana hatiku selalu kembali kepadanya,"jawabnya sambil memandang hamparan sawah dan kembali ia menundukkan kepalanya.
“Kenapa kamu kok tidak mempunyai ambisi?apakah kamu tidak percaya dengan imbalan dari kekaisaran?”tanya putri Fan Bingbing.
“bagi saya apa gunanya mempunyai suara merdu tetapi saya tetap didalam sangkar,”ucap Shen long dengan menunduk dan membuat putri Fan Bingbing terperanjat kaget karena ucapannya Shen long.
"Angkatlah wajahmu sebab aku ingin melihat wajahmu,"perintah putri Fan Bingbing.
"Maaf,hamba tidak berani,"ucap Shén Long dengan kepala menunduk.
"Ini perintah,"ucap putri dengan suara agak keras.
Shén Long dengan pelan - pelan mencoba menatap putri Fan Bingbing.
Akhirnya mereka saling menatap dengan sangat lama.
Putri Fan Bingbing
"Apabila semua sudah siap maka perjalanan kembali dilanjutkan, jendral,"perintah putri Fan Bingbing yang meninggalkan Shén Long untuk kembali ke keretanya.
"Baik,hamba laksanakan,"ucap Shen Long dengan menundukkan kepalanya.
"Wajahnya memang tulus dan apa yang dia rasakan samadenganku?Dia tidak begitu ambisius seperti jendral lainnya tetapi apakah dia bisa menolongku?semoga saja pengharapanku tidak salah?"batin putri Fan Bingbing sambil berjalan membelakangi Shén Long sambil tersenyum.
Setelah putri Fan Bingbing masuk kedalam kereta maka Shén Long memerintahkan rombongannya melanjutkan perjalanan kembali ke Ibukota.
Sesampainya mereka di ibukota dan memasuki area kota terlarang lalu rombongan itu menuju ke istana mutiara yang dikhususkan untuk putri Fan Bingbing tinggal sebab beliau merupakan sepupu kaisar Kubilai Khan.
"Tuan putri,tugas hamba sudah selesai,saya mohon undur diri,"ucap Shén Long dengan menundukkan kepalanya.
"Baik,"ucap putri Fan Bingbing yang mau memasuki istana.
"Dan Hati - hati,"sambungnya dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua.
"Terima kasih Tuan Putri Fan Bingbing,"ucap Shen Long yang sempat terkejut karena perhatian putri Fan Bingbing tetapi dia bisa mengendalikan sikapnya dengan berjalan mundur sambil menundukkan kepalanya dan setelah itu membelakangi sang putri lalu menaiki kudanya.
Putri Fan Bingbing
Putri Fan Bingbing sempat menoleh ke Shen Long sambil wajah sedihnya."Mungkinkah kau datang lagi untuk menolongku sebab aku membutuhkan hatimu yang tulus itu untuk bisa membebaskanku dan hanya kau yang bisa membuatku menjadi rumah bagimu,"batin Putri Fan Bingbing.
Sha la la... itsuka kitto
Boku wa te ni surunda
Hakanaki mune ni sotto
Hikari moete yuke
Sha la la, suatu hari nanti,
Aku tahu aku akan menemukannya
Semoga cahaya dalam hatiku yang tak tetap terbakar dengan lembut
Aitaku naru no shoutou
Naki taku naru no junjou
Natsu no hintobikonda
Hotaru wa kae ra nai
“Hasrat” membuaku ingin bertemu denganmu
“Kepolosan” membuatku ingin menangis
Kunang-kunang yang melompat di musim panas yang membakar tidak akan kembali
Anata wa nani mo iwazu
Kuchizuke o nokoshite
Kizutsu ku mama una zui nare
Kanashii hodo inochi yurameite ita
Tanpa kata-kata, kau meninggalkanku satu ciuman
Membiarkannya terbakar, kau mengangguk
Hidup ini begitu berkelap-kelip hingga membuatku sedih
Sha la la... itsuka kitto
Boku wa te ni surunda
Hakanaki mune ni sotto
Hikari moete yuke
Sha la la, suatu hari nanti,
Aku tahu aku akan menemukannya
Semoga cahaya dalam hatiku yang tak tetap terbakar dengan lembut
Sha la la... itoshiki hito
Anata mo miete iru no
Mamayui tsuki ga sotto
Ashita o tera shite
Sha la la, cintaku, kau juga bisa melihatnya
Bulan yang menyilaukan menerangi hari esok dengan lembut
Tsuyoku tsuyoku kagayaite...
Dengan terang, bersinar dengan terang
(Hotaru No Hikari by Ikimono Gakari,Ost natuto shippuden Opening 5)
Boku wa te ni surunda
Hakanaki mune ni sotto
Hikari moete yuke
Sha la la, suatu hari nanti,
Aku tahu aku akan menemukannya
Semoga cahaya dalam hatiku yang tak tetap terbakar dengan lembut
Aitaku naru no shoutou
Naki taku naru no junjou
Natsu no hintobikonda
Hotaru wa kae ra nai
“Hasrat” membuaku ingin bertemu denganmu
“Kepolosan” membuatku ingin menangis
Kunang-kunang yang melompat di musim panas yang membakar tidak akan kembali
Anata wa nani mo iwazu
Kuchizuke o nokoshite
Kizutsu ku mama una zui nare
Kanashii hodo inochi yurameite ita
Tanpa kata-kata, kau meninggalkanku satu ciuman
Membiarkannya terbakar, kau mengangguk
Hidup ini begitu berkelap-kelip hingga membuatku sedih
Sha la la... itsuka kitto
Boku wa te ni surunda
Hakanaki mune ni sotto
Hikari moete yuke
Sha la la, suatu hari nanti,
Aku tahu aku akan menemukannya
Semoga cahaya dalam hatiku yang tak tetap terbakar dengan lembut
Sha la la... itoshiki hito
Anata mo miete iru no
Mamayui tsuki ga sotto
Ashita o tera shite
Sha la la, cintaku, kau juga bisa melihatnya
Bulan yang menyilaukan menerangi hari esok dengan lembut
Tsuyoku tsuyoku kagayaite...
Dengan terang, bersinar dengan terang
(Hotaru No Hikari by Ikimono Gakari,Ost natuto shippuden Opening 5)
Sekembalinya Shen Long menyelesaikan tugas perdananya maka dia kembali melatih kesatuannya di barak.
Ada seorang pemuda baru datang untuk melapor ke Shen Long.
"Nama saya Xǔ Mao berasal dari He Nan datang melapor,"ucap pemuda itu dengan salam Gongshu.
"Mungkin dia yang menjadi asistenku didalam kesatuan ku seperti kata Cao Bin,"batin Shen Long.
“Siapa yang memerintah kamu datang kepadaku,”tanya Shen long.
“Jendral Cao Bin,”jawabnya
"Sekarang kamu mencoba mengatur formasi peleton didalam manuver penyerangan dan bertahan,"perintahnya Shen Long kepadanya.
Sebelumnya Shen Long memberitahukan satu peleton yang baru dia latih dan mengijinkan Xu mao untuk memerintahnya.
Setelah mendapatkan perintah itu maka Xǔ Mao dengan cekatan naik kuda lalu memberi perintah pasukan berkudanya dengan cara menyerang dan bertahan.Karena kepintarannya Xǔ Mao mengatur pasukannya sampai membuat Shen Long terkagum dengan pasukannya bertambah cekatan didalam formasi perang.
Kemudian Shén Long menghentikan latihannya dan memanggil Xǔ Mao.
"Bagus,karena kamu semua pasukan menjadi cekatan didalam setiap formasi maka kuangkat kau sebagai Jinzhou (Kolonel) Setelahku didalam memimpin kesatuan ini,"ucap Shén Long.
"Terima kasih jendral,"ucap Xǔ Mao sambil memberi salam Gongshu.
Terakhir diubah: