Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dibalik Teduhnya Senyum Ibuku

1 | BENCI

Hanya ada suara sendok yang beradu dengang piring, tatapan Yunie pada anaknya belum berubah. Entahlah, setelah dua hari anaknya sakit kini seperti ada jarak yang dibuat oleh Arga.

"Ayah baru pulang minggu depan" ucap Yunie sembari menaruh telur goreng tambahan pada piring Arga.

Bukannya menjawab Arga memilih untuk mengambil gelas berisikan air putih disampingnya, meneguk dengan cepat dan berdiri.

"Arga berangkat ke sekolah dulu Bu, makasih sarapannya" ucap Arga dingin sembari berlalu membawa tas yang sejak tadi ia sampirkan pada kursi makan.

"Hati-hati dijalan, jangan ngebut" ucap Yunie sembari menggelengkan kepalanya.

-----

Arga mengeluarkan motor matic yang ia dapat setelah naik kelas 3 SMA. Berbeda dengan kakaknya yang cenderung pendiam Arga justru sebaliknya dia termasuk siswa yang aktif terutama dibidang olahraga.

Dengan postur jangkung membuat Arga dengan mudah masuk tim basket di kota nya, mulai dari situlah waktunya menjadi padat dan rumah hanya sebatas tempat istirahat.

Kuda besi itu berjalan pelan membelah jalan komplek yang masih sepi, taman komplek yang penuh dengan pot bunga warna-warni bertuliskan masing-masing RT menjadi pemandangan sehari-hari.

Arga pun membelokkan arah motornya menuju kanan dan terus lurus hingga hanya tampak jalan lurus menuju gerbang utama komplek nya, disisi kanan ada pos satpam yang sejak kemarin terus ada didalam pikirannya.

Dan benar saja saat melewati pos satpam, dirinya melihat Asep sang penjaga komplek. Dada Arga seperti ditusuk-tusuk jarum yang perlahan membuat air matanya kembali turun. Cukup melankolis, tetapi begitulah keadaannya.


2 hari lalu.

Tubuh Arga kembali melemah saat melihat ibu yang selama ini menjadi panutannya berubah menjadi sosok yang tak ia kenali.

Binal.

Mungkin pelacur adalah kata yang pas ia sematkan saat ini, setelah melihat ibunya pasrah digerayangi satpam Arga berpindah tempat. Mencari posisi yang pas untuk menyembunyikan tubuhnya dari penglihatan manusia biadab didepannya.

Ada rasa ingin menggertak tetepi rasa itu dikalahkan oleh respon otaknya yang penasaran dengan hubungan seksual yang baru kali ini ia lihat secara langsung.

Setelah pas mencari posisi, Arga tetap menunduk diantar kursi. Jari-jarinya memutih karena terlalu keras meremas kursi yang menjadi pelampiasan dari dadanya yang berdetak kencang.

Kali ini ibunya menungging pada sofa dan menghadap halaman luar dengan pakaian yang masih melekat pada tubuhnya, sedangkan dibelakang ibu ada pria dengan pakaian satpam yang belum ia kenali.

Namun satu pertanyaan yang berdengung dipikiran Arga kali ini, apa yang membuat ibunya mau untuk berzina dengan satpam yang bisa dikatakan jauh dari penampilan fisik ibunya.

Satpam ini berpenampilan cungkring dengan kulit hitam. Rambutnya pun pirang karena sering terkena matahari. Tapi itu bukan yang utama, saat ini sofa ruang tamu yang menjadi sandaran ibunya berdecit karena bergerak seiring cepat nya penetrasi dari si satpam.

"Sshh terus Sep" racau ibunya membuat Arga melotot tak percaya. Dari sekian satpam di komplek nya hanya ada satu nama Asep. Maka ia tak mungkin salah menebak jika pria yang sedang menyodok ibunya adalah Asep si satpam.

Dari penglihatan Arga saat ini manusia didepannya masih asik dengan posisi doggy-style. Namun yang berbeda adalah cepatnya gerakan pinggul Asep.

"Shhh enak banget Bu, shhh" desah Asep yang membuat tatapan Arga semakin jijik juga penasaran.

"Terus sep shhhh enak banget kontol kamuuu, beda dengan kontol suami saya hahaha" balas ibuku.

Arga yang sejak tadi hanya melihat pinggul Asep mulai berpindah kearah kiri sehingga ia bisa melihat dengan jelas ibunya yang semakin menungging.

"Sshhh terus seppp, tangan kamu ikut remes remes susu aku" rayu ibuku.

"Susu punya siapa ini ?" tanya Asep yang langsung meremas payudara ibuku tanpa berhenti menyodok.

"Punya siapa aja shhhh aww geli sep sshhh"

Arga kembali melotot, mulut ibunya selama ini berwibawa, wajar saja jika ibunya cukup disegani di komplek karena memiliki jabatan dinas yang cukup tinggi. Namun kali ini ibunya seperti pelacur yang ia lihat di film-film porno bahkan lebih parah karena bermain di rumah yang menjadi tempat keluarganya tinggal.

Penis Arga mengacung, sedikit membenarkan posisi penisnya Arga memejamkan mata dan terus mendengarkan desahan serta racauan dari mulut manusia didepannya.

"Pindah posisi sep, kamu duduk aja biar aku yang goyang hmm" ucap ibuku. Asep pun hanya bisa mengikuti instruksi dan langsung duduk pada sofa disebelah kiri.

Saat itu lah ia melihat penis Asep dengan jelas, cukup besar tetapi masih dikatakan normal untuk pria Asia.

Ibunya kali kali ini mulai membuka kancing kemeja, sembari pinggulnya yang bergerak lucu dan tangan nya ikut membelai dada Asep. Sedangkan didepannya Asep masih mengocok kontol nya dan mengeluarkan kata-kata kotor.

"Sexy banget Bu, buka terus kancing nya" racau Asep yang menggila saat kancing terakhir berhasil dilepas.

Ibunya hanya tersenyum nakal dan seperti ingin membuka kaitan bra, namun belum saja terbuka ibunya terdiam.

Kocokan Asep pun ikut berhenti.

"Ada apa Bu?" Tanya Asep ikut berdiri dan melihat kerah yang sama ibunya lihat.

"Aku tutup gorden dulu, takut ada yang kepo sama kita, hihi" ucap ibuku dengan nada centil.

Melihat itu Asep ikut berdiri dan ikut berjalan dibelakang ibuku. Saat tangan Ibuku bergerak menggeser gordyn saat itu pula tangan Asep membuka kaitan pada bra ibunya.

"Aww Sepp, bikin kaget uhhh" ucap ibuku sembari membalikkan badan.

Kondisi ruangan menjadi lebih gelap tetapi Arga masih bisa melihat dengan jelas setiap gerakan ibunya dengan Asep.

Saat ini ibunya mengalungkan tangan pada pundak Asep, saling tatap dan Asep memulai dengan ciuman pada bibir ibunya.

"Cupp emmhh" lumatan kecil dan saling gigit membuat tubuh Arga meringis. Kontol Arga seperti mengeluarkan cairan bening saat ini.

Ciuman ibuku dengan Asep semakin menjadi saat tangan nakal Asep ikut meremas payudara, namun ibuku tak tinggal diam tangan yang selama ini memeluk ayahku mulai mengocok kontol Asep.

"Enak banget ibuu ssshhhh" desah Asep yang bergetar hingga ciuman keduanya terlepas.

"Gemes aku sama kontol kamu, sekarang panggil aku lonte yaa" balas ibuku yang membuat mataku melotot.

Asep hanya bisa melongo dengan tatapan tak percaya.


"Yaa Yaang bener Bu?" Tanya Asep memastikan.

Namun Ibuku tak menjawab, dirinya hanya tersenyum nakal dan menuntun Asep untuk duduk di sofa sebelah kiri.

Ibuku pun merogoh sesuatu didalam tas yang ternyata handphone. Tak lama terdengar suara musik dengan irama cepat.

Di depan ibuku Asep mengocok kontol nya dengan pelan, semua pakaian sudah dilepasnya. Sedangkan ibuku mulai menari dengan meliuk liukan badannya.

Sesekali ibuku naik keatas meja sembari memamerkan kemolekan tubuhnya, hanya hijab yang menjadi penutup terakhir. Lagi-lagi Arga hanya bisa menahan rasa marah, penasaran juga rasa yang menggebu.

Musik mulai menelan saat lagi akan hampir abis, Ibuku mulai membuka hijab namun Asep dengan cepat menahan tangan ibuku. Ibuku hanya tersenyum dan mendorong dada Asep hingga kemabli bersabdar pada sofa.

"Kamu diem aja Asep, hihi" goda Ibuku.

Penis hitam Asep mengacung sejadi-jadinya.

Disinilah mulut Arga terasa kering dan tak kuat menahan nafsu nya.

"Bu mau ngapain" ucap Asep yang tak habis pikir dengan tingkah ibuku

"Kira-kira mau ngapain" balas ibuku sembari merendahkan tubuhnya diantara selangkangan pria cungkring itu.

Dada Arga berdenyut sakit, rasa marah semakin memuncak saat tangan ibunya meremas kontol Asep.


------


"Eh ada Arga" ucap Asep sembari menghisap sebatang rokok.

Namun, Arga memilih menancapkan gas. Rasanya tak sudi jika bertatapan langsung dengan Asep yang sudah berbuat mesum pada ibunya.

Tak lama Arga sudah sampai diparkiran motor, dirinya berjalan menuju kelas yang sudah menemani nya selama 2 tahun lebih.

"Udah sehat lu?" Tanya Reno teman sebangku Arga.

"Gak, lagi runyam gua. Plis biarin gua sendiri dulu Ren." Balas Arga yang memilih menyembunyikan wajahnya pada lipatan hoodie miliknya.

Reno hanya bisa menghela napas dan berlalu untuk memanggil guru yang akan mengisi materi dikelasnya.

Hanya bisa menghela napas Arga memalingkan pandangan pada jendela disisi kiri nya, nampak suasana pagi ini mendung begitupun hatinya yang makin sakit mengingat kejadian setelah ibunya meremas kontol Asep dengan wajah binal yang akan dia ingat sampai kapanpun.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd