Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Berpacu dengan Waktu

Setelah rihlah (Jalan-jalan) penuh birahi usai kami kembali ke kehidupan masing-masing, termasuk aku dan Umi. Apalagi kini sudah masuk bulan suci ramadhan, bulan yang penuh hal-hal baik di lakukan, maka hal itu berimbas pada aktifitas seksual aku dan Umi yang berkurang, sempat sekali saja ku lakukan hubungan badan setelah pulang rihlah di malam hari ketika Abi sudah lelap tertidur. Ini adalah ramadhan pertama Umi sebagai istri abi sekaligus ibu bagiku, Umi sangat telaten menunjukan sisi keibuan seorang akhwat, dengan aktifitas mengisi kultum dan kajian di berbagai pengajian ibu ibu di komplekas maupun binaan liqonya di kampus. Namun tetap kesempatan untuk meraih kenikmatan itu selalu datang, termasuk suatu pagi di waktu sahur.

Pagi itu aku dibangunkan Umi untuk sahur seperti biasa, Umi tampak menggunakan daster lengan pendek yang panjangnya pas di lutut Umi, dipadukan dengab jilbab instan yang lebar menutupi hingga ke dada Umi, aku tahu Umi pasti tak memakai Bh lagi, karena itu sudah menjadi kebiasaan Umi di rumah.

"Nak banguun sayang... Yuk sahur" ucap Umi lembut sambil mengoyangkan pundakku.

"Iya Mi" jawabku singkat sambil mencoba mengumpulkan kesadaran.

"Udah ditunggu Abi nak di meja makan yah" sambil beranjak meninggalkan tempat tidurku. Entah apa yang ada dipikiranku melihat samar bayang tubuh indah Umi terutama pantat yang hanya terhalang daster tipis dan sebuah celana dalam yang bisa kutebak berwarna hitam.

"Iya mi, Adi nyusul sebantar lagi" sambil ku beranjak menyusul ke ruang makan dengan mencuci muka terlebih dahulu.

"Assalamualaikum Bi... Umi" sapaku ke Abi yang hampir selesai makan sahurnya. Ku salami tangan orangtuaku itu sebagi bentuk penghormatan padanya, kini Alhamdulilah Abi terlihat sehat, walaupun penyakit gula darahnya terus menghantui, namun dengan puasa yang dijakani setidaknya membantu agar kadar gula bisa turun.

"Ayo Di segera sahur, sudah mau jam 4 ini" ajak Abi padaku, Umi yang ada disampinya pun segera mengambilkan nasi untukku.

"Cukup gak segini nasinya" tawar Umi sembari menyodorkan piring dengan nasi yang cukup banyak.

"Ehh cukup Mi" sergahku mengambil piring.

Kamipun santap sahur dan Abi selesai duluan kemudian ke kamar, dan kembali sudah memekai baju koko bersarung dengan peci lengkap membawa alat solat, tampaknya mau ke masjid.

"Abi duluan yah ke masjid, sekalian mau tahajud dan menunggu subuh, Adi nyusul yah subuh di masjid" ucap Abi yang menjadi peringah padaku.

"Iya Bi, nanti kalau adzan Adi ke masjid, insya Allah" sambil ku acungkan dua jari sebagai tanda setuju akan ajakan Abi.

Umi pun terlihat sudah menyelesaikan sahurnya dan lanjut membereakan piring kotor dan akan mencucinya.

"Nanti piringnya bawa ya nak" pinta Umi yang berjalan menuju tempat cuci piring.

"Iya Mi, siaapp bentar lagi" jawabku sambil menghabiskan makanan yang ada di piring.

Umi beberapa kali balik ke meja makan mengambil beberapa wadah yang kotor, ku lihat umi menyampirkan kerudung lebarnya ke pundak dan membuat belahan dada dasternya terlihat hingga aku bisa menikmati buah dada Umi yang juga mengecap karena basah terkena percijakan air.

Otak mesumku kini tampak mulai bekerja lagi, rasanya ingin ku nikmati Umi lagi, ku datangi Umi sambil membawa piring kotor bekas makan diriku sendiri.

"Ini mi piringnya" sodorku memberikan piring ke bak cuci piring di depan Umi.

"Iya nak makasih ya" ucap Umi yang tersenyum manis padaku dan membuatku semakin ingin menikmatinya.

"Dasternya basah yah mi" sambil ku coba peluk Umi dari belakang.

"Iyaa diii tadi kena cipratan air, eeehmm kok peluk peluuk Umi sayang? Nakal yaah astaga!" Jawab Umi tetap melanjutkan aktivitasnya.

"Iya mi dah lama Adi gak nakalin Umi, heemm kangenn" sambil erat ku memeluk Umi di pingganya.

"Dasar anak Umi, ini kan bulan puasa sayang, harus tahan nafsu loh" ajar Umi padaku sambil tertawa ringan.

"Kan belum subuh mi, heem dasternya Adi buka yah... basah nih tar Umi masuk angin lagi" ku coba menggodanya dan melepaakan kancing daster yang Umi kenakan dan ia tampak tak melakukan penolakan.

"Ia sayang buka saja, mumpung Abi gak ada" respon Umi yang menjadi tanda ia mengizinkanku untu menikmati tubuhnya lagi.

Daster Umi telah ku lepas dan menyisakan jilbab yang masih disampirkan ke pundak dan celana dalam seksi hitam di pantatnya. Ku peluuk dan remas dua buah dada ranum milik Umi.

"Eemmhhh..." ku kecup leher Umi dan ia tetap melanjutkan mencuci piring walaupun tak lagi fokus.

"Emmhh sayaang cepaat yaahh bentar lagi imasak dan subuuhh" ucap Umi menikmati rangsanganku.

Kamipun berciuman mesra bermain lidah dimulut yang sudah beradu saling menyedot. Tangan kananku meremas remas dada Umi dan memainkan puting indahnya sementara tangan kiriku turun mengelus elus memeknya yang masih terhalang celana dalamnya. Ku balikan badan Umi hingga menghadap diriku kemudian Ku mulai jongkok sambil menciumi leher Umi terus menghisap buah dada indah milik Umi dan tiba di selangkangan Umi dengan celana dalam yang terlihat basah. Ku turunkan celana dalam umi hingga terlepas dari kakinya, ku dekatkan mulutku mencoba mencium memek Umi yang bersih dari bulu kemaluan, karena baru dicukur tampaknya, ku kecup dan ku buka belahan memek Umi dan mulai menyapunya dengan lidahku.

"Sruuffttt... akhhhh indah banget memek Umi, gak bosan bosaan aku mii"

Ucapku sambil terusa ku jilat dan tanganku remas pantat Umi.

"Aakhhh sayaangg enaaak geli... akhh teeuss" rancu Umi menikmati seranganku.

"Waktu imsaak telah tiba" terdengar suara dari pengeras suara di masjid, mungkin itu suara Abi yang sedari tadi sudah di sana.

"Ayoo naakk sayaaang cepaaat udah Imsaaakk" ajak Umi sambil meremas remas kepalaku.

Ku masujan dua jari ke memek Umi agar semakin basah, terus ku putar badan Umi agar membelakangiku, dengan tetep berjongkok ku kembali menghisap memek Umi juga dengan lubang anusnya.

"Emmuuhhh seeefftt swrrf sruuff. Nikmaat mi" ku remas pantat Umi kuat dan ku berdiri sambil memberi tamparan keras ke pantat Umi.

"Plaaaakkmkk"... membuat Umi terpekik berteriak

"Aakahhh sayaangg ayooo" pinta Umi memelas.

"Tenang mi.. belum adzan subuh" terangku sambil mencium Umi.

"Emmmmuuaahh emmmuuhh... siap ya Mi" sambil ku buka celana yang ku pakai.

Ia hanya mengangguk dan sedikit membungkuk bertumpu pada tempat cuci piring di depannya. Ku ludahi sedikit kontolku dan ku gesekan ke bibir memek umi.

"Bleeaahhhhhhhh" kontollkuu masuk ke memek Umi dengan mudah karena sudah becek.

"Aakhhhh astaaag........ nikmaaaat sayaangg" respon Umi ketika kontolku masuk menembus rapatnya Umi yang belum pernah melahirkan ini.

"Memek Umi nikmaat bangeet akhh" ku maju mundurkan kontolku masuk memek Umi. Tanganku tak tinggal diam, meremas dua buah dada milik Umi yang menggatung.

"Akahhh sayaang nikmaaat kontol kmuuu mentookkk ke rahim Umi akhh teruhsss sayaangg akhh ceepeetiin" ucap Umi yang terus mendongak menikmati hujaman kontolku di memeknya.

Ku percepat genjotanku agar segera meraih kenikmatan karena sebentar lagi adzan subuh.

Selang beberapa lama ku rasakan ada kedutan di memek Umi.

"Aakhhh sayaaanggg nikmaaaat akhh aaaakhh Umii nyampeee" teriak Umi menikmati puncaknya.

"Akhh bareeng Mi... akhh adii jugaaa maaauu nyaampeee" balasu ke Umi sambil kupercepat tusukan kontolku di memek Umi hingga ku juga meraih pucak kenikmatanku.

"Aaakkhhh Umiiii aaaakuu nyaampeee akhhhhh"

Crooottttt crroootthh crooootthhh

Tiga kali semburan peju di memek Umi membuatku lemas.

Allaaahuu akbaarrr Allaahhuuakabr...

Terdengar sayup suara adzan di masjid komplek rumah menadakan waktu berpuasa telah dimumai.

"Alhamdulilah pas Nak..." ucap Umi yg berbalik menghadapku tersenyum puas atas permainan yang kami lakukan.

"Sini Umi bersihin kontolmu" sembari Umi jongkok memegang kontolku kemudian memasukan ke mulutnya.

"Ukhh miiii aakhh kan dan puasaaaa" tanyaku yang kikuk karena aksi Umi mengoral kontolku.

"Akhh gak papa sayang, dikit gak Umi makan kok kontolmu" jawab canda Umi sambil menjilati kontolku.

"Sruufftttt bersih sayang, ayo siap siap kamu ke masjid, dicariin Abi tar" sambung Umi sembari berdiri dan kami berciuman.

"Emmujaahh" ciuman menjadi penutup pergumulan kami dan awal kami harus menahan syahwat seharian.

Akupun berganti pakian dan berwudu tanpa mandi junub kemudian memakai pakaian dengan baju khusus untuk solat, setelah itu ke luar kamar, di dapur aku melihat Umi masih bersih bersih rumah hanya dengan memakai jilbab yang tadi ia pakai.

"Adi ke masjid dulu ya mi" ku sodorkan tangan untuk sungkem ke Umi yang sedang memegang sapu membersihkan dapur.

"Iya nak, jadi anak soleh yah" sambil memberikan tangan untuk ku kecup.

"Emuuah Iya mi" sambil ku kecup tangannya kemudian berciuman bibir dengan Umi.

"Emmuuuhha. Maksih ya tadi mi" sambil ku peluk dan eluus elus pantatnya.

"Iyaa sana buruan, nanti ketinggalan jamaah loh" perintahnya yang ku turuti.

Ku langkahkan kaki menuju masjid dengan bergegas dan penuh semangat karena dapat penyemangat dari Umi.



Hari ini tak ada kegiatan istimewa hanya kuliah satu MK saja hingga setelah dzuhur aku bisa pulang, namun terik matahari membuatku tak kuasa ingin berteduh dan mencari tempat "ngadem" dahulu, ketika di parkiran kampus aku sempat bertemu Dilla dan kelompoknya yang juga baru keluar kelas.

Jika bertemu mereka di kampus rasanya seperti tak akrab, hanya menyapa sekedarnya saja dan itupun hanya menelungkupkan tangan sebagai tanda bersalaman, padahal tubuhnya sudah ku nikmati, mungkin dia menjaga image di depan teman teman kelasnya.

"Assalamualaikum Ukh..... sehat" sapaku padanya.

"Alaikumsalam waraohmatullahi wabarokatuh, Eh akhi Adi, sehat akh.. Antum apa kabar? Lama gak nongol ?" Jawabnya sambil keluar dari barisan kelompoknya yang terdiri dari 6 akhwat dengan baju syari dikenakan mereka beserta berbagai model dan warna.

"Alhamdulikah sehat Ukh... Ukhti ada kegiatan abis ini?" Tanyaku padanya

"Ada sih, kenapa emang akhi?" Jawabnya dengan senyum manis.

Terlihat teman temanya menunggu dan dari ekspresi mereka kurang senang dan Dilla sadar hingga ia beranjak meninggalkanku serta meminta aku hubungi lewat WA, aku paham dan tak mempermasalahkan hal itu. Kemudian ku hendak WA dan cari kontak WA Dilla, ku dapat dengan mudah karena ada juga grup WA Kajian Liqo Umi yang aku ada di dalam grup tersebut.

"Assalamualaikum... Dil abis ini ada kegiatan apa?" Tanyaku di WA.

"Alaikumsakam, Itu kan mau Liqo sama Umi nanti sore Ka" Jawabnya

"Waduh kok aku gak nyimak grup yah, oke" Jawabku.

Kayaknya bakal seru nih kalau kumpul lagi.





Apa yang bakal terjai yah?

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd