Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk sex scene para suhu sekalian lebih suka dari Point Of View siapa ?

  • POV Pria

    Votes: 52 30,8%
  • POV Wanita

    Votes: 69 40,8%
  • Terserah lu Den

    Votes: 48 28,4%

  • Total voters
    169
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
TENTANG PERASAAN


Yoga, ingatanku kembali teringat pada lelaki bajingan yang telah membuat hidup Neng menderita.
Kutepikan mobilku di pinggiran jalan Sunda, sekedar membuka ponsel lalu aku lihat foto Yoga.
Aku teringat pada Dicky temanku yang berprofesi sebagai seorang "anjelo", aku hubungi dia, ternyata dia samasekali tidak mengenal Yoga.
Aku mencari cara yang mudah agar aku bisa bertemu Yoga, ahh tapi otakku buntu, kejadian tadi siang bersama Riska yang terus terbayang dalam pikiranku.

Tiba-tiba sebuah pesan whatssap masuk di ponselku tentu saja dari Riska.

" Baru sepuluh menitan ga ketemu kok langsung rindu"

Kemudian aku balas pesannya hanya dengan emot bergambar hati

Riska kembali mengirim pesan

" Besok masih belum masuk kerja kan? "

" Belum, selasa, rabu, kamis aku izin sakit, sedangkan jumat aku berencana ambil cuti sekalian, tanggung " Jawabku

" Besok bisa ketemuan lagi ? " Tanya Riska.

" Dengan senang hati " Jawabku

" Boleh telpon? " Tanya Riska

" Silahkan cantikkkk"

Sepanjang perjalanan pulang aku ditemani Riska via telepon, obrolan tidak jauh dari masalah rindu, perasaan dan harapan.
Sial dari sekedar nafsu kini aku terjebak dalam permainan perasaan yang aku ciptakan sendiri.

" Aku dah mau sampai rumah yank udah dulu ya telponnya "

" Iya mass, miss you" Jawab Riska sambil menutup telponnya.

Salma anakku menyambut kedataganku kemudian istriku Ajeng datang menghampiriku, mencium tanganku lalu memberikan segelas air minum untukku.
Aku meluangkan waktu untuk bermain bersama Salma, bermain boneka Barbie lalu kemudian mendorong sepeda roda tiga milik Salma sekedar berkeliling dalam ruangan rumah, ketika Salma mulai nampak lelah, aku meminta Ajeng untuk segera mengajaknya tidur, kemudian aku bergegas membersihkan tubuhku dikamar mandi.

Selepas mandi, seperti biasa, aku duduk di teras rumahku, memandang ikan koi dikolam kecil milikku sambil ditemani rokok dan tentunya segelas kopi.
Oh sungguh malam ini hati dan pikiranku tak bisa tenang, ada tiga nama yang memenuhi isi kepalaku, Yoga, Neng dan tentu saja Riska. Dendam, marah, iba, merasa bersalah dan jatuh cinta itulah yang aku rasakan saat ini.

Aku masuk kekamar, aku lihat Ajeng dan Salma sudah tertidur dengan nyenyaknya, aku tatap wajah mereka dari kejauhan, timbul perasaan bersalah dalam diriku, ya sebejat bejatnya aku, tapi akumasih memiliki perasaan, membayangkan betapa hancurnya perasaan Ajeng andai dia tau apa yang telah aku lakukan dibelakangnya.

Selama aku mengenal Ajeng, tak pernah sekalipun dia marah kepadaku, dan sama sekali dia tak pernah melakukan kesalahan, dia sangatlah penurut dan sangat menjaga perasaanku, satu-satunya kesalahan Ajeng adalah karena dia tidak bisa membuatku jatuh cinta kepadanya.
Sejauh ini aku hanyalah merasa iba kepadanya, karena dia telah rela dikucilkan oleh keluarganya sebagai konsekuensi dari pilihannya, meninggalkan agamanya lantas menikah denganku.

Ketika Ajeng melahirkan Salma, aku berada disampingnya, menemani dan menyaksikan proses persalinannya, jujur saat itu aku menangis, betapa terharunya aku menyaksikan proses persalinan, seorang wanita yang tidak aku cintai rela bertaruh nyawa untuk melahirkan anakku, darah dagingku.
Benar benar dahsyat pengorbanan seorang Ibu, melahirkan adalah pertaruhan antara hidup dan mati, dari situlah mulai tumbuh sedikit perasaan sayangku terhadap Ajeng, sebatas sayang karena dia adalah ibu dari anakku.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi aku belum juga merasakan kantuk, kunyalakan sepeda motorku kuarahkan menuju rumah temanku, karena bila aku sendiri berdiam diri dirumah, pikiranku terpenjara oleh perasaan perasaan yang tak menentu.

" Woiiii dulur aing ( saudaraku) " Ucap Hendra menyapaku saat membukakan pintu, kemudian kuberikan kantung kresek plastik berisikan sebungkus martabak untuknya.

Hendra adalah teman lamaku, sama-sama pernah bergabung dalam gank motor bersamaku dan Zaki tentunya, kami bercerita mengenang pengalaman masa lalu, tak terasa waktu menunjukkan setengah satu malam, akupun lantas berpamitan untuk pulang kepadanya.

" Oke siap bro ane usahakan, Hati-hati dijalan" Ucap Hendra.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd