Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk sex scene para suhu sekalian lebih suka dari Point Of View siapa ?

  • POV Pria

    Votes: 52 30,8%
  • POV Wanita

    Votes: 69 40,8%
  • Terserah lu Den

    Votes: 48 28,4%

  • Total voters
    169
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
UNTITLED


"Hallo...Neng dirumah? "

"Iya Aa, nemenin mamah lagi rada ga enak badan" Jawab Neng

" Oke Aa kerumah"

" Emang ga kerja? "

" Kerja tapi ijin pulang Neng, aga ga enak badan juga" Jawabku sedikit berbohong pada Neng

" Istirahat atuh A, gpp ga usah kesini"

" Ga apa apa kok Neng, justru Aa ga enak badan karena kepikiran terus sama Neng, lebih tepatnya lagi mumet bukan ga enak badan"

" Oh iya atuh, ati ati ya A"

" Iya Neng, mau dibawain apa Neng ama mamah? "

" Ga usah A, makasih"

Setengah kilogram buah anggur merah dan dua kotak pisang bolen aku bawakan untuk Neng dan mamah, setibanya di rumah, Neng lalu membukakan pintu, kemudian mencium tanganku, masih nampak lebam disekitar matanya akibat ditampar lalu dilempar asbak oleh Yoga.
Mamah sedang berbaring sambil menonton televisi, aku hampiri kemudian mencium tangannya.

" Katanya sakit mah " Aku menyapa mamah

" Ga sakit kok kasepppp, cuman ga enak badan aja"

Seperti biasa Neng menyajikan segelas kopi pahit untukku.

" Jadi gimana ini teh mah, Dennis ga Terima kalau Neng diperlakukan dengan kasar sama Yoga"

" Mamah juga sedih Den, apalagi mamah ibunya jelas jelas lebih ga Terima" Ucap mamah

" Terus mau gimana Neng, ada rencana apa untuk menyelesaikan masalah ini? Neng sendiri gimana, mau bertahan apa mau mengakhiri hubungan sama Yoga, Neng yang jalani, Aa mah kemarin sekedar ngasih saran, toh segala keputusan ada ditangan Neng"

" Semalem Neng udah ngobrol sama mamah A, Neng dah bulat buat gugat cerai Yoga" Jawab Neng

" Terus mau ngambil langkah apa? Nunggu Yoga apa Neng yang ambil tindakan? " Tanyaku

" Neng ama mamah masih bingung akan langkah selanjutnya A" Jawab Neng

" Gimana kalau misalkan sekarang ke kantor polisi dulu, bikin laporan ada tindakan kekerasan dalam rumah tangga, mumpung lebam diwajah Neng masih ada, terus kita visum ke rumah sakit, kalo ada bukti visum nanti bakalan kuat gugatannya" Jelasku

" Duh jangan sampai berurusan dengan polisi deh A, cukup selesaikan pihak keluarga aja, terus ke pengadilan agama" Neng menimpaku

" Ya udah, Neng telpon Yoga sekarang, suruh dia kesini"
Lalu beberapa kali Neng menghubungi Yoga, tapi samasekali tidak Yoga jawab.

" Ga diangkat angkat A telponnya " Ucap Neng

" Gimana kalau kita ke rumah ibunya Yoga, cerita ke keluarganya tentang apa yang Neng alami, tentang sikapnya yang kasar suka menyiksa dan seorang pecandu narkoba, biar keluarganya yang nanti menghubungi Yoga, ceritakan pada mereka kalau Neng sudah bulat tekad untuk bercerai dengan Yoga"

Kemudian Neng berdiskusi dengan mamah lalu menyetujui saran dariku.
Setelah Neng dan mamah berganti pakaian, aku lalu mengantarkan mereka ke rumah Orangtua Yoga.
Setibanya disana, aku hanya menunggu didalam mobil, sementara Neng dan mamah masuk kedalam rumah Yoga.

Empat puluh menit berselang, Neng dan mamah keluar kemudian masuk kedalam mobilku.
Yoga ternyata ada dirumah orang tuanya, menurut penuturan Neng, awalnya keluarga Yoga meminta agar Neng mau bersabar dan menjamin Yoga akan dapat memperbaiki diri, tapi Neng tetap pada pendiriannya untuk bercerai dari Yoga.

Aku antarkan Neng dan mamah pulang, sesampainya dirumah kami berbincang membahas langkah langkah selanjutnya, mamah pun sempat menasihati aku agar aku tidak termakan emosi terhadap Yoga. kemudian aku pamit untuk pulang, ketika Neng mengantarkan aku menuju mobil, aku berikan amplop dari Riska, Neng sempat menolaknya tapi tetap aku paksa.

Aku mencoba menghubungi Riska, dua kali aku menghubunginya tapi tidak ada jawaban darinya.
Waktu masih pukul tiga siang, aku bingung mau kemana, aku kendarai mobilku tanpa tentu arah hanya sekedar untuk membunuh waktu sebelum aku pulang kerumahku.
Penasaran.....kembali aku menghubungi Riska, kali ini dia mengangkatnya.

" Tidur? " Tanyaku

" Iya " Jawab Riska

" Dah baikan? " Aku kembali bertanya

" Aku sayang kamuuu massssss " Ucap Riska sambil menangis kemudian langsung menutup telponnya.

Seketika batinku berkecamuk, dari awalnya hanya kagum akan kecantikan dan keindahan tubuh Riska, kemudian muncul nafsu, lalu aku merasa nyaman ketika mulai dekat dengannya, dari nyaman menjadi sayang lalu ahh entahlah aku merasa ingin selalu dekat denganmu Ris...
Sungguh pertemuan kemarin telah membuat hatiku tak menentu, sungguh dahsyat dampak dari kejadian kemarin, bukan hanya persetubuhan yang mengumbar nafsu, namun seolah menyatukan dua hati, dua perasaan didalam persenggamaan.

Ku arahkan mobilku menuju jalan Buah Batu

" Aku ada didepan rumahmu, kamu masuk ke mobilku apa aku yang masuk ke rumahmu " Aku kirim pesan pada Riska.

Tak lama berselang Riska keluar menghampiriku lalu masuk kedalam mobilku.

" Kemana kita? " Tanyaku pada Riska

" Aku cuma ingin dekat kamu mass" Jawab Riska

Dibawah pohon mahoni jalan Saparua, aku parkirkan mobilku, make-up luntur dan mata yang sembab karena menangis, membuat dia merasa tidak percaya diri dan menolak ketika aku ajak nongkrong di cafe.

Aku genggam tangannya aku tatap wajahnya, dia hanya menangis....

" Aku cinta kamu masss... Aku sayang kamu...... "

Aku hanya diam memandang wajahnya, sesekali mencium tangannya.
Aku bukanlah orang yang romantis, tak terbiasa mengumbar kata-kata cinta, tapi aku yakin Riska juga merasakan apa yang aku rasakan.

Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan....
Mengapa dengan mudahnya aku jatuh cinta kepada wanita lain, kenapa rasa cinta ini tak dapat tumbuh kepada Ajeng istriku, ibu dari anakku.
 
UNTITLED


"Hallo...Neng dirumah? "

"Iya Aa, nemenin mamah lagi rada ga enak badan" Jawab Neng

" Oke Aa kerumah"

" Emang ga kerja? "

" Kerja tapi ijin pulang Neng, aga ga enak badan juga" Jawabku sedikit berbohong pada Neng

" Istirahat atuh A, gpp ga usah kesini"

" Ga apa apa kok Neng, justru Aa ga enak badan karena kepikiran terus sama Neng, lebih tepatnya lagi mumet bukan ga enak badan"

" Oh iya atuh, ati ati ya A"

" Iya Neng, mau dibawain apa Neng ama mamah? "

" Ga usah A, makasih"

Setengah kilogram buah anggur merah dan dua kotak pisang bolen aku bawakan untuk Neng dan mamah, setibanya di rumah, Neng lalu membukakan pintu, kemudian mencium tanganku, masih nampak lebam disekitar matanya akibat ditampar lalu dilempar asbak oleh Yoga.
Mamah sedang berbaring sambil menonton televisi, aku hampiri kemudian mencium tangannya.

" Katanya sakit mah " Aku menyapa mamah

" Ga sakit kok kasepppp, cuman ga enak badan aja"

Seperti biasa Neng menyajikan segelas kopi pahit untukku.

" Jadi gimana ini teh mah, Dennis ga Terima kalau Neng diperlakukan dengan kasar sama Yoga"

" Mamah juga sedih Den, apalagi mamah ibunya jelas jelas lebih ga Terima" Ucap mamah

" Terus mau gimana Neng, ada rencana apa untuk menyelesaikan masalah ini? Neng sendiri gimana, mau bertahan apa mau mengakhiri hubungan sama Yoga, Neng yang jalani, Aa mah kemarin sekedar ngasih saran, toh segala keputusan ada ditangan Neng"

" Semalem Neng udah ngobrol sama mamah A, Neng dah bulat buat gugat cerai Yoga" Jawab Neng

" Terus mau ngambil langkah apa? Nunggu Yoga apa Neng yang ambil tindakan? " Tanyaku

" Neng ama mamah masih bingung akan langkah selanjutnya A" Jawab Neng

" Gimana kalau misalkan sekarang ke kantor polisi dulu, bikin laporan ada tindakan kekerasan dalam rumah tangga, mumpung lebam diwajah Neng masih ada, terus kita visum ke rumah sakit, kalo ada bukti visum nanti bakalan kuat gugatannya" Jelasku

" Duh jangan sampai berurusan dengan polisi deh A, cukup selesaikan pihak keluarga aja, terus ke pengadilan agama" Neng menimpaku

" Ya udah, Neng telpon Yoga sekarang, suruh dia kesini"
Lalu beberapa kali Neng menghubungi Yoga, tapi samasekali tidak Yoga jawab.

" Ga diangkat angkat A telponnya " Ucap Neng

" Gimana kalau kita ke rumah ibunya Yoga, cerita ke keluarganya tentang apa yang Neng alami, tentang sikapnya yang kasar suka menyiksa dan seorang pecandu narkoba, biar keluarganya yang nanti menghubungi Yoga, ceritakan pada mereka kalau Neng sudah bulat tekad untuk bercerai dengan Yoga"

Kemudian Neng berdiskusi dengan mamah lalu menyetujui saran dariku.
Setelah Neng dan mamah berganti pakaian, aku lalu mengantarkan mereka ke rumah Orangtua Yoga.
Setibanya disana, aku hanya menunggu didalam mobil, sementara Neng dan mamah masuk kedalam rumah Yoga.

Empat puluh menit berselang, Neng dan mamah keluar kemudian masuk kedalam mobilku.
Yoga ternyata ada dirumah orang tuanya, menurut penuturan Neng, awalnya keluarga Yoga meminta agar Neng mau bersabar dan menjamin Yoga akan dapat memperbaiki diri, tapi Neng tetap pada pendiriannya untuk bercerai dari Yoga.

Aku antarkan Neng dan mamah pulang, sesampainya dirumah kami berbincang membahas langkah langkah selanjutnya, mamah pun sempat menasihati aku agar aku tidak termakan emosi terhadap Yoga. kemudian aku pamit untuk pulang, ketika Neng mengantarkan aku menuju mobil, aku berikan amplop dari Riska, Neng sempat menolaknya tapi tetap aku paksa.

Aku mencoba menghubungi Riska, dua kali aku menghubunginya tapi tidak ada jawaban darinya.
Waktu masih pukul tiga siang, aku bingung mau kemana, aku kendarai mobilku tanpa tentu arah hanya sekedar untuk membunuh waktu sebelum aku pulang kerumahku.
Penasaran.....kembali aku menghubungi Riska, kali ini dia mengangkatnya.

" Tidur? " Tanyaku

" Iya " Jawab Riska

" Dah baikan? " Aku kembali bertanya

" Aku sayang kamuuu massssss " Ucap Riska sambil menangis kemudian langsung menutup telponnya.

Seketika batinku berkecamuk, dari awalnya hanya kagum akan kecantikan dan keindahan tubuh Riska, kemudian muncul nafsu, lalu aku merasa nyaman ketika mulai dekat dengannya, dari nyaman menjadi sayang lalu ahh entahlah aku merasa ingin selalu dekat denganmu Ris...
Sungguh pertemuan kemarin telah membuat hatiku tak menentu, sungguh dahsyat dampak dari kejadian kemarin, bukan hanya persetubuhan yang mengumbar nafsu, namun seolah menyatukan dua hati, dua perasaan didalam persenggamaan.

Ku arahkan mobilku menuju jalan Buah Batu

" Aku ada didepan rumahmu, kamu masuk ke mobilku apa aku yang masuk ke rumahmu " Aku kirim pesan pada Riska.

Tak lama berselang Riska keluar menghampiriku lalu masuk kedalam mobilku.

" Kemana kita? " Tanyaku pada Riska

" Aku cuma ingin dekat kamu mass" Jawab Riska

Dibawah pohon mahoni jalan Saparua, aku parkirkan mobilku, make-up luntur dan mata yang sembab karena menangis, membuat dia merasa tidak percaya diri dan menolak ketika aku ajak nongkrong di cafe.

Aku genggam tangannya aku tatap wajahnya, dia hanya menangis....

" Aku cinta kamu masss... Aku sayang kamu...... "

Aku hanya diam memandang wajahnya, sesekali mencium tangannya.
Aku bukanlah orang yang romantis, tak terbiasa mengumbar kata-kata cinta, tapi aku yakin Riska juga merasakan apa yang aku rasakan.

Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan....
Mengapa dengan mudahnya aku jatuh cinta kepada wanita lain, kenapa rasa cinta ini tak dapat tumbuh kepada Ajeng istriku, ibu dari anakku.
untittled dijudulan we nya "URANG GEBUGAN SI YOGA" 🤣🤣🙏🙏
 
UNTITLED


"Hallo...Neng dirumah? "

"Iya Aa, nemenin mamah lagi rada ga enak badan" Jawab Neng

" Oke Aa kerumah"

" Emang ga kerja? "

" Kerja tapi ijin pulang Neng, aga ga enak badan juga" Jawabku sedikit berbohong pada Neng

" Istirahat atuh A, gpp ga usah kesini"

" Ga apa apa kok Neng, justru Aa ga enak badan karena kepikiran terus sama Neng, lebih tepatnya lagi mumet bukan ga enak badan"

" Oh iya atuh, ati ati ya A"

" Iya Neng, mau dibawain apa Neng ama mamah? "

" Ga usah A, makasih"

Setengah kilogram buah anggur merah dan dua kotak pisang bolen aku bawakan untuk Neng dan mamah, setibanya di rumah, Neng lalu membukakan pintu, kemudian mencium tanganku, masih nampak lebam disekitar matanya akibat ditampar lalu dilempar asbak oleh Yoga.
Mamah sedang berbaring sambil menonton televisi, aku hampiri kemudian mencium tangannya.

" Katanya sakit mah " Aku menyapa mamah

" Ga sakit kok kasepppp, cuman ga enak badan aja"

Seperti biasa Neng menyajikan segelas kopi pahit untukku.

" Jadi gimana ini teh mah, Dennis ga Terima kalau Neng diperlakukan dengan kasar sama Yoga"

" Mamah juga sedih Den, apalagi mamah ibunya jelas jelas lebih ga Terima" Ucap mamah

" Terus mau gimana Neng, ada rencana apa untuk menyelesaikan masalah ini? Neng sendiri gimana, mau bertahan apa mau mengakhiri hubungan sama Yoga, Neng yang jalani, Aa mah kemarin sekedar ngasih saran, toh segala keputusan ada ditangan Neng"

" Semalem Neng udah ngobrol sama mamah A, Neng dah bulat buat gugat cerai Yoga" Jawab Neng

" Terus mau ngambil langkah apa? Nunggu Yoga apa Neng yang ambil tindakan? " Tanyaku

" Neng ama mamah masih bingung akan langkah selanjutnya A" Jawab Neng

" Gimana kalau misalkan sekarang ke kantor polisi dulu, bikin laporan ada tindakan kekerasan dalam rumah tangga, mumpung lebam diwajah Neng masih ada, terus kita visum ke rumah sakit, kalo ada bukti visum nanti bakalan kuat gugatannya" Jelasku

" Duh jangan sampai berurusan dengan polisi deh A, cukup selesaikan pihak keluarga aja, terus ke pengadilan agama" Neng menimpaku

" Ya udah, Neng telpon Yoga sekarang, suruh dia kesini"
Lalu beberapa kali Neng menghubungi Yoga, tapi samasekali tidak Yoga jawab.

" Ga diangkat angkat A telponnya " Ucap Neng

" Gimana kalau kita ke rumah ibunya Yoga, cerita ke keluarganya tentang apa yang Neng alami, tentang sikapnya yang kasar suka menyiksa dan seorang pecandu narkoba, biar keluarganya yang nanti menghubungi Yoga, ceritakan pada mereka kalau Neng sudah bulat tekad untuk bercerai dengan Yoga"

Kemudian Neng berdiskusi dengan mamah lalu menyetujui saran dariku.
Setelah Neng dan mamah berganti pakaian, aku lalu mengantarkan mereka ke rumah Orangtua Yoga.
Setibanya disana, aku hanya menunggu didalam mobil, sementara Neng dan mamah masuk kedalam rumah Yoga.

Empat puluh menit berselang, Neng dan mamah keluar kemudian masuk kedalam mobilku.
Yoga ternyata ada dirumah orang tuanya, menurut penuturan Neng, awalnya keluarga Yoga meminta agar Neng mau bersabar dan menjamin Yoga akan dapat memperbaiki diri, tapi Neng tetap pada pendiriannya untuk bercerai dari Yoga.

Aku antarkan Neng dan mamah pulang, sesampainya dirumah kami berbincang membahas langkah langkah selanjutnya, mamah pun sempat menasihati aku agar aku tidak termakan emosi terhadap Yoga. kemudian aku pamit untuk pulang, ketika Neng mengantarkan aku menuju mobil, aku berikan amplop dari Riska, Neng sempat menolaknya tapi tetap aku paksa.

Aku mencoba menghubungi Riska, dua kali aku menghubunginya tapi tidak ada jawaban darinya.
Waktu masih pukul tiga siang, aku bingung mau kemana, aku kendarai mobilku tanpa tentu arah hanya sekedar untuk membunuh waktu sebelum aku pulang kerumahku.
Penasaran.....kembali aku menghubungi Riska, kali ini dia mengangkatnya.

" Tidur? " Tanyaku

" Iya " Jawab Riska

" Dah baikan? " Aku kembali bertanya

" Aku sayang kamuuu massssss " Ucap Riska sambil menangis kemudian langsung menutup telponnya.

Seketika batinku berkecamuk, dari awalnya hanya kagum akan kecantikan dan keindahan tubuh Riska, kemudian muncul nafsu, lalu aku merasa nyaman ketika mulai dekat dengannya, dari nyaman menjadi sayang lalu ahh entahlah aku merasa ingin selalu dekat denganmu Ris...
Sungguh pertemuan kemarin telah membuat hatiku tak menentu, sungguh dahsyat dampak dari kejadian kemarin, bukan hanya persetubuhan yang mengumbar nafsu, namun seolah menyatukan dua hati, dua perasaan didalam persenggamaan.

Ku arahkan mobilku menuju jalan Buah Batu

" Aku ada didepan rumahmu, kamu masuk ke mobilku apa aku yang masuk ke rumahmu " Aku kirim pesan pada Riska.

Tak lama berselang Riska keluar menghampiriku lalu masuk kedalam mobilku.

" Kemana kita? " Tanyaku pada Riska

" Aku cuma ingin dekat kamu mass" Jawab Riska

Dibawah pohon mahoni jalan Saparua, aku parkirkan mobilku, make-up luntur dan mata yang sembab karena menangis, membuat dia merasa tidak percaya diri dan menolak ketika aku ajak nongkrong di cafe.

Aku genggam tangannya aku tatap wajahnya, dia hanya menangis....

" Aku cinta kamu masss... Aku sayang kamu...... "

Aku hanya diam memandang wajahnya, sesekali mencium tangannya.
Aku bukanlah orang yang romantis, tak terbiasa mengumbar kata-kata cinta, tapi aku yakin Riska juga merasakan apa yang aku rasakan.

Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan....
Mengapa dengan mudahnya aku jatuh cinta kepada wanita lain, kenapa rasa cinta ini tak dapat tumbuh kepada Ajeng istriku, ibu dari anakku.
untittled dijudulan we nya "URANG GEBUGAN SI YOGA" 🤣🤣🙏🙏
 
Maaf ya Hu updatenya telat dan tipis, kalo urusan dah kelar dijamin updatenya lancar jaya...

Betewe sex scene yg suhu suka scene yg mana?

:cendol: Cendol untuk POV Neng di Elaeocarpus ganitrus

👍 Like untuk POV Riska di PASSION

😍 Love untuk POV Dennis di Kane-Kane

Sehat selalu dan lancar urusannya para suhu 🙏🙏🙏
 
Maaf ya Hu updatenya telat dan tipis, kalo urusan dah kelar dijamin updatenya lancar jaya...

Betewe sex scene yg suhu suka scene yg mana?

:cendol: Cendol untuk POV Neng di Elaeocarpus ganitrus

👍 Like untuk POV Riska di PASSION

😍 Love untuk POV Dennis di Kane-Kane

Sehat selalu dan lancar urusannya para suhu 🙏🙏🙏
POV Riska di passion, feelnya dapet banget
 
Maaf ya Hu updatenya telat dan tipis, kalo urusan dah kelar dijamin updatenya lancar jaya...

Betewe sex scene yg suhu suka scene yg mana?

:cendol: Cendol untuk POV Neng di Elaeocarpus ganitrus

👍 Like untuk POV Riska di PASSION

😍 Love untuk POV Dennis di Kane-Kane

Sehat selalu dan lancar urusannya para suhu 🙏🙏🙏
😍 kane-kane dibawah shower best part pisan...
------
Update-annya berasa nyesek sampe sini, menaruh perasaan ke orang dan di waktu yg tidak tepat :')
------
Nuhun, lancrotkan lanjutkan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd